ANTIBIOTIKA, ANTIPIRETIK,ANTIARITMIA
DISUSUN OLEH :
NIM: 19.01.0017
I. ANTIBIOTIK
A. Pengertian
Antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan jamur yang
berkhasiat untuk menghambat perkembangbiakan atau membunuh mikroorganisme. Anti
bakteri atau antimikroba adalah subtansi yang dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh bakteri atau mikroorganisme seperti virus, jamur, protozoa, riketsia, dan lain-lain.
Keduanya berfungsi sama tetapi bahan asalnya berbeda.
Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah
infeksi bakteri. Obat ini berkerja secara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang
biak di dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus,
seperti flu.
B. Penggolongan Antibiotik
1. Penisilin
2. Makrolid
3. Sefalosporin
4. Aminoglikosida
5. Fluorokuinolon
6. Sulfonamid
7. Tetrasiklin
8. Linkosamid
9. Obat Antimikobakteri
1) Penisilin
Nama Zat Aktif : Penisilin G benzatin
Nama branded : Bicillin, Permapen
Indikas Umum : Infeksi berat yang disebabkan oleh organisme yang
sensitif, pengobatan sifilis dan infeksi eriisipeloit
Dosis : Dewasa : 1,2-2,4 juta unit IM
Pediatrik: 900.000 sampai 1,2 juta unit IM injeksi
tunggal
2) Makrolid
Nama Zat Aktif : Azitromisin
Nama Branded : Zithromax
Indikasi Umum : Pengobatan infeksi pernafasan ringan sampai
Sedang dan uretritis. Pada orang dewasa dan otitis
media serta feringitis/tonsilits
Dosis : Dewasa 500mg PO sebagai dosis tunggal pada hari
pertama, kemudian 250 mg PO q.d. sampai dosis total
1,5 g
Pediatrik : 10 mg/kg PO sebagai dosis tunggal pada
hari pertama, kemudian 5 mg/kg PO pada hari 1-5
4) Aminoglikosida
5) Fluorokuinolon
6) Sulfonamid
Efek Samping : Yang terjadi pada GI, seperti mual, muntah, diare,
nyeri abdomen, anoreksia, stomatitis dan cedera hati
yang kesemuanya terkait dengan iritasi langsung pada
saluran GI dan kematian bakteri normal. Efek pada
ginjal berhubungan dengan filtrasi obat diglomerulus
dan meliputi kristaluria, hematuria, dan proteinuria,
yang dapat berkembang menjadi sindrom nefrotik dan
kemungkinan nefrosis toksik. Efek pada SSP antara lain
sakit kepala, pusing, vertigo, ataksia, konvulsi, dan
depresi(kemungkinan terkait dengan efek obat pada
saraf). Depresi sumsum tulang dapat terjadi dan terkait
dengan efek obat pada sel-sel yang berganti dengan
cepat disumsum tulang. Efek dermatologi meliputi
fotosentivitas dan ruam akibat efek langsung pada sel-
sel kulit. Reaksi hipersentivitas yang luas juga dapat
terjadi.
7) Tetrasiklin
9) Obat Antimikobakteri
Nama Zat Aktif : Pirazinamid
Nama Branded : Generik
Indikasi Umum : Obat ini kedua untuk pengobatan mycobacterium
tuberculosis.
Dosis : Dewasa dan pediatrik : 15-30 mg/g per hari PO
Kesimpulan
Antibiotik bekerjadengan mengganggu sistem proteinatau enzim
didalam bakteri,yang menyebabkan kematian sel (bakterisidal) atau
mencegah pembelahan diri (bakteriostatik).
Sistem protein atauenzim yang dipengaruhi oleh antibiotik biasanya
ditemukan atau digunakan dalam sel bakteri bukan sel manusia.
Tujuan dari terapi antibiotik adalah untuk mengurangi jumlah bakteri
penginvasi sehingga sistem imun normal dapatmengatasi infeksi
tersebut.
Efek merugikan yang paling banyak dari terapi antibiotik biasanya
melibatkan efek pada GI (mual,muntah, diare, anoreksi, nyeri
abdomen) dan superinfeksi (invasi tubuh oleh mikroorganisme normal
yang perkembangannya biasanya selalu dikendalikan oleh flora
normal).
II. Antipiretik
Penggolongan
1. Obat obatan anti radang non steroid, seperti ibu profen, ketoprofen,
nimesulide
2. Aspirin
3. Paracetamol
4. Metimazol
5. Alphamol
Diantara obat antipiretik tersebut yang banyak digunakan adalah paracetamol.
Onbat antipiretik ini diindikasi untuk segala penyakit yang menghasilkan
gejala demam. Sejumlah pedoman menyatakan bahwa obat antipiretik
sebaiknya diberikan jika demam lebih dari 38,5 derajat celcius. Demam yang
kurang dari batas tersebut sebaiknya jangan cepat cepat dikasih obat. Selain
membantu menurunkan demam obat antipiretik juga berfungsi untuk
mengurangi nyeri.
2. Nama branded
Aspirin
Paracetamol
Ibuprofen
Naproxen
Ketoprofen
Etodolac
Diclofenac
Piroxicam
Nabumetone
Meloxicam
Ketorolac
Asam mefenamat
Indikasi
Indikasi Antipiretik
Ada juga yang menyebutkan bahwa antipiretik baru boleh dipakai jika suhu
tubuh mencapai lebih dari 38,5 derajat Celcius. Apabila suhu tubuh kurang dari suhu
tersebut, maka sebaiknya jangan cepat-cepat diberikan antipiretik.
Kontraindikasi Antipiretik
1. Parasetamol
Obat antipiretik yang mengandung parasetamol tidak boleh digunakan oleh
pasien yang menderita gangguan fungsi hati berat. Pasien juga tidak bisa
menggunakan parasetamol bila memiliki riwayat alergi terhadap obat yang
mengandung parasetamol.
2. Ibuprofen
Ibuprofen adalah kandungan obat yang juga memiliki sifat
antipiretik.Penderita hipersensitivitas dan ibu hamil trimester akhir tidak bisa
menggunakan ibuprofen untuk meredakan demam. Selain itu, orang-orang yang
menderita asma, alergi, urtikaria, dan ulkus peptikum juga tidak bisa menggunakan
ibuprofen.
4. Asam mefenamat
Obat antipiretik yang mengandung asam mefenamat tidak boleh digunakan
sembarangan karena juga memiliki beberapa kontraindikasi. Pasien yang mengalami
nyeri akibat operasi CABG tidak boleh menggunakan obat antipiretik yang
mengandung asam mefenamat.
Selain itu, jika Anda mengalami peradangan usus besar juga tidak bisa
menggunakan asam mefenamat. Tidak hanya obat antipiretik yang mengandung asam
mefenamat, obat antipiretik lainnya juga tidak boleh digunakan secara rutin karena
bersifat toksik.
Kondisi: Demam
Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per hari,
atau 2400 mg per hari dalam pengawasan dokter.
Anak-anak (6 bulan-12 tahun): 10 mg/kgBB per kali pemberian, 2-3 kali sehari.
Dosis maksimal adalah 40 mg/kgBB per hari.
Kondisi: Nyeri ringan hingga sedang
Dewasa: 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 1200 mg per hari,
atau 2400 mg per hari dalam pengawasan dokter.
Anak-anak: 4-10 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 2-3 kali sehari.
b. Naproxen
Merek dagang Naproxen: Xenifar
d. Etodolac
Merek dagang Etodolac: Lonene
e. Diclofenac
Merek dagang Diclofenac: Diclofenac potassium, X-flam, Neo rheumacyl anti
inflammation.
Kondisi: Migrain
Dewasa: 50 mg saat terjadi serangan, dan 50 mg setelah 2 jam. Jika diperlukan, dosis
dapat diulang setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 200 mg per hari.
f. Piroxicam
Merek dagang Piroxicam: Ovtelis, Novaxicam, Piroxicam, Feldene, Selmatic, Fleroxi.
g. Nabumetone
Merek dagang Nabumetone: Goflex
h. Meloxicam
Merek dagang Meloxicam: Meloxicam, Cameloc, Flamoxi, Genxicam, Melogra.
i. Ketorolac
Merek dagang Ketorolac: Ketorolac, Torasic, Redupain, Metopain, Toramine.
j. Asam mefenamat
Merek dagang Asam menefamat: Allogon, Datan, Femisic, Maxstan, Pehastan.
3. Efek Samping
Penggunaan obat-obatan antipiretik tak luput dari beberapa efek
samping. Efek samping antipiretik yang sering terjadi adalah tekanan darah
rendah dan adanya gangguan pada fungsi hati dan ginjal.
Efek samping antipiretik yang juga sering terjadi adalah oliguria dan retensi
garam dan air. Di samping itu, penggunaan obat antipiretik juga bisa
menimbulkan efek samping berupa gangguan saluran cerna.
Fungsi hati dan ginjal bisa terganggu pada beberapa kasus pengguna obat
antipiretik. Inilah salah satu alasan mengapa orang yang memiliki gangguan
fungsi hati dan ginjal tidak bisa menggunakan obat antipiretik.
Orang-orang yang memiliki riwayat alergi terhadap kandungan bahan aktif
dari obat-obatan antipiretik bisa mengalami reaksi alergi. Adapun beberapa
tanda reaksi alergi yang bisa muncul seperti gatal-gatal, ruam, pusing, mual
muntah, sesak napas, dan nyeri ulu hati.
Hentikanlah penggunaan obat antipiretik jika Anda mengalami efek samping
yang telah disebutkan. Segeralah mencari bantuan medis agar efek samping
antipiretik dapat diatasi sehingga tidak berkembang menjadi lebih parah.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan antipiretik memiliki arti sebagai zar
kimia yang berfungsi sebagai penurun demam yang tidak di pakai dalam jangka
waktu lama dan cara pemakaiannya pun harus sesuai dengan dosis dari obat
antipiretik.
III. Antiaritmia
Aritmia merupakan gangguan ritme normal jantung karena terjadi malfungsi
sistem konduktivitas elektrik. Malfungsi dapat menyebabkan perubahan pada frekuensi
denyut jantung, ritme, pengaturan dan tempat asal implus, atau konduski elektrik pada
otot jantung.
Sebelum kita masuk ke obat antiaritmia, perlu kita kembali ke fase-fase
potensial aksi pada sel otot jantung. Secara ringkas, implus ion natrium berperan dalam
fase depolarisasi cepat ( fase 0 ), implus ion kalsium berperan dalam fase plateau ( fase
2 ), dan ef-luks ion kalium berperan dalam fase repolarisasi ( fase 3 ). Klasifikasi obat
anti aritmia dibagi menjadi 4 kelas :
1. Klas 1, obat yang bekerja menghambat kanal ion natrium yang tergantung foltase
misalnya prokainamid ( klas 1a ), lidokain ( klas 1b ) dan flekainid ( klas 1c ).
2. Klas 2, obat golongan β-blocker misalnya propanolol.
3. Klas 3, obat penghambat kanal ion kalium misalnya bretilium, amiodaron.
4. Klas 4, obat penghambat kanal ion klorida, misalnya verapamil.
5. Obat antiaritmia lainnya, obat yang dipakai untuk mengontrol aritmia
supraventrikular terutama kontrol laju ventrikel ( rate control ) pada atrial fibrilasi.
Misalnya, adenosin, atropin,
1. Penggolongan Obat Antiaritmia
A. Kelompok I : Morisizin
Nama zat aktif : Moricizin
Nama branded : Ethimazine
Inidaksi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan jiwa
pasien.
Dosis : 600 - 900mg/hari PO dalam dosis terbagi setiap 8 jam :
dimulai dengan < 600 mg/hari pada pasien lansia dan yang
mengalami kerusakan hati.
1. Kelompok IA : Disopiramid, Prokainamid, Quinidin.
a) Disopiramid
Nama zat aktif : Disopiramid
Nama branded : Narpace
Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan
Pasien.
Dosis : Dewasa = 400 - 800 mg/hari PO dalam dosis terbagi
setiap 6 - 12 jam ; gunakan dosis rendah pada pasien
lansia.
Pediatrik = 6 -3 0 mg/hari/kg/hari PO dalam dosis
terbagi setiap 6 jam, hitung dosis berdasarkan usia.
b) Prokainamid
Nama zat aktif : Prokainamid
Nama branded : Pronestyl, Procan, Procanbid.
Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan
Pasien.
Dosis : Dewasa = 50 mg/kg/hari PO dalam dosis terbagi setiap
3 jam ; 0,5 - 1 g IM setiap 4 - 8 jam ; 500 - 600 mg IV
selama 25 - 30 menit, kemudian 2 - 6 mg/menit IV.
Pediatrik : 15 - 50 mg/kg per hari PO dalam dosis
terbagi setiap 4 - 6 jam ; 3 – 6 mg/kg IV selama 5
menit kemudian 20 – 80 pg/kg per menit IV.
c) Kuinidin
Nama zat aktif : Kuinidin
Nama branded : Quinaglute, Cardioquin.
Indikasi umum : Pengobatan aritmia atrial pada orang dewasa.
Dosis : 400 - 600 mg PO setiap 2 - 3 jam ; 600 mg IM,
kemudian 400 mg IM setiap 2 jam sesuai kebutuhan
330 mg IV dengan kecepatan 1 ml/menit.
b) Meksiletin
Nama zat aktif : Meksiletin
Nama branded : Mexilil
Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan
( jiwa pada orang dewasa ).
Dosis : 200mg PO setiap 8 jam sampai 1200mg/ hari PO
sesuai kebutuhan.
c) Tokainid
Nama zat aktif : Tokainid
Nama branded : Tonocard
Indikasi umum : Pengobatan aritmia ventrikular yang membahayakan
Farmakikonetik Golongan 1 :
Obat ini didistribusikan secara luas setelah injeksi atau setelah absorsi cepat
memalui saluran GI. Obat ini mengalami metabolisme dalam jumlah besar di hati dan
di ekresikan melalui urine. Obat ini menembus plasenta, meskipun tidak diketahui efek
merugikan spesifik yang terkait dengan penggunaannya, obat ini boleh digunakan
selama kehamilan jika manfaatnya pada ibu jauh lebih besar dari pada risiko pontensial
pada janin. Obat ini masuk ke ASI, dan karena efek merugikan potensial pada neonatus,
obat ini tidak boleh digunakan selama laktasi.
Mekanisme kerja golongan 1 :
Antiaritmia kelas 1 menstabilkan membran sel dengan cara berikatan dengan
seluran natrium, menekan fase 0 potensial aksi, dan mengubah durasi potensial aksi.
Obat ini memiliki efek anestisia lokal. Obat ini di indikasikan untuk pengobatan aritmia
ventrikular yang berpotensi membahayakan jiwa pasien dan tidak boleh digunakan
untuk mengobati aritmia lainnya karena adanya risiko efek proaritmia. Kuinidin
terutama efektif dalam pengobatan aritmia atrial. Flekainid dan propafenon juga
digunakan untuk mencegah PAT pada pasien simtomatik yang tidak menderita defek
jantung struktural.
Kontaindikasi golongan 1 :
Obat ini dikontaindikasi jika terdapat alergi terhadap obat tersebut yang;
bradikardia atau blok jantung, kecuali jika terdapat pacu jantung buatan karena
perubahan konduksi dapat menyebabkan blok jantung total; gagal jantung kongestif
(GJK), hipotensi atau syok, yang dapat diperburuk oleh efek obat ini pada potensial
aksi; laktasi, karena efek merugikan potensial pada neonatus; dan jika terdapat
gangguan elektrolit yang dapat mengubah efektifitas obat. Obat ini harus digunakan
dengan hati-hati pada disfusi ginjal atau hati, yang dapat menganggu biotranformasi
dan ekresi obat ini, dan selama kehamilan, karena adanya efek merugikan potensial
pada janin.
Kesimpulan
Antiaritmia adalah obat yang mengubah potensial aksi sel jantung dan
menghentikan aritmia. Penelitian CAST menemukan bahwa pengobatan aritmia jangka
panjang dapat menyebabkan kematian akibat jantung, sehingga obat ini hanya
diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek dari aritmia ventrikel yang berpotensi
mengancam jiwa pasien.
Antiaritmia golongan I : Moricizin
Antiaritmia golongan Ia : Disopiramid, prokainamid, quinidin
Antiaritmia golongan Ib : Lidokain, meksiletin, tokainid
Antiaritmia golongan Ic : Flekainid, propafenon
Antiaritmia golongan II : Asebutolol, esmolol, propanolol
Antiaritmia golongan III : Amiodaron, bretilium
Antiaritmia golongan IV : Diltiazem, verapamil
Antiaritmia golongan lainnya : Adenosin, digoksin
Pasien yang menerima obat antiaritmia perlu dipantau secara kontinu ketika
kondisinya sedang distabilkan dan selama penggunaan obat ini untuk mendektesikan
terjadinya aritmia atau efek merugikan lainnya yang berhubungan dengan perubahan
potensial aksi otot atau saraf lain.
DAFTAR PUSTAKA
Karch, Amy M 2010, Buku Ajar Farmakologi Keperawatan, Jakarta : EGG, 2010
Djamhuri, Dr. Agus. (1995). Sinopsis farmakologi dengan Terapan khusus di Klinik dan
Perawatan. Jakarta:Hipokrates.
-www.alodokter.com,analgetik-antipiretik
Pustaka pelajar, 2012. Farmakologi obat-obat penting dalam pembelajaran ilmu farmasi dan
dunia kesehatan, Celeban timur yogyakarta.