Proposal SBLM Maju
Proposal SBLM Maju
EFEKTIFITAS PENURUNAN KADAR BESI (Fe) DAN TDS (Total Dissolved Solid)
PADA AIR SUMUR GALI DENGAN PERBEDAAN MEDIA FILTER PASIR
ZEOLIT DAN KARBON AKTIF KULIT SINGKONG (Manihot Utilissima)
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
NIESYA ALFIATUZ ZHAHRA
19251209
EFEKTIFITAS PENURUNAN KADAR BESI (Fe) DAN TDS (Total Dissolved Solid)
PADA AIR SUMUR GALI DENGAN PERBEDAAN MEDIA FILTER PASIR
ZEOLIT DAN KARBON AKTIF KULIT SINGKONG (Manihot utilissima)
Disusun Oleh:
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Wakil Rektor I
Institut Teknologi Yogyakarta
ii
HALAMAN PERNYATAAN
NAMA : NIESYA ALFIATUZ ZHAHRA
NIM : 19251209
Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Tds (Total Dissolved Solid) Pada Air Sumur
Gali Dengan Perbedaan Media Filter Pasir Zeolit Dan Karbon Aktif Kulit
bukan merupakan karya saya dalam skripsi ini diberi tanda yang dapat ditunjukkan
dalam daftar pustaka. Apabila ditemukan kemudian hari terbukti pernyataan saya
tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan
skripsi dan gelar sarjana yang saya peroleh dari skripsi tersebut.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia Nya sehingga penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan dalam rangka
(ITY) dengan judul “Efektifitas Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Tds (Total
Dissolved Solid) Pada Air Sumur Gali Dengan Perbedaan Media Filter Pasir
1. Triatmi Sri Widyaningsih, S.T. M.T selaku dosen pembimbing I yang sudah
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi
Yogyakarta,
2021
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................I
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................II
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................III
KATA PENGANTAR.............................................................................................IV
DAFTAR ISI.............................................................................................................V
DAFTAR TABEL..................................................................................................VII
DAFTAR GAMBAR............................................................................................VIII
DAFTAR BAGAN..................................................................................................IX
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................5
1.3 BATASAN MASALAH.........................................................................................5
1.4 TUJUAN PENELITIAN.........................................................................................6
1.5 MANFAAT PENELITIAN.....................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................7
2.1 AIR...................................................................................................................7
2.2 BESI (FE) DAN TDS (TOTAL DISSOLVED SOLID).............................................8
2.2.1 Besi (Fe)....................................................................................................................8
2.2.2 TDS (Total dissolved solid)....................................................................................10
2.3 ZEOLIT............................................................................................................12
2.3.1 Aktivasi Zeolit..........................................................................................................13
2.4 KARBON AKTIF..............................................................................................15
2.4.1 Proses Pembuatan Arang Aktif................................................................................17
2.5 SINGKONG......................................................................................................20
2.6 ADSORPSI.......................................................................................................24
2.6.1 Adsorpsi fisik...........................................................................................................26
2.6.2 Adsorpsi kimia.........................................................................................................26
2.7 MEKANISME ADSORBEN................................................................................27
2.8 PENELITIAN SEJENIS.......................................................................................32
V
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR BAGAN
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi makhluk hidup. Air yang
dibutuhkan adalah air bersih dan higiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu
air yang jernih, tidak berwarna, tawar, dan tidak berbau. Konsekuensi dari
penggunaan air yang tidak bersih dan higiene akan mengganggu kesehatan bagi
yang mengkonsumsinya. Air yang berkualitas meliputi kualitas fisik, kimia, dan
Besi (Fe) merupakan logam yang sering ada di alam maupun dalam air.
Logam ini dibutuhkan dalam tubuh namun dalam jumlah kecil. Kelebihan jumlah
logam ini dalam tubuh dapat menimbulkan efek kesehatan yang buruk seperti
serangan jantung, gangguan pembuluh darah bahkan kanker hati. Logam ini
fungsi fisiologi tubuh. Air yang tercemar biasanya nampak pada intensitas warna
Total padatan terlarut (TDS) adalah ukuran kandungan gabungan terlarut dari
semua zat anorganik dan organik yang ada dalam cairan dalam bentuk tersuspensi
bahwa kontaminan berbahaya, seperti zat sulfat dan bromida arsenik juga dapat
hadir di dalam air. Padatan Terlarut Total (Total Dissolved Solid atau TDS)
1
2
adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 -
10-3 mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak
Persyaratan air yang layak konsumsi atau air sehat adalah dapat memenuhi
syarat kimia, fisik, dan biologi, dalam persyaratan kualitas air bersih jumlah
kandungan Zat Besi (Fe) tidak boleh melebihi 1 mg/l dan TDS tidak boleh lebih
dari 1000 mg/l berdasarkan standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media
Zeolit merupakan adsorbent yang unik karena memiliki ukuran pori yang
sangat kecil dan seragam. Dalam keadaan normal ruang hampa dalam kristal
zeolit terisi oleh molekul air yang berada disekitar kation. Bila zeolit dipanaskan
maka air tersebut akan keluar. Zeolit yang telah dipanaskan dapat berfungsi
Kemampuan zeolit dalam mengikat atau menyerap senyawa atau unsur dalam
larutan dikarenakan kebaradaan muatan negatif dalam zeolit yang berasal dari
atom alumunium di dalamnya. Muatan negatif dari zeolit ini yang kemudian akan
mengikat kation pada besi yang terkandung dalam air dan terserap pada
permukaan zeolit. Adsorpsi ini terjadi akibat daya tarik menarik elektrostatik,
fisik-kimia, dimana terjadi proses pemisahan komponen dari suatu fase fluida
3
Karbon aktif (activated carbon) baik dalam bentuk butiran maupun serbuk
limbah dan lainnya. Dalam proses pengaplikasian karbon aktif proses yang terjadi
ialah adsorpsi, dimana polutan akan terserap oleh permukaan atau pori karbon
Karbon aktif dapat dibuat dari berbagai macam bahan baku salah satunya
adalah kulit singkong karena kulit singkong memiliki kadar karbon sebesar
59,31%. Keaktifan daya menyerap dari karbon aktif tergantung dari jumlah
senyawa karbonnya kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi, jika karbon aktif
Kulit singkong mengandung selulosa non reduksi yang sangat efektif untuk
mengikat ion logam (Maulinda et al, 2015). Selulosa apabila dipanaskan pada
(Yuliusman et al, 2009). Sehingga karbon dapat mengikat ion logam seperti besi
dan TDS.
keripik singkong, rebusan dan camilan lainnya bahkan dijadikan bahan tapioka
meminimalisir limbah tersebut kulit singkong dapat diolah menjadi karbon aktif.
Kidul pada tahun 2016 sebanyak 1.125.375 Ton dan rata pertumbuhan 2,80% per
masyarakat untuk membuat filter dari karbon aktif kulit singkong yang dapat
Parangtritis Kabupaten Bantul didapatkan sampel awal kadar Besi (Fe) Sebesar
2,00 mg/l dapat kita ketahui bahwa kadar besi tersebut melebihi standar baku
mutu. Pada penelitian (Daga, 2016 & Rap, 2017) Kadar awal TDS pada air payau
sumur gali di daerah pesisir pantai sangat tinggi yaitu 1830-1840 mg/l. Maka dari
itu peneliti akan mengambil sampel pada air sumur gali di Padukuhan Depok
Utilissima)”
5
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh efektivitas media filter pasir zeolit dan karbon aktif kulit
singkong dengan variasi waktu kontak terhadap penurunan kadar Besi (Fe) air
sumur gali.
2. Bagaimana pengaruh efektivitas media filter pasir zeolit dan karbon aktif kulit
singkong dengan variasi waktu kontak terhadap penurunan kadar TDS air
sumur gali.
Pembatasan terhadap masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sampel air untuk penelitian ini diambil dari air sumul gali di Padukuhan
Depok Desa Parangtritis Kabupaten Bantul yang memiliki kadar Besi (Fe)
3. Bahan adsorben yang digunakan adalah pasir zeolit dan karbon aktif kulit
4. Metode yang digunakan adsorpsi dengan variasi waktu kontak 0, 5, 10, 15,
6
5. Diameter alat yang digunakan 3 inci dengan debit air sebesar 0,0238 l/detik.
1. Mengetahui efektivitas media filter pasir zeolit dan karbon aktif kulit
singkong dengan variasi waktu kontak terhadap penurunan kadar Besi (Fe)
2. Mengetahui efektivitas media filter pasir zeolit dan karbon aktif kulit
singkong dengan variasi waktu kontak terhadap penurunan kadar TDS air
sumur gali.
filter yang lebih efektif dalam penurunan kadar Besi (Fe) dan TDS.
yang mengadung Besi (Fe) dan TDS dapat diolah dan digunakan sebagai
bahan ramah lingkungan seperti kulit singkong yang dapat di buat oleh
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan penyakit, Air yang bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna,
tawar, dan tidak berbau. Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam
daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM umumnya
masyarakat memanfaatkan air yang berasal dari air tanah (sumur), air sungai, air
negatif pada kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Persyaratan
mutu air dibedakan menjadi dua, yaitu persyaratan primer dan persyaratan
gangguan, seperti kontaminan dalam air minum yang dapat menyebabkan efek
kosmetika seperti perubahan warna kulit atau gigi atau efek estetika seperti rasa,
bau atau warna (Suprihatin dan Suparno, 2013). Klasifikasi mutu air ditetapkan
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
ikan air tawar, peternakan, untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
Besi merupakan satu dari lebih unsur-unsur penting air permukaan dan
air tanah. Namum perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan
9
untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada
pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak
Kadar besi pada perairan yang mendapat cukup aerasi (aerob) hampir
tidak pernah lebih dari 0,3 mg/l (Rump dan Krist, 1992). Kadar besi pada
perairan alami berkisar antara 0,05 - 0,2 mg/l (Boyd, 1988). Pada air tanah
dalam dengan kadar oksigen yang rendah, kadar besi dapat mencapai 10-
100 mg/l, sedangkan pada perairan laut sekitar 0,01 mg/l. Air hujan
mengandung besi sekitar 0,05 mg/l (McNeely et al., 1979). Kadar besi > 1,0
1991). Air yang diperuntukkan bagi air minum sebaiknya memiliki kadar
besi kurang dari 0,3 mg/l (Moore, 1991; Sawyer & McCarty, 1978) dan
air tanah, besi berbentuk besi terlarut Fe2+ ferro, jika air tanah dikeluarkan
noda pada pakaian jika digunakan untuk mencuci (Febrina et al, 2014).
1990 Kadar Besi (Fe) untuk air bersih maksimal adalah 1 ppm, sedangkan
MENKES/ PER/ IV/ 2010) . Kadar besi dalam air untuk keperluan higiene
2017).
Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai Total Dissolved
solid adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid
di dalam air. Sebagai contoh adalah air permukaan apabila diamati setelah
turun hujan akan mengakibatkan air sungai maupun kolam kelihatan keruh
pada musim kemarau air kelihatan berwarna hijau karena adanya ganggang
di dalam air. Konsentrasi kelarutan zat padat ini dalam keadaan normal
2007).
Ion yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium,
kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Sumber utama
untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah
yang kurang toleran, dan menyebabkan toksisitas yang tinggi pada tahapan
gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak tercakup dalam nilai
Tabel 2.1.
Klasifikasi Padatan di Perairan Berdasarkan Ukuran Diameter
dari jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan
kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut
digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum dari air.
Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion
Kadar zat terlarut dalam air parameter fisik dalam standar baku mutu
2.3 Zeolit
kalium dan barium. Zeolit memiliki muatan negatif, yang menyebabkan zeolit
mampu mengikat kation. Zeolit juga sering disebut sebagai molecular mesh
menyaring molekul dengan ukuran tertentu. Dalam proses filter air ini zeolit bisa
membunuh bakteri dan mengikat kandungan logam yang terkandung dalam air
Daya adsorpi zeolit dalam menurunkan kadar Fe pada air, juga tidak
terlepas dari kemampuan zeolit sebagai penukar ion. Proses penukaran ion pada
media zeolit terjadi karena adanya ion kation logam alkali dan alkali tanah.
Kation tersebut dapat bergerak bebas dalam rongga dan dapat dipertukarkan
dengan kation logam lain dengan jumlah yang sama. Sehingga molekul yang
berukuran lebih kecil atau sama dengan rongganya dapat terjerap oleh karena
struktur zeolit yang berongga. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya
adsorbsi zeolit, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas tukar ion
pada zeolit.
dalam larutan dikarenakan kebaradaan muatan negatif dalam zeolit yang berasal
dari atom alumunium di dalamnya. Muatan negatif dari zeolit ini yang kemudian
akan mengikat kation pada besi yang terkandung dalam air dan terserap pada
permukaan zeolit. Adsorpsi ini terjadi akibat daya tarik menarik elektrostatik,
(Khimayah, 2015).
kualifikasi zeolit ditentukan oleh daya serap daya tukar kation, maupun
1. Preparasi
ukuran yang lebih kecil sehingga mudah dihancurkan di dalam ball mill
2. Aktivasi
dalam proses aktivasi zeolit, yaitu secara fisik dan secara kimia.
Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis
karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai
dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari
16
karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan
kira- kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen).
Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang
sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing- masing berikatan
secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar.
Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang
dihaluskan. Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Dalam hal
ini, karbon aktif (activated carbon), baik dalam bentuk butiran maupun serbuk
limbah dan lainnya. Dalam proses pengaplikasian karbon aktif, proses yang
terjadi ialah adsorbsi dan absorbsi, dimana polutan akan terserap oleh
permukaan atau pori karbon aktif. Karbon aktif sangat efektif dalam mereduksi
1983).
dari karbon aktif ini bergantung pada jumlah senyawa karbonnya, yang berkisar
antara 85-95% karbon bebas. Karbon aktif berfungsi sebagai filter kimia karena
dapat menyerap bau tidak sedap. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-
1000% terhadap berat arang aktif. Karena hal tersebut maka karbon aktif banyak
digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60% produksi arang aktif di dunia ini
Aplikasi karbon aktif komersil dapat digunakan sebagai penghilang bau dan
resin, penyulingan bahan mentah, pemurnian air limbah, penjernih air, dan dapat
digunakan sebagai adsorben untuk mengadsorpsi bahan yang berasal dari cairan
maupun fasa gas (Kvech et al, 1998 & Worch, 2012). Berikut ini ialah
tahap, yaitu:
1. Proses Karbonasi
kristal ditempeli oleh zat hasil dekomposisi yang disebut karbon amorf.
a. Fase Karbonisasi
lain. Suhu tanur pada fase ini dapat mencapai panas sampai dengan
b. Fase Dehidrasi
c. Fase Elektronik
Setelah dehidrasi selesai, muatan dalam tanur mulai pecah, dan udara
d. Fase Pendinginan
setiap fase tergantung pada ukuran tanur, jenis tanur, prosedur operasi,
2. Proses Aktivasi
yang besar dapat diperoleh dengan cara mengaktifasi bahan yang telah
a. Aktivasi Fisika
b. Aktivasi Kimia
dengan demikian cara aktivasi kimia ini lebih mudah dilakukan. Mutu
adsorpsi arang banyak digunakan bahan kimia. Bahan kimia yang baik
(Adinata, 2013).
2.5 Singkong
banyak daerah tropis. Merupakan tanaman yang dapat memberikan hasil yang
tinggi walaupun tumbuhnya pada lahan yang kurang subur ataupun lahan dengan
21
curah hujan yang rendah (Kartasapoetra, 1988). Tanaman ubi kayu berasal dari
daratan Amerika, tumbuh sebagai tanaman berbatang tegak dan ditandai oleh
adanya bekas- bekas daun. Tingginya dapat mencapai 2,75 m dengan daun
berbentuk jari dan berwarna hijau. Penyebaran tanaman ini sudah begitu meluas
hampir di sebagian besar belahan bumi. Berikut ini adalah klasifikasi dari
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Singkong merupakan makanan asli Indonesia yang tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia. Hingga saat ini sudah banyak makanan olahan yang
berbahan dasar singkong misalnya tape, keripik singkong, gomak, getuk dan
masih banyak lagi. Produksi makanan olahan berbahan dasar singkong ini
menyisakan limbah kulit singkong yang biasanya selalu dibuang begitu saja
sehingga hal ini akan menimbulkan masalah baru terutama untuk produksi
makanan olahan dalam jumlah besar. Singkong atau ubi kayu dengan nama latin
dengan eksistensi negara ini sebagai salah satu penghasil singkong terbesar di
dunia. Setiap bobot singkong akan dihasilkan limbah kulit singkong sebesar
16% dari bobot tersebut (Cecep, 2009). Jumlah limbah kulit singkong yang
23
cukup besar ini berpotensi untuk diolah menjadi pakan ternak. Fitri Dian (2018)
menyatakan bahwa dalam 100 gram kulit singkong bahan kering 17,45%,
protein 8,11%, TDN 74,73%, serat kasar 15,20%, lemak kasar 1,29%, kalsium
limbah kulit singkong yang dihasilkan juga memiliki potensi yang cukup baik
Dengan produksi singkong sebanyak 18,9 juta ton per tahun, limbah kulit
dalam yang berwarna putih, dapat mencapai 1,5 - 2,8 juta ton sedangkan limbah
kulit luar yang berwarna coklat mencapai 0,04 - 0,09 juta ton. Menurut
Darmawan (2006), dari total produksi singkong akan dihasilan kurang lebih 16%
limbah kulit singkong. Limbah kulit Singkong terdiri dari dua lapisan, yaitu kulit
luar berwarna coklat kehitaman dan kulit dalam berwarna putih kemerahan.
Karbon aktif dapat dibuat dari berbagai macam bahan baku salah satunya
adalah kulit singkong karena kulit singkong memiliki kandungan karbon sebesar
59,31%. Keaktifan daya menyerap dari karbon aktif tergantung dari jumlah
senyawa karbonnya. Daya serap karbon aktif ditentukan oleh luas permukaan
partikel. Dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi, jika karbon aktif
mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Karbon aktif yang berwarna
hitam, tidak berbau, tidak berasa dan mempunyai daya serap yang jauh lebih
24
besar dibandingkan dengan karbon aktif yang belum menjalani proses aktivasi,
gas dan uap atau zat yang berada di dalam suatu larutan (Ariyani et al, 2017).
Kulit singkong mengandung selulosa non reduksi yang sangat efektif untuk
kayu, dahan, dan daun. Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia (Maulinda et
Lignoselulosa adalah sebutan umum untuk bahan yang terdiri atas hemiselulosa,
karena itu, bahan lignoselulosa merupakan salah satu biosorben yang paling
atom hidrogen dan oksigen hilang, sehingga tinggal atom karbon yang terikat
membentuk struktur segi enam dengan atom karbon yang terletak pada setiap
reaksi pelepasan atom hidrogen dan oksigen yang terjadi pada suhu tinggi
25
berlangsung dengan cepat dan tak terkendali sehingga merusak penataan cincin
segi enam yang ada. Ketidak sempurnaan penataan antara lapisan maupun cincin
segi enam yang dimiliki, mengakibatkan tingkat kerapatan arang aktif rendah.
(Yuliusman, 2009).
pada tahun 2007 mencapai 300.000 ton/tahun. Sedangkan negara besar seperti
Amerika kebutuhan perkapitanya mencapai 0,4 kg per tahun dan Jepang berkisar
0,2 kg per tahun (Siswarni et al, 2017). Hal ini berdampak pada harga karbon
aktif yang semakin kompetitif. Di pasaran dalam negeri harga karbon aktif
lebih besar 1.000 m2/gram dapat mencapai 20 dolar Amerika per kilonya
(Sumber : Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Institut Pertanian Bogor, 2011).
2.6 Adsorpsi
tertentu dalam dalam fase cair di transfer ke permukaan adsorben fase padat.
dinding- dinding pori atau pada sisi spesifik dalam partikel. Proses pengikatan
terjadi pada permukaan padatan atau cairan adsorben terhadap atom-atom, ion-
ion, atau molekul-molekul gas atau cairan lainnya (adsorbat) yang melibatkan
Terdapat dua metode adsorpsi, yaitu batch dan fixed bed. Pada metode
tampak larutan contoh dicampur dan dikocok bersamaan dengan bahan penyerap
kesetimbangan saat adsorben telah jenuh oleh adsorbat. Zat yang tidak
dalam larutan. Misalnya, pada adsorpsi kromium heksavalen oleh zeolit, jumlah
adsorben dalam kolom sebagai lapik dan adsorbat dialirkan ke dalam kolom
tersebut sebagai influen. Larutan yang keluar dari kolom merupakan sisa zat
yang tidak teradsorpsi yang disebut efluen. Influen dialirkan melewati lapik
hingga padatan lapik tersebut mendekati jenuh dan pemisahan yang diinginkan
Adsorpsi disebabkan oleh gaya tarik menarik antar molekul, apabila zat
penyerap, bila gaya tarik menarik antar molekul zat berbeda. Apabila gaya tarik
menarik dari kedua zat yang saling kontak disebut kohesi, bila terjadi sebaliknya
menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik
antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorpsi
molekul pada permukaannya dan sifat ini sangat menonjol pada padatan
besar luar permukaannya dan daya adsorpsi semakin kuat. Beberapa syarat
2. Berpori-pori
4. Tidak bereaksi
Gradient konsentrasi akan mendorong sorbet dari larutan menuju lapisan tipis
air yang mengelilingi adsorben (lapisan film) dan terdifusi menuju permukaan
adsorben. Adsorpsi terjadi apabila sorbet terbawa hingga ke lokasi aktif dari
adsorben.
adsorben. Proses ini dimulai dengan terjadinya peristiwa difusi external yaitu
kebagian yang lebih dalam atau poi-pori adsorben (makropori dan mikropori).
Ion logam dengan ukuran yang lebih kecil akan menuju bagian mikropori,
Adsorpsi suatu subtansi yang dapat diserap (adsorbat) pada suatu adsorben
terjadi karena adanya gaya yang menarik subtansi tersebut dari larutan ke
permukaan solid. Proses adsorpsi dapat dibagi menjadi dua yaitu proses adsorpsi
yang disebabkan oleh pelarut (solvet motivated adsorption) dan proses adsorpsi
Adsorpsi yang disebabkan oleh pelarut terjadi karena status energinya lebih
bahwa adsorbat memiliki energi bebas lebih rendah pada permukaan padatan
elektromagnetik antara inti atom (nukleus) dan elektron. Ada beberapa faktor
1. Luas Permukaan
semakin luas permukaan karbon aktif maka semakin banyak adsorbat yang
Setelah karbon diaktifkan maka pori-pori pada karbon akan terbentuk dan
akan semakin cepat reaksi penyerapan, berarti semakin besar ukuran butiran
bubuk dengan ukuran lebih dari 200 mesh dan bentuk granular dengan
ukuran kurang dari 0,1 mm akan lebih cepat terjadi proses penyerapan pada
Sebagaian besar air limbah mengandung dari berbagai jenis senyawa yang
5. Waktu Kontak
apabila waktu kontak dengan karbon aktif makin lama, seperti pada
penelitian ini variasi waktu kontak 0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit. Waktu
larutan yang mengandung zat organik konsentrasi zat organik akan turun
6. Struktur Molekul
teradsorbsi dari pada yang hanya memiliki rantai lurus. Molekul yang
teradsorbsi. Jika tidak ada aktifitas yang melindungi pori karbon proses
adsorbsi akan terhalang oleh molekul yang lebih besar dan lebih sulit
teradsorbsi dari pada molekul yang lebih kecil. Keadaan ini dapat dilihat dari
32
tidak mudah larutnya ikatan kimia yang terbentuk sehingga proses re-
adsorbsi yang sulit. Senyawa organic memiliki kisaran adsorbs yang lebar,
garam- garam yang teradsorbsi berupa KCl dan Na2SO4 adalah garam yang
tidak mudah teradsorbsi. HgCl dan FeCl relatif mudah teradsorbsi, umumnya
karbon.
7. Suhu
tinggi akan lambat artinya suhu tinggi akan memperlambat proses adsorbsi,
sedangkan pada suhu rendah akan memacu adsorbsi walaupun laju dan
8. pH (DerajatKeasaman)
rendah. Ini bisa terjadi akibat adanya netralisasi muatan negative karbon oleh
Tabel 2.4
Penelitian Sejenis
Analisa Data
35
Kesimpulan
Bagan 2. 1
Kerangka Pikir Penelitian
2.10 Hipotesis
1. Lebih efektif mana pasir zeolit atau karbon aktif kulit singkong dengan
variasi waktu kontak dalam menurunkan kadar Besi (Fe) air sumur gali.
2. Lebih efektif mana pasir zeolit atau karbon aktif kulit singkong dengan
variasi waktu kontak dalam menurunkan kadar TDS air sumur gali.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Parangtritis Kabupaten Bantul. Sedangkan Uji kadar Besi (Fe) dan TDS
Air sumur yang mengandung Besi (Fe) dan TDS yang tinggi di sumur
Table 3.1
Jadwal Perencanaan Penelitian
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
Data primer dalam penelitian ini adalah hasil pengukuran terhadap kadar
Besi (Fe) dan TDS yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur, laporan,
dibahas.
b. Kadar TDS.
1. Reaktor Filtrasi :
b. Stop kran
g. Pisau/cutter
h. Meteran
3. Ph meter
4. Stopwatch
39
5. Pompa air
5. Strimin
6. Akuades
alas
3. Memberi tanda dan membuat lubang untuk memasang stop kran yang
benar kering.
proses pencucian.
9. Kulit singkong sudah menjadi karbon aktif dan siap digunakan sebagai
41
media adsorben.
komponen baik media filter atau pun media penyangga filter telah
dibersihkan terlebih dahulu dan bebas dari kotoran ataupun partikel yang
5. Memasukan media filter pasir zeolit dan karbon aktif pada masing-
7. Mengalirkan air baku dan biarkan kontak dengan media filter selama
0, 5, 10, 15, 20 ,25, dan 30 menit. Setelah itu ambil air untuk di uji
Air 0,046 m
Strimin
0,002 m
Pasir Zeolit
0,6 m 0,7 m
0,05 – 0,1 mm
Strimin
Stop kran 0,002m
Krikil 1,5 –
2 cm
Meja
Ember Penyangga
43
Air
0,046 m
Strimin 0,002 m
Strimin
Stop kran 0,002 m
Krikil
1,5 – 2 cm
Meja
Ember Penyangga
kadar Besi (Fe) terhadap waktu kontak serta grafik hubungan antara TDS
10
15
20
25
30
Pembuatan
Reaktor Filter
Pengumpulan Data
Analisa Data
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R., 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta : CV Andi Offset
Ariyani, Putri A. R. 2017, Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Arang
Aktif Dengan Variasi Konsentrasi Naoh Dan Suhu, Skripsi, Universitas
Mulawarman
Febrina, Laila dan Astrid Ayuna. 2014. Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) dan
Mangan (Mn) Dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik. Jakarta:
Jurnal Teknologi. Vol 7, No 1
Irawati H, Aprilit, & Sugiharto, E. (2018). Adsorpsi Zat Warna Kristal Violet
Menggunakan Limbah Kulit Singkong (Manihot esculenta). Jurnal Berkala
MIPA , 17-31.
Kvech, Steve, and T. Erika. 1998. Activated Carbon. Departement of Civil and
Environmental Engineering. Virginia Tech University. United States of
America.
Khimayah, 2015. Variasi diameter zeolit untuk menurunkan kadar besi (fe) pada air
sumur gali, jurnal kesehatan masyarakat (e-journal) volume 3, nomor 1,
januari 2015 (issn: 2356-3346) , Semarang : Universitas Diponegoro
Maulinda, L., ZA, N., & Sari, D. N. (2015). Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai
Bahan Baku Karbon Aktif. Jurnal Teknologi Kimia Unimal , 11-19.
McNeely, R.N., Nelmanis, V.P., and Dwyer, L. 1979. Water Quality Source Book, A
Guide to Water Quality Parameter. Di dalam : Effendi, H. Telaah Kualitas
Air. Yogyakarta : Kanisius
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan laut. Penerbit PT. Pradnya Paramita.
Jakarta. 322 hal.
Oram,B. 2010. Total Dissolved Solids Water Quality, from Water Research Center
47
Pratiwi I, Dewi YS, 2017. Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong (Manihot Utilissima)
Dalam Mempengaruhi Kadar Fe Dalam Air, Jurnal Vol. 10 No. 1, Hal 52
-58, 2017. Universitas Satya Negara Indonesia
Rao, C.S. 1992. Environmental Pollution Control Engineering. New Delhi : Wiley
Eastern Limited.
Rump, H. H. dan H. Krist. 1992. Laboratory Manual for the Examination of Water,
Wastewater and Soil. 2nd . Ed. VHC. Cambride. Di dalam : Effendi, H.
Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius
Sawyer, C.N. and McCarty, P.L. 1978. Chemistry for Environmental Engineering.
Third edition. Di dalam : Effendi, H. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta :
Kanisius
Siswarni MZ; Lara Indra Ranita; Dandri Safitri , 2017. Pembuatan biosorben dari biji
pepaya (carica papaya l) untuk penyerapan zat warna, Jurnal Teknik Kimia
USU, Vol. 6, No. 2, Universitas SUMUT.
Suprihatin dan Suparno. 2013. Teknologi Proses Pengolahan Air untuk Mahasiswa
dan Praktisi Industri. Bogor: IPB Press.
Water Pedia 2020, Apa itu TDS, penjelasan TDS, TDS dalam air. Gresik: Jawa Timur
Yuliusman dan Rahman, Arif. 2009. Pembuatan Karbon Aktif Dari Tongkol dan
Aplikasinya Dalam Pemisahan Campuran Etanol dan Air. Skripsi,
Universitas Indonesia.