Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan era globalisasi saat ini untuk para pegawai negeri sipil
(PNS) sangat signifikan. Untuk dapat bersaing perlunya reformasi birokrasi
dalam hal kepegawaian, maka dikeluarkan undang–undang Aparatur Sipil
Negara. Hal ini bertujuan utnuk mengembalikan kepercayaan masyarakat
kepada Pemerintah. Kebijakan Pemerintah akan dijalankan oleh
pelaksanaannya yakni Aparatur Sipil Negara (ASN), dimana PNS merupakan
bagian dari ASN tersebut.
Dalam peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU No. 5 Tahun
2014, secara implisit mengkehendaki bahwa ASN yang secara umum disebut
Birokrat bukan lagi sekedar merujuk pada jenis pekerjaan akan tetapi lebih
merujuk kepada profesi pelayanan publik yang profesional.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat
yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana
telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1)
“setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan” dan pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Pembangunan kesehatan
Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan
meliputi upaya terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai tujuan
yang optimal.
Kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan semakin tinggi, hal itu
disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan arti
pentingnya kesehatan. Untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan
kesehatan, pemerintah mendirikan rumah sakit yang merupakan bagian
1
integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan dikembangkan melalui
perencanaan pembangunan kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, rumah sakit
adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit mempunyai fungsi
menyelenggarakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan
asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan dengan melakukan kegiatan adminitrasi dan
keuangan untuk terlaksananya misi rumah sakit.
Seperti yang termuat dalam Undang –Undang No 23 Tahun 2014
yang mengatakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan
daerah untuk Kabupaten/Kota merupakan urusan yang berskala
Kabupaten/Kota salah satunya meliputi perencanaan dan pengendalian
pembangunan, penyediaan sarana dan prasarana umum, serta penanganan
bidang kesehatan.
Undang-Undang Pelayanan Publik (secara resmi bernama Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik) adalah undang-
undang yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang
merupakan efektivitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. perlayanan
publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi yang efektif dapat
memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran
ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan
lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam
kepercayaan pada pemerintahan dan administrasi publik.
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk
untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan
publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan
publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan
yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga
negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik, sebagai upaya
2
untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga negara dan penduduk
serta terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang memberi
pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan
menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum
pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi
setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam
penyelenggaraan pelayanan public.
RSUD Ahmad Ripin adalah salah satu institusi pelayanan kesehatan di
lingkup Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi. Kualitas pelayanan pada
RSUD Ahmad Ripin sebagai pelayanan rumah sakit rujukan dasar
menentukan persepsi masyarakat terhadap kepercayaan pada institusi
pelayanan pemerintah. Dalam upaya mewujudkan pelayanan yang prima
sehingga mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Ahmad Ripin, tercantum dalam
motto pelayanan rumah sakit yaitu “Kesembuhan dan Kepuasan Anda
adalah Tujuan Kami”.
Undang-undang No 14 tahun 2008 tentang keterbukaan pelayanan
publik, maka tersedianya data dan informasi mutlak dibutuhkan terutama oleh
pelayanan publik seperti rumah sakit. Salah satu bentuk informasi terkait
rumah sakit maka profil RSUD Ahmad Ripin menjadi bagian dari informasi
upaya dalam memberikan gambaran dan keterbukaan pelayanan kepada
masyarakat.
Dari hasil observasi dan diskusi dengan dokter senior di RSUD
Ahmad Ripin bahwa masih kurangnya variasi brosur-brosur, spanduk atau
banner yang berhubungan dengan promosi kesehatan di poli saraf. Alat-alat
pemeriksaan penunjang untuk penyakit saraf seperti CT-Scan dan EEG
(Elektroensefalogram) belum tersedia. Spesialis saraf hanya ada 1 orang yang
idealnya 2 dokter spesialis di setiap poli untuk mengoptimalkan pelayanan
kepada masyarakat.
3
B. Identifikasi Isu
Di RSUD Ahmad Ripin terdapat beberapa permasalahan mengenai
pelayanan dan promosi kesehatan. Berdasarkan pengalaman saat bekerja di
RSUD Ahmad Ripin, penulis mengidentifikasikan berbagai masalah sebagai
berikut :
1. Belum optimalnya promosi kesehatan di poli saraf RSUD Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi
2. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang di poli saraf RSUD Ahmad
Ripin Kabupaten Muaro Jambi.
3. Kurangnya tenaga ahli di poli saraf RSUD Ahmad Ripin Kabupaten
Muaro Jambi
4
kesehatan di poli saraf RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi”
Melalui pencermatan kondisi sebagaimana tersebut diatas, perlu dilakukan
peningkatan pelayanan kesehatan sehingga berdampak baik untuk
masyarakat. Peningkatan ini tentunya membutuhkan serangkaian kegiatan
yang berhubungan langsung dengan tugas dan kewajiban dokter.