Anda di halaman 1dari 15

B AB

1
Infeksi

Kompetensi Dasar

3.1 Menganalisis infeksi


4.1 Mengomunikasikan terjadinya infeksi

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta didik mampu


1. menjelaskan tentang infeksi dengan baik;
2. menangani terjadinya infeksi dengan baik; serta
3. menerapkan cara pencegahan infeksi dengan baik.
Seseorang yang mengalami bersin menjadi salah satu bentuk respons tubuh ketika terjadi infeksi.
Apa sebenarnya infeksi itu? Perlu diketahui bahwa infeksi dapat menular. Lantas bagaimana
penanganannya? Adapun dalam bidang keperawatan dan kesehatan terdapat berbagai aturan
dan tata cara yang perlu dipahami dan dilakukan. Pada materi bab ini Anda akan memahami dan
mempelajari mengenai infeksi dan pencegahannya. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah
menularnya sebuah penyakit dari paseien ke perawat atau sebaliknya. Agar dapat memahami
mengenai infeksi perhatikan materi berikut dengan saksama.

Gambar 1.1 Infeksi pada saluran pernapasan


Sumber: CNN Indonesia, 2019

A. Memahami Infeksi
Pernahkah Anda mengalami suatu kondisi ketika hari ini sehat-sehat saja, tetapi besok harinya
kalian mengalami flu? Hal tersebut menjadi suatu indikasi bahwa Anda sedang terkena infeksi.
Infeksi merupakan suatu keadaan tubuh diserang oleh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal
dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika
patogen berkembangbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal.
1. Konsep Dasar Infeksi
Infeksi identik dengan proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme ke
dalam tubuh (seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit) yang saat dalam keadaan normal
mikroorganisme tersebut tidak terdapat di dalam tubuh. Sebenarnya, di beberapa tempat
dalam tubuh Anda pun seperti di dalam mulut atau usus terdapat banyak mikroorganisme
yang hidup secara alami dan biasanya tidak menyebabkan infeksi. Namun, dalam
beberapa kondisi, beberapa mikroorganisme tersebut juga dapat menyebabkan penyakit.
Bakteri, virus, jamur, dan parasit memiliki berbagai cara untuk masuk ke dalam
tubuh. Cara penularannya dibagi menjadi kontak langsung dan tidak langsung. Kontak
langsung terdiri atas penyebaran orang ke orang (misalnya dari bersin, kontak seksual,
atau semacamnya), hewan ke orang (gigitan atau cakaran binatang, kutu dari binatang

2 Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan


peliharaan), atau dari ibu hamil ke anaknya yang belum lahir melalui plasenta. Kontak tidak
langsung terdiri atas gigitan serangga yang hanya menjadi pembawa dari mikroorganisme
atau vektor (seperti nyamuk, lalat, kutu, tungau) dan kontaminasi air atau makanan.
Setelah masuk ke dalam tubuh, mikroorganisme tersebut mengakibatkan beberapa
perubahan. Mikroorganisme tersebut memperbanyak diri dengan caranya masing-masing
dan menyebabkan cedera jaringan dengan berbagai mekanisme yang dipunyai, seperti
mengeluarkan toksin, mengganggu DNA sel normal, dan sebagainya.
Secara garis besar, transmisi mikroba patogen ke pejamu yang rentan (suspectable
host) dapat terjadi melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.
a. Transmisi langsung (direct transmission)
Penularan langsung oleh mikroba patogen
ke pintu masuk (port d’entrée) yang sesuai
dengan pejamu. Sebagai contoh adalah
adanya sentuhan, gigitan, atau adanya
droplet nuclei saat bersin, batuk, berbicara,
atau saat transfusi darah dengan darah yang Gambar 1.2 Ketika seseorang bersin akan
terkontaminasi mikroba patogen. melontarkan droplet yang dapat menularkan
infeksi
b. Transmisi tidak langsung (indirect transmission) Sumber: Fadil, 2020

Penularan mikroba patogen melalui cara ini memerlukan adanya “media perantara”
baik berupa barang/bahan, udara, air, makanan/minuman, maupun vektor.
1) Vehicle-borne
Adapun dalam kategori ini yang menjadi media perantara penularan adalah
barang/bahan yang terkontaminasi seperti peralatan makan dan minum,
instrumen bedah/kebidanan, peralatan laboratorium, dan peralatan infus/
transfusi.
2) Vector-borne
Sebagai media perantara penularan adalah vektor (serangga) yang
memindahkan mikroba patogen ke pejamu dengan cara sebagai berikut.
a) Cara mekanis
Pada kaki serangga yang menjadi vektor melekat kotoran/sputum
yang mengandung mikroba patogen, lalu hinggap pada makanan/
minuman, selanjutnya akan masuk ke saluran cerna pejamu.
b) Cara biologis
Sebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba mengalami siklus
perkembangbiakan dalam tubuh vektor/serangga , selanjutnya mikroba
berpindah tempat ke tubuh pejamu melalui gigitan.
3) Food-borne
Makanan dan minuman adalah media perantara yang terbukti cukup efektif
untuk menjadi saran penyebaran mikroba patogen ke pejamu, yaitu melalui
pintu masuk (port d’entrée) saluran cerna.

Infeksi 3
4) Water-borne
Tersedianya air bersih baik secara kuantitatif ataupun kualitatif, terutama untuk
kebutuhan rumah sakit yang merupakan suatu hal yang mutlak. Kualitas air
yang meliputi aspek fisik, kimiawi, dan bakteriologis diharapkan telah bebas
dari mikroba patogen sehingga aman untuk dikonsumsi manusia. Jika tidak,
sebagai salah satu media perantara, air sangat mudah menyebarkan mikroba
patogen ke pejamu, melalui pintu masuk (port d’entrée) saluran cerna ataupun
pintu masuk lainnya.
5) Air-borne
Udara bersifat mutlak diperlukan bagi setiap orang. Namun, udara yang telah
terkontaminasi oleh mikroba patogen sangat sulit untuk dapat dideteksi.
Mikroba patogen dalam udara masuk ke saluran napas pejamu dalam bentuk
droplet nuclei yang dikeluarkan oleh penderita (reservoir) saat batuk atau
bersin, bicara, atau bernapas melalui mulut atau hidung. Sementara itu,
dust merupakan partikel yang dapat terbang bersama debu lantai/tanah.
Penularan melalui udara ini umumnya mudah terjadi di dalam ruangan yang
tertutup seperti di dalam gedung, ruangan/bangsal/kamar perawatan, atau
pada laboratorium klinik.
2. Penyebab Infeksi
Penyebab infeksi bermacam-macam, mulai dari bakteri, virus, jamur, hingga parasit. Berikut
penjelasan macam-macam infeksi yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme.
a. Bakteri
Bakteri merupakan organisme yang memilki satu sel. Salah satu cara bakteri untuk
menginfeksi tubuh adalah dengan mengeluarkan toksin (racun) yang dapat merusak
jaringan tubuh. Bakteri dapat menyebabkan infeksi tenggorokan, infeksi saluran
pencernaan, infeksi pernapasan (seperti TBC), infeksi saluran kemih, hingga infeksi
genital. Terdapat empat kelompok bakteri yang dapat diklasifikasikan berdasarkan
bentuknya, yaitu bacilli, cocci, spirochaetes, dan vibrio.
1) Bacilli berbentuk batang dengan panjang sekitar 0,03 mm. Penyakit yang
biasanya disebabkan oleh bakteri berbentuk bacilli antara lain tifoid dan
sistitis.
2) Cocci berbentuk bulatan dengan diameter sekitar 0,001 mm. Bakteri
berbentuk cocci biasanya membentuk kelompok-kelompok seperti
berpasangan, membentuk garis panjang, atau berkumpul seperti anggur.
Penyakit yang biasanya disebabkan oleh bakteri cocci, di antaranya infeksi
stafilokokus dan gonorea.
3) Spirochaetes berbentuk seperti spiral. Bakteri ini menyebabkan penyakit
sifilis.
4) Vibrio berbentuk seperti koma. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera.

4 Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan


b. Virus
Virus berukuran lebih kecil dari bakteri dan membutuhkan host, seperti orang,
tanaman, atau hewan, untuk bermultiplikasi. Saat virus masuk ke dalam tubuh,
biasanya ia menginvasi sel tubuh yang normal dan mengambil alih sel untuk
memproduksi virus lainnya.Virus dapat menyebabkan penyakit yang paling ringan
seperti common cold hingga sangat berat
seperti AIDS. Seperti bakteri, terdapat berbagai
bentuk virus yang dapat menyebabkan
berbagai penyakit. Bentuk-bentuk virus
tersebut diuraikan sebagai berikut.
1) Icosahedral: lapisan luarnya terdiri atas
20 sisi datar yang memberikan bentuk
seperti bola. Icosahedral merupakan
Gambar 1.3 Jenis virus
bentuk yang dimiliki oleh kebanyakan Sumber: Brgfx, t.t.
virus.
2) Helical: lapisan luarnya membentuk seperti batang.
3) Enveloped: lapisan luarnya terbungkus oleh membran yang longgar yang
dapat berubah-ubah bentuk, biasanya sering terlihat seperti bola.
4) Kompleks: tidak memiliki lapisan luar, tapi intinya terlapisi.
c. Jamur
Jamur merupakan organisme primitif yang dapat hidup di udara, tanah, tanaman,
atau di dalam air. Beberapa jamur juga hidup di dalam tubuh manusia. Infeksi jamur
biasanya tidak bahaya, tetapi beberapa dapat mengancam kehidupan. Jamur
merupakan penyebab banyak penyakit kulit. Penyakit lain yang disebabkan oleh
jamur, di antaranya infeksi di paru-paru dan sistem saraf. Jamur dapat menyebar
jika seseorang menghirup spora atau menempel langsung di kulit. Seseorang juga
akan lebih mudah terkena jamur jika sistem imunnya sedang lemah atau sedang
meminum antibiotik.
d. Parasit
Parasit merupakan mikroorganisme yang membutuhkan organisme atau host
lainnya untuk bertahan. Beberapa parasit tidak memengaruhi host yang ia tinggali,
sedangkan beberapa lainnya mengalami pertumbuhan, reproduksi, dan bahkan
mengelurkan toksin (racun) yang menyebabkan host mengalami infeksi parasit.
Infeksi parasit disebabkan oleh tiga jenis organisme, yaitu protozoa, helminth
(cacing), dan ektoparasit.
1) Protozoa merupakan organisme yang hanya mempunyai satu sel yang dapat
hidup dan bermultiplikasi di dalam tubuh manusia. Infeksi yang disebabkan
oleh protozoa yaitu giardiasis. Giardiasis adalah infeksi pencernaan yang
dapat terjadi akibat meminum air yang terinfeksi oleh protozoa.
2) Helminth marupakan organisme yang memiliki banyak sel (multi sel) yang

Infeksi 5
biasanya dikenal dengan nama cacing. Terdapat berbagai jenis cacing yang
dapat menginfeksi manusia, seperti flatworm, tapeworm, ringworm, dan
roundworm.
3) Ektoparasit merupakan organisme yang juga memiliki banyak sel yang
biasanya hidup atau makan dari kulit manusia, seperti nyamuk, lalat, kutu,
atau tungau.
3. Gejala Infeksi
Gejala dari infeksi bervariasi, bahkan ada sebuah kondisi infeksi tersebut tidak
menimbulkan gejala dan subklinis. Gejala yang ditimbulkan kadang bersifat lokal (di
tempat masuknya mikroorganisme) atau sistemik (menyebar ke seluruh tubuh). Gejala
paling umum dirasakan oleh orang yang terkena infeksi adalah demam. Berikut beberapa
gejala yang timbul berdasarkan penyebabnya.
a. Bakteri
Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri
bervariasi bergantung pada bagian tubuh
mana yang diinfeksi. Namun, gejala paling
umum adalah demam. Jika seseorang
terkena infeksi bakteri di tenggorokan, ia
akan merasakan nyeri tenggorokan, batuk,
Gambar 1.4 Mual akan terasa ketika terjadi infeksi
dan sebagainya. Jika mengalami infeksi saluran pencernaan
bakteri di pencernaan, ia akan merasakan Sumber: Alodokter, 2019

gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, mual, atau muntah. Jika mengalami
infeksi pada saluran kemih, ia akan merasakan keinginan buang air kecil yang terus-
menerus, buang air kecil tidak puas, bahkan nyeri saat buang air kecil.
b. Virus
Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi bergantung pada tipe virus, bagian tubuh yang
terinfeksi, usia dan riwayat penyakit pasien, dan faktor lainnya. Gejala dari infeksi
virus dapat memengaruhi hampir seluruh bagian tubuh. Gejala yang biasanya
ditimbulkan, di antaranya gejala seperti flu (demam, mudah lelah, nyeri tenggorokan,
nyeri kepala, batuk, pegal-pegal, dan sebagainya), gangguan pencernaan (diare,
mual, muntah, dan sebagainya), rash (kemerahan di kulit), bersin-bersin, malaise,
hidung berair dan tersumbat, pembesaran
kelanjar getah bening, pembengkakan tonsil,
atau bahkan turunnya berat badan.
c. Jamur
Kebanyakan jamur menginfeksi kulit meskipun
terdapat bagian tubuh lain yang dapat terinfeksi
seperti paru-paru dan otak. Gejala infeksi kulit
yang disebabkan oleh jamur, di antaranya gatal, Gambar 1.5 Gatal akan terasa ketika terjadi
infeksi pada kulit
Sumber: Etika, 2020

6 Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan


kemerahan, kadang terdapat rasa terbakar, kulit bersisik, dan sebagainya. Gejala
lainnya bergantung pada tempat yang terinfeksi.
d. Parasit
Kebanyakan dari infeksi parasit menyebabkan gejala pencernaan. Gejala spesifik
berdasarkan jenis infeksinya diuraikan sebagai berikut.
1) Malaria
Penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan diperantarai oleh nyamuk.
Gejala yang sering muncul, di antaranya demam, menggigil, dan penyakit
seperti flu.
2) Trichomoniasis
Penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual. Gejala yang sering muncul,
di antaranya gatal, kemerahan, iritasi, atau cairan tidak wajar yang terdapat
dari area genital.
3) Giardiasis
Infeksi saluran pencernaan. Gejala yang sering muncul, di antaranya diare,
gas, gangguan lambung, feses yang berlendir, dan dehidrasi.
4) Toksoplasmosis
Gejala yang sering muncul seperti flu, kelenjar getah bening yang
membengkak dan nyeri, nyeri otot yang berlangusng selama lebih dari
sebulan.

B. Mekanisme Penularan Infeksi

Infeksi pada umumnya menular melalui perantara tertentu. Penjelasannya sebagai berikut.
1. Mekanisme Transmisi Mikroba
Mekanisme transmisi mikroba patogen atau penularan penyakit infeksi pada manusia
sangat jelas tergambar dalam uraian di atas, dari reservoir ke pejamu yang peka atau
rentan. Adapun dalam riwayat perjalanan penyakit, pejamu yang peka (suspectable host)
akan berinteraksi dengan mikroba patogen yang secara alamiah akan melewati empat
tahap.
a. Tahap rentan
Pada tahap ini pejamu masih berada dalam kondisi yang relatif sehat. Kondisi tersebut
cenderung peka atau labil disertai faktor predisposisi yang mempermudah terkena
penyakit seperti umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, sosial-ekonomi, dan
lain-lain. Faktor-faktor predisposisi tersebut akan mempercepat masuknya agen
penyebab penyakit (mikroba patogen) untuk dapat berinteraksi dengan pejamu.
b. Tahap inkubasi
Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen akan mulai beraksi. Namun,
tanda dan gejala penyakit belum tampak (subklinis). Saat mulai masuknya mikroba

Infeksi 7
patogen ke tubuh pejamu hingga saat munculnya tanda dan gejala penyakit dikenal
sebagai masa inkubasi. Masa inkubasi satu penyakit berbeda dengan penyakit
lainnya, ada yang hanya beberapa jam dan ada yang sampai bertahun-tahun.
c. Tahap klinis
Tahap ini merupakan tahap terganggunya fungsi-fungsi organ yang dapat
memunculkan tanda dan gejala (signs and symptomps) dari suatu penyakit. Penyakit
akan berjalan secara bertahap. Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih
ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari dan masih dapat
diatasi dengan berobat jalan. Pada tahap lanjut, penyakit tidak dapat diatasi dengan
berobat jalan karena penyakit bertambah parah, baik secara objektif maupun
subjektif. Pada tahap ini penderita telah tidak mampu lagi melakukan aktivitas
sehari-hari dan jika berobat, umumnya harus melakukan perawatan.
d. Tahap akhir penyakit
Perjalanan semua jenis penyakit pada suatu saat akan berakhir pula. Perjalanan
penyakit tersebut dapat berakhir dengan lima alternatif yang diuraikan sebagai
berikut.
1) Sembuh sempurna
Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsisel/jaringan/
organ tubuh kembali seperti semula saat sebelum sakit.
2) Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh dari penyakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat
dapat berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial.
3) Pembawa (carrier)
Perjalanan penyakit seolah-olah berhenti, ditandai dengan menghilangnya
tanda dan gejala penyakit. Pada tahap ini agen penyebab penyakit masih
ada dan masih memiliki potensi untuk menjadi suatu sumber penularan.
4) Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap
atau tidak berubah (stagnan).
5) Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi-fungsi organ
yang menyebabkan kematian.
2. Rantai Infeksi
Infeksi terjadi akibat adanya mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, jamur, dan protozoa.
Mikroorganisme di kulit dapat merupakan flora residen atau transien. Organisme residen
berkembang biak pada lapisan kulit superfisial, 10–20% mendiami lapisan epidermal.
Organisme transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan orang atau objek
lain dalam aktivitas atau kehidupan normal.

8 Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan


a. Reservoar
Reservoar adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau tidak
berkembang biak. Reservoar yang paling umum adalah tubuh manusia. Berbagai
miroorganisme hidup pada kulit dan dalam rongga tubuh, cairan, dan keluaran. Agar
dapat berkembang biak dengan cepat mkroorganisme memerlukan lingkungan
yang sesuai, termasuk makanan, oksigen, air, suhu yang tepat, pH, dan cahaya.
b. Portal keluar
Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk tumbuh dan berkembang
biak, mereka harus menemukan jalan keluar jika mereka masuk ke pejamu lain dan
menyebabkan penyakit. Mikroorganisme dapat keluar melalui berbagai tempat,
seperti kulit dan membran mukosa, traktus respiratoris, traktus urinearius, traktus
gastrointestinal, traktus reproduktif dan darah.
c. Cara penularan
Penularan infeksi merupakan penularan bibit penyakit (mikroba patogen) dari
penderita, hewan yang sakit atau reservoir bibit penyakit lainnya, ke manusia sehat
dengan beberapa cara sebagai berikut.
1) Melalui kontak jasmaniah.
2) Kontak langsung.
3) Kontak tidak langsung.
4) Melalui makanan dan minuman.
5) Melalui serangga.
6) Melalui udara.
d. Portal masuk
Organisme dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute yang sama dengan yang
digunakan untuk keluar. Misalnya, pada saat jarum yang terkontaminasi mengenai
kulit pasien (klien), organisme masuk ke dalam tubuh. Setiap obstruksi aliran urine
memungkinkan organisme untuk berpindah ke uretra. Kesalahan pemakaian balutan
steril pada luka yang terbuka memungkinkan patogen memasuki jaringan yang
tidak terlindungi. Faktor- faktor yang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar
kesempatan patogen masuk ke dalam tubuh.
e. Hospes rentan
Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan dan bergantung pada
derajat ketahanan individu terhadap patogen. Meskipun seseorang secara
konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah yang besar, infeksi tidak
akan terjadi sampai individu rentan terhadap jumlah mikroorganisme tersebut.
Semakin banyak virulen suatu mikroorganisme, semakin besar didapati muncul
di lingkungan perawatan akut.

Infeksi 9
C. Menangani Infeksi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa infeksi dapat menular melalui perantara tertentu.
Artinya, Anda dapat mencegah dan menangani penyebarab infeksi tersebut.
1. Tindakan Pencegahan Infeksi
Beberapa tindakan pencegahan infeksi yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Asepsis
Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk
mencegah masuknya rnikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan
besar akan mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau
menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup
maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat di gunakan dengan aman.
Dua jenis teknik asepsis diuraikan sebagai
berikut.
1) Asepstis medis atau teknik bersih untuk
mencegah penyebaran mikroorganisme
dengan mencuci tangan, mengganti linen.
Prinsipnya adalah mencuci tangan.
2) Asepstis bedah atau teknik steril untuk
membunuh mikroorganisme. Teknik steril
digunakan saat melakukan prosedur Gambar 1.6 Ilustrasi pencegahan infeksi
infasif. Sumber: Nursingcrib, 2009

b. Antisepsis
Upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
c. Dekontaminasi
Tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan
secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan.
Contoh dari hal tersebut adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan sarung
tangan yang terkontaminasi oleh darah atau aliran tubuh di saat prosedur bedah/
tindakan dilakukan.
d. Pencucian (cuci-bilas)
Tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing
seperti debu dan kotoran.
e. Desinfeksi
Tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua) mikroorganisme penyebab
penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan merebus atau
dengan menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan semua
mikroorganisme, kecuali beberapa bakteri endospora.

10 Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan


f. Sterilisasi
Tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit,
dan virus) termasuk bakteri endospora.
2. Pedoman Pencegahan Infeksi
Cara efektif untuk mencegah penyebaran penyakit dari orang ke orang atau dari peralatan
ke orang dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang di antara mikroorganisme
dan individu (pasien atau petugas kesehatan). Penghalang ini dapat berupa upaya fisik,
mekanik, atau kimia yang diuraikan sebagai berikut.
a. Mencuci tangan
Mencuci tangan yaitu proses yang secara
mekanik melepaskan kotoran dan debris dari
kulit tangan dengan menggunakan sabun
biasa atau sabun antimikrobakterial. Mencuci
tangan dilakukan dengan menggosok kedua
pergelangan tangan dengan kuat secara
bersamaan menggunakan zat pembersih yang Gambar 1.7 Mencuci tangan
Sumber: Anggraini, 2020
sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan
tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin.
1) Indikasi mencuci tangan
Berikut indikasi mencuci tangan.
a) Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
b) Awal dan akhir dari perawatan persalinan bagi yang berada dalam
ruangan maternity, juga bagi perawatn pasien pre dan post-operasi.
c) Sebelum menyediakan makanan dan menyuapi pasien.
d) Setelah menyentuh alat yang terkontaminasi.
e) Sebelum menyiapkan obat bagi pasien.
f ) Sebelum memegang alat steril bagi pasien, yaitu pasien telah
menggunakan urineal sebelum dan sesudah makan.
2) Prosedur mencuci tangan
Berikut prosedur dalam mencuci tangan.
a) Tujuan
Berikut tujuan dari cuci tangan.
(1) Menjaga kebersihan secara perseorangan.
(2) Mencegah terjadinya infeksi.
b) Peralatan
Berikut peralatan yang digunakan dalam cuci tangan.
(1) Bak cuci dan air mengalir.
(2) Sabun atau antiseptik.
(3) Handuk atau pengering.

Infeksi 11
c) Tahap interaksi
Kuku dalam keadaan pendek.
d) Tahap pelaksanaan/kerja
Berikut tahap pelaksanaan cuci tangan.
(1) Melepaskan semua aksesori pada tangan dan gulung lengan
baju sampai siku.
(2) Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka/sayatan.
(3) Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel
(jika tangan menyentuh wastafel cuci tangan diulang).
(4) Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian.
(5) Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya
lebih rendah dari siku.
(6) Menaruh sedikit sabun/antiseptik (2–4 cc). Pegang dan gosok
sampai berbusa jika menggunakan sabun batang.
(7) Menggosok kedua lengan dengan cepat, selama 10–15 detik.
(8) Menggosok punggung tangan, sela-sela jari.
(9) Menggosok sela-sela jari secara melingkar minimal 5 kali.
(10) Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain.
(11) Membilas lengan dan tangan sampai bersih.
(12) Menutup keran dengan siku (bila kran harus ditutup dengan
tangan, cuci keran dengan sabun terlebih dahulu sebelum
membilas tangan).
(13) Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering.
b. Pemakaian sarung tangan
Sarung tangan adalah alat yang melindungi tangan dari bahan yang dapat
menularkan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada
ditangan petugas kesehatan.
1) Sarung tangan steril
2) Sarung tangan DTT
3) Sarung tangan bersih
4) Sarung tangan rumah tangga.
c. Menggunaan cairan antiseptik
Berikut kriteria pemilihan antiseptik.
1) Aksi yang luas.
2) Efektivitas.
3) Kecepatan aktivitas awal.
4) Efek residu.
5) Tidak mengakibatkan iritasi dan Gambar 1.8 Penggunaan antiseptik
alergi. Sumber: Astuti, 2020

12 Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan


6) Pemrosesan alat bekas pakai.
7) Dekontaminasi merupakan pencegahan masuknya mikroorganisme ke dalam
tubuh melalui benda mati.
8) Cuci dan bilas merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua darah, cairan, tubuh, benda asing dari kulit atau instrumen.
9) Desinfeksi tingkat tinggi merupakan tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada
benda mati dengan cara merebus, mengukus, atau penggunaan desinfektan
kimiawi.
a) Desinfeksi tingkat tinggi dengan merebus
Caranya sebagai berikut.
(1) Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih.
(2) Merebus 20 menit dalam panci tertutup.
(3) Seluruh alat harus terendam.
(4) Jangan menambah alat apapun ke air mendidih.
(5) Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah tertutup
dan kering yang telah di desinfeksi tingkat tinggi, maksimal 1
minggu.
b) Desinfeksi tingkat tinggi dengan mengukus
Caranya sebagai berikut.
(1) Selalu kukus 20 menit dalam kukusan.
(2) Kecilkan api sehingga air tetap mendidih.
(3) Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap.
(4) Jangan pakai lebih dari tiga panci uap.
(5) Keringkan dalam kontainer desinfeksi tingkat tinggi.
c) Desinfeksi tingkat tinggi dengan kimia
Caranya sebagai berikut.
(1) Dekontaminasi, cuci dan bilas, keringkan.
(2) Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit.
(3) Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara.
(4) Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan
telah di desinfeksi tingkat tinggi.
d. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit, dan virus) termasuk endospora bakteri
pada benda mati atau instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf),
panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.
1) Sterilisasi uap
a) 121°C , tekanan pada 106 kPa.

Infeksi 13
b) 20°C untuk alat tidak terbungkus.
c) 30°C untuk alat yang dibungkus.
2) Sterilisasi panas kering (oven)
a) 170°C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai setelah suhu yang
diinginkan tercapai.
b) 160°C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2 jam.
3) Sterilisasi kimia
a) Glutaraldehid 2–4 %(cydex), direndam sekurang-kurangnya 10 jam.
b) Formaldehid 8 %, direndam 24 jam.
c) Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum
disimpan.
e. Pembuangan sampah
Sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah medis dan nonmedis.
1) Sampah medis
a) Padat: dibakar dan ditimbun.
b) Cair: pembuangan limbah.
c) Tajam: penghancur logam.
d) Kering: dibakar dalam incinerator, abunya ditanam dalam lubang
tertutup.
e) Basah: dibuang dalam lubang dalam dan tertutup.
2) Sampah nonmedis: dibuang di tempat sampah umum.
3. Pengobatan
Infeksi pada umumnya diobati tergantung dari apa penyebab infeksi tersebut. Berikut
dijelaskan cara pengobatan infeksi.
a. Bakteri
Pengobatan bakteri adalah antibiotik. Namun, antibiotik tidak dapat digunakan
begitu saja. Saat seseorang meminum antibiotik, ia harus mengikuti petunjuk
yang diberikan dengan sangat hati-hati. Jika Anda tidak memiliki perilaku minum
antibiotik yang baik, suatu saat bakteri yang ingin Anda hancurkan terlanjur resisten
dengan antibiotik yang Anda minum.
b. Virus
Beberapa infeksi virus biasanya dapat dicegah dengan vaksinasi (seperti campak,
hepatitis, dan sebagainya). Antivirus juga biasanya digunakan dalam mengobati
infeksi virus. Namun, antivirus biasanya hanya efektif digunakan untuk beberapa
infeksi, seperti herpes, hepatitis B dan C, dan HIV. Infeksi virus ringan sebenarnya
bersifat self-limited, atau dapat sembuh dengan sendirinya. Seseorang harus memiliki
daya tahan tubuh yang kuat untuk melawan virus-virus tersebut. Antibiotik tidak
pernah efektif untuk melawan virus.
c. Jamur
Jamur biasanya sulit untuk dimatikan. Adapun untuk infeksi kulit dan kuku terdapat

14 Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan


pengobatan anti jamur topikal yang dapat digunakan dengan cara dioleskan ke
bagian tubuh yang terinfeksi. Jika infeksi jamur meluas atau serius dapat minum
obat antijamur.
d. Parasit
Tidak semua parasit memiliki pengobatan. Pengobatan yang biasanya diberikan
untuk orang-orang yang terinfeksi parasit, di antaranya antiparasit seperti antiamuba
dan antimalaria.

Tugas Individu

Kerjakan tugas berikut secara mandiri.


Lakukan analisis mengenai infeksi bakteri, infeksi jamur, dan infeksi virus. Berikan pendapat
Anda mengenai pembedaan dari jenis infeksi tersebut. Tuliskan hasilnya dalam bentuk
laporan.

Tugas Kelompok

Kerjakan tugas berikut secara kelompok.


1. Buatlah kelompok antara 3–5 orang dan buatlah makalah yang membahas tentang
infeksi yang rentan terjadi di rumah sakit. Buat dengan sistematika yang benar dan
buatlah juga wujud PowerPoint-nya. Diskusikan bersama kelompok Anda sebagai
upaya belajar bersama.
2. Presentasikan di depan kelas agar ditanggapi teman-teman Anda.

Infeksi 15

Anda mungkin juga menyukai