Anda di halaman 1dari 2

Kata Pengantar

Tiada kata yang paling indah untuk diucapkan melainkan rasa syukur tiada terhingga atas
limpahan kurnia dan rahmat kasih sayang yang telah diberikan Allah Azza Wajalla kepada kita
semua khasnya bagi penulis. Semoga dapat dimanfaatkan untuk menjadi hambaNya yang selalu
berada dalam ridhaNya sepanjang hayat di dunia hingga menyatu ke haribaanNya di akhirat
kelak.
Selawat dan salam tak lekang dari ingatan untuk manusia tersempurna karena dialah dunia ini
diwujudkan, jika bukan karena dirinya maka aflak yang kita diami tak akan pernah menjadi
realita. Dialah Sang Nabi kekasih Allah, dialah sayyid al-Anbiya’ dan para rasul, dialah Abu al-
Yatama Baginda Nabi Besar Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Berharap semoga Allah
memberikan peluang bagi kita untuk dapat bertemu dan bertatap wajah di hari kemudian. Amin
ya Rabbal Alamin.
Setiap manusia memiliki cerita, masing-masing zaman tersembunyi asa dan cerita, kisah nyata
maupun illusi untuk dijadikan panduan reflexi bagi generasi yang datang berikutnya.
Cerita dan kisah setiap individu berbeda-beda, namun terdapat kesamaan logika yakni sebagian
datang dengan rasa riang-gembira dan sebagian lainnya dengan masam durja. Kisah gembira
maupun masam durja sama-sama dapat dijadikan i‘tibar bagi siapa saja yang hatiny hidup, suci
dan sehat (qalbun salim), namun —jangankah kisah, bahkan faknya nyata tersaji di depan mata
— tak akan dapat mengubah pola pikir dan amaliah bagi mereka yang hatinya buta karena sakit
ataupun mati.

‫قال الحبيب عمر بن عبد الرحمن العطاس رضي هللا عنه القلب المريض ال يتلذ ذ بالذكر والعبادة كما‬
.‫ال يتلذذ المريض بلذيذ األطعمة‬
Habib umar bin Abdurrahman al-Atthos Radhiyallahu Anhu berkata; ”Hati yang sakit tidak akan
merasakan lezatnya zikir dan ibadah seperti badan yang sakit tiada merasa nikmatnya makanan”.
Pengalaman perih tersayat musibah dan ujian tidak akan dapat membuat pemilik hati keras
menjadi lembut, namun bagi sebagian orang yang hatinya lembut jangankan dengan kisah haru,
cerita riangpun terkadang hatinya terenyuh.
Taqdir Allah tiada yang tahu, nasib manusia takkan pernah padu, semua makhluk memiliki arah
dan tujuan merindu yang satu, ilahi Rabbi Sang Maha pemberi apa yang baik bagi setiap
hambaNya, tiada pernah meninggalkannya dalam lembah duka tiada bertepi.
Taqdir Allah dalam duka nestapa hingga tawa bahagia tiada asa yang tak berkesudahan. Berlari
mengejar taqdir hingga ke ujung dunia terus dijalankan, tanpa lelah, tiada keluh kesah,
kenikmatan sesungguhnya berada pada cara melangkah dalam menuju panggilanNya.
Bahkan Allah dalam firman QudsNya berkata bahwa sesiapa yang tiada ridha dengan taqdirKu,
tiada bersyukur dengan pemberianKu dan tiada sabar atas segala ujianKu, maka sialhkan
mencari Tuhan selain diriKu”. Dalam ungkapan Quds lainnya Allah berfirman; ...Dan tiada
merasa cukup dengan pemberianKu, maka silahkan menyembah selain diriKu”.
Buku yang ada di tangan saudara ini merupakan goresan tangan dengan sayatan hati pilu akibat
kesedihan dan kepedihan hidup yang menerpa penulisnya. Kerasnya hidup seperti kerasnya batu-
bata dan campuran (lombok:adukan) semen, pasir, kerikil dan air menjadi satu. Derasnya arus
sungai kemiskinan menyebabkan penulis harus membanting tulang agar cita-cita mulia sebagai
ilmuan dapat terwujud.
Walau demikian, syukur atas karunia Allah yang diberikan patutlah disampaikan, rasa syukur
kepada wâlidain (Inak-Amak) yang dengan kelembutan sentuhan tangan dan jerih payahnya,
hidup ini dapat berarti. Syukur kepada isteri tercinta Khorizah Roesli yang sabar dan siap
menjadi pendamping setia hingga panggilan ilahi menjemput usia. Syukur pada para murabbi,
rekan, sahabat dan segenap insan yang telah membantu penulis merealisasikan terbitnya buku
ini.
Salah dan khilaf tentunya tak terelakkan, karena manusia akan tetap menjadi manusia jika ia
masih tersimpan sifat salah. Setiap bani Adam —kata Nabi— bersalah, namun orang bersalah
yang paling the best ialah mereka yang mau dan mampu kembali pada jalan yang benar. Oleh
karena itu, para pembaca yang budiman, jika terdapat kesalahan dalam karya ini, diharapkan
memberikan koreksi dan perbaikan, demi tercapainya niat ikhlas dan tujuan karya ini ditulis.
Lanesborough Brunei, 31/8/2019
Harapandi Dahri

Anda mungkin juga menyukai