I dengan
PrioritasMasalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola
Tidur di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan
Medan Polonia
KaryaTulisIlmiah (KTI)
Disusundalamrangka menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Edna S Lingga
142500022
Edna S Lingga
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan..........................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................v
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................3
C. Manfaat.................................................................................................3
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri. Virginia Henderson (Potter dan Perrry, 1997), membagi
kebutuhan dasar manusia menjadi empat belas komponen dan salah satunya
adalah dalam poin ke lima yaitu Tidur dan Istirahat (Hidayat, 2009).
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau dapat juga dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan repons
terhadap rangsangan dari luar (Hidayat dan Uliyah, 2015).
Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil
poling tidur di Amerika oleh NSF didapat bahwa ternyata wanita lebih banyak
mengalami gangguan tidur dibandingkan laki-laki, yaitu : 63% : 54% (National
Sleep Foundation, 2007).
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu
dari ketiga masalah berikut : Insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala
tidur atau ketika terjaga di tengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di
siang hari (Naylor & Aldrich, 1994).
Gangguan tidur telah diklasifikasikan menjadi empat kategori utama
(Thorpy, 1994), yang pertama Disomnia adalah gangguan primer yang berasal
dari sistem tubuh yang berbeda. Kedua Parasomnia adalah perilaku yang tidak
diinginkan yang terjadi terutama pada saat tidur seperti gangguan terjaga, terjaga
sebagian. Ketiga gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan
medis/psikiatrik. Yang terakhir gangguan tidur yang masih bersifat usulan adalah
gangguan baru yang memiliki banyak informasi yang adekuat mengenai
keberadaan gangguan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalah tujuan
penting perawat. Untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan istirahat dan
tidur, maka hal pertama yang harus dilakukan perawat yaitu mengkaji pola tidur
pasien dengan menggunakan riwayat keperawatan untuk mengumpulkan
informasi tentang faktor-faktor yang biasanya mempengaruhi tidur. Klien
membutuhkan suatu pendekatan individual berdasarkan pada kebiasaan pribadi
mereka dan pola tidur serta masalah khusus yang mempengaruhi tidur mereka
(Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah
tersebut dalam suatu Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
Tn. I dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola Tidur di
Lingkungan I Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia”.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan agar mahasiswa D-III
keperawatan USU mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pola tidur khususnya gangguan pola tidur pada Tn. I.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khuus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:
1.3 Manfaat
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar gangguan
pola tidur sebagai acuan praktek mahasiswa keperawatan.
2. Bagi Pelayan Kesehatan
Memberikan informasi dan membantu meningkatkan kesehatan dalam upaya
penanganan gangguan pola tidur.
3. Bagi Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara
memenuhi kebutuhan klien khususnya kebutuhan pola tidur.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
b. Tidur Paradoks
Jenis tidur ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20
menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit,
akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat
bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-ciri tidur paradoks adalah sebgai berikut :
1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif
2. Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak gelombang
lambat
3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi
kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis
4. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
5. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
6. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme
meningkat.
7. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori dan adaptasi.
II. Faktor yang Mempengaruhi Tidur
1. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit
yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan
oleh infeksi akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi
keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien krang tidur,
bahkan tidak bisa tidur.
2. Keletihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang dapat memerlukan lebih banyak tidur
untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut
terlihat pada seeorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai
kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena
tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
3. Stres psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa.
Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis
mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik
menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dan menekan REM,
kafein apat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan
untuk tidur, golongan beta bloker dapat ber efek pada timbulnya insomnia,
dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses
tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur,
karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang
dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga
mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
2.1.4 Perencanaan
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 83 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : jl. Karya Bakti Gg Saudara kel. Sari Rejo
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 07 Juni 2017
II. KELUHAN UTAMA
Tn. I mengeluh susah tidur sejak 2 bulan yang lalu, klien mengeluhkan
sulit tidur di malam hari dan klien sering berkeringat pada malam hari
di atas jam 01.00
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/ pallative
1. Apa penyebabnya
Klien mengalami TB paru sehingga klien harus melakukan
pengobatan dan konsumsi obat dan menimbulkan efek samping
yang menyebabkan klien susah tidur.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Klien menggunakan kipas angin pada malam hari dan klien tidak
menggunakan baju pada saat tidur.
B. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan bahwa “klien sangat susah tidur pada malam
hari. Klien gelisah dan klien sering berkeringat dingin pada alam
hari diatas jam 01.00 pagi”.
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak kurang tidur dengan wajah lemas dan tampak
kantung mata pada mata pasien.
3. Region
1. Dimana lokasinya : pusat pengaturan tidur
2. Apakah menyebar : tidak menyebar
4. Severity (Mengganggu Aktivitas)
Klien mengatakan “ saat ini gangguan pola tidur pasien sangat
menggangu aktivitas. Karena pasien tidak dapat beraktivitas
dengan baik jika pasien mengalami kurang tidur dan pasien
merasa lemas”.
5. Time
Klien mengatakan mengalami gannguan pola tidur semenjak 2
bulan yang lalu dangangguan pola tidur terjadi pada saat malam
hari
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Klien tidak pernah mempunyai penyakit masa lalu
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mengatakan : saat ini klien sedang mengikuti pengobatan di
RS dan mengkonsumsi obat rutin Tb paru selama 6 bulan dan
sudah mengkonsumsi obat tersebut selama 2 bulan.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien mengatakan ”tidak pernah dirawat di rumah sakit”.
D. Lama dirawat
Klien mengatakan ” tidak pernah di rawat di RS”.
E. Alergi
Klien mengatakan ”tidak ada alergi pada makanan/minuman dan
obat”.
F. Imunisasi
Klien mengatakan ”bahwa dulu tidak ada dilakukan imunisasi”.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Klien mengatakan ” orang tua sudah meninggal”.
B. Saudara kandung
Klien mengatakan “saudara kandung sehat dan tidak ada
penyakit”.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan ”tidak ada penyakit keturunan”.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan ”tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa”.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan “ayah dan ibu dan istri klien sudah meninggal
dunia”.
F. Penyebab meninggal
Klien mengatakan ” ayah, ibu dan istri klien meninggal akibat
sakit tua “.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien mengatakan ” menerima segala kondisinya, dan tetap
mejalani keadaannya dan terus berusaha agar bisa sembuh karena
klien percaya bahwasanya dia bisa sembuh”.
B. Konsep diri
1. Gambaran diri : klien mengatakan bahwa dirinya kurang
bersemangat, semenjak mengetahui
penyakitnya dan merasa semakin kurus
dan semakin tidak bersemangat.
2. Ideal diri : klien ingin dapat melakukan aktivitasnya
sendiri dan ingin cepat sembuh.
3. Harga diri : klien tidak merasa malu, dan tidak merasa
kurang karena anak klien yang selalu
merawat klien
4. Peran diri : klien berperan sebagai orang tua
5. Identitas : klien berperan sebagai Ayah dan Kakek
C. Keadaan emosi
Pasien dapat mengontrol dirinya dengan baik.
D. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan ” Anak, menantu dan cucu sangat berarti
karena anaknya dan cucu klien yang telah membantu dan telah
merawat klien selama ini”.
2. Hubungan dengan keluarga
Klien mengatakan ”dengan keluarga hubungannya baik dan tidak
ada masalah”.
3. Hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan ” dengan kerabat, tetangga dan orang lain juga
tidak ada masalah”
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan ” tidak ada hambatan dengan orang lain,
bahkan orang-orang disekitar klien berhubungan baik”
5. Spiritual
Klien beragama Islam, dan klien sholat dan mengaji serta berdoa
untuk kesembuhannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Secara umum keadaan pasien baik dan normal
B. Tanda-tanda Vital
a. Suhu tubuh : 37,5 °C
b. Tekanan darah : 130 / 90 mmHg
c. Nadi : 80 x/menit
d. Pernafasan : 28 x/menit
e. TB : 168 cm
f. BB : 54 kg
C. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala dan Rambut
a. Bentuk : oval, dan tidak ada benjolan
b. Kulit kepala : Berminyak, tidak ada iritasi
2. Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut: penyebaran rambut
tidak merata, ada
yang hitam & putih
b. Bau : Rambut tidak berbau
c. Warna kulit : kuning langsat
3. Mata
a. Kelengkapan mata : mata simetris kiri dan kanan
b. Palpebra : tidak ada kelainan & infeksi
c. Konjungtiva dan sklera : konjungtiva anemis dan normal
4. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasal : simetris
b. Lubang hidung : simetris & bersih
5. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris kiri dan kanan
b. Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan
c. Lubang telinga : cukup bersih dan tidak ada kelainan
6. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : mukosa bibir lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan, gigi kuning
7. Leher
a. Posisi trachea : simetris
b. Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar
c. Suara : suara jelas
d. Denyut nadi kronis : teraba dan tidak menonjol
8. Pemeriksaan integumen
a. Kebersihan : kulit pasien tampak bersih
b. Warna : sawo matang
c. Turgot : tidak ada kelainan
d. Kelembaban : lembab
e. Warna luka : tidak ada luka
f. Kelainan kulit : tidak ada kelainan
9. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk : simetris kiri dan kanan
b. Warna payudara dan aerola : sawo matang dan aerola
hitam
c. Kondisi payudara dan puting : normal
d. Aksila dan clavicula : tidak terdapat benjolan
10. Pemeriksaan thoraks/dada
a. Inspeksi thoraks : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Pernafasan : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan
bernafas
11. Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan
12. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
d. Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
13. Pemeriksaaan muskuloskeletal/Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : simetris kanan kiri, tidak ada kelainan
b. Ekstremitas bawah : simetris kanan kiri, tidak ada kelainan
14. Pemeriksaan Neurologi
a. Nervus olfaktoris/N I
Klien mampu mengidentifikasi bau dengan baik
b. Nervus optikus/N II
Klien melihat dengan alat bantu kacamata
c. Nervus okulomotoris/N III, Trochlearis/N IV, Abdusen/N VI
Klien mampu menggerakkan bola mata dengan baik
d. Nervus Trigeminus/N V
Klien mampu membedakan panas/dingin, tajam/tumpul pada
ekstremitas bawah
e. Nervus Fasalis/N VII
Klien mampu menggerkkan wajah dengan baik, dan mampu
berbicara dengan baik.
f. Nervus Vestibulocochlearis/N VIII
Klien mampu mendengar dengan baik
g. Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X
Klien mampu untuk menelan, mengunyah dan membuka
mulutnya.
h. Nervus Aksesorius/N XI
Klien mampu menggerakkan lengan kanan dan kiri dengan
baik.
i. Nervus Hipoglossus/N XII
Klien mampu sepenuhnya menggerakkan bagian lidah
dijulurkan kedepan.
15. Fungsi motorik
Klien tidak mengalami kelainan ekstremitas atas dan
bawah.
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola makan dan minum
a. Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
- Klien ↓
mengatakan
tidak biasa Konsumsi obat
makan dalam
↓
porsi banyak
DO : - klien tampak Efek samping obat
lemah dan kurang
↓
bersemangat
Tidak selera makan
- Wajah klien
tampak lesu ↓
DO : klien tampak ↓
batuk-batuk dan buang
Sekret sukar dikeluarkan
dahak
↓
3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk ditandai dengan adanya
sekret.
2.2.4 Perencanaan
Intervensi Rasional
1.kaji masalah gangguan tidur 1. Memberikan informasi dasar
pasien, dan penyebab kurang dalam menentukan rencana
tidur keperawatan
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
6.Mencegah penularan
-RR : 24 x/menit
A : masalah
teratasi sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
BAB III
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses keperawatan pada Tn. I yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi disimpulkan
diagnosa yang diperoleh dari Tn. I adalah :
3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk ditandai dengan adanya
sekret pada tenggorokan pasien
Intervensi yang dilakukan adalah kaji masalah gangguan tidur pasien, dan
penyebab kurang tidur. Anjurkan klien tidur di siang hari sebagai pemenuhan
kebutuhan tidur, karena sulitnya pemenuhan kebutuhan tidur di malam hari.
Lakukan mandi air hangat sebelum tidur. Anjurkan makan yang cukup satu jam
sebelum tidur. Ciptakan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal
yang nyaman. Lakukan masase pada daerah belakang tubuh pasien.
Implementasi yang dilakukan adalah mengkaji masalah gangguan tidur
pasien, dan penyebab kurang tidur. Menganjurkan klien tidur di siang hari sebagai
pemenuhan kebutuhan tidur, karena sulitnya pemenuhan kebutuhan tidur di
malam hari. Menganjurkan lakukan mandi air hangat sebelum tidur.
Menganjurkan makan yang cukup satu jam sebelum tidur. Menciptakan keadaan
tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman. Melibatkan keluarga
untuk melakukan masase pada daerah belakang tubuh pasien.
Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar pola tidur pada Tn. I yaitu
klien sudah bisa tidur lebih baik dari keadaan sebelumya meskipun tidak begitu
nyenyak karena pasien masih berkeringat pada malam hari. Klien mengatakan
sudah merasa lebih baik dari keadaan sebelumnya dan kebutuhan tidur klien
sudah cukup terpenuhi.
3.2 SARAN
1. Bagi pendidikan keperawatan
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga
pengajar dalam proses belajar mengajar tentang gangguan pola istirahat
tidur pada klien.
2. Bagi Pelayan Kesehatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui upaya menangani
masalah gangguan pola tidur.
3. Bagi Klien
Karya Tulis ini diharapkan dapat membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan klien khususnya kebutuhan tidur klien.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak & Chayatin, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: EGC.
Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Proses
Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Wilkinson dan Ahern. (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wilkinson, J.M. & Ahern, N.R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Edisi 9. Jakarta: ECG
Lampiran
Catatan Perkembangan
3Menganjurkan
selingi makan
dengan minum
4 Menjaga
kebersihan
ruangan
3 1. Memonitor jumlah S : Klien
pernafasan, batuk, dan tanda- mengatakan
tanda vital batuk disertai
dengan dahak
2. melaksanakan program
pengobatan O : T: 37,5
1 Mengajarkan
batuk efektif
2 Menganjurkan
menggunakan
masker
5 Mengajarka
n untuk
tidak buang
ludah atau
dahak
sembaranga
n
3 Menganjurk
an makan
yang cukup
satu jam
sebelu tidur
2 1. Tingkatkan intake S : klien
makanan melalui : mangatakan
sudah mulai
a Mengurangi gangguan dari
nafsu makan
lingkungan seperti berisik
akan dalam
dan lain-lain
porsi yang
b Menjaga kebersihan sedikit.
ruangan
O : tubuh pasien
c Memberikan obat sebelum tampak mulai
makan jika ada indikasi segar
1 Memonitor
jumlah
pernafasan dan
tanda- tanda
vital
2 Mengajarkan
batuk efektif
3 Memposisikan
klien dengan
posisi fowler
3 Melakukan
masase pada
bagian belakang
tubuh klien
P : intervensi
dilanjutkan
1 Memonitor
jumlah
pernafasan dan
tanda-tanda vital
2 Mengajarkan
klien batuk
efektif
3 Mengajarkan
klien untuk
tidak buang
dahak atau ludah
sembarangan.