Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN FAMILY CENTERED-CARE (FCC) SEBAGAI PROGRAM

KEBERHASILAN PERAWATAN BAYI PREMATUR

Aplication of Family Centered Care (FCC) as Premature Baby Treatment

Anafrin Yugistyowati1*,Wahyuningsih2

1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta
Jalan Ringroad Barat Daya No.1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
*Alamat korespondensi: anafrin22_ners@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kelahiran bayi prematur di Indonesia masih tergolong tinggi dengan permasalahan kesehatan
yang menyertai selama perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan dan
rancangan implementasi FCC dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan
perawatan bayi prematur untuk mempersiapkan orang tua dalam mencapai kemandirian merawat
bayinya. Penelitian ini dilakukan di ruang Perinatologi RSUD Saras Husada Purworejo. Metode
penelitian yang dipakai menggunakan penelitian quasi-eksperimental post test control group design.
Model pendekatan yang dilakukan peneliti dalam penerapan FCC melalui beberapa kegiatan
diantaranya adalahrefresh materi FCC pada perawat dan implementasi FCC pada pendampingan
keluarga. Analisa data dilakukan dengananalisa univariat dan bivariat dengan rumus Kai Kuadrat dan
Wilcoxon Signed Ranks Test. Tingkat pengetahuan dan sikap terdapat perbedaan yang signifikan;
sedangkanketerampilan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (pengetahuan: a= 0,05, p= 0,0001;
sikap: a= 0,05, p= 0,003; keterampilan: a= 0,05, p= 0,67). Pendidikan kesehatan pada orang tua bayi
prematur dengan perawatan berfokus pada keluarga (FCC) sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan
sehingga merubah perilaku orang tua dalam merawat bayi prematur.

Kata Kunci: bayi prematur, family centered-care, pendampingan keluarga, perilaku merawat bayi

ABSTRACT
Preterm birth in Indonesia is still relatively high with accompanying health problems during
nursing. This research aims to provide input and draft implementation FCC in providing nursing
care in families with premature infant care to prepare the parents in achieving independence was
conducted in caring bayinya.Penelitian Saras Husada Hospital Perinatology space Purworejo.
Metode study used a quasi-experimental study using posttest control group approaches design.
Model conducted by researchers in the implementation of FCC through several activities including
material adalahrefresh FCC nurses and implementation FCC on family assistance. The data were
analyzed using univariate and bivariate dengananalisa formula Kai square and Wilcoxon Signed
Ranks Test. The level of knowledge and attitude there are significant differences;
sedangkanketerampilan no significant difference (knowledge: a= 0.05, p= 0.0001; attitudes: a=
0.05, p= 0.003; skills: a= 0.05, p= 0.67). Health education to parents of premature babies by
focusing on family care (FCC) should be done in a sustainable manner so as to change the behavior
of parents in the care of premature babies.

Keywords: premature babies, family-centered care, family assistance, caring for baby's behavior

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 62


PENDAHULUAN mengoptimalkan FCC melalui pemberian
Kelahiran bayi prematur dan bayi berat pendidikan kesehatan dan pendampingan
lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih berkelanjutan dari awal masuk RS sampai
tergolong tinggi.Prevalensi BBLR di Indonesia persiapan untuk pulang ke rumah.Hal ini
yaitu 7-14%, bahkan di beberapa kabupaten bertujuan untuk memfasilitasi berbagai
mencapai 16% dan sebanyak 18 propinsi pencapaian peran sebagai orang tua.
mempunyai prevalensi BBLR di atas Hasil studi pendahuluan, didapatkan data
prevalensi nasional 11,1% . bahwa rumah sakit ini mempunyai ruang rawat
Bayi prematur yang belum cukup bulan Perinatologi dengan kapasitas 25 tempat tidur.
dan biasanya diikuti dengan berat badan Jumlah kelahiran bayi prematur yang dirawat
kurang dari 2500 gram pada saat lahir di ruang Perinatologi pada bulan Januari
mengakibatkan sebagian besar bayi prematur sampai dengan Juni 2014 sebesar 150 kasus,
mengalami masalah kesehatan pada awal sedangkan rata-rata jumlah bayi prematur yang
kehidupannya, sehingga membutuhkan dirawat perbulan adalah 25kasus.
perawatan intensifdi ruang Perinatologi. Permasalahan yang ada di ruang perawatan
Hospitalisasi dan pengalaman rawat inap Perinatologi RSUD Saras Husada Purworejo
bayi prematur di RS juga menimbulkan bahwa jumlah perawat sangat terbatas, beban
kecemasan tingkat tinggi dan gejala depresi kerja dan mobilitas fisik perawat yang cukup
pada orang tua, kehilangan kepercayaan diri berat, kehadiran orang tua yang tidak dapat
dalam pengasuhan bayi, pengasuhan yang over diprediksi yang secara langsung
protektif bagi bayinya, serta berdampak pada mempengaruhi komunikasi efektif antara
masalah kemunduran perkembangan dan perawat-orang tua, serta kesadaran setiap
tingkah laku bayi. perawat berbeda-beda dalam memberikan
Perawat anak sebagai profesi yang dukungan dan memfasilitasi orang tua selama
bertugas untuk memberikan asuhan jam kunjungan.
keperawatan pada klien termasuk bayi, Berdasarkan uraian tersebut di atas,
memiliki peran yang sangat penting untuk peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
meningkatkan kualitas hidup bayi selama penerapan Family Centered-Care (FCC) pada
proses perawatan di RS. Perawat anak juga program pendampingan keluarga terhadap
beperan penting dalam memfasilitasi orang tua perilaku orang tua dalam merawat bayi
untuk memberikan bonding attachment dan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 63
prematur di ruang Perinatologi RSUD Saras sampel yang diperlukan untuk mengantisipasi
Husada Purworejo. kemungkinan responden drop out, sehingga
METODE jumlah sampel untuk dua kelompok responden
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian sebesar 36 responden. Alat yang
penelitian ini adalah quasi-eksperimental pre digunakan dalam pengumpulan data penelitian
test and post test nonequivalent control group ini adalah kuesioner yang diisioleh responden
design.Populasi pada penelitian ini adalah tentang tingkat pengetahuan responden dan
semua orang tua yang mempunyai bayi sikap responden terhadap penerapan FCC,
prematur di RSUD Saras Husada Purworejo. serta lembar observasitindakan orang tua
Sampel pada penelitian ini adalah orang tua dalam merawat bayi prematur yang diisi oleh
yang mempunyai bayi prematur yang sedang peneliti.
menjalani perawatan di ruang Perinatologi Uji validitas kuesioner penelitian berupa
RSUD Saras Husada Purworejo, dengan uji validitas isi dilakukan dengan meminta
kriteria inklusi adalah orang tua yang: pendapat pakar tentang cakupan isi dari item
mempunyai bayi prematur (umur gestasi <37 pertanyaan dan pernyataan instrumen
minggu tanpa memperhitungkan BB lahir), penelitian; sedangkan hasil uji reliabilitas
bukan perawatan karena kunjungan ulang, dan terhadap pengetahuan dan sikap didapatkan
bersedia menjadi responden penelitian. hasil perhitungan pada variabel pengetahuan
Mempunyai pengalaman menunggu bayinya di sebesar 0.941 dan pada variabel sikap sebesar
ruang Perinatologi minimal selama 3 hari. 0.957. Kedua nilai Cronbach Alpha
Mampu berkomunikasi dengan menggunakan mempunyai nilai> 0.8, sehingga butir
bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah pertanyaan pada kuesioner pengetahuan dan
(bahasa jawa) yang dimengerti oleh peneliti. sikap mempunyai tingkat reliabilitas yang
Metode sampling yang digunakan dalam tinggi. Lembar observasi menggunakan uji
penelitian ini adalah non probability sampling reliabilitas dengan inter-rater reliability yaitu
dengan metode consecutive sampling. metode reliabilitas antara observer atau penilai
Berdasarkan perhitungan didapatkan jumlah tentang kesepahaman penilaian.
sampel minimal pada kelompok perlakuan dan
kontrol masing-masing sebesar 16 sampel. HASIL
Penambahan sampel sebesar 10% dari jumlah Hasil penelitian tentang karakteristik
Responden terdapat pada tabel 1.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 64
Tabel.1 Tabel.2
Distribusi Responden Menurut Usia di RSUD Distribusi Responden Menurut Tingkat
Saras Husada Purworejo Bulan Pendidikan dan Informasi Yang Pernah
Oktober-November 2014 Didapat Sebelumnya di RSUD Saras Husada
Purworejo Bulan Oktober-November 2014
Min-
Variabel n Mean SD 95% CI
Maks Perlakuan
Kontrol (n: 18) Total (n : 36)
Variabel (n; 18)
Umur
F % F % f %
20-55 32,65 – Pendidikan
Kontrol 18 37,28 9,32
41,91
20-48 31,26 – SD 1 2,8 0 0 1 2,8
Perlakuan 18 34,68 6,84
38,07
SMP 4 11,1 2 5,6 6 16,7
Sumber: Data Primer
SMU 10 27,8 10 27,8 20 55,6
Berdasarkan tabel.1 didapatkan hasil PT 3 8,3 6 16,7 9 25

bahwa rerata usia orang tua pada kelompok Informasi

Tidak 3 8,3 8 22,2 11 30,6


kontrol adalah 37,28 tahun dengan standar
Pernah 15 41,7 10 2,8 25 69,4
deviasi 9,32 tahun. Rerata usia orang tua pada Perlakuan
Kontrol (n: 18) Total (n : 36)
Variabel (n; 18)
kelompok kontrol 95% yaitu 32,65 tahun F % f % f %
Pendidikan
sampai dengan 41,9 tahun. Usia termuda pada
SD 1 2,8 0 0 1 2,8
kelompok kontrol adalah 20 tahun dan usia
SMP 4 11,1 2 5,6 6 16,7
tertua adalah 55 tahun. Rerata usia orang tua
SMU 10 27,8 10 27,8 20 55,6
pada kelompok perlakuan adalah 34,68 tahun PT 3 8,3 6 16,7 9 25
dengan standar deviasi 6,84 tahun. Rerata usia Informasi

orang tua pada kelompok kontrol 95% yaitu Tidak 3 8,3 8 22,2 11 30,6

Pernah 15 41,7 10 2,8 25 69,4


31,26 tahun sampai dengan 38,07. Usia
termuda pada kelompok kontrol adalah 20 Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil
tahun dan usia tertua adalah 48 tahun. bahwa sebagian besarberpendidikan SMU
Distribusi responden menurut tingkat (55,6%) dan hanya 25% yang mempunyai latar
pendidikan dan informasi yang pernah didapat belakang pendidikan tinggi. Proporsi pada
sebelumnya di RSUD Saras Husada Purworejo kedua kelompok menunjukkan sebesar 8,3%
pada bulan Oktober sampai dengan bulan dengan latar belakang pendidikan tinggi pada
November tahun 2014 terdapat dalam tabel 2 kelompok kontrol dan 16,7 pada kelompok
berikut ini. perlakuan. Variabel informasi didapatkan data
bahwa sebagian besar orang tua (69,4%)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 65


pernah mendapatkan informasi sebelumnya. alpha 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Proporsi kedua kelompok menunjukkan bahwa data usia mempunyai ragam yang homogen.
sebesar 41,7 lebih banyak orang tua yang Tabel.5
mendapatkan informasi pada kelompok Uji Homogenitas Pendidikan dan Informasi
yang Pernah Didapatkan
kontrol dan 27,8% pada kelompok perlakuan.
Sebelumnya pada Kelompok Kontrol dan
Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Kelompok Perlakuan
Data terdapat pada tabel 3. di RSUD Saras Husada Purworejo
Bulan Oktober - November 2014
Tabel.3
Variabel Kontrol Perlakuan pValue
Uji Normalitas Data Usia Responden di RSUD F % f %
Saras Husada Purworejo Pendidikan
Bulan Oktober - November 2014 SD 1 5,6 0 0 0,446
Variabel Mean SD P value SMP 4 22,2 2 11,1
SMA 10 55,6 10 55,6
Usia 35,9 8,2 0,519
PT 3 16,7 6 33,3
Sumber : Data Primer
Informasi
Uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil Tidak 3 16,7 8 44,4 0,070
nilai signifikansi 0.950 dan lebih besar dari Pernah 5 83,3 10 55,6

nilai alpha 0.05, sehingga disimpulkan bahwa Sumber : Data Primer

usia respondenmenyebar mengikuti sebaran Proporsi responden tentang informasi yang

normal dan dapat digunakan untuk menguji pernah didapatkan sebelumnya bahwa

analisis parametrik selanjutnya. sebagian besar responden pernah mendapatkan

Tabel.4 informasi. Proporsi orang tua yang pernah


Uji Homogenitas Usia Responden pada mendapatkan informasi sebelumnya pada
Kelompok Kontrol dan kelompok kontrol sebesar 83.3% dan pada
Kelompok Perlakuan di di RSUD Saras
kelompok perlakuan sebesar 55.6%. Analisis
Husada Purworejo
Bulan Oktober - November 2014 data selanjutnya menggunakan Kai Kuadrat
Variabel Mean SD pValue menunjukkan nilai signifikansi 0.070 dan lebih
Usia besar dari nilai alpha 0.05. Sehingga dapat
Kontrol 37,28 9,32 0,094
Perlakuan 34,68 6,84 disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan

Sumber: Data Primer mendapatkan informasi antara kelompok


Hasil Levene’s Test didapatkan nilai kontrol dan kelompok perlakuan.

signifikansi 0.094 dan lebih besar dari nilai Hasil penelitian tentang perbedaan tingkat
pengetahuan, sikap dan keterampilan

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 66


responden sebelum dilakukan intervensi sehingga Ho diterima dan dapat disimpulkan
terdapat dalam tabel 6 berikut ini. bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
Tabel.6 antara keterampilan pada kelompok kontrol
Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
dan perlakuan sebelum pemberian intervensi.
Keterampilan Responden Sebelum Dilakukan
Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Perbedaan tingkat pengetahuan, sikap dan
kelompok Perlakuan di RSUD Saras Husada
keterampilan responden setelah dilakukan
Purworejo Bulan Oktober - November 2014
Variabel Kontrol Perlakuan pValue intervensi terdapat dalam table 7.
f % F %
Pengetahuan Tabel.7
Kurang 9 50 7 38,9 0,747
Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Cukup 5 27,8 7 38,9
Baik 4 22,2 4 22,2 Keterampilan Responden Setelah Dilakukan
Sikap Intervensipada Kelompok Kontrol dan
Negatif 10 55,6 1 66,7 0,494 kelompok Perlakuan di RSUD Saras Husada
Positif 4 44,4 2 33,3
Purworejo Bulan Oktober - November 2014
6
Kontrol Perlakuan
Ketrampilan Variabel pValue
Kurang 10 55,6 1 83,3 0,070
f % f %
Pengetahuan
Baik 8 44,4 5 16,7
Kurang
3 5 27,8 0 0
Cukup
6 33,3 5 27,8 0,032
Sumber : Data Primer Baik
7 38,9 13 72,2

Hasil penelitian pada tabel.6 didapatkan bahwa Sikap


Negatif 10 55,6 3 16,7
tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol Positif 0,015
6 44,4 15 83,3

dan perlakuan mempunyai nilaip lebih besar Ketrampilan


Kurang
7 38,9 10 55,6
dari nilai alpha 0.05, sehingga Ho diterima dan Baik 0,317
11 61,1 8 44,4

dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan Sumber : Data Primer


yang signifikan antara tingkat pengetahuan Hasil penelitian pada table 7 didapatkan data
pada kelompok kontrol dan perlakuan sebelum hasil bahwa tingkat pengetahuan pada
pemberian intervensi. Variabel sikap kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
menunjukkan nilai p lebih besar dari nilai mempunyai nilai p lebih kecil dari nilai alpha
alpha 0.05, sehingga H0 diterima dan dapat 0.05 sehingga Ho ditolak dan disimpulkan
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
signifikan antara sikap pada kelompok kontrol tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol
dan perlakuan sebelum pemberian intervensi. dan perlakuan setelah pemberian intervensi.
Variabelketerampilan juga menunjukkan nilai Variabel sikap responden menunjukkan nilai p
p yang lebih besar dari nilai alpha 0.05, lebih kecil darinilai alpha 0.05, sehingga Ho

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 67


ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada mempunyai nilai signifikansi 0.112, 1.00, dan
perbedaan yang signifikan antara sikap pada 0.083 yang lebih besar darinilai alpha 0.05.
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Berdasarkan hasil analisa disimpulkan bahwa
setelah pemberian intervensi. Variabel tidak ada perbedaan yang signifikan pada
keterampilan menunjukkan nilai p yang lebih tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan
besar darinilai alpha 0.05, sehingga Ho sebelum dan sesudah intervensi pada
diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada kelompokkontrol.
perbedaan yang signifikan antara keterampilan Tabel.9
pada kelompok kontrol dan perlakuan setelah Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Keterampilan Responden Sebelum dan Setelah
pemberian intervensi.
Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol
Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan kelompok Perlakuan di RSUD Saras
dan Keterampilan Responden Sebelum dan Husada Purworejo
Bulan Oktober - November 2014
Setelah Dilakukan Intervensi Variabel Kontrol Perlakuan P value
Tabel.8 f % f %
Pengetahuan
Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Kurang 7 38,9 0 0
Cukup 7 38,9 5 27,8
Keterampilan Responden Sebelum dan Setelah Baik 4 22,2 13 72,2 0,001
Dilakukan Intervensi pada Kelompok Kontrol
Sikap
dan Kelompok Perlakuan di RSUD Saras Negatif 12 66,7 3 16,7
Husada Purworejo Positif 6 33,3 15 83,3 0,003

Bulan Oktober-November 2014 Ketrampilan


Kontrol Perlakuan Kurang 15 83,3 10 55,6
Variabel p value Baik 3 16,7 8 44,4 0,025
f % F %
Pengetahuan
Kurang 9 50 5 27,8 Sumber : Data Primer
Cukup 5 27,8 6 33,3
Baik 4 22,2 7 38,9
0,112 Hasil penelitian pada table.9 menunjukkan

Sikap
bahwa variabel tingkat pengetahuan, sikap dan
Negatif 10 55,6 10 55,6 1,00
Positif 8 44,4 8 44,4
keterampilan pada kelompok control antara

Ketrampilan
pre test dan post test mempunyainilai
Kurang 10 55,6 7 38,9 0,083
Baik 8 44,4 11 61,1
signifikansi 0.001, 0.003, dan 0.025 yang lebih
kecil darinilai alpha 0.05. Dapat disimpulkan
Sumber : Data Primer
bahwa ada perbedaan yang signifikan pada
Hasil uji Wilcoxon Signed Rank pada
tingkat pengetahuan, sikap danketerampilan
tabel 8 menunjukkan bahwa variabel tingkat
sebelum dan sesudah intervensi pada
pengetahuan, sikap dan keterampilan pada
kelompok perlakuan.
kelompok kontrol antara pretest dan post test
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 68
Uji korelasi karakteristik responden positif yang berarti semakin tinggi tingkat
terdapat dalam tabel 10. pendidikan, maka akan diikuti oleh sikap yang
Tabel.10 semakin positif.
Uji Korelasi Karakteristik Responden dengan
Variabel tingkat pendidikan mempunyai
Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Setelah
Intervensi di RSUD Saras Husada Purworejo hubungan yang sedang dengan keterampilan,
Bulan Oktober - November 2014
karena mempunyai tingkat signifikansi kurang
Variabel Pengetahuan Sikap Keterampilan
dari 0.05 dan mempunyai nilai r antara 0.26-
Usia r = - 0,115 r = - 0,203 r = - 0,278
p = 0,504 p = 0,234 p = 0,90
0.50. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
Pendidikan r = 0,639 r = 0,694 r = 0,479
p = 0,000 p = 0,000 p = 0,003 koefisien korelasi untuk tingkat pendidikan
Informasi r = 0,511 r = - 0,307 r = - 0,197
p = 0,001 p = 0,069 p = 0,250 bernilai positif yang berarti semakin tinggi
Variabel tingkat pendidikan dan informasi tingkat pendidikan, maka akan diikuti oleh
yang pernah didapat sebelumnya mempunyai keterampilan yang semakin baik.
hubungan yang kuat dengan tingkat PEMBAHASAN
pengetahuan, karena mempunyai tingkat Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
signifikansi kurang dari 0.05 dan mempunyai Keterampilan Sebelum Dilakukan
Intervensi
nilai r antara 0.51-0.75. Hasil analisi ini
menunjukkan koefisien korelasi untuk tingkat Penelitian ini didapatkan hasil bahwa

pendidikan bernilai positif yang berarti sebelum dilakukan intervensi, orang tua yang

semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan masuk dalam kelompok kontrol lebih banyak

diikuti dengan pengetahuan yang semakin memiliki tingkat pengetahuan kurang, sikap

baik. Koefisien korelasi untukinformasi yang negatif, dan keterampilan yang kurang. Orang

pernah didapatkan sebelumnya juga bernilai tua pada kelompok perlakuan mempunyai

positif yang berarti pemberian informasi yang tingkat pengetahuan kurang dan tingkat

didapat sebelumnya akan diikuti oleh pengetahuan cukup mempunyai proporsi yang

pengetahuan yang semakin baik. sama besar, lebih banyak sikap negatif serta

Variabel tingkat pendidikan mempunyai keterampilan yang kurang.

hubungan yang kuat dengan sikap karena Pengetahuan, sikap dan keterampilan

mempunyai tingkat signifikansi kurang dari seseorang dipengaruhi oleh usia, tingkat

0.05 dan mempunyainilai r antara 0.51 – 0.75. pendidikan dan informasi yang didapat
5,6
Hasil analisis ini menunjukkan koefisien sebelumnya . Tingkat pengetahuan yang

korelasi untuk tingkat pendidikan bernilai kurang, sikap negatif maupun keterampilan

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 69


yang kurang pada orang tua juga dapat dibutuhkan intervensi keperawatan yang lebih
dipengaruhi oleh faktor yang lain misalnya cenderung ke arah supportive-educative
informasi yang diberikan sebelumnya system. Keluarga dapat diikutsertakan sebagai
mencakup media, media, materi maupun fasilitator pada supportive-educative system.
pendidik7. Faktor tersebut dapat Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Keterampilan Sebelum Dilakukan
mempengaruhi bagaimana seseorang dapat
Intervensi.
menerima informasi dan dapat mengingat
Penelitian ini didapatkan hasil bahwa
kembali informasi yang telah didapat.
tingkat pengetahuan,sikap dan keterampilan
Beberapa hambatan pasien mendapatkan
orang tua sebelum dilakukan intervensi tidak
informasi adalah ketersediaan fasilitas,
ada perbedaan yang signifikan pada kelompok
informasi yang terlalu banyak, serta
kontrol dan kelompok perlakuan. Hal ini
menyatakan bahwa pemberian multimedia
dilakukan untukmelihat apakah intervensi
dapat dijadikan pertimbangan dalam
yang diberikan akan berpengaruh atau tidak.
memberikan pendidikan kesehatan.
Pengetahuan akanlebih mudah dievaluasi
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Keterampilan Setelah Dilakukan Intervensi jikamempunyai titik awal yang sama antara
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Penelitan ini didapatkan hasil bahwa
Penelitian yang menggunakan pengkajian
tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan
kebutuhan dan tindakan perawatan diri pada
orang tua sebelum diakukan intervensi tidak
orang tua dan bayi yang dirawat di ruang
ada perbedaan yang signifikan pada kelompok
perinatologi membutuhkan perawatan dan
kontrol dan perlakuaan. Hal ini dilakukan
pemantauan rutin dengan mengoptimalkan
untuk melihat apakah intervensi yang
pendampingan berkelanjutan pada orang
diberikan akan berpengaruh atau tidak.
tua.Kondisi ini yang membutuhkan intervensi
Pengetahuan akan lebih mudah dievaluasi jika
keperawatan yang lebih cenderung ke arah
mempunyai titik awal yang sama antara
supportive-educative system.
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Penelitian yang menggunakan pengkajian
Keterampilan Setelah Dilakukan Intervensi
kebutuhan dan tindakan perawatan diri pada
Penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada
orang tua dan anak yang menderita kanker
perbedaan yang signifikan pada tingkat
didapatkan hasil bahwa orang tua dan anak
pengetahuan dan sikap orang tua setelah
tidak melakukan tindakan apapun, sehingga
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 70
dilakukan intervensi pada kelompok kontrol didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan
dan kelompok perlakuan.Namun, variabel pengetahuan, sikap danketerampilan antara pre
keterampilan tidakmenunjukkan adanya test dan post test terdapat perbedaan yang
perbedaan yang signifikan pada kelompok signifikan.
kontrol dan kelompok perlakuan setelah Inti dari teori perawatan adalah agar
dilakukan intervensi. seseorang memperoleh pengetahuan, sehingga
Supportive-educative system merupakan mampumelakukan tindakan perawatan secara
salah satu variasi dasar sistem keperawatan terus-menerus. .Jika seseorang tidakdibekali
dalam melakukan pelayanan keperawatan. pengetahuan tentang kesehatan maka orang
Supportive-educative system dilakukan ketika tersebut tidak dapat mengambil tanggung
orang tua mampu melakukan perawatan diri, jawab untuk memelihara kesehatannya.
namun masihmembutuhkan pendidikan Perawatan didasarkan pada pengetahuan
pendukung misalnya dukungan, bimbingan, sehingga pemberian pendidikan kesehatan
serta pengajaran yang didapat dari perawat. dapat mempengaruhi perilaku yang sehat.
Media pembelajaran dapat mempengaruhi Penelitian tentang program pendidikan
tingkat pemahaman seseorang. Media kesehatan yang berpusat pada keluarga dengan
pembelajaran yang melibatkan indera pemberian intervensi berupa booklet pada
penglihatan dan pendengaran seseorang pasien anak yang menjalani transplantasi
dapatmenjadi efektif dalam meningkatkan jantung didapatkan hasil bahwa pengetahuan
pengetahuan. Booklet yang diberikan dalam pengetahuan anak dan orang tua meningkat
penelitian ini mengikutsertakan sebagian besar setelah diberikan intervensi. Pendidikan
panca indera, sehingga informasi yang kesehatan yang disampaikan dalam bentuk
diberikan mudah dipahami dan diserap. gambar dan menggunakan media kesehatan
Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan seperti booklet dan leaflet dapat ditangkap
Keterampilan Sebelum dan Setelah
dengan mudah oleh orang tua dengan tetap
Dilakukan Intervensi.
melakukan pendampingan pada orang tua
Penelitian ini didapatkan hasil bahwa
setiap harinya. Orang tua dapat meningkatkan
tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan
pengetahuan, sikap dan keterampilan karena
orang tua pada kelompok control antara pre
akan difasilitasi melalui penggunaan media
test dan post test tidak berbeda signifikan;
pendidikan kesehatan dan pendampingan
sedangkan pada kelompok perlakuan
kepada orang tua.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 71
Data yang didapatkan sebagian besar kekuatan fisik dan psikososial dalam
responden yaitu sebanyak 46 orang (53,5 %) melakukannya.
berjenis kelamin perempuan. Hal ini Dilihat dari karakteristik tingkat
menunjukkan bahwa ibu cukup berperan pendidikan orang tua dalam penelitian ini
dalam proses pengasuhan anak karena secara diketahui, mayoritas orang tua berpendidikan
umum ayah berperan sebagai kepala keluarga SD dan SMP yaitu sebesar (47,7 %). Tingkat
dan bertugas untuk mencari nafkah serta pendidikan orang tua berpengaruh terhadap
memenuhi kebutuhan keluarga; sedangkan ibu terbentuknya pola pikir yang terbuka terhadap
berperan penting dalam mengurus anak dan hal baru. Orang tua dengan pendidikan SD dan
aktivitas rumah tangga. SMP telah mempunyai pola pikir yang cukup
Berdasarkan karakteristik usia responden sebagai hasil dari proses pendidikan formal
diketahui sebagian besar berada pada rentang yang dijalaninya sehingga mempengaruhi
usia antara 20-40 tahun yaitu sebesar (67,4%). perilaku dalam pengasuhan anak. Pendidikan
Pada tahapan masa dewasa ini biasanya yang semakin tinggi mempengaruhi
individu telah mencapai kematangan dalam pengalaman orang tua dalam pengasuhan anak
berfikir dan bersikap, sehingga dapat sehingga akan meningkatkan kesiapan orang
mempengaruhi orang tua dalam mendidik dan tua untuk menjalankan peran dan tanggung
mengasuh anak. Jika anak mendapat jawabnya.
pengasuhan yang tepat dari orang tua maka Didapatkan data bahwa sebagaian besar
anak akan mampu tumbuh dan berkembang responden memiliki jumlah anak 2 orang.
secara maksimal. Misalnya mampu Orang tua yang telah mempunyai pengalaman
mempertahankan kualitas yang baik dalam sebelumya dalam merawat anak akan lebih
pemenuhan kebutuhan dasar personal siap menjalankan peran pengasuhan. Selain
hygiene.Usia merupakan salah satu faktor yang itu, mereka akan lebih mampu mengamati
mempengaruhi orang tua untuk dapat tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan
menjalankan peran pengasuhan. Usia yang anak dengan baik.
terlalu muda atau terlalu tua akan KESIMPULAN
menyebabkan peran pengasuhan yang Berdasarkan analisis data dan pembahasan
diberikan orang tua menjadi kurang optimal. dapat disimpulkan bahwa:
Hal ini disebabkan dalam menjalankan peran 1. Orang tua yang mempunyai bayi prematur
pengasuhan secara optimal diperlukan mempunyai rerata usia 37.28 tahun pada
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 72
kelompok kontrol dan 34.68 tahun pada mempunyai perbedaan yang signifikan
kelompok perlakuan,mayoritas pendidikan pada kedua kelompok; sedangkan
adalah SMU pada kedua kelompok serta keterampilan orang tua setelah dilakukan
sebagian besar orang tua pernah 5. intervensi tidak terdapat perbedaan yang
mendapatkan informasi tentang perawatan signifikan pada kelompok kontrol dan
bayi prematur. perlakuan.
2. Tingkat pengetahuan, sikap dan UCAPAN TERIMA KASIH
keterampilan responden sebelum intervensi Penulis mengucapkan terimakasih
adalah pada kelompok kontrol lebih kepada bagian Penelitian dan Pengabdian
banyak orang tua yang memiliki tingkat Masyarakat STIKES Alma Atta Yogyakarta
pengetahuan kurang,lebih banyak atas terselenggara penelitian ini.
sikapnegatif dan lebih banyak mempunyai RUJUKAN PUSTAKA
keterampilan kurang. Orang tua pada Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006.
kelompok perlakuan dengan tingkat Nursing theory: Utilization & application.
(3rd ed.). St. Louis: Mosby Inc.
pengetahuan kurang dan cukup
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen,
mempunyai jumlah yang sama besar,lebih
M.D. 2005. Buku Ajar Keperawatan
banyak sikap negatif serta lebih banyak Maternitas.(Edisi 4). (Wijayarini, M.A., &
Anugerah, P.I., Penerjemah.). Jakarta:
keterampilan yang kurang.
Penerbit EGC.
3. Tingkat pengetahuan, sikap dan
keterampilan responden setelah intervensi Dharma, K.K. 2011. Metodologi Penelitian
Keperawatan: Panduan Melaksanakan
adalah pada kelompok kontrol lebih dan Menerapkan Hasil Penelitian.
banyak orang tua yang memiliki tingkat Jakarta: Trans Info Media.

pengetahuan baik, lebih banyak sikap Melynk, B.A., et al. 2006. Reducing premature
infants length of stay and improving
negatif dan lebih banyak mempunyai
parents mental health outcomes with the
keterampilan yang baik. Orang tua pada creating opportunities for parent
empowerment (COPE) neonatal intensive
kelompok perlakuan lebih banyak
care unit program: A randomized,
mempunyai tingkat pengetahuan baik,lebih controlled trial. Pediatrics, 118, 1414-
banyak sikap positif serta lebih banyak 1427.

keterampilan yang kurang. Mubarak, W.I., Chayatin, N., Rozikin, K., &
Supradi. 2007. Promosi kesehatan:
4. Tingkat pengetahuan, sikap dan
Sebuah pengantar proses belajar
keterampilan responden setelah intervensi
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 73
mengajar dalam pendidikan. Yogyakarta: Orapiriyakul, R., Jirapaet, V., & Rodcumdee,
Graha Ilmu. B. 2007. Struggling to get connected: The
process of maternal attachment to the
Mollerna,L., Wijers, N., Hahne, S.J.M., Van preterm infant in the neonatal intensive
der Klis, F.R.M., Boshuizen, H.C., & de care unit.Thai Journal of Nursing
Melkert, H.e. 2012. Participation in and Research, 11 (4), 251-264
attitude towards the national
immunization programin the Netherlands: RISKESDAS. 2013. Laporan Riset Kesehatan
Data from population-based Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
questionnaires. BMC Public Health, 12 Pengembangan Kesehatan RI.
(57), 1-13.
Sampaio, F.A.A., Aquino, P.S., Araujo, T.L.,
Moore, J.B., & Beckwitt, A.E. 2004. Children & Galvaom, M.T.G. 2008. Nursing care to
with cancer and their parents: Self-care an ostomy patient : Apllication of the
anddependent-care practices. Issues in Orem’s theory. Acta Paul Enferm, 21 (1),
Comprehensive Pediatric Nursing, 27, 1- 94 – 100.
17.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi kesehatan:


Teori dan aplikasi. Edisi revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 74


Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. VII. No. 1, Maret 2015 75

Anda mungkin juga menyukai