Anda di halaman 1dari 11

Petunjuk Untuk Mahasiswa

BLOK 18 – KESEHATAN GIGI MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI UNJANI

DISKUSI KELOMPOK KE-1

Tanggal : Kamis, 24 Juni 2021


Waktu : 09.00 – 12.00
Modul : Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
Pokok : Masalah Kesehatan Gigi
Bahasan Masyarakat
Narasumber : Prof. Dr. Syarif Soewondo,
drg.,SKM

Capaian Pembelajaran Blok


Kode Keterangan

M1 Menjelaskan tentang prinsip-prinsip dan konsep dasar kesehatan masyarakat,


atau kesehatan gigi mulut, faktor-faktor yang mempengaruhi dan faktor risiko
kesehatan gigi mulut dan penyakit gigi mulut, ruang lingkup kesehatan dan
kesehatan gigi masyarakat, Konsep dasar penilaian masalah kesehatan gigi
mulut masyarakat, pengukuran atau indeks penyakit gigi mulut serta mengenai
epidemiologi kesehatan gigi mulut, mendiagnosis masalah kesehatan gigi mulut
masyarakat, permasalahan kesehatan dan kesehatan gigi dan mulut masyarakat,
aspek etik dan hukum dalam kesehatan gigi, komunikasi interpersonal,
tatalaksana rujukan, tata laksana informed consent, advokasi dan pemberdayaan
individu, keluarga dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi
dan mulut.
CPL : (S:1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,13); (KU: 1,2,3,5,7,8,9); (KK:4,5,6,7,9,11);
(P:1,2,3,4,5,6,7,8)
Komponen Kompetensi: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3; 2.1.1, 2.1.2, 2.1.3, 2.1.4; 4.1.1,
4.1.3;
7.1.1, 7.1.2,; 11.1.1; 14.1.1, 15.1.1, 15.2.1
M2 Menjelaskan tentang asas-asas manajemen, fungsi manajemen, manajemen
kesehatan gigi, manajemen praktik, manajemen kesehatan lingkungan dan
keselamatan kerja (K3), sistem informasi kesehatan dan rekam medis,
pemanfaatan teknologi informasi dalam program kesehatan gigi mulut

masyarakat, merencanakan program kesehatan gigi & mulut masyarakat


berdasarkan prioritas masalah, aplikasi manajemen di rumah sakit atau
puskesmas dan tempat pribadi.
CPL : (S:1,2,3,4,6,9,10,11); (KU: 1,2,5,7,8,9); (KK:5,9,10); (P:1,4,8)
Komponen Kompetensi: 13.2.1; 14.1.3; 15.2.1; 15.2.2; 16.1.1, 16.1.2
M3 Menjelaskan tentang definisi, menerapkan strategi promotif dan preventif
kesehatan gigi masyarakat juga dapat menjelaskan tentang definisi istilah
promotif dan preventif kesehatan gigi dan menguraikan secara garis besar hal-
hal tentang konsep promotif dan preventif kesehatan gigi dan pendidikan
kesehatan gigi, pendekatan perilaku kesehatan dan perubahan perilaku,
komunikasi kesehatan gigi mulut masyarakat.
CPL : (S:1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,13); (KU: 1,2,3,5,7,8,9); (KK:4,5,7,9,12,13,14);
(P:1,2,3,4,6,8)
Komponen Kompetensi: 8.1.1, 14.1.2, 14.1.4, 15.1.1

Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti diskusi kelompok ini mahasiswa mampu: (CPB I1)


1. Memahami arti masalah kesehatan gigi masyarakat secara umum dan jenis-jenis masalah
kesehatan gigi masyarakat yang umum dijumpai di Indonesia
2. Memahami arti, manfaat serta penggunaan ukuran frekuensi penyakit gigi dan mulut dalam
menetapkan masalah kesehatan gigi masyarakat..
3. Mampu menganalisis status kesehatan gigi masyarakat dan menetapkan serta menyusun
suatu pernyataan masalah dalam bidang kesehatan gigi masyarakat di suatu wilayah kerja
Puskesmas.

Skenario Diskusi

Dokter gigi A, seorang dokter gigi lulusan FKG Unjani. sekitar setahun bertugas di BPG, UPT
Puskesmas Argapura di kecamatan Sukasari, Kabupaten Majalengka.
Untuk menyusun kegiatan-kegiatannya ke depan, drg A merasa sangat penting untuk
mengetahui masalah-masalah kesehatan gigi yang terdapat di wilayah kerjanya, Dalam rangka
itulah drg A melakukan suatu survai untuk memperoleh informasi berbagai masalah kesehatan
gigi di wilayah kerjanya. Selain melanjutkan survai yang dilakukannya sekitar setahun yang lalu
pada murid kelas V dan VI SD Sukasari-3 dan SMP Sukasari, kali ini drg A memperluas area
survainya ke SD lainnya yaitu pada murid kelas V dan Kelas VI SD Sukasari-2 dan Sukasari-1
dan menambah ruang lingkup masalahnya untuk mengetahui laju kenaikan indeks karies dan
status periodontal pada kelompok umur usia-sekolah
Setelah data dikumpulkan dan diolah, drg A mencoba untuk melakukan analisis serta
membandingkan antara morbiditas penyakit karies gigi tahun yang lalu dan hasil survainya yang
teakhir dan hasilnya seperti yang disampaikan dalam tabel A-1, B-1, A-2, dan B-2 Untuk
mengetahui gambaran morbiditas penyakit periodontal, drg A melakukan pengukuran status
periodontal CPITN pada kelompok umur 11 dan 12 tahun masing-masing menggunakan
sebanyak 100 orang sampel, sesuai dengan metode yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan
R.I. – WHO (1986). Hasil pengolahan data status periodontal (CPITN) juga disampaikan pada
tabel C dan Tabel D

Buku yang perlu dibaca :


1. Azwar, A . Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara.Tangerang. 2010
2. Hiremath, SS : Textbook of Preventive and Coomunity Dentistry. Elsevier. New Delhi
2007
3. Morley, D . Paediatric Priorities in The Developing Worl Edisi Bahasa Indonesia.
Yayasan Essentia Medica. Yogyakarta. 1979
4. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Barat. 1995
5. WHO. 1986. Oral Health Surveys Basic Methods. Departemen Kesehatan R.I. Jakarta,
1986.

Pertanyaan

1. Apa yang disebut dengan masalah kesehatan gigi masyarakat itu ?


Sebut dan jelaskan tentang pengelompokan jenis masalah kesehatan gigi secara umum
yang anda ketahui.dan masing berikan dua contohnya
 Masalah kesehatan gigi masyarakat adalah keadaan atau kondisi masyarakat atau
lingkungannya yang pada saat ini mempunyai pengaruh atau berpotensi mempunyai
pengaruh negatif pada saat yang akan datang terhadap status kesehatan gigi dan mulut
masyarakat.
 Pengelompokan jenis masalah kesehatan gigi secara umum
a. masalah biologis
- angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) yang masih tinggi
- pertumbuhan penduduk yang cepat
- malnutrisi
- polusi lingkungan
Contoh :
o Prevalensi penduduk Indonesia yang memiliki jaringan periodontal tidak sehat sangat
tinggi, yaitu sekitar 95%, dan 70% dari nilai tersebut terjadi pada kelompok umur diatas
30 tahun atau kelompok umur dewasa
o Tercatat 4,5% dari 22 juta balita atau 900 ribu balita di Indonesia mengalami gizi kurang
atau gizi buruk dan mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak. Prevalensi gizi kurang
menjadi 17,9% dan gizi buruk menjadi 4,9%. Artinya kemungkinan besar sasaran pada
tahun 2014 sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% untuk gizi buruk dapat tercapai.
b. masalah administratif
- masalah teknologi : kemampuan dalam perencanaan, kemampuan dalam memberikan
pelayanan, kemampuan administrative, hambatan kultural dalam pelayanan kesehatan
atau kesehatan gigi.
- masalah ketenagaan : kekurangan dalam kuantitas maupun kualitas tenaga kesehatan,
distribusi yang kurang merata, sering terjadi brain drain (di beberapa negara
berkembang)
Contoh :
o Menurut Kemenkes (2015) Jumlah sumber daya manusia (SDM) kesehatan pada
tahun 2012 sebanyak 707.234 orang dan meningkat menjadi 877.088 orang pada
tahun 2013. Dari seluruh SDM kesehatan yang ada, sekitar 40% bekerja di 3.085
Puskesmas seluruh Indonesia. Jumlah tenaga kesehatan sudah cukup banyak tetapi
persebarannya tidak merata. Selain itu, SDM kesehatan yang bekerja di Puskesmas
tersebut, komposisi jenis tenaganya pun masih sangat tidak berimbang. Sebagian
besar tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas adalah tenaga medis (rasio tenaga
medis sebanyak 9,37 orang per Puskesmas), perawat termasuk perawat gigi (13 orang
per Puskesmas), bidan (10,6 orang per Puskesmas). Sedangkan tenaga kesehatan
masyarakat hanya 2,3 orang per Puskesmas, sanitarian hanya 1,1 orang per
Puskesmas, dan tenaga gizi hanya 0,9 orang per Puskesmas. Jumlah dan jenis tenaga
kesehatan terus meningkat namun kebutuhan dan pemerataan distribusinya belum
terpenuhi
o

c. masalah sosiokultural
knowledge, attitude, dan psychomotor selalu menunjukkan bahwa masalah sosio
kultural masih menjadi hambatan dalam setiap upaya perubahan
o Penyakit gig dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat
Indonesia => gangguan produktivitas kerja => mempengaruhi kualitas hidup. Sekitar
62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan/ sekolah karena sakit gigi
o Menyikat gigi sesuai anjuran hanya 8,1%, pada kelompok usia muda dan lansia
banyak yang tidak menyikat gigi. Penduduk yang tidak menyikat gigi : 71,3% pd usia
1-4 tahun
62,2% pada usia > 75 tahun
o Motivasi berobat gigi masih sangat rendah, penduduk yang mengeluh sakit gigi cara
pengobatannya dan banyak dilakukan adalah dengan cara mengobati sendiri (69,3%)
d. masalah riset kesehatan
kelangkaan riset
2. Morbiditas penyakit gigi dan mulut di berbagai Negara di belahan bumi ini masih sangat
tinggi. Namun di antara masalah kesehatan gigi masyarakat yang menyakut morbiditas
penyakit gigi dan mulut yang ada, terdapat dua jenis penyakit gigi dan mulut yang relatif
menonjol dan memiliki morbidits paling tinggi di Indonesia. Sebutkan kedua penyakit
gigi dan mulut tersebut dan sertakan masing ukuran prevalensinya (Cantumkan sumber
informasi yang anda gunakan)
o Menurut WHO, diseluruh dunia 60-90% anak-anak sekolah dan 100% orang dewasa
memiliki karies yang sering menimbulkan rasa sakit dan dapat mempengaruhi kualitas
hidup.

Dari hasil riskesdas di Indonesia tahun 2018, status kesehatan gigi dan mulut dengan
populasi 267 juta, rata-rata penduduk Indonesia memiliki 4-5 gigi yang bermasalah, dari
hasil riset kesehatan dasar pada prevalensi karies gigi menurut standar WHO pada tahun
2018 rerata usia 5-6, 8,43% dan 67,3% anak usia 5 tahun memiliki angka pengalaman
karies gigi (dmft) ≥ 6, termasuk dalam kategori karies anak usia dini yang parah. Secara
nasional, menurut data Riskesdas 2018 sebanyak 57,6% penduduk Indonesia bermasalah
gigi dan mulut selama 12 bulan terakhir, tetapi hanya 10,2% yang mendapat perawatan
oleh tenaga medis gigi. Berdasarkan kelompok umur, proporsi terbesar dengan masalah
gigi dan mulut adalah kelompok umur 5-9 tahun (67,3%) dengan 14,6% telah mendapat
perawatan oleh tenaga medis gigi. Sedangkan proporsi terendah dengan masalah gigi dan
mulut adalah umur 3-4 tahun (41,1%) dengan 4,3% telah mendapat perawatan oleh
tenaga kesehatan. (info datin kemenkes)

o Prevalensi penduduk Indonesia yang memiliki jaringan periodontal tidak sehat sangat
tinggi, yaitu sekitar 95%, dan 70% dari nilai tersebut terjadi pada kelompok umur diatas
30 tahun atau kelompok umur dewasa (junal maranatha)

3. Apa yang disebut Prevalensi, Insidensi, serta apa perbedaan antara indeks DMF-T dan
indeks DMF-S ?
Prevalensi
Prevalensi adalah jumlah kasus suatu penyakit dalam suatu populasi pada suatu waktu,
sebagai proporsi dari jumlah total orang dalam populasi itu. Dengan demikian, ukuran
ini dapat dianggap sebagai frekuensi penyakit dalam suatu populasi pada suatu waktu
tertentu dan itulah sebabnya kadang-kadang disebut sebagai titik prevalensi (Point
Prevalence). Proporsi prevalensi biasanya digambarkan sebagai nilai 0 sampai 1
(seringnya persentase). Prevalens period adalah variasi yang mewakili jumlah orang
yang menjadi kasus pada periode waktu yang ditentukan dibagi dengan jumlah total
orang dalam populasi itu.

Prevalensi = Jumlah kasus dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu : Jumlah
orang dalam populasi yang ditentukan pada titik waktu yang sama

Insidensi
Jumlah kasus suatu penyakit yang terjadi pada suatu populasi pada suatu waktu tertentu
tidak hanya ditentukan pada frekuensi di mana kasus baru terjadi dan didiagnosis, tetapi
juga pada durasi rata-rata suatu penyakit (misalnya waktu pemulihan atau kematian).
Sebagai akibatnya, insidensi dapat bervariasi dari satu populasi dengan populasi lain
karena varias dalam durasi penyakit. Berbeda dengan prevalensi, insidensi merupakan
jumlah kasus baru penyakit yang ditemukan pada populasi individu yang beresiko selama
interval waktu tertentu

a. insidensi kumulatif (risk)

Insiden kumulatif atau risiko adalah proporsi orang dalam suatu populasi yang terdiri dari
orang-orang yang pada awalnya bebas dari penyakit yang kemudian menderita penyakit
tertentu dalam suatu interval waktu. Insiden kumulatif, seperti prevalensi, merupakan
suatu proporsi yang digambarkan dengan nilai 0 sampai 1 (seringnya persentase)

Insiden Kumulatif (Risk) = Jumlah kasus baru pada suatu period waktu : jumlah populasi
yang beresiko (population at risk)

Hubungan antara prevalensi dan insidensi

Populasi di mana jumlah orang dengan dan tanpa penyakit tetap stabil dikenal sebagai
steady-state population. Dalam keadaan seperti ini, titik prevalensi suatu penyakit hampir
sama dengan tingkat insiden dan durasi rata-rata penyakit, dengan ketentuan bahwa
prevalensi kurang dari sekitar 10 %. Meskipun kondisi steady-state tidak pernah ditemui
dalam prakteknya, hubungan di atas memberikan cara praktis dalam membuat perkiraan
kasar prevalensi dalam populasi ketika tidak ada perubahan dalam kejadian atau durasi
penyakit.

Titik Prevalensi (Point Prevalence) = Tingkat Insidensi (Incidence Rate) x Durasi waktu

Indeks DFM-T (decayed missing filled teeth)

Bertujuan untuk menggambarkan pengalaman karies seseorang dalam populasi. Semua


gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena biasanya gigi tersebut sudah dicabut dan
kadang-kadang tidak berfungsi. Indeks DMF-T yaitu digunakan untuk gig permanen pada
orang dewasa

Pengukuran ini digunakan untuk gigi permanen


D = Decayed : Jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal

M = Missing : Jumlah gigi tetap yang telah/harus dicabut karena karies

F = Filled : Jumlah gigi yang telah ditambal

Beberapa hal yang harus diperhatikan :


1. Semua gigi yang mengalami karies dimasukkan ke dalam kategori D.
2. Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam
kategori D.
3. Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan dalam kategori D.
4. Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan dalam kategori M
5. Gigi yang dicabut akibat penyakit periodontal dan untuk kebutuhan perawatan ortodonti
tidak dimasukkan dalam kategori M.
6. Pencabutan normal selama masa pergantian gigi geligi tidak dimasukkan dalam kategori
M.
7. Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F.
8. Gigi yang sedang perawatan saluran akar dimasukkan dalam kategori F.

Angka-angka DMF-T dari hasil survey dapat dipergunakan untuk :

1. mengetahui keadaan kesehatan gigi masyarakat

2. mengetahui peningkatan jumlah karies dalam waktu tertentu

3. mengetahui hubungan antara karies dengan data lain seperti hubungan antara keadaan
kebersihan gigi dan mulut dengan karies

Cara mencari :

Cara mencari rata-rata indeks DMFT adalah mengumpulkan data tentang indeks DMFT
setiap responden, jumlahkan seluruh nilai indeks DMFT semua responden yang diteliti,
kemudian membagi total jumlah indeks DMFT tersebut dengan jumlah seluruh
responden untuk memperoleh rata-rata indeks DMFT (Nishi dkk, 2001).

Indeks DMF-T = D + M + F

Indeks DMF – T rata-rata = jumlah h indeks DMF – T semua responden : jumlah h


responden

Klasifikasi angka kejadian karies gigi (indeks DMF-T) menurut WHO, adalah sebagai
berikut (WHO, 2003 dan P,Axelsson) :

1. sangat rendah : 0,8- 1,1

2. rendah : 1,2 -2,6

3. sedang : 2,7-4,4

4. tinggi : 4,5-6,5

5. sangat tinggi : > 6,5


Indeks DMF-S

4. Masalah morbiditas penyakit gigi dan mulut apa saja yang dapat anda sampaikan dari
kesimpulan hasil analisis dan perbandingan terhadap status penyakit karies dan
periodontal murid SD Sukasari-3 dan SMP Sukasari pada kedua hasil survai drg A
(2013 dan 2014). Nyatakan paling tidak sebanyak 3 masalah dengan kalimat
pernyataan masalah yang benar.

Tabel A-1 (2013) Tabel A-2 (2014)


No. Nama D M F No. Nama D M F
----------------------------------- -------------------------------
1. Abi : 1 2 1 1. Abi : 2 2 2
2. Agam : 1 0 1 2. Agam : 1 0 1
3. Budi : 0 0 0 3. Budi : 1 0 1
4. Yani : 0 0 1 4. Yani : 0 0 1
5. Yasmin : 2 0 0 5. Yasmin : 2 0 0
6. Novel : 0 0 1 6. Novel : 0 0 1
7. Yasid : 0 0 0 7. Yasid : 2 0 1
8. Rani : 2 1 1 8. Rani : 3 1 1
9. Yasir : 0 0 0 9. Yasir : 2 0 0
10. Hamid : 2 0 0 10. Hamid : 2 0 0
11. Abu : 1 2 1 11. Abu : 1 2 1
12. Ali : 1 0 1 12. Ali : 1 0 1
13. Badi : 0 0 0 13. Badi : 0 0 0
14. Yono : 0 0 1 14. Yono : 0 0 1
15. Yati : 2 0 0 15. Yati : 2 0 0
16. Novi : 0 0 1 16. Novi : 0 0 1
17. Yasmar : 0 0 0 17. Yasmar : 2 0 0
18. Leni : 2 1 1 18. Leni : 4 1 1
19. Yasin : 0 0 0 19. Yasin : 0 0 0
20. Hanum : 2 0 0 20. Hanum : 2 0 0
21. Dita : 0 0 0 21. Dita : 1 0 0
22. Kesia : 2 0 0 22. Kesia : 2 0 0
23. Noval : 0 0 1 23. Noval : 0 0 1
24. Yanuar : 0 0 0 24. Yanuar : 0 0 0
25. Rangga : 2 1 1 25. Rangga : 2 1 1
26. Yulia : 0 0 0 26. Yulia : 0 0 0
27. Alia : 2 0 0 27. Alia : 2 0 0
-------------------------------
N = 27 22 7 12
DMF = 41 N = 27 34 7 15
Indeks D = 22/27 = 0, 82 DMF = 56
Indeks M = 7/27 = 0, 26 Indeks D = 34/27 = 1,26
Indeks D = 12/27 = 0, 44 Indeks M = 7/27 = 0,26
Indeks D = 15/27 = 0,56
Indeks DMF = 41/27
= 1, 52 Indeks DMF = 56/27
= 2,07

Data (2013 dan 2014) :


Tabel (B-1). SD Sukasari-3 Kelas VI (12 tahun) : Eks Kelas V tahun 2013;
Tabel (B-2). SMP Sukasari (13 tahun) : Eks Kelas VI tahun 2013
Tabel B-1 (2013) Tabel B - 2 (2014)

No. Nama D M F No. Nama D M F


----------------------------------- -------------------------------
1. Hani : 1 3 0 1. Hani : 1 3 1
2. Udin : 2 3 1 2. Udin : 2 3 1
3. Ucok : 2 2 0 3. Ucok : 2 2 1
4. Vivi : 3 3 0 4. Vivi : 2 3 1
5. Maman : 2 2 1 5. Maman : 2 2 1
6. Ismail : 3 3 1 6. Ismail : 3 3 1
7. Jakub : 3 2 0 7. Jakub : 3 2 0
8. Idris : 3 3 1 8. Idris : 3 3 1
9. Adam : 0 0 0 9. Adam : 1 0 1
10. Nuh : 3 3 1 10. Nuh : 3 3 1
11. Farah : 1 3 0 11. Farah : 2 3 1
12. Didin : 2 3 1 12. Didin : 2 3 1
13. Umar : 2 2 0 13. Umar : 2 2 0
14. Vioya : 3 3 0 14. Vioya : 1 3 3
15. Martin : 2 2 1 15. Martin : 2 2 1
16. Ismu : 0 0 0 16. Ismu : 1 0 0
17. Jaka : 3 2 0 17. Jaka : 3 2 0
18. Indri : 3 3 1 18. Indri : 3 3 1
19. Dani : 0 0 0 19. Dani : 0 0 0
20. Nuri : 3 3 1 20. Nuri : 2 3 2
21. Yuli : 0 0 0 21. Yuli : 2 0 1
22. Tatang : 1 4 1 22. Tatang : 3 4 1
23. Sarah : 0 0 0 23. Sarah : 0 0 0
24. Gania : 3 2 0 24. Gania : 2 2 2
25. Susan : 3 1 2 25. Susan : 3 1 2
-------------------------------
N = 25 48 52 12
DMF = 112
N = 25 50 52 24
DMF = 126
Indeks D = 48/25 = 1, 92
Indeks M = 52/25 = 2, 08
Indeks D = 50/25 = 2,00
Indeks D = 12/25 = 0,48
Indeks M = 52/25 = 2, 08
Indeks F = 24/25 = 0,96
Indeks DMF = 112/25
= 4, 48
Indeks DMF = 126/25
= 5, 04
Tabel-C
Status Periodontal dan Distribusi Sextan menurut CPITN berdasarkan Kelompok Umur 11
dan 12 Tahun, Laki-laki (L) dan Perempuan (P) Murid SD dan SMP di Kecamatan
Sukasari, Kabupaten Majalengka, 2014

Kelompo N Jumlah Sextan dengan Skor


k (orang)
2 3
Umur 0 1 4 X
11 100 297 180 111 0 0 12
tahun
12 100 240 146 214 0 0 0
tahun
Jumlah 200 537 326 325 0 0 12

Tabel-D
Status Periodontal dan Distribusi Kelompok Umur 11 dan 12 Tahun, Laki-laki (L) dan
Perempuan (P) Murid Sekolah Dasar Sukasari, Kabupaten Majalengka, 2014 Berdasarkan
Skor CPITN Tertinggi

Kelompo N Jumlah Sextan dengan Skor


k (orang)
2 3 4
Umur 0 1 X
11 tahun 100 10 48 42 0 0 0
12 tahun 100 7 29 63 1 0 0

Jumlah 200 17 77 105 1 0 0

Anda mungkin juga menyukai