Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Disusun Oleh :
NAMA :RADA FEBRIA ADDELVI
NIM :19001001

DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Asmiati .SE.S.KEP M.KEP CBWM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIkes CERIA BUANA LUBUK BASUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah KOMUNIKASI DALAM

PELAYANAN KESEHATAN ini dapat kami selesaikan .


KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN ini bertujuan untuk memberikan
laporan kepada dosen atau mahasiswa yang bersangkutan.Dalam makalah ini
disajikan informasi mengenai hasil diskusi yang telah kami lakukan mengenai
tokoh keperawatan yang kami pilih
Makalah ini tentu masih banyak kekurangan,Oleh karena itu,kririk dan saran
selalu penulis harapkan agar menjadi pedoman dimasa yang akan datang. Akhir
kata banyak kami ucapkan.
Terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................
1.  Latar belakang...............................................................................................................
2.  Tujuan............................................................................................................................
BAB II Pembahasan..................................................................................................................
BAB II Penutup.......................................................................................................................
1.   Kesimpulan...................................................................................................................
2.   Saran.............................................................................................................................
Daftar pustaka.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang
selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu
tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia
lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia
dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut
sebagai interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu
kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah
dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa
komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat
maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm;
1982). Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan
manusia lainnya. Teori dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni
kebutuhanuntük mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Narold D. Lasswell salah seorang
peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang
menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi: Pertama, adalah hasrat
manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat
mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan
menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitamya. Melalui komunikasi
manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui
komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dan
pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan
sekitarnya. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat Sesungguhnya tergantung
bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di
sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap
gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku
manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam
tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia
dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan
transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan
keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran
nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tatakrama
bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan
untuk mendidik warga negara Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani
khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya
untuk mengayomi kepentingan anggota masyarakat yang dilayaninya. Ketiga
fungsi ini menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan
sesama anggota masyarakat. Profesor David K. Berlo dari Michigan State
University menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan
interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga
untuk mengetahui keberadaan diri sendin dalam menciptakan keseimbangan
dengan masyarakat (Byrnes, 1965). Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antarmanusia,
sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur
keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen,
manajer, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga
dan lain sebagainya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan
seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak
ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak
massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa
tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang
membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar
tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua,
yang pertama iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan
pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu bagian dari
kampanye sosial dengan tujuan mengajak, menghimbau atau menyampaikan
gagasan demi kepentingan umum. Iklan non komersil lebih dikenal dengan iklan
layanan masyarakat.
2.  Rumusan Masalah.
             Adapun rumusan masalah dalam makalah ini meliputi :
1. Seperti apakah konsep komunikasi kesehatan ?
2. Seperti apakah jenis – jenis komunikasi ?
3. Apa saja ruang lingkup komunikasi kesehatan ?
4. Apa dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan !
3.  Tujuan .
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui konsep komunikasi kesehatan.
2. Untuk mengetahui jenis – jenis komunikasi.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup komunikasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui dampak komunikasi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Komunikasi Kesehatan


1.Komunikasi
Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin
‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan
demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk
mencapai kebersamaan.
Secara harfiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: COMMUNIS yang
berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu
proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi
biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar
anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa
saja terjadi.
Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu 
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan
atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung (lisan) 
maupun tak langsung.
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak). (Hovland, Janis dan
Kelley : 1953).
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian
dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka dan lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964).
Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu
sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.
(Louis Forsdale, 1981).
 Komunikasi dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatuaktivitas yang
mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi berhubungan.
(Brent D. Ruben, 1988).
Komunikasi adalah proses dengan nama simbol verbal dan nonverbal
dikirimkan, diterima, dan diberi arti (William J. Seller, 1988).
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus
menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. PALO ALTO sangat percaya
bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi. (PALO ALTO.
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui
suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak - sinyal,
maupun perilaku atau tindakan. (HIMSTREET & BATY).
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.
(BOVEE).
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan
cara apa, kepada siapa dengan efek apa (LASWELL).
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi
dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
(THEODORSON&THEDORSON).
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang
kepada orang lain.(EDWIN EMERY).
Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama
manusia. (DELTON E, Mc FARLAND).
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang
mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan
berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan. (WILLIAM ALBIG).
        Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan
dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan
menyimpan dalam waktu. (CHARLES H. COOLEY).
Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada
penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-
tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut. (A.WINNET)
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem
simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem
ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain
(tulisan, oral, dan visual). (KARFRIED KNAPP).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah pertukaran pesan verbal
maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah
tingkah laku. Perubahan tingkah laku maksudnya yaitu perubahan yang terjadi
didalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotor.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga
halnya suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi
dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak
adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan.
2. Kesehatan
      Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani maupun
rohani. Jadi, Kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun
sukar untuk dijelaskan artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya
mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit (Gochman,1988; De
Clercq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung paling tidak
komponen : biomedis,personal dan sosiokultural.
    Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial, dan
bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Definisi tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati
dan jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur
secara tidak langsung.
3. Komunikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh
komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan
untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan
yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani),
dan sosial.
Jadi, komunikasi Kesehatan adalah proses penyampaian informasi tentang
kesehatan.
Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada
umumnya. Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam
masyarakat berupaya menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang
berhubungan dengan kesehatan. Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi
transaksi hubungan kesehatan secara spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut
berpengaruh terhadap transaksi yang dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang –
bidang seperti program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi 
kesehatan, dan rencana kesehatan publik.
Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang –
bidang seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan
interaksi tim medis.
Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk dalam
komunikasi manusia yang secara langsung mempengaruhi profesional –
profesional dan profesional dengan klien. Komunikalevasi kesehatan dipandang
sebagai bagian dari bidang – bidang ilmu yang relevan, fokusnya lebih spesifik
dalam hal pelayanan kesehatan.

2. Jenis – jenis Komunikasi


  Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau
meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau  kelompok. Jenis
komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dengan kata-kata dan komunikasi non
verbal disebut dengan bahasa tubuh
1. Komunikasi Verbal, mencakup aspek-aspek berupa ;
a.Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila
pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata
menjadi penting dalam berkomunikasi.
b.Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif  dan sukses bila kecepatan
bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c.Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan  secara dramatik sehingga pesan
akan menjadi lain artinya  bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.
Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989),
memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan  stress
dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa
humor adalah merupakan  satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi  akan efektif bila disampaikan secara singkat dan
jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang  bersedia untuk berkomunikasi, artinya
dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang
disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal.
         Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata  dan
komunikasi non verbal memberikan arti  pada komunikasi verbal.Yang termasuk
komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah  
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah
cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinterakasi  atau tanya jawab berarti orang
tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan  bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata  juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c.      Sentuhan  adalah bentuk komunikasi personal  mengingat sentuhan lebih
bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan  seperti perhatian
yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang  atau simpati dapat
dilakukan melalui sentuhan.
d.Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan  juga salah satu
ungkapan  perasaan  dan pikiran  seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi  non verbal lainnya  sampai
desis  atau suara  dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan
isyarat sebagai bagian total dari komunikasi  seperti mengetuk-ngetukan kaki atau
mengerakkan tangan  selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan 
stress  bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.
            Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia
sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga
tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan
pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah
interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil,
terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan
penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan
personal.
Komunikasi  sebagai proses memiliki bentuk :
1.Bentuk Komunikasi berdasarkan medianya :
a. Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.
Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan
penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan
kita.
        A--------àß-----------B
b. Komunikasi tidak langsung
Tempat Sampah
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah
penerima  penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan
geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.
            Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya                     
2. Bentuk komunikasi berdasarkan  besarnya sasaran :
a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi  dengan sasarannya kelompok orang
dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik  harus :
Pesan disusun  dengan jelas, tidak rumit  dan tidak bertele-tele
Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
Bentuk gambar yang baik
Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)
b. Komunikasi kelompok
Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat
dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
                   Perawat----- ®  ¬ ------Pengunjung puskesmas
c. Komunikasi perorangan.
Adalah  komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
                Perawat----- ®   ¬ ------Pasien
3.Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :
a.Komunikasi satu arah
Pesan  disampaikan oleh sumber kepada sasaran  dan sasaran tidak dapat  atau
tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya,
misalnya radio.
A  ------------------® B   
                                                                                                                               
                      
b. Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran  dan sasaran memberikan umpan balik.
Biasanya  komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal
balik

3. Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan


Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit,
promosi kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan serta
peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam masyarakat.
A.Pencegahan Penyakit ( Preventif )
Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 4 golongan,
yaitu :
1)  Usaha pencegahan (usaha preventif)
2)  Usaha pengobatan (usaha kuratif)
3)  Usaha promotif
4) Usaha rehabilitative
Dari keempat jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat
yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik,
serta memrlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan
maupun rehabilitasi. Dapat kita mengerti bahwa mencegah agar kaki tidak patah
akan memberikan hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah ataupun merehabilitasi
kaki patah dengan kaki buatan.
Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his
Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat
dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan
itu adalah :
Masa sebelum sakit
1) Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha diantaranya :
 Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
 Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah
tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air
limbah dan sebagainya.
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
 Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik

2) Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit (spesific protection)


Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu. 
Beberapa usaha diantaranya adalah :
 Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu
 Isolasi penderita mpenyakit menular
 Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di
tempat kerja
-Pada masa sakit
3) Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt awal, serta mengadakan
pengobatan      yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a.Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis penyakit
sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera
b. Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular
c.  Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit

Beberapa usaha diantaranya :


 Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan misalnya
pemeriksaan darah, rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan.
 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat
diberikan segera pengobatan dan tindakan-tindakan yang lain misalnya
isolasi, desinfeksi, dsb.
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal
gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha
pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian
tenaga kesehatnnya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu
diberikan. Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan usaha
penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi
misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.  Kemungkinan
kecacatan terjadi lebih besar penderitaan si sakit menjadi lebih lama, biaya
untuk pengobatan dan perawatan menjadi lebih besar.
4) Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan
kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu penyakit (disibility limitation)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan pengobatan dan
perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila
sudah terjadi kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah
berat  (dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan
semaksimal mungkin.

5) Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang
berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan
kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas :
a. Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan
rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu denganmempergunakan kaki buatan yang
fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b.Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan .seringkali bersamaan dengan terjadinya
cacat badania muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini
bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam
masyarakat.
c. Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan
kemampuan dan ketidak mampuannya.
d.Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak
dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu.
Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat, memerlukan
bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan
memahami keandaan mereka (fisik mental dan kemampuannya) sehingga
memudahkan mereka dalam proses penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam
keadan yang sekarang ini.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah
pancasila yang berdasarkan unsure kemanusian dan keadailan social. Mereka yang
direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat, bukan hanya
berdasarkan belas kasian semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak asasinya
sebagai manusia.
B. Promosi kesehatan.
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health
promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya
promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para
ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan
(five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam buku preventive
medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan clark (1965), dari
sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap
penyakit, yaitu : 1)promotion of healt 2)specifik protection 3)early diagnosis and
prompt treatment 4)limitation of disability dan 5)rehablitation.
Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promotion of healt oleh para ahli
kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan
kesehatan,bukan promosi kesehatan.Mengapa demikian? Tidak lain karena makna
yang terkandung dlam istilah promotion of health disini adalah meningkatkan
kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi seimbang,olahraga teratur,dan lain
sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada
hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya
tengtan promotion of health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi
dll,peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan
kesehatan (health education)kepada individu dan masyarakat.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi
mengenai promosi kesehatan : “ Health promotion is the process of enabling
people to increase control over, and improve, their health. To reach a state of
complete physical, mental, and social, well-being, an individual or group must be
able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with
the environment “. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Dalam
konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt education
atau pendidikan kesehatan.

C. Kebijakan kesehatan
a. Definisi Kebijakan Kesehatan
Ilmu kebijakan adalah ilmu yang mengembangkan kajian tentang hubungan
antara pemerintah dan swasta, distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar
berbagai level pemerintah, hubungan antara penyusunan kebijakan dan
pelaksanaannya, ideologi kebijakan makna reformasikesehatan. Ilmu manajemen
digunakan dalam ilmu kebijakan yaitu dalam perencanaan dan pelaksanaan
kebijakan kesehatan, teori dan konsep manajemen tidak dapat diabaikan. Apa
sistem kebijakan kesehatan itu?
 Kebijakan (Policy): Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang
bertanggung jawab dalam bidang kebijakan tertentu
 Kebijakan Publik (Public Policy): kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah atau Negara
 Kebijakan Kesehatan (Health Policy): Segala sesuatu untuk
mempengaruhi faktor – faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan bagi seorang dokter
kebijakan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan
kesehatan (Walt, 1994)

b. Kerangka Konsep dalam Kebijakan Kesehatan


Ada 3 kerangka konsep kesehatan yaitu :
1)  Konteks
2)  Isi konten,terdiri dari aktor/Pelaku:
 Individu
 Pelaku
 Organisasi
3) Proses
Keuntungan Analisis Kebijakan adalah kaya penjelasan mengenai apa dan
bagaimana hasil (outcome) kebijakan akan dicapai, dan piranti untuk membuat
model kebijakan di masa depan dan mengimplementasikan dengan lebih efektif.
           
c.  Contoh Penggunaan Analisis Kebijakan:
Kasus : Tarif untuk meningkatkan efisiensi di pelayanan kesehatan
Konteks : kondisi ekonomi, ideologi, dan budaya
Konten/ Isi :
·  Apa tujuan yang ingin dicapai?
·  Apakah ada pengecualian?
Aktor/ Pelaku : Siapa yang mendukung dan menolak kebijakan tarif?
Proses :
·  Pendekatan Top- Down?
·  Bagaimana kebijakan ini akan dikomunik asikan

d. Faktor Kontekstual yang Mempengaruhi Kebijakan:


·  Faktor situasional: Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat
berdampak pada kebijakan (contoh: kekeringan).
·   Faktor struktural: bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal:
system politik).
·   Faktor Budaya: Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma
terhadap penyakit tertentu.
·   Faktor Internasional atau eksogen: faktor ini menyebabkan meningkatnya
ketergantunganantar negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerja sama
internasional dalam kesehatan.
e. Proses Penyusunan Kebijakan menggunakan Segitiga Kebijakan Kesehatan
Segitiga kebijakan kesehatan digunakan untuk memahami kebijakan tertentu
dan menerapkan untuk merencanakan kebijakan khusus dan dapat bersifat:
·  Retrospektif (meliputi evaluasi dan monitoring kebijakan)
·  Prospektif (Memberi pemikiran strategis, advokasi dan lobi kebijakan)

f. Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Kesehatan


I. Dasar Hukum Menimbang
1.SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem
Kesehatan Nasional.
2. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.
3. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4.  Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
5.Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun 2010.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang
Susunan organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
II. Memutuskan Menetapkan :
1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional.
2. Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar digunakan
sebagai
Pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di
Indonesia
3. Keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan
diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).

D. Bisnis Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh siklus hidup manusia. Demikian yang dimaksud
dengan pengertian keperawatan menurut hasil Lokarya Keperawatan Nasional
Tahun 1983.
Perkembangan Pelayanan Keperawatan Perubahan sifat pelayanan dari
fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan keperawatan dengan peran
preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif dan rehabilitatif harus
didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang keperawatan.
Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya
pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas.
Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan
profesional, seperti:
·          Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan.
·          Praktik keperawatan di rumah (home care).
·          Praktik keperawatan berkelompok (nursing home = klinik bersama, dan
·          Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647
tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001
tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.

Pertumbuhan Pengguna internet di Indonesia semakin meningkat.


Diprediksikan pada tahun 2010 ada 54 juta pengguna internet di Indonesia. Sebuah
angka yang fantastis besarnya dan meruapakn sebuah peluang bagi perawat untuk
meningkatkan cakupan pelayanan keperawatan keseluruh wilayah Indonesia
dengan efisiensi yang tinggi. teknologi informasi internet tersebut, istilah
telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi popular sebagai salah satu model
layanan kesehatan. (Martono N. www.inna.ppni.org .2006).
Telenursing sudah diterapkan di berbagai negara seperti di Amerika, Yunani,
Israel, Jepang, Italia, Denmark, Belanda, Norwegia, Jordania, India dan bahkan
Malaysia. Organisasi perawat Amerika pada tahun 1999 telah merekomendasikan
pengembangan analisa komprehensif penggunaan telenursing. Di Amerika Serikat,
36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang dapat
ditanggulangi dengan telenursing dan di negara lainpun dilaporkan telah
menggunakan pelayanan telekomunikasi di rumah untuk perawatan home care
dengan telenursing.
Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan menggunakan
media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat.
Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat
untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan
kesehatan juga semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan
kontak via internet atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi
kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan.
2.4. Dampak Komunikasi Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan
Mengapa Komunikasi Kesehatan Diperlukan di Bidang Kesehatan
Komunikasi Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya promosi
kesehatan selama 20 tahun terakhir. Contoh, komunikasi kesehatan memegang
peranan utama atau pengontribusi dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus
dalam Healthy People 2010. Apabila digunakan secara tepat, komunikasi
kesehatan dapat mempengaruhi sikap, persepsi, kesadaran, pengetahuan dan norma
sosial yang kesemuanya berperan sebagai precursor dalam perubahan prilaku.
Komunikasi kesehatan sangat efektif dalam mempengaruhi prilaku karena
didasarkan pada psikologi sosial, pendidikan kesehatan, komunikasi massa, dan
pemasaran untuk mengembangkan dan menyampaikan promosi kesehatan  dan
pesan pencegahan–pencegahan.
Karya awal yang mempengaruhi perkembangan komunikasi kesehatan di
susun oleh National Cancer Institute (NCI) dan diberi judul Making Health
Communication Programs Work: A Planner’s Guide. Panduann ini menyatakan
bahwa bidang ilmu seperti pendidikan kesehatan, pemasaran sosial, dan
komunikasi massa secara bersama mendefinisikan komunikai kesehatan. Bukan hal
luar biasa apabila mendengar peryataan bahwa komunikasi kesehatan bahkan
merupakan nama yang lebih baik untuk profesi daripada promosi kesehatan atau
pendidikan kesehatan bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam promosi
kesehatan melibatkan komunikasi untuk kesehatan. Kenyataannya, komunikasu
kesehatan telah didefinisikan secara luas oleh Everett Rogers, seorang pelopor
dalam bidang komunikasi, sebagai segala jenis komunikasi manusia yang
berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi kesehatan juga dapat mencerminkan bagaimana persoalan
kesehatan diterima oleh audiens tertentu. Contoh, NCI mendefinisikan komunikasi
kesehatan sebagai seni dan teknik menyampaikan informasi, mempengaruhi, dan
memotivasi individu, institusi, dan audiens public tentang pentingnya persoalan
kesehatan. The Centers of Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan
komunikasi kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai penggunaan strategi
komunikasi untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi keputusan
individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan. Walau begitu, masih
ada orang yang membicarakan konsep tersebut dengan menekankan berbagai
bentuk aplikasinya , termasuk advokasi media, komunikasi resiko, pendidikan
hiburan, materi cetak, dan komunikasi interaktif.
Ada dua perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan
komunikasi kesehatan dalam praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi
memandang komunikasi massa sebagai proses menyeluruh yang membingkai
penerapan intervensi promosi kesehatan. Praktisi ini memandang komunikasi
kesehatan sebagai strategi atau aktifitas sempit seperti publikasi informasi atau
sejenis komunikasi. Antar personal yang mungkin berlangsung antara pendidik
kesehatan dan kliennya. Kedua pemikiran itu menyebabkan komunikasi kesehatan
rentan terhadap penafsiran yang luas dan kesalahpahaman.
Jadi,komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi
dalam kesehatan merupakan kunci pencapaian peningkatan tarap atau tingkat
kesehatan masyarakat. Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang seiring
berkembangnya dunia teknologi komunikasi. Komunikasi yang dulunya biasa
dilakukan dengan penyuluhan yang secara langsung berhadapan dengan
masyarakat dan dilakukan dengan media audio/radio sekarang lebih popular
dengan penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media internet
maupun media cetak dan elektronik. Tidak hanya bernilai praktis namun
mempunyai nilai ekonomis dan tampilannya lebih menarik. Media yang
berkembang tersebut sangat membantu dalam ketercapaian komunikasi kesehatan
karena tercapai atau tidaknya komunikasi kesehatan lebih dikarenakan penggunaan
media informasi yang tepat, pesan yang sistematis dan mudah dimengerti.
Dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan yaitu sebagai
berikut :
1. Komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti program –
program kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan
publik sehingga secara tidak langsung komunikasi kesehatan ini berperan dalam
proses pembangunan kesehatan.
2. Komunikasi kesehatan mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat dari
segala bidang kehidupannya sehingga hal ini dapat memperlancar proses
pembangunan kesehatan.
3. Komunikasi kesehatan beroperasi pada level atau konteks komunikasi antar
personal, kelompok, organisasi, publik, dan komunikasi massa sehingga proses
pembangunan kesehatan dapat dijalankan secara merata.
4. Komunikasi kesehatan mencakup variasi interaksi dalam kerja kesehatan
misalnya komunikasi dengan pasien di klinik, self help groups, mallings, hotlines,
dan kampanye media massa, dimana hal ini akan lebih mudah dalam menyusun
rencana pembangunan kesehatan yang lebih baik sesuai dengan permasalahan
kesehatan yang dialami oleh suatu masyarakat.
5. Komunikasi kesehatan merupakan pendekatan yang menekankan usaha
mengubah perilaku audiens agar mereka tanggap terhadap masalah tertentu dalam
satuan waktu tertentu yang nantinya hal ini dapat berpengaruh pada proses
pembangunan kesehatan.
6. Komunikasi kesehatan merupakan pemanfaatan media dan teknologi
komunikasi dan teknologi informasi dalam penyebarluasan informasi kesehatan
sehingga dapat memudahkan rencana pembangunan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka penulis menarik beberapa
kesimpulkan, yakni sebagai berikut:
1. Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh
komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan
untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan
yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani),
dan sosial.
2.Jenis – jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non
verbal.
3.Ruang lingkup komunikasi kesehatan adalah pencegahan penyakit, promosi
kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan serta peningkatan
kualitas hidup dan kesehatan individu dalam masyarakat.
4. Dampak komunikasi kesehatan terhadap pembangunan kesehatan sebenarnya
berbanding lurus. Makin berhasil komunikasi kesehatan, maka makin berhasil pula
pembangunan kesehatan itu.
2. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah komunikasi dalam
kesehatan hendaknya selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan
dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator
hendaknya lebih variatif dan inovatif dalam penyampaian pesan informasi
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alo, Lilliweri. 2008. Dasar – dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Arikunto Suharsimi.Dr., 1988. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Muhammad Arni.Dr., 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Robert J. Bensley & Jodi Brookins-Fisher, Metode Pendidikan Kesehatan
Msyarakat, EGCISBN9794489212, 9789794489215, (Terjemahan Buku
Online/Ebook).
Anonymous. 2008. Trasparansi komunikasi
kesehatan. http://sbektiistiyanto.files.wordpress.com/2008/02/transparansi-
komkes.ppt. Diakses tanggal 3 Desember 2012.

Anda mungkin juga menyukai