Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKONOMI

PENGARUH WABAH COVID 19 TERHADAP PERUBAHAN


HARGA BARANG

OLEH:

DAFFA PUTRA HARMI

FRESELLIA AMANDA PUTRI

HAFIZ ZAHRI

TIARA WULANDARI

TRIXY FIOLA HARDY

ZAHARA TO QOLBI

XI MIA 3

SMAN 4 MANDAU
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kata Pengantar


Pandemi Corona virus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi Covid-19
adalah peristiwa menyebarnya penyakit corona virus 2019 di seluruh dunia.
Penyakit ini disebabkan oleh corona virus jenis baru yang diberi nama SARS-
CoV-2. Wabah Covid-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Tiongkok pada
bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Hingga 23 April 2020, lebih dari 2.000.000
kasus COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah,
mengakibatkan lebih dari 195,755 orang meninggal dunia dan lebih dari 781,109
orang sembuh.
Wabah Covid -19 berakibat pada Indonesia cukup terhantam keras dengan
penyebaran virus Corona. Tidak hanya kesehatan manusia, virus ini juga
mengganggu kesehatan ekonomi di seluruh dunia. Komite Stabilitas Sektor
Keuangan (KSSK), Menteri Keuangan Sri Mulyani, memperkirakan pertumbuhan
ekonomi Indonesia dalam skenario terburuk bisa minus 0,4 persen. Pertumbuhan
ekonomi kita berdasarkan assessment yang tadi kita lihat, BI, OJK, LPS, dan kami
memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3 persen, bahkan
dalam skenarionya yang lebih buruk, bisa mencapai negatif 0,4 persen. Nilai
rupiah saat ini sudah menyentuh angka Rp16.000, dan menjadi yang dan
pelemahan rupiah tentu membawa banyak Indonesia. Saat ini banyak warga Kota
Mojokerto yang kesulitan secara ekonomi. Ditambah lagi dengan adanya bencana
Covid-19 ini banyak warga yang sudah kesulitan membeli sembako untuk
kebutuhan sehari-hari. Jika sembako atau barang berdampak pada harga
jual.Berarti untuk harus naik. Ketika naik, apakah daya beli rendah atau bahkan
tidak ada, maka barang mempengaruhi pergerakan ekonomi kita

1.2 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan
selama terjadinya pandemi wabah COVID-19 di Indonesia
2. Memenuhi syarat tugas akhir mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kasus CoVid-19 di dunia?
2. Bagaimana perkembangan kasus CoVid-19 di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh CoVid-19 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) di Indonesia?
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi
2.1.1 Definisi CoVid-19
CoVid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
coronavirus yang baru ditemukan. CoVid-19 merupakan virus yang baru
ditemukan dan tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok,
bulan Desember 2019. CoVid-19 ini dapat menular dari orang lain yang
terjangkit virus ini. CoVid-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui
percikan-percikan dari hidung ataupun mulut yang keluar saat orang yang
terjangkit batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan itu kemudian
jatuh ke benda-benda disekitar dan ketika ada orang yang menyentuh benda
tersebut dan menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dapat terjangkit CoVid-19.
(who.int)

2.1.2 Definisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks yang
menunjukkan pergerakan harga saham yang tercatat di bursa efek yang
menjadi acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG ini dapat
digunakan untuk mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau
penurunan atau menilai situasi pasar secara keseluruhan. IHSG ini juga
melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa. (Anoraga dan Pakarti,
2001, 101)
Pasar saham (pasar modal) salah satu contoh pasar persaingan
sempurna (perfect competition), dimana harga ditentukan oleh mekanisme
pasar atau kekuatan permintaan dan penawaran. Nilai IHSG merupakan salah satu
indikator ekonomi makro dalam suatu perekonomian. (Yanuar, 2016)

2.2 Hubungan Wabah CoVid-19 Terhadap Indeks Harga Saham


Gabungan (IHSG)
CoVid-19 berdampak pada banyaknya karyawan yang dirumahkan
hingga ditutupnya toko-toko sangat merugikan banyak pihak. CoVid-19 ini
berdampak pula dalam Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia.
Semenjak adanya CoVid-19, harga saham semakin lama semakin turun dan
belum mengalami penguatan lagi semenjak Januari lalu. (IDX: COMPOSITE)
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan CoVid-19 di dunia


Perkembangan virus Corona (CoVid-19) di dunia sangat menyebar dan
berkembang pesat. Negara pertama dengan kasus terbanyak yaitu adalah negara
Amerika Serikat dengan total kasus sebesar 1.188.150 dengan total korban
jiwa sebanyak 68.599 dan total kasus sembuh sebanyak 178.263. Lalu, ada
negara kedua dengan urutan terbanyak yaitu Spanyol, dengan total kasus sebesar
247.122 yang terdiri dari 25.264 korban jiwa serta 148.558 pasien yang sembuh.
Italia merupakan negara ketiga dengan total kasus CoVid-19 terbanyak,
dengan total kasus sebesar 210.717 yang terdiri dari 28.884 korban jiwa serta
pasien sembuh sebanyak 81.654. Berikutnya terdapat negara Inggris sebagai
negara keempat dengan kasus CoVid-19 terbanyak di dunia, dengan total kasus
sebesar 186.599 dan terdapat 28.446 korban jiwa.
Selanjutnya terdapat negara Perancis dengan total kasus sebesar 168.693,
dengan total korban jiwa sebanyak 24.895 dan total pasien sembuh sebanyak
50.784. Lalu, terdapat negara Jerman dengan total kasus sebesar 165.664, dimana
terdapat 6.866 korban jiwa dan 132.700pasien sembuh. Ada pula negara Russia
sebagai negara urutan ketujuh dengan kasus CoVid-19 terbanyak didunia, yaitu
dengan total 134.687 kasus, yang terdiri dari 1.280korban jiwa dan 16.639 pasien
sembuh. Setelah itu, terdapat negara Turki yang beradadiurutan kedelepan dengan
kasus terbanyak positif CoVid-19, dengan jumlah kasus sebesar 126.045 yang
terdiri dari 3.397 korban jiwa dan 63.151 pasien yanng sembuh. Diurutan ke
sembilan, terdapat negara Brazil dengan total kasus sebesar 101.826 yang terdiri
dari 7.051 korban jiwa dan 42.991 pasien sembuh. Diurutan kesepuluh terdapat
negara Iran dengan total kasus sebesar 97.424 yang terdiri dari 6.203 korban jiwa
dan 78.422 pasien sembuh.

3.2 Perkembangan CoVid-19 di Indonesia


Perkembangan CoVid-19 di Indonesia sangat berkembang pesat. Provinsi
DKI Jakarta merupakan provinsi dengan kasus positif CoVid-19 terbanyak di
Indonesia, dengan total kasus sebesar 4.463, yang terdiri dari 408korban jiwa
dan 632 pasien yang sembuh. Sedangkan provinsi Jawa Timur sebagai provinsi
kedua dengan total kasus positif terbanyak memiliki total kasus sebesar 1.117,
dengan korban jiwa sebanyak 117 dan total pasien yang sembuh sebanyak 178.
Jawa Barat merupakan provinsi yang berada diurutan ketiga tertinggi dalam
perkembangan CoVid-19 yaitu sebanyak 1.054 kasus, dengan korban jiwa
sebanyak 86 dan pasien sembuh sebanyak 159. Selanjutnya, Jawa Tengah
merupakan provinsi keempat dengan total kasus sebesar 776, yang terdiri dari 62
korban jiwa dan pasien yang sembuh sebanyak 112. Sulawesi Selatan menempati
urutan kelima dengan total kasus sebesar 601 yang terdiri dari 40 korban jiwa dan
pasien sembuh sebanyak 199 orang.

Provinsi Banten menempati ururan keenam dengan total kasus sebesar 432,
dengan total korban jiwa sebanyak 41 dan pasien sembuh sebanyak 34.
Setelah itu, ada Nusa Tenggara Barat yang menempati urutan ketujuh dengan
total kasus sebesar 269 yang terdiri dari 4 korban jiwa dan pasien sembuh
sebanyak 36 orang. Lalu, Bali berada diurutan kedelapan dengan 262 total
kasus, yang terdiri dari 4 korban jiwa dan 159 pasien sembuh. Setelah itu, ada
Papua yang berada diurutan kesembilan dengan total kasus sebesar 240, yang
terdiri dari 1 korban jiwa dan 48 pasien yang sembuh. Diurutan kesepuluh
ada provinsi Kalimantan Selatan dengan total kasus sebesar 195 yang terdiri dari
9 korban jiwa dan 24 pasien sembuh.
3.3 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia
Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kami gunakan
merupakan data harga saham dari bulan Januari 2020 hingga awal Mei 2020.
Dapat dilihat, bahwa harga saham mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Pada tanggal 2 Januari 2020, harga saham berada pada angka
6.283,58 lalu turun sebesar 399,41 menjadi 5.884,17 pada tanggal 3 Februari
2020. Harga saham pada 2 Maret 2020 turun sebesar 522,92 menjadi 5.361,25.
Lalu, harga saham pada 1 April 2020 menyentuh angka 4.466,04 yang
berarti mengalami penurunan dari bulan Maret 2020 sebesar 895,21. Pada
tanggal 4 Mei 2020, harga saham menyentuh angka 4.605,49 yang
menandakan adanya sedikit peningkatan, yaitu sebesar 139,45 dari bulan April
2020.

3.4 Analisis Dampak CoVid-19 Terhadap Indeks Harga Saham Indonesia


(IHSG)
Berdasarkan kedua grafik diatas, dapat dilihat bahwa peningkatan
kasus perkembangan CoVid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap
harinya. Hingga tanggal 4 Mei 2020, kasus positif CoVid-19 di Indonesia
telah mencapai angka 11.587 dengan korban jiwa sebanyak 864. Harga
saham pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan
yang signifikan, bahwa per tanggal 4 Mei 2020 harga saham diIndonesia telah
menyentuh angka 4.605,49 dimana telah mengalami penurunan sebesar
1.678,09 bila dibandingkan dengan awal tahun 2020. Kedua grafik diatas sangat
berbanding terbalik, dimana semakin meningkatnya kasus positif CoVid-19 di
Indonesia, maka harga saham di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun
akan berpotensi untuk terus mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena banyak
investor yang menjual saham miliknya karena harga saham yang ada berpotensi
untuk anjlok.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Virus Corona (CoVid-19) merupakan virus yang sedang mewabah akhir-
akhir ini, yang diketahui bermula dari Kota Wuhan, China. Virus ini telah
menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan dampak yang cukup
parah bagi kehidupan masyarakat di dunia.
2. Peningkatan kasus virus Corona (CoVid-19) di Indonesia sangat
mempengaruhi kesehatan dan kehidupan seluruh masyarakat Indonesia,
maka dari itu pemerintah menganjurkan untuk tetap berada di rumah dan
melakukan social distancing untuk meminimalisir penyebaran dari virus
Corona (CoVid-19) ini.
3. Terdapat hubungan yang berbanding terbalik (berlawanan arah) antara
jumlah kasus positif CoVid-19 dengan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG), dimana semakin meningkatnya jumlah kasus positif CoVid-19 di
Indonesia, maka harga saham juga semakin menurundan tidak menentu.
4.2 Saran
Masyarakat Indonesia sudah seharusnya mematuhi peraturan pemerintah
untuk melakukansocial distancing dan tetap tinggal dirumah untuk mengurangi
penyebaran virus CoVid-19 di Indonesia. Selain itu, sangat penting kerjasama
antara pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menghadapi wabah virus
CoVid-19 ini agar pandemi ini dapat segera berakhir sehingga kesehatan ekonomi
Indonesia (dalam hal ini yaitu IHSG) dapat segera pulih kembali. Dengan cara
tersebut, maka harga saham Indonesia dapat kembali meningkat.

Anda mungkin juga menyukai