Mari kita senantiasa memuji Allah atas segala macam kenikmatan yang diberikan
kepada kita semua, baik iman, Islam, dan juga kesehatan.
Mari kita semua berusaha untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah
subhanahu wata’ala di mana saja berada, berusaha dengan maksimal melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman,
Alhamdulillah, hari Jumat ini kita masih diberi kemampuan oleh Allah Yang
Mahakuasa untuk menjalankan salah satu perintah-Nya melaksanakan jamaah shalat
Jumat. Rasanya Jumat ini adalah hari istimewa karena merupakan Jumat di bulan
Rabiul Awal. Bulan kelahiran manusia paling mulia di jagat raya. Bulan maulidur
rasulillah shallalahu ‘alaihi wasallam.
Begitu mulianya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga sebagian ulama
menganggap malam kelahirannya tidak kalah mulianya dibandingkan dengan malam
Lailatul Qadar.
Bahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah swt adalah ilmu dan rahmat-Nya
adalah Nabi Muahammad shallallahu 'alaihi wasallam. Allah swt telah berfirman (Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam)
(al-Anbiya: 107).
Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat
bagi alam jagad raya. Maka kalimat selanjutnya dalam Surat Yunus di atas yang
berbunyi ‘hendaklah mereka bergembira’ secara otomatis memerintahkan kepada
umat muslim menyambut gembira atas rahmat tersebut.
Jamaah yang berbahagia, demikian pentingnya merasa bergembira menyambut
kelahiran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sehingga Imam Imam al-Suyuthy
(849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid memberikan
petunjuk cara merayakan maulid Nabi yang benar:
�ا
َع ﱠ َ َ ﺳو َل ﻓَﻘَ ْد أ
َ طﺎ َﻣ ْن ﯾُ ِط ِﻊ ﱠ
ُ اﻟر
Barang siapa yang menta’ati rasul, sesungguhnya ia telah taat kepada Allah swt.
Maka barang siapa yang mengaku cinta Rasulullah saw tetapi tidak menjalankan
syariatnya berarti orang itu adalah pembohong.