Anda di halaman 1dari 122

Spesifikasi Teknis

RENCANA KERJA DAN SYARAT


PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
LOKASI:
TANJUNG PATI
KECAMATAN HARAU KABUPATEN LIMA
PULUH KOTA

BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor/Pemborong meliputi bagian-bagian


pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan
Syarat- syarat Teknis ini.

1. PEKERJAAN DED (DESIGN ENGINERRING DEVELOPMENT)

Meliputi:
• Perencanaan pembangunan Site Office.
• Perhitungan dan analisa struktrur bangunan Site Office.

2. PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT.

Termasuk dalam pekerjaan ini perataan/pembersihan dan melaksanakan


pekerjaan site development sesuai Gambar Kerja dan RKS.

3. PEKERJAAN PERSIAPAN.

Meliputi: mobilisasi peralatan, pengadaan sarana komunikasi, pengadaan air


dan listrik untuk bekerja dan pembongkaran bangunan existing.

4. PEKERJAAN SIPIL ARSITEKTUR, MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN


PLUMBING / SANITASI.

Sesuai dalam Gambar Kerja.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Pasal 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah tanggal perintah kerja pelaksanaan


pekerjaan, pihak Kontraktor/Pemborong harus sudah memulai melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan. Apabila setelah 14 (empat belas) hari
Kontraktor/Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik
secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh
Pemberi Kerja/Owner.

Pasal 3
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi


yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi
dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
b. Pembuatan kantor Kontraktor/Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi
proyek untuk keperluan pekerjaan ini.
c. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor/Pemborong dapat
membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap
alat-alat konstruksi dan instalasinya.
d. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebelum kerja Kontraktor/Pemborong harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor/Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan


ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor/Pemborong.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

a. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa


Kontraktor atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh
dari Kontraktor/Pemborong, berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik
Sipil/Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.
b. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor/Pemborong lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
c. Kontraktor/Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada
Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan
‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.
d. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin/Ketua Proyek dan
Konsultan Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
e. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,
Kontraktor/Pemborong harus sudah menunjuk

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor/Pemborong sendiri (Penanggung


Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA
a. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor/Pemborong
wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan
berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.
b. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8
(delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan(SPK) diterima
oleh Kontraktor/Pemborong.Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas/Pemimpin/ Ketua Proyek.
c. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2
(dua)
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan
Perencana.1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada
dinding bangsal Kontraktor/Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan
grafik kemajuan/prestasi kerja.
d. Kontraktor/Pemborong harus
selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan sesuai dengan Rencana
Kerja tersebut.
e. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi
pekerjaan Kontraktor/Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK

1. Direksi Keet (Los Pengawas).

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk


keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi
permanen seluas 24 m2 ( Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat),l
antai diplester,dinding triplek/papan /asbes, diperlengkapi dengan kursi, meja,
serta alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor/Pemborong
dapat memanfaatkan sementara ruangan/lokasi pada area bangunan yang
belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

2. Kantor Pemborong, Los Kerja Dan Gudang Bahan.

a. Kontraktor/Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor


Pemborong di lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang
dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana
tempatnya/lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas/Personalia
Proyek.
b. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan
kebersihan los
Pemborong, los Pengawas beserta inventarisnya.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

c. Pagar Pengaman Proyek. Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap


perlu Direksi/Pemilik dapat memerintahkan kepada Kontraktor/Pemborong
untuk memagari sekelilingnya sehingga aman.
d. Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong.
Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng
gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat/tiang pagar dari kayu Dolken/kayu
Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan
peraturan Pemerintah Daerah setempat.
e. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang
dibuat dan
dibiayai olehKontraktor/Pemborong,setelah selesaipelaksanaan pembanguna
n/ pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor
/Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik
Kontraktor/Pemborong.
f. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir c. dan f.) yang dibuat oleh
Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /
pekerjaan tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun
apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada
Kontraktor/Pemborong untuk segera membongkarnya dan membersihkannya,
dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek.

Pasal 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

a. Selama masa pekerjaan, Kontraktor/Pemborong harus senantiasa


memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah
pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suati tempat yang telah
ditentukan.
b. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,
sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan
personil yang terlibat dalam proyek.
c. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat
pekerjaan.
d. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor/Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan
dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang
diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
Kontraktor/Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
e. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong selekas mungkin
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang
perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
f. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor/Pemborong wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan
siap pakai, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung.
Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.
g. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27
Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun
1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk
maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, Pihak
Kontraktor/Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

pekerjaan agar ikut sertadalam program ASTEK dan memberitahukan s


ecara tertulis kepada Pemimpin Proyek.

Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-


bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian
pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan
sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada
Pemberi Tugas.

1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI

Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan
jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. PERALATAN BEKERJA

Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat
dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap


jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA

a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontrakto/Pemborong dengan


membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.
b. Air harus bersih, bebas dari: bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Direksi.
c. Kontraktor/Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3.
d. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor/Pemborong dan diperoleh
dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan Genset untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara apabila sambungan sementara PLN tidak
memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan Pengawas.

Pasal 10
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Untuk menghindari klaim dari ‘User’/Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor/


Pemborong harus betul-

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan


memperhitungkan ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada
gambar kerja dan penjelasan RKS.
Kontraktor/Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan
mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian
bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas.

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus


menyediakan:

a. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama


pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi
kewajiban menurut kontrak.
b. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan
proyek.
c. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan
proyek.
d. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari
pekerjaan.
e. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah:

1) 1 (satu) kamera.
2) 1 (satu) alat ukur optik (theodolit & waterpass).
3) 2 (dua) unit komputer dan 1 (satu) printer A3.
4) 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
5) 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

2. STANDAR YANG DIPERGUNAKAN.

Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar


Normalisasi Indonesia, Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya
yang ada hubungannya dengan pekerjaan, antara lain:

a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik


Indonesia Nomor 14 /PRT/M/2017 Tentang Pesyaratan Kemudahan
Bangunan.
b. PUBI-1982 Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
c. NI-3 PMI PUBB 1970: Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
d. NI-8: Peraturan Semen Portland Indonesia.
e. NI-10: Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
f. PPBI-1984 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
g. Standar Nasional Indonesia 7972:2020 Sambungan terprakualifikasi untuk
rangka momen khusus dan menengah baja pada aplikasi seismik sebagai
revisi dari Standar Nasional Indonesia 7972:2013 Sambungan
terprakualifikasi untuk rangka momen khusus dan menengah baja pada
aplikasi seismik;
h. Standar Nasional Indonesia 8900:2020 Panduan desain sederhana untuk
bangunan beton bertulang;
i. Standar Nasional Indonesia 8900:2020 Panduan desain sederhana untuk
bangunan beton bertulang;

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

j. Standar Nasional Indonesia 7860:2020 Ketentuan seismik untuk bangunan


gedung baja struktural sebagai revisi dari Standar Nasional Indonesia
7860:2015 Ketentuan Seismik Untuk Struktur Baja Bangunan Gedung;
k. Standar Nasional Indonesia 8899:2020 Tata cara pemilihan dan modifikasi
gerak tanah permukaan untuk perenoanaan gedung tahan gempa;
l. Standar Nasional Indonesia 1727:2020 Beban desain minimum dan kriteria
terkait untuk bangunan gedung dan struktur lain sebagal revisi dari Standar
Nasional Indonesia 1727:2013 Beban minimum untuk perancangan
bangunan gedung dan struktur lain;
m. Standar Nasional Indonesia 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk
bangunan gedung dan penjelasan sebagai revisi dari Standar Nasional
Indonesia 2847:2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung;
n. PPI-1979 Pedoman Plumbing Indonesia.
o. Standar Nasional Indonesia International Organization for
Standardization/Technical Report 24578:2012 Hidrometri -
/\coiysrtcDopp/erPro///er- Metode dan penerapan pengukuran aliran pada
saluran terbuka;
p. PUIL-2011 Persyaratan umum Instalasi Listrik 2011
q. SII Standar Industri Indonesia.
r. SKSNIT-15-1991-03(PBI-1991) Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
s. AVWI: Peraturan Umum Instalasi Air.
t. Serta Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
u. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan
Tenaga
Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
v. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tenta
ng penanggulangan bahaya kebakaran.
w. Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standar/Normalisasi tersebut di atas,
maka berlaku Peraturan/Standar/Normalisasi Internasional ataupun dari
negara asal produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.
x. Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja,
RKS, BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian/Kontrak.
y. Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor/Pemborong dan sudah disetujui
/disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

Pasal 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

a. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai


segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan,
baik bersifat teknis maupun administratif.
b. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan
sebenarnya.
c. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas
Lapangan dari Konsultan Pengawas.
d. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus
diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Pasal 12
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

a. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai


dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku
adalah RKS.
b. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian)
dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan
kerja. Kontraktor/Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari
keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-
sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter
yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang
mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya,
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
c. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan
penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan
spesifikasinya. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus
sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam
gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.

d. UKURAN.

Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi : As – as
1) Luar – luar
2) Dalam – dalam
3) Luar - dalam.
4) Ukuran -
ukuran yang digunakan disini semuanya dinyataka
n dalam
Centimeter(cm)untuk pekerjaan Arsitektur dan Si
pil,dan ukuran Milimeter (mm) untuk pekerjaan Baja
dan Mekanikal/ Elektrikal.
5) Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja
Arsitektur, pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti
dalam keadaan jadi/selesai (“finished”).
6) Bila ada keraguan mengenai ukuran,
Kontraktor/Pemborong wajib melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya
akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan.
7) Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat
dihitung, makapengukuran skala tidak boleh dipergu
nakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.Setiap deviasi dari gambar karena kondisi
lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
Kontraktor/Pemborong tidak dibenarkan merubah atau

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

mengganti ukuran- ukuran yang tercantum di dalam


Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan
Pengawas/Direksi, dan segala akbat yang terjadi
adalah tanggung jawab Kontraktor/Pemborong baik
dari segi biaya maupun waktu.

e. PERBEDAAN GAMBAR.
1) Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam
satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang
lebih besar yang mengikat (berlaku).
2) Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan
Sipil/Struktur, maka Kontraktor/Pemborong wajib
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan
Perencana.
3) Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi
bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak-
jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan- perbedaan dan
ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap
Gambar Kerja, Kontraktor/Pemborong diwajibkan melaporkan
kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan
selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan
Pengawas/Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

4) Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh


Kontraktor / Pemborong untuk memperpanjang/meng-
klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

f. ISTILAH.

Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing


disiplin adalah sebagai berikut:

SD: Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan


dinding beton, batu kali penahan tanah, pengerasan di luar bangunan,
penanaman rumput, pohon peneduh, perdu dan lain-lainnya.

SR :Struktur, mencakup
halhal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan
konstruksi utama dan spesifikasinya, dimensioning kolom, balok dan
tebal lantai.

AR: Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan


perencanaan dan perancangan bangunan secara menyeluruh dari
semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.

M: Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistim air bersih-


air kotor- drainase, sistim pemadam kebakaran, sistim instalasi diesel-
generator set dan sistim pengkondisian udara (AC)

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

EL: Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan daya


listrik dan penerangan.

g. SHOP DRAWING.

1) Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di


lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor/Pemborong
berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
2) Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk
detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam
Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas.
3) Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan
digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan
contoh dari semua bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercaku secara
lengkap didalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di
dalam Buku ini.
4) Kontraktor/Pemborong wajib mengajukan shop drawing
tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
5) Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor/Pemborong
dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta
persetujuannya harus sesuain dengan format standar dari
proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat
direproduksi.

h. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN


PEMBUATAN “AS BUILT DRAWING“.

1) Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penam


bahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan
Dokumen Kontrak
2) Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor /
Pemborong berkewajiban membuat gambar-gambar yang
memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan
yang telah dikerjakan/dibangun oleh Kontraktor/Pemborong As
Built Drawing).
3) Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor/Pemborong.

Pasal 13
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

e. Kontraktor/Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas


pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
f. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil
Pemberi Tugas untuk melihat,

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung


jawab penuh tersebut di atas.
g. Kontraktor/Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang
timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor/Pemborong berkewajiban
memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor/Pemborong sendiri.
h. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor/Pemborong berkewajiban memberikan saran-
saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila
hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala
kerusakan yang timbul.
i. Kontraktor/Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja
yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
j. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor/Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor/Pemborong.
k. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor/Pemborong harus menjaga
keamanan bahan/material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan
milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-
bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang
belum, adalah tanggung jawab Kontraktor/Pemborong dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
l. Apabila terjadi
kebakaran, Kontraktor/Pemborong bertanggung jawab atas akibatnya,
baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
m. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor/Pemborong harus segera
mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah
tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya
menjadi tanggung jawab Kontraktor/Pemborong.

Pasal 14
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN

a) Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan
yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar
Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuandan
syaratbahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.Seluruh barang material
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan
dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk
tujuan yang dimaksudkan.

b) MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI.

1) Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk


pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas / setara dan
tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan
mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama
dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu
standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

persaingan, dan Kontraktor / Pemborong harus dengan sendirinya


menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai dengan
keterangan itu. Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai
dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
2) Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar
spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan
bangunan yang berlaku.
3) Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk
tenaga ahli yang diajuka / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang
bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor
/Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah
4) Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini
5) Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri
baik kualitas, ketahan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Perencana.Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka
biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa
dapat mengajukan sebagai biaya pekerjaan tambah
6) Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-
contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut
kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan
tersebut didatangkan / dipakai.Contoh bahan tersebut yang harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan
Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang
ditentukan untuk
menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di ruang Direksi.
Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu
sebelum jadwal pelaksanaan.
7) Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih,
akan di- informasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih
dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

c) PENYIMPANAN MATERIAL

Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang


bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

1) Penempatan bahanbahan material diatur dengan pertimb


angan yang matang agar tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja. Bahan material
disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (first in
first out), sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan
terlalu lama dalam gudang / stock material.
2) Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga
kualitas dan kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila


diminta harus ditutupi.
3) Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan. Benda benda milik pribadi tidak boleh
dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari
pemiliknya.
4) Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing)
dan diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan
Pengawas.
5) Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus
ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan,
sehingga memberikan
drainase/pemasukandarikandunganair/cairanyangberlebihan.
Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan
tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur
kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan
diangkat /dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan
tidak lebih dari 1 (satu) meter.Tinggi tempat penyimpanan
tidak lebih dari 5 (lima) meter.

Pasal 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

a. Bahan-bahan yang didatangkan/dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh


yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14
di atas.
b. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan
dari lokasi bangunan /proyek selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam
dan tidak boleh dipergunakan.
c. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan
Pengawas/Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong,
yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran
tersebut menjadi tanggungan Kontraktor/Pemborong sepenuhnya.
Disamping itu pihak Kontraktor/Pemborong tetap dikenakan denda
sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari harga borongan.
d. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualit
as dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji
dan memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah
untuk diuji
dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada Ko
nsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.
e. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan- pekerjaan yang menggunakan bahan-
bahan tersebut di atas.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

f. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus


memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya
material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 16
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

a. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan


(Sub Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka
Kontraktor/ Pemborong “wajib” memberi-tahukan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
b. Kontraktor /Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan denga
n Sub Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
c. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk
pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu
persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

a. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan


tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan
dan puing-puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah
ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai
dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini
mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang
ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
b. Konsultan Pengawas akan menetapkan
batasbatas pekerjaan, dan menentukan semua pohon, semak, tumbuhan
dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor /
Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus
tetap di tempatnya.
c. Segala obyek yang ada di muka
tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan,
tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang
tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta
dibuang bila perlu.
d. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian
sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di
bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat
pembongkaran harus di-urug dengan material yang memadai dan dipadatkan
sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum AASHTO T 99.

Pasal 18
DRAINASE / SALURAN

a. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara. Dengan mempertimbangkan


keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor / Pemborong
wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering. Arah aliran
ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

kesaluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembangunan. Ketentuan


tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
b. Pemeliharaan drainase yang sudah ada.Kontraktor / Pemborong harus
memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau mempengaruhi tempat
kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas
pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir sampai
sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik jalan (right
of way). Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran
tambahan.
c. Lokasi dan perlindungan utilitas.
1) Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor /
Pemborong harus melakukan survey untuk mengetahui detail
lokasi segala utilitas yang akan terkena pengaruh pekerjaan.
2) Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Dan patok permukaan /surface
pegs pada tempat kerja yang menunjukkan lokasi seluruh
utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan.
Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya
kontrak.
3) Bila Kontraktor / Pemborong akan melaksanakan pekerjaan
sementara atau permanen pada daerah sekitar utilitas itu,
Kontraktor / Pemborong harus mempergunakan metoda
konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan
perlindungan yang semestinya, dalam rangka mencegah
kerusakan pada utilitas itu; tanpa ada pembayaran tembahan.
4) Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan oleh pekerjaan
Kontraktor /
Pemborong baik langsung maupun tidak langsung, diang
gap sebagai tanggung jawab dari Kontraktor / Pemborong.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

BAB II
RENCANA KERJA DAN SYARAT -SYARAT (RKS) PEKERJAAN STRUKTUR
DAN ARSITEKTUR

Pasal 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00

a. PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK.

1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan,Kontraktor diwajibkan


melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi
rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
2) Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan
keadaan
yangsebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan ke
pada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan
dengan alat-alat waterpass & theodolit.
4) Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara
azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-
bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.
5) Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan,
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan khusus untuk
digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan,
instrumen, personil dan tenaga survey, dan lain- lain material
yang mungkin dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan /
pematokan (setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain
yang terkait. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan
tidak hanya terbatas pada:
 Personil:
 1 orang surveyor ahli
 1 orang pekerja surveyor
 Peralatan pengukuran (survey)
 1 Wild ROS Theodolite (360 derajat)
 1 Wild T0 Theodolite (360 derajat)
 1 Wild NAK levels
 1 pita meteran baja dengan panjang 50 m
 1 steel measuring rod (4 m)
 5 target poles dengan tripod
 Patok-patok survey dan macam-macam alat
yang diperlukan dalam survey.
 Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap
termasuk tripod dan lain-lain. Atas tanggungan biaya
sendiri, Kontraktor / Pemborong harus mengadakan
survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

harus bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran


dan survey yang dikerjakan oleh karyawannya.
 Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Penga
was ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik.
Bila terganggu atau rusak, harus segera diperbaiki oleh
Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
 Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh
dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
6) Kontraktor / Pemborong harus mengajukan
3 (tiga) salinan / copy
penampang melintang (cross section) kepada Konsultan P
engawas yang akan mengesahkan salah satu salinan atau
merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor
/ Pemborong. Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan
perubahan / revisi, Kontraktor / Pemborong harus mengajukan
lagi salinan cross section untuk persetujuan tersebut di atas.
Cross section dari Kontraktor / Pemborong harus digambar di
atas kertas kalkir agar memungkinkan direproduksi. Bila cross
section ini akhirnya disetujui, maka Kontraktor / Pemborong
harus menyerahkan gambar kalkir asli dan 3 (tiga) lembar hasil
reproduksinya kepada Pemimpin Proyek. Gambar cross section
harus memakai judul dan ukuran sesuai dengan yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

b. PEKERJAAN PENENTUAN PEIL + 0,00

1) Pekerjaan penentuan peil+ 0,00 (finishng Arsitektur) adalah


permukaan lantai finishing ruangan Lantai Satu seperti tertera
dalam gambar kerja
2) Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai dengan patok ukur yang
ditentukan di lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 20 :
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )

1. PATOK UKUR.

3) Kontraktor / Pemborong harus membuat patok patok untuk


membentuk garis-garis sesuai dengan gambar, dan harus
memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas
dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta
Kontraktor/Pemborong untuk membetulkan patok-patok itu.
Kontraktor/Pemborong harus mengajukan pemberitahuan
mengenai rencana pematokan atau penentuan permukaan
(level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48
(empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat
diperiksa. Kontraktor / Pemborong harus membuat pengukuran
ataspekerjaan pematokan dan Konsultan Pengawas akan
memeriksa pengukuran itu.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

4) Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7


cm. tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm. dengan
bagian yang muncul diatas muka tanah cukup untuk
memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai Gambar Kerja, dan
diatasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan
ketinggian diatas peil + 0,00.
5) Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar
dicantumkan pada patok ukur sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
6) Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan
ketinggian atau peil permukaan yang ada dantercantum dalam
Gambar Kerja.
7) Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor mini
mal 2(dua) buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk
dan persetujuan Konsultan Pengawas sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama
pelaksanaan pembangunan berlangsung.
8) Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi
tanda yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan
pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan
Pengawas untuk dibongkar.

2. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK).

1) Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan


ukuran tebal 3 cm. dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada
sisi sebelah atasnya.
2) Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak
satu sama lain adalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak
dapat digerak-gerakkan atau diubah.
3) Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as
pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan setempat.
4) Tinggi sisi atas papan bangunan
harus sama dengan antara satu dengan lainnya atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
5) Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor /
6) Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
7) Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara
keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak
diperlukan lagi.

Pasal 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.

1) Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan


Kontraktor / Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun
komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh
Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

dalam waktu yang ditetapkan olehKonsultan Pengawas /


Direksi.
2) Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau
menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli
dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan mengukur
pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
3) Kontraktor /Pemborong harus melaporkan kepada Konsulta
n Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau
diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak
boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan
Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor
/Pemborong apa yang harus dilakukan.
4) Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2
x 24jam (dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan
Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi
/ ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor /
Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
5) Bila Kontraktor /Pemborong melalaikan perintah,Konsultan
Pengawas/Direksi berhak menyuruh membongkar bagian
pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
6) Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali
menjadi tanggungan Kontraktor/Pemborong,tidak dapat
diklaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk
perpanjangan waktu pelaksanaan.

2. KEMAJUAN PEKERJAAN

1) Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang


harus disediakan oleh Kontraktor /
Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan
pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga
diterima oleh Konsultan Pengawas
2) .Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada
suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah
terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah
ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka
Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara
tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan
laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan

3. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat


kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau
perintah,
maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk
menangani pekerjaan itu

4. TOLERANSI.

Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai
dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang
ditetapkan pada bagian lainnya.

PASAL 22
DATA UMUM LAPANGAN KERJA

1. TITIK-TITIK UKUR

Seluruh titik-titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran
jalan depan existing dan bangunan FEM existing, elevasi bangunan dari jalan
depan existing naik ±1,05 m ke entrance/lobby, sedangkan untuk simetris
ataupun siku bangunan harus mengikuti dan menyesuaikan bangunan existing
wing dan node FEM, yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan proyek seperti
yang direncanakan dalam gambar-gambar grading dan seperti yang disetujui
Ahli.

2. DATA FISIK

Data sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ada, dan lain-lain yang


diterapkan pada gambar-gambar dimaksudkan sebagai informasi umum dan
titik-titik tolak untuk pelaksanaan pekerjaan ini oleh Kontraktor.
Penawaran yang diserahkan oleh Kontraktor, harus sudah meliputi semua
biaya untuk pelaksanaannya sesuai dengan ketinggian-ketinggian yang
ditentukan pada gambar- gambar.

PASAL23
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu
disampaikan kepada Konsultan Pengawas dan dalam jangka waktu yang
cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan penelitiandan
pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

PASAL 24
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Konsultan Pengawas


bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk
harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk
untuk itu oleh Pemborong.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

PASAL 25
PENGUKURAN

Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang


telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas
pengukuran pengukuran yang dibuatnya. Pemborong harus menyediakan
semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru ukur (Surveyor)
yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap bagian
Pekerjaan yang memerlukannya.

PASAL 26
PERSIAPAN PEKERJAAN

1. AIR DAN DAYA


Dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini
harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan
menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di
lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk
keselamatan.

2. SALURAN PEMBUANGAN

Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga


agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenan gair
hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat
atau menurut petunjuk Pengawas.

3. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN


FASILITAS LAIN

Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang


dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harusjuga
menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh
fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.

4. KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET)

Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor


sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari.
Kualitas dan peralatan yang harus disediakan adalah
sebagai berikut :

a. Ruang: ukuran 12,96 m2


b. Konstruksi: rangka kayu borneo, lantai plesteran, dinding double
plywood. Tidak
usah dicat, atap asbes gelombang
c. Fasilitas: air dan penerangan listrik
d. Furniture: 2 meja kerja ½ biro dan 2 kursi
1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240
cm, dan 10

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

kursi
1 white board ukuran 120 x 80 cm
1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukuran 120 x 240 x 30
cm
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor
tersebut beserta peralatannya.

5. PEMBERSIHAN HALAMAN

Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya


pekerjaan seperti adanya pepohonan, tunggul dan akar-akar pohon, batu-
batuan atau dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan bangunan
yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak
diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari
halaman proyek

6. PEMBUATAN PAGAR PENGAMAN PROYEK

a. Pagar pangaman proyek dibuat sekeliling gedung yang akan


dibangunan,jarak pagar pengaman harus cukup leluasa untuk aktivitas
para pekerja bangunan tersebut, untuk pembuatan pagar pengaman
harus koordinasi dengan Owner/User dan Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
b. Pagar pengaman dibuat dengan ketinggian 2 m, sedangkan tiang
mengguanakan kayu dolken 7-10 cm, tiang dipasang kepermukaan
tanah yang sudah digali dan dicor menggunakan beton tumbuk
supaya kokoh dan kuat. Penutup pagar pengaman proyek
menggunakan seng gelombang dicat meni besi, untuk warna cat harus
koordinasi dengan Owner/User dan Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.

8. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas I) ukuran


minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplankdipasang dengan
tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap
jarak satu meter.Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian
atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus.
Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas
Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian ±0.00 dan as kolom/dinding.
Letakdan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara
agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.

9. PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak
diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman
dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas (Owner).

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

PASAL 27
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN
URUGAN KEMBALI

GALIAN STRUKTUR

1. LINGKUP PEKERJAAN.

a. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur,


sesuai dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan disini atau
sebagaimana tampak pada gambar. Pekerjaan galian yang dijelaskan
dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini tidaklah digolongkan sebagai
galian struktur.
b. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian / pengeboran struktur
pondasi, tapi termasuk pekerjaan galian untuk pondasi plat setempat, sloof
,batu kali dan batu bata untuk sluran keliling.
c. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa,
dan semua bahan serta peralatan lainnnya untuk menghindarkan galian dari
genangan air tanah dan air permukaan.
d. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah
yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.

2. PERSYARATAN PEKERJAAN.

a. Tata letak.
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor /
Pemborong harus menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Bench mark yang bersifat tetap
maupun sementara harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau
pemindahan.

b. Pengawasan.
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor / Pemborong harus
diwakili oleh seorang pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam
bidang pekerjaan penggalian / pengurugan, yang mengetahui semua aspek
pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak.

c. Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran.


Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta
rintangan-rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan atau
dibongkar, kecuali untuk hal-hal di bawah ini :

1) Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-


benda yang tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 (satu) meter di
bawah dasar.
2) Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya
sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

3) Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas


pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan
bahanbahan yang baik dan dipadatkan.
4) Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab untuk membuang sendiri
tanaman-tanaman dan puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
5) Kontraktor / Pemborong harus melestarikan semua benda-benda yang
ditentukan tetap berada pada tempatnya.
6) Semua brangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi
existing harus segera dikeluarkan dari site dan dibuang ke tempat yang
ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Semua peralatan yang
diperlukan pada paket pekerjaan ini, harus tersedia di lapangan dalam
keadaan siap pakai. Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai
berikut :
 Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman
yang masih memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar /
digali sesuai dengan kondisi dan sifat tanah pada daerah
tersebut.
 Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari
permukaan tanah existing sampai dengan di bawah permukaan
dasar urugan pasir dari konstruksi beton dan sloof.

d. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub soil), bekasbekas
pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan lainnya. Humus
yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat yang
sudah ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

3. PENGGALIAN.

a. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor / Pemborong harus :


1) Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase
alamiah dari air yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegah
galian tergenang air.
2) Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
3) Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu galian
apapun, agar elevasi penampang melintang dan pengukuran dapat
diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang
berdekatan dengan struktur tidak boleh diganggu tanpa ijin Konsultan
Pengawas.
b. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur, harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan atau
alas pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding / sisi parit
harus selalu ditopang. Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada
gambar merupakan perkiraan, sehingga secara tertulis Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika
diperlukan untuk menjamin pondasi yang kokoh.
c. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk
tempattempat dimana penggunaan mesin-mesin itu dapat merusak benda-
benda yang berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

yang telah rampung. Dalam hal ini metoda pekerjaan secara manual /
dengan menggunakan tenaga buruh yang harus dilakukan.
d. Bila diperlukan, Kontraktor / Pemborong harus membuat turap sementara
yang cukup kuat untuk menahan lereng-lereng tanah galian supaya tidak
ambruk, dan agar tidak mengganggu pekerjaan. Turap sementara tersebut
harus dapat menjaga bangunan-bangunan yang berada didekat lereng
galian tetap stabil.
e. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh
pekerjaan galian, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab
terhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus menggantinya /
memperbaikinya atas biaya Kontraktor / Pemborong.
f. Kontraktor / Pemborong harus melakukan perlindungan dan perawatan
yang cukup untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah,
drainase, saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
g. Kemiringan galian harus dibuat maksimal dengan perbandingan 1 (satu)
horizontal dan 1 (satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
h. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang tak
berguna harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.
i. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor / Pemborong harus
memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal itu dan pembuatan
Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau penempatan material apapun tidak boleh
dilakukan sebelum Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman pondasi
dan karakter tanah dasar pondasi.
j. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat,
maka bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong
harus menggantinya dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana
disyaratkan pada RKS ini. Material penggganti tersebut harus diurugkan dan
dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai
elevasi dasar pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
k. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Konsultan
Pengawas tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena
kesalahan Kontraktor / Pemborong dalam mengerjakan kewajibannya,
maka Kontraktor / Pemborong harus membuang dan mengganti tanah dasar
pondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau menangguhkan pekerjaan
galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.
l. Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan
sebagai material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan maka
harus dibuang.

4. PEMBERSIHAN

Pemborong harus membersihkan dan menyingkirkan semua semak-semak,


rumput- rumput didalam daerah pekerjaan.Dalam pembersihan ini semua
tunggul-tunggul dan akar-akar harus dimusnahkan dan disingkirkan sehingga
nantinya dapat diyakini semak-semak dan rumput-rumput tidak akan tumbuh
kembali.Lubang-lubang bekas penyingkiran tunggul-tunggul dan akar-akar
harus diisi kembali atau ditimbun dengan bahan-bahan yang cocok dan
memenuhi syarat kemudian dipadatkan kembali. Sampah-sampah dan

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

bahan-bahan lain yang tidak akan dipergunakan harus dibakar dalam


daerah yang lapang sehingga selama pembakaran tidak akan merusak
pohon-pohon yang ada disekitarnya.

5. PEMBUANGAN LAPISAN TANAH ATAS

Pembuangan lapisan tanah atas (Top Soil) dilakukan pada daerah (tempat)
dimana nanti akan dibangun konstruksi bangunan sedalam kurang lebih
20 cm atau ketebalan disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah atas
ditempat pekerjaan.

6. PENGGALIAN DAN PENIMBUNAN KEMBALI.

a. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian, penimbunan kembali,


termasuk pengupasan dan penimbunan kembali lapisan tanah atas (Top
Soil) serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan itu, yang
disesuaikan dengan gambar-gambar.

b. Pelaksanaan

1) Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi


permukaan dan kedalaman yang perlu untuk dasar pondasi
yang dipersyaratkan atau diperlihatkan pada gambar-gambar.
2) Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batu-batu dan bahan
lain yang dijumpai dalam pengerjaannya. Kalau ternyata dijumpai
kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam,
diperbesar atau diubah sampai disetujui Konsultan Pengawas, untuk
mana pekerjaan ini akan dinilai sebagai pekerjaan tambah.

Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi


sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam
gambar atau yang dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka
kelebihan diatas harus ditimbun kembali dengan pasir yang
dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada pemilik.
Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk permukaan
tanah rencana maka Pemborong harus mengusahakan dan meyakini
bahwa pada pekerjaan galian tersebut tidak merusak/mengganggu
bangunan atau konstruksi yang sudah ada.

3) Penimbunan dan Penimbunan Kembali Penimbunan dan


penimbunan kembali harus dilaksanakan didaerah-daerah ataupun
bagian-bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran ketinggian,
kemiringan-kemiringan dan bentuk-bentuk seperti yang ditunjukkan
dalam gambar-gambar.Penimbunan harus dilaksanakan dalam
bentuk-bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan maksimum 20 cm
gembur.
4) Padatkan sesuai dengan Instruksi Konsultan Pengawas.
Penimbunan dan timbun kembali, kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas, harus dari bahan galian pekerjaan ini.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

5) Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-


tumbuhan, batu- batuan atau bahan lain yang dapat merusak
pekerjaan.
6) Perlindungan Terhadap Air
Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua
cara yang disetujui Konsultan Pengawas, menjamin agar tidak terjadi
genangan-genangan
air yang dapat mengganggu/merusak semua pekerjaan galian
atau urugan.
7) Penghamparan dan Pemadatan
Tanah harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan setebal tidak lebih
dari 20 cm gembur, agar dapat mengatur kepadatan yang
merata untuk seluruh ketebalannya. Tanah urugan harus dibasahi
secukupnya (sebelum dipadatkan) untuk mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan.

5. PERMUKAAN TANAH

Sebelum memulai suatu penggalian, Pemborong harus memeriksa


permukaan tanah, baik setempat maupun garis transisi yang tertera dalam
kontrak adalah betul. Jika tidak sesuai Pelaksana harus memberitahu
secara tertulis kepada Pemberi Tugas/Pengawas, jika tidak maka tuntutan
mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

6. TINGGI PENDUGAAN (PEIL)

Dasar ukuran tinggi +0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai


bangunan induk, seperti yang dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya
menurut Petunjuk Konsultan Pengawas. Tinggi lantai ini harus disesuaikan
dengan tinggi lantai gedung existing FEM yang sudah ada, sehingga dalam
pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.

PASAL 28
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :

a. Pondasi pasangan batu kali/batu belah


b. Pondasi batu bata untuk saluran keliling
c. pondasi plat setempat beton bertulang.

2. Persyaratan Bahan :

a. Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran


maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
b. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang

Pedoman Pelaksanaan Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan


pengukuran- pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

konstruksi. Setiap pentahapan pekerjaan Pondasi ini kontraktor harus


membuat Shop Drawing dan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan
gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang
kurang jelas.

Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal ±10 cm dan
dipadatkan.

a. Pondasi pasangan batu kali/batu belah

Sebagai lantai kerja untuk pasangan pondasi ini dipasang aanstampang,


terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan
ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga
pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Diatasnya
dipasang Pondasi batu kali/belah dipasang dengan perekat 1 Pc : 4 Ps.
Dibagian samping dirapikan (diplester) Pondasi batu bata dipasang
dengan perekat 1 Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar/brappen.

b. Pondasi Batu Merah

1) Bata merah yang dipergunakan harus berkualitas baik, terbuat dari


tanah liat, berukuran sama, pembakarannya matang dan merata,
mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku.
2) Pemasangan ini hanya dilaksanakan untuk : - Pondasi rabat beton -
Pondasi saluran air - Bak-bak kontrol - Perletakan kloset dan bak-
bak mandi - Dan lain-lain yang dinyatakan dan gambar.
3) Pondasi batamerah yang terletak pada tanah urugan, harus didasari
lapisan pasir padat setebal 5 cm, sedang tanah urugan dibawahnya
harus sudah mengalami proses stabilitasasi.
4) Adukan pasir yang dipakai adalah minimum dengan komposisi 1 pc :
4 psr, kecuali untuk pondasi kedap air dengan komposisi transraam
1 pc : 2 psr. 3.

c. Pondasi Plat Setempat.

Setelah pasir urug diberi lantai kerja dengan adukan 1 PC : 3 PS : 5


KR dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi Plat Setempat.
Kemudian dilanjut dengan pemasangan pondasi plat setempat beton
bertulang dengan mengunakan mutu beton K-350 bentuk dan
pembesian sesuai dengan gambar dan petunjuk pengawas. Pengukuran
Hasil Kerja Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan
apabila telah selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan

Pasal 29
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

1. PERSYARATAN MUTU.
a. Mutu Beton.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik atau syarat-syarat


pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam
persyaratan teknis ini. Dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton
dan struktur beton harus sesuai dengan standard yang berlaku yaitu :
1) Tata Cara Perhitungan Kekuatan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung (SK SNI T-15- 1991-03).
2) Peraturan Umum Beton Indonesia (PUBI, 1982).
3) Standard Industri Indonesia (SII).
4) Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983.
5) Standar Nasional Indonesia 8900:2020 Panduan desain sederhana
untuk bangunan beton bertulang;
6) Standar Nasional Indonesia 8900:2020 Panduan desain sederhana
untuk bangunan beton bertulang;
7) Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan non gedung Standar Nasional Indonesia (SNI) 1726: 2019,
sebagai revisi dari Standar Nasional Indonesia 1726:2012.
8) Standar Nasional Indonesia (SNI) 2847:2019 Persyaratan beton
struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan adalah revisi dari
SNI 2847:2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung
yang mengadopsi secara modifikasi dari Building Code Requirements
for Structural Concrete (ACI 318M-14) and Commentary (ACI 318RM-
14). Standar ini digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan
struktur beton untuk bangunan Gedung.
9) Standar Nasional Indonesia (SNI) 1729:2019 Spesifikasi untuk
Bangunan Gedung Baja Struktural.
10) .American Society Of Testing Matrial (ASTM). 1.2.

b. Beton yang dipergunakan untuk struktur bangunan ini harus mempunyai


mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :

1) Pondasi Pelat Beton setempat : Mutu Beton K-350,


2) Pondasi Plat Tangga : Mutu Beton K-250.
3) Sloof Beton Bertulang 30/60, 30/50 : Mutu Beton K-250.
4) Kolom Beton Komposit 70 x70 profil (Baja IWF 500.200.10.16,)
dibungkus dengan kolom beton tulangan yang digunakan yaitu 18 D 12
sebagai tulang longitudinal dan Ø 8 – 200 sebagai tulangan sengkang
dan Kolom 30 x 40 (baja IWF 300.150.9.14,); dibungkus dengan kolom
beton tulangan yang digunakan yaitu 10 D 13 sebagai tulang
longitudinal dan Ø 8 – 200 sebagai tulangan sengkang, Mutu Beton
K250.
5) Balok Beton Komposit 30 x 60 (Baja WF 500.200.10.16) , dibungkus
dengan kolom beton tulangan yang digunakan yaitu 4 D 13 Tul. Atas 2D
13 Tul Tengah 4 D 13 Tul bawah, sebagai tulang longitudinal dan Ø 8 –
200 sebagai tulangan Sengkang, Balok 30 x 50 (Baja IWF
300.200.8.12) dibungkus dengan kolom beton tulangan yang
digunakan yaitu 4 D 13 Tul. Atas 2 D 13 Tul Tengah 4 D 13 Tul bawah,
sebagai tulang longitudinal dan Ø 8 – 200 sebagai tulangan Sengkang

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

dan Balok Anak 25 x 40 (Baja IWF 300.150.6,5.9,) dibungkus dengan


kolom beton tulangan yang digunakan yaitu 4 D 13 Tul. Atas 2D 13 Tul
Tengah 4 D 13 Tul bawah, sebagai tulang longitudinal dan Ø 8 – 200
sebagai tulangan Sengkang : dan Mutu Beton K-250.
6) Pelat Lantai & Atap Dak : K-250.
7) Sloof 15/20 ,Kolom 15/25 Kolom Praktis 13/13 & Balok Latei 13/20 Ring
Balok 13/20 : Mutu Beton K-200

c. Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian-
bagian tertentu dapat menggunakan beton konvensional yang
sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas /
Konsultan Pengawas.

d. Lantai Kerja
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc
: 3ps : 5kr.

e. Mutu Baja Tulangan.

Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan


ini adalah sebagai berikut :

1) Mutu baja tulangan s/d. D 13 mm. adalah BJTP 240 ( U-24 ) dengan
kekuatan tarik 2080 Kg/Cm2.
2) Mutu baja tulangan ≥ D 13 mm. (diameter luar) adalah BJTD 320 (U-
32 / besi ulir ) dengan kekuatan tarik 2780 Kg/Cm2.
3) Atau bila dalam gambar disyaratkan menggunakan wiremesh, maka
digunakan wiremesh U-50, dengan ukuran / tipe sesuai dengan
Gambar Kerja.

f. Mutu baja IWF yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut : Mutu baja IWF Fe 360 Mpa atau Ft 370 Mpa.

2. PERSYARATAN BAHAN BETON.

a. Semen.
1) Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type 1 atau standar Inggris BS 12.
2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai memenuhi
persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk semen adalah
mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

b. Pemeriksaan

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan


dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.
Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk pengambilan contoh-
contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan
oleh Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.

c. Tempat Penyimpanan
1) Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus
sedemikian rupa agarmemudahkan waktu pengambilan.
2) Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak
minimal 30 cm. dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat
semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau
kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai
ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen
secara terpisah- pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk
mengambil contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya.
Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.Untuk
mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan,
3) Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan
kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen
harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan dari
kiriman lainnya. Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan
diberi tanda yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4) Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh
Kontraktor untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi
serta harus dilengkapi segala timbangan untuk untuk keperluan
penyelidikan.
5) Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi
gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang
cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
6) Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Konsultan
Pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan
selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.

d. Pasir dan kerikil


1) Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dan kerikil. Segala cara yang dilaksanakan

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

oleh Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan


penimbunan pasir dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
2) Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3) Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran
buangan disemua tempat penimbunan dan harus mengatur semua
pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga
timbulnya pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil
akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun tidak akan
tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air
rembesan.
4) Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya
untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan
yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir
dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila
diperlukan untuk meratakan pengiriman berikutnya.

e. Pasir
1) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir
alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan
sebagai persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil
dari sumber tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas
kualitas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan Pengawas sebagai
bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup,
seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya
14 hari sebelum diperlukan.
3) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan
dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam
tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan.
Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak merugikan kegunaan dari timbunan.
4) Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi
yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam subsansi
yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
5) Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32,
atau jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan
standar Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut
: Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, keropos, tipis atau panjang-panjang, bebas dari bahan-
bahan organik atau dari substansi yang merusak.

d. Agregat Kasar ( Kerikil )

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat
berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

e. Kebersihan dan mutu


Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali,
bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah
yang merugikan. Besarnya persentase dari semua substansi yang
merusak tidak boleh mencapai 3 (tiga) persen dari beratnya. Agregat
kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus
dicuci.

f. Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5 mm. sampai dengan 25 mm. dan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1) Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.
2) Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
3) Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat serta
harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang
terdapat di NI-2 PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa
oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan
gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah
kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan
agregat yang dapat disetujui Konsultan Pengawas.

g. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
PASAL 30
PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

1. Kelas dan Mutu Beton

a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-
2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan dari beton adalah
selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 cm.
(0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil


pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil σ’bk (kekuatan tekan
beton karakteristik ) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam table,
4.2.1. PBI-1971.
c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7, 14,
atau 28 hari sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan Pengawas yang
tertuang dalam risalah rapat.

2. Komposisi Campuran Beton

a. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland, pasir,


kerikil dan air seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur
dalam perbandingan yang tertentu / serasi dan diolah sebaik-baiknya
sampai pada kekentalan yang baik / tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan
dalam spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan
(design mix)“. Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari percobaan-
percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang
disyaratkan dan dilakukan oleh laboratorium dari instansi pemerintah atau
Badan yang sudah terbukti akreditasinya.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam
persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin
sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk
berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,
kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi
beton harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara
pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.

g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang


direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :

1) Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.


2) Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan
listplank / parapet, maksimum 0,60.
3) Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah
lainnnya, maksimum 0,55.
h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya
Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan,

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan
perubahan yang demikian.

3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton

1) Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk ( mixer ). Penambahan air
untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama
atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali
pengadukan sangat perlu.
2) Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8
cm. dan tidak melampaui 12 cm. untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan
Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas
lebih tinggi atau alasan penghematan.
3) Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm. dibuat dan diuji
sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan oleh
Konsultan Pengawas sesuai dengan NI-2 PBI-1971, Kontraktor harus
menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaan yang representatif.

4. Pekerjaan Baja Tulangan


1) Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar
konstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan
kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan
bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai.
Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan
dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaannya disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Perencana.
2) Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
3) Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka
tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton ( bendraat ) dan memakai
bantalan blok-blok beton cetak ( beton decking ) dan atau kursi-kursi besi /
cakar ayam perenggang.
4) Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan
penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.

5) Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar


beton.
6) Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan
gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan. Dalam hal ini
Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.

5. Pekerjaan Selimut Beton


1) Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan sesuai butir 1.3.4.b. tersebut di atas, serta
harus mempunyai jarak tetap dan tertentu untuk setiap bagian-bagian
konstruksi sesuai dengan gambar rencana.
2) Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut
beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :
 Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 8 cm, untuk sisi lainnya 4 cm.
 Balok sloof=4,0 cm.
 Kolom=4,0 cm.
 Balok=3,0 cm.
 Pelat beton=2,0 cm.
3) Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan
tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan
secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

6. Pekerjaan Mengaduk
1) Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut
dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
2) Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton ( “batch mixer/beton mollen“ ). Konsultan Pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam
komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
3) Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki.
 Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan
harus diperbaiki dan atau diganti.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

 Mesin pengaduk yang disentralisir ( batching mixing plant ) harus


diatur sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat
diawasi dengan mudah dari stasiun operator.
 Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang
telah ditentukan. Setiap mesin pengaduk harus diperlengkapi
dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung
jumlah adukan.

7. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang
dari4,5oC. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27oC - 32oC,
beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, maka
Kontraktor harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu dicor pada
suhu dibawah 32o C.

8. Pekerjaan Rencana Cetakan


Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan
dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan
cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap
perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada
waktu pemakaian. Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir
sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
Kontraktor harus dengan segera menanggulangi bentuk yang diafkir tesebut
dan menggantinya atas bebannya sendiri.

9. Pekerjaan Konstruksi Cetakan

1) Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada


kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan
selama dan sesudah pengecoran beton.
2) Semua cetakan beton harus kokoh.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan (bekisting) harus
dilaburi / diminyaki dengan minyak bekisting yang biasa
diperdagangkan untuk maksud itu yang dapat mencegah secara efektif
melekatnya beton pada cetakan, dan akan memudahkan melepas
bekisting / cetakan beton. Minyak bekisting tersebut dapat dipakai hanya
setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3) Penggunaan minyak bekisting ini harus hati-hati untuk mencegah kontak
dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

4) Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka


cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai,
harus tersedia.
5) Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan
kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama
pelaksanaan

10. .Pekerjaan Pengangkutan Beton

Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus


sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

11. Pekerjaan Pengecoran

1) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-
lainnya telah selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
2) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton ( cetakan / bekisting ) harus bersih dari air yang
tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan
bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban / air dari beton yang baru
dicor - tidak akan diserap.
3) Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab / basah ketika dicor dengan
beton baru. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,
pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan
asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari
permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
4) Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5) Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang masih akan berlanjut, terhadap sistem struktur /
penulangan yang ada.
6) Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi
pekerjaan, dan persiapannya betul-betul telah memadai.
7) Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton
yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak


diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin
akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang
cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
8) Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter,
semua penuangan beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan
tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak
untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal
lapisan 50 cm. tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
9) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau
turun hujan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi / mortar terpisah
dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joint, dan air semen atau spesi yang
hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
10) Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup
menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-
syarat campuran.
11) Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50
liter.Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya
pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang sulit /
terbatas.j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat
mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup
rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada
bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran
tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua
beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan ke
dalam beton.

12. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan


1) Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih
muda / lunak tidak diijinkan untuk dibebani.
2) Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan
harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas
3) Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton boleh
dibuka, yaitu minimum
 3 hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof.
 7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan kolom.
 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga.
13. Perawatan ( Curing )
1) Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di
bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent CONCURE P yang

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

berupa bahan cair / liquid material dimana setelah mengering berbentuk


membrane clear dan berfungsi sebagai pelindung (curing compound)
untuk menahan / mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan
takaran pemakaian untuk 1 liter adalah 5 – 6 m2. Konsultan Pengawas
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian-bagian pekerjaan.
2) Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit
atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.
3) Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan penggenangan
dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus
menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman
secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan
cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas sehingga selama masa
tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air yang
digunakan dalam perawatan ( curing ) harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.

14. Pekerjaan Perlindungan (Protection).


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

15. Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton


1) Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak
sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar
atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang
cacat/rusak, semua hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan
spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan
ijinnya untuk memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal
mana perbaikan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam
pasal-pasal berikut.
2) Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-cetakan,
lubang-lubang karena keropos, ketidak-rataan dan bengkak harus
dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan
beton lainnya harus dipahat, lubang-lubang pahatan harus diberi
pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan
terikat ( terkunci ) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
3) Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna
pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja
akan menghasilkan sebidang dinding yang tidak memuaskan
kelihatannya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (
dengan spesi plesteran 1pc : 3ps ) dengan ketebalan yang tidak

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

melebihi 1 cm, demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang


bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas. Perlu
diperhatikan untuk permukaan yang datar, batas toleransi kelurusan
( pencekungan atau Pencembungan ) bidang tidak boleh melebihi dari L
/ 1000 untuk semua komponen.

Pasal 31
PENYEKAT-PENYEKAT AIR

1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada


sambungan- sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-
gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air
termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
2. Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),
penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak
untuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat
secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan
oleh Konsultan Perencana.2.3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan
persis dengan petunjuk-petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material
yang disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian rupa agar
menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air. Bahan waterstop yang
dipakai adalah SUPERCAST SW 20, tipe disesuaikan dengan posisi joint
dengan lebar minimum 20 cm.

PASAL 32
PEKERJAAN BAJA KUDA-KUDA BAJA KONVENSIONAL

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan tenaga, peralatan, perlengkapan
serta pemasangan dari semua pekerjaan baja yang bersifat structural.

1. Syarat-syarat Umum
Semua material Kontraktor baja konvensional yang digunakan harus
memenuhi persyaratan Peraturan Baja dan dengan hasil tes ASTM A 36-70a,
dengan T baja St 37, atau dengan peraturan lain yang terkait.

2. Bahan-bahan
Bahan yang digunakan adalah profil baja dengan mutu ST. 37, dengan
perincian :
 Kostruksi Kuda-kuda Baja (IWF 250.175.7,11,),
 Kontruksi Tupai-tupai Baja L 80.80.8 (9,66 Kg/m’).
 Konstruksi Gording menggunakan profil baja Lip Light Channel Purlin;
CNP-150.50.20.2,3 (4.96 Kg/m').
 Pelat buhul digunakan pelat baja dengan ketebalan 12 mm.
 Baut hitam berulir penuh dengan ukuran HTB A235 Baja 3 M16.
 Batang Tarik Besi Dia 10 mm
 Batang trackstang dengan ukuran Ø12 mm

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

3. Bahan-bahan yang dipakai untuk Pekerjaan baja harus diperoleh dari


produsen rangka atap baja konvensional yang dikenal dan disetujui dan yang
tidak ada karatnya, bagian-bagian dan lembaran-lembaran tidak bengkok atau
cacat. Potongan-potongan (profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan
detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.Bahan
baja ini kecuali ditunjukkan atau dipersyaratkan lain harus sesuai dengan
PUBB-1956.
4. Penyambungan dan Pemasangan :
1) Untuk penyambungan digunakan baut hitam berulir penuh dengan ukuran
Ø10 mm. Baut-baut dan mur harus bermutu tinggi untuk keperluan
bangunan. Ukuran-ukurannya harus sesuai dengan yang tertera dalam
gambar. Baut yang digunakan dari jenis yang sudah ditetapkan sesuai
standard produsen yang telah bersertifikat.
2) Pemasangan di tempat pembangunan.
5. Kontraktor berkewajiban menjaga keadaan yang ada di lapangan. Agar
tumpukan barang-barang yang telah diserahkan kepadanya tetap baik
keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-bagian konstruksi yang
harus diangkut, diberi kayu penutup.
6. Bilamana menurut pertimbangan Pengawas Lapangan dianggap terlalu
lama waktunya antara waktu mengangkut bagian-bagian yang
tertumpuk.dengan waktu pemasangan, maka harus dijaga dengan cara yang
tepat supaya jangan rusak karena perubahan udara.
7. Baut-baut harus disimpang dalam los tertutup.
8. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan, gilingan, masakan dan
lain-lain:
1) Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih,
tidak diperbolehkan bekas jalur, beram-beram, dan lainnya.
2) Bila bekas potongan/pembakaran dengan mesin diperoleh pinggiran
bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya
selebar 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5
mm sudah tidak nampak lagi jalur-jalur.
3) Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu membuang
bekas-bekas potongan.
9. Menembus, mengebor, dan meluaskan lobang:
1) Semua lubang-lubang harus dibor
2) Untuk lubang-lubang bagian dalam konstruksi yang disambung dan yang
harus dijadikan satu dengan alat penyambung, dibor sekaligus sampai
diameter sepenuhnya dan apabila ternyata tidak sesuai, maka perubahan-
perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan penyimpangannya
tidak boleh melebihi 0,5 mm.
3) Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat berdiri siku-siku pada
bidang-bidang dan bagian-bagian konstruksi yang akan disambung.
4) Semua lubang sebelum pemasangan harus diberam. Memberam tidak
boleh dilakukan dengan mempergunakan besi-besi penggarut.

10. Mur dan Baut

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

1) Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran yang


sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi rangka atap baja
konvensional, yakni baut hitam berukuran Ø16 mm.
2) Kekuatan bahan baut minimal harus sama dengan kekuatan baja profil dan
pelat simpul,
3) Pemasangan mur atau baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu dengan yang lainnya.

Pasal 33
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan kontruksi
struktur, rangka atap baja sesuai dengan gambar-gambar pelaksanaan,
termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada:
1) Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta
bahan- bahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut
kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan-persyaratan
teknis pelaksanaan.
2) Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi kolom, ring balok, atap
baja, dan gording, sambungan-sambungan, pengelasan baik las sudut
maupun las penuh, sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai dengan
gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan.
3) Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti
pemasangan rangka atap (kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan
pengaku, gording, trekstang, penutup atap spandeck warna tebal 0,40
mm. pengecatan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan
persyaratan teknis pelaksanaan.

2. PERSYARATAN UMUM.
Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-
persyaratan normalisasi yang berlaku di Indonesia, seperti :
1) Standar Nasional Indonesia 7860:2020 Ketentuan seismik untuk bangunan
gedung baja struktural sebagai revisi dari Standar Nasional Indonesia
7860:2015 Ketentuan Seismik Untuk Struktur Baja Bangunan Gedung;
2) AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981.
3) Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat
dariAISC “Specification for Structural Joints Bolts”.
4) Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for
Arc Welding in Builiding Construction Section”.

3. PERSYARATAN BAHAN.
1) Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-
37 dengan tegangan dasar 1600 Kg/Cm2.
2) Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan
dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana serta dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

3) Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan
pada tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari
bahan elektroda tersebut tidak berubah.
4) Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga
agar selalu dalam keadaan baik dan kering.
5) Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi
persyaratan Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus
memenuhi standar ASTM A-36.
6) Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari
Supplier/ Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Perencana
/ Konsultan Pengawas.
7) Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada
karatnya. Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal,
ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar
harus disediakan.

4. PERSYARATAN TEKNIS.
1) Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
2) Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail /
sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak / belum
tercantum dalam gambar kerja, untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut.
3) Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus
diajukan dan diusulkan pada Konsultan Pengawas / Perencana untuk
mendapat persetujuan
4) .Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa
ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak.
5) Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-
kesalahan detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan / pemasangan
semua bagian- bagian dari konstruksi baja.
6) Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali
untuk bagian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan
di workshop sehingga harus dikerjakan di lapangan.
7) Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di
lapangan harus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan
masuk tepat pada lubang rivet atau baut tersebut.
8) Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kekurang-telitian atau kelalaian
Kontraktor, harus diganti dan dilaksanakan atas biaya Kontraktor.
9) Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru dan semua biaya
untuk ini harus ditanggung oleh Kontraktor.
10) Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik (laboratorium) untuk bahan konstruksi baja
yang digunakan.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

11) Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut


harus diberikan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan
terhadap bahan tersebut.
12) Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan
yang tertera dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangga, alat
untuk memasang dan menyambungnya, pelat-pelat siku peralatan
penunjang untuk presisi dari komponen maupun pekerjaannya sendiri.
13) Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan
teliti untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.
14) Semua perlengkapan atau barang-barang / pekerjaan lain yang
diperlukan demi kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara
khusus diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus
diadakan / disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.
15) Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan
pengecatan, harus segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara,
hujan dan lain- lain dengan cara yang memenuhi syarat.
16) Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua
bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari
karat, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan tidak cacat.

5. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

a. Pengelasan.
1) Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman. Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keakhlian dari
masing-masing tukang lasnya. Sertifikat kelas A untuk tenaga ahli
yang mengerjakan bagian-bagian sekunder konstruksi.
2) Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan
kekuatan baja yang dipakai. Bahan las yang dipergunakan dari tipe E
6010 untuk posisi pengelasan plat horizontal dan overhead, serta tipe
E 6012 dan E 6013 untuk posisi pengelasan plat, dan harus dijaga
agar supaya selalu dalam keadaan baik dan kering.
Ukuran las harus sesuai dengan gambar kerja dan atau :
 Tebal las minimum : 3,5 mm.
 Panjang las minimum : 13 x tebal las.
 Panjang las maksimum : 43 x tebal las
3) Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin
dan dalam keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus
ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan
dengan baik dan teliti.
4) Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus
dijamin tidak akan berputar atau membengkok
5) .Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang
dan dibersihkan dengan baik.
6) Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan
tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

7) Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan


elektroda tersebut.
8) Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan
mutu dan kualitas dari las yang dikerjakan.
9) Permukaan dari bagian yang akan di-las harus bebas dari kotoran,
cat, minyak, karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus
dibersihkan, bahan yang akan di-las juga harus bersih dari aspal.

10) Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe


yang sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan
dengan las dapat memuaskan. Mesin las tersebut harus mencapai
kapasitas 24 – 40 Volt dan 200 – 400 Ampere.
11) Perbaikan las. Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan,
maka hal ini harus dilakukan sebagaiamana diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas. Biaya perbaikan las ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

b. Sambungan dengan baut.


1) Sambungan-sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya-gaya
yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk
menahan lenturan batang.
2) Lubang baut harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar baut.
Jika baud dikerjakan di workshop, maka cara melubangi boleh
langsung dengan alat pengerat. Semua pelubangan / pengeboran
untuk baud harus dapat dikerjakan sesudah bagian-bagian / profil-profil
yang akan berhubungan tersebut dikerjakan
3) .Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baud dan
baud itu sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat dengan
cepat meneruskan gaya tersebut.
4) Pengujian pekerjaan sambungan baut dan las. Untuk sambungan baut
dan las dilakukan pemeriksaan visual kecuali pengelasan dengan Full
Penetration harus dilakukan dengan X-ray test, sebanyak 2 (dua) titik
pengetesan. Pemeriksaan dilakukan dengan random testing. Untuk
pekerjaan las dan pengujian yang tidak memenuhi syarat harus diulangi
kembali hingga memenuhi persyaratan. Biaya X-ray test
ditanggung oleh Kontraktor.

c. Meluruskan, Mendatarkan dan Melengkungkan.


1) Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada
bagian non struktural. Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan
lengkung. Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu
jari-jari tidak boleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku
pula untuk batang-batang di bidang plat badannya.
2) Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan
dalam keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan
tersebut menjadi merah tua. Tidak diperkenankan melengkungkan

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

dan memukul dengan martil bilamana bahan tersebut tidak dalam


kondisi menyala merah tua lagi.

6. PEMASANGAN.
a. Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari
Asnya. Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus
dengan bidang permukaan lantai.
b. Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi
yang tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti
pada saat pelaksanaan pembuatan konstruksi tersebut.
c. Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan,
agar jangan rusak karena perubahan cuaca
d. Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan lain-
lain.
1) Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus
denganmechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam gambar
rencana.
2) Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan
bersih, sekali-kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
3) Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran
bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-
kurangnya setebal 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya sebelum
dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak tampak lagi jalur-jalur.
4) Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu
dibuang bekas-bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
5) Menembus, mengebor dan melebarkan lubang.
 Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.
 Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baud yang
dibubut dengan tepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh
berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm
daripada diameter batang baut-baut.
 Semua lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang
disambung dan yang harus dijadikan satu dengan alat
penyambung, harus dibor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, maka
perubahan - perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan
dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
 Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau
sesuai dengan permintaan gambar rencana terdiri dari siku-
siku pada bidang-bidang dan bagian-bagian konstruksi yang
akan disambung.
 Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus
dibersihkan dulu. Mempersiapkan lubang tidak boleh dilakukan
dengan menggunakan besi / sikat kawat atau besi-besi
penggaruk.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

7. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN.


a. Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat)
dan kotoran-kotoran ataupun minyak-minyak, dengan menggunakan
sikat baja atau sandblasting, sampai permukaannya memperoleh warna
metalic yang merata.
b. Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di
workshop, seluruh permukaannya harus cepat-cepat di cat dengan meni
(red oxide) yang tebalnya 30 – 35 micron. Cat dasar ini harus betul-betul
merata untuk seluruh permukaan profil
c. .Cat dasar yang tidak baik harus dibuang / dibersihkan sama sekali, disikat
kawat, digosok, dan setelah bersih segera dicat dasar lagi seperti yang
telah diuraikan. Cat dasar dilaksanakan 2 (dua) kali pengecatan dan
dipakai /Lapis Zincromate
d. Cat finish dilaksanakan 2 (dua) kali, Lapis Zincromate
e. Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan
oleh pabrik dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.

PASAL 34
PASANGAN BATU BATA

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut:
 Pasangan batu bata
 Adukan Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan
kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan
peralatan.
 Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2. STANDAR / RUJUKAN

1) American Society for Testing and Materials (ASTM)


2) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
3) Standar Nasional Indonesia (SNI)
4) Spesifikasi Teknis :
 03300 – Beton Cor di Tempat
 04060 – Adukan dan Plesteran
 07920 – Penutup dan Pengisi Celah

3. PROSEDUR UMUM

a. Keterangan.

Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari


batu bata dan bata disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan,
tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

b. Pengiriman dan Penyimpanan.


Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari
kerusakan.Bata harus disusun dengan baik dan teratur dengan
tinggi maksimal 150 cm. Semen harus dikirim dalam kemasan
aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama pabrik serta merek
dagangnya.
Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis 03300.

4. BAHAN – BAHAN

a. Batu Bata.
1) Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam
negeri eks daerah setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5,5
x11 x 23 cm yang dibakar dengan baik, warna merah merata, keras
dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di
suatu daerah mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus
diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu
menyimpang. Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V.
1941. Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada
Pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan berhak menolak bata dan
menyuruh bongkar pasangan bata yang tidakmemenuhi syarat. Bahan-
bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
2) Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25
kg/cm2, sesuai ketentuan SNI 15-2094-2000.

b. Adukan dan Plesteran.

Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 4 pasir untuk dinding
biasa, 1 Pc : 2 pasir untuk tasram
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik
(Nusantara, Gresik, Tiga Roda atau produk daerah setempat yang
mempunyai kualitas standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang
keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai
mengeras tidak boleh digunakan kembali. Adukan dan plesteran untuk
pasangan batu bata harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 04060.

c. Beton Bertulang

Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom
praktis dan ringbalk. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof,
kolom praktis, balok Latei ringbalk) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil.Semen
PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan
zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran1
- 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.

d. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi


Teknis 07900.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan
menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

a. Sloof, kolom praktis balok latei dan ringbalk.


Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20 cm,
Kolom 15 x 20 cm, kolom praktis 13 x 13 cm untuk dinding bata,
ringbalk dan balok late 13 x 20 cm untuk dinding bata Kolom praktis
dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga
mencapai tebalcm untuk dinding bata. Bekisting terbuat dari kayu
terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang rata dan
berkualitas papan baik. Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup
kuat. Celah-celah papan harus rapat sehingga tidak ada air adukan
yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton
mengalami proses pengerasan.

b. Pasangan dinding bata.


Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh.
Tidak diperkenankan memasang batu bata :
1) Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang
air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan
untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
2) Yang ukurannya kurang dari setengahnya
3) Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian
pemasangan
4) Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
5) Setiap luas pasangan dinding bata mencapai ±12 m2 harus
dipasang beton praktis (kolom, dan ring balk) Bata dipasang tegak
lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat
dan benar-benar dipasang tegak lurus. Dinding yang menempel
pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.
Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas
kusen harus dibuat balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan
pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik
dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-
kusen harus diisi dengan aduk.

c. Perawatan dan Perlindungan.


1) Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama
sedikitnya 7 hari setelah didirikan.
2) Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu –
waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian
atas dari tembok.
3) Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding atau dinding dengan peralatan, harus
ditutup dengan bahan pengisi celah seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis 07920.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

d. Plesteran dan Pengacian.


Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis 04060.

PASAL 35
PEKERJAAN ATAP

Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp
merupakan satu bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan pekerjaannya
harus selalu dilaporkan kontraktor, dan direksi berhak untuk melakukan check proses
pelaksanaan pekerjaan sewaktu-waktu.

1. Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan meliputi pengukuran (sebelum fabrikasi) bentang balok-balok


tumpuan di lapangan, pembuatan kuda-kuda rangka atap baja dengan alat
sambung, pengangkutan kuda-kuda rangka atap baja dan bahan lain terkait
sampai ke lokasi proyek, penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan pemasangan seluruh
rangka kuda-kuda baja sampai siap dipasangi bahan penutup atap, sesuai
dengan Surat Kontrak Kerja.
b. Memasang rangka baja atap seperti yang tercantum dalam gambar.
.

2. Langkah Pelaksanaan.

Langkah pelaksanaannya terdiri dari penyiapan rangka atap terutama kuda-kuda


baja, pemasangan rangka atap secara keseluruhan dan pemasangan penutup atap.
Dalam hal ini kontraktor harus benar-benar memperhatikan factor keselamatan
tenaga kerja mengingat lokasi kegiatannya jauh di atas permukaan tanah.

a. Rangka atap/Kuda-kuda Baja IWF 250.175.7,11 (44,10 Kg/ m1) dan


gording canal C 150 X 65 X20 X 3,2 mm (5,5 Kg/m1) sesuai dengan
gambar.
b. Baja yang digunakan untuk konstruksi harus baru dan tidak boleh
menggunakan baja bekas.
c. Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi mengenai bahan baja
yang akan digunakan, dengan menunjukkan potongan baja serta surat
pengantar pabrikan.
d. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di
tempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk
memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian yang
terhalang oleh benda lain.
e. Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di
atas, akan ditolak dan harus di ganti.
f. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari cacat yang membahayakan
konstruksi.

Penutup atap

a. Bahan penutup atap berupa atap spandek motif lurus harus diajukan kepada
Direksi dalam beberapa pilihan, dan baru boleh digunakan setelah mendapat
persetujuan Direksi.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

b. Pemasangan atap dibuat sedemikian rupa agar mendapatkan pasangan yang


rapi dan teratur.
c. Atap yang digunakan harus benar-benar yang berkualitas baik, ringan dan
kuat.
d. Penutup atap yang digunakan harus kuat / tahan terhadap tekanan dan
terpaan angin hingga 192 km/jam.
e. Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak berkarat dan tidak berjamur
atau rapuh.
PASAL 36
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
1. Lingkup Pekerjaan

c. Pekerjaan meliputi pengukuran (sebelum fabrikasi) bentang balok-balok


tumpuan di lapangan, pembuatan (fabrikasi) kuda-kuda (truss) dengan alat
sambung, pengangkutan kuda-kuda dan bahan lain terkait sampai ke lokasi
proyek, penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan, dan pemasangan seluruh rangka kuda-kuda
baja ringan sampai siap dipasangi bahan penutup atap, sesuai dengan Surat
Kontrak Kerja.
d. Pembuatan/ fabrikasi kuda-kuda dilakukan di workshop.
e. Pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan meliputi struktur rangka kuda-
kuda (truss), balok tembok (top plate / murplat), reng, sekur overhang, ikatan
angin dan bracing.
2. Jaminan Struktural

a. Jenis material yang digunakan adalah Zincallum.


b. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap, meliputi
kuda-kuda, pengaku pengaku dan reng.
c. Kekuatan struktur rangka atap dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan seperti
yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel” (Australian
Standard / New Zealand Standard 4600 : 1996) dengan desain kekuatan
struktural berdasarkan “Dead and Live Loads and Load Combinations”
(Australian Standard 1170.1 Part 1) dan “Wind Loads” (Australian Standard
1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws –
Self Drilling – for The Building And Construction Industries” (Australian
Standard 3566).
d. Jaminan dikeluarkan oleh Distributor/ Sales Agent resmi di Indonesia.

3. Persyaratan Bahan
a. Elemen Kuda-Kuda (termasuk Reng dan Murplat) Properti Mekanis Baja (Stell
Mechanical Properties) :
1) Mutu Baja (Steel Grade) : G 550
2) Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 MPa
3) Tegangan Tarik Ultimate (Ultimate Tensile Strength) : 550 MPa

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

4) Modulus Elastisitas : 2 x 105 MPa


5) Modulus Geser : 8 x 104 MPa
b. Referensi :
1) Australian Standard 1397 : 2001 Table 2.2. “Mechanical Property
Requirements for Structural Grades“.
2) Japanese Industrial Standard G 3302 Table 7.8. “Yield Point, Tensile
Strength, Elongation and Non Aging (clod-rolled base metal used)”
3) Merk yang direkomendasikan adalah, SMART TRUSS, JAYA TRUSS
atau setara.

4. Alat Penyambung
Alat penyambung antar elemen kuda – kuda yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifkasi
sebagai berikut :
a. Kelas Ketahanan Korosi Minimum (Minimum Corrosion Rating) : Class 2 zinc
plated
b. Kuat Geser Tunggal (Single Shear Strength) : 5,1 kN
c. Kuat Tarik Aksial (Axial Tensile Strength) : 8,6 kN
d. Kuat Torsi (Torsional Strength) : 6,9 kN

PASAL 37
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Pemasangan penutup atap

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan yang digunakan untuk atap
2) dapat digunakan Spandek Warna Lebar 1000 mm Tebal 0.4 mm
d
3) untuk bumbungan atap digunakan perabung spandek warna
tebal 0,5 mm 300 x 50 cm.
4) Baja lapis ZINCALUME® aluminium / seng / magnesium alloy
generasi berikutnya mematuhi AS 1397: 2011 G550, AM125
(tegangan hasil minimum 550 MPa, massa lapisan minimum
125g / m2).

b. Penjelasan Pekerjaan
1) Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada
Gording Baja CNP .150.65.20.2,3
2) Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dan disusun rapi.
3) Apabila menggunakan penutup atap metal atau bahan metal lainnya
dipakukan pada rangka atap langsung pada atau gording baja dengan
menggunakan baut roofing khusus dengan Roof conector STBolt Ø10
pada ujung diberi roof seal untuk atap spandek warna pada baja.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

4) Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.


Minimal tindisan antara satu lembaran dengan lembaran lainnya alur.
Alur harus dipasang merata tidak bolak balik, sehingga hasil akhir
pasangan akan rapi.
5) Bubungan ditutup dengan bahan yang sama. Tindisan antara satu
lembaranbubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai
dengan persyaratan pabrik.
6) Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
berakibat bocor. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya,
maka bagian yangbocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru

PASAL 38
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI KERAMIK

1. PEKERJAAN LANTAI

a. Lingkup Pekerjaan

Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, dan dinyatakan
dalam gambar bestek. Finishing lantai dipakai Keramik yang ukuran disesuai
kan dengan gambar bestek atau ditentukan lain oleh direksi/pengawas
lapangan.
Bahan yang digunakan:
1) Pasir Urug.
2) Coran dasar lantai dengan mutu beton K-175 setebal 7- 8 cm.
3) Granit ukuran 60 Cm x 60 Cm. Veinstone Surface matt brown, black, grey
Granito.
4) Keramik 25 x 25 cm Roman untuk WC/ KM.
5) Keramik 25 x 40 cm Roman untuk dinding WC/KM.
6) Ubin Teralux Marmer Keramik 60 x 60 cm (selasar luar)
7) Untuk penempatan/pemasangan material tersebut diatas disesuaikan
dengan gambar bestek serta petunjuk direksi dan pengawas lapangan.

b. Pedoman Pelaksanaan

1) Pada lantai baru dihampar Pasir urug setebal 10 cm disiram dengan air dan
dipadatkan pakai stamper pemadat.
2) Pemeriksaan Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa
semua pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang
harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
3) Adukan - Untuk perataan lantai lantai Dicor dengan beton mutu K-175
setebal 7 – 8 cm. - Adukan untuk Granit ukuran 60 Cm x 60 Cm, 1 PC : 3
Ps - Adukan untuk pemasangan Granit yaitu semen dicampur air, sehingga
didapat campuran yang plastis.
4) Pemasangan - Adukan perekat untuk Granit harus betul-betul padat/penuh
agar tidak terdapat rongga-rongga dibawahkeramik/granit tersebut yang
dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara keramik/granit dengan
keramik lainnya harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air
semen (tepung AFA) yang warnanya disesuaikan dengan warna keramik
atau ditentukan kemudian oleh direksi teknis. Hasil pasangan akhir harus
rata dan waterpass dan tidak bergelombang - Pekerjaan yang telah selesai

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat
pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbetuk
bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya. -
Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass.

c. Pengukuran Hasil Kerja Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan


pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan

2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing


mengenai pola keramik.
b. Granit/Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat dan bernoda
c. Pemasangan keramik tile dengan pasangan/pengikat adukan spesi 1
pc : 3 pasir pasang, bahan perekat seperti yang disyaratkan dan sesuai
Bill of Quantity (BQ) yang Bahan keramik tile sebelum dipasang harus
direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
d. Hasil pemasangan lantai keramik tile harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan
memperhatikan kemiringan didaerah basah dan teras.
e. Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar
detail atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Perhatikan lubang
instalasi dan drainage/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar),
harus sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan
harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus
sesamanya
g. .Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan
seperti yang telah disyaratkan diatas, warna sama dengan granite yang
dipasang.
h. Pemotongan unit-unit Granit/keramik tile harus menggunakan alat
pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
i. Granit/Keramik tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala
macam noda pada permukaan keramik tile, hingga betul-betul bersih
j. .Keramik tile yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan/beban
selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain.
k. Keramik tile plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan
siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar
yang sama pula.

PASAL 39
PEKERJAAN LANTAI FLOOR HADRENER

1. LANTAI FLOOR HARDENER


a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan Latai Floor hardener semua ruang pabrik sesuai dengan gambar, Floor
hardener adalah pekerjaan finishing lantai beton dasar baru yang ditabur oleh serbuk

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

hardener sehingga menjadi keras permukaannya. Untuk mendapatkan hasil yang baik
sangat tergantung pada system leveling (perataan permukaan beton) pada saat
pengecoran dengan menggunakan jidar aluminium atau relat yang baik.

Bahan bahan yang digunakan :


1) Floorhardener ex FOSROC dosis 3 kg/m2
2) Compound Concure PI ex FOSROC
3) Roskam kayu/besi
4) Jidar Alumunium
5) Theodolit/Laser
6) Trowel Mesin

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Untuk mendapatkan permukaan yang rata maka peleksanaan pengecoran harus


dilakukan dengan mengikuti relat yang telah disiapkan dengan pengukuran
menggunakan Theodolit/Laser yang kontinu pada seluruh permukaan lantai.
b. Jidar sebaiknya menggunakan bahan yang kuat dan kaku (aluminium box).
c. Penaburan dimulai pada saat beton dalam keadaan plastis (bebas dari genangan
air beton) yaitu ± 1 – 2 jam dari saat pengecoran.
d. Penaburan awal menggunakan sekitar 2/3 bagian dari dosis ditaburkan secara
merata pada seluruh permukaan dan dibiarkan sampai meresap pada permukaan,
setelah itu diratakan secara manual.Lapisan pengeras lantai 2 -3 mm.
e. Bila permukaan telah cukup keras dan kuat menahan beban mesin trowel maka
finishing akhir dilaksanakan dengan menggunakan mesin trowel.
f. Finishing akhir pada bagian tepi kolom, tepi dinding dan bagian pinggir dilakukan
dengan cara manual yaitu dengan roskam kayu/besi sampai didapat permukaan
yang halus dan rata.

3. TINDAKAN PENGAMANAN

Untuk menghindari kerusakan lantai beton yang sudah terpasang chapdur,


hendaklah dilakukan tindakan-tindakan pengamanan sebagai berikut :
a. Pada tahap pemasangan dinding, langit-langit, lantai chapdur diamankan dari
jatuhan secara langsung dari segala macam bahan bangunan (seperti semen,
beton, cat, minyak, dan lain sebagainya) dan perkakas kerja.
b. Pada bangunan terbuka (tidak beratap) chapdur dipasang dibawah tenda dan
dibiarkan teduh minimum 2 hari.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

c. Lantai Hardener baru harus dibebaskan dan diamankan dari segala macam lalu
lintas selama 1 x 24 jam.
d. Lantai Hardener siap menerima segala macam beban berat sesuai fungsinya
bengunan setelah 10 hari setelah batas waktu pengamanan

PASAL 40
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup plafond pada seluruh ruangan


termasuk km/WC. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua
pekerjaan rangka langit-langit

2. Persyaratan Bahan

a. Untuk Rangka Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi
hollow minimal 0,2 mm dan gantungan Plafond masing masing jarak 1,2 m
diberi penggantung rangka plafon teridiri dari angle clip, rod hanger 5 mm,
U Clamp Chanel , baut mor digantung ke dak beton paku ramset, jarak luas
1,44m2 atau masing masing jarak 1,2 m
b. Untuk penutup plafond dipakai : - Plafon PVC Tebal. 8 mm Lebar 20 cm -
List Profil Plafond PVC setara shunda plafon dengan kualitas terbaik.
c. Untuk tepi plafon dipasang list profil PVC uk. 3 x 4 cm harus satu merk
dengan produk plafon PVC

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Rangka Plafond Besi Rangka plafond induk mengunakan besi siku dipasang
dengan urutan pertama, yang dipakukan pada dinding dan dilaskan/di bautkan
pada kuda kuda baja. Untuk rangka pembagi mengunakan besi Hollow
channel. Gantungan Plafon dilekatkan/dilaskan langsung pada kuda kuda baja.
Jarak gantungan plafond setiap 1.44 m2.

b. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung


jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
c. Penutup Plafond PVC dipasang pada rangka ini, dengan menggunakan screw.
Hasil akhir pemasangan harus siku dan waterpas.
d. Pada bagian plafond yang berhubungan dengan dinding diberi List Profil
plafond PVC Pengukuran Hasil Kerja Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai
kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan Gambar
Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan

PASAL 41
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT / PLAFOND SPANDREL ALUMUNIUM

4. Lingkup Pekerjaan

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup plafond pada ruangan termasuk


teras keliling bangunan. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua
pekerjaan rangka langit-langit

5. Persyaratan Bahan

d. Untuk Rangka Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi
hollow minimal 0,2 mm dan gantungan Plafond masing masing jarak 1,2 m
diberi penggantung rangka plafon teridiri dari angle clip, rod hanger 5 mm,
U Clamp Chanel , baut mor digantung ke dak beton paku ramset, jarak luas
1,44m2 atau masing masing jarak 1,2 m
e. Untuk penutup plafond dipakai : - Spandrel Alumunium Lebar 11 cm x 1
mm x 6 m - List Profil Plafond Spandrel Alumunium Lebar 10 cm x 1 mm
dengan kualitas terbaik.

6. Pedoman Pelaksanaan

e. Rangka Plafond Besi Rangka plafond induk mengunakan besi siku dipasang
dengan urutan pertama, yang dipakukan pada dinding dan dilaskan/di bautkan
pada kuda kuda baja. Untuk rangka pembagi mengunakan besi Hollow
channel. Gantungan Plafon dilekatkan/dilaskan langsung pada kuda kuda baja.
Jarak gantungan plafond setiap 1.44 m2.

f. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung


jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
g. Penutup Plafond Spandrel Alumunium dipasang pada rangka ini, dengan
menggunakan screw. Hasil akhir pemasangan harus siku dan waterpas.
h. Pada bagian plafond yang berhubungan dengan dinding diberi List Profil
plafond Spandrel Alumunium Pengukuran Hasil Kerja Pekerjaan ini dapat di
nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai
dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

PASAL 42
PEKERJAAN PARTISI PINTU BESI GESER SLIDING DOOR

DAN PINTU BESI LIPAT (FOLDING DOOR).

1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan dinding pintu utama sliding


door yang dipasang pada ruangan sesuai dengan gambar-gambar dan
untuk Pintu Besi Lipat dipasang pada pintu utama masuk dan keluar
bangunan
Pintu geser sliding do o r d a n P i n t u Be s i L i p a t dibuat pabrikasi,
bahan sesuai BQ, warna dan texture ditentukan kemudian oleh
User/owner.
REL PINTU GESER (Sliding door) Sliding 1 (satu) arah (ke kanan/kiri)
pintu didorong kesamping lalu kebelakang
REL PINTU LIPAT (Folding door) Lipat Pinggir (posisi pintu dibawah
balok gantung)

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

2. BAHAN-BAHAN

Specifikasi :
Komponen macam hardware untuk digunakan pada pintu seperti; Roda
Atas, Roda Bawah, Rel Atas, Slot, Engsel dan kunci :
a. Rel Sliding sebagai rel yang menjaga alur perputaran roda
sliding agar tetap stabil.
b. Braket, Yaitu konektor yang menghubungkan antara rel sliding
dengan dinding.
c. Gantungan dan Roda, Roda nilon direkomendasikan untuk
penggunaan di dalam ruangan dan roda baja untuk penggunaan
di luar ruangan. Gantungan dipasang 2 pcs / pintu. Memperbaiki
piring digunakan untuk memasang gantungan ke pintu. Kayu,
aluminium, dan pintu komposit digantung dengan pelat
pemasangan atas atau samping.
d. Stopper Roda Sliding, Stoper berfungsi untuk menahan agar
pintu berhenti tepat pada lokasi yang telah ditentukan. Stopper
ini berfungsi menjaga agar pintu tidak terlepas atau bergeser dari
posisinya.
e. Pemandu Bawah Pintu, Pemadu ini berfungsi untuk menjaga
pintu tidak berayun. Panduan bawah sangat penting untuk fungsi
pintu yang benar dan memastikan pengoperasian pintu yang
sempurna. Pemandu bawah biasanya dipasang di lantai atau
dinding atau di bawah daun pintu. Panduan bawah biasanya
bergerak di alur pintu atau di saluran yang dipasang ke alur pintu.
f. Asoceries pintu dilengkapi door handle C 35 cm,kunci dan sumua
komponen terpasang.
g. Roda Atas/ Roda Bawah Lipat Tengah sering pula disebut Roda
Sliding, karena dapat dipergunakan untuk pintu sliding (geser).
Untuk praktis dalam pemasangan pintu sistem sliding, rel dan
roda sliding umumnya dijual secara paket, jenis/type sesuai
dengan lebar dan berat pintu.
h. Produk Komponen untuk pintu sliding secara paket dengan
pilihan menggunakan roda atas pinggir, roda atas pinggir, engsel
tengah, rel atas dan box,rel bawah, handle gerendel atas,
gerendel bawah handle PC
i. Asoceries pintu besi slidding door dan pintu besi lipat tengah
dilengkapi door handle C 35 cm,kunci dan sumua komponen
harus terpasang.
j. Bahan Panel Plat Baja tebal : 1.5 mm
k. Kusen, terbuat dari pelat baja tebal 2 mm, ukuran nominal 50 x
150 mm.
l. Daun pintu dari pelat baja tebal 1,5 mm, diisi dengan bahan
mineral fiber. Tebal daun pintu 55 mm, pelat daun pintu tidak
ada sambungan las.
m. Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu,
maka cover tersebut harus dibuat dari bahan dan ketebalan yang
sama dengan daun pintu.
n. Pintu dan Kusen harus memenuhi persyaratan Under Writer's
Laboratories (UL).
o. Konstruksi pintu besi Pelat daun pintu harus diperkuat/dengan
diperkaku profil baja.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

p. Tepi atas dan bawah harus ditutup dengan besi kanal yang
tersembunyi dalam pelat baja.
q. Daun pintu harus disiapkan dan diperkuat untuk penempatan
Ironmongery.

3. PEMASANGAN
Pemasangan pintu geser biasa dilakukan dengan tahap sebagi berikut:
a. Sisi-sisi pintu diserut/ diratakan menggunakan mesin serut pada bagian
bawah, atas, samping kanan dan kirinya. Bagian siku diusahakan agar
presisi di semua bagiannya.
b. Dua pasang roda disematkan di bagian atas pintu menggunakan mesin bor
untuk memudahkan memasang bautnya kemudian.
c. Tahap selanjutnya adalah memasang slot pintu geser. Caranya adalah
dengan membuat lubang pada pintu yang sesuai dengan ukuran slot yang
hendak dipasang. Gagang pintu geser juga dipasang pada tahap ini.
d. Buat sebuah lubang yang sejajar dengan bagian bawah pintu
berkedalaman 1 cm dan lebar 1 cm. Lubang ini nantinya akan berfungsi
sebagai penahan pintu saat dibuka dan ditutup.
e. Memasang rel pintu geser yang ukurannya sudah disesuaikan dengan
ukuran pintu geser. Setelah itu, pintu dipasangkan ke rel berikut
penguncinya agar pintu tidak lepas saat digeser.
f. Setelah itu, pasang penahan bagian bawah pintu menggunakan mesin bor
dengan mata bor khusus untuk beton.
g. Ujilah kinerja pintu geser dengan membuka dan menutupnya secara
berulang-ulang.
h. Semua komponen pintu besi slidding door dan pintu lipat harus terpasang.
i. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman
dibidangnya atau pemasangan langsung dipasang dari pabrik yang
bersangkutan sesuai persyaratan.

PASAL 43
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen
bovenlicht seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop
drawing dari Kontraktor

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Kusen alumunium yang digunakan :
 Bahan: Dari bahan alumunium framing system buatan
ALEXINDO atau ALCAN, Intalan atau setara.
 Bentuk Profil: Sesuai shop drawing yang disetujui
Perencana/KonsultanPengawas.
 Untuk kusen jendela dan curtain wall luar dibuat dengan sistem
frameless.
 Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna
diajukan Kontraktor).
 Lebar Profil : 10 cm (pemakaian lebar bahan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar)

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

 Tebal Profil : 1.20 mm


 Pewarnaan : polos.
b. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
c. Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
d. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesi-kuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
e. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
pabrikasi unit-unit, jendela, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.

Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian


rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela,
dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran
sebagai beikut :
 Untuk tinggi dan lebar 1
mm
 Untuk diagonal 2 mm
f. Accessories

Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip


dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan
alumunium harus ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk
rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate tebal 2 - 3 mm,
dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat
bergeser.
g. Bahan Finishing
h. Treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan
bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti
corrosive treatment dengan insulating war-nish seperti asphaltic varnish
atau bahan insulation lainnya.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-


gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil alumunium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain).
b. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
Konsultan Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas,
bentuk dan ukuran.
c. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi
lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi
untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan


hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
e. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk
memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
f. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate
setebal 2 - 3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
g. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan
sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line
dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan
terhadap air sebesar 1000 kg/m2. Celah antara kaca dan sistem kusen
alumunium harus ditutup oleh sealant.
h. Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut:
1) Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
2) Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dll.
3) Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
4) Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang
tanpa harus dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai
maupun langit-langit.
5) Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
i. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen
alumunium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium
untuk menghindari kontak korosi.
j. Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10
- 25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
k. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama
pada ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika
perlu dapat digunakansynthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini pada swing door dan double door.
l. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar
diberi sealant supaya kedap air dan kedap udara.
m. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.

PASAL 44

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMUNIUM

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.

2. PERSYARATAN BAHAN

a. Bahan Rangka
1) Dari bahan alumunium framing system, dari produk dalam negeri
yang ex. Alexindo, Alcan, Intalan atau setaraf disetujui

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Perencana/Konsultan Pengawas.Type yang dipergunakan untuk rangka


kaca luar adalah jenis frameless.
2) Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah
disetujui Perencana/Konsultan Pengawas.
3) Warna profil alumunium polos.
4) Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan oleh Perencana/Konsultan
Pengawas.
5) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan aluumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
6) Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka alumunium, seperti
yang ditujukan dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.
b. Penjepit Kaca
Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan dari pabrik, pemasangan
disyaratkan hanya 1 (Satu) sambungan serta harus kedap air dan bersifat
structural seal.
c. Bahan Panil Kaca Daun Pintu dan Jendela
 Bahan untuk kaca interior dan exterior menggunakan :
 Merk Tens type One Way tebal 5 mm Warna ditentukan kemudian
oleh Perencana.
 Bahan untuk kaca pada lobby pintu masuk utama menggunakan
merk Tens type clear glass tebal 5 mm.
 Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat,
bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya, dari produk Tens (ex.
lokal) atau yang setara.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti


gambar- gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaman.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka alumunium dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
e. Daun pintu
1) Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Perencana / Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan
bekas cacat pada permukaan yang tampak
2) Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir.
3)

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

PASAL 45
PEKERJAAN KACA

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam detail gambar.

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses- proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas dan
pengambangan (float glass).
b. Toleransi lebar dan Panjang Ukuran panjang dan lebar tidak boleh
melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan
d. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum
yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
e. Cacat-cacat
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan.
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar kearah luar/masuk).
 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan,
gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan.
 Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
 Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
 Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk
ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm. dan ketebalan kaca 8 mm
kira-kira 0,4 mm.
f. Bahan Kaca
 Bahan kaca dari jenis Clear Glass/Polos dengan ketebalan 5
mm (rayband), dan kaca 12 mm tempered harus sesuai SNI 0047-
1989-A.Digunakan setaraf produk PT.ASAHI MAS.
 Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,


uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

c. .Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan


Pengawas.
d. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh
menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas
yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-
alat pemotong kaca khusus.
f. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm
masuk kedalam alur kaca pada kusen.
g. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang
lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
h. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa
melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan cara
pemasangan dan persiapan- persiapan pemasangan harus mengikuti
petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
i. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala
noda dan bekas goresan.

PASAL 46
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN
PENGUNCI

1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun


pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada d a u n p i n t u b e s i d a n daun pintu alumunium
dan daun jendela alumunium seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam
detail gambar.

2. PERSYARATAN BAHAN

a. Semua "hard ware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan


yang tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan
atau penggantian hardware akibat dari pemilihan merk, Kontraktor
wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal. Tanda
pengenal ini dihubungkan dengan cincin kesetiap anak kunci.

3. PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA

a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu


 Semua pintu menggunakan peralatan kunci silinder
setara merk SOLID.
 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada
rangka daun pintu.Dipasang setinggi 90 cm dari lantai,
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan Engsel

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

 Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.


 Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah
pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
 Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm
dari permukaan pintu, engsel tengah dipasang ditengah-tengah
antara kedua engsel tersebut.
 Floor hinge untuk kaca Pintu Frameless (tempered 12 mm polos)
floor hinge setaraf merk DORMA.
 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu
harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan
pintunya.

PASAL 47
PEKERJAAN TERALI BESI VENTILASI

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pembuatan dan


pemasangan serta finishing. Adapun type serta penempatan-penempatannya
satu dan lain hal sesuai dengan yang terteradalam gambar denah serta
rencana penempatannya

2. PERSYARATAN BAHAN

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Anda harus memperhatikan


spesifikasi besi Hollow untuk ventilasi ketika Anda berencana membuat
pembatas rumah tersebut. Adapun beberapa spek yang diperlukan untuk
konstruksi terali besi, diantaranya :

1) Bahan yang digunakan: Menggunakan besi Plat Strip 6 x 50 mm x


6m
2) Jari-jari rangka yang digunakan biasanya terbuat dari Strip 6 x 50
mm. Terkadang untuk konstruksi terali yang rumit ditambahkan
beberapa plat berlubang yang diletakkan di bawah atau plat strip 3
cm dengan ketebalan kurang lebih 4ml. Jarak antar lubang kurang
lebih 7cm. Menggunakan bahan galvanis, galvalume atau stainless
untuk ketahanan yang lebih lama dan anti korosi.
3) Untuk penguat, pengaku dan berfungsi sebagai ventilasi rangka
kuda-kuda baja yang digunakan biasanya terbuat dari baja CNP
75.45.15.1,6 untuk konstruksi terali yang rumit ditambahkan
beberapa besi bulat susunan menyilang membentuk lubang yang
diletakkan di ditengah dengan menggunakan besi bulat. Jarak
antar lubang kurang lebih 7cm. Menggunakan bahan besi Ø10 mm,
lapis Zincromate finish cat meni terpasang, sesuai dengan gambar
kerja.
4) Umtuk Reiling Tangga dan Terali pagar balcon memakai Reiling
Pagar Balcon Terali Besi Hollow Stainless Steel 40 x 60 mm, 40 x
40 mm dan 20 x 40 mm dengan tebal 1,2 mm

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1) Pasangan Terali Besi : Bahan-bahan yang dipergunakan adalah produksi


dalam negeri, bahan harus mempunyai ukuran-ukuran yang sama, sesuai
dengan gambar bestek salah satu bidangnya harus bebas dari cacat-cacat
permukaan, pecah-pecah atau retak-retak
2) Apabila ukuran-ukuran yang ada dipasaran tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan, maka pemborong wajib memotongnya dengan gergaji besi.
3) Sebelum kontraktor menyediakan stock untuk dipasang, seyogianya contoh
bahan ini diperlihatkan dulu kepada pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.

PASAL 48
PEKERJAAN TANGGA BESI

4. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pembuatan dan


pemasangan serta finishing Tangga Besi. Adapun type serta penempatan-
penempatannya satu dan lain hal sesuai dengan yang terteradalam gambar
denah serta rencana penempatannya

5. PERSYARATAN BAHAN

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Anda harus memperhatikan


spesifikasi besi untuk Tangga ketika Anda berencana membuat pembatas
rumah tersebut. Adapun beberapa speksifikasi yang diperlukan untuk
konstruksi tangga besi, diantaranya :

1) Bahan yang digunakan: Menggunakan besi UNP 200.80.7,5


digunakan sebagai rangka utama dan penguat tangga
besi.penahan kelantai dibesi Grouting 5 cm.
2) Rangka antrade dan uptrade untuk tangga digunakan biasanya
terbuat dari Siku L 50.50.5 mm. Terkadang untuk konstruksi
tangga yang rumit ditambahkan beberapa plat berlubang yang
diletakkan di bawah atau plat dan sebagai pijakan tangan
dipakai plat besi CH .Plate ketebalan 4,5 mm menjaga
ketahanan yang lebih lama dan anti korosi.
3) Untuk Reiling Tangga memakai Reiling Pagar Balcon Terali Besi
Hollow 40x 40. mm dan 20 x40 dengan tebal 1,6 mm
4) Semua Bidang Besi pada tangga finishing sudah termasuk lapis
zincromate finish Cat Besi

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1) Pasangan Tangga Besi : Bahan-bahan yang dipergunakan adalah


produksi dalam negeri, bahan harus mempunyai ukuran-ukuran yang
sama, sesuai dengan gambar bestek salah satu bidangnya harus bebas
dari cacat-cacat permukaan, pecah-pecah atau retak-retak
2) Apabila ukuran-ukuran yang ada dipasaran tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan, maka pemborong wajib memotongnya dengan gergaji besi.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

3) Sebelum kontraktor menyediakan stock untuk dipasang, seyogianya


contoh bahan ini diperlihatkan dulu kepada pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.

PASAL 49
PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan


seharusnya dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi,
enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan
sebagai pekerjaan permulaan, ditengah- tengah dan akhir. Yang dicat
adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok, plafon, list
plafon dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam
gambar dan RKS. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan
semua
peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Untuk semua bahan
pelaksanaannya harus mentaati PUBB 1973 NI-3.

2. BAHAN-BAHAN

a. Umum

Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari


Pengawas, baik mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-
bahan yang didatangkan ketempat
Pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas Lapangan untuk
contoh/pengujian. Contoh tersebut akan diambil secara acak
dengan disaksikan oleh Pengawas
Lapangan. Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan
lainnya tanpa persetujuan Pengawas tidak diperbolehkan. Tempat-
tempat/kaleng-kaleng cat yang dimasukkan harus lengkap dengan
merk, nomor spesifikasi dan sebagainya. Selambat-lambatnya sebulan
sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan
daftar tertulis dari semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh
Pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan berhak menguji contoh-
contoh sebelum memberikan persetujuan. Warna-warna cat yang
digunaan akan kemudian ditentukan oleh Konsultan Perencana.

b. Cat dinding tembok

Cat yang digunakan adalah emulsion paint untuk ruangan (interior)


setara Dulux/Mowilex/Jotun, sedangkan untuk bagian luar (exterior)
yang kena terhadap cuaca panas ataupun hujan digunakan cat
Weathersield setara Dulux/Mowilex/Jotun. Bahan penutup dempul yang
digunakan merupakan campuran dari bahan cat yang sama. Untuk cat
dasar harus digunakan bahan cat dasar yang dikeluarkan dari pabrik
yang sama. Untuk dinding luar sebelum dicat, dilapisi dulu dengan
syntetis anti lumut.

c. Cat besi

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Bahan cat besi yang digunakan adalah setara produk SEIVE. Sebelum
pengecatan dilakukan harus dilakukan pendempulan yang merata dan
rapi. Warna cat yang akan
digunakan akan ditentukan kemudian bersama Konsultan Perencana
dan User.

3. PERSETUJUAN AHLI

Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Konsultan


Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan. Cat didatangkan ke
lapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan
label perusahaan, merk dan sebagainya.

4. PELAKSANAAN

a. Sebelum pengecatan dilaksanakan, lantai harus dicuci dan dijaga


agar debu tidak beterbangan. Alat pembersih seperti lap harus
disediakan dalam jumlah cukup. Sewaktu pelaksanaan pengecatan
lantai harus ditutupi sedemikian sehingga terhindar dari cipratan-
cipratan cat. Cipratan yang masih mengenai lantai dan bagian-bagian
lain harus langsung dibersihkan segera begitu pekerjaan cat pada
bagian tertentu selesai.
b. Pengecatan dinding tembok

Semua bidang plesteran yang tidak ditutup dengan lapisan lain harus
dicat dengan cat tembok. Cat tembok exterior/bagian luar gedung yang
terkena cuaya panas dan
hujan menggunakan cat Weathersield, sedangkan cat tembok
interior/dalam ruangan
menggunakan cat interior. Kontraktor tidak diperkenankan untuk
mengecat sampai permukaan plesteran dinding benar-benar kering.
Permukaan plesteran yang belum
rata tidak boleh dicat. Bidang plesteran yang dicat harus diperbaiki
dengan
pendempulan/plesteran yang sama. Retak-retak harus ditambal
dengan bahan penutup. Retak-retak yang lebar harus dipotong bersama-
sama dengan pinggirannya dan ditambal dengan plesteran yang baru.
Sebelum diratakan dengan bahan penutup, tembok harus digosok dengan
batu kambang sampai rata dan halus. Pengecatan harus dilakukan
dengan baik sesuai dengan petunjuk dari pabrik cat yang bersangkutan,
sampai terdapat warna yang rata

c. Pengecatan besi

Semua pekerjaan besi dan baja harus dicat dengan zinkromat. Sebelum
dicat akhir besi dan baja harus dicat meni terlebih dahulu menurut syarat-
syarat yang ada.
Pengerjaan pengecatan harus mengikuti cara yang ditentukan. Besi/baja
yang akan
dicat harus diampelas, kemudian dicat meni dan dicat dasar. Pengecatan
dilakukan lapis demi apis sehingga didapat hasil akhir yang rata.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Pekerjaan harus rapi, sesedikit mungkin cipratan mengenai bagian-


bagian lain.

PASAL 50
PEKERJAAN

1. LINGKUP PEKERJAAN.

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-


bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini
serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Pekerjaan Waterproofing ini meliputi lokasi sebagai berikut :
 Plat atap.
 Ground reservoir
 Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2. PERSYARATAN BAHAN

Semua material waterproofing yang digunakan harus dari produk yang


telah mendapat persetujuan Pengawas.
a. Waterproofing Bahan Waterproofing yang dipakai adalah dari jenis:
Membrane waterproofing harus memiliki karakteristik :
 tidak lapuk
 tahan terhadap perubahan cuaca
 memiliki ketebalan yang sama, minimal 4 mm
 mudah & cepat pelaksanaannya
b. Cementitious Coating
 Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara
apapun tanpa ijin dari MK.
 Primer
 Bahan primer untuk semua permukaan beton/ dinding
bata harus dari produsen yang sama dengan bahan
waterproofing-nya.
 Screed/ Lapisan Pelindung Lapisan pelindung
(screed) berupa spesi/ adukan semen dan pasir
dengan perbandingan 1 : 3 serta menggunakan
perkuatan kawat ayam (chainlink mesh) ukuran
minimal spasi 75 mm ∅ 1.5 mm yang mengacu pada
standard SNI 07-0040-1987

3. SYARAT PELAKSANAAN

a. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang ditunjuk penyalur
dan pekerjaan harus mendapat jaminan berupa Jaminan Kekuatan tidak
bocor minimal selama 5 (lima) tahun.
b. Waterproofing Atap
1) Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang
berfungsi sebagai atap, canopi dan sebagai talang.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

2) Jenis Waterproofing yang dipakai adalah berupa Membrane


waterproofing yang harus diberi lapisan pelindung minimal 2,5 cm
screed.
3) Kontraktor harus mengajukan contoh bahan, persyaratan teknis
pelaksanaan dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan
dari Pengawas/ MK.
4) Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah
cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa
pembungan(kemiringan minimal 2%) atau sesuai dengan
gambar. Semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah
terpasang. Area yang akan diberi waterproofing harus bebas dari
kotoran (debu, minyak, sisa adukan dan lain-lain).

c. Test Rendam
1) Kontraktor/ aplikator waterproofing wajib melakukan test rendam pada
daerah yang telah diwaterproofing minimal selama 24 jam.
2) Daerah yang akan dilakukan tes rendam harus
mendapatpersetujuan Perencana/ MK.
d. Jaminan

1) Jaminan pelaksanaan pekerjaan waterproofing atas kebocoran


minimal 5 (lima) tahun.
2) Bila terjadi kegagalan/ kebocoran dalam masa jaminan kontraktor
harus memperbaiki atas biaya sendiri.

BAB III
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 51
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Standard Yang Digunakan

Standard maupun referensi yang digunakan dalam Pekerjaan Listrik adalah


sebagai berikut :
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 023 / PRT
/ 78. tentang Peraturan Instalasi Listrik ( P I L ).
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 024 PRT/ 78
tentang syarat - syarat Penyambungan Listrik ( SPL ).
3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011(PUIL2011)
4. AVE Belanda.
5. VDE Jerman
6. British Standard Associates.
7. USA standard.

Disamping itu Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal ini harus dilakukan oleh


Kontraktor yang terdaftar di PLN dan mempunyai Surat Ijin Kerja ( SIKA ) dari
PLN dengan golongan yang sesuai dan masih berlaku.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

2. Lingkup pekerjaan.
1. Pekerjaan-Pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi
penyediaan seluruh pekerja, material, peralatan, testing, pengawasan
untuk konstruksi, dan melaksanakan seluruh pekerjaan sistem Listrik yang
sesuai dengan rencana kerja dan persyaratan teknis ini sehingga dapat
beroperasi secara sempurna. (termasuk biaya pengurusan PLN)

2. Sumber daya listrik dari 2 sumber yaitu PLN langganan TR dan dari
Generator set.

3. Penyediaan dan pemasangan Panel Tegangan Menengah, Panel


Tegangan Rendah PUTR dan pembagi tegangan rendah lengkap dengan
komponen dan accessories sesuai dengan gambar rencana.

4. Pengadaan dan pemasangan titik nyala lampu, titik nyala stop kontak,
sakelar / switch sesuai dengan gambar rencana.

5. Pengadaan dan pemasangan lampu-lampu, sesuai gambar rencana.

6. Pengadaan dan pemasangan kabel feeder sesuai dengan rencana.

7. Pengadaan dan pemasangan instalasi Penangkal petir. dengan sistem


non konvensional sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.

8. Pengadaan saluran kabel / Trench sesuai dengan gambar rencana.

9. Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur ( sub kontraktor ) beserta


gambar instalasi yang terpasang ( as built drawing ) dalam rangkap 5
(lima ).

10. Gambar-gambar dan spesifikasi teknis adalah merupakan bagian yang


saling melengkapi dan suatu yang tercantum didalam gambar dan
spesifikasi bersifat mengikat.

11. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan, harus dapat


dipercaya, mempunyai reputasi baik, mempunyai pekerja-pekerja yang
cakap, berpengalaman dalam bidangnya serta perusahaan tersebut
terdaftar sebagai instalatir kelas tertinggi (C) yang masih berlaku untuk
tahun terakhir yang berjalan.

3. Gambar-Gambar
Gambar-gambar Elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
dimana didalamnya dicantum Konsultan Pengawasan besaran-besaran listrik
serta persyaratan tertentu lainnya yang wajib dipenuhi. Untuk pengerjaan
dan pemasangan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan, sedangkan
gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Drainase dan kontrak lainnya harus
menjadi referensi koordinasi dalam perkerjaan secara keseluruhan.

4. Koordinasi Pekerjaan.
Untuk kelancaran pekerjaan, maka Kontraktor harus mengkoordinasikan atau
menyesuaikan pelaksanaan pekerjaan dengan petunjuk Pengawas lapangan
sebelum pekerjaan dimulai.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

5. Daftar Pekerjaan
Dalam waktu tidak lebih 30 (tiga puluh) hari setelah Kontraktor menerima
pemberitahuan memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan menyerahkan
daftar dari material - material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat
rangkap 4 (empat) dan didalamnya dicantuKonsultan Pengawasan nama dan
alamat manifacture, katalog dan keterangan lain yang dianggap perlu oleh
Konsultan Pengawas Persetujuan akan diberikan atas dasar data - data
tersebut dan bahan yang akan dapergunakan harus sesuai dengan yang
disyaratkan dan harus dalam keadaan baru tanpa cacat.

6. Pelaksanaan Pekerjaan
Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang disyaratkan dan harus
dalam keadaan baru. Seluruh material dan peralatan harus dengan
sebenarnya dan diproteksi secara memadai oleh Kontraktor, sebelum selama
pengerjaan dan setelah selesai instalasi (dalam masa garansi ). Material dan
peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang
ceroboh dan proteksi yang tidak memadai, tidak dapat diterima untuk instalasi
pada proyek

7. Gambar - gambar kerja.


Setelah daftar bahan dan persesuaian dengan keadaan lapangan / lokasi
pemakaian disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor masih harus
menyerahkan gambar-gambar kerja untuk mendapatkan pesetujuan Konsultan
Pengawas ./Konsultan Perencana. Dalam gambar kerja ini dijelaskan katalog
dari manufacture, dimensi, data performance, nama Badan Usaha yang
menyediakan spare parts dan after sales service untuk material material
tertentu. Dalam gambar kerja ini dengan jelas harus terlihat dan dijamin
bekerjanya alat-alat didalam sistem secara keseluruhan dengan daftar bahan
yang diajukan tanpa merubah fungsi sistem serta maksud sistem semula/
sebenarnya, dapatlah diajukan dengan memberi alasan tertulis yang tepat.
Perubahan diatas harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
/Konsultan Perencana dan tidak membawa akibat tambahan biaya bagi
Pemberi Tugas.

8. Peralatan yang Disebut Dengan Merk Penggantinya.


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixture dan lain-lain yang disebutkan
serta disysaratkan ini, harus diselesaikan oleh Kontraktor sesuai dengan
peralatan yang disebut dengan nama merk tersebut diatas. Penggantian merk
harus dengan persetujuan Perencana atau Pemilik Proyek.

9. Perlindungan Pemilik.
Atas kegunaan bahan, material, sistem, sertifikat, lisensi, dan lain-lain oleh
Kontraktor, PemberiTugas dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun
tuntutan juridis lainnya.

10. Pengecatan.
Untuk perlengkapan yang sudah “ finished “ atau dicat di Pabrik, maka
pengecatan tambahan dilapangan tidak diperlukan lagi, Namun apabila ada
permukaan yang lecet atau cacat harus dicat kembali untuk memperoleh
permukaan yang sama / merata.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

11. Percobaan.
Kontraktor harus melakukan uji coba seperti yang disysratkan disini dan
menunjukkan cara kerja dari segenap sistem yang dipasang dan harus
disaksikan oleh Konsultan Pengawas.. Semua tenaga, bahan dan
perlengkapan yang perlu untuk uji coba tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor untuk dicoba dan diuji coba kembali.

12. C o n t o h.
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan / material yang akan
dipasang disini untuk dimintakan persetujuan KONSULTAN PENGAWAS /
Konsultan Perencana dan semua biaya berkenaan dengan penyerahan
contoh - contoh ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

13. Garansi.
Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama
90 ( sembilan puluh ) hari, semua perlengkapan bahan dan pengerjaan yang
tidak baik harus secepatnya diganti serta diperbaiki olek Kontraktor
tanpa Biaya tambahan.

14. Manual dan Instruksi.


1. Kontraktor harus memberikan buku petunjuk operasi (Manual book)
mengenai operasional dan pemeliharaan serta instruksi lisan atas semua
peralatan / instalasi listrik yang dipasang.
2. Manual book (buku petunjuk) seperti tersebut diatas harus diserahkan
pada pemberi tugas sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan. Buku
Petunjuk ini harus dilengkapi dengan petunjuk yang mendetail untuk
pemeliharaan dan operasi dari perlengkapan serta sistem dan meliputi
segala informasi yang perlu untuk memulai dan menjalankan operasional
peralatan.

15. Training
Kontraktor berkewajiban memberikan training/ pelatihan kepada wakil /petugas
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, training meliputi seluruh peralatan/
perlengkapan dari sejak pekerjaan persiapan, pengoperasian maupun
pemeliharaan .

16. Pemasangan Kabel dan Penghantar


1. Kabel penerangan dan kabel stop kontak yang terletak diatas plafond
harus dimasukkan dalam pipa PVC. High impact dia 20 diklem pada
rangka plafond atau dipasang pada rak kabel seperti gambar rencana.
Kabel untuk instalasi penerangan digunakan jenis NYM diameter 3 x 2,5
mm2.
2. Kabel NYM 3 x 2,5 mm2 untuk sakelar dan stop kontak dimasukkan dalam
pipa High impact dan dipasang secara inbow pada dinding / kolom / partisi.
3. Semua kabel harus dipasang lurus atau sejajar dan jari-jari lengkungan
tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (15 x diameter kabel).
4. Kabel-kabel feeder harus diklem dengan Rak kabel khusus atau besi siku
yang dicat anti karat.
5. Untuk ruang-ruang yang tidak menggunakan plafond, maka instalasi pipa
/ kabel harus ditanam dalam beton.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

17. Kabel Dalam Tanah


1. Kabel tegangan rendah NYFGBY. Harus ditanam minimal sedalam 60cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi bata merah,
diberi pasir dan ditanam minimal 60 cm.
3. Untuk yang melintas dibawah jalan harus ditanam sedalam 100 cm,
dilapisi pipa conduit GIP. Dengan diameter yang lebih besar dari ukuran
kabel.
4. Kabel-kabel yang ditarik dalam selokan, kabel harus saling terpisah dan
selokan kabel ini harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air
dan lain-lainnya.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus
bersih dari bahan yang dapat merusak isolasi kabel seperti : batu, abu,
bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian ( lubang ) dilapisi dengan
pasir setebal 12,5 cm dan dipadatkan. Diatasnya diberi bata dan ditutup
dengan tanah urug, sesuai dengan gambar rencana.
6. Umumnya ketinggian bagian atas panel yang dipasang pada dinding (wall
mounted) adalah 180 cm dari lantai.

18. Penarikan Kabel Bawah Tanah yang Ditanam Langsung.


1. Pemasangan kabel bawah tanah harus memenuhi peraturan yang
berlaku didalam PUIL 1987dan persyaratan yang ditunjuk dalam gambar /
RKS.
2. Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label dari timah yang menunjukkan
arah setiap jarak 1 meter.
3. Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan
Pengawas. memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
4. Setelah pengurugan selesai, setiap 15 m harus dipasang patokan beton
20 x20 x 60 cm yang bertuliskan “ kabel tanah “.
5. Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan
sleeve, pipa ini minimal pipa PVC. kelas AW.
6. Penyambungan kabel sedapat mungkin dihindari, kecuali bila keadaan
tidak memungkinkan. Penyambungan dapat dilakukan setelah mendapat
ijin dari Konsultan Pengawas. dengan menggunakan mof kabel / cast
resin buatan 3M atau yang setara. Diatas sambungan kabel tersebut
diletakkan patok beton bertuliskan “ MOF KABEL “
7. Penanaman kabel tidak boleh dilakukan dimalam hari.

19. Penyambungan Kabel NYM dan Stop Kontak


1. Semua penyambungan kabel dilakukan dalam kotak penyambungan yang
khusus untuk hal itu, Kontraktor harus memberikan brosur mengenai cara-
cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik, sebelum memasang.
2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna atau fasa masing -
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan
sesudah penyambungan dilakukan.
3. Penyambungan digunakan junction box, connector listrik dengan 3 M atau
setara,

20. Built Insert, Sleeve.


1. Kontraktor harus menyediakan semua “ Insert “, “ sleeve ” dan lain
peralatan tambahan yang dibutuhkan yang harus dipendam dalam beton
/ tembok atau pekerjaan pemasangan lain pada tempat-tempat yang perlu.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

2. Semua kabel / penghantar tidak boleh ditanam langsung dalam tembok


atau beton, untuk kabel kabel tersebut harus dalam pipa conduit
3. Semua kabel NYY, NYFGBY, tidak boleh ditanam langsung dalam tembok
harus dilindungi dengan pipa pvc kelas AW dengan ukuran yang lebih
besar.

21. Kabel yang Digunakan


1. Kabel yang digunakan untuk tegangan rendah 1KV, atau 0,6 KV. harus
menggunakan buatan dari satu merk dari produksi antara lain :
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel. Supreme
2. Kabel feeder tidak boleh ada sambungan kabel.
3. Penyambungan / pencabangan kabel NYM harus dilakukan sebagai
berikut :
 Warna kabel harus sama
 Ukuran kabel harus sama.
 Percabangan hanya diijinkan pada kotak outlet, kotak penyambungan,
gear box, doradoos, panel.dan sambungan harus dibuat secara kuat,
rapih dan aman.
4. Warna kabel atau isolasi kabel harus standard yaitu :
 Phasa R warna isolasi merah
 Phasa S warna isolasi kuning
 Phasa T warna isolasi hitam
 Neutral warna isolasi biru
 Pentanahan warna isolasi hijau strip kuning.
22. Pemasangan Stop Kontak dan Sakelar.
1. Pemasangan stop kontak / receptacle dipasang inbouw (dalam dinding /
kolom ) dengan ketinggian 30 cm dari lantai setara Clipsal.
2. Pemasangan sakelar dipasang inbouw, tinggi pemasangan dari lantai 150
cm. pengkabelan untuk sakelar, stop kontak ditanam dalam tembok /
kolom dengan conduit pvc setara Clipsal.

23. Lighting Fixtures ( Lampu - Lampu ).


1. Untuk ruang kerja, lampu harus dipasang inbow (rata dengan plafond )
dengan type lampu RM.
2. Untuk ruang ruang tanpa plafond, lampu dipasang outbow menempel
pada dak beton.
3. Semua stop kontak yang digunakan type inbow, dan harus digrounding.
4. Semua pemasangan lampu harus menggunakan pentanahan yang
dipusatkan pada panel panel dan kemudian panel diketanahkan.
5. Semua lighting fixture, sakelar, stop kontak, kabel-kabel dan lain lainnya
sebelum diadakan pemasangan perlu diajukan dahulu contoh untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas./ Konsultan Perencana.
6. Konstruksi fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan maksimal, rapi, kuat, dan mudah pelaksanaannya dalam hal
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan, dan pekerjaan
maintenance lainnya.

24. Persyaratan Fixture / Armature.


(1) Badan armature produksi lokal (dalam negeri) hasil produksi dari Artolite
Suwilite, (setaraf ).

(2) Komponen komponen lampu TL :

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

a) Ballast : Philips.
b) Fitting : Philips, Voslov
c) Condensator : Philips.
d) Tabung lampu : Philips type white / 33 TL D
e) Wiring internal : menggunakan kabel SPLN NYA 1,5 mm2, tiga kawat
phasa positif , negatif dan arde.

(3) Lampu TL ( Flourescent ).


a) Dipakai jenis cool day light
b) Dilengkapi kapasitor agar PF. 0,8.
c) Ballast yang digunakan harus mempunyai nilai rugi daya rendah, awet,
tidak berisik, tidak menyebabkan intervensi pada TV / radio dan PF
tinggi.
d) Tube, kapasitor, ballast, stater dan fitting buatan Philips atau setaraf.
e) Bentuk rumah lampu sesuai petunjuk dalam gambar.
f) Rumah lampu / Reflektor dibuat dari plat besi tergalvanis dengan
tebal minimum 1 mm dicat bakar, warna putih, dan mempunyai terminal
pentanahan.

(4) Lampu pijar.


a) Lampu pijar dirancang untuk suhu maksimal 90 derajad Celcius buatan
Philips
b) Bentuk rumah lampu sesuai dengan petunjuk dalam gambar.
c) Bagian logam dari rumah lampu tersebut dari alumunium. tahan karat
dan kaca penutup(untuk lampu baret) berwarna putih susu berbentuk
bulat

(5) Lampu Down Light.


a) Lampu down light PLC 1 x 18 W type, FBS145, dan dilengkapi reflektor
dipasang rata plafond yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu
menggunakan
jenis lampu sesuai dengan gambar rencana.
b) Bentuk rumah lampu sesuai dengan petunjuk dalam gambar.

(6) Lampu Taman./ jalan


a) Bola lampu jalan jenis MERCURY / sodium, taman SL
b) Dilengkapi kapasitor PF = 0,8
c) Bola lampu, kapasitor, ballast, dan fitting buatan Philips atau setaraf.
d) Tiang lampu dari GIP medium class diameter sesuai gambar.
e) Setiap tiang dilengkapi Fuse box yang berisi MCB, ballast dan
perlengkapannya.

25. Panel Distribusi Tegangan Menengah Dan Tegangan Rendah ( PUTR)


220 / 380 volt.
(1) Semua panel / kabinet harus dibuat dari plat baja yang mempunyai
ketebalan 2mm, dan harus dicat anti karat dan diberi cat finish yang rata.
Panel board harus mempunyai ukuran seperti disyaratkan dengan besaran
menurut kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai
tidak penuh / rusak. Setiap panel board harus dilengkapi dengan master
key. Rangka panel harus diketanahkan dan dilengkapi dengan bracket
untuk dapat ditutup rapat dikunci, Boks panel buatan dalam negeri dari
pabrik yang tergabung dalam APPI. Komponen panel buatan MERLIN

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

GERIN , AEG, ABB Sebelum diproduksi harus mengajukan contoh dan


gambar kerjanya.
(2) Semua kabinet harus dicat dengan warna sesuai petunjuk Konsultan
Perencana. Semua kabinet dan pintu untuk panel board listrik harus dibuat
tahan karat dengan cara galvanized plating atau Zincromate primer.

(3) Pada panel PUTR ini dilengkapi dengan busbar normal dan emergency.

26. Plat Nama dan Pengenal.


(1) Tanda pengenal
Semua feeder conduit harus diberi tanda pengenal. Untuk menjelaskan
penggunaan dan tujuannya. Tanda pengenal ini harus memakai kode
nama dan dipasang pada setiap tempat masuk atau keluar dimana conduit
ini menembus dinding atau lantai. Disamping huruf itu, pada tanda
pengenal ini harus digambarkan anak panah yang menunjukkan arah arah
kabel feeder sedimikian rupa sehingga mudah terbaca dari ketinggian
lantai atau permukaan tanah setempat.
(2) Plat Nama.
Pada kabinet, tempat kontrol, panel board, circuit breaker, tombol dan
perlengkapan lain, harus dipasang plat nama yang menerangkan
penggunaannya.
(3) Kunci Panel Board.
Setiap kabinet / panel harus dilengkapi dengan kombinasi catch and Flat
key lock. untuk setiap kabinet / panel kuncinya adalah sama ( master key )
Untuk setiap kabinet / panel harus disediakan 1 ( satu ) kunci.
(4) Lampu Indikator.
Tarbulair lampu, pijar 5 watt,diameter54 mm, warna : merah , hijau, kuning.
(5) Mini circuit breaker.
Rated voltage : 380 volt, 50 HZ
Breaking capasity : disesuaikan penggunaannya. .
(6) Panel Distribusi Utama ( SDP )
Panel Distribusi Utama harus seperti petunjuk dalam gambar
rencana.Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung
harus direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan. Panel Distribusi Utama harus dari jenis indoor type
terbuat dari plat baja struktur yang kaku, yang dapat mempertahankan
strukturnya oleh stress mekanis pada waktu hubung singkat. Rangka ini
secara lengkap dapat dibuka pada bagian bawah,dan sisi depan dengan
plat penutup ( metal clad ) harus cukup louvers untuk ventilasi, dimana
perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL / VDE untuk peralatan
yang tertutup. Material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua meteran dan
tombol transfer yang disyaratkan harus dikelompokkan pada suatu papan
panel yang berengsel dan tersembunyi.

(7) Busbar
Bus bar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3
fase 4 kawat seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Setiap panel
harus mempunyai bus Netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus
pentanahan. Gambar gambar pelaksanaan (shop drawing) harus
menunjukkan ukuran ukuran dari bus bar dan susunannya. Ukuran dari bus

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

bar harus ukuran sepanjang panel dan harus disediakan cadangan untuk
penyambungan dikemudian hari. Kemungkinan penyambungan
dikemudian hari dapat berupa equipment bus bar, panel baru, switch,
circuit breaker dan lain-lainnya.

(8) Alat alat ukur.


Setiap panel yang dilengkapi alat-alat ukur seperti pada gambar. Meteran
adalah dari type “moving vane type” khusus untuk panel dengan scale
circular atau semi flush, dalam kotak getaran dengan ukuran 10 x 10 cm
dengan skala linier dan ketelitian1%.Posisi dari sakelar putar untuk
voltmeter dan Ampere meter harus ditandai dengan jelas.

(9) Transformator Arus.


Trafo adalah type olie dalam ruangan atau diluar standard VDE.
Pemasangan harus kuat menahan gaya mekanis dan elektris pada waktu
hubung singkat. Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan
bersamaan KWH meter asalkan ketelitiannya cukup baik.
Tranformator Produksi : Mega Indo, TRAFINDO, UNINDO

(10) Kawat -kawat pengontrol.


Kawat pengontrol dari panel panel harus dipasang di pabrik /bengkel
secara lengkap dan dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
digunakan Kabelindo, Kabel Metal Supreme atau Tranka.

(11) Circuit Breaker ( MCCB ).


Circuit breaker harus digunakan sesuai rating yang ditunjukkan dalam
gambar dan mempunyai breaking capasity 25 KA atau 50 KA.
27. Motor Controler / Stater.
(1) Motor-motor sampai dengan 2 HP - 1HP yang tidak mempunyai built in
thermal protection akan tetapi hanya mempunyai manual stater maka
digunakan pengaman beban lebih / bimetal yang sesuai untuk setiap state

(2) Motor-motor dibawah 5 HP, baik satu fasa maupun 3 fasa .

(3) Motor-motor 5 HP atau lebih harus menggunakan Star Delta stater.

(4) Seluruh komponen DOL atau Star Delta stater tersusun dalam satu panel
dan ditempatkan pada tempat yang ditunjukkan dalam gambar dengan
ketinggian 120 cm dari lantai.

(5) Kemampuan dari DOL dan Star Delta Stater sesuai petunjuk dalam
gambar. komponent buatan MG, BBC, ABB atau setara.

28. Pentanahan / Grounding


Grounding Rod harus dipasang untuk sistem pentanahan seperti gambar
rencana. Grounding rod harus terbuat dari tembaga / cooper rod dengan
penampang tidak boleh kurang dari 50 mm2 dan panjangnya 6 meter serta
tahanan tanah tidak boleh lebih dari 2 ohm, dan ditanam dalam tanah secara
vertikal. Pentanahan neutral dari mesin harus dipisahkan dengan pentanahan
untuk sistem body. Pengaman bagian body / metal harus disambungkan
dengan baik pada pentanahan sistem, digunakan kawat BC yang mempunyai

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

penampang tidak kurang dari 50 mm2, sambungan sambungan ini harus


disoldir / dipress dan untuk sambungan pada peralatan digunakan sekrup.
Khusus untuk peralatan Laboratorium digunakan Grounding tersendiri dengan
sistem Cadweld.

29. Test Instalasi.


Setelah pekerjaan listrik selesai dilaksanakan, maka harus dilakukan
pengujian yang meliputi :

1. Beban kosong ( No Load )


Test ini dilakukan tanpabeban artinya ditest satu persatu dari
perlengkapan berikut :
Kabel 0,6 / 1 KV pengetesan dilakukan sebelum kabel ditarik dan sesudah
selesai dipasang, diukur tahanan isolasi dengan Megger 1000 volt.

2. Beban Penuh.
Test beban penuh ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor sebelum
penyerahan Pertama pekerjaan, yang meliputi :

a) Test nyala lampu ( semua dinyalakan )


b) Test Air Conditioning ( seluruh AC dihidupkan )
c) Test motor motor pompa air, pompa kebakaran , semua dihidupkan.

Pengetesan harus disaksikan oleh Direksi dan Konsultan Pengawas lama


pengetesan 1 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua biaya
dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Kontraktor.
Penyerahan Pertama Pekerjaan harus dilampirkan Berita Acara Pengujian
1 x 24jam.

Pasal 52
PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR.

1. Umum
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengurusan perizinan, pengadaan bahan dan alat-
alat, pemasangan, pengujian-pangujian dan perbaikan-perbaikan selama
masa pemeliharaan untuk suatu sistem penangkal petir yang lengkap.
pekerjaan tersebut terdiri dari :
 Terminal udara type Konvensional
 Penghantar pentanahan kabel Coaxial /NYY
 Terminal pentanahan.
 Kotak sambung.
 Grounding
 Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjaan diatas.

1.2. Gambar-Gambar Rencana


Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan
instalasinya. Penyusuaianharus dilakukan dilapangan, karena keadaan
sebenarnya dari lokasi , jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.

1.3. Gambar-Gambar Sesuai Pelaksana (As Built Drawings)

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan


penyusuaian-penyusuaian di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar langkap
(kalkir) sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan ( As Built Drawings ).
As Built Drawings harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas segera
setelah pekerjaan ini selesai dalam rangkap 3 ( tiga ).

1.4. Standar Dan Peraturan


Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standart dan peraturan
yang berlaku ( Departemen Tenaga Kerja ).
Disamping itu harus di taati pula peraturan dan hukum setempat yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini.

2. Bahan-Bahan, Peralatan Dan Tenaga Pelaksana


Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan baru
dengan apa yang dimaksudkan. Contoh bahan, brosur atau gambar kerja ( shop
drawings ) harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas sebelum pemasangan.
Tenaga-tenaga pelaksana harus dipilih yang sudah berpengalaman dan mampu
menangani pekerjaan instalasi ini secara aman, kuat dan rapih.
Air terminal produksi : Guardian, NEO FLASH

2.1. Penghantar Pentanahan ( Down Conductor )


Penghantar pentanahan yang dipakai adalah penghantar Kabel Coaxial /
NYY yang dimaksudkan dalam pipa PVC dan pada setiap 2 meter diklem
dengan kuat, aman dan rapih.

2.2. Sistem Pentanahan


Sistem pentanahan dipasang / diletakkan sesuai dengan yang ditunjukan
pada gambar.
Sistem pentanahan terdiri dari terminal pentanahan dan elektroda
pentanahan. Elektroda pentanahan terbuat dari tembaga batangan dengan
ukuran (luas) penampang minimal 75 cm2. Terminal pentanahan terletak
dalam bak kontrol khusus untuk tahanan maksimum 2 ohm, ( pengukuran
tekanan dilakukan pada waktu keadaan tanah kering).

2.3. Pemasangan
Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan
gambar dan harus mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.

2.4. Pengujian Dan Pemeriksaan


Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas untuk
memastikan dipenuhinya persyaratan ini.
Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa, oleh Konsultan Pengawas
terlebih dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi.
Setiap bagian yang tidak sesuai dengan persyaratan dan gambar-gambar
harus segera diganti, tanpa membebankan biaya tambahan pada Pemberi
Tugas.
Untuk mengetahui baik atau tidak system penangkal petir yang dipasang,
maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap
sistem pentanahannya, agar diperoleh suatu jaminan.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Pengetesan yang harus dilakukan adalah :

a. Grounding Resistant Test.


Ukur tahanan dan pentanahan dengan mempergunakan methode
standart.
b. Continuity Test.

Pasal 53
PEKERJAAN SISTEM TELEPON

1. Pendahuluan
1.1. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan
dan cara pemasangan instalasi Telephone meliputi pekerjaan secara
lengkap dan sempurna mulai dari penyedian bahan sampai di site, upah
pemasangan, penyimpanan, pengujian, supervisi, pemeliharaan dan
memberi jaminan dan melatih operator.

1.2. Fungsi Instalasi Telephone adalah untuk :


a. Pembicaraan Telephone Intern dalam bangunan melalui PABX/ KEY
TELEPHONE.
b. Pembicaraan Telephone dari dalam ke luar bangunan dan sebaliknya
melalui PABX/ KEY TELPHONE
c. Pembicaraan Telepon secara langsung dari dalam ke luar bangunan
atau sebaliknya tanpa melalui operator.

1.3. Semua peralatan telepon yang memerlukan pentanahan harus diberi


pentanahan tersendiri secara baik dengan tahanan tanah lebih kecil dari
1 ohm dan tertanam minimal 6 meter.

1.4. Semua pemipaan dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus
dilindungi dengan bahan anti karat.

1.5. Semua pemipaan instalasi yang tidak masuk dalam cor-coran atau
tertanam harus dicat dengan warna yang ditentukan kemudian untuk
dapat dibedakan dari instalasi lain.

1.6. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang
tercantum di dalam :
a) Syarat-syarat umum.
b) Spesifikasi teknis.
c) Gambar-gambar rencana.
d) Berita acara.

1.7. Ruang PABX/ Key Telphone harus bebas dari debu atau kotoran-kotoran
lain dan diberi Air Conditioning (AC) selama jam / hari.

1.8. Syarat- syarat Kontraktor Telephone.:


a) Harus memegang PAS Perumtel yang masih berlaku.
b) Harus terdaftar dalam DRM bidang telekomunikasi dan peraturan lain
yang ditetapkan oleh Pemda.
c) Harus dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

1.9. Merk Peralatan Utama


a) Harus mempunyai keagenan di Indonesia.
b) Harus sudah mendapat sertifikat persetujuan dari Perumtel.
c) Harus sudah banyak terpasang di Indonesia dan mudah
mendapatkan spare partnya.

2. System Telephone
2.1. System Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
a) Semua pemasangan instalasi harus memakai pelindung pipa lengkap
dengan fiting-fitingnya. Dalam bangunan memakai pipa PVC dan diluar
bangunan/halaman.
b) Sedapat mungkin Instalasi terpasang inbow atau tidak nampak dari
luar.

2.2. System operasi atau pemakai.


a) Exchange line dari Perumtel ditampung oleh terminal box yang terletak
di dinding luar ruang dan diteruskan ke MDF di ruang kontrol
b) Dari MDF dibagi-bagi ke socket-outlet dan ke CTB lain, Operator
Console, Outdoor Terminal Box dan lain-lain.
c) Dari TB socket outlet masing-masing pesawat telephone.

3. Lingkup Pekerjaan
Melaksanakan Instalasi Telephone dari MDF ke CTB dan TB dengan socket
outlet telephone termasuk socket outletnya.

Melaksanakan Instalasi penghubung atau feeder line :


a) Dari MDF ke CTB.
b) Dari MDF ke Operator Console dan ke Unit.
c) Dari MDF ke Terminal Box.
d) Dari MDF ke Terminal Box Perumtel.

Melaksanakan Instalasi pengabelan daya listrik :


a) Dari Peralatan ke Rectifier.
b) Dari Rectifier ke Battery lengkap Automatic Battery Charger.
c) Dari Rectifier ke Surge Protection dan Jaringan Listrik.

Melaksanakan Instalasi Pentanahan.

Membuat Bak Kontrol dengan tutupnya.

Menyediakan dan memasang peralatan sebagai berikut :


a) Semua IDF lengkap terminal strip.
b) MDF
c) Surge protection.
d) Rectifier dan Automatic Battery Charger lengkap
e) Battery unit lengkap
f) Operator console lengkap dengan .
g) Terminal box lengkap terminal Strip.

Melaksanakan pengurusan permohonan dan proses penyambungan


pengurusan Perumtel.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Melaksanakan pengujian instalasi dan peralatan sehingga memenuhi


persyaratan Perumtel dan dapat dipakai dengan menyerahkan surat ijin.

Membuat gambar kerja dan meyerahkan gambar revisi.

Membuat program dan penomoran nomor extension.

Menyerahkan Surat ke luar hasil balik dari Perumtel, brosur operation dan
maintenance manual dalam bahasa indonesia.

Menyerahkan surat sertifikat pengujian dari perumtel.

Melakukan Pemeliharaan dan memberi jaminan yang ditujukan kepada pemilik


bangunan.

Melatih teknisi operator Pemilik Bangunan selama 14 hari kalender sejak serah
terima pertama pada jam kerja kantor.

Penyambungan ke PT. TELKOM.

4. Peryaratan Umum, Bahan Dan Peralatan


4.1. Syarat-syarat dasar.
a) Semua bahan atau perlatan harus baru dalam arti bukan barang bekas
atau hasil perbaikan.
b) Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang
cukup.
c) Harus sesuai dengan spesifikasi /persyaratan.
d) Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah
minimum. Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari
yang diminta dengan syarat :

Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.


Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
Tidak meminta pertambahan ruangan.
Tidak menyebabkan pertambahan biaya.

4.2. Syarat-syarat Fisik.


a) Bahan atau peralatan dari klasifikasi atau type yang sama diminta
merk atau di buat oleh pabrik yang sama.
b) Setiap bagian dari peralatan yang jumlahnya jelas, maka jumlah
tersebut harus merupakan suatu unit yang utuh.

5. Spesifikasi Teknik, Bahan Dan Peralatan

5.1. Spesifikasi bahan.

5.1.1 Kabel
a) Kabel Telephone.
 Bahan inti : Tembaga.
 Diameter : 0,6 mm.
 Kelas Tegangan : Minimal 500 V.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

 Isolasi : PVC and Sheathed serta PVC


dan
Sheated memakai pelindung
lapisan
alumunium berisi bahan minyak
jelly.

 Produksi : Dalam negeri ex Kabel metal,


Kabelindo, Supreme atau
Tranka

b) Kabel Listrik.
 Bahan inti : Tembaga.
 Diameter : Sesuai dengan Kebutuhan
Minimal 2 1/2
mm2.
 Jumlah Cor : 1 atau banyak.
 Kelas Tegangan : 1000 volt dan 600/1000 volt.
 Isolasi : PVC dan Sheathed.
 Spesifikasi : NYY dan NYM.

5.1.2. Pipa dan Fitting.


a) Pipa PVC dari jenis EGA GILFLEX atau CYPSAL dengan tebal
minimal 0,5 mm dan diameter tidak kurang dari 0 3/4” untuk
dalam bangunan.pipa harus dilengkapi dengan fiting-fiting
berupa socket, elbow, tulles, doos percabangan dan lain-lain.

b) Untuk pasangan di bawah lantai, dan dalam tanah / halaman


menggunakan pipa Galvanish kelas light dan pipa PVC kelas 8
kg/ cm2 lengkap fiting-fitingnya berupa socket, elbo dan lain-
lain

c) Pipa flexible bahan alumunium bilamana diperlukan untuk


tempat- tempat tertentu.

5.1.3. Hanger dan rak kabel.


Hanger dan rak kabel horizontal di atas plafond.
Rak kabel di shaft atau rackriser.

5.1.4. Kotak atau CTB, TB dan MDF.


Type wall mounted untuk CTB dan TB
Type floorstanding untuk MDF
Bahan besi pelat tebal minimal 1,6 mm untuk CTB dan 2 mm untuk
MDF dilengkapi pintu berkunci.
Kotak diberi pelindung anti karat dan dicat bakar warna sesuai
warna dinding/kolom.
Ukuran sesuai standart pabrik dengan kapasitas kelipatan 20 pairs.
Bahan terminal strip bakelite, porcelein atau polyester resin.
Khusus MDF dilengkapi dengan fuse arrester.
CTB dan MDF jenis indoor.

5.1.5. Peralatan bantu instalasi lainnya.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

a. Pasir urug.
b. Sirtu.
c. Batang tembaga.
d. Kawat BC minimal 6 mm2
e. Terminal penyambungan bahan tembaga.
f. Socket outlet telepon :
Kotak besi lapis alumunium.
Tutup besi lapis alumunium dengan 2 sekrup.
Terminal strip.
Produk ex. Berker, Clipsal atau National.
g. Lain-lain peralatan

5.2. Peralatan atau Equipment.


Peralatan atau equipment dari jenis Fully Electronic Stored
Program.Peralatan tersebut terdiri atas :

5.2.1. Switching unit, terdiri dari :


a. Control unit.
Pesawat control adalah space division multiplex atau time
division multiplex dengan unit aritmethic dan unit supervisory
yang dapat menyimpan program yang berfungsi memonitor
semua sistem.
Control unit bekerja atas program module yang mendapat
masukan dari magnetic data carrier.
Unit ini antara lain melakukan fungsi sebagai berikut :
Extension group.
Line group.
Position group.
Group coupling stage.
Dengan menggunakan printout secara mudah operator dapat
merubah macam-macam fungsi pemakaian telephone

b. Module Unit.
Prosedure transmissi informasi dapat dipilih :
Space division multiplex atau.
Time division multiplex.

c. Cabinet
Bahan metal standart pabrik.
Ukuran standart pabrik.

d. Program atau feature yang diinginkan antara lain adalah


sebagai berikut:
Klasifikasi servis.
Internal calls only yaitu extension hanya dapat berbicara
intern saja.
Outgoing Calls direct or via operator lokal.
Outgoing Calls direct or via operator interlokal.
Outgoing Calls direct or via operator antar negara.
Incoming Calls fia operator.
Calls transfer.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Conference calls antara 1 exchange dengan minimum 3


Extension atau antara 4 extension atau antara 2 exchange
dan 2 extension.
Cosultation.
Callwaiteing atau caamp on.
Automatic call back antara extension.
Speef calling.
Override.
Call pick-up.
Night service
Group hunting.
Call devision.
Features standart yang lain.

5.2.2. Smart Console.


Umum.
a) Jumlah 1 buah standart pabrik lengkap meja standart pabrik
dan kursi merk Chitose atau yang sejenis pakai lengan.
b) Type sesuai Switching unit.

c) Program atau feature yang diinginkan antara lain adalah :


Smart console harus mempunyai minimal 15 digit display untuk
mengetahui hubungan terjadi dengan extension /
exchange line yang mana (numerical display boards with
indication and indentification of calls and called number).
Alarm lamp atau alarm indicator.
Calls splitting
Calls waiting atau camp-on busy.
Automatic time reminder.
Busy verification ( extension status indication ).
Conference calls.
Intercept calls.
Automatic transfer to night station
Call distribution for outside and inside calls.
Operator call in during consultation.
Intrussion on busy extension
Speed calling
Feature Standart.

5.2.3. Pesawat telephone.


Sesuai dengan jabatan maka terdapat 2 jenis pesawat telephone
yaitu :
a). Pesawat telephone Executive.
 Pesawat telephone tersebut berupa executive set yang
bekerja secara multi frequency Pushbutton , Selection
and Handfree unit.
 Dilengkapi battery Nicad dan automatic charger.
b). Pesawat Telephone biasa Type desk Multi Frequency
Pushbutton.

5.2.4. Battery, Automatic battery charger, rectifier dan surge protection.


a) Battery ( kapasitas untuk 50 Extension ).

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

 Tegangan 48 volt DC + 10 %.
 Ketahanan minimal 8 jam operating.
 Produksi dalam negeri.
 Rak battery dari kayu kamper.

b) Automatic battery charger lengkap dengan pengatur arus lebih,


kapasitasnya harus sesuai dengan baterry yang dapat diisi dari
keadaan kosong hingga penuh tidak lebih dari 48 jam.
Kapasitas battery untuk 240 extension.
c) Surge protection merubah arus bolak-balik 220 volt-1 atau 380
volt 3 menjadi 48 volt DC.

d) Surge Protection.Type 220 Volt - 1 - 50 Hz atau 380 volt - 3.

5.2.5. Peralatan Interface.


Peralatan ini berfungsi untuk merubah sistem analog menjadi digital
atau sebaliknya ( modem ), sehingga sistem dapat bekerja dengan
sempurna.

5.3. Terminal Box.


 Badan terminal box dari besi pelat beton tebal 2 mm yang dicat bakar
warna abu-abu lengkap terminal strip.
 Terminal box dengan pintu memakai kunci.
 Kapasitas minimal 30 lines.
 untuk outdoor type wall mounted.

6. Spesifikasi Pemasangan
6.1. Persyaratan Pemasangan.
a) Kontraktor diharuskan meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya
sesudah mendapat Surat perintah mulai kerja ( SPK).Ajukan usul-
usul kepada konsultan Pengawas apa yang perlu dirubah atau diatur
kembali sehingga semua peralatan dan instalasi dalam sistem dapat
ditempatkan dengan baik dan bekerja dengan sempurna.

b) Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar


denah,potongan dan detail mengenai cara pemasangan instalasi
dan peralatan sebelum memulai pekerjaan.
Gambar-gambar tersebut harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari konsultan Pengawas

c) Sebelum Pelaksanaan, Kontraktor diharuskan memberi tanda-tanda


di proyek tentang jalur kabel dan peletakan peralatan dan harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas

d) Bilamana terjadi perbedaan antara gambar rencana dan gambar


kerja dengan keadaan sebenarnya dilapangan, Kontraktor
diharuskan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk
dapat dicarikan Jalan keluarnya.

e) Kontraktor harus dapat bekerjasama dengan kontraktor lain serta


konsultan

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

f) Apabila timbul perselisihan antara kontraktor, maka keputusan akhir


ada pada Konsultan Pengawas.

g) Pemasangan instalasi dan peralatan harus sesuai ketentuan


RKS/Pabrik.

h) Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dipesan dibeli, masuk


site atau dipasang harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.

6.2. Pemasangan Instalasi dan peralatan .


a) Pada daerah langit-langit plafond instalasi terpasang inbow didalam
pasangan beton, kolom atau dinding memakai pelindung pipa
lengkap fitting-fittingnya.

b) Pada daerah langit-langit dengan plafond, instalasi diklem ke pelat


beton atau digantung memakai hanger setiap jarak 100cm memakai
pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.

c) Dibawah langit-langit atau plafond instalasi terpasang masuk dalam


kolom atau dinding tembok memakai pelindung pipa lengkap fitting-
fittingnya. Dalam partisi terpasang tanpa pipa

d) Dibawah plafond dari TB ke atas plafond instalasi terpasang inbow


dalam dinding tembok atau memakai pelindung pipa lengkap fitting-
fittingnya.
e) Dalam shaft instalasi diklem ke rackiser setiap jarak 150 cm
memakai pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.

f) Dibawah lantai atau didalam tanah instalasi terpasang sebagai


berikut:

 Terpasang minimal 30 cm dibawah lantai memakai pelindung


pipa galvanish.
 Terpasang minimal 60 cm dibawah permukaan tanah
memakaipelindung pipa PVC kelas AW dan diatasnya diberi
batu beton serta diletakkan ditengah lapisan pasir minimal 20
cm.
 Terpasang minimal 80 cm dibawah permukaan jalan memakai
pelindung pipa galvanish dan diletakkan ditengah lapisan pasir
minimal 20 cm.

g) Pemasangan Hanger dan rackriser.

 Angkur diramset atau difscherplug ke pelat beton untuk hanger


horizontal dan dicor ke dinding untuk rackriser.
 Penggantung besi beton atau besi pelat untuk jalur kabel 1 atau
2 buah sedang union angle untuk jalur 3 atau lebih penggantung
di sekrup ke angkur.
 Rackriser besi siku di sekrup ke angkur dengan murbaut.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

h) Terminal box Perumtel terpasang surface mouted pada dinding


setinggi 300 cm diatas lantai.

i) Socket outlet telephone tempat penyambungan pesawat telephone


terpasang inbow setinggi 30 cm dari ubin lantai pada kolom dinding
tembok atau partisi.

j) Central PABX/ Key Telphone terpasang bebas diatas lantai didalam


lemari kabinet. Switching equipment supaya terpasang secara
mantap lemari PABX / Key Telphone ini pada bagian atas diikat
dengan besi union angle ke dinding.

k) MDF terpasang fresstanding diruang PABX / key telphone diatas


lantai.

l) CTB dan TB terpasang mounted ke dalam dinding tembok atau


kolom pada ketinggian 150 cm diatas lantai.

m) Surge protection dan rectifier terpasang bebas diatas lantai.

n) Battery unit terpasang tersendiri di ruang battery.

o) Operator console terpasang pada meja standart pabrik di ruang


operator bangunan.

p) Semua pesawat telephone terpasang diatas meja dengan


perletakan yang tepat akan ditentukan kemudian.

6.3. Galian dan Urugan.

a. Sebelum melakukan penggalian kontraktor harus membuat tanda


tanda dilapangan sesuai dengan gambar kerja dengan mendapat
persetujuan dari konsultan Pengawas
b. Kedalaman dan besarnya lubang penggalian harus sesuai dengan
Spesifikasi.
c. Bilamana ada tabrakan dengan instalasi lain, saluran, got dan lain-
lain harus dibuat gambar detail dan cara penyelesaian yang baik
untuk semua pihak.
d. kesalahan yang timbul karena kelalaian dari Kontraktor menjadi
tanggung jawabnya.
e. Setalah selesai pemasangan kabel, galian tersebut harus diurug
kembali.pengurugan adalah sebagai berikut :
 Sekeliling pipa diurug dengan pasir urug setebal 20 cm.
 Diatasnya memakai sirtu sampai padat.
 Kemudian lapisan atas tanah.

f. ketebalan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain


harus diperbaiki dengan biaya atas tanggungan Kontraktor
Telephone.

7. Pengujian

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Selama pelaksanaan instalasi dan peralatan, harus dilakukan pengujian


sehingga diperoleh hasil yang baik dan bekerja dengan sempurna sesuai
dengan persyaratan RKS, Perumtel dan Pabrik.

Tahap-tahap pengujian adalah sebagai berikut :


a) Setiap bagian Instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil yang memenuhi
persyaratan.
b) Setiap satu lantai selesai dilaksanakan, harus dilakukan pengujian
sehingga dicapai hasil yang memenuhi persyaratan.
c) Setiap CTB, TB dan MDF selesai dilaksanakan, harus diuji bahwa
sambungan terpasang dengan kencang dan tidak terjadi salah polaritas.
d) Tahapan / impedansi instalasi harus sesuai dengan persyaratan perumtel
dan pabrik.
e) Peralatan PABX dan operator console harus memenuhi persyaratan
spesifikasi yang diminta dan dapat bekerja secara sempurna .PABX harus
mendapat sertifikat dari perumtel.
f) Peralatan-peralatan yang lain harus sesuai spesifikasi dan persyaratan
Perumtel.

8. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan.


8.1 Penyerahan dilakukan dengan berita acara proyek disertai lampiran-
lampiran sebagai berikut :
a. Gambar revisi sebanyak 4 set.
b. Brosur.
c. Operation dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia.
d. Surat Kerja hasil baik Instalasi dari Perumtel.
e. Surat sertifikat peralatan dari Perumtel.
f. Surat garansi yang ditujukan kepada pemilik bangunan.

8.2. Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor telephone diharuskan melakukan


pemeliharaan secara cuma-cuma selama 3 bulan, sehingga Instalasi dan
peralatan tetap bekerja dengan baik.
Segala kerusakan yang timbul dan bukan karena kesalahan pemakai
oleh pemilik bangunan harus diperbaiki dan bilamana perlu harus diganti.

8.3. Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor telephone harus menempatkan


seorang operator yang bertugas menjalankan PABX / Key Telphone serta
melatih dan mengajar operator Pemilik Bangunan menjalankan dan
memperbaiki kerusakan selama 14 hari kalender pada jam kerja kantor.

8.4. Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor telephone harus memberi


garansi terhadap instalasi dan peralatan PABX / Key Telphone selama
12 ( dua belas ) bulan tetapi dalam keadaan bekerja dengan sempurna.

Spesifikasi Bahan PABX /KEY TELEPHONE : PANASONIC / NEC, Setara

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

BAB VI
PEKERJAAN MEKANIKAL

Pasal 54
PEKERJAAN PLUMBING

1. Persyaratan Umum
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Plambing/ Sanitasi ini menguraikan persyaratan
Sistim plumbing pada bangunan Gedung SNI 8153: 2015, yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor untuk hal pengadaan material dan peralatan,
pengerjaan instalasi serta pengujian di Pabrik dan di Site. Dalam hal ini,
Spesifikasi Umum Teknis Mekanikal adalah bagian dari spesifikasi teknis ini.

2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan
lain-lain, pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan
(commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi
seperti disyaratkan dalam :
 Spesifikasi Teknis
 Gambar Perencanaan
 Bill of Quantity
 Berita Acara Aanwizjing

Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang


berhubungan dengan Pekerjaan Plambing/Sanitasi yang tidak mungkin
disebutkan secara terinci, tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi
dan operasi Plambing/ Sanitasi.

2.2. Sistem Instalasi Air Bersih


1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa serta kelengkapannya dari
meter PAM (di luar gedung) ke reservoir bawah.
2. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa dan pompa beserta
kelengkapannya.
3. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi yang terdiri dari pompa
Transfer, pompa boster beserta kelengkapannya (motor listrik, valve,
Presure tank, kontrol pengaman dan lain-lain) termasuk instalasi
pemipaannya di ruang pompa.
4. Pengadaan dan pemasangan Pompa Deep well lengkap dengan
water level control, valve, strainer, circuit breaker, switch board serta
komponen-komponen listrik, kabel.
Brosur lengkap harus disertakan dalam penawaran berisikan
curve-curve karakteristik, pompa dan gambar-gambar potongan yang
menunjukkan susunan bagian-bagian dalam pompa.
Penawaran adalah berikut dengan Kontrol panel wiring sistem dan
alat-alat kontrolnya.
5. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan
lain-lain) serta pemasangan dan pengujian instalasinya di dalam dan di
luar gedung sesuai dengan gambar dokumen dan spesifikasi.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

6. Pembersihan pipa (flushing) menggunakan aliran air yang bertekanan


dengan pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
7. Pengujian sistem instalasi air bersih terhadap kebocoron pada seluruh
sistem jaringan pipa dari setiap lantai dengan pengujian tekanan hidrolik
yang dilakukan secara bertahap pada setiap lantai / bangunan
8. kemudian dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa
terpasang semuanya.
9. Pengujian pompa Transfer termasuk valve, switch control (kontrol
pengaman) dan lain-lain di pabrik pembuatnya maupun setelah
terpasang di lapangan.
10. Pengujian sistem instalasi air bersih secara keseluruhan dan
mengadakan pengamatan sampai sistem itu bekerja dengan baik dan
aman (sesuai dengan perencanaan).
11. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani
plambing beserta kelengkapannya.
12. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.

2.3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
1. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada dalam gedung mulai dari WC, urinoir,
wastafel, Floor Drain, Clean Out dan lain-lain pada setiap lantai ke
saluran pipa pembuang utama (pipa tegak).
2. Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent
utama (pipa tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada di dalam gedung.
3. Pengujian sistem instalasi air buangan terhadap kebocoran pada
seluruh sistem jaringan pipa dari setiap lantai yang kemudian dilanjutkan
dengan pengujian secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang
semuanya.
4. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan instalasi air buangan dan kelengkapannya.
5. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian
(pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.

2.4. Sistem Instalasi Air Hujan


1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air hujan dan roof drain.
2. Pengujian sistem instalasi pipa air hujan terhadap kebocoran pada
seluruh sistem jaringan air hujan setelah jaringan pipa terpasang
sebagian dan semuanya terpasang.
3. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan instalasi air buangan dan kelengkapannya.

2.5. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian dan


pembersihan site oleh Kontraktor.

2.6. Pekerjaan Lain-lain


Termasuk pula di dalamnya pembobokan dinding/ selokan galian dan
pengangkutan tanah hasil galian dan lain-lainnya yang ditemui di site, serta
memperbaiki kembali seperti semula, maka semua biaya diperhitungkan
dan ditanggung oleh Kontraktor.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

3. Kemampuan Operasi
3.1. Sistem Instalasi Air Bersih

3.1.1. Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari meter PAM
(di luar gedung) ke reservoir bawah.

3.1.2. Pompa distribusi untuk pendistribusian air ke seluruh bagian gedung


dan lainnya.

3.2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
3.2.1. Pipa air buangan lengkap dengan peralatannya menyalurkan
buangan dari WC, urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean Out dan
lain-lain pada setiap lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa
tegak).

3.2.2. Pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk
pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di
dalam gedung.

3.3. Sistem Instalasi Air Hujan


3.3.1. Setiap pipa/saluran buangan air hujan disalurkan ke bak kontrol di
halaman, kemudian disalurkan ke sumur resapan.

3.3.2. Saringan air hujan (Roof drain)


a. Roof drain dilengkapi strainer pada semua atap dan lantai yang
terbuka.
b. Badan saringan mempunyai bentuk bowl berfungsi sebagai
penahan endapan/ kotoran padat (sediment bowl).
c. Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air
masuk melalui sisi-sisinya yang berlubang.

4. Spesifikasi Teknis Material Dan Peralatan


4.1. Sistem Instalasi Air Bersih
4.1.1. Pipa

a. Pipa saluran air bersih dari pipa PAM ke reservoir bawah.


Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat
dari bahan Gip BS 1387/1967 Medium Class.

b. Pipa distribusi dari reservoir atas (elevated tank) ke setiap fixture


unit.
Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat
dari bahan Galvanized Iron Pipe BS 1387/1967 Medium Class,
atau pipa PVC kelas AW

c. Pipa di dalam Gedung


Semua pipa air bersih, baik pipa utama maupun pipa cabang
terbuat dari bahan Galvanized Iron Pipe BS 1387/1967 Medium
Class, atau pipa PVC kelas AW

4.1.2. Accessories

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Untuk Galvanis Iron Pipe digunakan BS 1387/1967 Medium Class.


Fitting harus terbuat dari material yang sama.
4.1.3. Valve
Valve yang digunakan untuk semua pipa terdiri dari beberapa jenis
:
a. Gate Valve

1. Untuk diameter 2 1/2" keatas harus mempunyai spesifikasi


sebagai berikut:
Body : Cast Iron
Bonnet : Cast Iron
Stem : Stailess Steel
Joke : Cast Steel
Disc : Cast Steel + CR 13 facing
Hand Wheel : Ductile iron
Sambungan : Flange
Diameter : Sama dengan ukuran pipanya
Class : 150
Merk : Sesuai dengan daftar merk
Standard : BS, ANSI, dan JIS.

2. Untuk diameter 2" kebawah harus mempunyai spesifikasi


sebagai berikut:
Body : Bronze Screw in bonet, Screw end,
Solid
Wedge Disc, Non Rising Stem (Gate
Valve).
Swivel Type Disc, Rising Stem valve).
Diameter : sama dengan ukuran pipanya.
Class : A, WW-V-54 D Type I (Gate Valve) atau
sejenis
Merk : Sesuai dengan daftar merk.
Standard : BS, ANSI dan JIS.
3. Valve pada fixture unit terbuat dari Brass metal atau dari
bahan Alloy yang anti karat, khusus dibuat untuk
fixture-fixture unit tersebut, Tampak harus mengkilat tanpa
ada cacat seperti stainless steel.
4. Valve harus mempunyai diameter yang sama besarnya
dengan pipanya.

b. Silent Check Valve.

1. Untuk diameter 2 1/2" keatas harus mempunyai spesifikasi


sebagai berikut:
Body : Cast Iron
Cover : Cast Iron
Disc : Stainless Steel
Body Beat ring : Stainless Steel
Arah aliran : Horizontal
Diameter : sama dengan pipa
Class : 150
Sambungan : Flange

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Merk : sesuai dengan daftar merk


Standard : BS, ANSI, JIS.

2. Untuk diameter 2" kebawah harus mempunyai spesifikasi


sebagai berikut :
Body : Bronze Screw In Cup, Screw end
Disc : Bronze
Body Beat ring : Stainless Steel
Arah aliran : Horizontal
Diameter : sama dengan pipa
Class : A, WW-V51F Type III atau sejenis
Merk : sesuai dengan daftar merk
Standard : BS, ANSI, JIS.

c. Foot Valve.
Jenis : Swing type foot valve W atau strainer dengan tahanan
ges
tidak lebih besar dari 2 meter, maksimum 150 % aliran
normal.
Class : 150
Standar : BS, ANSI, JIS.

d. Drain Valve.
Untuk pemipaan dengan tekanan kerja lebih besar dari 10 kg /cm²
harus memenuhi spesifikasi berikut :
Body :Brass Type, screwed bonnet, handwhell operated,
rising stem
Dimensi Diameter 3/4" dilengkapi dengan brass hose
nipple diameter 3/4".
Class : 150
Standard : BS, ANSI, JIS.

e. Air Vent.
Jenis : Floating ball Valve
Class : 150
Standard : BS, ANSI, JIS.

f. Strainer.
Jenis : Y-type strainer, bronze body screwed
removable cover.
Screen : Stainless steel
Mesh Size : 1,19 mm perforations.
Mesh neto area : Minimum 4 x luas pipa masuk
Sambungan : 2 1/2" keatas, flange.
2" kebawah ,screw
Class : 150
Standard : BS, ANSI, JIS.

g. Flexible Conection.
Jenis : Spool type flexible rubber

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Bentuk : Bellow/spherical
Bahan : Stainless steel ANSI 304
Gerakan : 20 mm untuk expansi 50 mm untuk kontraksi
Panjang : 500 mm, diameter 3" kebawah.
800 mm, diameter 4" ke atas.
Class : 300
Standard : BS, ANSI, JIS.

h. Safety Valve
Jenis : Plain lifting level, bronze valve.
Tekanan : Minimum 1,5 kali tekanan kerja.
Diameter : Sesuai dengan pipa.
Standard : BS, ANSI, JIS.

4.1.4. Pompa Air Bersih Dan Perlengkapannya


a. Kontraktor harus memasang Pompa Air Bersih sesuai dengan
gambar dokumen dan spesifikasi berikut :
1. Pompa booster Ruang Pompa.
Type : End Suction
Kapasitas : 200 l /menit
Total Head : 30 meter
Putaran : 1450 - 1700 rpm
Effisiensi : 65 %
Daya Elektro Motor : 3,5 Hp
Voltage : 220/380 Volt/3ph/50 Hz
Merk : sesuai daftar merk.
Jumlah : 1 unit

2. Konstruksi:
Kelengkapan pompa tersebut di atas dirakit dan didudukan
dalam satu base plate.
Konstruksi pompa harus disesuaikan dengan Spesifikasi
pompa dan base plate yang dipakai.

b. Motor listrik harus sesuai dengan N.E.M.A Standard dan


National Electric Code atau sejenis
c. Panel kontrol serta kelengkapan lainnya harus disertakan dalam
penawaran.
d. Brosur lengkap harus disertakan dalam penawaran berisikan
curve-curve karakteristik dan susunan bagian-bagian pompa.
Pemilihannya harus diberi tanda dengan warna.

4.2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
4.2.1. Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada Pipa vent yang terdapat di
dalam gedung, demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat
dari bahan PVC class AW sesuai dengan daftar merk.
4.2.2. Accessories
a. Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa,
yaitu PVC Class AW serta terbuat dengan cara injection welding.
b. Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan stainles
steel sesuai dengan daftar merk.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

4.3. Sistem Instalasi Air Hujan


4.3.1. Pipa
Semua pipa yang berada di dalam gedung baik tegak maupun
mendatar terbuat dari PVC class AW. Pipa di luar gedung (di dalam
tanah) dari Buis beton disesuaikan dengan gambar dokumen.
4.3.2. Accessories
a. Fitting
Fitting terbuat dari bahan yang sama dengan pipa (PVC class
AW) dan dibuat dengan injection molding. Untuk pipa Buis beton,
tiap sambungan harus disemen dengan kuat.
b. Strainer/saringan dibuat dari besi cor.
c. Roof Drain dibuat dari bahan besi cor.

5. Cara Pemasangan
5.1. Umum
5.1.1. Gambar dan Spesifikasi hanya menjelaskan jalur dan penempatan
secara umum. Semua detail dan perletakan yang sebenarnya harus
dibuat dalam bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan diserahkan
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi pengawas untuk diperiksa
dan disetujui bila tidak terdapat lagi kesalahan.

5.1.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran


pada tempat-tempat rendah dan tertutup.

5.1.3. Peralatan Pipa


a. Pipa harus dipasang dengan jarak (clearance) yang cukup
terhadap balok (beam), kosen jendela, rangka langit-langit dan
lainnya sehingga terdapat ruang atas pipa (head room) yang
cukup pipa itu sendiri dan fitting serta peralatan lainnya pada
sistem pemipaan tersebut untuk pemeliharaan.
b. Ketinggian langit-langit ukuran balok atau kolom dan ukuran shaft
tegak pipa dicantumkan secara jelas pada gambar finishing dan
gambar struktur.
c. Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk jalur pipa di atas
rangka langit-langit maupun pada shaft tegak pipa, maka
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi, untuk mendapat penyelesaian sebelum
pemipaan dilaksanakan.

5.1.4. Instalasi
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa
dengan alat potong pipa yang sesungguhnya pipe cutter, sehingga
tidak menyebabkan perubahan diameter pipa.
b. Pipa-pipa boleh disambung antara satu dengan lainnya setelah
"Chip dan Scraps" hasil pemotongan dibersihkan.
c. Ulir mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads
BS. 21. atau ANSI B2.I, kecuali bila ditentukan lain pada
pasal-pasal selanjutnya, dan dibuat dengan alat khusus pembuat

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

ulir dengan menggunakan pelumas red load dan Linceed Oil atau
minyak jenis lain yang tidak beracun.
d. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan
berikut :

Nominal Diameter Panjang Efektif Ujung Ulir


(mm) (inch) (mm)
15 0,5 15
20 0,75 17
25 1,0 19
32 1,5 22
50 2,0 26
80 3,0 34

e. Sambungan dengan fitting berulir harus menggunakan Teflon


Sealing Tape atau yang sejenis.
f. Pada sambungan dengan flens (flange), harus menggunakan
packing flange dengan tebal minimum 3 mm yang dicat pada kedua
sisinya dengan campuran minyak nabati dan red lead atau
graphite, kemudian sambungan dipasang dan diikat dengan
mur-baut pengikat secara kencang.
g. Pembersihan terhadap welding slag, kotoran di dalam dan di
bagian luar ujung pipa dan lainnya harus dilakukan sebelum
sambungan dipasang.
h. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak
kemasukan kotoran atau sejenisnya.

5.1.6. Peralatan Pendukung / Alat Bantu


a. Pemipaan peralatan/unit mesin seperti tangki, pompa dan lainnya
harus ditopang secara terpisah sehingga tidak membebani unit
mesin/peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai
peredam getaran.
b. Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang
berfungsi untuk mengatasi gerakan-gerakan thermal dan/atau
gerakan-gerakan akibat aliran fluida pada tempat-tempat tertentu
dengan sistem sambungan swing, flexible expansion loop dan
lainnya.
c. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan
union atau flange pada setiap cabang dan pada setiap pipa masuk
dan pipa keluar dari unit mesin/ peralatan seperti pompa, tangki,
traps, katup otomatis dan lainnya, dengan tujuan untuk
mengisolasi peralatan/unit mesin tersebut atau cabang pemipaan
tersebut pada saat terjadi kerusakan atau untuk pemeriksaan dan
pemeliharaan.
d. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan cap
atau plug pada setiap titik yang disiapkan untuk perluasan, sesuai
dengan indikasi pada gambar.
e. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penguras
(drain) berikut pemipaannya ke saluran air hujan terdekat pada
setiap titik terendah dari setiap cabang pemipaan yang dilengkapi
dengan katup isolasi.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

f. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan pemipaan ke saluran


air hujan terdekat untuk pengaliran air dari katup pengaman
pelepas tekanan dan sejenisnya.
g. Dalam sistem pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting
koneksi pipa untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang
tetap pada tempat-tempat yang penting.
h. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik
dan ketelitian tinggi serta simetris.
i. Harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa dan
tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
j. Harus menyediakan dan memasang ARV 'Air Relief Vent' serta
penampungan pada tempat yang memungkinkan terjadi
pengumpulan udara.
Harus dilaksanakan dengan menggunakan reducing/increasing
fitting dengan ketentuan sebagai berikut :
Bahan dari : Galvanized
Sambungan : ulir, las atau flange
Bahan dari : Black steel
Sambungan : ulir, las atau flange

5.1.7. Sambungan Pipa Dengan Bahan Berbeda


Diameter ukuran 2 1/2" atau lebih besar harus menggunakan flange
joint sedangkan diameter 2 1/2" atau lebih kecil menggunakan screw
joint atau screw joint pada ujung lainnya dan disesuaikan dengan
standard pipa dari bahan tersebut.

5.1.8. Sambungan Dengan Peralatan


a. Harus menggunakan union atau Double Neple yang dipasang
antara katup penutup/isolasi dengan peralatan, untuk melepas
atau mengganti peralatan tersebut tanpa membongkar sistem
pemipaan.
b. Union dan Double Neple harus dipasang pada sisi hilir setiap
katup isolasi setiap cabang sistem pemipaan.

5.1.9. Sabungan Flens (Flange)


a. Sambungan flens baja, besi tuang dan PVC, harus diperkuat
dengan mur-baut & ring dari bahan baja mengkilap yang disetujui,
hal yang sama berlaku juga untuk sambungan flens bronze dan
copper.
b. Sambungan dipasang pada jalur pipa lurus yang menggunakan
sistem sambungan las.
c. Sambungan dipasang pada setiap percabangan pipa yang dibuat
dengan sambungan las.

5.1.10. Sambungan Lentur Dan Sambungan Ekspansi


Pada tempat tertentu harus dilengkapi dengan sambungan lentur
(Flexible Connection) atau sambungan expansi (Expansion Joint)
dimana dapat terjadi kemungkinan gerakan antara dua bagian
pemipaan atau dimana dapat terjadi expansi atau kontraksi yang
melebihi batas toleransi untuk pemipaan.

5.1.11. Pipa yang Tertanam Dalam Bagian Bangunan

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam


dalam tanah atau daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau, setelah
pemasangan harus menggunakan sistem sambungan las dan diuji
secara hidraulis lebih dahulu sebelum ditutup.

5.1.12. Metoda Sambungan Pipa


Metode yang digunakan untuk sambungan pipa diterangkan secara
lebih jelas pada pasal-pasal untuk sistem pemipaan yang
bersangkutan.

5.1.13. Ekspansi
a. Ekspansi pipa secara umum ditampung melalui elbow/bend,
sambungan lentur, loop, sambungan ekspansi dan offset.
b. Pemipaan utama, cabang dan distribusi secara keseluruhan
harus dipasang dengan prinsip bahwa seluruh ekspansi maupun
kontraksi yang ada terjadi tidak boleh menyebabkan adanya
kebocoran dan/atau perubahan tegangan pada dinding pipa.
c. Tegangan yang terjadi pada butir di atas harus masih dalam
batas-batas toleransi dari pipa sesuai dengan standard yang
berlaku dan ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik pipa tersebut.

5.1.14. Peredam Getaran (Vibration Damper)


a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam
getaran (Vibration damper) sesuai dengan persyaratan pabriknya
pada seluruh pompa, sehingga getaran yang terjadi (pada
pondasi) itu seminimum mungkin.
b. Untuk meredam getaran yang terjadi pada pipa akibat getaran
di ruang pompa, maka keluaran (discharge) dari pompa harus
dipasang penghubung fleksibel (flexible connection/joint) yang
mudah dilepas dan dipasang kembali.
c. Pada pipa yang digantung digunakan jenis penggantung
(hanger) dan dilengkapi pegas/spring.
d. Setiap pipa yang menembus dinding (di ruang pompa maupun di
bangunan lainnya), maka antara selubung (sleeve) dengan pipa
harus diberi lapisan isolasi peredam getaran yang terbuat dari
bahan Neoprene.

5.1.15. Saluran Buangan (Drainase)


Selain saluran buangan yang berasal dari Toilet, Pantry dan lain-lain,
maka Kontraktor harus memasang saluran pipa pembuangan di
semua ruang mekanikal, Pompa, Genset dan sebagainya) yang
kemudian dihubungkan ke saluran pembuang utama. Bahan pipa
dipakai PVC atau bahan lain yang tidak bisa berkarat. Sistem ini
harus disesuaikan dengan keadaan lapangan menurut petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.

5.1.16. Penyangga (Support) Dan Penggantung (Hanger) Pipa

a. Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik.


b. Pada pipa yang digantung, penggantung harus dipasang pada
konstruksi dengan memakai insert sesuai gambar.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Jarak antar penyangga/penggantung harus dipasang sesuai


dengan tabel berikut:

Tabel Jarak antar maksimum Penyangga/Penggantung.

Ukuran Pipa
Nominal <1 1 ½ 2 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
(inch) ½
Jarak Antar 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23 25 27 28 30
Maksimum
(ft)

c. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantung oleh atau
dengan pipa yang lain.
d. Semua pipa tegak lurus ditumpu oleh klem U dengan diameter
batang klem minimal 1/2" yang diulir dipasang/diikat dengan
mur pada besi kanal C untuk landasan diberi kayu dudukan,
sedangkan besi kanal C diikat pada beton atau balok dengan
dynabold. Jarak antara klem maksimum 3 meter.
e. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi
peredam getaran (Vibration Eliminator).

5.2. Sistem Instalasi Air Bersih


5.2.1. Pemasangan Pipa
a. Pipa Dalam Tanah
a1. Pipa distribusi yang dipasang di bawah tanah, jalan atau
pelataran parkir, harus ditanam dengan kedalaman kurang
lebih 80 cm yang diukur dari bagian atas pipa sampai
permukaan tanah atau lantai pada peil yang terendah.
a2. Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan
dan diratakan terlebih dahulu kemudian diurug dengan pasir
padat setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di sekeliling
dan di atas pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15
cm, kemudian diurug dengan tanah urug sampai padat.
a3. Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena
sesuatu hal, maka pipa pada bagian pengurugan teratas
harus dilindungi dengan plat beton bertulang minimal
setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga
plat beton tidak sampai bertumpu pada pipa, untuk
selanjutnya diurug sampai padat.
a4. Disekitar fitting dari pipa harus dipasang blok penguat dari
beton agar fitting-fitting tersebut tidak bergerak jika terjadi
penekanan oleh beban di atasnya.
a5. Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
b. Pipa dalam gedung
b1. Pipa dipasang dengan support besi kanal serta klem-U
sesuai dengan diameter pipa tegak di dalam shaft. Jarak
pengkleman antara support sesuai jarak lantai, untuk
memudahkan pemasangan.
Cara pengkleman harus sesuai dengan yang ditunjukkan
pada gambar Dokumen.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

b2. Pipa tegak dalam tembok.


Pipa tegak yang menuju alat plambing harus ditanam dalam
tembok atau lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur
dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai
dengan kebutuhan jalur pipa. Setelah pipa dipasang, diklem
dan diuji, maka alur/lubang harus ditutup kembali sehingga
pipa tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan kembali
harus seperti semula dengan finishing yang rapi, sehingga
tidak terlihat bekas-bekas dari pembobokan.

c. Pipa mendatar
c1. Untuk yang berada di atas langit-langit (ceiling), pipa harus
dipasang dengan memakai penggantung (hanger).
Sedangkan yang berada di atas lantai, pipa diberi penumpu
(support) yang dilengkapi dengan klem-U.
c2. Jarak antar tumpuan atau penggantung yang tertera pada
tabel.
c3. Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa
disesuaikan dengan keadaan lapangan.

5.2.2. Pemasangan Pompa Air Bersih Dan Perlengkapannya


Pemasangan Pompa

1. Pompa harus dipasang pada pondasi pompa yang terbuat


dari beton dan kokoh, dan mempunyai ketinggian pondasi 15
cm terhadap lantai yang terpasang.
2. Pondasi pompa tidak boleh meneruskan getaran pompa ke
lantai bangunan.
3. Perhitungan pondasi pompa harus disesuaikan dengan
kapasitas atau kemampuan pompa.

Pemasangan priming tank serta pemipaannya.


Pemasangan pompa lengkap dengan panel-panelnya. Brosur
lengkap harus disertakan dalam penawaran berisikan curve-curve
karakteristik, pompa dan gambar-gambar potongan yang
menunjukkan susunan bagian-bagian dalam pompa.
Penawaran adalah berikut dengan Kontrol panel wiring sistem dan
alat-alat kontrolnya.

5.3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
5.3.1. Pemasangan Pipa Dalam Gedung
a. Pipa tegak.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta klem-U
sesuai dengan diameter pipa. jarak antara support maksimal 300
cm.
Untuk memudahkan pemasangan pipa harus diberi pelindung
(sadel) agar jangan sampai pecah karena tekanan pengkleman
dengan cara-cara yang ditunjukkan pada gambar dokumen.

b. Pipa mendatar

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Pipa dipasang dengan penggantungan (hanger) sesuai dengan


diameter pipa yang dilengkapi dengan pelindung (sadel) untuk
pelindung terhadap tekanan dasar hanger.
Jarak tumpuan/gantungan disesuaikan terhadap gambar
dokumen atau keterangan di atas dengan kemiringan/ slope
sekitar 1% - 2%.
Perletakkan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang
tersembunyi baik di dinding/tembok maupun pada ruang yang
berada di bawah lantai dan di atas plafond dari tiap-tiap lantai.
Setiap cabang atau sambungan yang merubah arah harus
menggunakan fitting dengan sudut 45 derajat, misalnya : Y
branch, Tee Saniter atau Combination T-Y -45 atau Long radius
Bead.

c. Pipa di dalam tanah


Pipa yang dipasang di bawah permukaan tanah/jalan, harus
ditanam sedalam minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai
permukaan tanah/ jalan. Sebelum pipa ditanam, dasar galian
harus diratakan dan dipadatkan terlebih dahulu. Kemudian diurug
dengan pasir padat setebal 10 cm, selanjutnya setelah pipa
diletakkan di sekeliling dan di atas pipa diurug kembali dengan
pasir setebal 15 cm kemudian diurug lagi dengan tanah urug
sampai padat. Konstruksi permukaan tanah atau lantai bekas
galian harus dikembalikan seperti semula. Pada setiap
sambungan pipa/fitting harus dibuat galian yang dalamnya 50
mm. Untuk menempatkan sambungan pipa pada bagian yang
membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton.
Dalamnya perletakkan pipa disesuaikan dengan kemiringan 0,5
% dari titik mula di dalam gedung sampai ke Bak kontrol.

5.3.2. Pemasangan Pipa di luar gedung/pipa peresapan


a. Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah atau
jalan dengan kemiringan 0,5 dari Bak kontrol ke unit
pengolahan (Sewage Treatment Plant/ Septictank).
b. Untuk perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena galian
tidak memenuhi syarat (kurang dari 80 cm), maka pada bagian
atas pipa harus dilindungi plat beton bertulang dengan tebal
minimal 10 cm, dimana plat beton tersebut tidak bertumpu
pada pipa.
c. Untuk pipa yang dipasang di trench, harus dibuat dudukan
dari besi kanal dan diberi perlindungan (sadel) sebelum diklem
agar jangan sampai pecah karena tekanan klem, dibuat harus
sesuai dengan gambar.

5.3.3. Sambungan pipa


a. Pipa PVC dengan dia.8" s/d 6" harus disambung dengan
rubbering joint. Pipa PVC dia. 2 1/2" disambung dengan
Solvent cement.
b. Pipa yang akan disambung dengan Solvent Cement harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan
lemak.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan luar dan


dalam dari pipa yang akan saling melekat.
d. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari
pipa yang akan disambung harus bebas dari kotoran yang
dapat menggangu kelancaran air di dalam pipa.

5.4. Sistem Instalasi Air Hujan


5.4.1. Pemasangan Pipa tegak di dalam gedung Di dalam Shaft.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta klem-U
sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara support maksimal setiap
300 cm, untuk memudahkan pemasangan pipa harus diberi
pelindung (sadel) agar jangan sampai pecah karena tekanan
pengkleman sesuai dengan cara-cara yang ditunjukkan pada gambar
dokumen.
Pada sisi pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa datar harus
diberi dudukan dari balok beton.

5.4.2. Pemasangan Pipa mendatar di dalam gedung


a. Pipa yang dipasang dengan penggantung (hanger), pipa harus
diletakkan/ diusahakan berada pada tempat tersembunyi.
b. Pipa di luar gedung (di bawah tanah).
Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah,
jalan atau pelataran parkir, perletakan pipa harus sesuai dengan
kemiringan 0,02 mulai dari titik mula pipa sampai ke selokan atau
parit.
Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan, harus
ditanam, dalamnya galian sedalam 80 cm, maka pipa pada bagian
pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton tulang
setebal minimal 10 cm yang sedemikian rupa sehingga plat beton
tidak tertumpu pada pipa. Untuk selanjutnya diurug dengan tanah
sampai padat. Konstruksi permukaan tanah/jalan bekas galian
harus dikembalikan seperti semula.

5.4.3. Penanaman pipa


a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan terlebih
dahulu.
b. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang
dalamnya 50 mm untuk penempatan sambungan pipa.
c. Setiap pertemuan pipa harus diberi bak kontrol. Penempatan
atau pemasangan bak kontrol seperti tertera pada gambar.

5.4.4. Sambungan pipa


a. Pipa PVC dengan dia. 8" harus disambung dengan rubbering
joint. Pipa PVC kurang dari dia. 3" s/d 6" disambung dengan
Solvent cement.
b. Pipa yang harus disambung dengan Solvent Cement harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan
lemak.
c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan luar dan
dalam dari pipa yang akan saling melekat.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

d. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa


yang akan disambung harus bebas dari benda-benda/kotoran
yang dapat menggangu kelancaran air di dalam pipa.

5.4.5. Sambungan Pipa Buis beton


Sambungan antar pipa buis beton dilakukan dengan penyemenan
yang kuat, sehingga tidak terjadi kebocoran.

5.4.6. Pemasangan saringan air hujan (Roof drain)


a. Saringan terdiri badan yang ditanam rata dengan permukaan atas
atap.
b. Badan saringan harus mempunyai bentuk bowl yang berfungsi
sebagai penahan endapan/kotoran padat (sediment bowl).
c. Tutup saringan dipasang pada badan dengan memakai
sambungan ulir.
d. Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk
melalui sisi-sisinya yang berlubang.

5.4.7. Penembusan pipa


a. Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi
pipa selubung (sleeve) yang diameternya lebih besar daripada
diameterterter pipa yang akan menembus dinding.
b. Bahan pipa selubung (sleeve) dari jenis is GIP medium class.

5.5. Pembersihan

5.5.1. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran
lainnya.

5.5.2. Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan
terlebih dahulu dari lemak, lumpur dan kotoran-kotoran lainnya
yang ikut masuk kedalam.

5.5.3. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran bagian bangunan, atau


finishing arsitektur yang menimbulkan kerusakan karena kelalaian
Kontraktor, karena tidak membersihkan sistem pemipaan maka
semua perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6. Cara Pengetesan
6.1. Pengujian Terhadap Tekanan Dan Kebocoran

6.1.1. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji


dengan tekanan hidro statis sebesar 10 kg/cm2 selama 24 jam
tanpa terjadi perubahan/ penurunan tekanan.

6.1.2. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.

6.1.3. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi,


dan melaporkan hasil pengujian secara tertulis ke Konsultan

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Manajemen Konstruksi dan Perencana atau yang dikuasakan untuk


itu.

6.1.4. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus


memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian
kembali sampai berhasil dengan baik.

6.1.5. Pada prisipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi


bagian dari panjang maksimum 100 meter, pada ujung instalasi
(diposisi tertinggi pipa, dipasang katup / kran untuk membuang udara
yang terjebak didalam pipa)

6.1.6. Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor,
termasuk biaya pemakaian air dan listrik.

6.1.7. Setelah semua instalasi air bersih terpasang semuanya, termasuk


juga pompa, maka Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap
sistem kerja (Trial Run) dari seluruh instalasi air bersih, yang
disaksikan oleh Konsultan Pengawas, Perencana atau yang ditunjuk
untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.

6.2. Pengujian Pompa


Sebelum pompa-pompa tiba di site maka harus dilakukan pengujian pompa
di pabrik pembuat sesuai karakteristik pabrik pembuat pompa.
Setelah sampai di site serta selesai terpasang, semuanya dilakukan
pengujian secara keseluruhan sehingga bekerja baik. Pengujian pompa di
pabrik dan site harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan Perencana
serta Kontraktor harus mem buat laporan pengujian secara lengkap dan
tertulis.

7. Penyerahan, Pemeliharaan Dan Jaminan


Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan
dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
Peralatan / equipment harus diberikan garansi penuh dan pemilik dibebaskan
dari segala macam pembayaran akibat kerusakan selama masa berlakunya
garansi atau 1 (satu) tahun setelah penyerahan pekerjaan pertama.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Pasal 55
PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

1. Persyaratan Umum
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pemadam Kebakaran ini menguraikan
persyaratan teknis yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengadaan material dan peralatan, pengerjaan instalasi serta pengujian di
Pabrik dan di Site. Dalam hal ini, Spesifikasi Umum Teknis Mekanikal adalah
bagian dari pada spesifikasi teknis keseleruhan proyek ini..

2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan
lain-lain, pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan
(commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Pemadam
Kebakaran seperti disyaratkan dalam :

1. Spesifikasi Teknis
2. Gambar Perencanaan
3 Bill of Quantity
4. Berita Acara Aanwijizing
5. Adenddum

Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang


berhubungan dengan Pekerjaan Pemadam Kebakaran yang tidak mungkin
disebutkan secara terinci, tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi
dan operasi Pemadam Kebakaran.

2.2. Pengadaan dan pemasangan :

1. Pipa
2. Accessories
 Fitting
 Valves
3. Hydrant Box dan Fitting untuk fire departement
4. Fire Extinguisher
5. Hydrant Pillar dan Siamese Connection
6. Pompa-pompa
 Pompa Hydrant
 Pompa Jockey Hydrant
 Panel Fire Pump Controller dan kontrol lainnya.

2.3. Pengadaan dan pemasangan Pressure Tank sebagai perlengkapan


peralatan pompa pemadam kebakaran.

2.4. Pengadaan dan pemasangan box hydrant, hydrant pillar, fire


extinguisher, seamese connection

2.5. Pengadaan dan pemasangan pipa-pipa fire hydrant.

2.6. Pengadaan dan pemasangan valve-valve fire hydrant.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

2.7. Pengadaan dan pemasangan sparing-sparing pipa fire hydrant, pada


dinding / balok struktur.

2.8. Mengadakan pengujian terhadap Sistem Pemadam Kebakaran antara


lain: Test Debit Air, Tekanan Air, Tekanan Pipa, Hydrant dan lain-lain.

2.9. Pengetesan sistem terhadap tekanan kebocoran pipa.

2.10. Pengetesan sistem terhadap kerja fire hydrant dan secara keseluruhan
dan mengadakan pengamatannya, sampai sistem bisa berjalan automatis
dan manual dengan baik.

2.11. Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan yang dipergunakan.

2.12. Perbaikan kembali akibat adanya pembobokan.


2.13. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

2.14. Melaksanakan pembersihan lapangan dan lain-lainya serta tempat


pembuangannya akan ditetukan oleh Pengelola Proyek.

2.15. Semua pekerjaan instalasi Pemadam Kebakaran seperti yang tersebut


pada lingkup pekerjaan di atas harus dilaksanakan dengan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas dan memenuhi semua persyaratan yang
disyaratkan oleh instansi yang berwenang, seperti Dinas Pemadam
Kebakaran, Departemen Tenaga Kerja, Departeman PU, dll.

2.16. Pemasangan instalasi Pemadam Kebakaran ini harus sesuai dengan


spesifikasi dan semua peraturan yang berlaku di Indonesia.

2.17. Seluruh biaya pengadaan peralatan, perlengkapan/material untuk


instalasi Pemadam Kebakaran ini harus sudah termasuk bea masuk,
perizinan, biaya pemeriksaan oleh pejabat yang berwenang, biaya
penyimpanan (gudang) dan biaya-biaya yang diperlukan untuk
pengadaan perlengkapan Pemadam Kebakaran juga biaya penyediaan
peralatan bantu, testing, comisioning dan biaya pemeliharaan selama 1
(satu) tahun setelah penyelesaian pekerjaan adalah tanggung-jawab
kontraktor.

3. Kemampuan Operasi
Harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis ini.

4. Spesifikasi Teknis Material dan Peralatan


4.1. P i p a
Semua pipa, dari dia. 1 " - dia. 8 ", di dalam gedung maupun di luar gedung,
dan branch pipe (pipa cabang) dari bahan Black Steel Pipe BS 1387/1967
Sch. 40.

4.2. Accessories
4.2.1. Fitting
Untuk Black Steel Pipe BS 1387/1967 Sch. 40, fitting harus terbuat
dari material yang sama (Black Steel).

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

4.2.2. Valves
Seluruh valve, check valve, flexible joint dan pressure reducing valve
yang dipakai di pemipaan Fire Hydrant harus dari jenis Fire Fighting
Valves yang mempunyai tekanan kerja 200 Psi dan tekanan test 400
Psi serta dilengkapi dengan Ball drip Valve, Automatic release valve,
discharge pressure gauge water level gauge device

4.3. Hydrant Box dan Fitting untuk fire Apartement


1. Hose Rack ada di dalam hydrant Box didekat Hose Rack harus ada
untuk sambungan Fire Department 2 1/2", Break glass, bell, dan lampu
tanda merah, Hose dari Hose Rack dengan diameter 1 1/2" dan
panjangnya 30 meter, sedangkan Fire Department Connection dia. 2
1/2" harus dipasang sesuai dengan landing valve Connection (Valve
dari Van der heyden).
2. Hydrant box ditawarkan berdasarkan daftar yang diakui di Indonesia.
3. Pemborong harus menyertakan brosur lengkap dan pemilihan
peralatan yang ditawarkan harus ditandai dengan warna dengan jelas.
4. Warna boxnya: Merah Gelap.

4.4. Fire Extinguisher

4.4.1. Fire Extinguisher yang berbeda dalam ruangan kerja di type ABC
Dry Powder Five Powder Fire Extinguisher, dengan spesifikasi
sebagai berikut :
Kapasitas : 2 Kg
Tekanan Operating : 150 lbf/in²
4.4.2. Untuk ruang Genset digunakan Carbon Dioxida Fire Extinguisher
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Kapasitas : sekurang-kurangnya 25 kg.

4.4.3. Merk Fire Extinguisher yang ditawarkan harus sesuai dengan yang
diakui di Indonesia.

4.4.4. Tempat-tempat yang tidak dilindungi oleh Fire Hydrant dan


tertutup, maka setiap luas lantai 200 m², harus dipasang Fire
Extinguisher dengan kapasitas 2 kg atau sesuai yang terlihat dalam
gambar rencana.

4.5. Hydrant Pillar dan Siamese Connection

1. Hydrant Pillar dan Siamese Connection yang digunakan adalah


dengan 2 Outlet 2-1/2" Vander Heyde lengkap dengan tutup dan
rantainya.
2. Selain ball valve pada outlet Hydrant Pillar juga harus dilengkapi
dengan main valve dan fasilitas drainnya.
3. Penawaran Hydrant Pillar dan Siamese harus disertai brosur lengkap
dengan ditandai warna untuk pemilihannya.
4. Setiap Hydrant Pillar harus dilengkapi dengan sebuah Out Door
Hydrant Box lengkap dengan Hose yang panjangnya 30 meter
diameter 2-1/2" dan Nozzle juga diameter connection 2-1/2". Box ini

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

harus dilengkapi dengan kunci, dimana anak kuncinya diletakkan pada


sebuah kotak kaca pada pintu box tersebut.
5. Hydrant Pillar, Siamese Connection dan Out Door Hydrant Box harus
dipasang di atas pondasi beton dan diberi angkur.

4.6. Pompa-pompa

4.6.1. Pompa Hydrant dan Pompa


a. Kontraktor harus memasang pompa Hydrant sesuai dengan
gambar dokumen dan spesifikasi teknik yang terdiri dari; 1
(satu) unit Automatically Controlled Electric Driven Main
Fire Pump, ( untuk masing-masing pompa hydrant dan pompa).
Pompa hydrant dipasang di dalam ruang pompa dan dilengkapi
dengan Control panel yang sesuai dengan UL Listed, peraturan
NFPA-20, dan peraturan lokal.

b. Data-data Pompa Hydrant sbb :


 Type : centrifugal end suction valute pump
Kapasitas : 500 Gpm
Total Head : 45 meter
Efficiency : 70 % (minimum)
Daya motor : 22 Kw
Volt : 380 V/3ph/50 Hz
Putaran : 2900 rpm

c. Flow/Head karakteristik sbb :

Pada kondisi Shut Off (Zero flow) tekanan tidak melebihi


120 % x Total head.
Pada kondisi aliran 150 % kapasitas maka tekanan (head)
tidak kurang dari 65 % x Total head
Critical Speed Pompa/Impeller minimum 25 % lebih besar
dari Operating Speed.

d. Electromotor, Motor Controller dan Panel Control Fire Pump.


d1. Electromotor harus mempunyai konfigurasi Vertical hollow
shaft induction motor, motor dikonstruksi agar bearing
dapat menahan beban total hydrolic dan beban static dari
putaran pompa. Motor dan top drive copling dan nut dapat
diatur agar menjaga terhadap putaran balik (pump back
spin).

d2. Motor harus TEFC Class F Insulation, 80 °C temperature


rise, Stardelta, Starting dan bertahan untuk kondisi tropis.
Motor dimension setara dengan NEMA Standard, dan
National Electric Standard.

d3. Motor harus dapat menjalankan pompa pada semua Duty


Point sesuai dengan Impeller yang terpilih dengan tanpa
gangguan Over Load.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

d4. Motor Controller harus memenuhi standard NFPA-20


dengan Panel yang terbuat kokoh, dry Proof dan tahan
terhadap moisture serta diberi label Fire Pump Motor
Controller.

d5. Bekerja Pompa harus secara Otomatis pada waktu


Pressure drop tekanan dalam pipa riser hydrant turun, bila
fire hose nozzle dibuka atau dari signal Panel fire alarm
tetapi untuk mematikan pompa harus secara manual dan
dilengkapi switch untuk manual start untuk menjalankan
pada waktu pengetesan.
d6. Panel Controller Fire Pump harus mempunyai automatic
transfer switch untuk 2 (dua) sumber daya yang berasal
dari PLN dan Daya emergency genset.
Panel ini juga harus dilengkapi dengan fasilitas untuk
pengoperasian dan monitoring dari jauh (remote control),
baik oleh fire alarm maupun oleh building automation.
Panel Controller harus memenuhi standard NFPA-20, dan
Panel harus terbuat kokoh, serta diberi label Fire Controller
Panel. Merk yang ditawarkan harus sesuai dengan daftar
merk.

4.6.2. Pompa Jockey Hydrant


a. Kontraktor harus memasang pompa Jockey Hydrant sesuai
dengan gambar dan spesifikasinya yang terdiri dari; 1 (satu)
unit Automatically controlled Electric Driven Jockey Pump,
(untuk masing-masing pompa Hydrant dan ).

Pompa Jockey Hydrant


Type : Horizontal centrifugal and suction pump
Kapasitas : 50 gpm
Head : 45 m
Efficiency : 70 % (minimum)
Elektro motor : 3 Kw
Volt : 380 V/3phasa/50 Hz
Putaran : (3000 rpm - 2950 rpm)

b. Pompa Jockey harus dari type fire pump yang dipasang pada
ruang mesin dan dihubungkan dengan pipa riser hydrant/
distribusi dan tangki bawah dan gunanya untuk memelihara
kondisi tekanan dalam pipa hydrant/ dengan interval tekanan
yang dapat diatur pada Pressure switch serta menghindari
Frequent Start and Run
Motor listrik dan peralatan harus memenuhi N.E.M.A
standard dan National Electric Code.
Pompa harus bisa start otomatis berdasarkan penurunan
tekanan dalam sistem.
Start dan stop dari pada pompa bisa diatur dengan cara
merubah setelan pada pressure switch, sehingga jockey
pump akan start pada tekanan yang lebih tinggi dari pada
Fire Pump.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Pompa harus dilengkapi dengan pressure gauge dan


lain-lain yang diperlukan agar sistem dapatdiawasi
kondisinya dan bekerja efektif/ efisien.
Sebelum pompa akan dihidupkan / ditest As kopel antara
motor dengan pompa harus dileman terlebih dahulu
supaya centre agar tidak terjadi kerusakan pada poros
pompa.

5. Cara Pemasangan
5.1. Pemasangan Pipa di Luar gedung (di Bawah Tanah)
1. Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan, dengan
tebal/tinggi timbunan/urugan minimum 80 cm diukur dari atas pipa
sampai permukaan jalan/tanah.
2. Pipa yang akan ditanam diberi lapisan plinkut terlebih dahulu,
kemudian dilapisi dengan lembaran karung goni dan kemudian dilapisi
dengan plinkut kembali.
3. Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir
padat setebal 10 cm, selanjutnya setelah pipa diletakkan, diberi bata di
atasnya di sekeliling dan di atasnya diurug kembali dengan pasir
setebal 15 cm, untuk selanjutnya diurug tanah sampai padat.
4. Konstruksi permukaan tanah/jalan bekas galian harus dikembalikan
seperti semula.
5. Penyambungan pipa harus menggunakan flens dan baut.

5.2. Pemasangan Pipa di dalam Gedung


1. Pipa tegak.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta U-klem
sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara support maksimal 3 m,
harus mempunyai jarak dengan lantai untuk memudahkan
pemasangan.

2. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan penggantungan (hanger) sesuai dengan
diameter pipa. Jarak antara penggantungan yang satu dengan yang
lainnya maksimum 2 meter. Jarak antara pipa dengan dinding
penggantung bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.

5.3. Penanaman Pipa


1. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap
sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm
untuk menempatkan sambungan pipa.
2. Cara penurunan pipa ke parit harus menggunakan Blok dan Takel
serta sebuah rangka berbentuk A atau sejenisnya.
3. Agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan, maka
pipa-pipa di sekitar fitting harus dipasang blok dari beton.
4. Semua pipa dengan garis tengah sampai 2" (5 cm) dapat
menggunakan sambungan ulir (screw). Semua pipa sebelum
disambung dalam pipa harus dibersihkan dahulu. Pipa yang disambung
dengan ulir (screw) harus menggunakan seal tape agar tidak bocor.
Pipa yang berukuran garis tengah 2 1/2" ke atas harus memakai
sambungan flens dan diantara flens tersebut harus dipasang packing
pencegah kebocoran atau pengelasan untuk pipa baja.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

5.4. Pemasangan Hose Rack box, Fire Hose dan Fire Extinguisher
Hose Rack dipasang di dalam box dan tertanam di dinding hingga
permukaan (pintu) rata dengan din-ding tersebut. Jarak antara dasar
Hydrant box dengan lantai 75 cm.
Di dalam Hydrant box harus dilengkapi dengan Fire hose, Nozzle, Fire
Department Connection.

5.5 Pemasangan Hydrant Pillar dan Seamese Connection


Hydrant Pillar dan Seamese Connection ditempatkan di luar gedung, di atas
permukaan tanah sesuai dengan gambar dokumen. Perletakan Hydrant
Pillar dan Seamese Connection di atas pondasi beton dengan ketentuan
berat pondasi minimal 2 x berat Hydrant Pillar.

5.6. Cara pemasangan pompa-pompa Hydrant


Pompa dipasang di atas pondasi beton dengan diberi vibration isolators
(spring) pada setiap dudukan mesin. Letak pompa-pompa hydrant sesuai
dengan gambar dokumen.

5.7. Pengecatan

5.7.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka panggantung


rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan
bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat zincromate,
cat harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai
dengan bahan masing-masing.

5.7.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dipabriknya


atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan
aluminium.

5.7.3. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus


dicat akhir dengan cat besi merk Vinilex dengan warna sebagai
berikut:

No Bahan -bahan Warna


1 Pipa Hydrant Merah Gelap
2 Pipa Drain Hitam
3 Bahan Gantungan & Support Hitam
4 Panah Pengarah Aliran Putih

5.7.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor


indentifikasi bagi peralatannya dengan cat. Sebelumnya Kontraktor
wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang
pada peralatan-peralatan itu kepada Pengelola Proyek/ Konsultan
Pengawas.

5.8. Peredam Getaran

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (Vibration


isolator) sesuai dengan persyaratan pabriknya pada seluruh pompa yang
dapat menghasilkan getaran yang seminimum mungkin untuk peredam
getaran melalui pipa dipasang flexible connection.
5.9. Pipa Pembuangan (Drain)
Kontraktor harus memasang saluran-saluran pipa pembuangan di semua
instalasi yang kemudian dihubungkan ke saluran pembuangan. Bahkan
pipa dipakai PVC atau bahan lain yang tidak berkarat, sambungan dari
pompa ke pipa drain digunakan pipa fleksible, sambungan harus mudah
dilepas dan pasang kembali. Sistem ini harus disesuaikan dengan keadaan
lapangan menurut petunjuk Pengelola Proyek.

5.10. P e n y a n g g a
5.10.1. Semua pipa-pipa mendatar harus ditumpu dengan baik.
Penggantung harus dipasang pada konstruksi dengan insert dan
sesuai dengan gambar dokumen.

5.10.2. Penyangga dan penggantung harus dipasang sesuai dengan


tabel berikut:

Ukuran pipa
nominal (in) <1 1 1/2 2 2 1/2 3 4 5 6 8 10 12
Maximum jarak 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23
gantung (ft)

5.10.3. Hendaknya tidak ada pipa yang ditumpu atau digantung dengan
pipa yang lain.

5.10.4. Semua pipa tegak lurus ditumpu dengan besi U 1/2" yang diulir
dipasang/ diikat dengan mur pada besi kanal untuk landasan diberi
kayu dudukan, sedangkan besi kanal C diikat pada beton atau
balok dengan dynabolt. Jarak antara klem maksimal 3 meter.

5.10.5. Semua panggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi
peredam getaran (Vibration Eliminator).

5.11. Peralatan
5.11.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul
kotoran pada tempat-tempat rendah dan tertutup.

5.11.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang "Pipa Fitting" untuk


penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada
tempat-tempat yang penting.

5.11.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukuran yang
baik dan ketelitian tinggi serta simetris.

5.11.4. Kontraktor harus membuat dan memasang plat nama dari plat
allumunium yang diembossed dan dipasang pada peralatan dan
panel-panel Pompa Kebakaran dan Panel Kontrolnya.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di


tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.

6. Cara Pengetesan
6.1. Pengetesan terhadap Kebocoran dan Tekanan
6.1.1. Semua pipa dan perlengkapanya sesudah dipasang harus diuji
dengan Hydraulik sebesar 1,5 x tekan kerja selama 3 x 24 jam.
Selama pengujian berlangsung tidak boleh terjadi
perubahan/penurunan tekanan.
6.1.2. Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh
Kontraktor.
6.1.3. Pengetesan harus disaksikan oleh Pengelola Proyek atau Konsultan
Pengawas. Pengetesan dilakukan dengan menjalankan seluruh
sistem atau peralatan yang dipakai dalam menghadapi bahaya
kebakaran.

6.2. Direksi berhak meminta pengulangan dari pada pengujian bila dianggap
perlu.

6.3. Semua biaya pengujian ataupun pengulangan pengujian termasuk


tanggung jawab Kontraktor.

6.4. Termasuk ke dalam biaya pengujian adalah tenaga listrik, bahan bakar dan
air.

7. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan


Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan
dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
Harus diberikan garansi penuh dan pemilik dibebaskan dari segala macam
pembayaran semua kerusakan selama 1 (satu) tahun setelah penyerahan
pekerjaan.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Pasal 56
PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA

1. UMUM.

Syarat-syarat teknis pekerjaan tata udara yang di uraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal /
Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN.

Yang dicakup dalam pekerjaan instalasi ini adalah pengertian bekerjanya sistem tata
udara secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang / material, instalasi


(termasuk pembobokan dan perapihan kembali), testing & commissioning dan pemeli-
haraan.

Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi


perlu untuk pelaksanaan dari pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan sbb. :

2.1. AC CEILING CASSETTE dan WALL MOUNTED :

2.1.1 Out door Condensing Unit (OCU)

2.1.2 Indoor Evaporator Blower (EVB)

2.1.3 Local Group Controller (LGC) dan Multi Function Control Center (MFCC)

2.1.4 Sistem pemipaan refrigerant beserta isolasinya dan alat-alat bantu yang
diperlukan.

2.1.5 Sistem pemipaan drainage (pengembunan) beserta isolasinya dan


alat-alat bantu yang diperlukan.

2.1.6 Flexible round duct untuk fresh air beserta fresh air grille alat-alat bantu
yang diperlukan.

2.2 Pekerjaan Listrik untuk sistem A/C , meliputi :

2.2.1 Panel daya OCU dan EVB untuk seluruh lantai.

2.2.2 Pengkabelan daya dari panel OCU ke OCU dan dari panel EVB ke
seluruh EVB.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

2.2.3 Pengkabelan kontrol OCU, EVB, LGC dan MFCC.

2.2.4 Rak kabel dan rak pemipaan tembaga.

2.3. Integrasi dan pengujian sistem / instalasi sampai berfungsi dengan baik dan dapat
diterima.

Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Pengawas, Konsultan
atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.

Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus


bertanggung-jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

Dalam hal ini, Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga air cooled
Ducted Split air conditioner system segala biaya pengetesan di lapangan serta
pengadaan listrik kerja.

Sistim / tata cara pengetesan harus disampaikan secara tertulis dua minggu
sebelum jadwal pengetesan.

3. PELAKSANAAN INSTALASI AC DUCTED SPLIT .

3.1. Pengecatan.

Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga,


semua unit yang dirakit di lapangan dan unit-unit yang diperlukan serta
bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar sesudah itu dicat
lagi dengan persyaratan pengecatan yang harus sesuai untuk bahan
masing- masing.

Cat yang digunakan adalah ICI atau setara.

3.2. Peredam Getaran.

Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration


damper) pada seluruh peralatan yang menimbulkan getaran (terutama OCU).

Type disesuaikan dengan mesin yang bersangkutan berdasarkan rekomendasi


pabrik.

3.3. Pipa Pembuangan (Drain).

3.3.1 Kontraktor harus memasang saluran-saluran pipa pembuangan (drainage


pipe) di semua indoor Evaporator Blower (EVB) yang kemudian
dihubungkan ke saluran pembuangan, sesuai dengan gambar rencana
atau sesuai dengan kondisi lapangan atas petunjuk Direksi / Pengawas.

3.3.2 Pipa drain dan fitting-fittingnya harus dari jenis PVC (polyvinyl chloride)
kelas AW dengan metode penyambungan antar pipa atau antara pipa
dengan fitting menggunakan solvent cement (SCJ - solvent cement joint).

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

Merek pipa dan fitting RUCIKA atau setara.

3.3.3 Untuk mencegah pengembunan, pipa pembuangan harus diisolasi


dengan bahan isolasi yang sesuai.

Merek isolasi pipa drain adalah THERMAFLEX atau setara.

3.3.4 Metode pemasangan pipa drain ke drain pump kit unit FCU harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik, sesuai dengan gambar rencana.

3.3.5 Pemasangan pipa drain harus rapi dan kokoh, dipasang di antara plafon
dengan pelat lantai diatasnya dengan cara diletakkan di atas rak kabel /
rak pipa atau digantung dengan penggantung pipa.

Untuk pemasangan pipa drain yang digantung, jarak antarpenggantung


tidak lebih dari 2 meter.

Penggantung pipa harus terbuat dari pelat baja strip 30 mm x 3 mm,


dilengkapi dengan batang baja diameter 1/2" yang ujung-ujungnya berulir
untuk levelling. Pemasangan penggantung ke pelat baja dilakukan
dengan ramset / dynabolt.

Penggantung harus dicat dengan lapisan cat dasar (primer) dan dicat
akhir dengan cat besi ex ICI warna hitam (R 404-40009).

3.4. Pemipaan Refrigerant.

3.4.1. Pemipaan refrigerant liquid side dan gas side serta equalizing (untuk tipe
Ducted Split) menggunakan pipa tembaga berkualitas tinggi type L
(berdasarkan American Standard Specification, Copper Tubes, ASTM
B88 Seamless Copper Water Tube) atau jenis oxidized phosphorous
seamless copper pipe menurut standar JISH3300-C1220T.

Ketebalan pipa tembaga / pipa refrigerant tersebut paling tidak sebagai


berikut :

DIAMETER TEBAL DINDING


1/4" ( 6.4 mm) 0.762 mm
3/8" ( 9.5 mm) 0.889 mm
1/2" (12.7 mm) 1.016 mm
5/8" (15.9 mm) 1.067 mm
3/4" (19.1 mm) 1.143 mm
1" (25.4 mm) 1.270 mm
Merek pipa tembaga adalah CRANE ENFIELD atau setara.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

4. SPESIFIKASI PEKERJAAN LISTRIK.

4.1 Umum.

Kontraktor pekerjaan A/C diwajibkan mengerjakan seluruh pekerjaan listrik yang


berkaitan dengan kebutuhan pengoperasian peralatan A/C sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang diuraikan di bawah ini.

Seluruh spesifikasi teknik pekerjaan listrik harus memenuhi syarat-syarat teknis


instalasi listrik sebagimana diuraikan pada bab terdahulu. Apabila diperlukan
spesifikasi teknis yang lebih khusus untuk memenuhi persyaratan pabrik,
Kontraktor diwajibkan mengajukan penjelasan kepada Direksi / Pengawas untuk
disetujui.

4.1. Lingkup Pekerjaan.


Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang
tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /


pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan /
instalasinya oleh Direksi / Pengawas, serta serah-terima dan pemeliharaan
selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar
maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan
pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat
Khusus Teknik atau gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :


a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel OCU dan FCU (PP-OCU
dan PP-FCU).

b. Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah lengkap


dengan terminasi (sepatu kabel) yang diperlukan, menghubungkan PP-OCU
dan PP-FCU ke unit-unit OCU dan FCU.

c. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi kontrol A/C VRV, dari OCU ke
FCU, antar FCU, antara LGC / MFCC ke FCU.

d. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan peralatan A/C VRV


dan panel menuju ke titik pentanahan atau grounding riser sistem listrik
terdekat.

4.3. Gambar-gambar.
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

spesifikasi tertentu lainnya. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan


harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal, dan kontrak lainnya


haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan
dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada Ahli, Direksi / Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk
itu.

5. PENGUJIAN.

5.1. Sebelum dilakukan pengujian (testing & commissioning), Kontraktor diwajibkan


menyerahkan prosedur pengujian untuk disetujui oleh Direksi / Pengawas paling
lambat 2 (dua) minggu sebelum jadwal pengujian dilakukan.

5.2. Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara
kontinyu selama 12 jam.

5.3. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem sesuai atau
mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.

5.4. Semua peralatan pengujian dan pengukuran harus ditera sebelum dan setelah
dipergunakan.

Alat uji dan alat ukur harus disediakan secara lengkap oleh Kontraktor.

5.5. Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu udara luar mencapai
29o C - 35o C.

5.6. Kontraktor diwajibkan menyerahkan seluruh rekaman (computer print out) data
operasional sistem A/C VRV.

6. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan


Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan
dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
Harus diberikan garansi penuh dan pemilik dibebaskan dari segala macam
pembayaran semua kerusakan selama 1 (satu) tahun setelah penyerahan
pekerjaan.

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI


Spesifikasi Teknis

BAB IV

PASAL 57
PENUTUP

1. Seluruh pekerjaan dipedomani Dokumen (Bestek)


2. Sebelum dilaksanakan seluruh pekerjaan terlebih dahulu dikonsultasikan
dengan pengawas Lapangan. Sebelum pekerjaan ditimbang terimakan,
Kontraktor harus membersihkan sisa-sisa bangunan dan kotoran lainnya
keluar lokasi.
3. Walaupun dalam Bestek ini tidak lengkap tercantum satu per satu baik
mengenai keur bahan-bahan dan lain-lainsebagainya, tetapi tercantum dalam
Perpres No. 70 tahun 2012 tetang Penyelenggaraan Jasa Kontruksi, maka
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan dan bukan merupakan pekerjaan
tambah kurang
4. Segala perubahan dari Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Administrasi dan
Teknis dan Lampiran-lampiran lainnya akan dituangkan dalam Risalah
Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing) dan menjadi bagian yang mengikat
dan tidak terpisahkan dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini serta
bersifat mengikat.

Padang , 1 Juni 2021


Konsultan Perencana

CV. HARRISA CONSULTAN

RAHMI FAJRIATI, ST
Direktur

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MINI

Anda mungkin juga menyukai