Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN DIETETIKA

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE


(CHF), OLD MIOKARD INFARK (OMI) DAN DYSPEPSIA

Oleh:
Kelompok 8
Nuril Fajeriyati (G1H012003)
Yukika Fatmalasari (G1H012030)
Zidna Akmala Dewi (G1H012038)
Anindita Nur Asilatin (G1H012045)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
PURWOKERTO
2015
BAB I
ASESSMENT

1. Anamnesis
a. Identitas pasien
Nama : Tn. SM No.RN : 722403
Umur : 66 tahun Ruang : Melati (D2)
Sex : L Tgl Masuk : 17 November 2014
Pekerjaan : Petani Tgl Kasus: 18 November 2014
Pendidikan : - Alamat : Kemawi, Somagede
Agama : Islam Diagnosis medis : CHF, OMI, Dispepsia

b. Berkaitan dengan riwayat penyakit


Tabel 3.2 Riwayat Penyakit Pasien
Keluhan utama Sesak nafas, kaki bengkak
Riwayat penyakit sekarang 1 HMRS pasien mengalami keluhan sesak
nafas dan kaki bengkak
Riwayat penyakit dahulu Reumatik
Riwayat penyakit keluarga -

c. Berkaitan dengan riwayat Gizi


Data Sosio Ekonomi Penghasilan : 60.000/hari
Jumlah anggota keluarga : 1orang
Suku : jawa
Aktivitas Fisik Jumlah jam kerja : 8 jam/hari
Jumlah jam tidur sehari : 9 jam sehari.
Jenis olaharaga : - frekuensi: -
Alergi Makanan dan diet -
khusus
Masalah Gastrointestinal Nyeri uluh hati (ya), mual (ya), muntah
(tidak), diare (tidak), konstipasi (ya),
anorexia (tidak), perubahan
penciuman/pengecapan (tidak).
Penyakit Kronik Jenis penyakit : -
Modifikasi diet : -
Jenis dan lama pengobatan : -
Kesehatan mulut/menelan Sulit mengunyah (ya), stomatitis (tidak),
gigi lengkap (tidak), perokok (tidak)
Pengobatan Nutrisi parenteral : Ringer laktat
Perubahan berat badan -
Mempersiapkan makanan Makanan disiapkan oleh istri pasien
Riwayat pola makan - Konsumsi makanan pokok : 2-3x/hari
- makanan, terutama lauk diolah dengan cara
digoreng, sayuran diolah dengan cara
ditumis dan di sop
- makanan pokok : nasi 3x/hari @1 ctg (100
gr) ; singkong 3x/mg @1 ptg (50 gr)
- lauk hewani : telur 2x/mg @1 btr (55 gr) ;
ayam 3x/mg @1 ptg (50 gr)
- lauk nabati : tahu 4x/mg @1 ptg besar (100
gr), tempe 5x/mg @1ptg (50 gr)
- sayur : kacang panjang 3x/mg @1gls (100
gr); sawi 2x/mg @1 gls(100 gr); pare 2x/mg
@1 gls(100 gr) ; labu siam 2x/mg @1
gls(100 gr)
- buah : jeruk 2x/mg @1 bh (100 gr) ; pisang
4x/mg @1bh (150 gr)
-minuman : air putih 3x/hari @1gls (250
ml); teh tawar 2x/hari @1gls (250 ml)

Kesimpulan:
 Berdasarkan data diatas bapak SM berumur 66 tahun didiagnosis medis CHF,OMI,
Dispepsia
 Pasien memiliki riwayat penyakit sesak nafas dan kaki bengkak serta riwayat penyakit
dahulu yaitu reumatik
 Pasien mempunyai keluhan utama sesak nafas dan kaki bengkak
 Pasien mengalami masalah gastrointestinal yaitu nyeri ulu hati, mual, dan konstipasi
 Pasien juga mengalami kesulitan dalam mengunyah
 Pasien memiliki pola makan yang cukup beragam yang terdiri dari makanan pokok,
lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah dan konsumsi minuman yang cukup baik.
 Asupan rata-rata pasien adalah 767.61 kal/ahri
Pembahasan :
Tn. SM yang berusia 66 tahun adalah pasien yang didiagnosis medis menderita
CHF,OMI, Dispepsia. Pada awalnya pasien mengalami dispepsia, lalu pasien didiagnosis
menderita CHF. CHF (Chronic Heart Disease) merupakan keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada disertai peninggian volume
diastolik secara abnormal (Mansjoer, 2001). CHF ini dapat disebabkan oleh adanya OMI.
OMI (Old Infark Miokard) sendiri adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997). Sumbatan terjadi oleh karena adanya
ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan
otot jantung.
Dispepsia merupakan sindrom atau kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa
tidak nyaman di epigastrium yang ditandai dengan mual, muntah, kembung, cepat kenyang,
perut terasa penuh, dan sendawa (Mansjoer, A, dkk, 1999). Dispepsia pada pasien ini
menyebabkan pasien mengalami nyeri ulu hati dan mual. Pasien mengalami konstipasi.
Pasien juga mengalami edema pada kaki yang disebabkan oleh manifestasi klinis dari
penyakit gagal jantung.

2. Antropometri
a. Data Antropometri
Tanggal 18 november 2014
Tabel 3.5 Data Antropometri
BB Ulna LLA
- 25 cm 20 cm

Kesimpulan :

 Presentil LILA = x 100%

= x 100%

= 65,1 %
Berdasarkan hasil perhitungan presentil LILA tersebut menunjukan bahwa Tn. SM
masuk dalam kategori gizi buruk karena <70% (Wahyuningsih, 2003).
 TB Estimasi = (97,252 + 2.645 x p.ulna)
= (97,252 + 2.645 x 25)
= 163.377
*sumber ( R. Ilayperuma et al.)
 BB Ideal = ( TB – 100) – 10% (TB-100)
BB Ideal = (163.377 – 100) – 10% (163.377 – 100)
= (63.377) – 10% (63.377)
= 57.04 kg
(Anggraeni, 2012)

3. Biokimia
a. Data biokimia
Satuan/nilai
Pemeriksaan darah Aktual Keterangan
normal
HGB 12.9 – 15.9 g/dL 10.6 g/dL Rendah
HCT 37.7% – 53.7% 34.8% Rendah
MCV 81.1 – 96.0 fL 77.5 fL Rendah
MCH 27.0 – 31.2 pg 23.5 pg Rendah
MCHC 31.8 – 35.4 g/dL 30.4 g/dL Rendah
MPV 6.90 – 10.6 fL 5.30 fL Rendah
GOT 0 – 50 U/L 65.3 U/L Tinggi
GPT 0 – 50 U/L 84 U/L Tinggi
135 – 155
Natrium 132 mmol/l Normal
mmol/l

b. Kesimpulan
1) Kadar Hb, HCT, MCV, MCH dan MCHC rendah, hal ini berkaitan dengan terjadi
anemia pada pasien.
2) GOT dan GPT tinggi menjadi penanda terjadinya infark miokard dan berkaitan
dengan penyakit CHF
3) Natrium normal

c. Pembahasan
Pasien mengalami anemia berdasarkan kadar hemoglobinnya. Keadaan anemia ini
dapat disebabkan karena pendarahan yang terjadi pada saat pembedahan. (HCT) Hematokrit
menunjukan persentase sel darah merah terhadap volume darah total. Penurunan nilai HCT
merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab), reaksi hemolitik, leukemia, sirosis,
kehilangan banyak darah dan hipertiroid. Nilai hematokrit yang rendah pada pasien bisa
disebabkan oleh beberapa faktor seperti post operasi. (Laboratorium Amerind-Bioclinic,
2010).
Indeks eritrosit yaitu batasan berupa ukuran dan isi hemoglobin eritrosit. Istilah lain
untuk indeks eritrosit yaitu indeks kospouskuler. Indeks eritrosit terdiri atas: isi/volume atau
ukuran eritrosit (MCV : mean corpuscular volume atau volume eritrosit rata-rata), berat
(MCH : mean corpuscular hemoglobin atau hemoglobin eritrosit rata-rata), konsentrasi
(MCHC : mean corpuscular hemoglobin concentration kadar hemoglobin eritrosit rata-rata),
dan perbedaan ukuran (RDW : RBC distribution width atau luas distribusi eritrosit). Indeks
eritrosit dilakukan secara umum dalam mengindentifikasi anemia atau sebagai pemeriksaan
penunjang dalam membedakan macam mavam anemia (Ririn, 2013).
Glutamic Oxaloacetic Transaminase (GOT) adalah suatu enzim yang berhubungan
dengan sel parenkim hati. GOT juga disebut aspartateaminotransferase (AST). Pemeriksaan
GOT merupakan pengukuran kadar GOT dalam darah. GOT ini biasanya dihasilkan oleh sel
jantung, sel otot skelet, hati, otot rangka, otak, ginjal, dan sel darah merah. apabila GOT ini
tinggi maka menjadi penanda terjadinya penyakit infark miokard dan berkaitan dengan
penyakit CHF (Ulin, 2014).
GPT adalah singkatan dari Glutamic Piruvic Transaminase. GPT atau juga dinamakan
ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta
efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil
dijumpai pada otot jantung. Ketika terjadi kerusakan pada jantung maka GPT akan
dilepaskan dalam serum sehingga nilai GPT nya tinggi. hal ini menjadi penanda adanya
kerusakan pada jantung.

4. Fisik dan Klinis


a. Data Fisik dan Klinis
Tanggal 18 November 2014
 S: Sesak (+)
 Kesan umum: Pasien tampak kurus, lemah
 Vital Sign
Tabel 3.7 Data Vital Sign
Nilai Normal Nilai Aktual Interpretasi
Tekanan Darah (mmHg) 120/80 120/70 Normal
Nadi (x/menit) 60 – 100 96 Normal
Suhu (˚C) 35,8 – 37,3 36,8 Normal
Sumber : Charney and Malone, 2000

 Data penunjang :
Thorax AP : Kardiomegali, effusi pleura lamellar bilateral
Edema ekstrimitas bawah

b. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan pasien pada tanggal 18 november 2014, didapatkan hasil yaitu :
1. Pasien mengalami sesak napas
Hal ini disebabkan karena pasien mengalami penyakit gagal jantung (CHF) adalah
keadaan di mana jantung tidak dapat memompa darah secara maksimal agar dapat
disalurkan ke seluruh tubuh yang memerlukan
2. Pasien nampak lemah dan kurus
Pasien terlihat lemah karena anemia yang dideritanya. Sedangkan pasien Nampak
kurus karena asupan makan pasien yang tidak adekuat.
3. Secara umum vital sign pasien dapat diinterpretasikan dalam keadaan normal.
Dimulai dari tekanan darah, denyut nadi dan suhu tubuh pasien masih dalam
keadaan normal.

c. Pembahasan
Gagal jantung kongestif memiliki tingkat keluhan dan gejala sangat bervariasi sehingga
sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain di luar jantung. Kondisi pada penyakit
gagal jantung bukanlah berarti bahwa jantung berhenti bekerja (cardiac arrest), melainkan
jantung tidak lagi mampu memompa darah sebagaimana tugasnya sehari-hari bagi tubuh
seseorang. Gagal jantung kongestif terjadi dalam beberapa tahap. Pada awalnya, penderita
gagal jantung kongestif akan mengalami kelelahan, lemas, dan sakit ketika penderita
beraktivitas cukup berat. Hal ini diakibatkan karena otot-otot tubuh tidak mendapatkan suplai
darah yang cukup. Celakanya, gejala gagal jantung kongestif semacam ini sering diabaikan
sehingga tidak terdeteksi lebih awal karena dianggap tidak berbahaya. Tahap selanjutnya,
penderita gagal jantung kongestif mencapai tingkat lanjut yaitu jantung berdebar secara cepat
dan tidak normal. Orang tersebut tidak dapat lagi melakukan aktivitas sehari-hari seperti
biasanya. Jika merasa lelah sedikit saja, maka palpitasi akan terjadi. Maka, orang yang
mengalami gagal jantung akan lebih sering menghabiskan waktu di tempat istirahat.
Berikutnya, untuk pasien dengan gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan
pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Hal ini menyebabkan terjadi
pembengkakan (edema) di pergelangan-pergelangan kaki atau perut karena penimbunan
cairan di dalam tubuh akibat gagal jantung kongestif dan di malam hari penderita akan lebih
sering buang air kecil (nocturia).
Jika gagal jantung kiri menyebabkan cairan berakumulasi dalam paru-paru (edema
pulmoner), penderita akan mengalami sesak napas, terutama selama olahraga/latihan dan
ketika berbaring rata. Pada awalnya sesak napas hanya dirasakan saat seseorang melakukan
aktivitas, tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit maka sesak napas juga akan timbul
pada saat penderita tidak melakukan aktivitas. Sedangkan tanda lainnya adalah gelisah/cemas
(anxity), detak jantung cepat (tachycardia), batuk-batuk serta irama detak jantung tidak
teratur (arrhythmia). Pada beberapa kasus, pasien bisa jadi terbangun di malam hari karena
sesak napas. Bila cairan terkumpul dalam hati dan usus maka akan menyebabkan mual, nyeri
perut, dan nafsu makan yang berkurang. Pengidap gagal jantung kongestif juga akan
merasakan sakit luar biasa serta ketidakmampuan menjalankan kegiatan sehari-hari dan
gejala-gejala yang menyertai gagal jantung kongestif akan semakin meningkat intensitasnya.
Hal ini berkaitan dengan keluhan utama dari pasien yaitu adanya sesak nafas yang
diakibatkan oleh adanya gagal jantung bagian kiri dimana ada penumpukan cairan didalam
para-paru pasien. Namun kondisinya belum terlalu buruk hal ini berkaitan dengan
pemeriksaan klinis pasien mulai dari tekanan darah, denyut nadi dan suhu pasien yang masih
dalam keadaan normal. Namun pasien juga mengalami edema ekstrimitas bawah yang mana
ditandai dengan kaki pasien yang membengkak, hal ini disebabkan karena pasien juga
menderita gagal jantung kanan.

5. Asupan Zat Gizi


a. Data Asupan Zat Gizi
Hasil Recall asupan makanan 24 jam diet di rumah sakit
Tanggal : 18 November 2014
Diet RS : DJ
Bentuk : Makanan Lunak (Nasi Tim)
Implementasi Energi (Kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan oral (RS) 805,1 39,3 43,1 69,3
Kebutuhan Standar 1750,89 68,47 48,63 259,8
% asupan 45,98 % 57,39 % 88,62 % 26,67 %

b. Kesimpulan
Dari hasil recall, diketahui bahwa asupan energi, protein dan karbohidrat pasien
mengalami defisit berat (<70%), sementara asupan lemak pasien mengalami defisit ringan
(80-89%) (Wahyuningsih, 2013).

c. Pembahasan
Pasien mengalami defisit berat pada asupan energi, protein dan kearbohidrat.
Sementara pada asupan lemak, pasien mengalami defidit ringan. Hal ini dapat terjadi karena
pasien mengalami beberapa masalah gastrointestinal antara lain mual, muntah dan nyeri ulu
hati. Selain itu pasien juga mengalami kesulitan menelan. Masalah-masalah tersebut dapat
menurunkan nafsu makan pasien, sehingga pasien tidak mau makan dan asupan makanan
pasien tidak sesuai dengan kebutuhan bahkan defisit.

6. Terapi Medis
Jenis obat/tindakan Fungsi Interaksi dengan zat gizi
Inj Lasix |A| 12 j Menurunkan cairan dalam Gangguan pencernaan ringan,
tubuh (diuretik) mulut kering, kehilangan Na, Ca
dan K.
Inj captropil 3x 12.5 Mengurangi intensitas Proteinuria
serangan jantung
Mencegah serangan
iskemik
Miniaspi 1x80 Mencegah terjadinya Iritasi GI, mual, muntah,
refluk perdarahan GI, tukak peptik.
Inj OMZ 1x1 Meringnkan gejala Gangguan GI
dyspepsia
Antacid 3xC1 Menurunkan kolesterol Dapat menyebabkan diare dan
darah kehilangan nafsu makan.
Sinvastan 0 - 10

Pembahasan :
Injeksi Lasix, miniapsi, Injeksi OMZ dapat menyebabkan gangguan GI. Sementara
Injeksi Lasix sendiri dapat menimbulkan dehidrasi karena dapat menyebabkan kehilangan
Na, Ca dan K. Injeksi Captropil dapat menyebabkan proteinuria. Miniapsi juga dapat
menyebabkan beberapa keluhan antara lain mual, muntah, perdarahan GI dan tukak peptic.
Sementara Antasid dapat menyebabkan diare dan kehilangan nafsu makan.

SGOT tinggi
OMI
SGPT tinggi

sesak nafas
Rematik CHF
kaki bengkak

kadar Hb rendah

kadar Hct sulit


rendah mengunyah
Dispepsia
BAB II
INTEGRITAS DATA gigi tidak
mual lengkap

muntah lemah

nyeri ulu hati kurang asupan

konstipasi
asupan defisit berat
(karbohidrat, protein,
energi) dan defisit ringan
(lemak)

presentil
LILA 65,1%

gizi buruk

kurus
(https://www.deherba.com, 2015)
BAB III
DIAGNOSIS GIZI

1. Domain Intake
a. NI.2.1. Inadequate Oral Intake
PROBLEM ETIOLOGY SIGN & SYMPTOM
Kurangnya asupan Berkaitan dengan Ditandai dengan hasil recall yaitu
oral dyspepsia, nyeri ulu hati, defisit berat pada asupan energi 45,98%,
mual, muntah. protein 57,39%, dan karbohidrat
26,67%, serta defisit ringan pada lemak
88,62%

b. NI. 5.2. Malnutrition


PROBLEM ETIOLOGY SIGN & SYMPTOM
Malnutrisi Berkaitan dengan asupan Ditandai dengan nilai status gizi buruk,
makanan yang kurang presentil LILA 65,1%

2. Domain Klinis
a. NC.2.2. Altered Nutrition-Related Laboratory Values (Specify)
PROBLEM ETIOLOGY SIGN & SYMPTOM
Perubahan nilai Berkaitan dengan adanya Ditandai dengan edema, nilai Hb 10,6
laboratorium disfungsi atau kerusakan ggdl, HCT 34,8%, MCV 77,5 Fl, MCH
pada jantung (Chronic 23,5 pg, MCHC 30,4 g/dl
Heart Failure/CHF)

BAB IV
INTERVENSI GIZI

A. Planning
1. Terapi Diet
a. Jenis diet : Diet Jantung
b. Bentuk maknan : Lunak
c. Frekuensi pemberian : 3x makanan utama, 3x makanan selingan
d. Cara Pemberian : Oral

2. Tujuan
a. Meningkatkan status gizi pasien agar lebih baik dan optimal.
b. Menghindari makanan yang dapat memberatkan kerja jantung.
c. Mengurangi keluhan konstipasi pasien.
d. Mengatasi keluhan diare, mual, dan muntah pasien.
e. Memberikan edukasi tentang pola makan yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Prinsip dan Syarat Diet
a. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran cerna dan tidak
memberatkan kerja jantung seperti makanan yang rendah lemak, makanan
tanpa pengawet, bukan makanan kemasan, serta makanan yang tidak
berbumbu tajam.
b. Kebutuhan energi pasien disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Kebutuhan protein diberikan cukup yaitu sebesar 15% dari total kebutuhan
energi.
d. Kebutuhan lemak pasien sedang yaitu sebesar 25% dari total kebutuhan
energi.
e. Kebutuhan karbohidrat cukup yaitu sebesar 60% dari total kebutuhan energi.
f. Cairan diberikan > 2 liter/hari.
g. Tingkatkan pemeberian serat terutama serat yang larut air, yaitu sebanyak 35
gram per hari untuk mengikat kolesterol yang di hasilkan oleh tubuh sendiri
dalam bentuk garam empedu sehingga kolesterol ini tidak di serap kembali
oleh usus.

3. Perhitungan Kebutuhan
a. Perhitungan kebutuhan energy menggunakan Harris Benedict, dengan factor
aktivitas sebesar 1,2 (karena rawat inap RS) dan faktor stress sebear 1,2
(karena congestive heart failure), sebagai berikut:
BEE = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
= 66 + (13,7 x 57,04 + (5 x 163,377) – (6,8 x 66)
= 1215,53 kkal
TEE = BEE x faktor aktivitas x faktor stress
= 1215,53 x 1,2 x 1,2
= 1750,36 kkal
b. Kebutuhan Protein cukup, yaitu sebesar 15% dari kebutuhan energi total
= 15 % x Energi
= 15% x 1750,36 kkal
= 262,5 kkal = 65,62 gr
c. Kebutuhan lemak diberikan sedang, 25% dari kebutuhan energi total.
= 25% x Energi
= 25% x 1750,36
= 437,59 kkal = 48,62 gr
d. Kebutuhan Karbohidrat, yaitu sebesar 60% dari kebutuhan energi total
= 60% x Energi
= 60 % x 1750,36 kkal
= 1050,216 kkal = 262,55 gr

4. Rekomendasi diet
Makanan dibagi menjadi 3 kali makan utama dan tiga kali makan selingan.
Waktu Energi Presentase
Pagi 437,59 kkal 25 %
Selingan 175,04 kkal 10 %
Siang 437,59 kkal 25 %
Selingan 175,04 kkal 10 %
Malam 350,07 kkal 20 %
Selingan 175,04 kkal 10%

5. Kajian Diet Rumah Sakit


Implementasi Energi Protein Lemak Karbohidrat Serat
Kebutuhan 1750,36 kkal 65,62 gr 48,62 gr 262,55 gr 35 gr
Rekomendasi 58,15 gr
1748,7 kkal 71,58 gr 48,3 gr 271 gr
diet
% Asupan 99,9 % 109,01 % 99,34 % 103,22 % 166,14 %

6. Konseling Gizi
Tema : Tata laksana diet jantung
Media : Leaflet tentang diet jantung serta daftar bahan makanan penukar
Sasaran : Pasien dan keluarga yang merawatnya
Tempat : Ruang rawat pasien
Waktu : +/- 30 menit
Metode : Tanya jawab dan motivasi
Isi mateti : - Penjelasan tentang status gizi pasien saat kini
- Penjelasa tentang prinsip dan syarat pemberian diet sesuai
kondisi pasien
- Penjelasan tentang pola makan yang seharusnya dijalankan
pasien
B. Implementasi
1. Rekomendasi diet
Waktu Berat
Menu makan Bahan URT Kandungan zat gizi
makan bahan
Pagi Nasi Tim Beras 25 gr ½ gelas Energi : 412,4 kkal
Daging sapi 50 gr
KH : 31,4 gr
Kecap 10 gr 1 sdm
Daging kecap Minyak kelapa 5 gr 2 sdt Protein : 16,77 gr
sawit Lemak : 24,8 gr
Kacang panjang 50 gr ½ gelas Serat : 5,4 gr
Tumis kacang
Minyak kelapa 5 gr 2 sdt
panjang
sawit
Tahu 50 gr 1 potong
Pepes tahu
kecil
Selingan Biskuit 50 gr 1 Energi : 229 kkal
bungkus KH : 37,6 gr
kecil Protein : 3,45 gr
Lemak : 7,2 gr
Serat : 1 gr
Siang Nasi Tim Beras 25 gr ½ gelas Energi : 335,8 kkal
Pepes ikan Ikan mas 50 gr 1 potong
KH : 56 gr
sedang
Protein : 24,3 gr
Sayur bayam Bayam merah 100 gr 1 gelas
Tempe bacem Tempe 50 gr 1 potong Lemak : 4,04 gr
kecil Serat : 15,25 gr
Kecap 5 gr 2 sdt
Mix fruit Apel 50 gr 1 buah
kecil
Mangga 50 gr ½ buah
besar
Pepaya 50 gr 1 potong
kecil
Selingan Bubur kacang Kacang hijau 50 gr 5 sdm Energi : 269 kkal
Gula kelapa 25 gr ......
hijau KH : 50,5 gr
Protein : 11,9 gr
Lemak : 3,1 gr
Serat : 18,75 gr
Malam Nasi Tim Beras 25 gr ½ gelas Energi : 466,1 kkal
Sayur buncis Buncis 50 gr ½ gelas
KH : 85,9 gr
Jagung 50 gr ½ gelas
jagung Minyak kelapa 5 gr 2 sdt Protein : 15,2 gr
Bakso ikan Tepung terigu 30 gr 5 sdm
Lemak : 9,1 gr
Tepung sagu 10 gr 2 sdm
Ikan mas 15 gr ..... Serat : 17,75 gr
Tahu bacem Tahu 50 gr 1 potong
sedang
Kecap 5 gr 1 sdm
Pisang ambon 50 gr 1 potong
kecil
Selingan Agar-agar Agar-agar 25 gr 5 sdm Energi : 36,4 kkal
Gula pasir 10 gr 2 sdm
KH : 9,6 gr
Protein : 0 gr
Lemak : 0 gr
Serat : 0 gr
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

Yang diukur Pengkuran Evaluasi / target


Fisik klinis Sesak nafas, kaki Setiap hari sekali Keluhan dan rasa nyeri
bengkak, nyeri ulu berkurang atau hilang
hati, mual, konstipasi,
sulit mengunyah
Asupan zat gizi Penambahan asupan Setiap hari Asupan melalui oral
Energi, protein, dapat meningkat secara
lemak, karbohidrat bertahap
Evaluasi Pengetahuan pasien Setiap hari Meningkatkan
konseling dan keluarga pengetahuan pasien dan
mengenai prinsip dan keluarga
syarat diet jantung
DAFTAR PUSTAKA

Hudak & Gallo, ( 1997 ), Keperawatan kritis : suatu pendekatan  holistic, EGC, Jakarta
Laboratorium Amerind-Bioclinic. 2010. Pemeriksaan Laboratorium Uji Fungsi Hati.
http://www.abclab.co.id/?p=819
Mansjoer, Arif, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.L, dan Setiowulan, W. (1999). Kapita
selekta kedokteran. Jilid 1. Edisi 1. Jakarta: Media Aesculapius
http://blogger-ulin.blogspot.com/2014/01/anatomi-fisiologi-got-gpt-dan-gamma-gt.html
http://ririnprabandarisilalahi.blogspot.com/2013/02/pemeriksaan-darah-rutin.html
http://www.dechacare.com/Captopril-P545-1.html
https://www.deherba.com/kenali-penyebab-gagal-jantung-kongestif-dan-perawatannya.html
http://www.farmasi-id.com/miniaspi-80/
http://www.farmasi-id.com/obat/lasix
http://www.farmasi-id.com/omz/
http://www.medicinenet.com/furosemide-injection/page2.htm
Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Graha Ilmu. Yogyakarta
LAMPIRAN

Nama Umur Bera


:   Sex : L   :   Th.   t:  

    Standart Energi Protein Lmk KH    


 
      Menu 1749 71,6   48 271    
Protein
Waktu Menu Bahan Brt ENERGI   LMK H A Ca F
(gr)

      ( gr ) Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg)

                     
Pagi Nasi tim Beras giling 25 90 0 1,7 0,18 19,7 1,5 35
  Daging kecap Daging sapi 50 103,5 9 0 7 0 5,5 85
    Kecap 10 4,6 0 0,57 0,13 0,9 12,3 9,6
Minyak kelapa
    sawit 5 45,1 0 0 5 0 0 0
Oseng kacang
  panjang Kacang panjang 50 22 0 1,35 0,15 3,9 24,5 174
Minyak kelapa
    sawit 10 90,2 0 0 10 0 0 0
  Pepes tahu Tahu 50 34 0 3,9 2,3 0,8 62 31,5
  Pepaya Pepaya 50 23 0 0,25 0 6,1 11,5 6
                     
                     
Sub Total 412,4 9 7,77 24,8 31,4 117 341
                     
Snack Biskuit Biscuit 50 229 0 3,45 7,2 37,6 31 43,5
                     
Sub Total 229 0 3,45 7,2 37,6 31 43,5
                     
Siang Nasi tim Beras giling 25 90 0 1,7 0,18 19,7 1,5 35
  Pepes ikan Ikan mas 50 43 8 0 1 0 10 75
Tempe kedele
  Tempe Bacem murni 50 74,5 0 9,15 2 6,35 64,5 77
    Kecap 5 2,3 0 0,29 0,07 0,45 6,15 4,8
  Sayur bayam Bayam merah 100 51 0 4,6 0,5 10 368 111
  Mix fruit Apel 50 29 0 0,15 0,2 7,45 3 5
    Pepaya 50 23 0 0,25 0 6,1 11,5 6
    Mangga 50 23 0 0,2 0,1 5,95 7,5 4,5
harumanis
                     
Sub Total 335,8 8 16,3 4,04 56 472 318
        0            
Bubur kacang
Snack hijau Kacang ijo 50 172,5 0 11,1 0,6 31,5 62,5 160
    Gula Kelapa 25 96,5 0 0,75 2,5 19 19 9,25
                     
Sub Total 269 0 11,9 3,1 50,5 81,5 169
                     
Mlm Nasi tim Beras giling 25 90 0 1,7 0,18 19,7 1,5 35
Sayur buncis
  jagung Buncis 50 17,5 0 1,2 0,1 3,85 32,5 22
Jagung segar
    kuning 50 70 0 2,35 0,65 16,6 3 59
Minyak kelapa
    sawit 5 45,1 0 0 5 0 0 0
  Bakso ikan Tepung sagu 10 35,3 0 0,07 0,02 8,47 1,1 1,3
    Tepung terigu 30 109,5 0 2,67 0,39 23,2 4,8 31,8
    Ikan mas 15 12,9 2,4 0 0,3 0 3 22,5
  Tahu bacem Tahu 50 34 0 3,9 2,3 0,8 62 31,5
    Kecap 5 2,3 0 0,29 0,07 0,45 6,15 4,8
  Pisang Pisang ambon 50 49,5 0 0,6 0,1 12,9 4 14
                 
Sub Total 466,1 2,4 12,8 9,1 85,9 118 222
                     
Snack Agar-agar Agar-agar 30 0 0 0 0,06 0 120 37,5
    Gula pasir 10 36,4 0 0 0 9,4 0,5 0,1
                     
Sub Total 36,4 0 0 0,06 9,4 121 37,6
                     
Total 1748,7 71,58   48,3 271 941 1131
Standar Kebutuhan Energi Protein Lmk KH    

Anda mungkin juga menyukai