Soal :
Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan persan
setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban :
Dilihat dari sudut pandang Wawasan Kebangsaan hal ini sangat bertentangan dengan
nilai wawasan kebangsaan, wawasan kebangsaan sendiri dapat diartikan sebagai konsepsi cara
pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan
lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernagara, yaitu cara pandang yang dilandasi
oleh kesadaran diridalam bertindak di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. para oknum
tersebut tidak memiliki rasa peduli terhadap bangsa dan negara. oknum tersebut membohongi
diri sendiri, keluarga serta neggaranya, hal ini akan merusak citra bangsa di mata dunia.
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dilihat dari sudut pandang Bela Negara Dimana para pelaku tidak meliki kesadaran diri,
tidak meliki rasa peduli terhadap tanah air, dengan mudahnya membohongi negara, serta
membohongi diri sendiri dan keluarga. Sikap ini tentunya akan merusak citra negara di mata
dunia. Melihat situasi dan kondisi yang ada, kasus seperti ini harus segera ditangani dengan baik,
agar tidak sampai meraja lela. Kemudian sikap ini juga tidak sesuai dengan Manajemen ASN
dimana tidak atau belum melaksanakan tugas sesuai dengan hak dan kewajiban sebagai seorang
ASN dan bertentangan dengan tugas seorang ASN
Dilihat dari sudut pandang Isu Kontemporer dalam bacaan adalah terkait "manipulasi
data kenegaraan" dalam hal ini adalah kasus laporan keuangan dana desa. Jadi, pihak-pihak tidak
bertanggungjawab mencatatkan adanya nama desa tertentu untuk mendapatkan dana. karena
berkaitan dengan dana desa, maka pihak yang terkait adalah pengurus desa dan BPD yang
merupakan bagian dari aparatur sipil negara. Laporan tentang desa fiktif yang menjadi pemicu
terjadinya penggelapan dana desa sehingga berakibat pada pembengkakan alokasi dana desa
yang harus dikucurkan oleh pemerintah dan hal ini digunakan untuk kepentingan pribadi.
Masalah ini sangat bertentangan dengan nilai wawasan kebangsaan, yaitu cara pandang yang
dilandasi oleh kesadaran diri dalam bertindak di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Isu
semacam ini harus ditindak secara tegas oleh pihak berwajib supaya tidak merusak citra bangsa
dimata dunia.
Dilihat dari sudut pandang pelayanan publik, oknum tersebut juga menentang sikap
pelayanan publik dimana seharusnya dia melayani masyarakat dengan sebaik mungkin tetapi
justru menyalahgunakan anggaran dana desa dengan laporan fiktif belaka. Dimana para ASN ini
belum memunculkan sikap pemberian pelayanan kepada masyarakat (Pelayanan Publik), akan
tetapi malah menyalahgunakan anggaran dengan menggunakan data penduduk yang hanya fiktif
belaka.
Berdasrkan paparan kasus diatas terdapat beberapa aktor yang memiliki peran dan
berpengaruh pada permasalahan tersebut , diantaranya :
1. Pemerintah daerah Kabupaten Konawe sebagai lokasi kasus ditemukan, di mana
perannya adalah sebagai pelapor data desa kepada pemerintah pusat
2. Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara, perannya sebagai pihak yang berwenang untuk
mengadakan penyelidikan terkait keberadaan desa fiktif
3. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) perannya adalah bersama dengan POLDA
Sulawesi Tenggara mengadakan penyelidikan tentang keberadaan desa fiktif serta oknum
yang bertanggung jawab terhadap penyelewangan dana desa dari pemerintah
4. Kementerian Keuangan, perannya adalah sebagai pihak yang mencairkan dana dari
pemerintah kepada pemerintah desa
5. Kementrian Desa dan PDTT dan Kementrian Dalam Negeri sebagai pihak yang bertugas
melakukan pendataan desa di seluruh Indonesia
Soal :
Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai
dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap
aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak diterapkannya
nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban :
A.
Dilihat dari sudut pandang akuntabilitas, bentuk penerapan dan pelanggaran nilai dasar ASN,
dan pengtahuan tentang kedudukan dan peran ASN dan NKRI. Keterbukaan data dari POLDA, KPK dan
Kementrian keuangan urgensi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan korupsi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik di desa, karena masih tingginya angka kemiskinan yang ada di
desa. Kemudian besarnya alokasi dana desa yang dianggarkan pemerintah pusat untuk desa setiap
tahunnya.
Dilihat dari sudut pandang anti korupsi, kasus korupsi dana desa yang juga meningkat,
disebabkan dalam melaporkan data desa yang ada di daerahnya. Pemerintah daerah Kabupaten Konawe
tidak terbukakurangnya akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dan partisipasi masyarakat
(mencerminkan sikap bela negara dan pelanggaran nilai dasar PMS yaitu akuntabilitas). adapun modus
korupsi yang terjadi di desa yakni penggelembungan anggaran, kegiatan/proyek fiktif, laporan
fiktif, penggelapan, dan penyalahgunaan anggaran (Konsep anti korupsi dan penegakkan birokrasi Negara
yang termaktub dalam konsep bela negara). Lebih lanjut, korupsi tersebut berdampak pada
langgengnya kemiskinan di desa, hilangnya potensi ekonomi di desa, hancurnya modal swadaya
masyarakat, dan terhambatnya demokrasi partisipasi desa.
Dilihat dari sudut pandang Pelayanan Publik, upaya yang dapat dilakukan dalam
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan korupsi pengelolaan dana desa untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik di desa diantaranya dengan cara berikut: akses informasi
program dan anggaran desa yang memadai, adanya kesadaran untuk partisipasi masyarakat, akses
komunikasi terhadap perangkat desa oleh masyarakat, optimalisasi organisasi desa, dan optimalisasi
peran Badan Permusyawaratan Desa dalam menyalurkan aspirasi masyarakat dan pengawasan
jalannya Pemerintahan Desa, hal ini selaras dengan penerapan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.
Dilihat dari sudut pandang Nasionalisme pemerintah daerah Kabupaten Konawe tidak bisa
menjalankan kerjasama yang baik dengan pemerintah pusat dalam hal pelaporan data desa yang ada di
daerahnya, seharusnya mereka bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
Dilihat dari sudut pandang komitmen mutu, pemerintah dalam hal ini melalui kementrian
keuangan berupaya memberikan dana desa untuk mendukung percepatan pembangunan dan peningkatan
kesejahteraan desa. kerjasama yang dibangun oleh POLDA Sulawesi Tenggara dan KPK dalam
melakukan penyidikan kasus desa fiktif sehingga dapat cepat teratasi.
B.
Dari kasus tersebut dampak yang ditimbulkan tidak diterapkannya nilai – nilai dasar PNS
adalah merugikan masyarakat luas serta menimbulkan ketidak percayaan masyarakat terhadap sistem
pemerintahan, yaitu menyebabkan kas negara menipis, pembangunan terhambat akibat dana yan
dicairkan tidak tepat sasaran. Adapun koneksitas efektivitas pencegahan korupsi, antara korupsi dana
desa dengan modus- modusnya tersebut dan partisipasi masyarakat sebagai berikut: penggelembungan
anggaran dapat dicegah dengan adanya akses informasi program dan anggaran desa yang
memadai; Kegiatan/proyek fiktif dapat dicegah dengan adanya akses informasi memadai dan
partisipasi aktif masyarakat desa; Laporan fiktif dapat dicegah dengan adanya akses informasi
memadai dan peran optimal BPD; Penggelapan dapat dicegah dengan adanya kesadaran partisipasi
masyarakat dan akses komunikasi masyarakat dengan perangkat desa; dan Penyalahgunaan
anggaran dapat dicegah dengan optimalnya peran pengawasan organisasi yang ada di desa dan
BPD. (Hal itu mencerminkan konsep ANEKA). Selain itu juga bedampak merugikan diri sendiri
karena sudah pasti akan menerima sanksi hukuman.
Soal :
Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan
masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban :
Konsekuensi penerapan alternatif pemecahan masalah:
1. Kode wilayah: terkait pengkodean wilayah tentunya nanti akan berimbas pada semakin
banyaknya tugas dari di Kementrian dalam negeri untuk melakukan verifikasi data dan
memberikan/membuat kode-kode wilayah (Komitmen mutu) dimana sesuai dengan tugas
dan kewajibannya harus dilaksanakan dengan baik meskipun berat.
2. Perlunya sosialisasi dan kerjasama yang berkesinambungan antara instansi dengan
menerapkan pendekatan WoG dalam pemerintahan agar tidak terjadi lagi kesalahan atau
kasus desa fiktif.
3. Perlunya pengusutan tuntas dan mendalam baik dari segi hukum maupun ekonomi terkait
polemik dana desa fiktif dan peran serta dari masyarakat mengenai alokasi dana desa yang
cukup besar memerlukan pengawalan maksimal dari seluruh elemen masyarakat
(mencerminkan sikap bela negara), tidak boleh hanya sekedar menjadi penonton ketika dana
desa ini mulai dimanfaatkan. Justru, masyarakat lah yang harus berperan aktif bila ada
dugaan penyelewengan dana tersebut.
4. Jika memang benar terjadi korupsi, maka perlu diruntut lebih dalam, mulai dari akar, agar
terkuap siapa saja yang turut serta dalam menikmati kucuran dana desa fiktif tersebut,
karena pastinya tidak hanya dari bawah, namun di tingkat atas pun akan mengambil.
Selain itu pemerintah menindak lanjuti rekomendasi dari KPK agar proses
pengelolaan dana desa diubah sistemnya menjadi sederhana dan tidak tumpah tindih. apalagi,
berdasarkan regulasi yang ada saat ini, ada tiga kementerian yang mengurusi dana desa, yakni
Kemdagri yang melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan desa;
Kementerian Keuangan untuk penyaluran dana desa; dan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk penggunaan dana desa. Hal itu mencerminkan konsep
anti korupsi.