BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi:
• Perencanaan pembangunan Site Office.
• Perhitungan dan analisa struktrur bangunan Site Office.
3. PEKERJAAN PERSIAPAN.
Pasal 2
MEMULAI KERJA
Pasal 3
MOBILISASI
Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK
Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
Pasal 6
RENCANA KERJA
a. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor/Pemborong
wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan
berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.
b. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8
(delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan(SPK) diterima
oleh Kontraktor/Pemborong.Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas/Pemimpin/ Ketua Proyek.
c. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2
(dua)
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan
Perencana.1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada
dinding bangsal Kontraktor/Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan
grafik kemajuan/prestasi kerja.
d. Kontraktor/Pemborong harus
selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan sesuai dengan Rencana
Kerja tersebut.
e. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi
pekerjaan Kontraktor/Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
Pasal 7
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK
Pasal 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan
jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. PERALATAN BEKERJA
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat
dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN
Pasal 10
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
1) 1 (satu) kamera.
2) 1 (satu) alat ukur optik (theodolit & waterpass).
3) 2 (dua) unit komputer dan 1 (satu) printer A3.
4) 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
5) 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
Pasal 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
Pasal 12
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
d. UKURAN.
Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi : As – as
1) Luar – luar
2) Dalam – dalam
3) Luar - dalam.
4) Ukuran -
ukuran yang digunakan disini semuanya dinyataka
n dalam
Centimeter(cm)untuk pekerjaan Arsitektur dan Si
pil,dan ukuran Milimeter (mm) untuk pekerjaan Baja
dan Mekanikal/ Elektrikal.
5) Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja
Arsitektur, pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti
dalam keadaan jadi/selesai (“finished”).
6) Bila ada keraguan mengenai ukuran,
Kontraktor/Pemborong wajib melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya
akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan.
7) Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat
dihitung, makapengukuran skala tidak boleh dipergu
nakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.Setiap deviasi dari gambar karena kondisi
lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
Kontraktor/Pemborong tidak dibenarkan merubah atau
e. PERBEDAAN GAMBAR.
1) Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam
satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang
lebih besar yang mengikat (berlaku).
2) Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan
Sipil/Struktur, maka Kontraktor/Pemborong wajib
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan
Perencana.
3) Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi
bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak-
jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan- perbedaan dan
ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap
Gambar Kerja, Kontraktor/Pemborong diwajibkan melaporkan
kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan
selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan
Pengawas/Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
f. ISTILAH.
SR :Struktur, mencakup
halhal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan
konstruksi utama dan spesifikasinya, dimensioning kolom, balok dan
tebal lantai.
g. SHOP DRAWING.
Pasal 13
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG
Pasal 14
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN
a) Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan
yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar
Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuandan
syaratbahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.Seluruh barang material
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan
dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk
tujuan yang dimaksudkan.
c) PENYIMPANAN MATERIAL
Pasal 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
Pasal 16
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR
Pasal 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
Pasal 18
DRAINASE / SALURAN
BAB II
RENCANA KERJA DAN SYARAT -SYARAT (RKS) PEKERJAAN STRUKTUR
DAN ARSITEKTUR
Pasal 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00
Pasal 20 :
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )
1. PATOK UKUR.
Pasal 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
2. KEMAJUAN PEKERJAAN
petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk
menangani pekerjaan itu
4. TOLERANSI.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai
dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang
ditetapkan pada bagian lainnya.
PASAL 22
DATA UMUM LAPANGAN KERJA
1. TITIK-TITIK UKUR
Seluruh titik-titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran
jalan depan existing dan bangunan FEM existing, elevasi bangunan dari jalan
depan existing naik ±1,05 m ke entrance/lobby, sedangkan untuk simetris
ataupun siku bangunan harus mengikuti dan menyesuaikan bangunan existing
wing dan node FEM, yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan proyek seperti
yang direncanakan dalam gambar-gambar grading dan seperti yang disetujui
Ahli.
2. DATA FISIK
PASAL23
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu
disampaikan kepada Konsultan Pengawas dan dalam jangka waktu yang
cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan penelitiandan
pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
PASAL 24
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN
PASAL 25
PENGUKURAN
PASAL 26
PERSIAPAN PEKERJAAN
2. SALURAN PEMBUANGAN
kursi
1 white board ukuran 120 x 80 cm
1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukuran 120 x 240 x 30
cm
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor
tersebut beserta peralatannya.
5. PEMBERSIHAN HALAMAN
PASAL 27
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN
URUGAN KEMBALI
GALIAN STRUKTUR
1. LINGKUP PEKERJAAN.
2. PERSYARATAN PEKERJAAN.
a. Tata letak.
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor /
Pemborong harus menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Bench mark yang bersifat tetap
maupun sementara harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau
pemindahan.
b. Pengawasan.
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor / Pemborong harus
diwakili oleh seorang pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam
bidang pekerjaan penggalian / pengurugan, yang mengetahui semua aspek
pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak.
d. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub soil), bekasbekas
pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan lainnya. Humus
yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat yang
sudah ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
3. PENGGALIAN.
yang telah rampung. Dalam hal ini metoda pekerjaan secara manual /
dengan menggunakan tenaga buruh yang harus dilakukan.
d. Bila diperlukan, Kontraktor / Pemborong harus membuat turap sementara
yang cukup kuat untuk menahan lereng-lereng tanah galian supaya tidak
ambruk, dan agar tidak mengganggu pekerjaan. Turap sementara tersebut
harus dapat menjaga bangunan-bangunan yang berada didekat lereng
galian tetap stabil.
e. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh
pekerjaan galian, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab
terhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus menggantinya /
memperbaikinya atas biaya Kontraktor / Pemborong.
f. Kontraktor / Pemborong harus melakukan perlindungan dan perawatan
yang cukup untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah,
drainase, saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
g. Kemiringan galian harus dibuat maksimal dengan perbandingan 1 (satu)
horizontal dan 1 (satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
h. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang tak
berguna harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.
i. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor / Pemborong harus
memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal itu dan pembuatan
Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau penempatan material apapun tidak boleh
dilakukan sebelum Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman pondasi
dan karakter tanah dasar pondasi.
j. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat,
maka bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong
harus menggantinya dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana
disyaratkan pada RKS ini. Material penggganti tersebut harus diurugkan dan
dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai
elevasi dasar pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
k. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Konsultan
Pengawas tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena
kesalahan Kontraktor / Pemborong dalam mengerjakan kewajibannya,
maka Kontraktor / Pemborong harus membuang dan mengganti tanah dasar
pondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau menangguhkan pekerjaan
galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.
l. Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan
sebagai material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan maka
harus dibuang.
4. PEMBERSIHAN
Pembuangan lapisan tanah atas (Top Soil) dilakukan pada daerah (tempat)
dimana nanti akan dibangun konstruksi bangunan sedalam kurang lebih
20 cm atau ketebalan disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah atas
ditempat pekerjaan.
a. Lingkup Pekerjaan
b. Pelaksanaan
5. PERMUKAAN TANAH
PASAL 28
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Bahan :
Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal ±10 cm dan
dipadatkan.
Pasal 29
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
1. PERSYARATAN MUTU.
a. Mutu Beton.
c. Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian-
bagian tertentu dapat menggunakan beton konvensional yang
sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas /
Konsultan Pengawas.
d. Lantai Kerja
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc
: 3ps : 5kr.
1) Mutu baja tulangan s/d. D 13 mm. adalah BJTP 240 ( U-24 ) dengan
kekuatan tarik 2080 Kg/Cm2.
2) Mutu baja tulangan ≥ D 13 mm. (diameter luar) adalah BJTD 320 (U-
32 / besi ulir ) dengan kekuatan tarik 2780 Kg/Cm2.
3) Atau bila dalam gambar disyaratkan menggunakan wiremesh, maka
digunakan wiremesh U-50, dengan ukuran / tipe sesuai dengan
Gambar Kerja.
f. Mutu baja IWF yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut : Mutu baja IWF Fe 360 Mpa atau Ft 370 Mpa.
a. Semen.
1) Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type 1 atau standar Inggris BS 12.
2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai memenuhi
persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk semen adalah
mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
b. Pemeriksaan
c. Tempat Penyimpanan
1) Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus
sedemikian rupa agarmemudahkan waktu pengambilan.
2) Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak
minimal 30 cm. dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat
semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau
kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai
ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen
secara terpisah- pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk
mengambil contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya.
Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.Untuk
mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan,
3) Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan
kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen
harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan dari
kiriman lainnya. Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan
diberi tanda yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4) Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh
Kontraktor untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi
serta harus dilengkapi segala timbangan untuk untuk keperluan
penyelidikan.
5) Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi
gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang
cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
6) Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Konsultan
Pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan
selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.
e. Pasir
1) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir
alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan
sebagai persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil
dari sumber tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas
kualitas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan Pengawas sebagai
bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup,
seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya
14 hari sebelum diperlukan.
3) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan
dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam
tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan.
Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak merugikan kegunaan dari timbunan.
4) Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi
yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam subsansi
yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
5) Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32,
atau jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan
standar Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut
: Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, keropos, tipis atau panjang-panjang, bebas dari bahan-
bahan organik atau dari substansi yang merusak.
Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat
berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
f. Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5 mm. sampai dengan 25 mm. dan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1) Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.
2) Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
3) Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat serta
harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang
terdapat di NI-2 PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa
oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan
gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah
kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan
agregat yang dapat disetujui Konsultan Pengawas.
g. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
PASAL 30
PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-
2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan dari beton adalah
selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 cm.
(0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.
awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan
perubahan yang demikian.
1) Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk ( mixer ). Penambahan air
untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama
atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali
pengadukan sangat perlu.
2) Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8
cm. dan tidak melampaui 12 cm. untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan
Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas
lebih tinggi atau alasan penghematan.
3) Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm. dibuat dan diuji
sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan oleh
Konsultan Pengawas sesuai dengan NI-2 PBI-1971, Kontraktor harus
menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaan yang representatif.
5) Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat
6. Pekerjaan Mengaduk
1) Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut
dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
2) Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton ( “batch mixer/beton mollen“ ). Konsultan Pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam
komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
3) Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan
harus diperbaiki dan atau diganti.
7. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang
dari4,5oC. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27oC - 32oC,
beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, maka
Kontraktor harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu dicor pada
suhu dibawah 32o C.
1) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-
lainnya telah selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
2) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton ( cetakan / bekisting ) harus bersih dari air yang
tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan
bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban / air dari beton yang baru
dicor - tidak akan diserap.
3) Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab / basah ketika dicor dengan
beton baru. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,
pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan
asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari
permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
4) Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5) Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang masih akan berlanjut, terhadap sistem struktur /
penulangan yang ada.
6) Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi
pekerjaan, dan persiapannya betul-betul telah memadai.
7) Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton
yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut
Pasal 31
PENYEKAT-PENYEKAT AIR
PASAL 32
PEKERJAAN BAJA KUDA-KUDA BAJA KONVENSIONAL
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan tenaga, peralatan, perlengkapan
serta pemasangan dari semua pekerjaan baja yang bersifat structural.
1. Syarat-syarat Umum
Semua material Kontraktor baja konvensional yang digunakan harus
memenuhi persyaratan Peraturan Baja dan dengan hasil tes ASTM A 36-70a,
dengan T baja St 37, atau dengan peraturan lain yang terkait.
2. Bahan-bahan
Bahan yang digunakan adalah profil baja dengan mutu ST. 37, dengan
perincian :
Kostruksi Kuda-kuda Baja (IWF 250.175.7,11,),
Kontruksi Tupai-tupai Baja L 80.80.8 (9,66 Kg/m’).
Konstruksi Gording menggunakan profil baja Lip Light Channel Purlin;
CNP-150.50.20.2,3 (4.96 Kg/m').
Pelat buhul digunakan pelat baja dengan ketebalan 12 mm.
Baut hitam berulir penuh dengan ukuran HTB A235 Baja 3 M16.
Batang Tarik Besi Dia 10 mm
Batang trackstang dengan ukuran Ø12 mm
Pasal 33
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan kontruksi
struktur, rangka atap baja sesuai dengan gambar-gambar pelaksanaan,
termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada:
1) Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta
bahan- bahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut
kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan-persyaratan
teknis pelaksanaan.
2) Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi kolom, ring balok, atap
baja, dan gording, sambungan-sambungan, pengelasan baik las sudut
maupun las penuh, sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai dengan
gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan.
3) Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti
pemasangan rangka atap (kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan
pengaku, gording, trekstang, penutup atap spandeck warna tebal 0,40
mm. pengecatan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan
persyaratan teknis pelaksanaan.
2. PERSYARATAN UMUM.
Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-
persyaratan normalisasi yang berlaku di Indonesia, seperti :
1) Standar Nasional Indonesia 7860:2020 Ketentuan seismik untuk bangunan
gedung baja struktural sebagai revisi dari Standar Nasional Indonesia
7860:2015 Ketentuan Seismik Untuk Struktur Baja Bangunan Gedung;
2) AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981.
3) Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat
dariAISC “Specification for Structural Joints Bolts”.
4) Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for
Arc Welding in Builiding Construction Section”.
3. PERSYARATAN BAHAN.
1) Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-
37 dengan tegangan dasar 1600 Kg/Cm2.
2) Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan
dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana serta dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.
3) Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan
pada tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari
bahan elektroda tersebut tidak berubah.
4) Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga
agar selalu dalam keadaan baik dan kering.
5) Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi
persyaratan Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus
memenuhi standar ASTM A-36.
6) Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari
Supplier/ Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Perencana
/ Konsultan Pengawas.
7) Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada
karatnya. Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal,
ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar
harus disediakan.
4. PERSYARATAN TEKNIS.
1) Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
2) Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail /
sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak / belum
tercantum dalam gambar kerja, untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut.
3) Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus
diajukan dan diusulkan pada Konsultan Pengawas / Perencana untuk
mendapat persetujuan
4) .Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa
ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak.
5) Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-
kesalahan detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan / pemasangan
semua bagian- bagian dari konstruksi baja.
6) Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali
untuk bagian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan
di workshop sehingga harus dikerjakan di lapangan.
7) Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di
lapangan harus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan
masuk tepat pada lubang rivet atau baut tersebut.
8) Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kekurang-telitian atau kelalaian
Kontraktor, harus diganti dan dilaksanakan atas biaya Kontraktor.
9) Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru dan semua biaya
untuk ini harus ditanggung oleh Kontraktor.
10) Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik (laboratorium) untuk bahan konstruksi baja
yang digunakan.
5. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
a. Pengelasan.
1) Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman. Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keakhlian dari
masing-masing tukang lasnya. Sertifikat kelas A untuk tenaga ahli
yang mengerjakan bagian-bagian sekunder konstruksi.
2) Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan
kekuatan baja yang dipakai. Bahan las yang dipergunakan dari tipe E
6010 untuk posisi pengelasan plat horizontal dan overhead, serta tipe
E 6012 dan E 6013 untuk posisi pengelasan plat, dan harus dijaga
agar supaya selalu dalam keadaan baik dan kering.
Ukuran las harus sesuai dengan gambar kerja dan atau :
Tebal las minimum : 3,5 mm.
Panjang las minimum : 13 x tebal las.
Panjang las maksimum : 43 x tebal las
3) Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin
dan dalam keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus
ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan
dengan baik dan teliti.
4) Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus
dijamin tidak akan berputar atau membengkok
5) .Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang
dan dibersihkan dengan baik.
6) Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan
tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
6. PEMASANGAN.
a. Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari
Asnya. Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus
dengan bidang permukaan lantai.
b. Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi
yang tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti
pada saat pelaksanaan pembuatan konstruksi tersebut.
c. Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan,
agar jangan rusak karena perubahan cuaca
d. Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan lain-
lain.
1) Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus
denganmechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam gambar
rencana.
2) Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan
bersih, sekali-kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
3) Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran
bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-
kurangnya setebal 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya sebelum
dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak tampak lagi jalur-jalur.
4) Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu
dibuang bekas-bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
5) Menembus, mengebor dan melebarkan lubang.
Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.
Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baud yang
dibubut dengan tepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh
berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm
daripada diameter batang baut-baut.
Semua lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang
disambung dan yang harus dijadikan satu dengan alat
penyambung, harus dibor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, maka
perubahan - perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan
dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau
sesuai dengan permintaan gambar rencana terdiri dari siku-
siku pada bidang-bidang dan bagian-bagian konstruksi yang
akan disambung.
Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus
dibersihkan dulu. Mempersiapkan lubang tidak boleh dilakukan
dengan menggunakan besi / sikat kawat atau besi-besi
penggaruk.
PASAL 34
PASANGAN BATU BATA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut:
Pasangan batu bata
Adukan Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan
kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan
peralatan.
Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
2. STANDAR / RUJUKAN
3. PROSEDUR UMUM
a. Keterangan.
4. BAHAN – BAHAN
a. Batu Bata.
1) Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam
negeri eks daerah setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5,5
x11 x 23 cm yang dibakar dengan baik, warna merah merata, keras
dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di
suatu daerah mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus
diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu
menyimpang. Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V.
1941. Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada
Pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan berhak menolak bata dan
menyuruh bongkar pasangan bata yang tidakmemenuhi syarat. Bahan-
bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
2) Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25
kg/cm2, sesuai ketentuan SNI 15-2094-2000.
Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 4 pasir untuk dinding
biasa, 1 Pc : 2 pasir untuk tasram
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik
(Nusantara, Gresik, Tiga Roda atau produk daerah setempat yang
mempunyai kualitas standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang
keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai
mengeras tidak boleh digunakan kembali. Adukan dan plesteran untuk
pasangan batu bata harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 04060.
c. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom
praktis dan ringbalk. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof,
kolom praktis, balok Latei ringbalk) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil.Semen
PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan
zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran1
- 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan
menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
PASAL 35
PEKERJAAN ATAP
Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp
merupakan satu bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan pekerjaannya
harus selalu dilaporkan kontraktor, dan direksi berhak untuk melakukan check proses
pelaksanaan pekerjaan sewaktu-waktu.
1. Lingkup Pekerjaan.
2. Langkah Pelaksanaan.
Penutup atap
a. Bahan penutup atap berupa atap spandek motif lurus harus diajukan kepada
Direksi dalam beberapa pilihan, dan baru boleh digunakan setelah mendapat
persetujuan Direksi.
3. Persyaratan Bahan
a. Elemen Kuda-Kuda (termasuk Reng dan Murplat) Properti Mekanis Baja (Stell
Mechanical Properties) :
1) Mutu Baja (Steel Grade) : G 550
2) Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 MPa
3) Tegangan Tarik Ultimate (Ultimate Tensile Strength) : 550 MPa
4. Alat Penyambung
Alat penyambung antar elemen kuda – kuda yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifkasi
sebagai berikut :
a. Kelas Ketahanan Korosi Minimum (Minimum Corrosion Rating) : Class 2 zinc
plated
b. Kuat Geser Tunggal (Single Shear Strength) : 5,1 kN
c. Kuat Tarik Aksial (Axial Tensile Strength) : 8,6 kN
d. Kuat Torsi (Torsional Strength) : 6,9 kN
PASAL 37
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Pemasangan penutup atap
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan yang digunakan untuk atap
2) dapat digunakan Spandek Warna Lebar 1000 mm Tebal 0.4 mm
d
3) untuk bumbungan atap digunakan perabung spandek warna
tebal 0,5 mm 300 x 50 cm.
4) Baja lapis ZINCALUME® aluminium / seng / magnesium alloy
generasi berikutnya mematuhi AS 1397: 2011 G550, AM125
(tegangan hasil minimum 550 MPa, massa lapisan minimum
125g / m2).
b. Penjelasan Pekerjaan
1) Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada
Gording Baja CNP .150.65.20.2,3
2) Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dan disusun rapi.
3) Apabila menggunakan penutup atap metal atau bahan metal lainnya
dipakukan pada rangka atap langsung pada atau gording baja dengan
menggunakan baut roofing khusus dengan Roof conector STBolt Ø10
pada ujung diberi roof seal untuk atap spandek warna pada baja.
PASAL 38
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI KERAMIK
1. PEKERJAAN LANTAI
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, dan dinyatakan
dalam gambar bestek. Finishing lantai dipakai Keramik yang ukuran disesuai
kan dengan gambar bestek atau ditentukan lain oleh direksi/pengawas
lapangan.
Bahan yang digunakan:
1) Pasir Urug.
2) Coran dasar lantai dengan mutu beton K-175 setebal 7- 8 cm.
3) Granit ukuran 60 Cm x 60 Cm. Veinstone Surface matt brown, black, grey
Granito.
4) Keramik 25 x 25 cm Roman untuk WC/ KM.
5) Keramik 25 x 40 cm Roman untuk dinding WC/KM.
6) Ubin Teralux Marmer Keramik 60 x 60 cm (selasar luar)
7) Untuk penempatan/pemasangan material tersebut diatas disesuaikan
dengan gambar bestek serta petunjuk direksi dan pengawas lapangan.
b. Pedoman Pelaksanaan
1) Pada lantai baru dihampar Pasir urug setebal 10 cm disiram dengan air dan
dipadatkan pakai stamper pemadat.
2) Pemeriksaan Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa
semua pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang
harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
3) Adukan - Untuk perataan lantai lantai Dicor dengan beton mutu K-175
setebal 7 – 8 cm. - Adukan untuk Granit ukuran 60 Cm x 60 Cm, 1 PC : 3
Ps - Adukan untuk pemasangan Granit yaitu semen dicampur air, sehingga
didapat campuran yang plastis.
4) Pemasangan - Adukan perekat untuk Granit harus betul-betul padat/penuh
agar tidak terdapat rongga-rongga dibawahkeramik/granit tersebut yang
dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara keramik/granit dengan
keramik lainnya harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air
semen (tepung AFA) yang warnanya disesuaikan dengan warna keramik
atau ditentukan kemudian oleh direksi teknis. Hasil pasangan akhir harus
rata dan waterpass dan tidak bergelombang - Pekerjaan yang telah selesai
tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat
pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbetuk
bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya. -
Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass.
2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
PASAL 39
PEKERJAAN LANTAI FLOOR HADRENER
hardener sehingga menjadi keras permukaannya. Untuk mendapatkan hasil yang baik
sangat tergantung pada system leveling (perataan permukaan beton) pada saat
pengecoran dengan menggunakan jidar aluminium atau relat yang baik.
2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
3. TINDAKAN PENGAMANAN
c. Lantai Hardener baru harus dibebaskan dan diamankan dari segala macam lalu
lintas selama 1 x 24 jam.
d. Lantai Hardener siap menerima segala macam beban berat sesuai fungsinya
bengunan setelah 10 hari setelah batas waktu pengamanan
PASAL 40
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Bahan
a. Untuk Rangka Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi
hollow minimal 0,2 mm dan gantungan Plafond masing masing jarak 1,2 m
diberi penggantung rangka plafon teridiri dari angle clip, rod hanger 5 mm,
U Clamp Chanel , baut mor digantung ke dak beton paku ramset, jarak luas
1,44m2 atau masing masing jarak 1,2 m
b. Untuk penutup plafond dipakai : - Plafon PVC Tebal. 8 mm Lebar 20 cm -
List Profil Plafond PVC setara shunda plafon dengan kualitas terbaik.
c. Untuk tepi plafon dipasang list profil PVC uk. 3 x 4 cm harus satu merk
dengan produk plafon PVC
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Rangka Plafond Besi Rangka plafond induk mengunakan besi siku dipasang
dengan urutan pertama, yang dipakukan pada dinding dan dilaskan/di bautkan
pada kuda kuda baja. Untuk rangka pembagi mengunakan besi Hollow
channel. Gantungan Plafon dilekatkan/dilaskan langsung pada kuda kuda baja.
Jarak gantungan plafond setiap 1.44 m2.
PASAL 41
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT / PLAFOND SPANDREL ALUMUNIUM
4. Lingkup Pekerjaan
5. Persyaratan Bahan
d. Untuk Rangka Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi
hollow minimal 0,2 mm dan gantungan Plafond masing masing jarak 1,2 m
diberi penggantung rangka plafon teridiri dari angle clip, rod hanger 5 mm,
U Clamp Chanel , baut mor digantung ke dak beton paku ramset, jarak luas
1,44m2 atau masing masing jarak 1,2 m
e. Untuk penutup plafond dipakai : - Spandrel Alumunium Lebar 11 cm x 1
mm x 6 m - List Profil Plafond Spandrel Alumunium Lebar 10 cm x 1 mm
dengan kualitas terbaik.
6. Pedoman Pelaksanaan
e. Rangka Plafond Besi Rangka plafond induk mengunakan besi siku dipasang
dengan urutan pertama, yang dipakukan pada dinding dan dilaskan/di bautkan
pada kuda kuda baja. Untuk rangka pembagi mengunakan besi Hollow
channel. Gantungan Plafon dilekatkan/dilaskan langsung pada kuda kuda baja.
Jarak gantungan plafond setiap 1.44 m2.
PASAL 42
PEKERJAAN PARTISI PINTU BESI GESER SLIDING DOOR
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. BAHAN-BAHAN
Specifikasi :
Komponen macam hardware untuk digunakan pada pintu seperti; Roda
Atas, Roda Bawah, Rel Atas, Slot, Engsel dan kunci :
a. Rel Sliding sebagai rel yang menjaga alur perputaran roda
sliding agar tetap stabil.
b. Braket, Yaitu konektor yang menghubungkan antara rel sliding
dengan dinding.
c. Gantungan dan Roda, Roda nilon direkomendasikan untuk
penggunaan di dalam ruangan dan roda baja untuk penggunaan
di luar ruangan. Gantungan dipasang 2 pcs / pintu. Memperbaiki
piring digunakan untuk memasang gantungan ke pintu. Kayu,
aluminium, dan pintu komposit digantung dengan pelat
pemasangan atas atau samping.
d. Stopper Roda Sliding, Stoper berfungsi untuk menahan agar
pintu berhenti tepat pada lokasi yang telah ditentukan. Stopper
ini berfungsi menjaga agar pintu tidak terlepas atau bergeser dari
posisinya.
e. Pemandu Bawah Pintu, Pemadu ini berfungsi untuk menjaga
pintu tidak berayun. Panduan bawah sangat penting untuk fungsi
pintu yang benar dan memastikan pengoperasian pintu yang
sempurna. Pemandu bawah biasanya dipasang di lantai atau
dinding atau di bawah daun pintu. Panduan bawah biasanya
bergerak di alur pintu atau di saluran yang dipasang ke alur pintu.
f. Asoceries pintu dilengkapi door handle C 35 cm,kunci dan sumua
komponen terpasang.
g. Roda Atas/ Roda Bawah Lipat Tengah sering pula disebut Roda
Sliding, karena dapat dipergunakan untuk pintu sliding (geser).
Untuk praktis dalam pemasangan pintu sistem sliding, rel dan
roda sliding umumnya dijual secara paket, jenis/type sesuai
dengan lebar dan berat pintu.
h. Produk Komponen untuk pintu sliding secara paket dengan
pilihan menggunakan roda atas pinggir, roda atas pinggir, engsel
tengah, rel atas dan box,rel bawah, handle gerendel atas,
gerendel bawah handle PC
i. Asoceries pintu besi slidding door dan pintu besi lipat tengah
dilengkapi door handle C 35 cm,kunci dan sumua komponen
harus terpasang.
j. Bahan Panel Plat Baja tebal : 1.5 mm
k. Kusen, terbuat dari pelat baja tebal 2 mm, ukuran nominal 50 x
150 mm.
l. Daun pintu dari pelat baja tebal 1,5 mm, diisi dengan bahan
mineral fiber. Tebal daun pintu 55 mm, pelat daun pintu tidak
ada sambungan las.
m. Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu,
maka cover tersebut harus dibuat dari bahan dan ketebalan yang
sama dengan daun pintu.
n. Pintu dan Kusen harus memenuhi persyaratan Under Writer's
Laboratories (UL).
o. Konstruksi pintu besi Pelat daun pintu harus diperkuat/dengan
diperkaku profil baja.
p. Tepi atas dan bawah harus ditutup dengan besi kanal yang
tersembunyi dalam pelat baja.
q. Daun pintu harus disiapkan dan diperkuat untuk penempatan
Ironmongery.
3. PEMASANGAN
Pemasangan pintu geser biasa dilakukan dengan tahap sebagi berikut:
a. Sisi-sisi pintu diserut/ diratakan menggunakan mesin serut pada bagian
bawah, atas, samping kanan dan kirinya. Bagian siku diusahakan agar
presisi di semua bagiannya.
b. Dua pasang roda disematkan di bagian atas pintu menggunakan mesin bor
untuk memudahkan memasang bautnya kemudian.
c. Tahap selanjutnya adalah memasang slot pintu geser. Caranya adalah
dengan membuat lubang pada pintu yang sesuai dengan ukuran slot yang
hendak dipasang. Gagang pintu geser juga dipasang pada tahap ini.
d. Buat sebuah lubang yang sejajar dengan bagian bawah pintu
berkedalaman 1 cm dan lebar 1 cm. Lubang ini nantinya akan berfungsi
sebagai penahan pintu saat dibuka dan ditutup.
e. Memasang rel pintu geser yang ukurannya sudah disesuaikan dengan
ukuran pintu geser. Setelah itu, pintu dipasangkan ke rel berikut
penguncinya agar pintu tidak lepas saat digeser.
f. Setelah itu, pasang penahan bagian bawah pintu menggunakan mesin bor
dengan mata bor khusus untuk beton.
g. Ujilah kinerja pintu geser dengan membuka dan menutupnya secara
berulang-ulang.
h. Semua komponen pintu besi slidding door dan pintu lipat harus terpasang.
i. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman
dibidangnya atau pemasangan langsung dipasang dari pabrik yang
bersangkutan sesuai persyaratan.
PASAL 43
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen
bovenlicht seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop
drawing dari Kontraktor
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Kusen alumunium yang digunakan :
Bahan: Dari bahan alumunium framing system buatan
ALEXINDO atau ALCAN, Intalan atau setara.
Bentuk Profil: Sesuai shop drawing yang disetujui
Perencana/KonsultanPengawas.
Untuk kusen jendela dan curtain wall luar dibuat dengan sistem
frameless.
Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna
diajukan Kontraktor).
Lebar Profil : 10 cm (pemakaian lebar bahan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar)
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
PASAL 44
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan Rangka
1) Dari bahan alumunium framing system, dari produk dalam negeri
yang ex. Alexindo, Alcan, Intalan atau setaraf disetujui
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
PASAL 45
PEKERJAAN KACA
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam detail gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses- proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas dan
pengambangan (float glass).
b. Toleransi lebar dan Panjang Ukuran panjang dan lebar tidak boleh
melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan
d. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum
yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
e. Cacat-cacat
Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan.
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar kearah luar/masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan,
gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan.
Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk
ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm. dan ketebalan kaca 8 mm
kira-kira 0,4 mm.
f. Bahan Kaca
Bahan kaca dari jenis Clear Glass/Polos dengan ketebalan 5
mm (rayband), dan kaca 12 mm tempered harus sesuai SNI 0047-
1989-A.Digunakan setaraf produk PT.ASAHI MAS.
Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
PASAL 46
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN
PENGUNCI
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. PERSYARATAN BAHAN
PASAL 47
PEKERJAAN TERALI BESI VENTILASI
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. PERSYARATAN BAHAN
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
PASAL 48
PEKERJAAN TANGGA BESI
4. LINGKUP PEKERJAAN
5. PERSYARATAN BAHAN
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
PASAL 49
PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. BAHAN-BAHAN
a. Umum
c. Cat besi
Bahan cat besi yang digunakan adalah setara produk SEIVE. Sebelum
pengecatan dilakukan harus dilakukan pendempulan yang merata dan
rapi. Warna cat yang akan
digunakan akan ditentukan kemudian bersama Konsultan Perencana
dan User.
3. PERSETUJUAN AHLI
4. PELAKSANAAN
Semua bidang plesteran yang tidak ditutup dengan lapisan lain harus
dicat dengan cat tembok. Cat tembok exterior/bagian luar gedung yang
terkena cuaya panas dan
hujan menggunakan cat Weathersield, sedangkan cat tembok
interior/dalam ruangan
menggunakan cat interior. Kontraktor tidak diperkenankan untuk
mengecat sampai permukaan plesteran dinding benar-benar kering.
Permukaan plesteran yang belum
rata tidak boleh dicat. Bidang plesteran yang dicat harus diperbaiki
dengan
pendempulan/plesteran yang sama. Retak-retak harus ditambal
dengan bahan penutup. Retak-retak yang lebar harus dipotong bersama-
sama dengan pinggirannya dan ditambal dengan plesteran yang baru.
Sebelum diratakan dengan bahan penutup, tembok harus digosok dengan
batu kambang sampai rata dan halus. Pengecatan harus dilakukan
dengan baik sesuai dengan petunjuk dari pabrik cat yang bersangkutan,
sampai terdapat warna yang rata
c. Pengecatan besi
Semua pekerjaan besi dan baja harus dicat dengan zinkromat. Sebelum
dicat akhir besi dan baja harus dicat meni terlebih dahulu menurut syarat-
syarat yang ada.
Pengerjaan pengecatan harus mengikuti cara yang ditentukan. Besi/baja
yang akan
dicat harus diampelas, kemudian dicat meni dan dicat dasar. Pengecatan
dilakukan lapis demi apis sehingga didapat hasil akhir yang rata.
PASAL 50
PEKERJAAN
1. LINGKUP PEKERJAAN.
2. PERSYARATAN BAHAN
3. SYARAT PELAKSANAAN
c. Test Rendam
1) Kontraktor/ aplikator waterproofing wajib melakukan test rendam pada
daerah yang telah diwaterproofing minimal selama 24 jam.
2) Daerah yang akan dilakukan tes rendam harus
mendapatpersetujuan Perencana/ MK.
d. Jaminan
BAB III
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 51
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
2. Lingkup pekerjaan.
1. Pekerjaan-Pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi
penyediaan seluruh pekerja, material, peralatan, testing, pengawasan
untuk konstruksi, dan melaksanakan seluruh pekerjaan sistem Listrik yang
sesuai dengan rencana kerja dan persyaratan teknis ini sehingga dapat
beroperasi secara sempurna. (termasuk biaya pengurusan PLN)
2. Sumber daya listrik dari 2 sumber yaitu PLN langganan TR dan dari
Generator set.
4. Pengadaan dan pemasangan titik nyala lampu, titik nyala stop kontak,
sakelar / switch sesuai dengan gambar rencana.
3. Gambar-Gambar
Gambar-gambar Elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
dimana didalamnya dicantum Konsultan Pengawasan besaran-besaran listrik
serta persyaratan tertentu lainnya yang wajib dipenuhi. Untuk pengerjaan
dan pemasangan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan, sedangkan
gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Drainase dan kontrak lainnya harus
menjadi referensi koordinasi dalam perkerjaan secara keseluruhan.
4. Koordinasi Pekerjaan.
Untuk kelancaran pekerjaan, maka Kontraktor harus mengkoordinasikan atau
menyesuaikan pelaksanaan pekerjaan dengan petunjuk Pengawas lapangan
sebelum pekerjaan dimulai.
5. Daftar Pekerjaan
Dalam waktu tidak lebih 30 (tiga puluh) hari setelah Kontraktor menerima
pemberitahuan memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan menyerahkan
daftar dari material - material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat
rangkap 4 (empat) dan didalamnya dicantuKonsultan Pengawasan nama dan
alamat manifacture, katalog dan keterangan lain yang dianggap perlu oleh
Konsultan Pengawas Persetujuan akan diberikan atas dasar data - data
tersebut dan bahan yang akan dapergunakan harus sesuai dengan yang
disyaratkan dan harus dalam keadaan baru tanpa cacat.
6. Pelaksanaan Pekerjaan
Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang disyaratkan dan harus
dalam keadaan baru. Seluruh material dan peralatan harus dengan
sebenarnya dan diproteksi secara memadai oleh Kontraktor, sebelum selama
pengerjaan dan setelah selesai instalasi (dalam masa garansi ). Material dan
peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang
ceroboh dan proteksi yang tidak memadai, tidak dapat diterima untuk instalasi
pada proyek
9. Perlindungan Pemilik.
Atas kegunaan bahan, material, sistem, sertifikat, lisensi, dan lain-lain oleh
Kontraktor, PemberiTugas dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun
tuntutan juridis lainnya.
10. Pengecatan.
Untuk perlengkapan yang sudah “ finished “ atau dicat di Pabrik, maka
pengecatan tambahan dilapangan tidak diperlukan lagi, Namun apabila ada
permukaan yang lecet atau cacat harus dicat kembali untuk memperoleh
permukaan yang sama / merata.
11. Percobaan.
Kontraktor harus melakukan uji coba seperti yang disysratkan disini dan
menunjukkan cara kerja dari segenap sistem yang dipasang dan harus
disaksikan oleh Konsultan Pengawas.. Semua tenaga, bahan dan
perlengkapan yang perlu untuk uji coba tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor untuk dicoba dan diuji coba kembali.
12. C o n t o h.
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan / material yang akan
dipasang disini untuk dimintakan persetujuan KONSULTAN PENGAWAS /
Konsultan Perencana dan semua biaya berkenaan dengan penyerahan
contoh - contoh ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
13. Garansi.
Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama
90 ( sembilan puluh ) hari, semua perlengkapan bahan dan pengerjaan yang
tidak baik harus secepatnya diganti serta diperbaiki olek Kontraktor
tanpa Biaya tambahan.
15. Training
Kontraktor berkewajiban memberikan training/ pelatihan kepada wakil /petugas
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, training meliputi seluruh peralatan/
perlengkapan dari sejak pekerjaan persiapan, pengoperasian maupun
pemeliharaan .
a) Ballast : Philips.
b) Fitting : Philips, Voslov
c) Condensator : Philips.
d) Tabung lampu : Philips type white / 33 TL D
e) Wiring internal : menggunakan kabel SPLN NYA 1,5 mm2, tiga kawat
phasa positif , negatif dan arde.
(3) Pada panel PUTR ini dilengkapi dengan busbar normal dan emergency.
(7) Busbar
Bus bar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3
fase 4 kawat seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Setiap panel
harus mempunyai bus Netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus
pentanahan. Gambar gambar pelaksanaan (shop drawing) harus
menunjukkan ukuran ukuran dari bus bar dan susunannya. Ukuran dari bus
bar harus ukuran sepanjang panel dan harus disediakan cadangan untuk
penyambungan dikemudian hari. Kemungkinan penyambungan
dikemudian hari dapat berupa equipment bus bar, panel baru, switch,
circuit breaker dan lain-lainnya.
(4) Seluruh komponen DOL atau Star Delta stater tersusun dalam satu panel
dan ditempatkan pada tempat yang ditunjukkan dalam gambar dengan
ketinggian 120 cm dari lantai.
(5) Kemampuan dari DOL dan Star Delta Stater sesuai petunjuk dalam
gambar. komponent buatan MG, BBC, ABB atau setara.
2. Beban Penuh.
Test beban penuh ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor sebelum
penyerahan Pertama pekerjaan, yang meliputi :
Pasal 52
PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR.
1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengurusan perizinan, pengadaan bahan dan alat-
alat, pemasangan, pengujian-pangujian dan perbaikan-perbaikan selama
masa pemeliharaan untuk suatu sistem penangkal petir yang lengkap.
pekerjaan tersebut terdiri dari :
Terminal udara type Konvensional
Penghantar pentanahan kabel Coaxial /NYY
Terminal pentanahan.
Kotak sambung.
Grounding
Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjaan diatas.
2.3. Pemasangan
Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan
gambar dan harus mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.
Pasal 53
PEKERJAAN SISTEM TELEPON
1. Pendahuluan
1.1. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan
dan cara pemasangan instalasi Telephone meliputi pekerjaan secara
lengkap dan sempurna mulai dari penyedian bahan sampai di site, upah
pemasangan, penyimpanan, pengujian, supervisi, pemeliharaan dan
memberi jaminan dan melatih operator.
1.4. Semua pemipaan dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus
dilindungi dengan bahan anti karat.
1.5. Semua pemipaan instalasi yang tidak masuk dalam cor-coran atau
tertanam harus dicat dengan warna yang ditentukan kemudian untuk
dapat dibedakan dari instalasi lain.
1.6. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang
tercantum di dalam :
a) Syarat-syarat umum.
b) Spesifikasi teknis.
c) Gambar-gambar rencana.
d) Berita acara.
1.7. Ruang PABX/ Key Telphone harus bebas dari debu atau kotoran-kotoran
lain dan diberi Air Conditioning (AC) selama jam / hari.
2. System Telephone
2.1. System Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
a) Semua pemasangan instalasi harus memakai pelindung pipa lengkap
dengan fiting-fitingnya. Dalam bangunan memakai pipa PVC dan diluar
bangunan/halaman.
b) Sedapat mungkin Instalasi terpasang inbow atau tidak nampak dari
luar.
3. Lingkup Pekerjaan
Melaksanakan Instalasi Telephone dari MDF ke CTB dan TB dengan socket
outlet telephone termasuk socket outletnya.
Menyerahkan Surat ke luar hasil balik dari Perumtel, brosur operation dan
maintenance manual dalam bahasa indonesia.
Melatih teknisi operator Pemilik Bangunan selama 14 hari kalender sejak serah
terima pertama pada jam kerja kantor.
5.1.1 Kabel
a) Kabel Telephone.
Bahan inti : Tembaga.
Diameter : 0,6 mm.
Kelas Tegangan : Minimal 500 V.
b) Kabel Listrik.
Bahan inti : Tembaga.
Diameter : Sesuai dengan Kebutuhan
Minimal 2 1/2
mm2.
Jumlah Cor : 1 atau banyak.
Kelas Tegangan : 1000 volt dan 600/1000 volt.
Isolasi : PVC dan Sheathed.
Spesifikasi : NYY dan NYM.
a. Pasir urug.
b. Sirtu.
c. Batang tembaga.
d. Kawat BC minimal 6 mm2
e. Terminal penyambungan bahan tembaga.
f. Socket outlet telepon :
Kotak besi lapis alumunium.
Tutup besi lapis alumunium dengan 2 sekrup.
Terminal strip.
Produk ex. Berker, Clipsal atau National.
g. Lain-lain peralatan
b. Module Unit.
Prosedure transmissi informasi dapat dipilih :
Space division multiplex atau.
Time division multiplex.
c. Cabinet
Bahan metal standart pabrik.
Ukuran standart pabrik.
Tegangan 48 volt DC + 10 %.
Ketahanan minimal 8 jam operating.
Produksi dalam negeri.
Rak battery dari kayu kamper.
6. Spesifikasi Pemasangan
6.1. Persyaratan Pemasangan.
a) Kontraktor diharuskan meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya
sesudah mendapat Surat perintah mulai kerja ( SPK).Ajukan usul-
usul kepada konsultan Pengawas apa yang perlu dirubah atau diatur
kembali sehingga semua peralatan dan instalasi dalam sistem dapat
ditempatkan dengan baik dan bekerja dengan sempurna.
7. Pengujian
BAB VI
PEKERJAAN MEKANIKAL
Pasal 54
PEKERJAAN PLUMBING
1. Persyaratan Umum
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Plambing/ Sanitasi ini menguraikan persyaratan
Sistim plumbing pada bangunan Gedung SNI 8153: 2015, yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor untuk hal pengadaan material dan peralatan,
pengerjaan instalasi serta pengujian di Pabrik dan di Site. Dalam hal ini,
Spesifikasi Umum Teknis Mekanikal adalah bagian dari spesifikasi teknis ini.
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan
lain-lain, pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan
(commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi
seperti disyaratkan dalam :
Spesifikasi Teknis
Gambar Perencanaan
Bill of Quantity
Berita Acara Aanwizjing
2.3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
1. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada dalam gedung mulai dari WC, urinoir,
wastafel, Floor Drain, Clean Out dan lain-lain pada setiap lantai ke
saluran pipa pembuang utama (pipa tegak).
2. Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent
utama (pipa tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada di dalam gedung.
3. Pengujian sistem instalasi air buangan terhadap kebocoran pada
seluruh sistem jaringan pipa dari setiap lantai yang kemudian dilanjutkan
dengan pengujian secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang
semuanya.
4. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan instalasi air buangan dan kelengkapannya.
5. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.
3. Kemampuan Operasi
3.1. Sistem Instalasi Air Bersih
3.1.1. Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari meter PAM
(di luar gedung) ke reservoir bawah.
3.2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
3.2.1. Pipa air buangan lengkap dengan peralatannya menyalurkan
buangan dari WC, urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean Out dan
lain-lain pada setiap lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa
tegak).
3.2.2. Pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk
pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di
dalam gedung.
4.1.2. Accessories
c. Foot Valve.
Jenis : Swing type foot valve W atau strainer dengan tahanan
ges
tidak lebih besar dari 2 meter, maksimum 150 % aliran
normal.
Class : 150
Standar : BS, ANSI, JIS.
d. Drain Valve.
Untuk pemipaan dengan tekanan kerja lebih besar dari 10 kg /cm²
harus memenuhi spesifikasi berikut :
Body :Brass Type, screwed bonnet, handwhell operated,
rising stem
Dimensi Diameter 3/4" dilengkapi dengan brass hose
nipple diameter 3/4".
Class : 150
Standard : BS, ANSI, JIS.
e. Air Vent.
Jenis : Floating ball Valve
Class : 150
Standard : BS, ANSI, JIS.
f. Strainer.
Jenis : Y-type strainer, bronze body screwed
removable cover.
Screen : Stainless steel
Mesh Size : 1,19 mm perforations.
Mesh neto area : Minimum 4 x luas pipa masuk
Sambungan : 2 1/2" keatas, flange.
2" kebawah ,screw
Class : 150
Standard : BS, ANSI, JIS.
g. Flexible Conection.
Jenis : Spool type flexible rubber
Bentuk : Bellow/spherical
Bahan : Stainless steel ANSI 304
Gerakan : 20 mm untuk expansi 50 mm untuk kontraksi
Panjang : 500 mm, diameter 3" kebawah.
800 mm, diameter 4" ke atas.
Class : 300
Standard : BS, ANSI, JIS.
h. Safety Valve
Jenis : Plain lifting level, bronze valve.
Tekanan : Minimum 1,5 kali tekanan kerja.
Diameter : Sesuai dengan pipa.
Standard : BS, ANSI, JIS.
2. Konstruksi:
Kelengkapan pompa tersebut di atas dirakit dan didudukan
dalam satu base plate.
Konstruksi pompa harus disesuaikan dengan Spesifikasi
pompa dan base plate yang dipakai.
4.2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
4.2.1. Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada Pipa vent yang terdapat di
dalam gedung, demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat
dari bahan PVC class AW sesuai dengan daftar merk.
4.2.2. Accessories
a. Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa,
yaitu PVC Class AW serta terbuat dengan cara injection welding.
b. Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan stainles
steel sesuai dengan daftar merk.
5. Cara Pemasangan
5.1. Umum
5.1.1. Gambar dan Spesifikasi hanya menjelaskan jalur dan penempatan
secara umum. Semua detail dan perletakan yang sebenarnya harus
dibuat dalam bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan diserahkan
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi pengawas untuk diperiksa
dan disetujui bila tidak terdapat lagi kesalahan.
5.1.4. Instalasi
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa
dengan alat potong pipa yang sesungguhnya pipe cutter, sehingga
tidak menyebabkan perubahan diameter pipa.
b. Pipa-pipa boleh disambung antara satu dengan lainnya setelah
"Chip dan Scraps" hasil pemotongan dibersihkan.
c. Ulir mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads
BS. 21. atau ANSI B2.I, kecuali bila ditentukan lain pada
pasal-pasal selanjutnya, dan dibuat dengan alat khusus pembuat
ulir dengan menggunakan pelumas red load dan Linceed Oil atau
minyak jenis lain yang tidak beracun.
d. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan
berikut :
5.1.13. Ekspansi
a. Ekspansi pipa secara umum ditampung melalui elbow/bend,
sambungan lentur, loop, sambungan ekspansi dan offset.
b. Pemipaan utama, cabang dan distribusi secara keseluruhan
harus dipasang dengan prinsip bahwa seluruh ekspansi maupun
kontraksi yang ada terjadi tidak boleh menyebabkan adanya
kebocoran dan/atau perubahan tegangan pada dinding pipa.
c. Tegangan yang terjadi pada butir di atas harus masih dalam
batas-batas toleransi dari pipa sesuai dengan standard yang
berlaku dan ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik pipa tersebut.
Ukuran Pipa
Nominal <1 1 ½ 2 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
(inch) ½
Jarak Antar 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23 25 27 28 30
Maksimum
(ft)
c. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantung oleh atau
dengan pipa yang lain.
d. Semua pipa tegak lurus ditumpu oleh klem U dengan diameter
batang klem minimal 1/2" yang diulir dipasang/diikat dengan
mur pada besi kanal C untuk landasan diberi kayu dudukan,
sedangkan besi kanal C diikat pada beton atau balok dengan
dynabold. Jarak antara klem maksimum 3 meter.
e. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi
peredam getaran (Vibration Eliminator).
c. Pipa mendatar
c1. Untuk yang berada di atas langit-langit (ceiling), pipa harus
dipasang dengan memakai penggantung (hanger).
Sedangkan yang berada di atas lantai, pipa diberi penumpu
(support) yang dilengkapi dengan klem-U.
c2. Jarak antar tumpuan atau penggantung yang tertera pada
tabel.
c3. Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
5.3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
5.3.1. Pemasangan Pipa Dalam Gedung
a. Pipa tegak.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta klem-U
sesuai dengan diameter pipa. jarak antara support maksimal 300
cm.
Untuk memudahkan pemasangan pipa harus diberi pelindung
(sadel) agar jangan sampai pecah karena tekanan pengkleman
dengan cara-cara yang ditunjukkan pada gambar dokumen.
b. Pipa mendatar
5.5. Pembersihan
5.5.1. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran
lainnya.
5.5.2. Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan
terlebih dahulu dari lemak, lumpur dan kotoran-kotoran lainnya
yang ikut masuk kedalam.
6. Cara Pengetesan
6.1. Pengujian Terhadap Tekanan Dan Kebocoran
6.1.6. Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor,
termasuk biaya pemakaian air dan listrik.
Pasal 55
PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN
1. Persyaratan Umum
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pemadam Kebakaran ini menguraikan
persyaratan teknis yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengadaan material dan peralatan, pengerjaan instalasi serta pengujian di
Pabrik dan di Site. Dalam hal ini, Spesifikasi Umum Teknis Mekanikal adalah
bagian dari pada spesifikasi teknis keseleruhan proyek ini..
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan
lain-lain, pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan
(commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Pemadam
Kebakaran seperti disyaratkan dalam :
1. Spesifikasi Teknis
2. Gambar Perencanaan
3 Bill of Quantity
4. Berita Acara Aanwijizing
5. Adenddum
1. Pipa
2. Accessories
Fitting
Valves
3. Hydrant Box dan Fitting untuk fire departement
4. Fire Extinguisher
5. Hydrant Pillar dan Siamese Connection
6. Pompa-pompa
Pompa Hydrant
Pompa Jockey Hydrant
Panel Fire Pump Controller dan kontrol lainnya.
2.10. Pengetesan sistem terhadap kerja fire hydrant dan secara keseluruhan
dan mengadakan pengamatannya, sampai sistem bisa berjalan automatis
dan manual dengan baik.
3. Kemampuan Operasi
Harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis ini.
4.2. Accessories
4.2.1. Fitting
Untuk Black Steel Pipe BS 1387/1967 Sch. 40, fitting harus terbuat
dari material yang sama (Black Steel).
4.2.2. Valves
Seluruh valve, check valve, flexible joint dan pressure reducing valve
yang dipakai di pemipaan Fire Hydrant harus dari jenis Fire Fighting
Valves yang mempunyai tekanan kerja 200 Psi dan tekanan test 400
Psi serta dilengkapi dengan Ball drip Valve, Automatic release valve,
discharge pressure gauge water level gauge device
4.4.1. Fire Extinguisher yang berbeda dalam ruangan kerja di type ABC
Dry Powder Five Powder Fire Extinguisher, dengan spesifikasi
sebagai berikut :
Kapasitas : 2 Kg
Tekanan Operating : 150 lbf/in²
4.4.2. Untuk ruang Genset digunakan Carbon Dioxida Fire Extinguisher
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Kapasitas : sekurang-kurangnya 25 kg.
4.4.3. Merk Fire Extinguisher yang ditawarkan harus sesuai dengan yang
diakui di Indonesia.
4.6. Pompa-pompa
b. Pompa Jockey harus dari type fire pump yang dipasang pada
ruang mesin dan dihubungkan dengan pipa riser hydrant/
distribusi dan tangki bawah dan gunanya untuk memelihara
kondisi tekanan dalam pipa hydrant/ dengan interval tekanan
yang dapat diatur pada Pressure switch serta menghindari
Frequent Start and Run
Motor listrik dan peralatan harus memenuhi N.E.M.A
standard dan National Electric Code.
Pompa harus bisa start otomatis berdasarkan penurunan
tekanan dalam sistem.
Start dan stop dari pada pompa bisa diatur dengan cara
merubah setelan pada pressure switch, sehingga jockey
pump akan start pada tekanan yang lebih tinggi dari pada
Fire Pump.
5. Cara Pemasangan
5.1. Pemasangan Pipa di Luar gedung (di Bawah Tanah)
1. Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan, dengan
tebal/tinggi timbunan/urugan minimum 80 cm diukur dari atas pipa
sampai permukaan jalan/tanah.
2. Pipa yang akan ditanam diberi lapisan plinkut terlebih dahulu,
kemudian dilapisi dengan lembaran karung goni dan kemudian dilapisi
dengan plinkut kembali.
3. Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir
padat setebal 10 cm, selanjutnya setelah pipa diletakkan, diberi bata di
atasnya di sekeliling dan di atasnya diurug kembali dengan pasir
setebal 15 cm, untuk selanjutnya diurug tanah sampai padat.
4. Konstruksi permukaan tanah/jalan bekas galian harus dikembalikan
seperti semula.
5. Penyambungan pipa harus menggunakan flens dan baut.
2. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan penggantungan (hanger) sesuai dengan
diameter pipa. Jarak antara penggantungan yang satu dengan yang
lainnya maksimum 2 meter. Jarak antara pipa dengan dinding
penggantung bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
5.4. Pemasangan Hose Rack box, Fire Hose dan Fire Extinguisher
Hose Rack dipasang di dalam box dan tertanam di dinding hingga
permukaan (pintu) rata dengan din-ding tersebut. Jarak antara dasar
Hydrant box dengan lantai 75 cm.
Di dalam Hydrant box harus dilengkapi dengan Fire hose, Nozzle, Fire
Department Connection.
5.7. Pengecatan
5.10. P e n y a n g g a
5.10.1. Semua pipa-pipa mendatar harus ditumpu dengan baik.
Penggantung harus dipasang pada konstruksi dengan insert dan
sesuai dengan gambar dokumen.
Ukuran pipa
nominal (in) <1 1 1/2 2 2 1/2 3 4 5 6 8 10 12
Maximum jarak 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23
gantung (ft)
5.10.3. Hendaknya tidak ada pipa yang ditumpu atau digantung dengan
pipa yang lain.
5.10.4. Semua pipa tegak lurus ditumpu dengan besi U 1/2" yang diulir
dipasang/ diikat dengan mur pada besi kanal untuk landasan diberi
kayu dudukan, sedangkan besi kanal C diikat pada beton atau
balok dengan dynabolt. Jarak antara klem maksimal 3 meter.
5.10.5. Semua panggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi
peredam getaran (Vibration Eliminator).
5.11. Peralatan
5.11.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul
kotoran pada tempat-tempat rendah dan tertutup.
5.11.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukuran yang
baik dan ketelitian tinggi serta simetris.
5.11.4. Kontraktor harus membuat dan memasang plat nama dari plat
allumunium yang diembossed dan dipasang pada peralatan dan
panel-panel Pompa Kebakaran dan Panel Kontrolnya.
6. Cara Pengetesan
6.1. Pengetesan terhadap Kebocoran dan Tekanan
6.1.1. Semua pipa dan perlengkapanya sesudah dipasang harus diuji
dengan Hydraulik sebesar 1,5 x tekan kerja selama 3 x 24 jam.
Selama pengujian berlangsung tidak boleh terjadi
perubahan/penurunan tekanan.
6.1.2. Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh
Kontraktor.
6.1.3. Pengetesan harus disaksikan oleh Pengelola Proyek atau Konsultan
Pengawas. Pengetesan dilakukan dengan menjalankan seluruh
sistem atau peralatan yang dipakai dalam menghadapi bahaya
kebakaran.
6.2. Direksi berhak meminta pengulangan dari pada pengujian bila dianggap
perlu.
6.4. Termasuk ke dalam biaya pengujian adalah tenaga listrik, bahan bakar dan
air.
Pasal 56
PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA
1. UMUM.
Syarat-syarat teknis pekerjaan tata udara yang di uraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal /
Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
2. LINGKUP PEKERJAAN.
Yang dicakup dalam pekerjaan instalasi ini adalah pengertian bekerjanya sistem tata
udara secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan sbb. :
2.1.3 Local Group Controller (LGC) dan Multi Function Control Center (MFCC)
2.1.4 Sistem pemipaan refrigerant beserta isolasinya dan alat-alat bantu yang
diperlukan.
2.1.6 Flexible round duct untuk fresh air beserta fresh air grille alat-alat bantu
yang diperlukan.
2.2.2 Pengkabelan daya dari panel OCU ke OCU dan dari panel EVB ke
seluruh EVB.
2.3. Integrasi dan pengujian sistem / instalasi sampai berfungsi dengan baik dan dapat
diterima.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Pengawas, Konsultan
atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Dalam hal ini, Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga air cooled
Ducted Split air conditioner system segala biaya pengetesan di lapangan serta
pengadaan listrik kerja.
Sistim / tata cara pengetesan harus disampaikan secara tertulis dua minggu
sebelum jadwal pengetesan.
3.1. Pengecatan.
3.3.2 Pipa drain dan fitting-fittingnya harus dari jenis PVC (polyvinyl chloride)
kelas AW dengan metode penyambungan antar pipa atau antara pipa
dengan fitting menggunakan solvent cement (SCJ - solvent cement joint).
3.3.4 Metode pemasangan pipa drain ke drain pump kit unit FCU harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik, sesuai dengan gambar rencana.
3.3.5 Pemasangan pipa drain harus rapi dan kokoh, dipasang di antara plafon
dengan pelat lantai diatasnya dengan cara diletakkan di atas rak kabel /
rak pipa atau digantung dengan penggantung pipa.
Penggantung harus dicat dengan lapisan cat dasar (primer) dan dicat
akhir dengan cat besi ex ICI warna hitam (R 404-40009).
3.4.1. Pemipaan refrigerant liquid side dan gas side serta equalizing (untuk tipe
Ducted Split) menggunakan pipa tembaga berkualitas tinggi type L
(berdasarkan American Standard Specification, Copper Tubes, ASTM
B88 Seamless Copper Water Tube) atau jenis oxidized phosphorous
seamless copper pipe menurut standar JISH3300-C1220T.
4.1 Umum.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat
Khusus Teknik atau gambar dokumen.
c. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi kontrol A/C VRV, dari OCU ke
FCU, antar FCU, antara LGC / MFCC ke FCU.
4.3. Gambar-gambar.
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta
5. PENGUJIAN.
5.2. Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara
kontinyu selama 12 jam.
5.3. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem sesuai atau
mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
5.4. Semua peralatan pengujian dan pengukuran harus ditera sebelum dan setelah
dipergunakan.
Alat uji dan alat ukur harus disediakan secara lengkap oleh Kontraktor.
5.5. Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu udara luar mencapai
29o C - 35o C.
5.6. Kontraktor diwajibkan menyerahkan seluruh rekaman (computer print out) data
operasional sistem A/C VRV.
BAB IV
PASAL 57
PENUTUP
RAHMI FAJRIATI, ST
Direktur