Disusun Oleh :
NAMA :RADA FEBRIA ADDELVI
NIM :19001001
DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Asmiati .SE.S.KEP M.KEP CBWM
Kata pengantar..........................................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................
1. Latar belakang...............................................................................................................
2. Tujuan............................................................................................................................
BAB II Pembahasan..................................................................................................................
BAB II Penutup.......................................................................................................................
1. Kesimpulan...................................................................................................................
2. Saran.............................................................................................................................
Daftar pustaka.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang
selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu
tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia
lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia
dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut
sebagai interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu
kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah
dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa
komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat
maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm;
1982). Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan
manusia lainnya. Teori dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni
kebutuhanuntük mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Narold D. Lasswell salah seorang
peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang
menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi: Pertama, adalah hasrat
manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat
mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan
menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitamya. Melalui komunikasi
manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui
komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dan
pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan
sekitarnya. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat Sesungguhnya tergantung
bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di
sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap
gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku
manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam
tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia
dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan
transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan
keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran
nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tatakrama
bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan
untuk mendidik warga negara Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani
khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya
untuk mengayomi kepentingan anggota masyarakat yang dilayaninya. Ketiga
fungsi ini menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan
sesama anggota masyarakat. Profesor David K. Berlo dari Michigan State
University menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan
interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga
untuk mengetahui keberadaan diri sendin dalam menciptakan keseimbangan
dengan masyarakat (Byrnes, 1965). Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antarmanusia,
sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur
keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen,
manajer, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga
dan lain sebagainya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan
seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak
ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak
massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa
tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang
membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar
tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua,
yang pertama iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan
pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu bagian dari
kampanye sosial dengan tujuan mengajak, menghimbau atau menyampaikan
gagasan demi kepentingan umum. Iklan non komersil lebih dikenal dengan iklan
layanan masyarakat.
2. Rumusan Masalah.
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini meliputi :
1. Seperti apakah konsep komunikasi kesehatan ?
2. Seperti apakah jenis – jenis komunikasi ?
3. Apa saja ruang lingkup komunikasi kesehatan ?
4. Apa dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan !
3. Tujuan .
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui konsep komunikasi kesehatan.
2. Untuk mengetahui jenis – jenis komunikasi.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup komunikasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui dampak komunikasi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
5) Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang
berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan
kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas :
a. Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan
rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu denganmempergunakan kaki buatan yang
fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b.Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan .seringkali bersamaan dengan terjadinya
cacat badania muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini
bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam
masyarakat.
c. Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan
kemampuan dan ketidak mampuannya.
d.Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak
dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu.
Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat, memerlukan
bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan
memahami keandaan mereka (fisik mental dan kemampuannya) sehingga
memudahkan mereka dalam proses penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam
keadan yang sekarang ini.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah
pancasila yang berdasarkan unsure kemanusian dan keadailan social. Mereka yang
direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat, bukan hanya
berdasarkan belas kasian semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak asasinya
sebagai manusia.
B. Promosi kesehatan.
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health
promotion. Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya
promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para
ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan
(five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam buku preventive
medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan clark (1965), dari
sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap
penyakit, yaitu : 1)promotion of healt 2)specifik protection 3)early diagnosis and
prompt treatment 4)limitation of disability dan 5)rehablitation.
Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promotion of healt oleh para ahli
kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan
kesehatan,bukan promosi kesehatan.Mengapa demikian? Tidak lain karena makna
yang terkandung dlam istilah promotion of health disini adalah meningkatkan
kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi seimbang,olahraga teratur,dan lain
sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada
hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya
tengtan promotion of health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi
dll,peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan
kesehatan (health education)kepada individu dan masyarakat.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi
mengenai promosi kesehatan : “ Health promotion is the process of enabling
people to increase control over, and improve, their health. To reach a state of
complete physical, mental, and social, well-being, an individual or group must be
able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with
the environment “. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Dalam
konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt education
atau pendidikan kesehatan.
C. Kebijakan kesehatan
a. Definisi Kebijakan Kesehatan
Ilmu kebijakan adalah ilmu yang mengembangkan kajian tentang hubungan
antara pemerintah dan swasta, distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar
berbagai level pemerintah, hubungan antara penyusunan kebijakan dan
pelaksanaannya, ideologi kebijakan makna reformasikesehatan. Ilmu manajemen
digunakan dalam ilmu kebijakan yaitu dalam perencanaan dan pelaksanaan
kebijakan kesehatan, teori dan konsep manajemen tidak dapat diabaikan. Apa
sistem kebijakan kesehatan itu?
Kebijakan (Policy): Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang
bertanggung jawab dalam bidang kebijakan tertentu
Kebijakan Publik (Public Policy): kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah atau Negara
Kebijakan Kesehatan (Health Policy): Segala sesuatu untuk
mempengaruhi faktor – faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan bagi seorang dokter
kebijakan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan
kesehatan (Walt, 1994)
D. Bisnis Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh siklus hidup manusia. Demikian yang dimaksud
dengan pengertian keperawatan menurut hasil Lokarya Keperawatan Nasional
Tahun 1983.
Perkembangan Pelayanan Keperawatan Perubahan sifat pelayanan dari
fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan keperawatan dengan peran
preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif dan rehabilitatif harus
didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang keperawatan.
Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya
pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas.
Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan
profesional, seperti:
· Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan.
· Praktik keperawatan di rumah (home care).
· Praktik keperawatan berkelompok (nursing home = klinik bersama, dan
· Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647
tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001
tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.