Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah………………………….Muhammad Amin., hal.

241 -249

HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN TEKANAN


DARAH PADA LANSIA DI UPT PSTW BONDOWOSO

Muhammad Amin*, Faridha Puspitasari**


Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr.Soebandi Jember.

ABSTRAK

Lansia sering kali mengalami kadar glukosa darah yang tinggi dan tekanan darah
yang tinggi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan 30 lansia di UPT
PSTW Bondowoso (73%) lansia memiliki tekanan darah yang tinggi. Salah satu upaya
untuk mengontrol tekanan darah yaitu harus mengontrol beberapa faktor yang
mempengaruhi tekanan darah salah satunya yaitu kadar glukosa darah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar glukosa darah dengan
tekanan darah pada lansia di UPT PSTW Bondowoso. Metode penelitian survei analitik
dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 lansia dengan
menggunakan teknik sampling probability sampling dengan pendekatan simple random
sampling. Analisis data menggunakan pearson corelation dan tingkat kepercayaan 95% (α
≤ 0,05) dengan hasil tingkat segnifikan 0,00 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara kadar glukosa darah dengan tekanan darah. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah ketika seseorang memiliki kadar glukosa darah yang tinggi maka
orang tersebut akan cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi dan dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara kadar glukosa darah dengan tekanan darah pada lansia di
UPT PSTW Bondowoso. Disarankan kepada lansia untuk mengontrol kadar glukosa darah
sehingga tidak berdampak negatif terhadap tekanan darah khususnya pada lansia.

Kata Kunci : Glukosa Darah, Tekanan Darah, Lansia

PENDAHULUAN tertinggi di kawasan afrika sebanyak


Tekanan darah merupakan istilah 46% pada usia 25 keatas, dan terendah di
yang mengacu kepada tekanan yang Amerika sebesar 35% (WHO, 2013).
diberikan oleh cairan darah kepada Peningkaan tekanan darah ini masih
dinding pembuluh darah ketika sedang menjadi masalah kesehatan karena
mengalir didalamnya, atau dengan kata merupakan the silent killer, karena tidak
lain tekanan yang dirasakan oleh dinding terdapat tanda – tanda atau gejala yang
pembuluh darah akibat dari darah yang dapat dilihat dari luar yang dapat
mengalir didalamnya. Besarnya tekanan menyebabkan komplikasi pada organ
ini bervariasi seiring dengan mengecilnya target. Adapun komplikasi dari
ukuran pembuluh darah. Tekanan paling peningkatan tekanan darah adalah gagal
besar dialami oleh pembuluh arteri dan jantung, gagal ginjal dan stroke. Menurut
yang paling kecil dialami oleh pembuluh data dari Kementrian Kesehatan RI,
halus (vein). Nilai tekanan darah yang prevalensi stroke di Indonesia mengalami
diukur dalam dunia kedokteran adalah peningkatan sebesar 3,8% (dari 8,3%
tekanan yang dialami oleh pembuluh pada tahun 2007 menjadi 12,1% pada
arteri (Indraswara, 2013). tahun 2013), untuk prevalensi gagal
World health organization (WHO, jantung tahun 2013, berdasarkan
2011) mencatat satu miliar orang di dunia diagnosis dokter sebesar 0,13%, untuk
menderita peningkatan tekanan darah, prevalensi nasional penderita gagal ginjal
dan prevalensi peningkatan tekanan darah kronis sebesar (0,2%) (Kemenkes RI,

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 241


Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah………………………….Muhammad Amin., hal. 241 -249

2012). Mengetahui kadar gula dalam advanced glycoylated endproducts


darah berarti terkait dengan darah, (AGEs), dimana AGEs ini dapat
komposisi darah dan pembuluh darah. merusak dinding dalam dari pembuluh
Darah adalah jaringan yang berbeda darah dan menyebabkan reaksi
dengan jaringan lain, berada dalam peradangan yang mengakibatkan plaque
konsentrasi cair, beredar dalam suatu yang membuat pembuluh darah menjadi
sistim tertutup yang dinamakan sebagai keras, kaku dan menebal yang akhirnya
pembuluh darah dan menjalankan fungsi membuat penyumbatan tekanan darah
transfor berbagai bahan serta fungsi (Tandra, 2009).
homeostasis (Huda, 2012). Menurut penelitian (Sulastri, 2010)
Pada penelitian (Ptanata, D 2011). Lansia merupakan bagian dari anggota
Disebutkan bahwa peningkatan tekanan keluarga dan anggota masyarakat yang
darah sering di jumpai pada individu semakin bertambah jumlahnya sejalan
diabetes melitus dimana prevalensinya dengan peningkatan usia harapan hidup.
mencapai 50-70% pada laki-laki 32%, Jumlah lansia meningkat di seluruh
perempuan 45%. India puma 40%, kulit Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada
putih 37% dan asia 35% (Permana, tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh
2009). insulin berperan meningkatkan penduduk dengan usia harapan hidup
ambilan glukosa di banyak sel dan 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan
dengan cara ini juga mengatur hidup meningkat menjadi 66,2 tahun dan
metabolisme karbohidrat, sehingga jika jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan
terjadi resistensi insulin oleh sel, maka diperkirakan pada tahun 2020 akan
kadar gula di dalam darah juga dapat menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal
mengalami gangguan menuut (Guyton ini menunjukkan bahwa jumlah lansia
2008 dalam mutmainah 2013). meningkat secara konsisten dari waktu
Berdasarkan penelitnian (Pranata, 2011) ke waktu (Riskesdas, 2013).
dikatakan bahwa ada hubungan antara
Semakin tingginya usia harapan
variabel nilai kadar gula darah dengan
hidup, maka semakin tinggi pula faktor
tekanan darah sistolik dan diastolik pada
resiko terjadinya berbagai masalah
lansia di kelurahan Tandang.
kesehatan. Masalah umum yang dialami
Penyakit kardiovaskular
para lansia adalah rentannya kondisi fisik
menempati urutan pertama penyebab
para lansia terhadap berbagai penyakit
kematian di indonesia meskipun
karena berkurangnya daya tahan tubuh
pengobatan di bidang ini maju pesat.
dalam menghadapi pengaruh dari luar
mahalnya biaya pengobatan
serta menurunnya efisiensi mekanisme
mengakibatkan tidak semua masyarakat
homeostatis, oleh karena hal tersebut
mendapatkan pelayanan yang optimal.
lansia mudah terserang berbagai penyakit
pencegahan merupakan langkah yang
(Riskesdas, 2013).
harus di tetapkan sedini mungkin,salah
Berdasarkan keterangan di atas
satu cara yaitu memperkenalkan
dan sudah banyak penelitian
masyarakat faktor resiko penyakit
sebelumnya yang menyebutkan bahwa
tersebut (Jalal, 2010).
di indonesia penyakit kardiovaskular
Menurut hasil penelitian (Asriati,
menepati urutan pertama penyebab
2012), resiko kejadian peningkatan
kematian di indonesia, dan dari hasil
tekanan darah pada lansia yang memiliki
studi pendahuluan yang di lakukan di
riwayat diabetes melitus adalah 3,51 kali
UPT PSTW Bondowoso,
lebih beresiko dibandingkan lansia yang
bahwasanyajumlah lansia sebanyak 70
tidak memiliki riwayat diabetes melitus.
orang, dengan sampel 30 didapatkan 22
Hal ini dikarenakan hiperglikemia yang
(73%) memiliki tekanan darah di atas
berkepanjangan dapat membentuk
normal dan hasil wawancara dengan

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 242


Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah………………………….Muhammad Amin., hal. 241 -249

tenaga kesehatan yang bertugas No Jenis Jumlah Persentase


dikatakan bahwa seringkali terjadinya Kelamin (%)
1. Laki-laki 30 50,00
perubahan tekanan darah yang di
2. Perempuan 30 50,00
sebabkan beberapa faktor, dan ada juga Jumlah 60 100,00
yang memiliki hipertensi dengan kadar Sumber : Data Primer, 2014
glukosa darah yang tinggi sehingga
peneliti tertarik melakukan penelitian 5.2.3 Karakteristik Responden
tentang hubungan antara kadar glukosa Berdasarkan Kebiasaan Olahraga
darah dengan tekanan darah pada lansia Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi
di UPT PSTW Bondowoso. Karakteristik Responden
Berdasarkan Kebiasaan
Olahraga di UPT PSTW
METODE PENELITIAN Bondowoso Tahun 2014
Penelitian ini menggunakan desain No Olahraga Jumlah Persentase
survei analitik dengan pendekatan cross (%)
sectional. Penelitian survei analitik 1. Sering 0 00,00
merupakan suatu penelitian yang 2. Sedang 21 35,00
3. Jarang 38 63,30
mencoba mengetahui mengapa masalah 4. Tidak 1 1,70
kesehatan tersebut bisa terjadi, kemudian Pernah
melakukan analisis hubungan antara Jumlah 60 100,00
faktor risiko (faktor yang mempengaruhi Sumber : Data Primer, 2014
efek) dengan faktor efek (faktor yang
dipengaruhi oleh resiko). Dengan analisis 5.2.4 Karakteristik Responden
hubungan (korelasi) dapat diketahui Berdasarkan Riwayat DM
seberapa jauh kontribusi faktor risiko Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi
tersebut terhadap efek atau suatu kejadian Karakteristik Responden
Berdasarkan Riwayat Penyakit
masalah (Riyanto, 2011). DM di UPT PSTW
Bondowoso Tahun 2014
HASIL
5.2 Data Umum No Riwayat Jumlah Persentase
5.2.1 Karakteristik Responden DM (%)
1. Mempunyai 14 23,30
Berdasarkan Umur 2. DM 46 76,70
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Tidak
Karakteristik Responden Mempunyai
Berdasarkan Umur di UPT DM
PSTW Bondowoso
Jumlah 60 100,00
Tahun 2014
Sumber : Data Primer, 2014
No Umur Jumlah Persentase
(%)
1. 60-69 th 23 38,30 5.2.5 Karakteristik Responden
2. 70-79 th 26 43,30 Berdasarkan Riwayat Hipertensi
3. 80-89 th 11 18,30 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi
Jumlah 60 100,00 Karakteristik Responden
Sumber : Data Primer, 2014 Berdasarkan Riwayat Penyakit
Hipertensi di UPT PSTW
Bondowoso Tahun 2014.
5.2.2 Karakteristik Responden No Riwayat Jumlah Persentase
Berdasarkan Jenis Kelamin Hipertensi (%)
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi 1. Mempunyai 26 43,30
Karakteristik Responden Berdasarkan 2. Hipertensi 34 56,70
Jenis Kelamin di UPT PSTW Tidak
Bondowoso Tahun 2014 Mempunyai
Hipertensi
Jumlah 60 100,00
Sumber : Data Primer, 2014

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 243


Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah………………………….Muhammad Amin., hal. 241 -249

5.3 Data Khusus


5.3.1 Kadar Glukosa Darah Pada Lansia di UPT PSTW Glenmore Banyuwangi
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi kadar glukosa darah pada lansia di UPT PSTW Bondowoso Tahun
2014.
Variabel Mean Median Mode Maksimum Minimum
Kadar Glukosa Darah 147 131 107 400 89
Sumber : Data Primer, 2014

5.3.2 Tekanan Darah Pada Lansia di UPT PSTW Glenmore Banyuwangi


Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah pada Lansia di UPT PSTW Bondowoso Tahun 2014.
Variabel Mean Median Mode Maksimum Minimum
Tekanan Darah MAP 98 100 90 120 73
(mean arterial preasure)
Sumber : Data Primer, 2014

5.3.3 Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah Dengan Tekanan Darah Pada Lansia
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah dengan Tekanan Darah pada
Lansia di UPT PSTW BondowosoTahun 2014.
Kadar_Glukosa_Da Tekanan_Darah
rah
Kadar_Glukosa_Darah Pearson Corelation 1 -.585”
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
Tekanan_Darah Pearson Corelation -.585” 1
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
Sumber : Data Primer, 2014

PEMBAHASAN faktor emosi, pertambahan berat badan


Kadar Glukosa Darah Pada Lansia di dan usia, serta dampak perawatan dari
UPT PSTW Bondowoso obat, misalnya steroid (Fox & Kilvert,
Berdasarkan hasil penelitian yang 2010).
dilakukan pada bulan Mei 2014 Respon stress menyebabkan
diketahui bahwa nilai rata-rata kadar terjadinya sekresi sistem saraf simpatis
glukosa darah pada lansia di UPT PSTW yang diikuti oleh sekresi simpatis-
Bondowoso pada nilai 147 mg/dl dan medular, dan bila stress menetap maka
nilai tengah atau median sebesar 131 sistem hipotalamus-pituitari akan
mg/dl, dengan frekuensi terbanyak atau diaktifkan dan akan mensekresi
modus yaitu pada nilai 107 mg/dl, serta corticitropin realising factor yang
nilai maksimum 400 mg/dl dan nilai menstimulasi pituitary anterior untuk
minimum 89 mg/dl. Peneliti mengambil memproduksi adenocorticotropic
60 responden dengan berjenis kelamin menstimulasi produksi kortisol, kortisol
laki-laki 50% dan perempuan 50%. adalah hormon yang dapat menaikkan
Usia sangat erat kaitanya dengan kadar gula darah (Guyton, 2006 dalam
terjadinya kenaikan kadar glukosa Amtiria R 2012).
darah, sehingga semakin meningkat usia Olahraga secara teratur dapat
maka prevalensi DM dan gangguan mengurangi resistensi insulin sehingga
toleransi glukosa semakin tinggi insulin dapat di pergunakan lebih baik
(Rochman W, 2006). Ada beberapa hal oleh sel-sel tubuh, serta asupan makanan
yang menyebabkan gula darah naik, terutama makanan yang tinggi atau kaya
yaitu kurang berolah raga, karbohidrat dan makanan yang rendah
bertambahnya jumlah makanan yang serat sehingga dapat mengganggu
dikonsumsi, meningkatnya stress dan

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 244


Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah………………………….Muhammad Amin., hal. 241 -249

stimulasi sel-sel beta pangkreas dalam atau median 100 mmHg, frekuensi
memproduksi insulin. terbanyak atau modus 90 mmHg,
Pada lansia mengalami beberapa dengan tekanan maksimum 120 mmHg,
perubahan fisik dan psikososial, dan tekanan minimum 73 mmHg.
diantaranya perubahan fisik pada sistem Bayi yang baru lahir memiliki
endokrin yaitu pada hormon insulin tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg.
dimana ketidakcukupan pengeluaran Tekanan sistolik dan diastolik meningkat
insulin dan penurunan sensitifitas secara bertahap sesuai usia hingga
jaringan terhadap insulin hal ini yang bisa dewasa. Pada orang lanjut usia, arterinya
menyebabkan kenaikan kadar glukosa lebih keras dan kurang fleksibel terhadap
darah pada lansia serta berdasarkan hasil darah. Hal ini mengakibatkan
dari beberapa penelitian, ada beberapa peningkatan tekanan sistolik.Tekanan
faktor yg menyebabkan kenaikan kadar diastoli juga meningkat karena dinding
glukosa pada lansia yaitu diantaranya pembuluh darah tidak lagi retraksi
pola hidup yang kurang baik dan stresor fleksibel pada penurunan tekanan darah
yang lebih tinggi. (Koziere, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian dan Perubahan-perubahan normal pada
teori yang ada, ketika seseorang jantung, pembuluh darah, dan
mempunyai kadar glukosa darah yang kemampuan memompa dari jantung
tinggi sangatlah di anjurkan untuk harus bekerja lebih keras sehingga terjadi
mengontrol pola hidup yang baik seperti hipertensi. Hal tersebut berhubungan
rajin olahraga, menjaga pola makan yang dengan proses menua yang dapat
sehat serta harus tepat jadwal makan, mengubah fungsi dan menempatkan para
tepat jumlah makan, dan tepat jenis lansia pada resiko terhadap penyakit
makanan karena ketika seseorang (Maryam, 2008)
memiliki kadar glukosa darah yang tinggi Pada penelitian (pranata, 2011)
harus lebih mengontrol kalori yang ada disebutkan bahwa ada beberapa
sehingga dianjurkan untuk makan lebih perubahan tekanan darah pada lansia
sering namun dengan porsi kecil yang salahsatunya di perburuk karena
sedangkan yang tidak di anjurkan adalah adanya hiperglikemi dimana hiperglikemi
makan dalam porsi besar sekaligus, serta dapat menyebabkan proses glikolisasi
menghindari stresor yang tinggi, pada yang dapat menimbulkan Advanced
lansia akan mengalami beberapa Glycosilated Endproducts (AGEs). AGEs
perubahan yaitu perubahan fisik dan ini dapat merusak dinding bagian dalam
perubahan psikis, dalam perubahan fisik pembuluh darah dan menarik lemak
diantaranya yaitu perubahan insulin pada jenuh atau kolestrol sehingga menempel
lansia dengan adanya perubahan tersebut pada dinding pembuluh darah sehingga
harus di kontrol dengan cara pola hidup mengakibatkan inflamasi. Leukosit dan
yang baik sehingga dapat memperlambat trombosit serta bahan lain ikut menyatu
perubahan perubahan yang ada. sehingga menjadi plaque, dimana halini
menyebabkan pembuluh darah keras,
Tekanan Darah Pada Lansia di UPT kaku dan menebal yang akhirnya
PSTW Bondowoso menyebabkan tekanan darah pada lansia
Berdasarkan hasil penelitian yang meningkat.
dilakukan pada bulan Mei 2014 dapat Berdasarkan hasil penelitian serta
diketahui bahwa nilai tekanan darah di dukung oleh teori-teori yang telah ada
pada lansia di UPT PSTW Bondowoso bahwasanya tekanan darah pada lansia di
didapatkan dengan penghitungan rumus pengaruhi oleh beberapa faktor yang
MAP (mean arterial preasure) dengan salah satunya adalah usia, pada lansia
angka rata-rata 98 mmHg, nilai tengah arterinya lebih keras dan kurang fleksibel

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 245


Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah………………………….Muhammad Amin., hal. 241 -249

terhadap darah, hal ini mengakibatkan darah (Tandra, 2009 dalam Pranata
peningkatan tekanan darah. sehingga 2011).
lansia harus lebih menjaga pola hidup Penelitian ini sejalan dengan
sehat salah satunya adalah dengan penelitian yang dilakukan oleh Pranata
olahraga sehingga melemaskan pembuluh (2011) bahwa terdapat hubungan antara
darah dan mengurangi tahanan perifer. kadar glukosa darah dengan tekanan
darah pada lansia, pernyataan tersebut di
Hubungan Antara Kadar Glukosa dukung oleh hasil penelitian
Darah Dengan Tekanan Darah Pada Mutmainnah, Iin (2013) bahwa terdapat
Lansia di UPT PSTW Bondowoso hubungan antara kadar gula darah dengan
Hasil analisa data dengan uji person hipertensi dengan nilai p-value = 0,015.
corelation di dapatkan p value = 0,000 Berdasarkan hasil penelitian serta
atau kurang dari (α=0,05). Pengambilan didukung oleh teori-teori yang ada
keputusan dilakukan dengan melihat bahwasanya ada beberapa perubahan-
derajat kesalahan (α=0,05) dan karena p perubahan yang terjadi pada lansia dan
value <0,05 maka dapat disimpulkan Ha terdapat beberapa faktor yang
diterima yang berarti ada hubungan mempengaruhi tekanan darah pada lansia
antara kadar glukosa darah dengan diantaranya adalah kadar glukosa darah,
tekanan darah pada lansia di UPT PSTW perubahan-perubahan yang terjadi pada
Bondowoso. lansia diantara adalah perubahan fisik
Menurut (Khoirul,U 2013) Tingkat dimana dalam perubahan fisik tersebut
gula darah diatur melalui umpan balik terdapat pada sistem endokrin yaitu
negatif untuk mempertahankan insulin yang disebabkan ketidakcukupan
keseimbangan di dalam tubuh. Level pengeluaran insulin dan penurunan
glukosa di dalam darah dimonitor oleh sensitifitas jaringan terhadap insulin yang
pankreas. Bila konsentrasi glukosa dapat menyebabkan hiperglikemi pada
menurun, karena dikonsumsi untuk lansia sehingga terjadi proses glikosilasi
memenuhi kebutuhan energi tubuh, yang menimbulkan plaque dimana plaque
pankreas melepaskan glukagon, hormon ini menyebabkan kaku, keras dan
yang menargetkan sel-sel di hati. menebalnya dinding pembuluh darah
Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen sehingga menyebabkan peningkatan
menjadi glukosa (proses ini disebut tekanan darah pada lansia. Untuk
glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke menghindari hal tersebut lansia harus
dalam aliran darah, hingga meningkatkan selalu menjaga pola hidup yang baik serta
level gula darah. tepat waktu, tepat jenis, dan tepat jumlah
Gula darah yang tinggi dapat makanan yang di konsumsi sehingga
merusak dinding pembuluh darah pada kebutuhan kalori yang di butuhkan dapat
sel endotel yang menyebabkan terpenuhi dengan normal.
penumpukan lemak dan menyempitkan
pembuluh darah. Gula darah yang tinggi SIMPULAN
dapat berreaksi dengan protein dari Berdasarkan hasil penelitian
dinding pembuluh darah, dimana proses dengan judul “Hubungan Antara Kadar
oksidasi ini menimbulkan advanced Glukosa Darah Dengan Tekanan Darah
glycosylated endproducts (AGEs). Pada Lansia di UPT PSTW
Akibatnya terjadi proses inflamasi yang Bondowoso” dapat di simpulkan sebagai
mengakibatkan timbulnya plaque yang berikut:
dapat membuat dinding pembuluh darah a. Didapatkan bahwa nilai rata-rata
menjadi keras, kaku dan menebal dan kadar glukosa darah lansia masih
akhirnya menjadikan perubahan tekanan dalam kategori prediabetes sehingga

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 246


Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah………………………….Muhammad Amin., hal. 241 -249

kondisi ini yang dapat Wilayah Kerja Puskesmas


memperburuk tekanan darah. Pattingalloang.
b. Nilai tekanan darah yang dihasilkan Black dan Hawks. (2010). Keperawatan
setelah dilakukan penelitian yaitu Medikal Bedah : Manajemen
dengan rata-rata lansia berada pada Klinis untuk Hasil yang
kondisi normal tinggi dan paling Diharapkan. Edisi 8. Buku 2.
tinggi terdapat pada kategori Singapore : Elsevier
hipertensi stadium 2 Darmawan, Deni. 2013. Metode
c. Berdasarkan hasil penelitian dapat Penelitian Kuantitatif.
disimpulkan bahwa Ada hubungan Bandung: PT Remaja
antara kadar glukosa darah dengan Rosdakarya
tekanan darah pada lansia di UPT Dorland, Newman. Kamus Kedokteran
PSTW Bondowoso. Yang artinya Dorland. Edisi 29. Jakarta :
ketika seseorang memiliki kadar EGC. 2002
glukosa darah yang tinggi lebih Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut
berresiko memiliki tekanan darah Usia Suatu Pendekatan
yang tinggi. Proses Keperawatan
Gerontik. Jakarta : TIM
SARAN Fox, Charles, Anne Kilvert. Bersahabat
Bagi Peneliti Selanjutnya dengan Diabetes Tipe 2.
Peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor- Jakarta : Penebar Plus. 2010
faktor yang mempengaruhi kadar glukosa Gibney, M.J., BM,. Kearney. MJ.,
darah dan hipertensi Arab,L. 2009. Gizi
Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Masyarakat.Jakarta: EGC. pp
Amalia, 2010. Pengaruh Terapi Music 54
Terhadap Penurunan Guyton, A. C., Hall, J. E. 2008.
Tekanan Darah Pada Metabolisme Karbohidrat
Penderita Hipertensi Lansia Dan Pembentukan Adenosin
Di Pelayanan Sosial Lanjut Tripospat dalam Buku Ajar
Usia Jember. Sekolah tinggi Fisiologi Kedokteran.
ilmu kesehatan dr.soebandi Jakarta: EGC.
jember. Huda, (2012). Hubungan antara kadar
Amtiria R, 2012. Hubungan Pola glukosa darah dengan
Makan Dengan Kadar Gula tekanan darah manusia di
Darah Pasien Diabetes rw 03 kelurahan kebayoran
Melitus Tipe II Di Poli lama jakarta selatan,
Penyakit Dalam RSUD DR. program studi pendidikan
H.ABDUL MOELOEK matematika STKIP
Provinsi Lampung Tahun kusumanegara jakarta.
2015, program studi Indraswara, dkk. 2013. Tekanan darah
pendidikan dokter fakultas antara pria dan wanita
kedokteran universitas hipertensi yang mengalami
lampung. obesitas tingkat II di
Asriati (2012). Faktor Risiko Riwayat poliklinik jantung RS.Syaiful
Keluarga, Status Gizi dan Anwar Malang.
Riwayat Diabetes Melitus http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id
Terhadap Kejadian /filedownload/keperawatan/P
Hipertensi Lansia di ANJI%20%ARIK%20INDR

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 247


Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah………………………….Muhammad Amin., hal. 241 -249

ASWARA.pdf (online) Lestari. (2012). Pengaruh Senam


diakses pada 24 oktober 2014 Jantung Sehat Terhadap
Jain, (2012). Pengobatan Alternatif Tingkat Tekanan Darah pada
Untuk Mengatasi Tekanan Lansia Penderita Hipertensi
Darah. Jakarta: Gramedia di Puskesmas DTP
Pustaka Utama. Jatinangor. Skripsi
Jalal,P. (2010). hubungan lingkar Maryam, S., Ekasari, M. F., Rosidawati,
pingggang dengan tekanan Jubaedi, A., & Batubara, I.
darah ,trigliserida dan (2008). Mengenal Usia
tekanan darah pada etnis Lanjut Dan Perawatannnya.
minang di kabupaten padang (R. Angriani,Ed.) Jakarta
pariaman,sumatra barat. Selatan: Selemba Medika
JNC vii, (2003).The Seventh Report of Mihardja, L. 2009. Faktor yang
the Joint National Committee Berhubungan dengan
on Prevention, Detection, Pengendalian Gula Darah
Evaluation, and Treatmen of pada Penderita Diabetes
High Blood Pressuer. JAMA Mellitus dalam Majalah
289:2560-2571. Kedokteran Indonesia.
Kardika, ida bagus wayan dkk. 2013. Jakarta
Preanalitik dan interpretasi Miller, C.2010. factor affecting blood
glukosa darah untuk preasure and heat rate.
diagnosis diabetes melitus. Availabel from.
Fakultas kedokteran http//www.livestrong.com/arti
universitas udayana cle/196479-factor-affecting-
Kemenkes Ri. (2012). Infodatin ( pusat blood-preasure-heart-rate/.
data dan informasi Diakses tanggal 28 November
kementrian kesehatan RI). 1- 2014.
8. Mutmainah, Iin (2013) Hubungan Kadar
Khoirul U,Anisah. 2013. perbedaan Gula Darah Dengan
kadar gula darah sebelum Hipertensi Pada Pasien
dan sesudah senam diabetes Diabetes Melitus Tipe 2 Di
pada pasien diabetes mellitus Rumahsakit Umum Daerah
tipe 2 di persadia rumah sakit Karanganyar. Fakultas
sari asih ciputat. skripsi. Kedokteran Universitas
Program Studi Ilmu Muhammadiyah Surakarta.
Keperawatan Fakultas Maryam, R. S, dkk. 2008. Mengenal usia
Kedokteran Dan Ilmu penebar plus .
Kesehatan UIN Syarif Notoatmodjo, S.(2012) Metodologi
Hidayatullah Jakarta. Penelitian Kesehatan.
Kozier, Barbaraet, al. (2009). Jakarta: Rineka Cipta.
Fundamental Of Nursing, Nursalam, (2012). Metodologi Penelitian
Concept, Process And Ilmu Keperawatan
Practice. New Jersey,USA : Pendekatan Praktis Edisi 4.
Multi Media. Jakarta :Salemba Medika.
LeeFever, Joyce. Buku Saku Perry & potter. (2009). Dasar Dasar
Pemeriksaan Laboratorium Ilmiah Dalam Praktik
dan Diagnostik dengan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Implikasi Keperawatan. Edisi Pranata, D. (2011). Hubungan Kadar
2. Jakarta : EGC. 2007 Gula Darah Dengan Tekanan

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 248


Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah………………………….Muhammad Amin., hal. 241 -249

Darah Pada Lansia di Development And Healthy


Kelurahan Tandang. Environments 2011.
Riskesdas. (2013). Profil Kesehatan WHO. (2013). A global brief on
Indonesia. Badan hipertension (sillent killer,
Litbangkes Kemenkes RI, global public health erisis).
163-164. World Health Organization,
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metode 9-15.
Penelitian Kesehatan. Williams, L., & Wilkins. (2010).
Yogyakarta: Nuha Medika Gerontological Nursing.
Rochman W, 2006. Diabetes melitus Philadelphia: Wolters kluwer
pada usia lanjut health.
Ronald A. Sacher, Richard A. Wijaya & putri, (2013). Keperawatan
McPherson. Tinjauan Klinis medikal bedah, Yogyakarta :
Hasil Pemeriksaan Nuha Medika.
Laboratorium. Jakarta : EGC.
2004
Sadikin, M. 2001. Biokimia darah.
Jakarta : Widya medika
Septiana, 2010. Pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap tingkat
remaja tentang kesehatan
reproduksi di smp islam
ruhama ciputat. Jakarta:
fakultas kedokteran dan ilmu
lesehatan.
Setiawati. 2009. Analisis Factor: Jakarta:
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Indonesia.
Sugiyono, 2012. Statitika untuk
penelitian. Bandung :
ALFABETA
Sulastri, Dwi. 2010. Pengaruh Senam
Lansia Terhadap Tekanan
Darah Pada Lansia
Hipertensi di Puskesmas
Kalijambe Seragen Program
Studi S-1 Keperawatan Stikes
Kusuma Husada Surakarta
Sustrani, Lanny (2004). Hipertensi.
Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Tandra, H. (2009). Kiss Diabetes
Goodbye. Surabaya: Jaring
pena.
Tandra, H.(2009) Kiss Diabetes
Goodbye: Jaringan Pena.
WHO. (2011). Hipertension Fact Sheet.
Departemen Of Sustainable

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 249

Anda mungkin juga menyukai