Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Teori Konstitusi
Konstitusi berarti hukum dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Hukum dasar yang
tertulis biasa disebut sebagai Undang-Undang Dasar, sedangkan hukum dasar yang tidak tertulis
disebut konfensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraan, atau aturan-aturan dasar, yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.
- Definisi Konstitusi
 Konstitusi dalam arti mateeril adalah perhatian terhadap isinya yang terdiri atas pokok
yang sangat penting dari struktur dan organisasi negara.
 Konstitusi dalam arti formiil adalah perhatian terhadap prosedur pembentukannya harus
istimewa dibandingkan dengan pembentukan perundang-undangan lain.
 Konstitusi dalam arti tertulis makudnya konstitusi itu dinaskah kan tertentu guna
memudahkan pihak-pihak mengetahuinya.
 Konstitusi dalam arti merupakan undang-undang tertinggi adalah baik pembentukan dan
perubahanya melalui prosedur istimewa dan juga ia merupakan dasar tertinggi dari
perundang-undangan lainnya yang berlaku dalam negara itu.
- Konstitusi menurut paham A.AH. Struycken
Menurut struycken konstitusi adalah undang-undang yang membuat garis-garis besar dan
asas-asas tentang organisasi dari badan negara. Jadi, struycken adalah termasuk menganut
paham bahwa konstitusi sama dengan undang-undang dasar. Dengan menyebutnya suatu
undang-undang berarti struycken juga menghendaki konstitui sebagai naskah yang tertulis.
Hal mana sesuai dengan paham modern, mengenai isi konstitusi dikata kannya sendi-sendi
dan asas jadi hanya memuat sendi-sendi dan asasnya saja. Sehungga tidak usah
mencerminkan seluruh masalah yang penting secara lengkap, hal mana sesuai pula dengan
paham modern.

- Konstitusi menurut paham leon duguit


Hukum dihubungankannya dengan kesetia kawanan yakni ikatan sosial, karna menurut duguit
, hukum adalah penjelmaan dari sociale solidariteid. Arti dari perkaatan “ solidariteid “ itu
sendiri adalah :
a. Gotong royong yakni bekerja untuk kepentinngan umum tanpa menggaharapkan
imbalan jasa .
b. Tolong menolong yakni pertolongnan yang diberikan pada seseorang dengan
harapan bahwa kelak akan mendapatkan balasan.

Tetapi yang dimaksud duguid dengan sociale soridaritead adalah hubungan fungsi antara
anggota anggota masyarat, hukum merupakan ciptaan presikologid dari masyarakat, yang
ditentukan oleh kebutuhan material, interektual dan moral. Karena kepercayaannya pada
pancaindra maka dengan demikian pandangan duguit menjadi dogmatis yang sensualistis.
Oleh sebab itu konsepsinya bersifat sensualit realisme, yang realime kepancaindraan .
Didalam institusi terjadi perubahan kejadian menjadi hukum. Hal tersebut tidak terjadi secara
langsung, tetapi melalui elite yang mendapatkan ide tersebut kemudian merumusankannya
untuk selanjutnya menyebarkannya pada masa.

- Menurut hauriou Konstitusi sebagai suatu institsi tidal lain daripada hukum yang hidup dalam
masyarakat. Institusi itu mengandung 3 unsur pokok yaitu:
1. Ide, yakni suatu cita-cita yang baik yang menjamah dalam masyarakat .
2. Elite, yakni lingkungan intelektual yang lebih dulu menyerap atau menerima ide
tadi untuk selanjutnya, merumuskan dan menyebarkan ide tersebut kepada
masyarakat .
3. Milieu, yakni masyarakat yang harus sudah matang untuk menerima ide
tersebut .
Contohnnya adalah perjuangan kemerdekaan indonesia. Bahwa kemerdekaan sebagai ide
sudah ada semenjak jauh sebelum perang. Kaum elite yakni golongan intelektual yang
terlebih dahulu menyadari apa artinya suatu kemerdekaan. Mereka merumuskannya untuk
kemudian meyebarkannya pada masyarakat. Tetapi dahulu tidak ada sambutan nyata dari
rakyat, karena sociale milieu belum matang. Ide kemerdekaan diterima sehingga semua orang
sampai kepada yang buta huruf pun memakai rencana dan mengangkat senjata, malahan sedia
mengorbankan jiwanya untuk kemerdekaan yang terbertuklah negara republik indonesia
sebagai suatu institusi.

- Fungsi Konstitusi
Fungsi Konstitusi dibagi menjadi dua :
1. Membagikan kekuasaan dalam negara
Konstitusi itu berfungsi serta mengatur pembagian kekuasaan dalam negara dalam dua
bentuk :
 Secara Vertikal yaitu pembagian kekuasaan menurut tongkatnya, yang dimaksud
ialah pembagian kekuasaan antar beberapa tingkat pemerintahan. Carl J.
Friedrich memakai istilah pembagian kekuasaan secara teritorial. Pembagian
kekuasaan ini dengan jelas dapat kita saksikan jika kita bandingkan antara negara
kesatuan, negara federal serta konfederasi.
 Secara Horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsinya. Pembagian
kekuasaan ini menunjukkan pula perbedaan antara fungsi-fungsi pemerintahan
yang bersifat legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang lebih dikenal sebagai trias
Political.
- Sejarah lahir dan berkembang konstitusi di Indonesia
Dalam perjalanan sejarah, konstitusi indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian
baik nama maupun substansi materi yang dikandungnya. Perjalanan sejarah konstitusi
indonesia antara lain :
 Undang-Undang dasar 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945
sampai 27 Desember 1949.
 Konstitusi republik Indonesia serikat- lazim dikenal dengan sebutan konstitusi
ris. Dengan masa berlakunya 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950.
 Undang-undang dasar sementara (UUDS) Republik indonesia 1950 yang masa
berlakunya sejak 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959.
 Undang-undang dasar 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi
pertama indonesia dengan masa berlakunya sejak dekrit presiden 5 juli 1959
sampai sekarang
Menurut Budiarjo ada 4 macam prosedur dalam perubahan konstitusi baik dalam model
pembaharuan atau amandemen
1. Sidang badan legislatif dengan ditambah beberapa syarat misalnya diterapkan
kuorum untuk sidang yang membicarakan unsur perubahan undang-undang dasar dan
jumlah minimum anggota badan legistatif atau penerimanya.
2. Referendum, pengambilan keputusan dengan cara menerima atau menolak usulan
perubahan undang-undang.
3. Negara-negara bagian dalam negara federal misalnya Amerika serikat tiga perempat
dari 50 negara-negara bagian harus menyetujui.
4. Perubahan yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu lembaga
khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan

- Nilai Dari Konstitusi


1. Nilai yang bersifat normatif (keharusan)
Dalam setiap Undang-undang dasar ada dua masalah yaitu
 Sifat ideal dari undang-undang dasar itu (teori)
 Bagaimana melaksanakan undang-undang dasar itu(praktek).

Peraturan hukum yang bersifat normatif ialah kalau peraturan hukum itu masih dipatuhi
oleh masyarakat, kalau tidak ia merupakan peraturan yang mati (ideal), tidak pernah
terwujud. Jadi konstitusi yang berifat normatif, jika kostitusi itu resmi diterima oleh suatu
bangsa dan bagi mereka bukan saja berlaku dalam arti hukum( legal), tetapi juga
merupakan pernyataan dala arti sepenuhnya.

2. Nilai yang bersifat nominal


Nilai kostitusi yang bersifat nominal ialah kalau konstitusi itu kenyataan nya tidak
dilaksanakan dan hanya disebutkan nama nya saja. Dengan kata lain konstitusi tersebut
menurut hukum berlaku, tetapi tidak dilaksanakan sebagai mana mestinya yaitu tidak
memiliki pernyataan sempurna.

3. Nilai yang bersifat semantik


Nilai konstitusi yang bersifat semantik ialah suatu konstitusi yang dilaksanakan
dan diperlakukan dengan penuh, tetapi hanyalah sekedar memberi bentuk dari tempat
yang telah ada untuk melaksanakan kekuasaan politik. Maksud ensensil dari suatu
konstitusi adalah mobilitas kekuasaan yang dinamis untuk mengatur, tetapi dalam hal imi
dibekukan demi untuk kepentingan pemegang kekuasaan yang sebenarnya. Contoh:
kontitusi Weimar(Jerman) yang demokratis tetapi dalam kenyataannya yang diperlukan
adalah sistem otoriter.
Agar nilai-nilai demokrasi yang diperjuangkan tidak disalah gunakan, maka
partisipasi warga negara dalam menyuarakan aspirasi perlu ditetapkan di dalam konstitusi
untuk ikut berpartisipasi dan mengawal proses demokratisasi pada sebuah Negara.

- Pentingnya Konstitusi Bagi Negara


Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan tersebut, Kusnardi
menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi ke dalam dua bagian, yaitu
membagi kekuasaan dalam Negara dan membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa
dalam Negara. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bagi mereka yang memandang Negara dari
sudut kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapat
dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan
dibagi diantara beberapa lembaga kenegaraan, seperti antara lembaga legislative, eksekutif
dan yudikatif.
Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai alat untuk
menjamin hak-hak warga negara. Hak-hak tersebut mencakup hak-hak asas, seperti hak untuk
hidup, kesejahteraan hidup dan hak kebebasan. Mengingat pentingnya konstitusi dalam suatu
Negara ini, Struycken dalam bukunya “Het Staatsreet van Het Koninkrijk der Nederlander”
menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan dokuman
formal yang berisikan:
1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau;
2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa;
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk waktu sekarang
maupun untuk waktu yang akan datang;
4. Suatu keinginan, di mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak
dipimpin.
Keempat materi yang terdapat dalam konstitusi atau undang – undang tersebut,
menunjukkan arti pentingnya suatu konstitusi yang menjadi barometer kehidupan
bernegara dan berbangsa, serta memberikan arahan dan pedoman bagi penerus bangsa
dalam menjalankan suatu Negara. Dan pada prinsipnya semua agenda penting
kenegaraan, serta prinsip – prinsip dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara telah tercover dalam konstitusi.
2.2 Kasus Tentang Teori Inkonstitusional
Inkonstitusional dapat diartikan ebagai hal-hal yang sifatnya tidak berdasarkan konstitusi,
tidak sesuai, bertentangan ataupun melanggar konstitusi suatu negara. Contoh nya pada
kasus Korupsi E-KTP Setya Novanto.
Berikut kronologi penetapan Setya Novanto sebagai tersangka:
 26 Juli 2013
KPK mulai menyelidiki dugaan adanya korupsi pengadaan paket e-KTP tahun 2011-
2012 berdasarkan Surat Perintah Penyelidikan Nomor: Sprin.Lidik-53/07/2013.
 17 April 2014
Setelah melakukan serangkaian permintaan keterangan dan mendapat ratusan
dokumen, KPK kemudian menemukan adanya indikasi korupsi dan menaikkan status
kasus ini ke penyidikan. Tersangka pertama yang ditetapkan KPK adalah Sugiharto,
mantan Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Kementerian
Dalam Negeri.

Penyidik pun melakukan serangkaian pemeriksaan saksi, pemeriksaan ahli,


mengumpulkan dokumen, serta bukti-bukti elektronik serta sejumlah uang yang
diduga sebagai hasil kejahatan terkait kasus ini.
 21 September 2016
Penyidik KPK menetapkan Irman selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri
karena diduga turut terlibat kasus ini. Penetapan tersangka ini merupakan
pengembangan dari penyidikan yang sudah dilakukan.
 21 Maret 2017
Pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong ditetapkan sebagai tersangka ketiga
oleh KPK dalam kasus ini. Andi disebut-sebut merupakan orang dekat dari Setya
Novanto.
 1 Maret 2017
KPK melimpahkan berkas dakwaan Irman dan Sugiharto ke Pengadilan Tipikor
Jakarta
 9 Maret 2017
Irman dan Sugiharto mulai menjalani sidang perdana. Dalam surat dakwaan, nama
Setya Novanto muncul sebagai salah satu pihak yang disebut turut melakukan
korupsi bersama Irman dan Sugiharto.
 21 Juni 2017
Penyidik melaporkan hasil pengembangan penyidikan kepada pimpinan KPK dalam
gelar perkara yang dituangkan dalam Laporan Pengembangan Penyidikan Nomor:
LPP15/23/07/2017.
 17 Juli 2017
KPK menetapkan Setya Novanto sebagai tersangka berdasarkan Surat Perintah -
Penyidikan Nomor: Sprin.Dik56/01/07/2017.
 18 Juli 2017
Penyidik KPK mengirimkan Surat Nomor: B-310/23/07/2017 kepada Setya Novanto
memberitahukan perihal dimulainya penyidikan.
Penyelidikan KPK dimulai sejak Juli 2013, dan hampir 4 tahun kemudian Novanto
ditetapkan sebagai tersangka. Ratusan saksi sudah diperiksa penyidik. Ratusan dokumen juga
sudah dikumpulkan KPK guna membuktikan bahwa memang benar terjadi korupsi, yang menurut
BPKP merugikan keuangan negara hingga Rp 2,3 triliun.

Setya novanto disangka melanggar Pasal 3Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang
berbunyi : setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau karena kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara dipidana seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20
tahun, atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 dan maksimal Rp. 1.000.000.000. dan Pasal 2
Ayat 1 yang berbunyi : setiap orang yang melwan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara dipidana dengan pidana penjara minimal 4 tahun, dan maksimal 20 tahun
dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000 dan paling banyak Rp. 1.000.000.000.

Menurut jaksa antara para terdakwa dengan Setya Novanto, Diah Anggraini dan Andi
Narogong telah melakukan pertemuan penting pada pukul 06.00 WIB. Pertemuan tersebut
menurut jaksa terbukti melakukan upaya Setya Novanto untuk menghilangkan fakta. Setya
Novanto memerintahkan Diah Anggraini agar menyampaikan pesan kepada Irman agar mengaku
tidak mengenal Setya Novanto kepada penyelidik KPK.
Disini dapat kita lihat teman dari Setya Novanto membelanya, dikarenakan ada
kemungkinan dia juga mendapatkan bagian aliran dana korupsi tersebut. Kita tahu bahwa Setya
Novanto melakukan korupsi, ketika seseorang dikatakan salah dan telah melanggar hukum yang
telah ada sudah sepatutnya dia harus diadili. Hukum Indonesia tidak berbicara bahwa adanya
etika perbedaan proses penangkapan antara pejabat tinggi negara dengan masyarakat biasa.
Hukum tidak peduli apa dan siapa itu Setya Novanto, hukum hanya tahu bahwa Setya Novanto
adalah pejabat tinggi negara yang harus di hukum karena dia melakukan korupsi. Meskipun Setya
Novanto itu ketua umum partai golkar, semua itu tidak bisa disangkut pautkan dengan kasus
korupsi E-KTP. Disini kita dapat melihat adanya dukungan dari kalangan pejabat negara yang
membela Setya Novanto, dimana hal ini tentunya akan mempengaruhi dan menghalangi proses
hukum Setya Novanto tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Setya Novanto
memiliki pola yaitu penyalahgunaan wewenang. Ada sebuah pendapat yang mengemukakan
bahwa pelanggaran hukum yang dilakukan oleh penguasa atau pejabat negara terjadi dengan
adanya kesalahan kebijakan dan kekuasaan terhadap rakyatnya.

Menurut saya itu bisa dibenarkan karena biasanya penyalahgunaan kekuasaan seperti
korupsi ini dilakukan oleh para penguasa atau orang yang memiliki kekuasaan dimana dia
cenderung menggunakan kesempatan untuk menyalahgunakan jabatan atau kekuasaan manakala
berada pada posisi yang memungkinkan untuk memperkaya diri sendiri, orang lain, dan bersifat
merugikan perekonomian negara atau keuangan negara.

Anda mungkin juga menyukai