Anda di halaman 1dari 16

Journal Reading

New Methods for the Assessment of Parkinson’s Disease


(2005 to 2015): A Systematic Review

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kepaniteraan


Stase Ilmu Penyakit Saraf RSUD dr. Soedono Madiun

Oleh :
Dian Muhammad Gibran
16711109

Pembimbing :
dr. Dinik Wuryani, Sp. S

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEDONO MADIUN
2020
Metode Baru untuk Penilaian Penyakit Parkinson (2005 ke 2015) :
Kajian Sistematis
Alvaro Sanchez-Ferro, MD, MSc, Morad Elshehabi, MD, MSc, Catarina Godinho, PhD, Dina
Salkovic, MD, MSc, Markus A. Hobert, MD, Josefa Domingos, MSc, Janet MT. van Uem,
Sc, Joaquim J. Ferreira, MD, PhD, and Walter Maetzler, MD

ABSTRAK
Latar Belakang
Beberapa dekade terakhir kita melihat dinamisnya perkembangan metode baru yang bertujuan
untuk meningkatkan penilaian penyakit parkinson (NAM-PD) di laboratorium, klinis, dan
lingkungan rumah. Akan tetapi, keadaan NAM-PD saat ini terkait maturitasnya, kelayakan,
dan kegunaannya dalam menilai gejala-gejala penyakit parkinson belum diteliti secara
sistematis.
Metode
Peninjauan secara sistematis terhadap artikel yang diterbitkan dalam rentang 2005 sampai
2015 telah dilakukan. Dari 9503 artikel yang ditemukan di PubMed dan Web of Science. 848
full papers sudah dievaluasi, dan 588 original article telah dinilai untuk mengevaluasi
teknologi, demografi, klinimetric, dan kesiapan transfer teknologi dari NAM-PD.
Hasil
Dari penelitian yang dilakukan, 65% melibatkan kurang dari 30 pasien, kurang dari 50%
menggunakan metodologi standar untuk memvalidasi tes diagnostik, 8% telah mengonfirmasi
hasil pada data set yang berbeda, dan 87% muncul di klinik atau laboratorium. Gejala pada
domain aksial adalah yang paling banyak diteliti, diikuti oleh bradikinesia. Kekauan dan
domain non motorik merupakan poin yang paling jarang diteliti. Hanya 6% dari sistem yang
mencapai level teknologi dan dapat membenarkan untuk dimasukkan kedalam penilaian
klinis.
Kesimpulan
Evaluasi sistematik ini memberikan gambaran umum tentang pilihan-pilihan saat ini untuk
menilai penyakit parkinson secara kuantitatif. Perlu adanya penelitian kolaborasi yang
memiliki standarisasi untuk mengkonfirmasi penilitian awal ini, khususnya menilai domain
yang kurang dinilai dan memvalidasi secara lebih kuat tentang perkembangan dan eksistensi
NAM-PD.
Kata Kunci
Penyakit parkinson, teknologi penilaian, biomedis, diagnosis, intervensi
LATAR BELAKANG
Belakangan terjadi perkembangan yang cepat pada penemuan metode penilaian
penyakit parkinson (NAM-PD). Banyak sitem elektronik yang dikembangkan untuk
menilai dan menentukan tanda fisiologis dari penyakit ini, diantaranya sesnsor yang
dapat dikenakan, akselerometer, giroskop, magnetometer, dan smartphone. Meskipun
beberapa teknologi bukan merupakan hal yang benar-benar baru, semua sistem ini
merepresentasikan metode yang telah diteliti dan digunakan untuk menilai penyakit
parkinson. Alasan terhadap hasil yang berbeda pada beberapa metode bukan
merupakan cakupan dari penelitian ini, akan tetapi semua metode yang ada bertujuan
untuk meningkatkan keobjektifan penilaian penyakit parkinson. Mereka memasukkan
aplikasi yang dapat memprediksi diagnosis untuk menilai progresi penyakit dan
mengevaluasi efikasi terapi dan pengobatan.
Kajian sistematis ini menyajikan evaluasi komprehensif tentang NAM-PD yang
telah diteliti dalam 10 tahun terakhir. Selain narasi dan kajian sistematis yang ditulis
oleh beberapa penulis yang ada di tulisan ini, kajian sistematis tentang teknologi yang
dapat digunakan untuk menilai cara berjalan dan keseimbangan juga beberapa waktu
terlahir sudah dipublikasikan. Tak satu pun dari tinjauan diatas yang memberikan
gambaran menyeluruh dan komprehensif tentang perkembangan NAM-PD saat ini
dan sejauh mana penilaian kuantitatif telah dikembangkan. Tinjauan ini
menggabungkan kekuatan dari semua penelitian-penelitian sebelumnya. Hal ini
mencakup informasi tentang teknologi yang dapat dikenakan dan tidak dikenakan;
mencakup penilaian dari domain penyakit yang paling relevan; mengikuti pendekatan
sistematis yang ketat, transparan, dan lengkap; menyajikan informasi klinis dan
tingkat kesiapan teknologi dari setiap sistem yang dilaporkan dalam penelitian; dan
menyediakan spreadsheet dari data yang diambil dari makalah.
Setelah membaca artikel ini, dokter , orang yang menderita penyakit Parkinson,
dan pemangku kepentingan lainnya akan memiliki gambaran umum bagaimana
penilaian kuantitatif tentang penilaian penyakit parkinson telah berkembang selama
beberapa dekade terakhir. Pembaca yang tertarik didorong untuk menggunakan
tulisan ini sebagai pelengkap naskah, yang sebenarnya hanya dapat memberikan
beberapa langkah awal analisis.
METODE
Pencarian sistematis untuk artikel yang diterbitkan antara 1 Januari 2005 dan 4
Januari 2016, dilakukan di 2 database elektronik (PubMed / Medline dan Web of
Science). Menggunakan struktur pencarian Boolean, 3 kelompok kata kunci
digunakan untuk melakukan pencarian. Kelompok pertama terkait dengan penyakit
(“Parkinsonian Disorders,” “Parkinson(s) disease,” “Parkinson Disease,
Secondary,”“Basal Ganglia Diseases,” “Parkinsonism”).Kelompok kedua terdiri
dari 45 istilah teknologi yang terkait dengan penilaian penyakit parkinson
(misalnya,“Technology,” “Diagnostic Techniques, Neurological,” “Assessment,”
“Patient Outcome Assessment,” “Accelerometer,” “Smartphone”). Kelompok ketiga
terdiri dari kata kunci berbeda yang menggambarkan 12 domain penyakit. 12 domain
ini didasarkan pada gejala klinis dan berdasarkan penelitian sebelumnya. Enam
domain mengacu pada aspek motorik, 5 aspek nonmotorik, dan 1 pada aspek
komplikasi terkait pengobatan.

Sebagian besar referensi yang diidentifikasi dan dievaluasi mengacu pada aspek
motorik; Oleh karena itu, fokus analisis awal dalam artikel ini pada domain-domain
motorik. Domain nonmotorik dan domain komplikasi terkait pengobatan kurang
dibahas secara rinci. Artikel yang tidak mencakup 12 domain dikumpulkan dalam
berbagai kategori. Kategori ini mencakup platform (misalnya, sistem telemonitoring
dan telemedicine), studi yang mengevaluasi keterampilan mengemudi, dan tes napas
untuk membedakan orang dengan parkinson dan kontrol.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan:

Identifikasi langkah: Sebanyak 6.874 penelitian di situs Web of Science dan 6804
di PubMed/Medline telah diidentifikasi. Setelah menghilangkan duplikat, 9.503
penelitian memasuki langkah berikutnya. 
Langkah penyaringan: Seorang penulis menyaring judul dan abstrak. Kriteria
artikel yang termasuk dalam langkah berikutnya adalah (i) penggunaan NAM PD,
(ii) diterbitkan dalam bahasa Inggris, dan (iii) digunakan pada manusia.
Beberapa kriteria eksklusi diantaranya sebagai berikut: (i) penggunaan hanya
kuesioner / skala, (ii) elektromiografi, (iii) elektroensefalografi, (iv) teknik pencitraan,
(v) metode diagnostik / terapeutik molekuler, (vi) tes genetik, (vii) sistem pengenalan
suara yang mapan (viii) pengembangan baru dalam stimulasi otak dalam, dan (ix)
stimulasi transkranial magnetik.  Sebanyak 848 artikel memasuki langkah berikutnya.
Langkah evaluasi : Langkah ini dilakukan oleh 7 penulis, menggunakan formulir
berbasis web standar yang dirancang oleh salah satu penulis. Kemudian seluruh teks
lengkap dari 848 artikel dievaluasi. Artikel menjalani evaluasi dasar (penulis, jurnal,
volume, halaman, tahun, dan jenis artikel) dan tidak dievaluasi lebih lanjut jika (i)
tinjauan pustaka, (ii) melaporkan penerapan terapeutik NAM-PD, (iii) tidak
menyertakan NAM-PD, dan (iv) tidak digunakan untuk menilai penyakit parkinson. 

Dari sisa 588 artikel asli, ditentukan jenis NAM-PD yang digunakan dan jenis
peneliti yang menggunakan NAM-PD (pengembang vs bukan pengembang).
Penggunaan NAM-PD oleh bukan pengembang memperkuat validasinya karena
memastikan bahwa NAM-PD dapat diterapkan pada seting yang berbeda. Selain itu,
penggunaan oleh bukan pengembang biasanya menunjukkan bahwa suatu sistem
lebih siap digunakan. Kemudian, karakteristik klinis dievaluasi. Pemilihan
karakteristik klinis didasarkan pada literatur, termasuk akurasi dengan memberikan
pengukuran sensitivitas dan spesifisitas, kesepakatan dengan menggunakan analisis
Bland-Altman, koefisien korelasi intraclass, dan nilai Kappa, responsif), dan
pengulangan. Meskipun digunakan dalam banyak penelitian, korelasi statistik murni
tidak dianggap memadai untuk menguji hubungan klinis. 
Selain itu, seperti yang disebutkan sebelumnya, kami mengambil informasi
tentang kesiapan teknologi dari setiap artikel asli. Skala kesiapan teknologi
dikembangkan oleh National Aeronautics and Space Administration dan baru-baru
ini diadaptasi oleh European Commission for the Horizon 2020. Skala ini dapat
diterapkan oleh pemangku kepentingan yang berbeda (misalnya, peneliti, dokter,
pasien, badan pengatur dan pendanaan, dan mitra industri) sebagai alat untuk
menentukan seberapa dekat teknologi untuk diterjemahkan dan untuk apa
digunakan.

HASIL
Dari 588 artikel yang dievaluasi, 208 (35%) melaporkan validasi NAM-PD oleh
pengembang, 183 (31%) pada kinerja NAM-PD yang dievaluasi oleh bukan
pengembang, 157 (27%) pada algoritma matematika, dan 40 ( 7%) pada platform / ide
GNB di masa depan.
Penelitian NAM-PD yang dapat dikenakan mencakup proporsi yang relevan dari
penelitian yang dilakukan di bidang ini (211 [37%]), dan jumlah penelitian yang
dipublikasikan menunjukkan peningkatan relatif yang substansial selama periode
evaluasi. Misalnya, NAM-PD yang dapat dikenakan digunakan di 3 (18%) penelitian
yang diterbitkan pada tahun 2005 dan dalam 38 (44%) penelitian yang diterbitkan
pada tahun 2015. Dari penelitian, 45 (8%) penelitian mengkonfirmasi hasil mereka
dalam dataset yang berbeda. 
Informasi tingkat keparahan penyakit menggunakan derajat keparahan Hoehn dan
Yahr dilaporkan dalam 247 (42%) penelitian. Usia peserta dimasukkan dalam 394
(76%) studi.
Teknologi yang digunakan adalah akselerometer dan giroskop atau gabungan
keduanya, kemudian  kami kategorikan kedalam unit pengukuran inersia (IMU), tab
digitalisasi, sistem optoelektronik, pelacak elektromagnetik, pelat gaya, sistem realitas
virtual, teknologi berbasis perangkat lunak, smartphone, perekam audio, sol , sistem
visi komputer, sarung tangan pintar, konsol videogame, dan solusi ad hoc.

NAM-PD UNTUK PENILAIAN


Aspek Motorik
Gejala Aksial 

Sebanyak 70 artikel (33%) melaporkan NAM-PD yang digunakan oleh non-


developer, 68 (32%) tentang aspek validasi, 65 (31%) tentang algoritme matematis,
dan 9 (4%) tentang platform NAM-PD di masa mendatang. bentuk / gagasan.
Sistem yang paling sering digunakan (106 artikel, 50%) adalah IMU, diikuti oleh
sistem optoelektronik (20 artikel, 9%).
Kelompok usia rata-rata / median yang paling sering dimasukkan berkisar antara
61 sampai 70 tahun (101 penelitian, 69%), diikuti oleh 71 sampai 80 tahun dalam 26
(18%) penelitian, dan 51 sampai 60 tahun pada 20 (14%) dari studi. 

Bradikinesia 

Dari penelitian yang telah dilakukan, 72 penelitian (57%) melaporkan validasi


NAM-PD dalam karakterisasi bradikinesia. Tiga puluh dua (25%) melibatkan
NAM-PD yang digunakan oleh non-pengembang, 17 (13%) menguji algoritma
matematis untuk NAM-PD, dan 5 (4%) mendeskripsikan NAM-PD atau ide. 

Sistem yang paling sering digunakan adalah IMU (39 penelitian, 31%), diikuti
dengan kombinasi berbagai metode (14 studi, 11%).
Dari penelitian tersebut, 18 (15%) menampilkan diagnostik data yang terbentuk
sebelum melakukan analisis statistik. Standar referensi yang paling sering dilaporkan
adalah UPDRS-III, yang digunakan dalam 41 (34%) penelitian, diikuti oleh diagnosis
ahli (misalnya, klasifikasi PD menurut kriteria yang ditetapkan) dalam 36 (30%)
penelitian.

Tremor 

Sebanyak 33 studi (41%) melaporkan validasi NAM-PD dalam


mengkarakterisasi tremor, 23 (28%) menguji algoritma matematika untuk NAM-PD,
20 (25%) melibatkan NAM-PD yang digunakan oleh bukan pengembang.

Sistem yang paling sering digunakan adalah IMU (38 studi, 47%), diikuti oleh
ponsel pintar, yang digunakan dalam 11 (14%) studi. 

Sebanyak 52 (67%) studi termasuk 30 atau kurang PwP. Kelompok usia rata-
rata / median yang paling sering dalam penelitian berkisar antara 61 sampai 70 tahun
(29 penelitian, 10%), dan di semua penelitian, usia rata-rata / median peserta adalah
antara 50 dan 80 tahun. 

Sebanyak 15 studi (20%) melakukan diagnosa data sebelum melakukan analisis


statistik. Standar referensi yang paling sering dilaporkan adalah klasifikasi PD
menurut kriteria yang telah ditetapkan (14 studi, 18%), diikuti oleh UPDRS-III (12
studi, 16%). 

Kesiapan teknologi dari studi tersebut, 50 (68%) memasukkan NAM-PD yang


dianggap mewakili TRL1 hingga TRL3. Dua studi (2%) memasukkan NAM-PD dari
TRL9.

Berbicara 

Sebanyak 30 studi (71%) menguji algoritme matematika untuk NAM-PD


untuk mengkarakterisasi suara, 9 (21%) melaporkan NAM-PD yang digunakan
oleh bukan pengembang, dan 3 (7%) studi memvalidasi NAM-PD. 

Sistem yang paling sering digunakan adalah perekam audio (8 studi, 19%),
diikuti oleh solusi berbasis software (6 studi, 14%). Sebanyak 24 studi (57%)
menyelidiki algoritma matematika tanpa komponen perangkat keras atau perangkat
lunak tambahan. 

Dari penelitian, 24 (62%) yang memberikan informasi tentang ukuran


kelompok termasuk 30 atau kurang PwP. Kelompok usia rata-rata / median yang
paling sering berkisar antara 61 sampai 70 tahun (24 penelitian, 92%), dan usia
rata-rata / median peserta dalam semua penelitian adalah antara 50 dan 80 tahun. 

Kesiapan teknologi dari studi tersebut, 26 (65%) menggunakan GN-PD yang


dievaluasi sebagai TRL 3. Tidak ditemukan GN-PD yang terbukti dalam
lingkungan operasional (TRL9). 

Aktivitas Fisik 

Sebanyak 18 (56%) studi melibatkan NAM-PD yang digunakan oleh non-


pengembang untuk mengkarakterisasi aktivitas fisik, 5 (16%) melaporkan validasi
NAM-PD, 5 (16%) menguji algoritme matematika untuk NAM-PD , dan 4 (12%)
mendeskripsikan GNB-PD atau gagasan. 

Sistem yang paling sering digunakan adalah IMU (22 studi, 69%). 

Kesiapan Teknologi. Dari studi tersebut, 14 (50%) memasukkan NAM-PD yang


dianggap sebagai TRL 3, dan 6 (21%) menggunakan NAM-PD yang merupakan
TRL9. 
Kekakuan 

Dari studi tersebut, 6 (55%) melaporkan validasi NAM-PD yang dikarakterisasi


rigid ity, 4 (36%) melibatkan NAM-PD yang digunakan oleh bukan pengembang, dan
1 (9%) menguji algoritma matematika untuk NAM- PD. 

Sistem yang paling sering digunakan adalah IMU (4 studi, 36%). 

Aspek Demografis. Dari studi, 7 (64%) melibatkan kurang dari 30 penderita


parkinson. Kelompok usia yang paling sering disertakan berkisar antara 61 sampai 70
tahun (4 penelitian, 50%), dan usia rata-rata / median peserta dalam semua penelitian
adalah antara 50 dan 80 tahun. 

Kesiapan teknologi dari studi tersebut, 6 (55%) menggunakan NAM-PD yang


dianggap sebagai TRL 3, dan tidak ada TRL9.

NAM-PD UNTUK PENILAIAN ASPEK NON MOTOR

Dari studi, 15 (63%) melibatkan NAM-PD yang digunakan oleh bukan


pengembang, 7 (29%) melaporkan validasi NAM-PD, dan 2 (8%) diuji sebuah
algoritma matematika untuk NAM-PD. 

Sistem yang paling sering digunakan adalah IMU (7 studi, 29%), diikuti oleh
sistem berbasis realitas virtual (6 studi, 25%) dan solusi berbasis perangkat lunak
(5 studi, 21%). 

Kesiapan teknologi Sebanyak 11 (46%) studi menilai NAM-PD dianggap sebagai


TRL 3, dan 3 (27%) NAM-PD dari TRL9.

DISKUSI

Karya ini memberikan gambaran inovasi tentang evaluasi penyakit Parkinson


dalam satu dekade (2005-2015). Luasnya studi tercermin dalam sejumlah besar
artikel yang diteliti dalam pendekatan sistematis ini. 
Evaluasi NAM-PD menurut domain penyakit, pendekatan sistematis, masuknya
teknologi nonwearable, dan pengenalan TRL dalam bidang kegiatan ilmiah
melengkapi ide yang ada pada topik pembahasan ini. Seperti yang disebutkan
sebelumnya, penelitian komprehensif ini bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada pembaca yang tertarik untuk mengambil data yang relevan dari kumpulan data
untuk tujuan pribadi dan untuk menyiapkan wadah untuk pengumpulan umum data
kualitatif pada penelitian yang sangat dinamis ini. Analisis yang diberikan dalam
naskah ini hanya menyajikan contoh tentang bagaimana data dapat digunakan dan
meletakkan dasar untuk beberapa kesimpulan yang dapat dipertimbangkan dalam
pengembangan.

Jumlah dan Jenis Studi Per Domain Penyakit


Dalam domain penyakit yang berbeda, penelitian yang menyajikan upaya
validasi adalah jenis yang paling sering. Pengecualiannya adalah fitur aksial,
aktivitas fisik, dan domain non-motor, di mana penelitiannya berfokus pada
evaluasi non-pengembang terhadap kinerja NAM-PD yang mewakili porsi terbesar.
Untuk domain berbicara, beberapa penelitian melaporkan algoritma matematis.
Untuk fitur aksial, perkembangan khusus NAM-PD dimulai lebih awal, yang
membuat NAM-PD menjadi sudah relatif matang untuk non-pengembang. Untuk
aktivitas fisik, keberadaan sistem yang dapat dikenakan yang ditujukan untuk
aplikasi lain (misalnya, sistem pemantauan aktivitas fisik untuk masyarakat umum)
tersedia bagi bukan pengembang untuk digunakan sebagai NAM-PD. Untuk
penilaian nonmotor, pengamatan kami menunjukkan bahwa upaya validasi telah
diabaikan, dan penekanan khusus harus ditempatkan pada pengembangan sistem
tervalidasi untuk penilaian fitur nonmotor penyakit parkinson. Menariknya, untuk
domain berbicara, keberadaan database yang terbuka mungkin mendukung
pengembangan algoritma matematika baru
Fakta yang saling terkait berkaitan dengan jumlah referensi yang diidentifikasi
per domain. Fitur aksial adalah domain yang paling banyak direpresentasikan, dengan
213 artikel disertakan dalam proses evaluasi terperinci. Ini menyoroti pentingnya
domain ini dalam penilaian penyakit parkinson dari sudut pandang klinis. Namun,
heterogenitas dari kategori ini (terdiri dari aspek penyakit yang berbeda, misalnya,
postur, gaya berjalan, dan keseimbangan) mungkin juga berkontribusi pada hasil
penelitian ini. Domain kedua yang paling sering dipelajari adalah bradikinesia (127
artikel). Penekanan ini mungkin terkait dengan pentingnya bradikinesia dalam
penilaian penyakit parkinson dan kemampuannya untuk diukur dengan perangkat
keras yang ada (misalnya, IMU). Sebaliknya, NAM-PD untuk fitur rigiditas dan
nonmotor jarang diteliti dan dengan demikian merupakan peluang besar bagi
pengembang teknologi mengingat relevansi domain tersebut dalam pengelolaan
penyakit parkinson dan kualitas hidup penderita parkinson.

Jenis Teknologi yang Digunakan 


Jenis sistem yang digunakan untuk menilai domain penyakit tertentu sangat
heterogen. Namun, IMU adalah pilihan utama di sebagian besar domain, dan
publikasi yang menggunakan jenis NAM-PD ini meningkat sangat pesat. Alasan
pengembangan karena penggunaan teknologi ini dapat digunakan pada populasi
umum. Pada tahap perkembangannya saat ini, IMU banyak digunakan untuk menilai
bradikinesia, tremor, dan gambaran aksial. Hampir semua gejala motorik utama dapat
diukur dengan sistem ini. Meskipun demikian, penggunaannya dalam perawatan
klinis rutin perlu didefinisikan lebih lanjut.

Pengujian klinis dan Pembelajaran yang didapatkan dari Lapangan 


Aspek yang sangat penting untuk keberhasilan inovasi di masa depan untuk
dimasukkan ke dalam penerapan klinis adalah dengan menentukan standar serta
dengan mencegah penilaian yang berlebihan pada aspek tertentu dalam penelitian.
Berdasarkan hasil evaluasi sistematis dari penelitian NAM-PD selama dekade
terakhir ini, pertimbangan hal-hal berikut dapat berkontribusi pada proses ini. 
Pertama, banyak artikel validasi yang dievaluasi tidak melaporkan informasi
tentang aspek-aspek yang penting untuk memahami konteks terjadinya validasi.
Variabel seperti usia, stadium penyakit, dan parameter validitas tidak dilaporkan
secara konsisten. Standar Pelaporan Pedoman Akurasi Diagnosis (STARD) dapat
berfungsi sebagai acuan yang memadai untuk menentukan variabel minimum yang
harus disertakan dalam studi validasi NAM-PD di masa mendatang.
Kedua, studi yang saat ini tersedia tidak cukup mencerminkan spesifikasi
penilaian penyakit parkinson. Misalnya, sebagian besar penelitian memasukkan
jumlah peserta yang relatif rendah. Selain itu, sebagian besar penelitian berfokus pada
penderita parkinson yang berusia 60-an tahun. Studi yang lebih besar dapat mewakili
seluruh spektrum penyakit yang diperlukan untuk memastikan bahwa kinerja NAM-
PD dapat digeneralisasikan. 
Ketiga, keterbatasan penelitian-penelitian NAM-PD adalah tidak adanya standar
kuantitatif yang digunakan. Sebagian besar domain yang dipelajari menggunakan
UPDRS-III sebagai referensi. Meskipun dapat diterima, pendekatan ini memiliki
batasan. Rekomendasi kami adalah bagi peneliti di lapangan agar dapat
membakukan validasi NAM-PD, idealnya dengan parameter kuantitatif dan
obyektif.
Keempat, sebagian besar studi menggunakan korelasi statistik daripada
metodologi yang direkomendasikan untuk membuktikan validitas diagnostik.
Padahal, pendekatan korelasi yang sederhana memiliki banyak kelemahan. Dari
perspektif kami, validasi diagnosis memerlukan penilaian kinerja sistem baru di
tingkat individu. Pendekatan multidisiplin ini juga dapat meningkatkan penerapan
NAM-PD dalam skenario klinis yang realistis, dan sudah jelas bahwa proses
pengembangan inovasi ini akan mendapatkan kemudahan jika terdapat partisipasi
dari penderita parkinson.
Kelima, 87% dari penelitian yang dievaluasi fokus menliti gejala klinis atau
laboratorium dan bukan berfokus pada simulasi atau kehidupan nyata. Sebagai
bagian dari proses validasi, pengembang harus didorong untuk menguji sistem
mereka di lingkungan sebenarnya dari tujuan penggunaan mereka.

Kesiapan Teknologi 
Salah satu aspek yang kami eksplorasi adalah penilaian TRL dalam mengevaluasi
kesiapan NAM-PD. Berdasarkan evaluasi kami, persentase kesiapan teknologi
NAM-PD hanya 6%. Hanya NAM-PD di tingkat ini yang diharapkan dapat masuk
ke dalam penilaian klinis pada waktunya nanti. Sebagian besar sistem ini
dikomersialkan untuk penelitian dan bukan untuk aplikasi klinis. Beberapa
dianataranya adalah akselerometer, pelat gaya dan sistem analisisis gerak. Beberapa
teknologi berbasis perangkat lunak dan algoritma matematis mencapai memiliki
kesiapan teknologi yang rendah. Ketika kami memeriksa domain penyakit yang
dinilai oleh sistem yang paling matang, domain yang paling terwakili adalah fitur
aksial, diikuti oleh bradikinesia, aktivitas fisik, dan tremor. Aspek terakhir yang
perlu ditekankan adalah tidak ada sistem untuk penilaian berbasis rumah yang
mencapai memiliki kesiapan teknologi yang baik.
KETERBATASAN STUDI
Evaluasi kami memiliki keterbatasan. Pertama, kami mencoba mencakup
semua studi NAM-PD yang menyelidiki 12 domain penyakit parkinson yang telah
dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir yang pada akhirnya kami mungkin telah
melewatkan artikel yang relevan dengan menggunakan pendekatan ini. Meskipun
demikian, dengan mempertimbangkan siklus pendek inovasi teknologi dan proses
pemilihan domain yang secara menyeluruh, tampaknya tidak mungkin bahwa
batasan ini berdampak relevan pada hasil umum dan kesimpulan penelitian ini.
Kedua, dimasukkannya lebih dari 1 penilai mungkin telah menyebabkan
inkonsistensi ke dalam data. Namun, 3 penulis memeriksa kembali
ketidakkonsistenan ini dan menanganinya. Selain itu, karena database dibagikan
secara transparan, setiap kritik dan saran tentang studi / inkonsistensi individu
dapat diintegrasikan dalam versi yang terus diperbarui.
KESIMPULAN
Tinjauan sistematis ini memberikan gambaran umum tentang opsi yang ada saat
ini di topik pemeriksaan gejala penyakit parkinson pada umumnya. Ini dapat
berfungsi sebagai dasar untuk desain dan kinerja penelitian di masa depan dan dapat
membantu meningkatkan kualitas penelitian setelah ini. Dalam studi ini, penekanan
khususnya adalah adanya upaya gabungan ilmuwan dalam melakukan penelitian,
memberikan ukuran dalam lingkungan, mencegah penyelidikan berlebihan topik
tunggal, meningkatkan proses pematangan sistem penilaian, dan mempertimbangkan
masalah validasi. Upaya tersebut memiliki potensi yang paling mungkin untuk
merevolusi diagnosis dan pengobatan penyakit parkinson.

CRITICAL APPRAISAL

Question Y N C Evidence
e o a
n

t

s
T
e
l
l

Did the review


address a
clearly focused √
question?

Did the authors


look for the
right type of √
papers?

Do you think
all the
important,
relevant √
studies
were included?

Did the √
review’s
authors do
enough to
assess quality
of
the included
studies?

If the results of
the review
have been
combined, was

it
reasonable to
do so?

What are the


overall results

of the review?

How precise
are the results? √

Can the results


be applied to
the local √
population?

Were all √ There is other information I would like to have seen


important
outcomes
considered?

Are the
benefits worth
the

harms and
costs?

Anda mungkin juga menyukai