Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi tekanan darah didalam

pembuluh darah yang meningkat secara kronis. Hal ini disebabkan oleh kerja

jantung yang meningkat untuk memompa darah dalam memenuhi kebutuhan

suplai oksigen dan nutrisi tubuh. Hipertensi sering disebut silent disease dan

dikenal sebagai heterogenous group of disease, hal ini disebabkan karena

hipertensi dapat menyerang semua kalangan umur tanpa terkecuali, biasanya

penderita tidak akan menyadari kondisi yang dialaminya karena hipertensi tidak

memiliki gejala khusus. Seseorang akan menyadari bahwa dia memiliki hipertensi

ketika memeriksakan tekanan darahnya (Triyanto, 2014).

Hipertensi dapat diketahui dengan cara melakukan pengukuran tekanan

darah secara teratur. Seseorang dapat dikatakan menderita hipertensi apabila nilai

tekanan daranya mencapai > 140/90 mmHg. Nilai tersebut digunakan untuk

mendiagnosis hipertensi pada orang dewasa yang kemudian diklasifikasikan

sesuai dengan penyebab dan tingkat keparahannya (Nurarif, Amin Huda, Kusuma,

2015).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi

hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar

34,1%. Tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua

sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%),
umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Sedangkan untuk provinsi

Bali prevalensi hipertensi yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun

sebesar 29,9 %. Kabupaten Badung merupakan kategori ketiga tertinggi hipertensi

di Provinsi Bali dengan kisaran 22,4 % setelah kabupaten Bangli 23,8 % dan

Tabanan 25,8 % (Kemenkes RI, 2018).

Keluhan yang paling sering dialami oleh penderita hipertensi ialah nyeri

pada kepala bagian belakang (occiput). Nyeri adalah segala sesuatu yang

dikatakan seseorang tentang nyeri dan terjadi kapan saja saat merasa nyeri. Nyeri

merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan, yang harus

menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri (Amalia & Susanti,

2014).

Berdasarkan lama waktu nyeri, nyeri dapat dibagi menjadi dua yaitu nyeri

akut dan nyeri kronik (Judha & Sudarti, 2012). Nyeri akut dapat terjadi setelah

cidera penyakit akut dan intervensi bedah mendapatkan awitan yang cepat, dengan

intensitas bervariasi dan berlangsung untuk waktu yang singkat. Sedangkan nyeri

kronik berlangsung lebih dari enam bulan (Potter & Perry, 2016).

Penanganan nyeri hipertensi dapat dilakukan melalui dua cara, yakni

farmakologis dan non farmakologis. Penanganan secara farmakologis ialah

penanganan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat membantu menurunkan

serta menstabilkan tekanan darah. Efek samping yang biasa ditimbulkan ialah

sakit kepala, pusing, lemas, dan mual. Maka dari itu, alternative yang dapat

menurunkan tekanan darah tanpa ketergantungan obat dan efek sampingnya

adalah dengan menggunakan penanganan non farmakologis (Juliartini, 2018).


Salah satu bentuk latihan yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi adalah

isometric handgrip exercise.

Isometric Handgrip Exercise merupakan terapi latihan statis menggunakan

handgrip dynamometer yang melibatkan kontraksi tahanan otot tanpa perubahan

panjang otot misalnya mengangkat atau mendorong beban berat dan

mengontraksikan otot terhadap benda-benda tertentu. Latihan dengan intensitas

rendah hingga sedang dapat dilakukan di mana saja, karena sangat mudah untuk

dilakukan, pralatan yang relatif murah, tidak menimbulkan stres kardiovaskular

dan berdurasi pendek. Latihan dilakukan dengan kontraksi 4×2 menit pada 20-

50% MVC (Maximal Voluntary Contraction) dengan istirahat 1-5 menit. Terapi

ini dapat dilakukan 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi 10-20 menit setiap

kali latihan (Zainuddin & Labdullah, 2020).

Terapi isometric handgrip exercise dapat menurunkan tekanan darah pada

hipertensi sekitar 7 mmHg untuk sistolik dan 5 mmHg untuk diastolic (Farah et

al., 2017). Ketika pegangan dilakukan, tubuh menghasilkan stres karena latihan

dan sebagai produk sampingan dari tekanan darah diturunkan. Isometric handgrip

exercise yang merupakan latihan melawan suatu objek sehingga otot-otot menjadi

stres tetapi tidak meregang, menyebabkan penurunan tekanan darah yaitu sekitar 3

mmHg (Manimala, 2015). Terapi latihan ini juga dapat meningkatkan disfungsi

endotel dengan meningkatkan tegangan yang dimediasi oleh bioavailabilitas dari

oksida nitrat dan peningkatan aktivitas antioksidan. Latihan isometrik

menghasilkan peningkatan tekanan darah yang signifikan, yang sangat penting

dalam mempertahankan perfusi otot selama kontraksi berkelanjutan (Jeelani &


Taklikar, 2018). Keterlibatan massa otot yang lebih kecil selama latihan isometrik

(unilateral vs bilateral dan ekstremitas atas dan ekstremitas bawah) menghasilkan

penurunan tekanan darah yang lebih tinggi (Lopes et al., 2018). Tekanan darah

dan respons detak jantung terhadap latihan isometrik dipengaruhi oleh kekuatan

kontraksi, ukuran otot yang berkontraksi dan lamanya waktu yang digunakan

(Piikmann & Reisberg, 2018).

Hasil penelitian Rahmawati et al., (2018) bertujuan untuk mengetahui

perbandingan isometric handgrip exercise dan jalan kaki terhadap tekanan darah

sistolik dan tekanan darah diastolik pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pohjarak Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur, dengan jumlah

sampel sebanyak 44 responden.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi

penurunan tekanan darah sistolik (p=0,026), dan tekanan darah diastolik

(p=0,031), dengan selisih rerata penurunan tekanan darah sistolik 8,82 mmHg,

dan pada tekanan darah diastolik 8,40 mmHg, sehingga disimpulkan bahwa

latihan isometric handgrip exercise dan jalan kaki dapat menurunkan tekanan

darah sistolik dan tekanan darah diastolik pada pasien hipertensi.

Dalam satu bulan terakhir, hipertensi merupakan penyakit yang sering

ditemukan dan dirawat di Ruang xxx RSUP Sanglah Denpasar. Oleh karena itu

penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang hipertensi dalam sebuah

Karya Ilmiah Akhir Ners yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. D

dengan Pemberian Isometric Handgrip Exercise pada Kasus Hipertensi dengan

masalah Nyeri Akut di Ruang xxx RSUP Sanglah Denpasar”


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

penulis menerapkan asuhan keperawatan pada Ny. D dengan pemberian isometric

handgrip exercise pada kasus hipertensi dengan masalah nyeri akut di Ruang xxx

RSUP Sanglah Denpasar.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Ny. D dengan pemberian

isometric handgrip exercise pada kasus hipertensi dengan masalah nyeri akut di

Ruang xxx RSUP Sanglah Denpasar.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus pada karya ilmiah ini adalah sebagai berikut.

1.3.2.1 Mampu memahami konsep keperawatan medical bedah dan asuhan

keperawatan tentang pemberian isometric handgrip exercise pada kasus

hipertensi dengan masalah nyeri akut di Ruang xxx RSUP Sanglah

Denpasar.

1.3.2.2 Mampu melakukan pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan

evaluasi pada klien Ny. D yang mengalami hipertensi dengan masalah

nyeri akut di Ruang xxx RSUP Sanglah Denpasar.


1.4 Manfaat penulisan

1.4.1 Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan informasi bagi penulis tentang asuhan

keperawatan dengan masalah hipertensi selain itu karya ilmiah akhir ini

diharapkan dapat menjadi salah satu cara penulis untuk mengaplikasikan ilmu

yang diperoleh didalam perkuliahan.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa dalam menguasai asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah hipertensi.

1.4.3 Bagi Lahan Praktek

Dapat menjadi bahan masukan bagi perawat yang di rumah sakit untuk

mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka upaya peningkatan mutu

pelayanan keperawatan pasien dengan masalah hipertensi.


Refrensi

Amalia, E., & Susanti, Y. (2014). Efektifitas Terapi Imajinasi Terbimbing Dan
Terapi Musik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Apendiktomi Akut Di Ruang Rawat Bedah Rsud. Dr. Achmad Darwis Suliki.
Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Perintis Sumbar Perintis Sumbar.
Farah, B. Q., Germano-Soares, A. H., Rodrigues, S. L. C., Santos, C. X., Barbosa,
S. S., Vianna, L. C., Cornelissen, V. A., & Ritti-Dias, R. M. (2017). Acute
And Chronic Effects Of Isometric Handgrip Exercise On Cardiovascular
Variables In Hypertensive Patients: A Systematic Review. Sports, 5(3), 55.
Jeelani, M., & Taklikar, R. H. (2018). Isometric Exercise And Its Effect On Blood
Pressure And Heart Rate; A Comparative Study Between Healthy, Young,
And Elderly Males In And Around Raichur City. International Journal Of
Scientific Study, 6(6), 12–16.
Judha & Sudarti. (2012). Teori Pengukuran Nyeri Dan Nyeri Persalinan. Nuha
Medika.
Juliartini, N. L. M. E. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Slow
Deep Breathing Untuk Mengatasi Nyeri Akut Pada Keluarga Hipertensi Di
Wilayah Kerja Upt Kesmas Sukawati I Tahun 2018. Jurusan Keperawatan
2018.
Kemenkes Ri. (2018). Riskesdas 2018. Development.
Lopes, S., Mesquita-Bastos, J., Alves, A. J., & Ribeiro, F. (2018). Exercise As A
Tool For Hypertension And Resistant Hypertension Management: Current
Insights. Integrated Blood Pressure Control, 11, 65.
Manimala, J. (2015). Efficacy Of Isometric Hand Grip Training To Lower Resting
Blood Pressure: A Systematic Review And Meta-Analysis. Methods, 6, 7.
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic Noc. In Medi Action. Medi
Action. Https://Doi.Org/10.1007/S11235-009-9277-3
Piikmann, S., & Reisberg, K. (2018). The Effect Of Isometric Handgrip Training
On Blood Pressure. Acta Kinesiologiae Universitatis Tartuensis, 24, 109–
120.
Potter, P., & Perry, A. G. (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses, Dan Praktikbuku 3. Ke-4), Egc, Jakarta.
Rahmawati, E., Dewi, A., & Sari, N. K. (2018). Perbandingan Isometric Handgrip
Exercise Dan Jalan Kaki Terhadap Tekanan Darah Sistolik Dan Tekanan
Darah Diastolik Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan Notokusumo,
6(1), 12–23.
Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. In Graha Ilmu.
Zainuddin, R., & Labdullah, P. (2020). Efektivitas Isometric Handgrip Exercise
Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Jiksh: Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(2), 615–624.

Anda mungkin juga menyukai