Anda di halaman 1dari 7

Makalah ilmu dakwah

Dakwah pada massa Rasulullah SAW

Oleh:

Yulia citra(2030307011)
Dosen pembimbing:
DRS.Ali Nupiah,MA

JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR TAHUN 20/21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan
yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.Merupakan kenyataan bahwa
Islam adalah agama yang paling banyak mempengaruhi hati dan pikiran
berbagai ras, bangsa dan suku dengan kawasan yang luas, yang di
dalamnya terdapat kemajemukan rasial dan budaya.Untuk mewujudkan
keberhasilan dakwah, maka dapat digunakan beragam metode dan media
sebagai penunjang dakwah. Al-Qur’an (surat al-Nahl : 125) menjelaskan:
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.Surat An-
Nahl ayat 125 itu menjelaskan tiga metode
dakwah yang terkenal, yaitu dengan “Hikmah”, “Mauidhah Hasanah”,
dan “Mujadalah”.Semua metode tersebut pada
dasarnya ialah sebagai upaya transformasi Islam.Dari latar belakang ini
dapat di jelaskan tentang bagaimana dakwah pada masa rasullah.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas muncul pertanyaan bagaimana dakwah pada massa
rasullulah SAW
C. TUJUAN PENELITIAN:

Untuk mengetahui bagaimana dakwah pada massa Rasulullah SAW

BAB II
PEMBAHASAN

A.Dakwah masa rasulullah


Maka dimulailah proses panjang dakwah Rasulullah saw menyeru bangsa
Arab pada Islam. Dari 23 tahun masa kerasulan Nabi Muhammad SAW,
13 tahun di antaranya beliau habiskan di kota kelahiran beliau, Makkah.
Sedangkan selama 10 tahun sisanya, beliau berdakwah di Madinah al-
Munawwaroh.
Menurut sejarawan Muslim Arab, Ibn Ishaaq (wafat antara 150-159
H/761-770 M), selama tiga tahun pertama Rasulullah saw berdakwah
secara sembunyi-sembunyi. Beliau menyeru orang-orang yang beliau
yakini dapat merahasiakan pesan yang dibawanya.
Di antara mereka yang masuk Islam pada periode ini adalah Khadijah,
Waraqah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakr, Zaid bin Haritsah, Sa’ad bin Abi
Waqas, Utsman bin ‘Affan, Zubair bin Awwam, Abd al-Rahman bin ‘Auf,
Abdullah bin Mas’ud, dan beberapa orang budak (termasuk Bilal bin
Rabah).
Syeikh Tawfique Chowdhury menjelaskan dalam Mercy to the World,
Seerah: Makkan Period, pendapat populer yang menyebut bahwa
mayoritas pemeluk Islam pada periode ini berasal dari kalangan budak
dan fakir miskin tidaklah benar.
“Dari 67 Muslim pertama, hanya 13 di antaranya yang berasal dari
golongan miskin, non-Arab, dan budak yang dibebaskan,” ujarnya.
Setelah tiga tahun, melalui sebuah wahyu, Allah memerintahkan
Rasulullah saw untuk menyampaikan dakwah secara terbuka. Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (QS. Asy-Syu’araa’:
214). Rasulullah saw lalu mengumpulkan 30 orang kerabatnya di rumah
beliau dan menyeru mereka pada Islam.
Di sebuah kesempatan yang lain, Rasulullah berdiri di atas sebuah bukit
kecil bernama Safa dan mengumpulkan orang-orang Quraisy di Makkah.
Setelah mereka berkumpul, dari atas bukit yang terletak berdekatan
dengan lokasi Ka’bah itu, Rasulullah berkata, “Jika aku mengatakan
kepada kalian bahwa sejumlah besar tentara sedang bersembunyi di balik
gunung itu dan siap untuk menyerang kalian, apakah kalian akan
percaya?”
Mereka menjawab, “Tentu saja, karena kami mempercayaimu. Kami tahu
engkau selalu mengatakan yang benar.”
Lalu Rasulullah SAW berkata, “Tuhan telah memerintahku untuk
mengingatkan kalian, orang-orangku, bahwa kalian harus menyembah
satu Tuhan. Jika kalian tidak melakukannya, kalian akan mengundang
amarah-Nya. Dan aku tidak akan mampu berbuat apapun untuk
menolongku, meskipun kalian adalah orang-orang dari kaumku sendiri.”
Seruan terbuka tersebut segera memicu respon para pemimpin Quraisy.
Penentangan mereka terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah SAW
berlangsung hingga bertahun-tahun setelahnya. Syeikh Tawfique
mengatakan, alasan utama pemimpin Quraisy menentang Rasulullah saw
dan menghalang-halangi dakwah Islam adalah faktor ekonomi.
Syeikh Tawfique menjelaskan, pada masa tersebut Makkah telah menjadi
pusat peribadatan. Hal itu dikarenakan Ka’bah menjadi tempat bagi
berhala-berhala milik berbagai suku dan kaum. Para pemimpin Quraisy
khawatir suku-suku dan kaum-kaum tersebut berhenti mengunjungi
berhala-berhala mereka di Makkah jika konsep ketuhanan yang esa
diterima oleh masyarakat Arab.
B.Metode dakwah masa rasulullah
Rasulullah selalu menerapkan metode melalui pendekatan individu.
Rasulullah menerapkan sikap yang lemah lembut dan tidak memaksakan
kehendak setiap individu dan menerima caci makian terhadap beberapa
umat yang tidak menerima adanya kedatangan Rasulullah dengan tujuan
yaitu menyebarkan agama islam. Tujuan dari dakwah sendiri itu ialah
membawa manusia ke jalan yang terang atau jalan yang dirahmati oleh
Allah agar berbondong-bondong memeluk agama Allah yaitu agama islam
dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Tantangan dakwah yang
sekarang dengan pada saat zaman Rasulullah sangatlah berbeda, karena
pada zaman Rasulullah telah dibekali Allah dengan tuntunan yang
sempurna dan dibekali waktu untuk mengajak semua manusia terutama
masyarakkat arab untuk beriman kepada Allah. Berbeda dengan zaman
sekarang dimana zaman semakin modern dan teknologi pun semakin
canggih sehingga dakwah pada zaman sekarang ini lebih sulit yang
kesulitan tersebut berasal dari dalam maupun dari luar. Dengan ditambah
pula munculnya teknologi seperti intienet televise VCD dan lain sebagainya
justru inilah yang menambah kemaksiatan dimana-mana seperti
perjudian, tindak kriminal, meminum-minuman keras serta banyaknya
tempat hiburan malam yang didalamnya tedapat penjualan moral serta
hilangnya rasa malu dari kemanusiaan tersebut. Dengan adanya dakwah
ini diharap manusia tetap istiqomah dijalan Allah dan tetap meningkatkan
takwa kepada Allah.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan:
Maka dimulailah proses panjang dakwah Rasulullah saw menyeru bangsa
Arab pada Islam. Dari 23 tahun masa kerasulan Nabi Muhammad SAW,
13 tahun di antaranya beliau habiskan di kota kelahiran beliau, Makkah.
Sedangkan selama 10 tahun sisanya, beliau berdakwah di Madinah al-
Munawwaroh.
Menurut sejarawan Muslim Arab, Ibn Ishaaq (wafat antara 150-159
H/761-770 M), selama tiga tahun pertama Rasulullah saw berdakwah
secara sembunyi-sembunyi. Beliau menyeru orang-orang yang beliau
yakini dapat merahasiakan pesan yang dibawanya.
Di antara mereka yang masuk Islam pada periode ini adalah Khadijah,
Waraqah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakr, Zaid bin Haritsah, Sa’ad bin Abi
Waqas, Utsman bin ‘Affan, Zubair bin Awwam, Abd al-Rahman bin ‘Auf,
Abdullah bin Mas’ud, dan beberapa orang budak (termasuk Bilal bin
Rabah).
Syeikh Tawfique Chowdhury menjelaskan dalam Mercy to the World,
Seerah: Makkan Period, pendapat populer yang menyebut bahwa
mayoritas pemeluk Islam pada periode ini berasal dari kalangan budak
dan fakir miskin tidaklah benar.

Saran:Masih terdapat banyak kesalahan penulisan dalam makalah


tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, Munir Samsul. Ilmu Dakwah, 2009, Jakarta: Amzah
Ali Aziz, Moh. Ilmu Dakwah, 2009, Jakarta: Kencana
Ropingi el Ishaq,Pengantar Ilmu Dakwah,2016,Malang: joyosuko metro
A.Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah: Rekayasa membangun agama dan
peradaban islam,Jakarta,Kencana Prenada Media Group 2011.

Anda mungkin juga menyukai