Anda di halaman 1dari 7

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mari kita senantiasa memuji Allah atas segala macam kenikmatan yang diberikan
kepada kita semua, baik iman, Islam, dan juga kesehatan.

Shalawat dan salam semoga tercurah untuk baginda Rasulullah Muhammad


shallallahu ‘alaihi wasallam. kepada para istri beliau, para sahabat dan segenap
umatnya yang berpegang teguh kepada Islam sampai akhir zaman.

Mari kita semua berusaha untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah
subhanahu wata’ala di mana saja berada, berusaha dengan maksimal melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

َ ‫ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﮭﺎ اﻟﱠ ِذﯾْنَ آ َﻣﻧُوا اﺗﱠﻘُوا‬


‫ﷲ َﺣ ﱠﻖ ﺗُﻘَﺎﺗِ ِﮫ َوﻻَ ﺗَ ُﻣ ْوﺗ ُ ﱠن ِإﻻﱠ َوأَ ْﻧﺗ ُ ْم‬
َ‫ﱡﻣ ْﺳ ِﻠ ُﻣ ْون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Ma’asyiral Muslimin rakhimakumullah,

Alhamdulillah, hari Jumat ini kita masih diberi kemampuan oleh Allah Yang
Mahakuasa untuk menjalankan salah satu perintah-Nya melaksanakan jamaah shalat
Jumat. Rasanya Jumat ini adalah hari istimewa karena merupakan Jumat di bulan
Rabiul Awal. Bulan kelahiran manusia paling mulia di jagat raya. Bulan maulidur
rasulillah shallalahu ‘alaihi wasallam.
Begitu mulianya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga sebagian ulama
menganggap malam kelahirannya tidak kalah mulianya dibandingkan dengan malam
Lailatul Qadar.

Karena adanya malam Lailatul Qadar (sebagai malam diturunkannya Al-Qur’an)


disebabkan adanya kelahiran Rasulullah sebagai penerima wahyu Al-Qur’an. Rasul
yang dipercaya mengemban dan menyampaikan Al-Qur’an kepada umat manusia di
mayapada.
Demikian mulianya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga dalam hadits qudsi
diungkapkan:

‫ﻗﺎل ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻷدم ﻟوﻻ ﻣﺣﻣد ﻣﺎﺧﻠﻘﺗك‬


Allah swt berkata kepada Nabi Adam as. Jika tidak karena Muhammad, Aku tidak
ciptakan engkau wahai Adam. Dalam riwayat lain dikatakan “jika tidak karena
Muhammad, Aku tidak ciptakan alam semesta ini”.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, akan tetapi sangat disayangkan bahwa bulan
maulid ini malah terkesan menjadi bulan saling menuduh dan membid’ahkan.
Hanya karena berbeda pendapat mengenai hukum peringatan maulid. Padahal tidak
demikian seharusnya. Di bulan kelahiran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini,
umat Islam harus sadar dan kembali merapatkan barisan, meningkatkan ketakwaan
dan merealisasikannya dalam realitas kehidupan.
Sehingga menjadi nyata apa yang difirmankan oleh Allah subhanahu wata'ala bahwa
Dia mengutus Rasulullah sebagai rahmat bagi semesta alam. wa ma arsalnaka illa
rahmatan lil alamin.
Rahmat yang sudah sepatutnya kita syukuri dengan cara memperbanyak baca
shalawat dan menyenangkan kaum fakir miskin dengan bersedekah. Bahkan
keberadaan rahmat itu mewajibkan kita selaku umat untuk menyambutnya dengan
gembira.
Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari pada apa yang
merek kumpulkan. (Yunus: 58)
Apakah yang dimaksud dengan rahmat dalam ayat di atas? Apakah bentuk rahmat
itu? Para mufassir berbeda pendapat mengenai hal ini. Namun dalam ulumul qur’an
diterangkan bahwa menafsirkan ayat dengan ayat al-Qur’an yang lain merupakan
bentuk penafsiran yang paling kuat.
Karenanya as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur menerangkan bahwa rahmat itu tiada
lain adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Hal ini senada dengan kutipan Ibnu Abbas:
‫ ﻓﺿل‬:‫وأﺣرج أﺑو اﻟﺷﯾﺦ ﻋن اﺑن ﻋﺑﺎس ﻓﻰ اﻷﯾﺔ ﻗﺎل‬
‫ ﻗﺎل ﷲ‬:‫ﷲ اﻟﻌﻠم ورﺣﻣﺗﮫ ﻣﺣﻣد ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم‬
‫وﻣﺎ أرﺳﻠﻧك إﻻ رﺣﻣﺔ ﻟﻠﻌﺎﻟﻣﯾن‬

Bahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah swt adalah ilmu dan rahmat-Nya
adalah Nabi Muahammad shallallahu 'alaihi wasallam. Allah swt telah berfirman (Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam)
(al-Anbiya: 107).
Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat
bagi alam jagad raya. Maka kalimat selanjutnya dalam Surat Yunus di atas yang
berbunyi ‘hendaklah mereka bergembira’ secara otomatis memerintahkan kepada
umat muslim menyambut gembira atas rahmat tersebut.
Jamaah yang berbahagia, demikian pentingnya merasa bergembira menyambut
kelahiran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sehingga Imam Imam al-Suyuthy
(849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid memberikan
petunjuk cara merayakan maulid Nabi yang benar:

ُ ‫ﻋ َﻣ ِل ْاﻟ َﻣ ْوﻟ ِد اﻟﱠذِى ُھ َو اِ ْﺟ ِﺗ َﻣﺎ‬


ِ ‫ع اﻟﻧﱠ‬
‫ﺎس َو ِﻗ َرا َءة ُ َﻣﺎ‬ َ ‫ﺻ َل‬ ‫ﱠ‬
ْ ‫أن أ‬
‫أﻣ ِر‬
ْ ‫اﻟو ِاردَة ﻓِﻰ َﻣ ْﺑدَ ِء‬
َ ‫ﺎر‬ ْ ُ‫ َو ِرواَﯾَﺔ‬.‫آن‬
ِ َ‫اﻷﺧﺑ‬ ِ ‫ﺳ َر ِﻣنَ ْاﻟﻘُ ْر‬
‫ﺗَﯾَ ﱠ‬
ِ ‫ﺳﻠﱠ َم َو َﻣﺎ َوﻗَ َﻊ ﻓِﻰ َﻣ ْو ِﻟ ِد ِه ِﻣنَ اﻵﯾَﺎ‬
‫ت‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯾ ِﮫ َو‬ َ ‫ﻲ‬ ِّ ‫اﻟﻧﱠ ِﺑ‬
ٌ ‫ﺛ ُ ﱠم ﯾَ ُﻣدﱡ ﻟَ ُﮭ ْم ِﺳ َﻣ‬
َ ‫ﺎط ﯾَﺄ ُﻛﻠُ ْوﻧَﮫُ َوﯾَ ْﻧ‬
ٍ‫ﺻ ِرﻓُ ْونَ ِﻣ ْن َﻏﯾ ِْر ِزﯾَﺎدَة‬
‫ﺎﺣﺑُ َﮭﺎ ِﻟ َﻣﺎ‬
ِ ‫ﺻ‬َ ‫ﺎب َﻋﻠَ ْﯾ َﮭﺎ‬ َ ‫َﻋﻠَﻰ ذَ ِﻟ َك ِﻣنَ ْاﻟ ِﺑدَعِ ْاﻟ َﺣ‬
ُ َ ‫ﺳﻧَ ِﺔ اﻟﱠ ِﺗﻰ ﯾُﺛ‬
‫ﺎر‬ ْ ِ‫ﺳﻠﱠ َم َوا‬
ِ ‫ظ َﮭ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯾ ِﮫ َو‬ َ ‫ﻲ‬ ِّ ِ‫ﻓِ ْﯾ ِﮫ ِﻣ ْن ﺗ َ ْﻌ ِظﯾ ِْم ﻗَ ْد ِر اﻟﻧﱠﺑ‬
‫ْف‬ ‫َﺎر ِﺑ َﻣ ْو ِﻟ ِد ِه اﻟ ﱠ‬
ِ ‫ﺷ ِرﯾ‬ ِ ‫اﻻ ْﺳﺗِ ْﺑﺷ‬ ِ ‫ح َو‬ ‫ر‬َ َ ‫ﻔ‬ ْ
‫اﻟ‬
ِ
"Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca
al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati
bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu
termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena
mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas
kelahiran Nabi Muhammad yang mulia. (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, h. 189-197 ).
Hal pertama yang harus ada dalam perayaan, sebagai bukti kegembiraan umat
muslim atas kelahiran Rasulullah adalah membaca al-Qur’an. karena al-Qur’an
adalah mukjizat Rasulullah sekaligus pedoman hidup bagi umat Muslim.
Hal kedua yang tidak boleh terlewatkan adalah bercerita tentang kisah Rasulullah
yang penuh keteladanan. Teladan bagi pemuda, bagi pedagang, bagi seorang suami,
bagi seorang pemimpin dan tidak juga bagi segenap umatnya.
Dan ketiga adalah Ibn Taimiyah sebagaimana dikutip Sayyid Muhammad bin Alwi al-
Maliki , yaitu:

‫ﺎس َﻋﻠَﻲ ﻓِ ْﻌ ِل ْاﻟ َﻣ ْو ِﻟ ِد‬


ِ ‫ض اﻟﻧﱠ‬ ُ َ ‫ﯾَﻘُ ْو ُل اِﺑ ُْن ﺗَﯾ ِْﻣﯾﱠﺔ ﻗَ ْد ﯾُﺛ‬
ُ ‫ﺎب ﺑَ ْﻌ‬
‫ﺎرى ﻓِﻰ‬
َ ‫ﺻ‬َ ‫ﺿﺎھَﺎة ِﻟﻠﻧﱠ‬ ِ ‫َو َﻛذَ ِﻟ َك َﻣﺎ ﯾُ ْﺣ ِدﺛُﮫُ ﺑَ ْﻌض اﻟﻧﱠ‬
َ ‫ﺎس إ ﱠﻣﺎ ُﻣ‬
‫ﺳﻰ ﻋﻠﯾﮫ اﻟﺳﻼم َوإ ﱠﻣﺎ َﻣ َﺣﺑﱠﺔٌ ِﻟﻠﻧﱠﺑﻲ ﺻﻠﻲ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ‬
َ ‫ِﻣ ْﯾﻼَ ِد ِﻋ ْﯾ‬
‫وﺳﻠم َوﺗ َ ْﻌ ِظ ْﯾ ًﻣﺎﻟَﮫُ َوﷲ ﻗَ ْد ﯾُ ِﺛ ْﯾﺑُ ُﮭ ْم َﻋﻠَﻰ َھ ِذ ِه ْاﻟ َﻣ َﺣﺑﱠ ِﺔ‬
‫ع‬ َ ‫د‬‫ﺑ‬
ِ ْ ‫ﻋﻠَﻰ‬
‫اﻟ‬ َ َ‫اﻻﺟﺗِ َﮭﺎ ِد ﻻ‬ ْ ‫َو‬
ِ
Ibn Taimiyyah berkata, “orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi akan
diberi pahala. Demikian pula apa yang dilakukan oleh sebagian orang. Adakalanya
bertujuan meniru di kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa AS, dan
adakalanya juga dilakukan sebagai ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada
Nabi Muhammad. Allah Ta’ala akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan
mereka kepada Nabi mereka, bukan atas bid’ah yang mereka lakukan.”(Manhajus
Salaf fi Fahmin Nushush Bainan Nadzariyyat wat Tathbiq, h. 399).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


Jika kita merasa gembira akan kedatangan Rasulullah itu pertanda kita mencintainya.
Biasanya orang yang cinta akan selalu berharap berjumpa dengan yang dicinta.
Sebagaimana layaknya pemuda yang baru merasa ‘gandrung’ dengan sang kekasih.
Ingin selalu bertemu walaupun hanya dalam mimpi.
Meskipun kegembiraan dan cinta adalah dua hal yang beruruan dengan hati. namun
cinta dan gembira itu dapat dibuktikan secara indrawi. Ada beberapa rambu-rambu
yang dapat digunakan sebagai alat penimbang kecintaan kita kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam.
Pertama, siapa yang cinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dia pastilah orang
yang taat kepada Rasulullah. artinya orang itu pasti akan menjalankan segala
peraturan syariatnya.
Barang siapa menginginkan dapat melihat Rasulullah, hendaklah ia mencintai beliau
dengan kecintaan yang menggebu. Adapun tanda cinta kepada beliau adalah adalah
mengikuti sunnahnya yang mulia.
Maka taat kepada ajaran Rasulullah saw. merupakan bukti nyata kecintaan kita
kepadanya. Dan ketika seorang hamba telah taat kepada Rasulullah saw berarti ia
telah taat kepada Allah subhanahu wata'ala:

�‫ا‬
َ‫ع ﱠ‬ َ َ ‫ﺳو َل ﻓَﻘَ ْد أ‬
َ ‫طﺎ‬ ‫َﻣ ْن ﯾُ ِط ِﻊ ﱠ‬
ُ ‫اﻟر‬
Barang siapa yang menta’ati rasul, sesungguhnya ia telah taat kepada Allah swt.
Maka barang siapa yang mengaku cinta Rasulullah saw tetapi tidak menjalankan
syariatnya berarti orang itu adalah pembohong.

‫ﻣن ادﻋﻰ ﺣب اﻟﻧﺑﻲ ﻋﻠﯾﮫ اﻟﺻﻼة واﻟﺳﻼم ﻣن ﻏﯾر‬


‫اﻟﺗﺑﺎع اﻟﺳﻧﺔ ﻓﮭو ﻛذاب‬
Barang siapa mengaku cinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetapi tidak
mengikuti sunnahnya, bararti ia adalah pembohong.
Kedua, tanda para pecinta Rasulullah saw adalah seringnya membaca shalawat.
Sebuah hadits Aisyah ra. menerangkan hal ini:

‫ﻣن أﺣب اﻟﻧﺑﻲ ﻋﻠﯾﮫ اﻟﺻﻼة واﻟﺳﻼم أﻛﺛر ﻣن اﻟﺻﻼة‬


‫ﻋﻠﯾﮫ وﺛﻣرﺗﮫ اﻟوﺻول اﻟﻰ ﺷﻔﺎﻋﺗﮫ وﺻﺣﺑﺗﮫ ﻓﻰ اﻟﺟﻧﺔ‬
Barang siapa mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka ia akan
memperbanyak baca shalawat kepadanya. Adapun buahnya adalah memperoleh
syafaat beliau dan menyertainya di surga.
Selain berfungsi sebagai penanda cita shalawat kepada Rasulullah juga merupakan
tanaman yang buahnya adalah syafaat di surga.
anda ketiga, adalah barang siapa yang mencintai Rasulullah pasti ia akan
memperbanyak mengingat beliau. Mengingat berbagai kisah hidupnya, mengingat
kepahlawanannya dan mengingat kebijaksanaannya. Dan tidak lupa meneladaninya.

‫ﻣن أﺣب ﺷﯾﺄ ﻓﻛﺗر ذﻛره‬


Barang siapa mencintai sesuatu pastilah ia akan banyak menyebutnya.
Para hadirin Jamaah shalat Jumat yang berbahagia, Akhirnya, cinta kita kepada
Rasulullah sebenarnya dapat dibuktikan dalam kehidupan keseharian. Apalagi
dimusim penghujan dan musim banjir seperti ini. Di mana banyak sekali keluarga dan
saudara seiman yang memerlukan bantuan kita. baik bantuan tenaga maupun
bantuan materiil.
Inilah saatnya membuktikan cinta kita kepada Rasulullah dengan meneladani beliau
sebagai penolong yang lemah. Yang selalu mendahulukan kepentingan orang lain
(umatnya) dari pada kepentingan pribadi atau golongan.
Marilah kita jadikan hujan di bulan maulid ini sebagai rahmat bagi kita semua. Rahmat
karena kita memiliki peluang untuk membuktikan cinta kita dengan bersedekah dan
beramal saleh kepada yang membutuhkan.
Dan bantuan itu benar-benar merupakan rahmat bagi mereka yang membutuhkan.
‫آن ْاﻟﻌَ ِظﯾ ِْم‪َ ,‬وﻧَﻔَﻌَﻧِ ْﻲ َو ِإﯾﱠﺎ ُﻛ ْم ِﺑ َﻣﺎ ﻓِ ْﯾ ِﮫ‬‫ﺎر َك ﷲُ ِﻟ ْﻲ َوﻟَ ُﻛ ْم ﻓِﻲ ْاﻟﻘُ ْر ِ‬ ‫ﺑَ َ‬
‫ت َواﻟ ِذّ ْﻛ ِر ْاﻟ َﺣ ِﻛﯾ ِْم‪َ ,‬وﺗَﻘَﺑﱠ َل ِﻣ ِﻧّ ْﻲ َو ِﻣ ْﻧ ُﻛ ْم ِﺗﻼَ َوﺗَﮫُ ِإﻧﱠﮫُ ُھ َو‬
‫ِﻣنَ اﻵﯾَﺎ ِ‬
‫ﷲ ْاﻟﻌَ ِظﯾ َْم ِﻟ ْﻲ َوﻟَ ُﻛ ْم‬
‫ﺳ ِﻣ ْﯾ ُﻊ ْاﻟﻌَ ِﻠ ْﯾ ُم‪ .‬أَﻗُ ْو ُل ﻗَ ْو ِﻟ ْﻲ َھذَا َوا ْﺳﺗ َ ْﻐ ِﻔ ُر َ‬
‫اﻟ ﱠ‬
‫ﻓَﺎ ْﺳﺗَ ْﻐ ِﻔ ُر ْوهُ‪ِ ،‬إﻧﱠﮫُ ُھ َو ْاﻟﻐَﻔُ ْو ُر ﱠ‬
‫اﻟر ِﺣ ْﯾ ُم‬

Anda mungkin juga menyukai