Bella anggita
Erlia wanti
Husnah fadillah
Media
M.fikri faturrahman
Supera
KATA PENGANTAR.............................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Hak-Hak Pasien.................................................................................15
B. Hak-Hak Perawat..............................................................................16
C. Kontrak..............................................................................................17
4.1 Kesimpulan.........................................................................................19
4.2 Saran...................................................................................................20
Kata pengantar
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. atas berkat dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Hak-hak dan
Tanggungjawab” dalam Etika Keperawatan. Selesainya penyusunan makalah ini
berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami sampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing.
PENDAHULUAN
Saat ini, perkembangan keperawatan didunia menjadi acuan dasar bagi perawat dalam
melakukan perubahan mendasar pada kegiatan profesinya. Pada awalnya, pekerjaan perawat
merupakan pekerjaan vokasional tapi saat ini bergeser menjadi pekerjaan profesional.
Perawat yang dahulu berfungsi sebagai asisten dokter, dan bagian dari tujuan pelayanan
klinis, tetapi sekarang berkesempatan memiliki pelayanan keperawatan mandiri sebagai
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan. Ketika perawat melakukan praktik keperawatan,
diwajibkan untuk menjunjung asas etika dan profeonalisme. Asas etika adalah salah satu
pondasi yang sangat penting dalam membuat hubungan baik dengan semua pihak dalam
memberi pelayanan keperawatan. Pemberian pelayanan kesehatan membuat kemudahan
untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kepuasan dan kesembuhan pasien.
3. Pengertian hak
4. Pengertian perawat
5. Pengertian undang-undang:
6. Peranan hak
7. Jenis hak
1.3.Tujuan
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat,baik didalam maupun
diluar negeri sesusai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Dalam
melaksankan praktik keperawatan,perawat di tuntut melakukan peran dan fungsi sebagai
mana yang diharap kan oleh profesi dan massyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan
keperawatan.
Kekuasaan/kewengan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum untuk
mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.Hak merupakan tuntutan terhadap
sesuatu,dimana seseorang mempunyai hak terhadapnya,seperti kekuasaan dan hak-hak
istimewa yang berupa tuntutan yang berdasarkan keadilan,moralitas atau legalitas.
2.4.Peranan hak
Dalam hal tanggung jawab perawat sebagai tenagan kesehatan dijelaskan antara lain
pasal 1 ayat 2 Undang- Undang No.36 Tahun 2009 disebutkan bahwa “ Sumber daya
dibidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi
dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dan
masayarakat”. Kemudian pasal 1 ayat 6 Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang
kesehatan menyatakan bahwa” Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
Hak- hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hak-hak
manusia atau lebih dasar lagi HAM. HAM tidak tanpa batas dan merupakan kewajiban setiap
negara atau pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang dapat dilaksanakan
dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan umum.
Menurut sifatnya HAM biasanya dibagi atau dibedekan dalam beberapa jenis yaitu:
Dalam UUD 45 bail pada pembukaan maupun batang tubuh telah diuraikan dengan jelas
beberapa hak asasi manusia. Pada pembukaan disebutkan hak kemerdekaan , haka asai
ekonomi berupa kemakmuran, dan hak asai sosial serta kebudayaan. Kemudian dalam batang
tubuh disebutkan lebih jelas tentang HAM, yaitu dala pasal-pasal sebagai berikut:
Pada saat ini teknologi kesehatan telah berkembang cukup pesat. Berbagai
masalah kesehatan pasien dapat dideteksi lebih cepat dan teliti serta ditangani
dengan efektif berkat tersedianya alat-alat yang canggih. Pengguna teknologi
tinggi serta kompleksitas penyakit mempuntai pengaruh terhadap biaya perawatan
kesehatan yang lebih tinggi. Tidak adanya jaminan terhadap mutu keperawatan
yang diberikan serta sistem penanganan masalah yang belum terkoordinasi dengan
baik menyebabakan pasien menjadi korban tindakan yang sebenarnya tidak perlu
terjadi.
Situasi diatas menyebabkan pasien lebih peka terhadap haknya dan ingin
selalu berpartisispasi di dalamnya. Tuntutan masyarakat ini menyebabkan
pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan keprofesionalan tenaga kesehatan
dan sistem pelayanan kesehatan. Ini juga menuntut institusi pelayanan profesi
untuk meningkatkan kualitas dan pemberuiaan pelayanan kesehatan.
Hak-hak pasien yang sekarang sudah sering dibicarakan, tumbuh dari mata
rantai pasal 25 The United Nations Universal Declaration Of Human Right 1948:
pasal 1 The United Nations International Convention Civil and Political Right
1996 yaitu hak memperoleh kesehatan ( The Right to Self Determenation)
kemudian dari Deklarasi Helsinki, oleh The 18th World Medical Assembely,
Finland 1946 muncul hak untuk memperoleh informasi ( The Right to
Information)
Perawat sangat terlibat dalam pembahasan hak-hak pasien. Perawat
merupakan tenaga kesehatan bagi pasien selama 24 jam. Pasien banyak
melakukan kontak dengan perawat. Berbagai masalah pasien yang berkaitan
dengan hidup dan mati pasien sering dihadapi perawat. Untuk itu perawat harua
mengetahui inflikasi hukum mengenai apa yang dapatdan tidak dapatbdilakukan
pada pasien. Sebagian besar hak-hak yang dipikirkan pasien berkaitan dengan hak
hukum dan hak moral. Ada 4 dasar seperti yanf=g dikemukakan oleh Jhon F.
Keendly yaitu: 1. Hak mendapatkan perlindungan keamanan 2. Hak mendapat
informasi 3. Hak memilih dan 4. Hak mendengar.
Beberapa hak pasien yang dibahas disini adalah hak untuk memberikan
consent, hak memilih mati daripada hidup, hak perlindungi bagi orang yang tidak
berdaya dan hak pasien dalam penelitian .
1. Hak memberikan persetujuan( Consent)
Consent mengandung arti suatu tindakan atau aksi bealasan yang diberikan
tanpa paksaan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang
keputusan yang ia berikan, dimana orang tersebut secara hukum mampu
memberikan consent. Consent diberikan pada prinsip bahwa setiap manusia
dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa yang harus dilakukan
terhadapnya.
Consent tidak perlu sangat detail namun cukup berisi sifat alami prosedur
dan konsekuensinya. Consent tidak diperlukan pada keadaan gawat yang
mengancam kehidupan dan kesehatan.
2. Hak untuk memilih mati
Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter,
salah satu kriteria kematian adalah mati otak atau braindeth. Hak untuk
memilih mati sering bertolak belakang dengan hak untuk tetap
mempertahankan hidup. Permasalah muncul pada saat pasien dalam keadaan
kritis dan tidak mampu membuat keputusan sendiri tentang keputusan hidup
dan matinya misal dalam keadaan, dalam situasi ini pasien hanya mampu
mempertahankan hidup jika dibantu misal dengan pemasangan peralatan
mekanik.
3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya
Yang dimaksudkan golongan orang tidak berdaya disini adalah orang
dengan gangguan mental dan anak-anak dibawah umur serta remaja dimana
secara hukum mereka tidak dapat membuat keputusan tentang nasibnya
sendiri, serta golongan usia lanjut yang sudah mengalami gangguan pola
berpikir maupun kelemahan fisik.
Prinsip dalam konteks disini, hak-hak mereka tidak dilanggar dan segala
keputusan yang dibuat pada mereka merupakan keputusan yang terbaik. Untuk
membuat keputusan diperlukan wali baik keluarga, orang tua atau wali ahli.
4. Hak Pasien dalam penelitian
Penelitian sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap penelitian
misalnya penggunaan obat atau cara penanganan baru yang melibatkan pasien
harus memperhatikan aspek hak pasien. Sebelum pasien terlibat, kepada
mereka harus diberi informasi secara jelas tentang percobaan yang dilakukan,
bahaya yang mungkin timbul, dan kebebasan pasien untuk menolak atau
menerima untuk berpartisipasi.
Apabila perawat berpartisipasi dalam penelitian yang melibatkan pasien,
maka perawat harus yakin bahwa hak-hak pasien tidak dilanggar baik secara
etik maupun hukum. Untuk ini perawat harus memahami hak-hak pasien:
membuat keputusan sendiri untuk berpartisipasi, mendapat informasi yang
lengkap, menghentikan partisipasi tanpa sangsi, mendapat privasi dignitas,
bebas dari bahaya atau resiko cidera, percakapan tentang sumber-sumber
pribadi dan hak terhindar dari pelayan orang yang tidak kompeten( Marchette,
1984;Kelly, 1987)
Jumlah perawat wanita samapai saat ini masih lebih banyak daripada pria.
Perbedaan jumlah ini tidak semenyolok dengan seperti yang terjadi di negara
lain misalnya Amerika maupun Kanada atau lebih menyolok lagi Jepang, ini
mungkin karena perbedaan latar belakang sejarah, dimana pada masa kolonial
belanda para pria yang dididik sebagai perawat yang masa itu difokuskan
kepada kesehatan militer. Beberapa masa yang telah lewat, justru para
perawat prialah yang menduduki berbagai posisi kepemimpinan keperawatan,
sebagai contoh bisa kita lihat pada formulir kepengurusan PPNI.
Secara nasional hak dan peran wanita telah mendapat perhatian dari
pemerintah dimana dalam GBHN(1988) telah disebutkan kedudukan wanita
sebagai subyek pembangunan:................................dalam melaksanakan
pembangunan, wanita merupakan mitra sejajar yang mempunyai hak,
kewajiban dan kesempatan yang sama dengan kaum pria, serta mempunyai
peran sangat penting dalam keluarga karena secara langsung akan
mengetahui kualitas generasi dan kesejahteraan keluarga. Kemudian dalam
pelita V dikatakan:.......................wanita, baik sebagai warga negara maupun
sumber insani bagi pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan
yang sama dengan pria di segala bidang kehidupan bangsa dan dalam
segenap kegiatan( Asmuni Rahmat, 1992) .
Keikutsertaan perawat dan sekaligus sebagian sebagai wanita dalam
pembangunan kesehatan diakui cukuo banyak dan tidak diragukan. Dalam
konteks ini, maka hak-hak yang menyangkut peran dan perlindungan wanita
juga sangat berkaitan dengan hak- hak perawat.
Hak ini berkaitan dengan tugas atau tanggung jawab yang diberikan kepada
perawat untuk menjalankan praktik keperawatan. Sebagai profesi yang
mempunyai tanggung jawab maka keperawatan mempunyai hak untuk
menentukan nasibnya sendiri. Sering terjadi, praktik keperawatan diatur oleh
para pemberi kerja, tenaga kesehatan lain atau oleh suatu institusi atau
organisasi besar lain. Dalam setiap pembuatan keputusan yang menyangkut
nasibb perawat, maka para perawat harus dilibatkan secara aktif sehinnga
pelanggaran hak tidak terjadi.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
Sebagai seorang calon perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari etika
keperawatan agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktik keperawatan nantinya.
Daftar Pustaka
Prakoso Djoko, masalah ganti rugi dalam KUHP, Bina Aksara Jakarta, 1998
Grippando, Nursing perspectives and issues Delmar Publishing Co, Albany, 1977
Kelly; Lucie Young, The Nursing Experience, Trends, Challengs and Transitions, Mac
Millan Publishing Co, New York, 1987
Rahmat Asmuni; Developing Nursing Education and Women’s Roles, paper dalam New
Direction in Nursing Education, Symposium and Workshop, UGM,1992
Kozier , Erb, Fundamentals of Nursing, ed 4th, Addison Wesley Co, Redwood City, 1990
Soal
Jawaban:
1. D
2. A
3. D
4. C
5. C
6. A
7. A
8. D
9. A
10. B
SOAL KASUS
Tn.N berumur 30 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri terasa sakit
saat berkemih.Perawat fitri segera memasang infus dan tanpa memberikan
penjelasan lebih lanjut kepada pasien dan keluarga pasien tersebut.Selama
beberapa saat kemudian Dokter melakukan pemeriksaan,dari hasil pemeriksaan
yang ada pada Tn.N terkena penyakit kanker kandung kemih.Kemudian Dokter
menginstruksi kepada perawat fitri agar melakukan asuhan keperawatan lebih
lanjut kepada Tn.N.Tetapi perawat fitri karena terlalu sibuk mengurus pasien yang
lain akhirnya lupa mengobservasi dan memberikan asuhan keperawatan yang
lebih lanjut kepada Tn.N.
Analisis kasus
Pada kasus diatas jelas perawat tidak menunjukkan profesianolnya.Sebagai seorang perawat
seharusnya dapat bertindak sebagai pemberi rasa nyman dan pelindung,sedangkan perawat
tersebut tidak memberikan asuhan keperawatan dan mengobsevasi lebih lanjut terhadap
keadaan pasien tersebut.