rw oN
Bab |
Pilthan
Para Mahasiswa turun berdesak-desakan dari dalam bus.
Seorang Cewek terlihat memaksa keluar dari bus dan
mendorong Mahasiswa di depannya tanpa permisi, Cewek itu
langsung berlari menjauh dan muntah di dekat pohon tanpa
mempedulikan tatapan aneh teman-temannya.
Ke dua temannya menghampirinya,
"Mell lo enggak apa-apa? "tanya Cewek berbaju biru
terlihat khawatir melihat Mella yang mabuk darat.
"Gua kan sudah bilang lo itu enggak bisa naik bus kenapa
enggak naik mobil? " kesal Cewek berbaju merah yang
langsung memberikan minyak kayu putih kepada Mella.
"Gua butuh air gua dehidrasi.” ujar Mella yang lemas
meminta temannya mengambilkannya air, dengan cepat
mereka memberikan air kepada Mella dan Mella langsung
meneguk air itu sampai habis dan mantap mereka dengan
lemas. Ya dia adalah Mellatha Natalia Wiksono.
"Gua pikir Jack ikut makanya gua naik bus. Kalo tahu
kayak gini mendingan gua naik mobil." ujar Mella sambil
bersandar di sebuah kursi berusaha meredakan mualnya.
Yukariani - 1Cewek berbaju biru (Gea) menatap Mella dengan kesal.
"Sudah jelas-jelas itu Cowok enggak setia masih lo
harapkan." sinis Gea
Mella menggeleng tidak mau.
“Enggak peduli. Gua sukannya sama Jack mau dia setia
atau enggak Gua enggak peduli." Mella masih tetap pada
pendiriannya bahwa sang kekasih tidak mungkin berkhianat.
"Sudah gila lo, mending lo sama Ken saja sudah jelas-
jelas baik.” ucap Cewek baju merah ( Nanda)
"Gila, Ken. Dia sudah punya pacar-pacarnya anak sastra
yang katanya pintar tapi sombong. Dia mau coba mengalahkan
kepopuleran gua." kesal Mella mengingat kelakuan pacar Ken
seperti ratu kampus yang berani melawannya.
Nanda dan Gea memasang wajah kecut. Mereka
membalikkan badan dan meminta Mella untuk tidak menyesal
di kemudian hari. Mella hanya mengangguk dan meninggalkan
mereka lalu masuk ke dalam mobil hitam yang sudah
menunggunya.
ek
Di Bandara terlihat seorang Pria yang baru datang ia
melihat sekeliling dan terlihat kagum. Pria itu adalah Arma
Arta Kusuma, Pria culun dengan gaya norak dan kucel
memakai sandal jepit, baju hitam besar, celana besar warna
pink blink-blink dengan kacamata bulat dan rambut yang di
lapisi banyak minyak rambut. Ia menatap lekat-lekat ke arah
mobil yang lewat.
AMA P.O.V
Aku menatap setiap mobil yang lewat berharap akan ada
yang berhenti di depanku tapi tidak itu mustahil, aku berdiri
seperti patung. Sadar dengan ke lakukan ku, aku lantas mulai
melangkahkan kakiku keluar dari bandara. Aku mencari taksi,
tidak bukan itu tapi aku menunggu angkot. Saat sudah di dalam
angkot aku mendekat ke supir angkot.
“Pak antarkan saya ke kelapa gading ya."ujar Ama yang
hendak menyodorkan secarik kertas berisi sebuah alamat
"Maaf dik itu kawasan Elit Saya enggak ke sana.” ujar
tukang angkot
Fake Nerd Boy- 2Aku terpaksa turun dari angkot tersebut dan naik taksi ke
tempat tujuanku cukup jauh bahkan cukup menguras isi
dompetku.
Ama sampai di sebuah rumah besar dan megah matanya
langsung berkilauan dan mulutnya terbuka saking kagumnya
melihat rumah tersebut. Ama _berjalan menuju pintu gerbang
dan bingung bagaimana caranya masuk.
"Ini rumah pagarnya beda sama yang di kampung
masuknya bagaimana ya?” bingung Ama yang melihat tidak
ada pegangan maupun cara untuk membuka pintu rumah
tersebut.
Di tengah kebingungannya sebuah mobil datang dan akan
masuk, orang di dalam mobil membunyikan klakson mobil.
Ama_ kaget dan langsung loncat. Orang di dalam mobil
menurunkan kaca mobilnya dan ternyata di dalam mobil itu
adalah Mella.
"Minggir gua mau masuk. Ngapain gembel masuk
kawasan elite.” kesal Mella melihat ada gembel nangkring di
depan rumahnya
Ama melihat Mella dan langsung mendekatinya. Ama
menatap kagum ke arah Mella
"Kamu Mela ya? Aku Ama.” ujar Ama yang
mengulurkan tangannya dengan senyum mengembang
"Tahu dari mana nama gua. Kamu supir baru?" tanya
Mella yang langsung menanyakan ke sopirnya apa orang di
depannya adalah supir baru mengingat Pak Maman akan
pulang Kampung, Pak Maman mengatakan jika ia belum tahu
mungkin saja benar.
"Enggak Mbak aku ini jodoh Mbak.” bangga Ama yang
langsung berusaha untuk mendekati Mella.
Mella yang mendengar itu sontak tidak terima " Jodoh?
Enak saja kamu mengaku-ngaku jodoh gua. Muka kayak kamu
enggak ada cocoknya sama gua.” kesal Mella melihat Ama
dari atas rambut hingga ujung kaki berusaha menahan
kegeliannya.
Yukariani - 3"Benar Mbak kalo Mbak enggak percaya Mbak bisa
telepon Bapaknya Mbak." Ama_berusaha meyakin Mella
bahwa dirinya benar jodoh Mella.
Mella menatap kesal ke arah Ama ia memintanya minggir
karena mobilnya akan masuk. Mella membuka pintu gerbang
dengan remote yang ada di tangannya. Sontak Ama _kaget
melihat pintu gerbang terbuka sendiri.
“Mbak rumah Mbak ada hantu ya? pintu kenapa terbuka
sendiri?” kagum Ama melihat kecanggihan alat yang Mella
pegang.
“Norak.Ini pintu otomatis."
Mella meminta Pak Maman memasukkan mobilnya dan
Ama mengikutinya dari belakang. Masih dengan
kekagumannya, Ama melihat rumah itu. Saat akan masuk ia
bahkan sampai melepaskan sandalnya dan menggosok-
gosokan bajunya ke guci di depan pintu.
“Wah mengkilap ya Ama bisa lihat wajah di sini.”
Mella menelepon Papanya dan menanyakan tentang Ama.
Betapa kagetnya saat ia mengetahui kalau Ama_ itu adalah
calon suami yang Papa jodohkan untuknya bahkan Mella
melirik sekilas ke arah Ama yang tengah menggosok-
gosokkan tangannya ke guci. Mella menggelengkan kepalanya
tidak mau di jodohkan dengan Ama.
"Papa..."
“Tututttt” nada terakhir panggilan tersebut
"Papa.. Papa." kesal Mella karena Papanya menutup
panggilan secara sepihak.
Mella kesal dan membanting ponselnya Mella bahkan
melempar semua barang-barang di kamarnya dan berusaha
melampiaskan kekesalannya kepada Papanya yang selalu
melakukan sesuatu hal tanpa memberi tahukannya terlebih
dahulu.
Keringat dingin dan ketakutan terlihat di wajah Mella,
Mella mulai berjongkok dan memegang lututnya. Mella mulai
berteriak frustasi karena kelakuan Papanya.
Ama yang tengah sangat sibuk meneliti sekaligus
mengagumi isi rumah tersebut di kagetkan dengan suara
Fake Nerd Boy- 4teriakan Mella. Takut terjadi apa-apa Ama langsung mencari
sumber suara.
Ama berhenti di sebuah kamar dan mendekatkan
telinganya ke pintu. Terdengar suara tangisan wanita Ama
tahu itu suara Mella, merasa cemas dan takut terjadi apa-apa
Ama langsung mendobrak pintu tersebut.
Mella yang tengah meringkuk ketakutan mendadak kaget
melihat Ama berjalan mendekatinya.
"Stop. Jangan berani-berani lo dekat-dekat kalau lo berani
jangan harap lo bisa hidup." bentak Mella melihat Ama yang
berusaha mendekat ke arahnya.
"Mbak Mella. Kenapa Mbak? Kenapa kamar Mbak
seperti gudang." tanya Ama bingung melihat kamar Mella
yang seperti kapal pecah.
"Cukup. Keluar lo, biarkan gua sendiri di sini gua enggak
suka kalau ada orang yang masuk ke kamar gua." usir Mella
dengan bentakan ia tidak ingin di ganggu kali ini dan ia benar-
benar ingin sendiri.
Bukannya keluar Ama malah semakin mendekati Mella
dan berjongkok di depannya, Mella mendorong tubuh Ama
sampai terjatuh.
"Gua bilang pergi ya pergi lo budek?” teriak Mella kesal.
Ama kembali mendekati Mella dan memegang tangannya
berusaha menenangkan Mella.
"Mbak jangan nagis aku minta maaf Mbak kalau aku buat
salah sama Mbak."
"Maaf ? Gampang lo bilang maaf lo tahu tadi gua telepon
papa gua, dia bilang kalau lo bakal di jodohin sama gua."
"Walah itu benar Mbak. Memangnya kenapa Mbak.
Tujuan aku kesini itu juga buat nyarik Mbak Mella."
MELLA P.O.V
Gua menatap sinis ke arah Ama gua melihat wajah Ama
yang berjerawat di mana-mana dengan kaca mata dan juga
rambut lepek.
"Kayak lo. Mau jadi jodoh gua? pergi lo, enggak sudi gua.
Lo tahu apa yang buat gua jadi gila. Papa gua minta gua
mengurus lo dan memutuskan pacar gua.” ucap Mella kesal.
Yukariani - 5"Mbak aku enggak tau soal itu. Yang jelas aku itu cuma
di suruh ke sini sama Bapaknya Mbak Mella."
Gua menatapnya sinis. Ama mendekatkan dirinya ke arah
gua, gua sontak nendang dia pakai kaki gua karena gua sangat
kesal. Ama menatapku dalam-dalam sebenarnya gua merasa
iba liatnya tapi gua juga merasa kesal karena dia gua harus
memilih antara Papa atau Jack.
Ama berdiri ia meminta maaf dan berjalan keluar dari
kamar Mella. Mella melihat ke pergian Ama dengan wajah
datar. Sedetik kemudian ponsel Mella berbunyi, Mella melihat
notifikasi yang mengingatkan kalau hari ini adalah ulang tahun
Jack seketika Mella langsung kaget
"Ini notifikasi kenapa enggak muncul kemarin malam. apa
gua salah setting?”
Tidak ingin memperburuk suasana Mella langsung
mengambil tasnya dan beranjak pergi.
Ama berada di ruang tamu ia duduk di lantai sambil
makan kripik yang ada di atas meja. Matanya fokus melihat ke
arah TV yang sedang menayangkan berita kriminalitas. Saat
melihat Mella berjalan turun Ama langsung berdiri.
“Mbak mau ke mana? Ama _ikut." ujar Ama yang
langsung mendekati Mella dan langsung memegang tangannya.
Mella langsung menepis dan memberi jarak antara dirinya dan
Ama.
"Ikut? Enggak!. Baru tadi lo buat gua stres sekarang kamu
mau buat gua stres lagi?” marah Mella.
“Ama harus ikut. Bapak Mbak Mella meminta Ama
untuk jaga Mbak dan Ama harus jaga Amanat."
"Terserah!. Enggak ada gunanya lo ikut enggak
menyelesaikan masalah tapi menambah masalah. Bisa-bisa
nanti gua di putuskan Jack gara-gara lo." sinis Mella ke arah
Ama.
"Jadi Mbak mau ketemu pacarnya?” tanya Ama yang
terlihat sedih.
"Tyalah memang kenapa ada masalah?” tanya Mella tidak
memperdulikan bagaimana reaksi Ama.
Fake Nerd Boy- 6