Anda di halaman 1dari 20

Etika keperawatan

Nama kelompok: Aprillya rismauli

Bella anggita

Erlia wanti

Husnah fadillah

Media

M.fikri faturrahman

Supera

AKADEMI KEPERAWATAN PANGKALPINANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................5
1.3 Tujuan .........................................................................................6
1.4 Manfaat ........................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perawat..........................................................................8

2.2 Pengertian Hak....................................................... ...........................9

2.3 Pengertian undang-undang no.38 th 2014.........................................10

2.4 Peranan Hak.......................................................................................11

3.1 Jenis-jenis Hak...................................................................................12

3.2 Hak dan Tanggung jawab perawat.....................................................13

3.3 Hak dan tanggung jawab hukum perawat..........................................14

A. Hak-Hak Pasien.................................................................................15

B. Hak-Hak Perawat..............................................................................16

C. Kontrak..............................................................................................17

D. Tanggung Jawab Hukum Perawat dalam Praktik..............................18

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan.........................................................................................19

4.2 Saran...................................................................................................20
Kata pengantar
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. atas berkat dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Hak-hak dan
Tanggungjawab” dalam Etika Keperawatan. Selesainya penyusunan makalah ini
berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami sampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing.

Pangkalpinang, februari 2020


BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, perkembangan keperawatan didunia menjadi acuan dasar bagi perawat dalam
melakukan perubahan mendasar pada kegiatan profesinya. Pada awalnya, pekerjaan perawat
merupakan pekerjaan vokasional tapi saat ini bergeser menjadi pekerjaan profesional.
Perawat yang dahulu berfungsi sebagai asisten dokter, dan bagian dari tujuan pelayanan
klinis, tetapi sekarang berkesempatan memiliki pelayanan keperawatan mandiri sebagai
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan. Ketika perawat melakukan praktik keperawatan,
diwajibkan untuk menjunjung asas etika dan profeonalisme. Asas etika adalah salah satu
pondasi yang sangat penting dalam membuat hubungan baik dengan semua pihak dalam
memberi pelayanan keperawatan. Pemberian pelayanan kesehatan membuat kemudahan
untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kepuasan dan kesembuhan pasien.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja hak-hak dan tanggung jawab Perawat?

2. Apa saja etika dalam hak dan tanggung jawab perawat?

3. Pengertian hak

4. Pengertian perawat

5. Pengertian undang-undang:

 Pasal-pasal menjelaskan tentang hak dan tanggung jawab perawat.

6. Peranan hak

7. Jenis hak

8. Hak perawat menurut undang-undang

1.3.Tujuan

1. untuk mengetahui hak- hak tanggung jawab perawat


2. untuk memahami etika dalam hak dan kewajiban menurut undang-undang
3. untuk mengetahui jenis-jenis hak
4. untuk memahami peran perawat
1.4. Manfaat

Makalah etika keperawatan ini, mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan


mengenai etika keperawatan dalam proses keperawatan ,dan mengetahui lebih dalam
pembelajaran etika keperawatan karna etika sangat erat kaitan dengan kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat,baik didalam maupun
diluar negeri sesusai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Dalam
melaksankan praktik keperawatan,perawat di tuntut melakukan peran dan fungsi sebagai
mana yang diharap kan oleh profesi dan massyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan
keperawatan.

2.2. Pengertian Hak

Kekuasaan/kewengan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum untuk
mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.Hak merupakan tuntutan terhadap
sesuatu,dimana seseorang mempunyai hak terhadapnya,seperti kekuasaan dan hak-hak
istimewa yang berupa tuntutan yang berdasarkan keadilan,moralitas atau legalitas.

2.3.Pengertian undang-undang tentang hak dan tanggung jawab perawat

Undang-undang 38 tahun 2014 tentang keperawatan kesehatan sebagai hak asasi


manusia yang diakui secara konstitusional dalam UUD NRI tahun 1945 sebagai hak warga
negara dan tanggung jawab negara.Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan
melalui pemberian pelayanan kesehatan yang didukung oleh sumber daya kesehatan,baik
tenaga kesehatan maupun tenaga non-kesehatan.Perawat dalam pelaksaan pelayanan
kesehatan berperan sebagai penyelenggaraan praktik keperawatan,pemberi ahusan,penyuluh
dan konselor bagi klien,pengelolah pelayanan keprwatan,dan peneliti keperawatan.

2.4.Peranan hak

1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara


seseorang dengan kelompok.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran. Dalam hal ini,perawat
tersebut mempunyai hak melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan.

3.1. Jenis-jenis Hak

Hak terdiri dari 3 jenis yaitu hak kebebasan,kesejahteraan,dan hak legistratif.

1. Hak-hak kebebasan diekspresikan sebagai hak orang-orang untuk hidup sesuai


dengan pilihan nya dalam batas-batas yang di tentukan.
2. Hak-hak kesejahteraan
Hak-hak yang diberikan secara hukum untuk hal-hal yang merupakan standar
keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
3. Hak-hak legistratif
Hak-hak legistratif diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep
keadilan.Batman 1986,menyatakan bahwa hak-hak legistratif mempunyai 4
peranan dimasyarakat,yaitu membuat peraturan,mengubah
peraturan,membatasi moral terhadap peraturan yang tidak adil,memberikan
keputusan pengadilan atau menyelesaikan perselisihan.

3.2. Hak dan Tanggung Jawab Perawat

Dalam hal tanggung jawab perawat sebagai tenagan kesehatan dijelaskan antara lain
pasal 1 ayat 2 Undang- Undang No.36 Tahun 2009 disebutkan bahwa “ Sumber daya
dibidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi
dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dan
masayarakat”. Kemudian pasal 1 ayat 6 Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang
kesehatan menyatakan bahwa” Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.

3.3. Hak dan Tanggung Jawab Hukum Perawat dalam Praktik

Hak- hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hak-hak
manusia atau lebih dasar lagi HAM. HAM tidak tanpa batas dan merupakan kewajiban setiap
negara atau pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang dapat dilaksanakan
dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan umum.

Menurut sifatnya HAM biasanya dibagi atau dibedekan dalam beberapa jenis yaitu:

1. Personal rights( hak-hak asasi pribadi), yang meliputi kemerdekaan menyatakan


pendepat dan memgb b eluk agama, kebebasan bergerak dan sebagainya.
2. Property right( hak asasi untuk memiliki sesuatu), yang meliputi hak untuk membeli,
menjual barang miliknya tanmpa dicampuri secara berlebihan oleh pemerintah
termasuk hak untuk menmgadakan suatau perjanjian dengan bebas.
3. Right of legal equality, yaitu hak untuk mendapatkan pelakuan yang sama dan
sederajat dalam hukum dan pemerintahan.
4. Political right( hak asasi politik), yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan
dengan ikut memilih atau dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan petisi dan
lain-lain.
5. Sosial dan kultur right( hak-hak asasi sosial dan kebudayaan), diantaranya hak untuk
memilih pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai.
6. Prosedural right, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan dan jaminan
perlindungan misalnya dalam hal pengeledahan dan peradilan.

Dalam UUD 45 bail pada pembukaan maupun batang tubuh telah diuraikan dengan jelas
beberapa hak asasi manusia. Pada pembukaan disebutkan hak kemerdekaan , haka asai
ekonomi berupa kemakmuran, dan hak asai sosial serta kebudayaan. Kemudian dalam batang
tubuh disebutkan lebih jelas tentang HAM, yaitu dala pasal-pasal sebagai berikut:

 Pasal 27( persamaan dalm hukum dan penghidupan yang layak)


 Pasal 28( berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan)
 Passal 29( kebebasan beragama)
 Pasal 31( mendapatkan pengajaran)
 Pasal 32( perlindungan bersifat kultural)
 Pasal 33( ekonomi)
 Pasal 34( kesejahteraan sosial)

Ditinjau dari segi sejarah, perawat mempunyai suatu kecenderungan bingung


antara istilah hak dan tanggung jawab. Pernyataan perawat dan pasien serta tanggung
jawab telah tercantum dalam UU Kesehatan No. 32 Tahun 1992. Pada pasal 53
disebutkan ketentuan mngenai standar profesi dan hak-hak pasien ditetapkan dengan
peraturan pemerintah. Bersumber dari pasal ini maka hak-hak pasien maupun perawat
dapat diformulasi.
Hak-hak Pasien dan Perawat dibahs dalam topik etika maupun hukum karena
komponen ini mempunyai kaitan baik dalam proses pembuatan keputusan etik
maupun perlindunagn hukum.

A. Hak –Hak Pasien

Pada saat ini teknologi kesehatan telah berkembang cukup pesat. Berbagai
masalah kesehatan pasien dapat dideteksi lebih cepat dan teliti serta ditangani
dengan efektif berkat tersedianya alat-alat yang canggih. Pengguna teknologi
tinggi serta kompleksitas penyakit mempuntai pengaruh terhadap biaya perawatan
kesehatan yang lebih tinggi. Tidak adanya jaminan terhadap mutu keperawatan
yang diberikan serta sistem penanganan masalah yang belum terkoordinasi dengan
baik menyebabakan pasien menjadi korban tindakan yang sebenarnya tidak perlu
terjadi.
Situasi diatas menyebabkan pasien lebih peka terhadap haknya dan ingin
selalu berpartisispasi di dalamnya. Tuntutan masyarakat ini menyebabkan
pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan keprofesionalan tenaga kesehatan
dan sistem pelayanan kesehatan. Ini juga menuntut institusi pelayanan profesi
untuk meningkatkan kualitas dan pemberuiaan pelayanan kesehatan.
Hak-hak pasien yang sekarang sudah sering dibicarakan, tumbuh dari mata
rantai pasal 25 The United Nations Universal Declaration Of Human Right 1948:
pasal 1 The United Nations International Convention Civil and Political Right
1996 yaitu hak memperoleh kesehatan ( The Right to Self Determenation)
kemudian dari Deklarasi Helsinki, oleh The 18th World Medical Assembely,
Finland 1946 muncul hak untuk memperoleh informasi ( The Right to
Information)
Perawat sangat terlibat dalam pembahasan hak-hak pasien. Perawat
merupakan tenaga kesehatan bagi pasien selama 24 jam. Pasien banyak
melakukan kontak dengan perawat. Berbagai masalah pasien yang berkaitan
dengan hidup dan mati pasien sering dihadapi perawat. Untuk itu perawat harua
mengetahui inflikasi hukum mengenai apa yang dapatdan tidak dapatbdilakukan
pada pasien. Sebagian besar hak-hak yang dipikirkan pasien berkaitan dengan hak
hukum dan hak moral. Ada 4 dasar seperti yanf=g dikemukakan oleh Jhon F.
Keendly yaitu: 1. Hak mendapatkan perlindungan keamanan 2. Hak mendapat
informasi 3. Hak memilih dan 4. Hak mendengar.
Beberapa hak pasien yang dibahas disini adalah hak untuk memberikan
consent, hak memilih mati daripada hidup, hak perlindungi bagi orang yang tidak
berdaya dan hak pasien dalam penelitian .
1. Hak memberikan persetujuan( Consent)
Consent mengandung arti suatu tindakan atau aksi bealasan yang diberikan
tanpa paksaan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang
keputusan yang ia berikan, dimana orang tersebut secara hukum mampu
memberikan consent. Consent diberikan pada prinsip bahwa setiap manusia
dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa yang harus dilakukan
terhadapnya.
Consent tidak perlu sangat detail namun cukup berisi sifat alami prosedur
dan konsekuensinya. Consent tidak diperlukan pada keadaan gawat yang
mengancam kehidupan dan kesehatan.
2. Hak untuk memilih mati
Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter,
salah satu kriteria kematian adalah mati otak atau braindeth. Hak untuk
memilih mati sering bertolak belakang dengan hak untuk tetap
mempertahankan hidup. Permasalah muncul pada saat pasien dalam keadaan
kritis dan tidak mampu membuat keputusan sendiri tentang keputusan hidup
dan matinya misal dalam keadaan, dalam situasi ini pasien hanya mampu
mempertahankan hidup jika dibantu misal dengan pemasangan peralatan
mekanik.
3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya
Yang dimaksudkan golongan orang tidak berdaya disini adalah orang
dengan gangguan mental dan anak-anak dibawah umur serta remaja dimana
secara hukum mereka tidak dapat membuat keputusan tentang nasibnya
sendiri, serta golongan usia lanjut yang sudah mengalami gangguan pola
berpikir maupun kelemahan fisik.
Prinsip dalam konteks disini, hak-hak mereka tidak dilanggar dan segala
keputusan yang dibuat pada mereka merupakan keputusan yang terbaik. Untuk
membuat keputusan diperlukan wali baik keluarga, orang tua atau wali ahli.
4. Hak Pasien dalam penelitian
Penelitian sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap penelitian
misalnya penggunaan obat atau cara penanganan baru yang melibatkan pasien
harus memperhatikan aspek hak pasien. Sebelum pasien terlibat, kepada
mereka harus diberi informasi secara jelas tentang percobaan yang dilakukan,
bahaya yang mungkin timbul, dan kebebasan pasien untuk menolak atau
menerima untuk berpartisipasi.
Apabila perawat berpartisipasi dalam penelitian yang melibatkan pasien,
maka perawat harus yakin bahwa hak-hak pasien tidak dilanggar baik secara
etik maupun hukum. Untuk ini perawat harus memahami hak-hak pasien:
membuat keputusan sendiri untuk berpartisipasi, mendapat informasi yang
lengkap, menghentikan partisipasi tanpa sangsi, mendapat privasi dignitas,
bebas dari bahaya atau resiko cidera, percakapan tentang sumber-sumber
pribadi dan hak terhindar dari pelayan orang yang tidak kompeten( Marchette,
1984;Kelly, 1987)

B. Hak-Hak Perawat Undang-undang

Sebagai tenaga profesional maka perawat mampu mempunyai berbagai


macam hak, seperti telah disebutkan pada UU No.23 tahun 1992 terutama pada
pasal 50 tentang pelaksanaan tugas tenaga kesehatan dan pada pasal 53(ayat 1)
tentang pelindungan hukum, maka pengaturan hak dan kewajiban perawat dapat
dijabarkan dari pasal-pasal ini. Beberapa hak-hak perawat juga seyogyanya
termasuk dalam UU Praktik Keperawatan.
Karena perawat sebagai warga negara maka perawat juga mempunyai hak-hak
sebagai warga negara seperti yang tercantum dalam UUD1945. Perawat sebagai
tenaga kerja juga mempunyai hak-nhak sebagai tenaga kerja, dan perawat yang
bekerja swebagai pegawai negeri juga mempunyai hak yang berkaitan dengan
pegawai negeri.
Di bawah ini akan dibahas beberapa hak-hak umum yang dimiliki perawat
seperti hak perlindungan wanita, ghak berserikat dan berkumpul, hak
mengendalikan praktik keperawatan, hak mendapatkan upah, hak mendapatkan
kondisi kerja yang baik hak terhadap pengembangan profesional, hak untuk
menyusun standar praktik dan pendidikan perawat.

1. Hak perlindungan wanita

Jumlah perawat wanita samapai saat ini masih lebih banyak daripada pria.
Perbedaan jumlah ini tidak semenyolok dengan seperti yang terjadi di negara
lain misalnya Amerika maupun Kanada atau lebih menyolok lagi Jepang, ini
mungkin karena perbedaan latar belakang sejarah, dimana pada masa kolonial
belanda para pria yang dididik sebagai perawat yang masa itu difokuskan
kepada kesehatan militer. Beberapa masa yang telah lewat, justru para
perawat prialah yang menduduki berbagai posisi kepemimpinan keperawatan,
sebagai contoh bisa kita lihat pada formulir kepengurusan PPNI.
Secara nasional hak dan peran wanita telah mendapat perhatian dari
pemerintah dimana dalam GBHN(1988) telah disebutkan kedudukan wanita
sebagai subyek pembangunan:................................dalam melaksanakan
pembangunan, wanita merupakan mitra sejajar yang mempunyai hak,
kewajiban dan kesempatan yang sama dengan kaum pria, serta mempunyai
peran sangat penting dalam keluarga karena secara langsung akan
mengetahui kualitas generasi dan kesejahteraan keluarga. Kemudian dalam
pelita V dikatakan:.......................wanita, baik sebagai warga negara maupun
sumber insani bagi pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan
yang sama dengan pria di segala bidang kehidupan bangsa dan dalam
segenap kegiatan( Asmuni Rahmat, 1992) .
Keikutsertaan perawat dan sekaligus sebagian sebagai wanita dalam
pembangunan kesehatan diakui cukuo banyak dan tidak diragukan. Dalam
konteks ini, maka hak-hak yang menyangkut peran dan perlindungan wanita
juga sangat berkaitan dengan hak- hak perawat.

2. Hak berserikat dan berkumpul

Hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat baik lisan maupun


tertulis merupakan hak setiap warga negara seperti yang tertuang dalam UUD
1945. Hak perawat ini telah diwujudkan dengan terbentuknya organisasi
profesi. Hak ini tidak saja dapat diwujudkan dengan bergabung dalam
organisasi profesi tetapi juga mengambil peran dalam aksi politik untuk
mewakili keperawatan atau masyarakat sebagai penerima layanan kesehatan.

3. Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh hukum

Hak ini berkaitan dengan tugas atau tanggung jawab yang diberikan kepada
perawat untuk menjalankan praktik keperawatan. Sebagai profesi yang
mempunyai tanggung jawab maka keperawatan mempunyai hak untuk
menentukan nasibnya sendiri. Sering terjadi, praktik keperawatan diatur oleh
para pemberi kerja, tenaga kesehatan lain atau oleh suatu institusi atau
organisasi besar lain. Dalam setiap pembuatan keputusan yang menyangkut
nasibb perawat, maka para perawat harus dilibatkan secara aktif sehinnga
pelanggaran hak tidak terjadi.

4. Hak mendapat upah yang layak

Sebagai negara profesional yang mempunyai tanggung jawab serta kualifikasi


khusus, maka perawat mempunyai hak untuk mendapat penghargaan secara
ekonomi atau upah kerja. Penghargaan ini dapat berupa gaji bulanan,
tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, asuransi kesehatan termasuk biaya bila
sakit, melahirkan atau kecelakaan, upah hari libur, kenaikanb gaji berkala dan
jaminan pensiun.
Untuk menjalankan tugas keperawatan yang penuh resiko, perawat harus
tetap menjaga kesehatannya sendiri, meninggkatkan ilmu dan keterampilan,
mempunyai tempat tinggal yang layak dan lain-lain yang semuanya
membutuhkan biaya. Untuk ini upah yang diberikan kepada perawat
seyogyanya dapat untuk memenuhi kebutuhan dan seimbang dengan tanggung
jawab yang dilaksanakannya.

5. Hak bekerja di lingkungan yang baik

Perawat mempunyai hak untuk bekerja di lingkungan yang baik artinya


lingkungan tersebut cukup aman, tidak mengancam keselamatan dan
kesehatan fisik maupun mental. Lingkungan juga harus mempunyai sarana
dan peralatan yang memadai untuk membetikan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Perawat juga mempunyai hak untuk bekerja sesuai jam kerja yang
tepat dan tidak bekerja secara terus menerus tanpa memperhatikan istirahat
atau melebihi jam kerja.

6. Hak terhadap pengembangan profesional

Guna mempertahankan dan meningkatkan keprofesionalannya, perawat


mempunyai hak terhadap pengembangan profesional baik dengan mengikuti
pendidikan formal maupun kegiatan ilmiah seperti temunkerja, konferensi,
seminar atau berbagai kursus singkat. Pendidikan berkelanjutan penting diikuti
perawat agar mereka dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Para pemimmpin atau mereka yang memperkerjakan perawat seyogyanya
tidak memberikan penjadwalan kerja yang menghambat perawat dalam
mengembangkan diri.

7. Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan

Perawat memegang peranan penting dalam aktivitas penyusunan standar


praktik dan pendidikan keperawatan. Standar yang baik akan membantu dalam
mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas. Perawat juga
mempunyai hak untuk menyusun rancangan hukum yang diajukan untuk
melindungi perawat dan penerima jasa keperawatan.
C. Kontrak

Sebagai tenaga profesional yang mempunyai kemampuan dalam memberikan


layanan jasa keperawatan, maka asuhan keperawatan tidak akan terwujud tanpa
adanya pertemuan dan kerjasama antar perawat dan pasien.
Dalam setiap bentuk kerjasama dibutuhkan kontrak. Dua jenis kontrak yang
paling banyak dilakukan dalam keperawatan adalah kontrak antara perawat
dengan pihak/institusi yang mengerjakan perawat dan kontrak antara perawat
dengan pasien.
Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara
dua atau lebih partai untuk mengerjakan atau tidak sesuatu. Kontrak dapat
secara lisan atau tertulis. Kontrak secara hukum tidak berlaku apabila tidak
dapat dipahami. Pada umumnya kontrak ditandatangani oleh dua pihak yang
mengadakan perjanjian.
Dalam konteks hukum, kontrak sering disebut dengan perikatan atau perjanjian
yang dalam bahasa belanda adalah verbintenis.perikatan artinya mengikat orang
yang satu terhadap orang lain.Hal yang mengikat itu menurut kenyataannya dapat
berupa perbuatan ,misalnya jual-beli barang;dapat berupa peristiwa,misalnya
lahirnya seorang bayi, matinya orang,dapat berupa keadaan,misalnya letak
pekarangan yang bergandengan atau bersusun (Muhammad,1990).
Hukum perikatan diatur dalam kitab Undang-undang Hukum perdata (KUH
perdata) antara lain pada pasal 1391 yang menyatakan :Semua perjanjian, baik
yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak mempunyai nama
tertentu,tunduk pada ketentuan-ketentuan umum yang termuat dalam bab ini dan
bab yang lalu.
Lebih lanjut,menurut ketentuan pasal 1234 KUHPdt,setiap perikatan adalah
untuk memberikan,berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu.Kewajiban
yang harus dipenuhi dalam suatu perikatan disebut prestasi.Bila kewajiban yang
telah ditetapkan dalam perikatan tidak dapat dipenuhi maka disebut Wan prestasi.
Perikatan/perjanjian dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat: 1) Ada
persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian(consensus);2)
Ada keca – kapan pihak – pihak untuk membuat perjanjian ( capacity) ; 3) Ada
suatu hal tertentu ( a certain subject matter ), dan ada suatu sebab yang halal (legal
cause) ( Muhammad,1990).
Sebelum menerima atau diterima bekerja di suatu tempat, perawat
mempelajari dan menyetujui kontrak bila kedua belah pihak setuju . kontrak
perjanjian ini dapat meliputi berbagai hal misalnya gaji , jam kerja, liburan ,
asuransi kesehatan ,ijin cuti dan lain – lain .
Kontrak perawat – pasien dilakukan sebelum asuhan ke perawatan
diberikan. Perawat seringkali tidak melaksana perawatan sering terjadi hal – hal
yang tidak dinginkan kedua belah pihak.
Kontrak pada dasarnya dapat dipakai untuk melindungi hak –hak antara
kedua belah pihak dapat menggugat apabila rekana kerjanya melanggar kontrak
yang disepakati bersama.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Etika profesi keperwatan adalah filsafat yang mengarahkan hak dan


tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan.etika
profesi keperawatan adalah milik dan dilaksankan oleh semua anggota profesi
keperawatan, yaitu perawat. Secara umum tujuan etika profesi keperawatan
adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat,
kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada
profesi keperawatan.

3.2 Saran

Sebagai seorang calon perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari etika
keperawatan agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktik keperawatan nantinya.
Daftar Pustaka

Prakoso Djoko, masalah ganti rugi dalam KUHP, Bina Aksara Jakarta, 1998

Grippando, Nursing perspectives and issues Delmar Publishing Co, Albany, 1977

Poernomo Bambang, Perlindungan Hukum dan Proses Pengadilan Profesi Kesehatan,


makalah dalam seminar Hukum Kesehatan, Bandung, 1992

Kelly; Lucie Young, The Nursing Experience, Trends, Challengs and Transitions, Mac
Millan Publishing Co, New York, 1987

Rahmat Asmuni; Developing Nursing Education and Women’s Roles, paper dalam New
Direction in Nursing Education, Symposium and Workshop, UGM,1992

Muhammad A. Kadir, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991

Kozier , Erb, Fundamentals of Nursing, ed 4th, Addison Wesley Co, Redwood City, 1990
Soal

1. Berikut ini yang merupakan hak-hak perawat, kecuali...


a. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
b. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan
spesialisasi sesuai dengan latar belakang pendidikannya
c. Perawat berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan,serta standar kode etik profesi
d. Perawat mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan
2. Mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan
keperawatan yang akan diterimanya,merupakan hak dari...
a. Hak pasien
b. Hak dokter
c. Hak perawat
d. Hak rumah sakit
3. Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak klien ditetapkan dengan
peraturan pemerintah,merupakan bunyi undang-undang kesehatan nomor...
a. No.23 tahun 2000 pasal 52
b. No.23 tahun 2001 pasal 52
c. No. 23 tahun 2002 pasal 52
d. No. 23 tahun 1992 pasal 52
4. Yang merupakan tujuan utama standar praktik keperawatan adalah....
a. Memberikan kejelasan dan pedoman asuhan keperawatan
b. Mengidentifikasi hukum dan penilaian hasil asuhan keperawatan
c. Mencapai kualitas asuhan keperawatan yang menguntungkan bagi perawat
d. Meningkatkan kualitas
5. Praktik keperawatan profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, kecuali...
a. Otonomi dalam bekerja
b. Bertanggung jawab
c. Pengambilan keputusan tergantung dokter
d. Kolaborasi
6. Apa yang dimaksud dengan legalisasi keperawatan?
a. Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang
berhubungan erat dengan tindakan keperawatan
b. Proses untuk menentuksn potensi keperawatan
c. Kebijakan atau ketentuan keperawatan dalam melaksanakan tugas profesi
d. Pemberian izin kepada yang berwenang
7. Hukum yang dikeluarkan badan legislatif dan menjelaskan batasan legal
praktek keperawatan adalah hukum?
a. Hukum perundang-undangan
b. Hukum peraturan
c. Hukum umum
d. Undang-undang dasar
8. Barang siapa yang merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu
sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati di ancam pidana
penjara paling lama dua belas tahun, dari penjelasan tersebut termasuk dalam
pasal?
a. Pasal 324
b. Pasal 425
c. Pasal 336
d. Pasal 334
9. Tenaga kesehatan dalam melaksanakan berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan hak pasien,penjelasan standar profesi menurut..
a. UU nomor 36 tahun 2009
b. UU nomor 26 tahun 2009
c. UU nomor 27 tahun 2009
d. UU nomor 36 tahun 1992
10. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dan tenaga profesional
kesehatan lainnya, hukum juga memberikan kerangka kerja untuk menetapkan
jenis tindakan keperawatan yang sah dalam asuhan keperawatan.merupakan
pengertian dari...
a. Tujuan hukum
b. Fungsi hukum
c. Hukum
d. Peraan hukum

Jawaban:

1. D
2. A
3. D
4. C
5. C
6. A
7. A
8. D
9. A
10. B
SOAL KASUS

Tn.N berumur 30 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri terasa sakit
saat berkemih.Perawat fitri segera memasang infus dan tanpa memberikan
penjelasan lebih lanjut kepada pasien dan keluarga pasien tersebut.Selama
beberapa saat kemudian Dokter melakukan pemeriksaan,dari hasil pemeriksaan
yang ada pada Tn.N terkena penyakit kanker kandung kemih.Kemudian Dokter
menginstruksi kepada perawat fitri agar melakukan asuhan keperawatan lebih
lanjut kepada Tn.N.Tetapi perawat fitri karena terlalu sibuk mengurus pasien yang
lain akhirnya lupa mengobservasi dan memberikan asuhan keperawatan yang
lebih lanjut kepada Tn.N.

Selama beberapa jam kemudian dokter datang kembali untuk mengobservasi


Tn.N.Ternyata keadaan Tn. semakin memburuk dan mengalami peningkatan suhu
badan sampai 45, dokter menanyakan kepada perawat Fitri apakah sudah
memberikan asuhan keperawatan terhadap Tn.N. Atau belum dan perawat fitri
mengatakan dia sudah memberikan asuhan keperawatan sesuai yang sudah
diinstruksikan oleh dokter terhadap Tn.N. dokter masih kurang yakin dengan
jawaban yang diberikan oleh perawat fitri lalu dokter mencari tahu lebih lanjut
apakah betul perawat fitri sudah menyarankan apa yang sudah di instruksikan
tersebut dan keluarga mengatakan bahwa dari tadi setelah dokter memeriksa tidak
ada perawat yang datang untuk mengobservasi atau memberikan tindakan kepada
Tn.N. sehingga dengan adanya keterangan lebih lanjut dari keluarga pasien
tersebut ternyata apa yang diinstruksikan olehnya tidak dilaksanakan oleh perawat
fitri sehingga hal tersebut dapat memperburuk keadaan atau kondisi dari Tn.N,
sehingga tanpa bekerja sama dengan perawat dokter langsung mengambil tindajan
sendiri untuk menangani kondisi Tn.N yang semakin parah dokter segera
mengambil keputusan untuk melakukan pembedahan karena mengingat kondisi
Tn.N yang semakin memburuk.

Analisis kasus

 Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga maupun masyarakat


pada kasus di atas perawat sudah menerapkan tanggung jawab di
mana perawat tersebut tanpa disuruh oleh Dokter perawat sendiri
melakukan tindakan pemasangan infus dalam mengatasi gejala awal dari
pasien, akan tetapi perawat tersebut tidak tanggung jawab terhadap
tindakan yang dilakukan sehingga keadaan atau kondisi dari pasien
tersebut memburuk.
 Hak- hak pasien
Pada kasus diatas perawat melanggar hak pasien dimana perawat tidak
memberikan penjelasan serta meminta persetujuan pada pasien dan
keluarga saat memasang infus.
 Perawat lalai akan kewajibannya untuk:
a. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai standar
profesi
b. Menghormati hak-hak pasien

Pada kasus diatas jelas perawat tidak menunjukkan profesianolnya.Sebagai seorang perawat
seharusnya dapat bertindak sebagai pemberi rasa nyman dan pelindung,sedangkan perawat
tersebut tidak memberikan asuhan keperawatan dan mengobsevasi lebih lanjut terhadap
keadaan pasien tersebut.

Anda mungkin juga menyukai