KATA PENGANTAR
Palembang, 2020
HAZAIRIN, ST
Team Leader
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I
PEKERJAAN UMUM
A. PERSYARATAN UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan pembersihan lokasi, perataan tanah eksisting,
pekerjaan arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal sesuai yang tertera
dalam gambar teknis dan bill of quantity.
b. Pengadaan, pengamanan dan pengawasan segala macam alat dan bahan
yang digunakan dalam pelaksanaan.
c. Pemasangan, pengetesan dan pemeliharaan semua bahan dan peralatan
sesuai batas waktu yang telah ditentukan.
d. Pengerahan tenaga kerja sesuai kebutuhan, keahlian dan keterampilannya.
e. Bersedia kerja lembur apabila kondisi pekerjaan menuntut untuk itu.
2. Ukuran dan Notasi
a. Semua ukuran dalam gambar arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal
adalah ukuran jadi / finishing, kecuali ada ketentuan lain yang akan
dijelaskan kemudian.
b. Apabila ada perbedaan atau penyimpangan ukuran dan notasi, maka harus
dikonfirmasikan kepada konsultan perencana, atau cukup hanya dengan
memperbandingkan dengan skala gambar.
3. Gambar-gambar
a. Seluruh gambar-gambar pelaksanaan secara lengkap (arsitektur, struktur,
mekanikal dan elektrikal, serta spesifikasi teknis) dapat diperoleh melalui
pengawas lapangan atas sepengetahuan pemberi kerja.
b. Pemborong wajib meneliti dan memahami seluruh proses dan teknis
pekerjaan ini sehingga dapat menyesuaikan program dan bekerja secara
integral dan simultan.
c. Pemborong wajib membuat gambar kerja pelaksanaan (shop drawing)
dibuat dalam rangkap 3 (tiga); 1 (satu) set untuk pemborong, 1 (satu) set
untuk pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk pengawas lapangan.
C. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan
b. Pekerjaan perlindungan instalasi eksisting
c. Pekerjaan penentuan peil P 0.00
d. Pengukuran tapak
e. Dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan
Pekerjaan ini meliputi pembersihan area proyek dari semua kotoran dan
sampah baik sampah organik maupun anorganik yang nantinya akan
mengganggu dan atau menurunkan kualitas pekerjaan diatasnya.
b. Pekerjaan perlindungan terhadap instalasi eksisting
1) Pekerjaan ini meliputi perlindungan instalasi eksisting yang berada di
dalam Tapak Proyek dan dinyatakan oleh Pengguna Jasa/Perencana
masih berfungsi. Dalam hal ini Penyedia Jasa harus menjaga dan
memeliharanya dari gangguan/cacat.
2) Apabila jalur instalasi eksisting yang masih berfungsi harus
dipindahkan, maka Penyedia jasa harus melakukan pekerjaan ini
sesuai dengan putusan tertulis dari Pengguna Jasa/Perencana.
c. Pembuatan Tugu Patok Dasar (Bench Mark)
1). Letak tugu patok dasar ditentukan oleh Pengguna Jasa.
2). Tugu Patok Dasar dibuat dari bahan beton bertulang berpenampang
20 x 20 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1,00 m dengan
bagian yang muncul di atas muka tanah secukupnya untuk
memudahkan pengukuran selanjutnya.
3). Tugu Patok dasar dibuat permanen, tidak dapat diubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Pengguna Jasa untuk membongkarnya.
3. Pekerjaan Penentuan Peil Dasar Bangunan atau P 0.00
a. P 0.00 finishing Arsitektur adalah peil lantai ruang utama dengan acuan
bench mark yang telah dibuat oleh konsultan perencana pada tahap
pengukuran tapak.
4. Pengukuran Tapak
a. Penyedia jasa diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi
keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak bangunan
yang ada, letak batas-batas tanah dengan menggunakan alat optik dan sudah
ditera kebenarannya oleh pihak yang terkait.
b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan di
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-
alat waterpass/theodolit tipe T2.
d. Penyedia jasa harus menyediakan Theodolit tipe T2/Waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan.
e. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah
disetujui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
f. Instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas
dan dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi akibat
pekerjaan proyek ini, untuk itu harus dicantumkan dalam gambar
pengukuran.
g. Penyedia jasa bertanggungjawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan
yang sudah dilaksanakannya.
BAB II
PEKERJAAN
STRUKTUR
A. KETERANGAN UMUM
1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (spesifikasi struktur) untuk
proyek ini, dibuat dengan maksud agar Konstruksi Struktur yang akan dikerjakan
memenuhi kualitas/persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam spesifikasi
struktur ini, sebagaimana yang direncanakan/dikehendaki oleh Perencana
Struktur.
2. Kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan struktur
sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur terlampir.
3. Di lain pihak, Pengguna Jasa/Pengawas lapangan berkewajiban untuk mengawasi
pekerjaan-pekerjaan Kontraktor agar sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan
gambar-gambar struktur terlampir.
4. Apabila terdapat hal-hal yang tidak kurang jelas baik mengenai spesifikasi
struktur ini maupun gambar-gambar struktur terlampir, maka Kontraktor maupun
Pengawas lapangan berkewajiban untuk menanyakan penjelasannya kepada
Perencana Struktur.
5. Perubahan-perubahan terhadap spesifikasi struktur maupun gambar- gambar
struktur tanpa persetujuan Perencana Struktur sama sekali tidak diperkenankan.
6. Peraturan dan Standar Perencanaan berdasarkan:
a. Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI-1987)
b. Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SNI 03
-727-1989-F).
c. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non-Gedung tahun 2012 (SNI 1726-2012) dan Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI- 03-1726-2002).
d. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
2847-2002).
F. PEKERJAAN PONDASI
Persyaratan Bahan
1. Pondasi Tapak dibuat sesuai dengan gambar rencana dimana poer-nya merupakan
beton bertulang yang pekerjaannya dijelaskan lebih lanjut pada uraian Pekerjaan
Beton Bertulang.
2. Untuk pekerjaan pondasi Batu gunung, digunakan campuran 1 Pc : 4 Ps untuk
mengikat batu kali/gunung/belah sehingga tidak ada lagi rongga diantara
sambungan batu kali/gunung/belah.
Pedoman Pelaksanaan
1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi
tentang kesempurnaan galian.
2. Sebelum pondasi tapak dikerjakan, Kontraktor Pelaksana harus memastikan galian
pondasi sudah selesai 100%.
3. Kontraktor harus membuang semua air tanah yang ada dalam galian pondasi
sebelum memulai pekerjaan pondasi tapak.
4. Pekerjaan pengecoran pondasi tapak, tidak boleh dikerjakan dalam kondisi galian
pondasi tergenang air. Pada bagian paling dasar pondasi dilapisi dengan lantai kerja
dengan ketebalan minimal 10 cm dari campuran 1 Pc :
3 Ps : 5 Kr, dan lapisan pasir urug dengan ketebalan minimal 5 cm. Pekerjaan lantai
kerja tidak boleh dilakukan dalam kondisi galian pondasi tergenang air.
5. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa galian pondasi tidak akan tergenang
air tanah atau air hujan sampai semua pekerjaan struktur pondasi selesai
dikerjakan.
6. Semua bagian pondasi tapak, dibuat dari beton bertulang dengan mutu K- 225.
7. Untuk pekerjaan pondasi dikerjakan sesuai dengan ketentuan pekerjaan beton
bertulang.
8. Setelah pondasi tapak, dan sumuran selesai, pekerjaan pondasi batu gunung dapat
dilakukan sebelum pemasangan sloof bangunan. Di atas pasangan batu gunung
dipasang angker besi minimal diameter 12” dengan jarak minimal 1,5 – 2 m sebagai
pengikat sloof.
9. Hasil pekerjaan pondasi harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
I. BEKISTING
1. Umum
a. Semua bagian dari bekisting atau acuan atau cetakan pembentuk beton
harus direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan
ketentuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Kontraktor harus
memberikan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan dalam waktu yang cukup longgar
sebelum dilaksanakannya pekerjaan pengecoran.
b. Semua bagian dari bekisting, atau cetakan pembentuk beton harus benar-
benar kuat dan kukuh, serta harus dilengkapi pula dengan ikatan-ikatan
silang dan penguat lainnya. Hal tersebut dimaksudkan agar supaya tidak
terjadi adanya perubahan bentuk sewaktu dilakukannya pekerjaan
pengecoran, pemadatan dan penggetaran
beton. Bekisting yang dibuat dari kayu atau plywood kelas III harus benar-
benar dibuat sebaik mungkin serta dari kayu yang tahan cuaca.
c. Semua sambungan harus benar-benar cukup terikat dan rapat untuk
menghindari adanya kebocoran beton. Untuk menghindari melekatnya
beton pada bekisting, maka lapisan minyak yang tipis sekali atau bahan
lainnya yang telah disetujui Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan bisa
dipergunakan untuk disapukan pada permukaan bagian dalam dari
bekisting sebelum bekisting tersebut dipasang dan dilakukan pekerjaan
pengecoran.
d. Dalam hal ini harus dijaga pula, bahwa besi tulangan beton tidak boleh
sama sekali terkena lapisan minyak tadi, ataupun lapisan penutup lainnya
yang dapat mempengaruhi daya lekat beton terhadap besi.
e. Diperbolehkan pula untuk mempergunakan pengikat besi atau besi pengisi
sela pada bagian dalam dari beton, tetapi hal tersebut harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Setiap
bagian dari pengikat besi atau besi pengisi celah tersebut yang nantinya
akan tertanam pada beton, paling sedikit harus 50 mm dari muka luar
beton. Setiap lobang pada permukaan beton yang disebabkan karena hal
tersebut harus diisi segera dengan baik dan bersih pada saat pembongkaran
bekisting, dengan spasi semen atau hasil adukan yang sama dengan adukan
yang ada.
2. Pembongkaran Bekisting
a. Pembongkaran bekisting atau cetak pembentuk beton bisa dilakukan
bahwa sebegitu jauh hal tersebut tidak akan mengakibatkan dan
menimbulkan kerusakan pada beton yang ada.
b. Paling sedikit dibutuhkan waktu 3 (tiga) hari setelah pengecoran dapat
dilakukan pembongkaran bekisting, tetapi hal ini tidak di- haruskan.
Kontraktor dapat melakukan penundaan pembongkaran bekisting sampai
mencapai kekuatan beton mencukupi. Dalam hal
ini Kontraktor harus bertanggung jawab penuh apabila sampai terjadi
adanya kerusakan atau cacat beton yang disebabkan oleh adanya
pembongkaran bekisting sewaktu beton masih belum cukup umur, ataupun
pembongkaran bekisting terlalu cepat sebelum waktunya.
c. Bekisting atau cetakan pembentuk beton yang dipakai pada lantai beton
tergantung harus dibiarkan pada tempatnya paling sedikit dalam waktu 14
hari setelah waktu pengecoran. Lantai beton yang tergantung harus
disangga penuh paling sedikit dalam waktu 14 hari setelah pengecoran
lantai beton diatas lantai yang sedang disangga tersebut.
d. Apabila terjadi ataupun terdapat adanya lobang seperti keropos ataupun
hal-hal lain pada beton setelah dibongkarnya bekisting, maka Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan harus segera diberitahukan lebih dahulu akan hal
tersebut. Tidak diperbolehkan untuk memperbaiki atau melakukan hal-hal
lainnya kecuali telah mendapat persetujuan dan ijin dari Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
e. Setelah terselesaikannya semua pekerjaan struktur, maka semua bekisting
atau cetakan pembentuk beton serta penyangga- penyangga lainnya harus
dibongkar semuanya dengan mengingat semua persyaratan yang telah
ditentukan sebelumnya. Akan tetapi hal tersebut harus mendapatkan
pengarahan, serta persetujuan dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan
terlebih dahulu.
J. PEKERJAAN KOLOM
1. Lingkup Pekerjaan
Kolom menggunakan Pipa Hitam Besi
1. Pipa Hitam 6” + Fin. Cat
2. Pipa Hitam 4” + Fin. Cat
3. Pipa Hitam 3” + Fin Cat
4. Pipa Hitam 2” + Fin Cat
BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR
A. PEKERJAAN PASANGAN
A.1. Pekerjaan Plafond PVC (SHUNDA PLAFON)
1. Lingkup pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan plafond adalah sebuah pekerjaan diatas ruangan
yang berfungsi sebagai berikut:
a. Pembatas ketinggian.
b. Penutup segala macam bentuk yang berada di bawah atap atau plat plaf
beton
c. Peredam hawa panas.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka penutup plafond atau penetapan lubang-
lubang untuk titik lampu yang diperlukan.
2. Persyaratan bahan
Bahan :
a. Jenis bahan : Plafon PVC (
b. Ketebalan : 6 – 10 mm
c. Mutu bahan : Shunda Plafon
d. Pola ukuran : Sesuai gambar dan ruangan
e. Rangka : Hollow galvanis ukuran 4/4 cm dan 5/5, 2/4
hollow ukuran 2/4 cm
atau sesuai gambar kerja .
f. List pinggir : List PVC 5 cm
a. Kelembaban rangka : Pelindung rangka dari bahan cat
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan pada NI-5
dan memenuhi SII-0404/81.
3. Peralatan penunjang.
Perlu disiapkan alat untuk pelaksanaan pekerjaan plafond antara lain :
a. Alat Bantu Steger.
b. Waterpass
c. Benang
d. Meteran
4. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Rangka langit-langit hollow dengan penggantung yang dilengkapi dengan mur
dan klem, penggantung-penggantung terikat kuat pada beton, dinding atau
rangka baja yang ada.
b. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan.Pemasangan
sesuai dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan
memperlihatkan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
c. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung,
kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan
5. Cara pelaksanaan
Pada umumnya pemasangan plafond akan berhenti pada batas tertentu yang berupa
dinding atau listplank.
a. Tentukan peil plafond pada dinding atau listplank;
b. Waterpass ketinggian tersebut pada seluruh batas pasangan plafond;
c. Pasang rangka plafond pada dinding dengan menggunakan deprabold.
d. Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap 120 cm dengan
hollow.
e. Selanjutnya pasangan tulangan pembagi, yang terbuat dari hollow dengan
jarak tiap 60 cm;
f. Rangka plafond yang sudah siap ditutup digantung dengan root atau hollow
dalam kondisi lurus dan waterpass;
g. Gypsum yang sudah terpasang di compon dan dicat.
B. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
1) Pekerjaan pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata,
permukaan beton.
2) Pekerjaan pengecatan besi, dan hollow.
3) Pekerjaan Pengecatan Marka/Pembatas Jalan.
4) Dan/atau seperti tercantum dalam gambar kerja.
2. Persyaratan Umum
a. Seluruh pelaksanaan dan bahan untuk pekerjaan ini harus sesuai dengan
standar dan/atau spesifikasi pabrik.
b. Pabrik dan kontraktor harus memberi jaminan minimal selama 5 (lima)
tahun terhitung waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini
terhadap kemungkinan cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat
lainnya.
c. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Pengguna Jasa harus diulang dan
diganti. Penyedia Jasa harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat
dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana
ditunjukkan oleh Pengguna Jasa.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus diawasi Tenaga Ahli /
Supervisi dari pabrik pembuat.
e. Bahan didatangkan langsung dari pabrik, tiba di Site Konstruksi harus
masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat. Penyedia Jasa
wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut mengenai kemurnian
cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa segel kaleng, test BD, test
Laboratorium dan hasil akhir pengecatan. Biaya untuk pembuktian ini
dibebankan kepada Kontraktor. Hasil test kemurnian harus mendapat
rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan kepada Pengguna Jasa
untuk persetujuan pelaksanaan.
3. Persyaratan Teknis
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib melakukan percobaan
pengecatan (mock up). Biaya percobaan ini ditanggung Penyedia Jasa.
Hasil percobaan tersebut harus diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk
mendapatkan persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan.
b. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda sapuan, roller maupun semprotan. Tebal
minimum dari tiap lapisan jadi/finish minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik.
c. Apabila dari cat yang dipakai ada mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
d. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca
yang lembab/hujan, berdebu. Terutama untuk pelaksanaan di
dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan
manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup
atau pergantian udara berlangsung lancar. Di dalam keadaan tertentu,
misalnya untuk ruangan tertutup, Penyedia Jasa harus memakai kipas
angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
e. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/ mutu
terbaik.
f. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan
hanya boleh dilakukan apabila disetujui Pengguna Jasa.
g. Pemakaian amplas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan
kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Pengguna Jasa terkecuali disyaratkan lain dalam pesifikasi ini.
h. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan dasar untuk komponen
bahan/material metal, harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan Pengecatan Dinding Bata, dan Permukaan Beton.
1) Pekerjaan persiapan Sebelum Pengecatan
Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus dibersihkan dari
debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang
terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi
kering.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak
mungkin menggunakan roller.
Pekerjaan pengecatan semua dinding/permukaan pasangan bata
dan permukaan beton yang tampak/ekspos seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
2) Permukaan Interior dan Exterior
Lapisan Pertama
Alkalli siller acrylic Vinilex .
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas/rol.
Ketebalan lapisan 25 – 150 micron atau daya sebar 10
m2/liter.
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
Lapisan berikut sampai didapatkan permukaan rata
Cat jenis Vinyl Acrylic Emulsion untuk interior, sedangkan
exterior dari jenis weathershield dengan merk setara Vinilex.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan 25 – 40 micron atau daya sebar 11 –
17 m2/liter per lapis.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
Warna ditentukan kemudian.
3) Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas, minimal 2 (dua)
jenis hasil produk yang berlainan, untuk mendapat persetujuan
Direksi Pengawas.
b. Contoh – contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik
yang bersangkutan.
c. Kontraktor harus membuat contoh jadi dari pekerjaan pengecatan
dalam beberapa macam warna, untuk diserahkan kepada Direksi
Pengawas.
d. Penukaran/penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh yang
disetujui serta harus dengan persetujuan pihak Direksi Pengawas,
penukaran dan penggantian bahan menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya tanpa adanya tambahan biaya.
e. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan
bahan/alat mesin amplas elektrik yang bermutu baik, sampai
merupakan bidang permukaan pengecatan telah memenuhi
persyaratan dengan baik dan telah disetujui Direksi Pengawas.
f. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk
gergaji, benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering
betul.
g. Adukan dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan.
h. Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua ) lapis atau hingga dicapai
hasil pengecatan yang tebal, rata dan sama warnanya. Lapis
pengulangan dilaksanakan setelah 2 hari dari pengecatan awal.
i. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh
pekerjaan lain serta jauh dari tumbuh-tumbuhan.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan dinding kaca ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
2. Persyaratan Bahan
Rangka dasar panel kaca, kusen alumunium 4”
Kaca 10” + fin. sunblast
3. Syarat-syarat Pelaksanaan pada Dinding kaca
a. Mengukur terlebih dahulu tempat yang akan di pasang dengan cara
menarik benang.
b. Pemasangan Kusen Alumunium sesuai dengan ukuran yang
terdapat dalam gambar kerja, dengan metode di sekrup.
c. Pemasangan kaca pada kusen alumunium yang sudah di rangkai,
kemudian direkatkan dengan sealent kaca
d. Finishing terakhir dengan pemasangan sunblast pada kaca
2. Bidang dinding yang akan di treatment Panel Wallpaper ini, harus di pasti- kan
lot vertikal nya dan flat permukaan nya.
3. Permukaan bidang dinding yang akan di treatment Panel Wallpaper harus dalam
keadaan siap pasang, rata dan dalam kondisi bersih.
3. Pemasangan lapisan dinding dengan Wallpaper, di tempel
dengan menggunakan Lem khusus wallpaper.
2. Sistem pengerjaan harus menggunakan metoda yang benar, sehingga pola motif
serasi dan terpasang sempurna tidak mudah terkelupas.
3. Bekas & sisa sisa dari lem pada bagian bagian sambungan harus langsung di
bersihkan dengan menggunakan spons dan air bersih.
4. Pengakhiran pada sisi bawah Panel wallpaper harus bertemu dengan Plin
lantai keramik.
F. PEKERJAAN FINISHING HPL
1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan HPL , meliputi penyediaan alat, bahan
dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini
2. Bidang dinding yang akan di treatment Panel HPL ini, harus di pasti- kan
lot vertikal nya dan flat permukaan nya.
3. Permukaan bidang dinding yang akan di treatment Panel HPL harus dalam
keadaan siap pasang, rata dan dalam kondisi bersih.
3. Pemasangan lapisan dinding dengan HPL, di tempel
dengan menggunakan Lem khusus HPL.
5. Sistem pengerjaan harus menggunakan metoda yang benar, sehingga pola motif
serasi dan terpasang sempurna tidak mudah terkelupas.
6. Bekas & sisa sisa dari lem pada bagian bagian sambungan harus langsung di
bersihkan dengan menggunakan spons dan air bersih.
7. Pengakhiran pada sisi bawah Panel HPL harus bertemu dengan Plin
lantai keramik.
BAB VI
PENUTUP
A. Semua hal yang tidak ditentukan dalam spesifikasi ini akan ditentukan kemudian oleh
Konsultan Supervisi dengan persetujuan Owner dan menjadi suatu ketentuan yang
mengikat serta harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Hal-hal yang ditentukan
kemudian tersebut harus didasarkan pada Kontrak Kerja dan Bill of Quantity.
B. Perubahan gambar rencana sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan
harus dibuat gambar As Built Drawing untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan dari
Direksi.
Demikian Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dibuat untuk menjadi pedoman
bagi pelaksanaan kegiatan PERENCANAAN REHAB ATAP GEDUNG BIRO UMUM
PERLENGKAPAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
Palembang, 2020
Mengetahui/Menyetujui
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Plt. Kepala Biro Umum dan Perlengkapan
Provinsi Sumatera Selatan