Anda di halaman 1dari 35

Lab Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Keluarga

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Puskesmas Lempake Samarinda

DEMAM DENGUE

Disusun oleh:

CITRA ANUGRAH ARINI

1510029028

Pembimbing:

dr. Ronny Isnuwardana, MIH


dr. Solihin Wijaya
dr. Zulhijrian Noor

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PUSKESMAS LEMPAKE

SAMARINDA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah
vektor yang paling banyak ditemukan meyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat
membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus
tersebut.
Untuk incidence rate (IR) tertinggi pada kota Balikpapan dengan 2.145
kasus kejadian dan terendah pada kabupaten Mahakam Ulu dengan jumlah kasus
kejadian sebesar 117 kasus.
Insiden Rate (IR) Demam Berdarah Dengue mengalami peningkatan setiap
tahunnya, dimana pada tahun 2013 sebesar 3.694 kasus, meningkat pada tahun
2014 menjadi 6.709 kasus dan kembali meningkat pada tahun 2015 menjadi 7.305
kasus.
Jumlah Kematian karena Demam Berdarah Dengue tertinggi pada kota
Balikpapan sebanyak 25 kasus kematian, dan terendah pada Kabupaten Mahakam
Ulu dengan 0 (nol) kasus kematian.
Jumlah kematian Demam Berdarah Dengue mengalami peningkatan setiap
tahunnya, dimana pada tahun 2013 sebesar 21 kasus, meningkat pada tahun 2014
menjadi 54 kasus dan kembali meningkat pada tahun 2015 menjadi 68 kasus.1
BAB II
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : Tn. J
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Sidomulyo Rt. 14, Lempake
Status Keluarga : Kepala Keluarga (Pasien)
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Swasta (Sistributor Alat Olahraga)

Tanggal pemeriksaan : 3 Maret 2017.

Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal 4 Maret 2017 di Rumah Pasien.

Keluhan Utama :
Demam.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Demam dirasakan 4 hari sebelum masuk ke puskesmas. Demam dirasakan
medadak tinggi. Demam dirasakan naik turun tanpa memerhatikan waktu namun
badan pasien tetap panas dalam satu hari. Demam akan turun terutama bila
diberikan obat penurun panas, namun demam akan naik kembali. Demam kadang
disertai mual, tidak ada muntah, menggigil, mimisan, BAB cair hitam, kejang
ataupun penurunan kesadaran. Nyeri perut (-), nyeri orbita(-), nyeri kepala (+),
nyeri otot (-). Demam dirasakan sempat menurun 1 hari sebelum ke puskesmas
namun pasien merasa lemas dan os sempat mengalami penurunan nafsu makan. Os
sempat memeriksakan diri di bidan terdekat 1 hari sebelum masuk ke puskesmas
dan dilakukan pemeriksaan menggunakan tensi (rumple leed) dan timbul bintik-

2
bintik kemerahan pada lengan kanan pasien. Batuk (-), Pilek (-), Mencret (-), BAK
dan BAB lancar.

Riwayat Penyakit Dahulu


 Os. Mempunyai riwayat mengalami faringitis 2 tahun yang lalu.
 Hipertensi (-)
 Dm (-)
 Penyakit jantung (-)
 Penyakit paru (-)
 Penyakit ginjal (-)
 Alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


 Keluhan serupa pada keluarga disangkal
 Hipertensi (-)
 Dm (-)
 Penyakit jantung (-)
 Penyakit paru (-)
 Penyakit ginjal (-)
 Alergi (-)

Riwayat Pengobatan
Paracetamol → demam turun namun naik kembali

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan : 65 Kg
Tinggi Badan : 165 Cm
BMI : 24
Lingkar Pinggang : Tidak dilakukan

3
Tanda Vital
Nadi : 78 kali/menit, regular, kuat angkat
Frekuensi Nafas : 18 kali/menit, reguler
Suhu : 37,8 oC (Per axiller)
Tekanan Darah : 110 / 90 mmHg

Kepala dan Leher:


Kepala : Mata : anemis (-), ikterik (-), cekung (-)
Hidung : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Mulut : mukosa mulut basah, faring hiperemi (-),
pembesaran tonsil (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)

Toraks:
Inspeksi : Paru: pergerakan dinding dada simetris
Jantung: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Paru: fremitus raba dextra = sinistra
Jantung: ictus cordis teraba
Perkusi : Paru: sonor pada seluruh lapangan paru
Jantung:batas kanan= ICS III PSL dextra, batas kiri= ICS VI
MCL sinistra
Auskultasi : Paru: suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1S2 tunggal-reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi : Cembung
Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-), organomegalli (-), massa (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal

Genitalia : Dalam batas normal

4
Ekstremitas
Atas : Edema (-/-), akral hangat
Bawah : Edema (-/-), akral hangat

Rumple Leed test (+)

Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan laboratorium darah tanggal 3 Maret 2017

PEMERIKSAAN HASIL HASIL NILAI NORMAL SATUAN


(11.18) (17.30)
Hemoglobin 15,1 13,9 13.00-16.00 g/dl
Leukosit 8.620 6.420 5000-10.000 ribu/ul
Eritrosit 5,78 5,32 4.5 – 5.5 juta/ul
Hematokrit 44 41 40 – 48 vol %
Trombosit 153000 146000 200000-500000 ribu/ul

Diagnosis Kerja:
Observasi Febris hari ke- 5 e.c. suspect Demam Dengue.

Rencana Diagnostik :
 Pemeriksaan darah lengkap serial
 Pemeriksaan kimia darah
 Cek IgG, IgM anti Dengue

Penatalaksanaan :

Farmakologis:
 IVFD RL 500 cc/ 6 jam
 Paracetamol 3 x 500 mg
 Domperidone 3 x 10 mg
Non farmakologis :
 Edukasi bahwa penyakit yang diderita pasien disebabkan oleh virus yang
dibawa oleh nyamuk

5
 Edukasi bahwa penyakit tersebut biasanya akan reda setelah 7 hari
 Edukasi mengenai tanda bahaya yaitu nyeri perut yang berat, muntah terus
menerus, sesak, gusi berdarah, atau darah pada muntah dan sarankan segera
bawa ke rumah sakit apabila muncul tanda bahaya.
 Edukasi mengenai pola makan bergizi dan pemberian minuman selama
sakit, yaitu :
 Makanan harus memiliki kandungan gizi yang baik yang terdiri dari
nasi, lauk-pauk, sayur mayor, buah dan bila perlu ditambah susu.
 Frekuensi makan 3-4 kali sehari, diselingi makanan ringan 1-2 kali
sehari.
 Edukasi keapada pasien agar banyak minum, karena ada penderita
penyakit demam berdarah biasanya mereka akan mengalami
dehidrasi, gejala dehidrasi ini ditandai dengan rasa haus yang
berlebihan, maka dari itu agar penderita tidak mengalami dehidrasai
berikan minum air sebanyak-banyaknya hingga tidak terasa haus
lagi, air yang baik untuk penderita demam berdarah adalah air putih
atau air mineral.
 Menghindari makan – makanan dari luar yang kurang baik
kebersihannya.
 Mengajarkan cara melakukan 3M dengan baik dan benar untuk mengurangi
pertumbuhan nyamuk sebagai vector virus dengue :
 Menguras bak mandi secara rutin.
 Menutup tempat penampungan air yang berpotensi menjadi tempat
hidup jentik – jentik nyamuk.
 Menimbun barang bekas yang berpotensi tergenang air sehingga
dapat menjadi tempat tinggal dan tempat perkembang biakan
nyamuk.
 Edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan kerapian rumah agar
tidak menjadi tempat tinggal nyamuk.
 Edukasi pentingnya menggunakan kelambu dan atau relepan nyamuk agar
terhindar dari gigitan nyamuk.

6
 Edukasi keluarga agar tidak serta merta mengikuti keinginan anak
mengenai kebiasaan makan yang kurang baik.
 Menjelaskan komplikasi – komplikasi yang dapat timbul bila penyakit ini
tidak diatasi.
 Edukasi keluarga pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk
mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan, setelah berkerja serta
edukasi mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar.

Prognosis
Dubia ad Bonam

ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA


No I. KEPALA KELUARGA II. PASANGAN
1 Nama Tn. J Ny. RJ
2. Umur 49 tahun 45 tahun
3. Jenis kelamin Laki – laki Perempuan
Status
4. Menikah Menikah
perkawinan
5. Agama Islam Islam
6. Suku bangsa Jawa Jawa
7. Pendidikan Tamat SMA Tamat SMA
8. Pekerjaan Swasta IRT
Alamat
9. Sidomulyo, RT 14, Lempake
lengkap

ANGGOTA KELUARGA

7
Anggota Hub. Stt. Serumah
No Usia Pekerjaan
Keluarga Klrg Nikah Ya Tdk Kdg
1 Ny. RJ 45 th IRT Istri Menikah Ya - -
2 An. A 20 th Mahasiswi Anak Belum Ya - -
Kandung menikah
3 An. F 14 th Pelajar Anak Belum Ya
Kandung Menikah
4 Tn. S 75 th - Ayah Duda Ya
Kandung

GENOGRAM

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Laki- perempuan meninggal

_ __ _ _ : Tinggal serumah

STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI, KELUARGA DAN LINGKUNGAN

No Ekonomi Keluarga Keterangan

8
1 Luas tanah 15 x 20 meter
2 Luas Bangunan 8 x 15 meter
3 Pembagian ruangan Rumah adalah rumah pribadi, rumah
yang terbuat dari beton, terdiri dari 1
lantai, 4 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang
tamu, 2 WC. 1 kamar mandi diluar
berdekatan dengan temnpat dapur
4 Besarnya daya listrik 1500 Watt
5 Tingkat pendapatan keluarga :
1. Pengeluaran rata-rata/bulan Rp. 2.000.000,00
Bahan makanan: Beras,
Lauk/ikan, sayur, air minum
Diluar bahan makanan
- Kesehatan -
- Listrik Rp. 250.000,00
- Air -
- Lain-lain -
2. Penghasilan keluarga/bulan Rp. 5.500.000,00
No Perilaku Kesehatan

1 Pelayanan promotif/preventif Puskesmas


2 Pemeliharaan kesehatan anggota Puskesmas/dokter
keluarga lain
3 Pelayanan pengobatan Puskesmas/dokter

4 Jaminan pemeliharaan kesehatan BPJS


No Pola Makan Keluarga

1 Pasien dan anggota keluarga Makan 3 kali sehari (pagi, siang dan
malam). Nasi, tahu, tempe, ikan,
daging. Makanan kadang beli di luar,
kadang masak sendiri, sering makan
sayur dan buah.
No Aktivitas Keluarga

1 Aktivitas fisik Pasien biasanya bekerja di luar


rumah, perusahaan alat olahraga ±9

9
A. Pasien jam / hari.

2 Aktivitas mental Pasien dan keluarga pasien rutin


melaksanakan ibadah

No Lingkungan
1 Sosial Hubungan dengan lingkungan
sekitar berjalan baik, jika ada
hajatan atau tetangga yang
meninggal, pasien aktif membantu
warga dalam hajatan itu.
2 Fisik/Biologik
Perumahan dan fasilitas Baik
Luas tanah 15 x 20 meter
Luas bangunan 8 x 15 meter
Jenis dinding terbanyak Beton
Jenis lantai terluas Keramik
Sumber penerangan utama Lampu listrik
Sarana MCK Kamar mandi berada di ruang
keluarga, kamar mandi juga
digunakan sebagai WC. Tempat
mencuci piring dan pakaian berada
di dapur.
Sarana Pembuangan Air Limbah Septic tank digunakan sebagai
tempat penampungan limbah.
Sumber air sehari-hari Air Sumur Bor.
Sumber air minum Air isi ulang
Pembuangan sampah Sampah dikumpulkan menjadi satu
didalam rumah, kemudian dibuang
ke tempat pembuangan sampah.
3 Lingkungan kerja Pasien Di tempat kerja.

PENILAIAN APGAR KELUARGA

10
Hampir
Hampir Kadang
tidak
Kriteria Pernyataan Selalu Kadang
pernah
(2) (1) (0)
Adaptasi Saya puas dengan keluarga √
saya karena masing-masing
anggota keluarga sudah
menjalankan sesuai dengan
seharusnya
Kemitraan Saya puas dengan keluarga √
saya karena dapat membantu
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi
Pertumbuhan Saya puas dengan kebebasan √
yang diberikan keluarga saya
untuk mengembangkan
kemampuan yang saya miliki
Kasih sayang Saya puas dengan kehangatan √
dan kasih sayang yang
diberikan keluarga saya
Kebersamaa Saya puas dengan waktu yang √
n disediakan keluarga untuk
menjalin kebersamaan

Jumlah 10

Keterangan :
Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat
Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
Total skor ≤ 5 = Fungsi keluarga sakit

Kesimpulan :
Nilai skor keluarga ini adalah 10, artinya keluarga ini menunjukan fungsi keluarga
sehat

11
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA

Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
1 Tidak merokok
Ada yang memiliki kebiasaan Tidak ada anggota √
merokok keluarga yang merokok
2 Persalinan Bersalin ditolong oleh
Dimana ibu melakukan persalinan bidan di rumah sakit √
bersalin.
3 Imunisasi Imunisasi lengkap.
Apakah bayi ibu sudah di √
imunisasi lengkap
4 Balita di timbang
Apakah balita ibu sering - √
ditimbang? Dimana?
5 Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota keluarga Pasien tidak rutin √
memiliki kebiasaan sarapan pagi? sarapan pagi.
6 Dana sehat / Askes BPJS √
Apakah anda ikut menjadi peserta
askes?
7 Cuci tangan
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota
mempunyai kebiasaan mencuci keluarga kadang - √
tangan menggunakan sabun kadang mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah dengan sabun sebelum
buang air besar ? dan sesudah BAB
8 Sikat gigi
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota √
memiliki kebiasaan gosok gigi keluarga melakukan
menggunakan odol kebiasaan menggosok
gigi
9 Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota √

12
melakukan aktivitas fisik atau keluarga jarang
olah raga teratur melakukan olahraga
B. Lingkungan Sehat
1 Jamban
Apakah dirumah tersedia jamban Ya, tersedia Jamban √
dan seluruh keluarga bentuk jongkok
menggunakannya
2 Air bersih dan bebas jentik
Apakah dirumah tersedia air Di rumah menggunakan √
bersih dengan tempat/tendon air sumber air berasal dari
tidak ada jentik ? air sumur bor dan
ditampung di dalam
drum, tidak ada tempat
penampungan air yang
berjentik
3 Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia tempat Rumah tidak terlihat √
sampah? Dan di lingkungan bersih dan tampak
sekitar rumah tidak ada sampah sampah berserakan di
berserakan? daerah sekitar rumah
4 SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL Pembuangan limbah √
disekitar rumah menggunakan Septic tank
5 Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara Ukuran ventilasi lebih √
didalam rumah kurang 1/10 luas lantai
untuk tiap ruangan
6 Kepadatan
Apakah ada kesesuaian rumah Rumah cukup luas untuk √
dengan jumlah anggota keluarga? 5 orang penghuni
7 Lantai
Apakah lantai bukan dari tanah? Seluruh lantai rumah dari √
kayu
C. Indikator tambahan
1 ASI Eksklusif

13
Apakah ada bayi usia 0-6 bulan - √
hanya mendapat ASI saja sejak
lahir sampai 6 bulan
2 Konsumsi buah dan sayur
Apakah dalam 1 minggu terakhir Semua anggota keluarga √
anggota keluarga mengkonsumsi mengkonsumsi sayur
buah dan sayur? buah
Jumlah 11 7

Klasifikasi
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan
(Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 16-18pertanyaan (Biru)
Kesimpulan
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab ”Ya” ada 11 pertanyaan yang
berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya
masuk dalam klasifikasi SEHAT III.

RESUME FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN KELUARGA

Faktor Risiko

 Tidak ada faktor resiko fisik yang berhubungan dengan keadaan yang dialami
Fisik
pasien
 Pasien berisiko untuk menularkan penyakitnya kepada anggota keluarga di rumah.
Biologi
 Pasien berisiko untuk menularkan penyakitnya kepada tetangga sekitarnya.
 Memiliki kartu jaminan kesehatan / BPJS.
Psiko-sosio-
ekonomi  Pendapatan keluarga cukup

Perilaku  Higiene pribadi kurang bersih.


Kesehatan  Berobat di sarana pengobatan hanya jika keluhan dirasakan berat.
 Pengetahuan tentang penyakit demam berdarah sudah cukup baik.
 Pengetahuan mengenai dan sarana pengobatan demam berdarah sudah sangat

14
cukup.
 Rendahnya pengetahuan dan kesadaran untuk menjaga pola makan bergizi dan gaya
hidup yang sehat.
 Prioritas untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Gaya hidup  Jarang berolahraga .
 Pola makan yang cukup bergizi.

DIAGNOSIS KELUARGA (Resume masalah Kesehatan)

Status kesehatan dan faktor risiko (Individu, keluarga, dan komunitas)

 Kesadaran keluarga dalam perilaku hidup bersih dan sehat kurang.


Keluarga jarang mencuci tangan dengan sabun. Rumah agak berdebu,
kamar kurang rapi dan banyak pakaian pakaian tergantung.
 Kesadaran keluarga mengenai kebersihan lingkungan kurang baik.
Keluarga cenderung membuang sampah dibelakang rumah atau sungai
dekat rumah.
 Kesadaran keluarga mengenai pentingnya menguras baik mandi dan tempat
penampungan air sangat perlu dilakukan secara rutin dan menutup tempat
penampungan air yang berpotensi menjadi tempat hidup jentik – jentik
nyamuk.

Status upaya kesehatan (individu, keluarga dan komunitas)


 Pendapatan keluarga untuk prioritas pemenuhan sandang, pangan, papan.
 Pemeriksaan kesehatan dilakukan di praktik dokter umum atau fasilitas
kesehatan tingkat pertama yang melayani BPJS.
 Memiliki jaminan kesehatan.
 Pemeriksaan kesehatan hanya jika menderita keluhan yang tidak kunjung
membaik atau bertambah berat.
 Semua anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama dalam berobat.

Status lingkungan
 Kondisi rumah dan lingkungan secara umum kurang baik.

15
 Ukuran luas rumah cukup memadai untuk menampung anggota keluarga
namun jumlah yang berjumlah 5 orang serta ventilasi yang cukup baik.
 Hubungan dengan tetangga cukup baik, keluarga ini saling mengenal
dengan tetangga.
 Sanitasi lingkungan yang kurang bersih.

Diagnosis Keluarga
Sebuah keluarga Tn. J terdiri dari 5 orang anggota keluarga inti dengan 1
anggota keluarga (kepala keluarga) mengalami demam dengue. Secara umum,
keluarga ini menempati rumah yang cukup sehat namun kurang rapi dan bersih,
sosial ekonomi yang cukup, kebersihan lingkungan yang kurang, kesadaran PHBS
yang kurangg baik, dan fungsi kelurag sehat yang baik.
No Masalah yang Rencana Sasaran Contoh pembinaan
dihadapi Pembinaan pembinaan
1. Demam Dengue Edukasi dan Pasien dan  Edukasi bahwa penyakit yang
Farmakologi Keluarga diderita pasien disebabkan oleh
virus yang dibawa oleh nyamuk
 Edukasi bahwa penyakit
tersebut biasanya akan reda
setelah 7 hari
 Edukasi mengenai tanda bahaya
yaitu nyeri perut yang berat,
muntah terus menerus, sesak,
gusi berdarah, atau darah pada
muntah dan sarankan segera
bawa ke rumah sakit apabila
muncul tanda bahaya
2. Penurunan nafsu Edukasi Pasien dan Edukasi mengenai pola makan bergizi
makan pasien Keluarga dan pemberian minuman selama sakit,
yaitu :
 Makanan harus memiliki
kandungan gizi yang baik yang
terdiri dari nasi, lauk-pauk,

16
sayur mayor, buah dan bila
perlu ditambah susu.
 Frekuensi makan 3-4 kali
sehari, diselingi makanan
ringan 1-2 kali sehari.
 Edukasi keapada pasien agar
banyak minum,
 karena ada penderita penyakit
demam berdarah biasanya
mereka akan mengalami
dehidrasi, gejala dehidrasi ini
ditandai dengan rasa haus yang
berlebihan, maka dari itu agar
penderita tidak mengalami
dehidrasai berikan minum air
sebanyak-banyaknya hingga
tidak terasa haus lagi, air yang
baik untuk penderita demam
berdarah adalah air putih atau
air mineral.
 Menghindari makan – makanan
dari luar yang kurang baik
kebersihannya.
3. Kurangnya Edukasi Pasien dan  Mengajarkan cara melakukan
kebersihan rumah Keluarga 3M dengan baik dan benar
dan lingkungan untuk mengurangi pertumbuhan
sekitar. nyamuk sebagai vector virus
dengue :
 Menguras bak mandi
secara rutin.
 Menutup tempat
penampungan air yang

17
berpotensi menjadi
tempat hidup jentik –
jentik nyamuk.
 Menimbun barang bekas
yang berpotensi
tergenang air sehingga
dapat menjadi tempat
tinggal dan tempat
perkembang biakan
nyamuk.
 Edukasi mengenai pentingnya
menjaga kebersihan dan
kerapian rumah agar tidak
menjadi tempat tinggal nyamuk.
 Edukasi pentingnya
menggunakan kelambu dan atau
relepan nyamuk agar terhindar
dari gigitan nyamuk.
 Edukasi keluarga agar tidak
serta merta mengikuti keinginan
anak mengenai kebiasaan
makan yang kurang baik.
 Menjelaskan komplikasi –
komplikasi yang dapat timbul
bila penyakit ini tidak diatasi.
 Edukasi keluarga pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat,
termasuk mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah
makan, setelah berkerja serta
edukasi mengenai cara mencuci
tangan yang baik dan benar.

18
Rencana Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Terhadap status kesehatan individu dan keluarga

No Masalah yang Skor Awal Upaya Penyelesaian


dihadapi
1. Demam Dengue 4 Edukasi bahwa penyakit yang diderita pasien
disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk
4 Edukasi bahwa penyakit tersebut biasanya akan reda
setelah 7 hari
4 Edukasi mengenai tanda bahaya yaitu nyeri perut yang
berat, muntah terus menerus, sesak, gusi berdarah,
atau darah pada muntah dan sarankan segera bawa ke
rumah sakit apabila muncul tanda bahaya
2. Penurunan nafsu 4 Edukasi mengenai pola makan bergizi dan pemberian
makan pasien minuman selama sakit, yaitu :
Makanan harus memiliki kandungan gizi yang baik
yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur mayor, buah
dan bila perlu ditambah susu.
Frekuensi makan 3-4 kali sehari, diselingi makanan
ringan 1-2 kali sehari.
4 Edukasi keapada pasien agar banyak minum,
karena ada penderita penyakit demam berdarah
biasanya mereka akan mengalami dehidrasi, gejala
dehidrasi ini ditandai dengan rasa haus yang
berlebihan, maka dari itu agar penderita tidak
mengalami dehidrasai berikan minum air sebanyak-
banyaknya hingga tidak terasa haus lagi, air yang baik
untuk penderita demam berdarah adalah air putih atau
air mineral.
4 Menghindari makan – makanan dari luar yang kurang
baik kebersihannya.
3. Kurangnya 4 Menguras bak mandi secara rutin.
kebersihan rumah 4 Menutup tempat penampungan air yang berpotensi

19
dan lingkungan menjadi tempat hidup jentik – jentik nyamuk.
sekitar. 4 Menimbun barang bekas yang berpotensi tergenang
air sehingga dapat menjadi tempat tinggal dan tempat
perkembang biakan nyamuk.
4 Edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan
dan kerapian rumah agar tidak menjadi tempat tinggal
nyamuk.
4 Edukasi pentingnya menggunakan kelambu dan atau
relepan nyamuk agar terhindar dari gigitan nyamuk.
4 Edukasi keluarga agar tidak serta merta mengikuti
keinginan anak mengenai kebiasaan makan yang
kurang baik.
4 Menjelaskan komplikasi – komplikasi yang dapat
timbul bila penyakit ini tidak diatasi.
4 Edukasi keluarga pentingnya perilaku hidup bersih
dan sehat, termasuk mencuci tangan sebelum makan
dan sesudah makan, setelah berkerja serta edukasi
mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar.
4 Edukasi keluarga pasien mengenai pentingnya
kebersihan pasien dan keluarga.

Keterangan :
 Skor 1 = tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi
 Skor 2 = keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, hanya ada keinginan;
penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider
 Skor 3 = keluarga mau melakukan namun perlu pengendalian sumber yang
belum dimanfaatkan; penyelesaian masalah dilakukan sebagian oleh provider.
 Skor 4 = keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya; masih tergantung
pada upaya provider
 Skor 5 = dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga

20
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

1. Virus Dengue
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang sekarang lebih dikenal sebagai genus
Flavivirus. Virus ini memiliki empat jenis serotipe yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3,
dan DEN-4. Antibodi yang terbentuk dari infeksi salah satu jenis serotipe tidak
memberikan perlindungan yang memadai untuk serotipe lain. Serotipe DEN-3
merupakan serotipe yang dominan dan paling banyak menimbulkan manifestasi
klinis yang berat.5.
Virus dengue ditularkan kepada manusia terutama melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti. Nyamuk aedes dapat mengandung virus dengue pada saat
menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yakni dua hari sebelum
panas hingga 5 hari setelah demam timbul. Virus yang terdapat pada kelenjar liur
kemudian berkembang biak dalam waktu 8-10 hari dan selanjutnya dapat
ditularkan kepada manusia lain melalui gigitan. Sekali virus masuk dan
berkembang biak dalam tubuh nyamuk, nyamuk tersebut dapat menularkan virus
(infektif) sepanjang hidupnya,8

2. Patogenesis
Patogenesis DBD masih kontroversial. Dua teori yang banyak dianut adalah
hipotesis infeksi sekunder (secondary heterologous infection theory) dan hipotesis
immune enhancement. Menurut hipotesis infeksi sekunder, akibat infeksi sekunder
oleh tipe virus dengue yang berbeda, respon antibodi anamnestik pasien akan
terpicu dan menyebabkan kenaikan titer tinggi IgG antidengue. Replikasi virus
dengue mengakibatkan terbentuknya kompleks virus-antibodi yang selanjutnya
mengaktivasi sistem komplemen. Pelepasan C3a dan C5a menyebabkan
peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya cairan ke
ekstravaskular. Hal ini terbukti dengan peningkatan kadar hematokrit (Ht),
penurunan natrium (Na) dan terdapatnya cairan dalam rongga serosa. Pada pasien
dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari 30% dan

21
berlangsung selama 24-48 jam dan bila tidak ditangani secara adekuat, akan
menyebabkan asidosis dan anoksia yang dapat berakibat fatal.6.
Hipotesis immune enhancement menjelaskan menyatakan secara tidak
langsung bahwa mereka yang terkena infeksi kedua oleh virus heterolog
mempunyai risiko berat yang lebih besar untuk menderita DBD berat. Antibodi
heterolog yang telah ada akan mengenali virus lain kemudian membentuk
kompleks antigen-antibodi yang berikatan dengan Fc reseptor dari membran
leukosit terutama makrofag. Sebagai tanggapan dari proses ini, akan terjadi
sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan
syok.5.

3. Perjalanan Penyakit
Setelah masa inkubasi, penyakit ini diikuti oleh tiga fase, yaitu febris, kritis, dan
recovery (penyembuhan) (gambar-1).5

Gambar-1. Perjalanan Penyakit DBD.5

22
4. Manajemen Kasus DBD
Manajemen kasus DBD meliputi beberapa tahap yakni:8
1. Penilaian:
 Riwayat penyakit sekarang, riwayat pengobatan lalu, dan riwayat
keluarga
 Pemeriksaan fisik, termasuk fisik umum dan mental
 Investigasi, termasuk laboratorium rutin dan spesifik-dengue
2. Diagnosis, penilaian fase penyakit, dan keparahan
3. Manajemen: menetapkan tatalaksana berdasarkan manifestasi klinis dan
hal-hal terkait lainnya:
 Rawat jalan (kelompok A)
 Rawat inap (kelompok B)
 Membutuhkan tatalaksana emergensi dan urgensi (kelompok C)

5. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


Anamnesis harus meliputi:9 (1) Onset demam/penyakit, (2) Jumlah intake
oral, (3) Warning signs, (4) Diare, (5) Perubahan status
mental/kejang/ketidaksadaran, (6) Urin output (frekuensi, volume, dan
pemeriksaan waktu terakhir kencing), (7) Riwayat keluarga atau tetangga yang
mengalami DBD, riwayat bepergian ke daerah endemis, kondisi penyerta (bayi,
kehamilan, obesitas, diabetes mellitus, hipertensi), bepergian ke hutan dan
berenang di air terjun (mengarahkan leptospirosis, tipus, malaria), riwayat
penggunaan narkoba dan seks bebas (HIV serokonversi akut).
Sedangkan pemeriksaan fisik harus meliputi:5 (1) Status mental, (2) Status
hidrasi, (3) Status hemodinamik, (4) Takipnoe/pernapasan asidosis/efusi pleura,
(5) Nyeri abdomen/ hepatomegali/asites, (6) Ruam dan manifestasi perdarahan,
(7) Uji torniquet.

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Pada foto toraks (DBD derajat III/IV dan sebagian besar derajat II) didapatkan
efusi pleura, terutama di hemitoraks sebelah kanan. Pemeriksaan foto toraks

23
sebaiknya dilakukan dalam posisi lateral dekubitus kanan. Asites dan efusi pleura
dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG.5

Pemeriksaan Antigen dan Antibodi Virus


Untuk membuktikan etiologi DBD, dapat dilakukan uji diagnostik melalui
pemeriksaan isolasi virus, pemeriksaan serologi atau biologi molekular. Di antara
tiga jenis uji etiologi, yang dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi
virus. Namun, metode ini membutuhkan tenaga laboratorium yang ahli, waktu
yang lama (lebih dari 1–2 minggu), serta biaya yang relatif mahal. Pemeriksaan
yang saat ini banyak digunakan adalah pemeriksaan serologi, yaitu dengan
mendeteksi IgM dan IgG-anti dengue.5
Pada infeksi primer, antibodi IgM dapat terdeteksi pada hari kelima seelah
onset penyakit, yakni setelah jumlah virus dalam darah berkurang. Kadar IgM
meningkat dengan cepat dan mencapai puncaknya dalam 2 minggu dan menurun
hingga tak terdeteksi lagi setelah 2-3 bulan. Antibodi IgG muncul beberapa hari
setelah IgM dan pada infeksi primer, produksi IgG lebih rendah dibandingkan
IgM, namun dapat bertahan beberapa tahun dalam sirkulasi, bahkan seumur
hidup.11 Sedangkan pada infeksi sekunder, kadar IgG meningkat lebih banyak
dibandingkan IgM dan muncul sebelum atau bersamaan dengan IgM. IgG
merupakan antibodi predominan pada infeksi sekunder.9
Salah satu metode pemeriksaan terbaru adalah pemeriksaan antigen
spesifik virus dengue, yaitu antigen nonstructural protein 1 (NS1). Dengan
metode ELISA, antigen NS1 dapat terdeteksi dalam kadar tinggi sejak hari
pertama sampai hari ke 12 demam pada infeksi primer dengue atau sampai hari ke
5 pada infeksi sekunder dengue. Pemeriksaan ini juga dikatakan memiliki
sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi (88,7% dan 100%). Oleh karena itu, WHO
menyebutkan pemeriksaan deteksi antigen NS1 sebagai uji dini terbaik untuk
pelayanan primer.

7. Diagnosis
Diagnosis DBD dapat ditegakkan secara klinis dan laboratoris. Berdasarkan
kriteria WHO 2007, diagnosis DBD secara klinis dapat ditegakkan bila semua hal
di bawah ini terpenuhi:5

24
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya bifasik.
2. Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut: uji bendung positif;
petekie, ekimosis, atau purpura; perdarahan mukosa; hematemesis, dan
melena.
3. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ ml).
4. Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma sebagai berikut:
 Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar.
 Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
 Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites, hipoproteinemia,
dan hiponatremia.

8. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi yang spesifik untuk DBD. Prinsip terapi utama adalah
terapi suportif. Pemeliharaan cairan sirkulasi merupakan hal terpenting dalam
penanganan kasus DBD. Asupan cairan, terutama melalui oral, harus
dipertahankan. Jika tidak bisa, maka diperlukan suplemen cairan melalui jalur
intravena.1,4 Menurut WHO 2009, berdasarkan manifestasi klinis dan kondisi
lainnya, pasien dapat dibagi tiga kategori: rawat jalan (kelompok A),
membutuhkan penanganan di rumah sakit/rawat inap (kelompok B), dan
membutuhkan penanganan emergensi atau urgensi (kelompok C).5

Kelompok-A5
Pasien yang termasuk dalam kelompok ini adalah yang dapat dimotivasi
untuk minum secara adekuat, masih dapat berkemih setidaknya sekali tiap enam
jam, dan tidak mempunyai warning signs, khususnya saat demam mereda.
Pasien rawat jalan harus diobservasi setiap hari untuk mencegah progresi
hingga melewati periode kritis. Pasien dengan Ht stabil dapat dipulangkan setelah
dirawat dan diberikan edukasi untuk segera kembali ke rumah sakit apabila
warning signs muncul. Apabila warning signs muncul maka tindakan selanjutnya
adalah:

25
 Memotivasi minum oral rehydration solution (ORS), jus buah, dan cairan
lain yang mengandung elektrolit dan gula untuk mengganti cairan yang
hilang akibat demam.
 Memberikan parasetamol bila pasien merasa tidak nyaman akibat demam.
Interval pemberian parasetamol sebaiknya tidak kurang dari enam jam.
 Petugas kesehatan harus setiap hari memantau temperatur, asupan dan
keluaran cairan, urin output (volume dan frekuensi), warning signs, tanda
perembesan plasma atau perdarahan, hematokrit, jumlah leukosit, dan
trombosit (kelompok-B).

Kelompok-B5
Pasien harus dirawat inap untuk observasi ketat, khususnya pada fase
kritis. Kriteria rawat pasien DBD adalah:5
1. Adanya warning signs
2. Terdapat tanda dan gejala hipotensi: dehidrasi, tidak dapat minum,
hipotensi postural, berkeringat sedikit, pingsan, ekstremitas dingin.
3. Perdarahan
4. Gangguan organ: ginjal, hepar (hati membesar dan nyeri walaupun tidak
syok), neurologis, kardiak (nyeri dada, gangguan napas, sianosis).
5. Adanya peningkatan Ht, efusi pleura, atau asites
6. Kondisi penyerta: hamil, DM, hipertensi, ulus peptikum, anemia
hemolitik, overweight/ obese, bayi, dan usia tua
7. Kondisi sosial: tinggal sendiri, jauh dari pelayanan kesehatan tanpa
transpor memadai.

Apabila pasien memiliki warning signs maka hal yang harus dilakukan adalah:
 Periksa Ht sebelum pemberian cairan. Berikan larutan isotonik seperti
normosalin 0,9%, RL. Mulai dari 5-7 ml/kg/jam selama 1-2 jam, lalu
kurangi menjadi 3-5 ml/kg/jam selama 2-4 jam, dan kurangi lagi menjadi
2-3 ml/kg/jam atau kurang sesuai respon klinis.
 Nilai kembali status klinis, ulangi Ht. Bila Ht sama atau meningkat sedikit,
lanjutkan dengan jumlah sama (2-3 ml/kg/jam) selama 2-4 jam. Bila tanda
vital memburuk dan Ht meningkat drastis, tingkatkan pemberian cairan 5–

26
10 ml/kg/jam selama 1-2 jam. Nilai kembali status klinis, ulang Ht, dan
periksa kecepatan cairan infus berkala.
 Berikan volume intravena minimum untuk menjaga perfusi dan urin
output 0,5 ml/kg/jam selama 24-48 jam. Kurangi jumlah cairan infus
berkala saat kebocoran plasma berkurang, yakni saat akhir fase kritis. Hal
ini bisa diketahui dari urin output dan/atau asupan minum cukup dan Ht
menurun.
 Pasien dengan warning signs harus diobservasi hingga fase kritis lewat.
Parameter yang harus dimonitor adalah tanda vital dan perfusi perifer (tiap
1-4 jam hingga lewat fase kritis), urin output (tiap 4-6 jam), Ht (sebelum
dan setelah pemberian cairan, selanjutnya tiap 6-12 jam), glukosa darah,
dan fungsi organ sesuai indikasi.

Pada pasien tanpa warning signs, hal berikut harus dilakukan:


 Motivasi minum. Jika tidak bisa, mulai infus intravena dengan NS 0,9%
atau RL dengan atau tanpa dekstrosa dengan dosis pemeliharaan. Untuk
pasien obese atau overweight digunakan dosis sesuai berat ideal. Berikan
volume minimum untuk memelihara perfusi dan urine output selama 24-
48 jam.
 Pasien harus dimonitor: temperatur, asupan dan keluaran cairan, urin
output (volume dan frekuensi), warning signs, hematokrit, leukosit, dan
trombosit. Pemeriksaan laboratorium lain dapat dilakukan sesuai indikasi.

Kelompok-C5
Pasien membutuhkan tatalaksana emergensi dan urgensi apabila
mengalami DBD berat untuk memudahkan akses intensif dan transfusi darah.
Resusitasi cairan dengan kristaloid isotonik secepatnya sangat penting untuk
menjaga volume ekstravaskular saat periode kebocoran plasma atau larutan koloid
pada keadaan syok hipotensi. Pantau nilai Ht sebelum dan sesudah resusitasi.
Tujuan akhir resusitasi cairan adalah meningkatkan sirkulasi sentral dan perifer
(takikardia berkurang, tekanan darah dan nadi meningkat, ekstremitas tidak pucat
dan hangat, dan CRT <2 detik) dan meningkatkan perfusi organ (level kesadaran
membaik, urin output >0,5 ml/kg/jam, asidosis metabolik menurun).

27
BAB III
PEMBAHASAN

28
Studi kasus dilakukan pada pasien Tn. J usai 49 tahun dengan keluhan
dmeam sejak 4 hari sebelum dibawa ke puskesmas. Penegakkan diagnosis demam
dengue didasrkan pada anamnesis, rumple leed yang positif serta penurunan
trombosit.
Pada umumnya pasien dengan demam dengue mengalami fase demam 2-7
hari, di ikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah
tidak demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk terjadi renjatan jika tidak
mendapat pengobatan yang tidak adekuat.
Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :4
 Leukosit : dapat normal dan menurun. Mulai hari ke – 3 dapat ditemui
limfositosis relative (>45 dari total leukosit) disertai adanya limfosit
plasma biru (LPB) > 15 dari jumlah tital leukosit yang pada fase syok akan
meningkat.
 Trombosit : umunya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
 Hematocrit : kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya
peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematocrit awal, umumnya dimulai
pada hari ke -3 demam.
 Hemostatis : dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer atau
FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan
pembekuan darah.
 Protein / Albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran
plasma.
 SGOT / SGPT (serum alanine aminotransferase) : dapat menibgkat.
 Ureum, Kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
 Elektrolit : sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.
 Imuno serologi dlakaukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.
o IgM : terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3,
menghilang setelah 60-90 hari.
o IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke -14,
pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.

29
Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa keluarga jarang menguras baik
mandi dan suka menggantung pakaian dikamar. Keluarga tidak menggunakan
kelambu dan hanya sesekali menggunakan obat nyamuk tanpa lotion relepan
nyamuk. Selain itu juga pasien juga sering jajan diluar yang tidak terjamin
kebersihannya, kelurag juga jarang mempraktikkan cuci tangan, dan bila
mencucui tangan pun jarang menggunakan sabun.
Pada pemeriksaan lingkungan rumah, banyak saampah yang berserakan di
belakang rumah pasien, dimana sebagian terisi air dan ditinggali jentik – jentik
nyamuk. Hal tersebut mendukung perkembang biakan nyamuk Aedes aegepty
sebagai vector dari virus dengue.2
Demam dengue merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan. Peran
lingkungan dalam perkembangan dan penyebaran penyakit demam dengue sangat
dominan. Sehingga dari pengalaman bertahun – tahun Indonesia memberantas
demam dengue, masih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini
diduga karena terbatasnya kegiatan yang berorientasi pada perbaikan lingkungan
mempunyai hubungan denagn demam dengue terdiri dari lingkungan alamiah dan
lingkungan buatan manusia. Lingkungan alamiah yang berperan dalam kejadian
penyakit malaria meliputi suhu, curah hujan, dan kecepatan angin.3
Selain lingkungan alamiah, lingkungan buatan manusia juga berperan
dalam kejadian demam dengue di suatu wilayah. Beberapa faktor dari lingkungan
rumah yang mempengaruhi kejadian dan penyebaran demam dengue meliputi :
keberadaan kawat kasa ventilasi, jenis dinding, keberadaan langit – langit, dan
keberadaan genangan air disekitar rumah. Dari faktor – faktor tersebut, faktor
terpenting berdasarkan penelitian adalah genangan air yang mempunyai asosiasi
signifikan dengan kejadian demam dengue.3
Sebagai dokter keluarga, langkah-langkah yang di ambil pada penangananan
penyakit pengobatan MDR -TB yang sesuai dengan prinsip kedokteran keluarga
sebagai berikut :
 Edukasi bahwa penyakit yang diderita pasien disebabkan oleh virus yang
dibawa oleh nyamuk.
 Edukasi bahwa penyakit tersebut biasanya akan reda setelah 7 hari.

30
 Edukasi mengenai tanda bahaya yaitu nyeri perut yang berat, muntah terus
menerus, sesak, gusi berdarah, atau darah pada muntah dan sarankan
segera bawa ke rumah sakit apabila muncul tanda bahaya.
 Edukasi mengenai pola makan bergizi dan pemberian minuman selama
sakit, yaitu :
o Makanan harus memiliki kandungan gizi yang baik yang terdiri
dari nasi, lauk-pauk, sayur mayor, buah dan bila perlu ditambah
susu.
o Frekuensi makan 3-4 kali sehari, diselingi makanan ringan 1-2 kali
sehari.
o Edukasi keapada pasien agar banyak minum,
o karena ada penderita penyakit demam berdarah biasanya mereka
akan mengalami dehidrasi, gejala dehidrasi ini ditandai dengan rasa
haus yang berlebihan, maka dari itu agar penderita tidak
mengalami dehidrasai berikan minum air sebanyak-banyaknya
hingga tidak terasa haus lagi, air yang baik untuk penderita demam
berdarah adalah air putih atau air mineral.
 Menghindari makan – makanan dari luar yang kurang baik kebersihannya.
 Menguras bak mandi secara rutin.
 Menutup tempat penampungan air yang berpotensi menjadi tempat hidup
jentik – jentik nyamuk.
 Menimbun barang bekas yang berpotensi tergenang air sehingga dapat
menjadi tempat tinggal dan tempat perkembang biakan nyamuk.
 Edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan kerapian rumah
agar tidak menjadi tempat tinggal nyamuk.
 Edukasi pentingnya menggunakan kelambu dan atau relepan nyamuk agar
terhindar dari gigitan nyamuk.
 Edukasi keluarga agar tidak serta merta mengikuti keinginan anak
mengenai kebiasaan makan yang kurang baik.
 Menjelaskan komplikasi – komplikasi yang dapat timbul bila penyakit ini
tidak diatasi.

31
 Edukasi keluarga pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk
mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan, setelah berkerja serta
edukasi mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar.
 Edukasi keluarga pasien mengenai pentingnya kebersihan pasien dan
keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

32
1. Riset Kesehatan Dasar, 2013.
2. Departemen Kesehatan Indonesia, 2012.
3. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT, 2007. Demam berdarah
dengue. Dalam: Sudoyo, A. et. al. (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI.
4. Word Health Organization, 2007.
5. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah dengue.
Dalam: Sudoyo, A. et.al. (editor), 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI.
6. Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T, 2006. Tata Laksana
Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Depkes RI Dirjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.
7. Situation update of dengue in the SEA Region, 2007.
8. Chen K, Pohan HT, Sinto R. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam
Berdarah Dengue. Medicines 2009.
9. Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control.
World Health Organization, 2009.
10. Infections Caused by Arthropod- and Rodent-Borne Viruses.
In: Braunwald, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17 th ed.
USA: McGraw Hill Companies, 2008.
11. Anonim. Demam Berdarah Dengue (DBD), 2007. Dalam: Sastroasmoro S,
et.al. (editor). Panduan Pelayanan Medis. Jakarta: RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.

33
34

Anda mungkin juga menyukai