Capaian Pembelajaran
Skenario Diskusi
Dokter gigi A, seorang dokter gigi lulusan FKG Unjani. sekitar setahun bertugas di BPG, UPT
Puskesmas Argapura di kecamatan Sukasari, Kabupaten Majalengka.
Untuk menyusun kegiatan-kegiatannya ke depan, drg A merasa sangat penting untuk
mengetahui masalah-masalah kesehatan gigi yang terdapat di wilayah kerjanya, Dalam rangka
itulah drg A melakukan suatu survai untuk memperoleh informasi berbagai masalah kesehatan
gigi di wilayah kerjanya. Selain melanjutkan survai yang dilakukannya sekitar setahun yang lalu
pada murid kelas V dan VI SD Sukasari-3 dan SMP Sukasari, kali ini drg A memperluas area
survainya ke SD lainnya yaitu pada murid kelas V dan Kelas VI SD Sukasari-2 dan Sukasari-1
dan menambah ruang lingkup masalahnya untuk mengetahui laju kenaikan indeks karies dan
status periodontal pada kelompok umur usia-sekolah
Setelah data dikumpulkan dan diolah, drg A mencoba untuk melakukan analisis serta
membandingkan antara morbiditas penyakit karies gigi tahun yang lalu dan hasil survainya yang
teakhir dan hasilnya seperti yang disampaikan dalam tabel A-1, B-1, A-2, dan B-2 Untuk
mengetahui gambaran morbiditas penyakit periodontal, drg A melakukan pengukuran status
periodontal CPITN pada kelompok umur 11 dan 12 tahun masing-masing menggunakan
sebanyak 100 orang sampel, sesuai dengan metode yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan
R.I. – WHO (1986). Hasil pengolahan data status periodontal (CPITN) juga disampaikan pada
tabel C dan Tabel D
Pertanyaan
c. masalah sosiokultural
knowledge, attitude, dan psychomotor selalu menunjukkan bahwa masalah sosio
kultural masih menjadi hambatan dalam setiap upaya perubahan
o Penyakit gig dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat
Indonesia => gangguan produktivitas kerja => mempengaruhi kualitas hidup. Sekitar
62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan/ sekolah karena sakit gigi
o Menyikat gigi sesuai anjuran hanya 8,1%, pada kelompok usia muda dan lansia
banyak yang tidak menyikat gigi. Penduduk yang tidak menyikat gigi : 71,3% pd usia
1-4 tahun
62,2% pada usia > 75 tahun
o Motivasi berobat gigi masih sangat rendah, penduduk yang mengeluh sakit gigi cara
pengobatannya dan banyak dilakukan adalah dengan cara mengobati sendiri (69,3%)
d. masalah riset kesehatan
kelangkaan riset
2. Morbiditas penyakit gigi dan mulut di berbagai Negara di belahan bumi ini masih sangat
tinggi. Namun di antara masalah kesehatan gigi masyarakat yang menyakut morbiditas
penyakit gigi dan mulut yang ada, terdapat dua jenis penyakit gigi dan mulut yang relatif
menonjol dan memiliki morbidits paling tinggi di Indonesia. Sebutkan kedua penyakit
gigi dan mulut tersebut dan sertakan masing ukuran prevalensinya (Cantumkan sumber
informasi yang anda gunakan)
o Menurut WHO, diseluruh dunia 60-90% anak-anak sekolah dan 100% orang dewasa
memiliki karies yang sering menimbulkan rasa sakit dan dapat mempengaruhi kualitas
hidup.
Dari hasil riskesdas di Indonesia tahun 2018, status kesehatan gigi dan mulut dengan
populasi 267 juta, rata-rata penduduk Indonesia memiliki 4-5 gigi yang bermasalah, dari
hasil riset kesehatan dasar pada prevalensi karies gigi menurut standar WHO pada tahun
2018 rerata usia 5-6, 8,43% dan 67,3% anak usia 5 tahun memiliki angka pengalaman
karies gigi (dmft) ≥ 6, termasuk dalam kategori karies anak usia dini yang parah. Secara
nasional, menurut data Riskesdas 2018 sebanyak 57,6% penduduk Indonesia bermasalah
gigi dan mulut selama 12 bulan terakhir, tetapi hanya 10,2% yang mendapat perawatan
oleh tenaga medis gigi. Berdasarkan kelompok umur, proporsi terbesar dengan masalah
gigi dan mulut adalah kelompok umur 5-9 tahun (67,3%) dengan 14,6% telah mendapat
perawatan oleh tenaga medis gigi. Sedangkan proporsi terendah dengan masalah gigi dan
mulut adalah umur 3-4 tahun (41,1%) dengan 4,3% telah mendapat perawatan oleh
tenaga kesehatan. (info datin kemenkes)
o Prevalensi penduduk Indonesia yang memiliki jaringan periodontal tidak sehat sangat
tinggi, yaitu sekitar 95%, dan 70% dari nilai tersebut terjadi pada kelompok umur diatas
30 tahun atau kelompok umur dewasa (junal maranatha)
3. Apa yang disebut Prevalensi, Insidensi, serta apa perbedaan antara indeks DMF-T dan
indeks DMF-S ?
Prevalensi
Prevalensi adalah jumlah kasus suatu penyakit dalam suatu populasi pada suatu waktu,
sebagai proporsi dari jumlah total orang dalam populasi itu. Dengan demikian, ukuran
ini dapat dianggap sebagai frekuensi penyakit dalam suatu populasi pada suatu waktu
tertentu dan itulah sebabnya kadang-kadang disebut sebagai titik prevalensi (Point
Prevalence). Proporsi prevalensi biasanya digambarkan sebagai nilai 0 sampai 1
(seringnya persentase). Prevalens period adalah variasi yang mewakili jumlah orang
yang menjadi kasus pada periode waktu yang ditentukan dibagi dengan jumlah total
orang dalam populasi itu.
Prevalensi = Jumlah kasus dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu : Jumlah
orang dalam populasi yang ditentukan pada titik waktu yang sama
Insidensi
Jumlah kasus suatu penyakit yang terjadi pada suatu populasi pada suatu waktu tertentu
tidak hanya ditentukan pada frekuensi di mana kasus baru terjadi dan didiagnosis, tetapi
juga pada durasi rata-rata suatu penyakit (misalnya waktu pemulihan atau kematian).
Sebagai akibatnya, insidensi dapat bervariasi dari satu populasi dengan populasi lain
karena varias dalam durasi penyakit. Berbeda dengan prevalensi, insidensi merupakan
jumlah kasus baru penyakit yang ditemukan pada populasi individu yang beresiko selama
interval waktu tertentu
Insiden kumulatif atau risiko adalah proporsi orang dalam suatu populasi yang terdiri dari
orang-orang yang pada awalnya bebas dari penyakit yang kemudian menderita penyakit
tertentu dalam suatu interval waktu. Insiden kumulatif, seperti prevalensi, merupakan
suatu proporsi yang digambarkan dengan nilai 0 sampai 1 (seringnya persentase)
Insiden Kumulatif (Risk) = Jumlah kasus baru pada suatu period waktu : jumlah populasi
yang beresiko (population at risk)
Populasi di mana jumlah orang dengan dan tanpa penyakit tetap stabil dikenal sebagai
steady-state population. Dalam keadaan seperti ini, titik prevalensi suatu penyakit hampir
sama dengan tingkat insiden dan durasi rata-rata penyakit, dengan ketentuan bahwa
prevalensi kurang dari sekitar 10 %. Meskipun kondisi steady-state tidak pernah ditemui
dalam prakteknya, hubungan di atas memberikan cara praktis dalam membuat perkiraan
kasar prevalensi dalam populasi ketika tidak ada perubahan dalam kejadian atau durasi
penyakit.
Titik Prevalensi (Point Prevalence) = Tingkat Insidensi (Incidence Rate) x Durasi waktu
3. mengetahui hubungan antara karies dengan data lain seperti hubungan antara keadaan
kebersihan gigi dan mulut dengan karies
Cara mencari :
Cara mencari rata-rata indeks DMFT adalah mengumpulkan data tentang indeks DMFT
setiap responden, jumlahkan seluruh nilai indeks DMFT semua responden yang diteliti,
kemudian membagi total jumlah indeks DMFT tersebut dengan jumlah seluruh
responden untuk memperoleh rata-rata indeks DMFT (Nishi dkk, 2001).
Indeks DMF-T = D + M + F
Klasifikasi angka kejadian karies gigi (indeks DMF-T) menurut WHO, adalah sebagai
berikut (WHO, 2003 dan P,Axelsson) :
3. sedang : 2,7-4,4
4. tinggi : 4,5-6,5
4. Masalah morbiditas penyakit gigi dan mulut apa saja yang dapat anda sampaikan dari
kesimpulan hasil analisis dan perbandingan terhadap status penyakit karies dan
periodontal murid SD Sukasari-3 dan SMP Sukasari pada kedua hasil survai drg A
(2013 dan 2014). Nyatakan paling tidak sebanyak 3 masalah dengan kalimat
pernyataan masalah yang benar.
Tabel-D
Status Periodontal dan Distribusi Kelompok Umur 11 dan 12 Tahun, Laki-laki (L) dan
Perempuan (P) Murid Sekolah Dasar Sukasari, Kabupaten Majalengka, 2014 Berdasarkan
Skor CPITN Tertinggi