LONG COVID
dr. Lina Eka Dewi Sp.S, M.Biomed
Sabtu, 20 Maret 2021
PENDAHULUAN
! Etiologi tdk diketahui jelas : infeksi Covid 19/kejadian autoimun post infeksi
(?)
! Ditandai oleh gangguan kesadaran, defisit kognitif akut/subakut dan
bangkitan epileptik spt non convulsive seizure dan akinetik mutisme
! Pemeriksaan penunjang : MRI, EEG dan LCS, autoantibodi dari serum dan
LCS untuk menyingkirkan ensefalitis autoimun
! Kortikosteroid dosis tinggi bisa dipakai bila gejala menetap
Acute Disseminated Encephalomyelitis
! Jika terjadi bangkitan epilepsi atau status epilepticus (SE) pada pasien
dengan COVID-19, harus diklasifikasi terlebih dahulu apakah ini sebuah
bangkitan terjadi pertama kali atau merupakan bangkitan berulang
(epilepsy)
! Pada kasus dg gangguan kesadaran yang tidak khas, perlu dilakukan EEG
untuk mendeteksi dan melokalisasi aktifitas epileptiform discharge dan
menyingkirkan suatu non-convulsive SE
! Terapi bangkitan dilakukan sesuai guideline
! Kontraindikasi dan interaksi antikonvulsan dengan obat2 COVID-19 harus
dipertimbangkan
! Pada pasien dengan kejang demam, NSAID (e.g. paracetamol) sebaiknya
diberikan
Gangguan Kemosensorik
! Guiilain Barre Syndrome dapat timbul 5-10 hari sesudah gejala infeksi Covid
19, sebagian dengan Miller Fisher Syndrome
! Diagnosis standar ditegakkan melalui anamnesa. pemeriksaan fisik, EMG,
test fungsi paru, pemeriksaan CK dan kimia LCS, USG otot dan biopsi
(jarang)
! Penatalaksanaan penyakit otot autoimun/inflamasi, neuromuscular junction
dan saraf tepi sesuai dengan guideline seperti plasmaferesis dan IVIg dan
terapi simptomatik lain spt piridostigmin dan imunomodulatory therapy
boleh dilanjutkan dengan pertimbangan, akan tetapi pemberian
imunosupresi sebaiknya ditunda
POST COVID-19 NEUROLOGICAL
SYMPTOMS (PCNS)
! The Royal Australian College of General Practitioners’ (RACGP’s)
mempublikasikan terdapat 6 gejala dari PCNS yang tersering :
1. Fatigue
2. Dispnea
3. Nyeri sendi
4. Nyeri dada
5. Batuk
6. Gangguan penciuman dan pengecapan
! Keluhan lain :
1. Insomnia
2. Demam subfebril
3. Sakit kepala
4. Gangguan neurokognitif
5. Mylgia dan kelemahan
6. Gejala Gastrointestinal
7. Skin rash
8. Depresi
MASALAH NEUROLOGI LONG COVID
”
Gambar 3
kompartemen dan barrier cairan otak yang terdiri dari Intracelluler Fluid
(ICF-60 sd 80%), intersititial fluid (ISF-12 sd 20%), darah (10%) dan cairan
cerebrospinal (CSF-10%)
Teori terbaru Dinamika LCS
(Penelitian Dr.Nedergaard’s dkk th.2013, Rochester University)
! Ditemukan adanya LCS pada parenkim otak yang disebut “the glymphatic system”
! Membantu transport glukosa, lipid, signaling molecules, dan apolip-E kedalam
parenkim otak dan klirens protein dan sampah interstitial terlarut keluar dari otak
untuk mempertahankan homeostasis
! LCS di ruang subarahnoid memasuki parenkim otak mll peri-arterial spaces dan
kemudian bergabung dengan cairan interstitial (ISF) dan larutan sisa metabolik sel
! Hasil pertukaran cairan LCS dan ISF serta larutan sampah interstitial ini keluar melalui
peri-venous spaces pada pembuluh darah vena parenkim
! Aquaporin-4 water channel proteins (AQP-4), yang terdapat pada endfeet dari
astrosit, membentuk gap-junction yang diduga berperan penting pada sistem ini
Gambar 4
! Pada infeksi Covid 19 terjadi inflamasi pada jaras olfaktorius sehingga terjadi
stagnasi aliran glymfatic ke lymfatic system, seperti mekanisme yang
dihipotesakan pada pasien CFS
! Kemungkinan lain : terjadi penyebaran infeksi virus langsung ke struktur
terdekat dari jaras olfaktorius (sistem limbik, hipokampus dan hipotalamus)
! isn’t a medical condition itself, but rather a symptom of other medical conditions. It’s a
type of cognitive dysfunction involving:
memory problems
lack of mental clarity
poor concentration
inability to focus