Anda di halaman 1dari 7

Fortunella Farlyagiza

40011419650325

D4 Akuntansi Perpajakan

1. Jelaskan tujuan audit terhadap persediaan dan utang usaha


Jawab :
 Tujuan Audit Terhadap Utang Usaha
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka
pendek.
2. Untuk memeriksa apakah kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca didukung
oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi
 Tujuan Audit Terhadap Persediaan
1. Menilai kewajaran atas persediaan.
2. Memeriksa ada tidaknya internal control yang cukup baik atas persediaan.
3. Memeriksa persediaan yang tercantum di neraca betul- betul ada dan dimiliki oleh
perusahaan pada tanggal neraca.
4. Memeriksa kesesuaian antara metode penilaian persediaan (valuation) dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
5. Memeriksa kesesuaian antara sistem pencatatan persediaan dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia/SAK Audit atas Persediaan

2. Jelaskan cara melakukan pengujian kewajaran terhadap saldo persediaan dan utang usaha

Jawab :

 Persediaan
Prosedur Audit Awal : Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun persediaan yang
akandiuji lebih lanjut usut saldo persediaan yang tercantum di neraca ke saldo
akunpersediaan yang bersangkutan di buku besar, hitung kembali saldo akun persediaan
di buku besar, lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dansumber
posting dalam akun Persediaan dan cadangan
 Prosedur Analitik
Prosedur analitik adalah pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran
persediaan yang disajikan dalam neraclume penjualan yang diharapkan. Setelah itu
dibandingkan dengan angka harapan (ratio yang sama dari data tahun lalu, data
industri,jumlah yang dianggarkan maupun data lainnya) auditor dapat menentukan
harus memfokuskan diri kearah mana dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan
saldo akun rinci.

 Pengujian Terhadap Transaksi Rinci


Auditor harus melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci dan pengujian
pisah batas pada transaksi pembelian, transaksi penjualan dan transaksi pemakaian
karena transaksi tersebut sangat menentukan keandalan saldo persediaan, selain itu
keandalan saldo persediaan juga dapat ditentukan dengan ketepatan pisah batas yang
digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut.
Pengujian substantif terhadap transaksi rinci meliputi:
a. pemeriksaan sampel transaksi yang tercatat dalam akun persediaan pada dokumen
yang mendukung timbulnya transaksi tersebut.
b. pemeriksaan pendebitan akun persediaan pada dokumen pendukung 9 bukti kas keluar,
faktur pembelian, laporan penerimaan barang dan surat order pembelian).
c. pemeriksaan pengkreditan akun persediaan pada dokumen pendukung ( faktur
penjualan, laporan pengiriman barang, bukti pemakaian barang gudang, memo debit
untuk retur pembelian).
Pengujian pisah batas transaksi meliputi:
a. pemeriksaan dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
b. pemeriksaan dokumen yang mendukung berkurangnya persediaan yang disebabkan
oleh transaksi penjualan ataupun pemakaian sendiri dalam minggu terakhir tahun yang
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.

 Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci


pada hal ini auditor harus melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan untuk
membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, hak kepemilikan dan penilaian
persediaan. auditor dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi keberadaan, keterjadian,
kelengkapan, hak kepemilikan dan penilaian pesediaan fisik dengan cara sebagai berikut:

1. mengirimkan surat konfirmasi persedian yang disimpan di gudang pihak luar.


2. meminta informasi mengenai barang-barang klien yang dijual secara konsinyasi dan barang-
barang titipan yang ada ditangan klien.
3. meminta informasi mengenai persedian yang dijadikan jaminan penarikan utang.
4. meminta informasi mengenai metode penilaian persediaan yang dilakukan oleh klien.
5. pemeriksaan kesesuaian kos per satuan persedian dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
6. pemeriksaan catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos per satuan persediaan.
7. membandingkan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun sebelumnya.
8. melakukan pengamatan terhadap unsur persediaan yang rusak.
9. menghitung tingkat perputaran persediaan dan bandingkan dengan tingkat perputaran
persediaan tahun sebelumnya.
10. melakukan pengamatan terhadap persediaan yang lambat pemakaiannya atau penjualannya.
11. meminta surat presentasi persediaan dari klien.
12. Pemeriksaan Penyajian dan Pengungkapan persediaan
 Auditor juga perlu melakukan verivikasi penyajian persediaan pada neraca dengan cara:

1. memeriksa klasifikasi persediaan pada neraca.

2. memeriksa penjelasan yang bersangkutan dengan persediaan dan,

3. melakukan analisis review terhadap persediaan.

Pengujian Kewajaran terhadap Saldo Utang Usaha

1)Melakukan konfirmasi atas utang usaha.

2)Memeriksa dokuman yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha setelah tanggal neraca.

3)Melakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang bulanan yang
diterima oleh klien dari debitur.

3. Apa yang harus dilakukan ketika konfirmasi saldo tidak dijawab?

Jawab :

Untuk konfirmasi positif yang tidak dijawab, auditor dapat memeriksa dokumentasi berikut ini untuk
memverifikasi keberadaan dan akurasi transaksi-transaksi penjualan yang membentuk saldo akhir
akun piutang:

 Penerimaan Kas Setelah tanggal Konfirmasi


Bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi, termasuk memeriksa surat pemberitahuan
pengiriman uang (remittance advices), jurnal dalam pencatatan penerimaan kas, atau bahkan
mungkin jurnal kredit dalam master file piutang. Pada satu sisi, pemeriksaan bukti penerimaan
kas setelah tanggal konfirmasi merupakan prosedur alternatif yang sangat berguna karena
menjadi logis untuk mengasumsikan bahwa konsumen melakukan pembayaran karena terdapat
piutang atas nama konsumen tersebut. Pada sisi lainnya, pembayaran tidak menjamin bahwa
piutang tersebut memang ada pada tanggal konfirmasi. Sebagai tambahan, auditor seharusnya
berhati-hati untuk mencocokan setiap transaksi penjualan yang belum dibayar, dengan bukti
pembayaran setelahnya, karena mungkin nilainya tidak cocok karena ada dispute terkait nilai
invoice.
 Duplikasi Invoice Penjualan
Pemeriksaan duplikasi invoice, berguna untuk memverifikasi bahwa piutang untuk 1 invoice
penjualan. Ada kalanya, suatu penjualan diterbitkan invoice 2 x, sehingga piutang tercatat 2 x.
 Dokumen Pengiriman
Pemeriksaan dokumen pengiriman menjadi penting dalam menentukan apakah penjualan/
pengiriman benar-benar aktual dan juga untuk pengujian cutoff/ pisah batas.
 Korespondensi dengan Klien
Biasanya, auditor tidak perlu mereviu korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif,
namun korespondensi dapat digunakan untuk mengungkapkan piutang yang dispute atau
diragukan, yang tidak terungkap dengan cara lainnya.

4. Jelaskan tujuan audit terhadap kas dan setara kas

Jawab :

Tujuan audit kas dan setara kas antara lain:

 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Beberapa ciri internal control yang baik dapat dilihat dari adanya pemisahan tugas dan tanggung
jawab antara yang menerima dan mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan,
adanya pemisahan tugas antara pegawai yang membuat rekonsiliasi bank dengan yang
mengerjakan buku bank, menyimpan asset-asset (uang kas, Blanko check dan giro) ditempat
yang yang aman, penerimaan kas, check dan giro disetor ke bank dalam jumlah seutuhnya
(intact) paling lambat keesokan harinya, dan bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas yang
sudah dibayar harus distempel lunas, untuk menghindari kemungkinan untuk di proses
pembayarannya dua kali (double payment)
 Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di laporan posisi keuangan (neraca)
per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) betul betul ada dan dimiliki oleh perusahaan
(existence). Oleh karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi
bank;
 Untuk memeriksa apakah semua transaski betul-betul terjadi dan tidak ada transaksi fiktif
(occurance);
 Untuk memeriksa apakah transaksi sudah dicatat secara akurat dan pada waktu yang tepat
dalam buku penerimaan kas dan pengeluaran kas sehingga tidak ada transaksi yang dihilangkan
(completeness), tidak ada kesalahan perhitungan matematis, tidak salah posting dalam buku
penerimaan kas dan pengeluaran kas , klasifikasi (accuracy, posting, and summarization, and
classification.), dan tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan (timing);
 Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas. Jika
perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan pelunasan obligasi berikut
bunganya (sinking fund) maka dan tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di
asset lancer. Begitupun jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan
tersangkut suatu masalah hukum;
 Untuk memeriksa sendainya ada saldo kas/setara kas dalam valuta asing. Apakah saldo tersebut
sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI)
pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi (komprehensif) tahun berjalan.
 Untuk memeriksa apakah penyajiannya di laporan posisi keuangan (neraca) sudah sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia berdasarkan SAK/ETAP/IFRS
Terkadang perusahaan melakukan pencatatan saldo kas tidak sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku di Indonesia. Sebagai contoh ditemuinya pada laporan keuangan perusahaan,
pengeluaran kas yang dibatasi untuk pengeluaran jangka pendek tetapi tidak dimasukkan ke
dalam asset lancar.

5. Apa yang harus dilakukan ketika terjadi selisih antara catatan dan perhitungan fisik?

Jawab :

 Memeriksa saldo kas kecil melalui catatan pembukuan yang ada, yaitu saldo awal ditambah
penerimaan dan dikurangi pengeluaran kas kecil.
 Memeriksa saldo kas kecil secara fisik, yaitu menghitung semua uang yang ada dalam kas kecil.

6. Jelaskan cara melakuan pengujian kewajaran terhadap saldo kas dan setara kas

Jawab :

Program Audit Dalam Pengujian Substantif Terhadap Kas

1. Prosedur Audit Awal. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun Kas yang akan diuji lebih lanjut :

 Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum di neraca ke saldo akun Kas yang
bersangkutan dalam buku besar.
 Hitung kembali saldo akun Kas di dalam buku besar.
 Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun Kas
 Usut saldo awal akun Kas ke kertas kerja
 Usut posting pendebitan akun Kas ke dalam jurnal yang bersangkutan.

2. Prosedur Analitik. Lakukan prosedur analitk :

 Hitung rasio berikut ini :


 Rasio kas dengan aktiva lancar.
 Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu
data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain.
 Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas akhir tahun yang lalu.

3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci

 Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas:


 Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cutoff bank statement dengan saldo kas menurut catatan
klien.
 Usut setoran dalam perjalanan (deposit in transit) pada tanggal neraca ke dalam cutoff bank
statement.
 Periksa tanggal yang tercantum di dalam cek yang beredar pada tanggal neraca.
 Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cutoff bank statement.
 Periksa semua cek di dalam cutoff bank statement mengenai kemungkinan hilangnya cek yang
tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca.
 Buatlah daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk
menemukan kemungkinan terjadinya check kitting.
 Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank empat kolom.
 Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan dan
pengeluaran kas.

4. Pengujian terhadap Akun Rinci

 Hitung kas yang ada di tangan klien.


 Rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening koran bank yang bersangkutan.
 Lakukan konfirmasi saldo kas di bank.

5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

 Bandingkan penyajian akun Kas dengan prinsip akuntansi berterima umum :


 Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian
rekening tertentu klien di bank.
 Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien.

7. Jelaskan fungsi dan cara pengerjaan kertas kerja berikut.


Jawab :

a) FF1 = Digunakan untuk menghitung fisik persediaan apakah sesuai antara fisik yang ada dengan kartu
persediaan. Cara pengerjaannya dengan membandingkan daftar rincian kartu persediaan barang
dengan perhitungan fisik persediaan.
b) TOC 3 = Test of control adalah tes yang dilakukan untuk menentukan kualitas internal control suatu
perusahaan . Test of control ini bisa juga dilakukan bersamaan dengan Substantive Test of Transaction.
Hasil dari Test of Control ini menetukan apakah Detail of Balance perlu diperbanyak atau tidak . Di dalam
test of control Auditor dapat melihat apakah Inhirent Risk dapat turun atau malah tidak . Contoh : test
atas transaksi penjualan , penerimaan uang , dll. TOC 3 melakukan pemeriksaan lebih dahulu
c) MM1.1 = Daftar Konfirmasi dan pengeluaran setelah tanggal neraca yang berfungsi sebagai media
untuk menampung hasil dari konfirmasi kewajiban jangka pendek. Sebelum memasuki skedul ini
diharapkan telah mengerjakan skedul utang usaha atau kewajiban sesuai dari hasil konfirmasi pada buku
yang tersedia. MM1.1 dikerjakan dengan cara memindah hasil konfirmasi yang terdapat pada buku atau
laporan diikuti dengan hasil konfirmasi yang telah dikoreksi yang diletakan pada bagian perbedaan.
d) C3.1 = Bank CAB atau skedul bagian kas dan setara kas berfungsi sebagai sub supporting skedul yang
berisi koreksi antara saldo koran dengan saldo menurut pembukuan. Cara pengerjaanya yaitu
mencocokan nilai saldo antara saldo koran dengan pembukuan apabila di rekening koran terdapat
transaksi yang tidak ada atau hilang maka akan dicatat pada bagian saldo menurut rekening koran,
apabila nilai saldo berbeda maka dicatat pada bagian pembukuan sesuai dengan pengoprasian transaksi
tersebut.

e) C2 = Nama lain dari C2 adalah daftar kas kecil berfungsi sebagai media koreksi yang terjadi pada
skedul kas kecil. Pengerjaannya bisa dilakukan dengan mencocokan saldo kas yang ada di buku kas
dengan uang yang ada di dalam kas.
f) TOC4 = Test of control adalah tes yang dilakukan untuk menentukan kualitas internal control suatu
perusahaan . Test of control ini bisa juga dilakukan bersamaan dengan Substantive Test of Transaction.
Hasil dari Test of Control ini menetukan apakah Detail of Balance perlu diperbanyak atau tidak . Di dalam
test of control Auditor dapat melihat apakah Inhirent Risk dapat turun atau malah tidak . Contoh : test
atas transaksi penjualan , penerimaan uang , dll. TOC 4 dilakukan setelah pemeriksaan pada TOC 3

Anda mungkin juga menyukai