EPMO ASSP NGL set}
PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
(SKK Migas)
a
PEDOMAN TATA KERJA
Nomor: PTK-058/SKKO0000/2015/SO
TENTANG
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
KEGIATAN PILOT TERTIARY RECOVERY
aC a?
skkmigas
Menimbang
Mengingat
SATUAN KERJA KHUSUS
PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
(SKK Migas)
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : KEP-0030/SKKO0000/2015/SO
TENTANG
PEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
KEGIATAN PILOT TERTIARY RECOVERY
KEPALA SKK MIGAS.
a. bahwa Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi yang selanjutnya disebut SKK Migas memiliki tugas
menyelenggarakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas
bumi berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013;
b. bahwa dalam melaksanakan tugas tersebut, SKK Migas melakukan
pelaksanaan peningkatan produksi minyak bumi;
¢. bahwa dalam pelaksanaan hal tersebut, SKK Migas meningkatkan fungsi
Pengawasan dan pengendalian terhadap rencana kerja pelaksanaan pilot
tertiary recovery, dan
d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas dipandang perlu untuk
menetapkan Pedoman Tata Kerja (PTK) tentang peningkatan recovery
factor melalui kegiatan pilot tertiary recovery untuk kegiatan usaha hulu
minyak dan gas bumi dengan Surat Keputusan Kepala SKK Migas.
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi;
3. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2012 tentang Pengalihan
Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi;
5. Keputusan Presiden Nomor 189/M/2014; dan
6. Peraturan Menteri_ Energi Dan Sumber Daya Mineral
Nomor 09 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja
Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi.
MEMUTUSKAN ...
TG?
skkmigas
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA,
SATUAN KERJA KHUSUS
PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
(SKK Migas)
2
Surat Keputusan
Nomor : KEP-0030_/SKKO0000/2015/S0
MEMUTUSKAN
PEDOMAN TATA KERJA PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
KEGIATAN PILOT TERTIARY RECOVERY.
Memberiakukan Pedoman Tata Kerja Nomor: PTK- 058 /SKKO0000/2015/S0
tentang Peningkatan Recovery Factor Melalui Kegiatan Pilot Tertiary Recovery.
Pedoman Tata Kerja tentang Peningkatan Recovery Factor Melalui Kegiatan
Pilot Tertiary Recovery berlaku untuk seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama di
lingkungan industri hulu minyak dan gas bum
Memerintahkan kepada fungsi yang memiliki tugas melaksanakan pengendalian
dan pengawasan pelaksanaan kegiatan pengkajian dan pengembangan untuk
bertanggung jawab dalam menyempurnakan secara_berkesinambungan
Pedoman Tata Kerja ini
Ketentuan-ketentuan lain yang belum diatur atau belum cukup diatur akan
ditetapkan kemudian dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Pedoman
Tata Kerja ini
‘Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan fungsi yang
disebutkan pada diktum ketiga di atas untuk melaksanakan sosialisasi Pedoman
Tata Kerja ini kepada seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama paling lambat tiga
bulan setelah Pedoman Tata Kerja ini ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal: 06 Februari 2015PEDOMAN TATA KERJA
9 TENTANG pi
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
skkmigas KEGIATAN PILOT TERTIARY RECOVERY
Ditetpkan Tanooal: 6 FEB 2019 Revisl ke: 0
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi La i
Daftar Gambar ii
Bab | Pendahuluan 1
1. Maksud dan Tujuan 1
2. Ruang Lingkup. 2
3. Dasar Hukum, 2
4. Referensi Hukum, 2
5. Pengertian Istilah 3
esi Pengajuan Usulan Kegiatan Pilot Tertiary Recovery lc
Enhanced Oil Recovery (EOR)
1. Gambaran Umum, Ls
2. Pengajuan Usulan 7
Evaluasi dan Persetujuan Kegiatan Pilot Tertiary Recovery
Bab Ill
EOR 9
Bab IV Pelaksanaan Pilot Tertiary Recovery EOR 13
Bab V Penutup, 15skkmigas
PEDOMAN TATA KERJA
TENTANG
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
KEGIATAN PILOT TERTIARY RECOVERY
Halaman it
__[ Ditetapken Tangsat: 06 FEB 2015
Revisi ke: 0
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
DAFTAR GAMBAR
Skematik Distribusi Saturasi dalam Tahapan Recovery
Reservoar
Teknologi dan Mekanisme EOR .....
lot EOR dengan Tim
Alur proses pelaksanaan kegiatan Pil
Khusus,
Alur proses pelaksanaan kegiatan Pilot EOR,.
"
12
14PEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
KEGIATAN PILOT
Halaman 1 dari 15
skkmigas TERTIARY RECOVERY
Ditetapkan Tanggat: = 6 FEB 2015 Revisi ke :0
BABI
PENDAHULUAN
1. Maksud dan Tujuan
1.1, Maksud
Maksud diberlakukannya Pedoman Tata Kerja Peningkatan Recovery Factor
Melalui Kegiatan Pilot Tertiary Recovery (selanjutnya disebut "PTK-EOR’)
adalah:
144
Memberikan acuan kepada SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (selanjutnya disebut "KKKS") tentang prosedur pengajuan,
evaluasi, persetujuan, serta penetapan kelanjutan dari pelaksanaan
Pilot Enhanced Oil Recovery (selanjutnya disebut “Pilot EOR"); dan
Melakukan standardisasi proses dan dokumen bagi SKK Migas dan
KKKS atas pengajuan, evaluasi, persetujuan, serta penetapan
kelanjutan dari pelaksanaan Pilot EOR.
1.2. Tujuan
‘Tujuan penyusunan PTK-EOR adalah
qt.
1.22.
12.3.
12.4.
Meningkatkan fungsi pengawasan dan pengendalian SKK Migas
terhadap rencana kerja pelaksanaan Pilot EOR;
Menerapkan tata cara pengajuan usulan Pilot EOR yang jelas dan
terperinci;
Proses evaluasi dokumen usulan pelaksanaan Pilot EOR lebih efeltif
dan efisien, sehingga persetujuan usulan pelaksanaan Pilot EOR oleh
SKK Migas dapat diberikan secara tepat waktu; dan
Membekali seluruh fungsi di SKK Migas dan KKKS dengan prosedur
yang diperlukan untuk melaksanakan Pilot EOR.PEDOMAN TATA KERJA
9° PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI | Halaman 2 dari 15
KEGIATAN PILOT
skkmigas TERTIARY RECOVERY
Ditetapkan Tanggat =) § FEB 2015 Revisi ke : 0
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup PTK-EOR ini adalah:
2.41. PTK ini berlaku untuk SKK Migas dan seluruh KKKS yang melakukan
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Republik Indonesia;
dan
2.2. PTK ini mencakup seluruh tahapan proses pengajuan, evaluasi, persetujuan,
dan penetapan kelanjutan dari pelaksanaan Pilot EOR.
3. Dasar Hukum
3.1, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
(‘UU Nomor 22 Tahun 2001")
3.2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi (“PP Nomor 35 Tahun 2004’).
3.3. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pengalihan Pelaksanaan
‘Tugas dan Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
3.4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Buri ("Perpres Nomor 9
Tahun 2013").
3.5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 9 Tahun 2013
tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
3.6. Kontrak Kerja Sama/Production Sharing Contract
4. Referensi Hukum
4.1. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 6 Tahun 2010
tentang Pedoman Kebijakan Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi
4.2, Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi
Minyak Bumi Nasional. L
4.3. Pedoman Tata Kerja SKK Migas terkait. EEgo
skkmigas TERTIARY RECOVERY
PEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI | Halaman 3 dati 15
KEGIATAN PILOT
Ditetapkan Tanggat 6 FED 2015. Rev
Pengertian Istilah
54
52.
5.3.
5.4.
55.
56.
57.
58.
59.
5.10.
Authorization for Expenditure (AFE) adalah sebagaimana dimaksud dalam
PTK Nomor 039/2010 tentang Authorization for Expenditure (AFE).
Kegiatan Usaha Hulu, Kontrak Kerja Sama (KKS), Minyak Bumi, Gas
Bumi, dan Minyak dan Gas Bumi adalah sebagaimana yang dimaksud
dalam UU Nomor 22 Tahun 2001
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) adalah sebagaimana dimaksud
dalam PP Nomor 35 Tahun 2004.
Lapangan adalah sebagaimana dimaksud dalam PTK —Nomor
047/PTKIVIN2011 tentang Komitmen Kontrak Kerja Sama.
Pilot adalah kegiatan penerapan EOR pada skala kecil untuk mengetahui
nilai komersial metoda EOR yang akan digunakan sebagai referensi datam
pengembangan pada skala Lapangan.
Primary Recovery adalah produksi Minyak dan Gas Bumi dengan bantuan
‘sumber energi alami yang tersedia dalam Reservoar,
Reservoar adalah tempat terkumpul dan terjebaknya Minyak Bumi dan/atau
Gas Bumi secara alami di bawah tanah; berupa batuan berpori dan
permeable yang ditudungi oleh batuan yang tidak permeable.
‘SKK Migas adalah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud dalam Perpres Nomor 9 Tahun
2013.
Secondary Recovery adalah produksi Minyak Bumi yang diperoleh dengan
injeksi cairan (pressure maintenance atau waterflooding) atau gas (immiscible
gas flooding) ke dalam Reservoar, dapat dilakukan setelah atau sebelum
tahap perolehan perlama selesai, tidak mengubah karakteristik batuan
dan/atau karakteristik fluida Reservoar.
Tertiary Recovery - Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah metode
Peningkatan perolehan Minyak Bumi dengan menginjeksikan sumber energi
eksternal dan/atau material untuk memperoleh minyak yang tidak dapat
diproduksikan secara ekonomis menggunakan metode Primary Recovery dan
Secondary Recovery; terdiri atas sumur injeksi dan produksi yang berbeda;==|.
fhe asPEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI | jialaman 4 dari 15
KEGIATAN PILOT
skkmigas TERTIARY RECOVERY
Ditetapkan Tanggat = G FEB 2015 Revisi ke :0
menurunkan residual oil saturation (S.)); serta mengubah karakteristik batuan
dan/atau karakteristik fluida Reservoar.
5.11. Tim Khusus adalah Tim yang diusulkan oleh Deputi Pengendalian
Perencanaan dan dibentuk oleh Kepala SKK Migas melalui Surat Keputusan
(SK). Tim ini bertujuan untuk membahas usulan Pilot EOR.PEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI | Halaman 5 dari 15
KEGIATAN PILOT
skkmigas TERTIARY RECOVERY
Ditetapkan Tanggat: O06 FEB 2015 Revisi ke :0
BAB II
PENGAJUAN USULAN KEGIATAN PILOT TERTIARY RECOVERY -
ENHANCED OIL RECOVERY (EOR)
4. Gambaran Umum
Usaha untuk meningkatkan faktor perolehan Minyak Buri biasanya dimulai dengan
teknologi tahap primer (Primary Recovery) disusul oleh teknologi tahap sekunder
(Secondary Recovery) untuk menambah energi Reservoar dengan menginjeksikan
air atau gas. Usaha berikutnya adalah meningkatkan efisiensi pendesakan
(displacement efficiency) dan memperbesar region yang dapat dirambah di dalam
Reservoar atau menambah efisiensi penyapuan secara volumetrik, sekaligus
menurunkan saturasi Minyak Bumi yang tersisa (residual oil saturation). Proses
inilah yang dikenal dengan teknologi tahap tersier (Tertiary Recovery) yang
kemudian dikenal dengan teknologi Enhanced Oi! Recovery (EOR). Gambar 1
menggambarkan tahapan teknologi pengurasan Minyak Bumi tersebut di atas.
ET
10 31140~W
See ee
Uae
EtoPEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI | Halaman 6 dari15
KEGIATAN PILOT
skkmigas TERTIARY RECOVERY
Ditetapkan Tanggal: = 06 FEB 2015 Revisi ke :0
Definisi dan persyaratan suatu proses dapat dikategorikan sebagai teknologi EOR
adalah
1.1, Metode peningkatan perolehan Minyak Bumi dengan menginjeksikan sumber
energi eksternal dar/atau material untuk memperoleh Minyak Bumi yang tidak
Gapat diproduksikan secara ekonomis menggunakan metode-metode yang
konvensional;
1.2. Terdiri atas sumur-sumur injeksi dan produksi yang berbeda. Disarankan
konfigurasi sumur-sumur tersebut berpola;
1.3, Menurunkan residual oll saturation; dan
1.4, Mengubah karakteristik batuan dan/atau karakteristik fluida Reservoar.
Gambar 2 menunjukkan teknologi dan mekanisme yang dapat dikategorikan ke
dalam EOR.
ENHANCED OIL RECOVERY MECHANISMS
it iscit
co, Steam (soak; drive) || Polymer Microbial
Hydrocarbon Combustion (in situ) || Alkaline/Caustic || Seismic
Nitrogen Hot Water MicellarPolymer
Flue Gas Surfactant/foam
Air
Gambar 2 Teknologi dan Mekanisme EOR
Dalam kasus tertentu, penerapan teknologi EOR tidak harus melalui tahap Primary
Recovery dan Secondary Recovery, tetapi dapat langsung diterapkan sejak awal
produksi suatu Lapangan, misalnya dalam hal Minyak Bumi yang diproduksi
merupakan jenis Heavy Oil sehingga tidak ekonomis untuk dikembangkan denganskkmigas TERTIARY RECOVERY
PEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALU! | jialaman 7 dari 16
KEGIATAN PILOT
Ditetapkan Tanggal: 06 FEB 2015 Revisi ke :0
tahap Primary Recovery dan Secondary Recovery, maka tahap Tertiary Recovery
diterapkan sejak awal produksi (steam flooding).
Penerapan EOR disuatu Lapangan memerlukan persiapan yang matang dan
memerlukan waktu yang lama. Diantaranya melakukan penelitian laboratorium yang
intensif, studi Reservoar, dan pengujian Lapangan untuk mengetahui dan
mengelola faktor-faktor ketidakpastian. Mengingat besarnya investasi, maka kinerja
metoda EOR yang dipilin harus dapat diramalkan sebelum diterapkan dalam skala
Lapangan. Berdasarkan data historis, waktu yang diperlukan untuk menerapkan
EOR hingga tahap skala Lapangan biasanya adalah lebih dari 10 tahun.
Pengajuan Usulan
2.1. KKKS mengajukan surat usulan kegiatan Pilot EOR kepada Kepala
SKK Migas, ditembuskan kepada Deputi Pengendalian Perencanaan
dan Kepala Divisi Pengkajian dan Pengembangan, surat tersebut
citandatangani oleh pejabat tertinggi KKKS.
2.2. Usulan kegiatan Pilot EOR terdiri dari dokumen:
2.2.1. Surat usulan kegiatan Pilot EOR;
2.2.2. Dokumen pengajuan yang mencakup hal-hal sebagai berikut
2.2.2.1. Proses pemilinan kandidat Lapangan;
2.2.2.2 Kinerja Reservoar tahap Primary Recovery dan Secondary
Recovery,
2.2.2.3 Proses screening metoda EOR;
2.2.2.4 Perkiraan penambahan cadangan dari EOR;
2.2.2.5 Kriteria sukses Pilot EOR;
2.2.2.6 Prediksi EOR skala Lapangan;
2.2.2.7 llustrasi keekonomian skala Lapangan
2.2.2.8 Model GGR terkini;
2.2.2.9 Faktor ketidakpastian;
2.2.2.10 Kondisi operasional (kondisi sumur, fasiltas, EOR source,
dsb);skkmigas
PEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
KEGIATAN PILOT
TERTIARY RECOVERY
Halaman 8 dari 15
Ditetapkan Tanggat = 0. § FEB 2015
Revisi ke : 0
2.2.2.11 Persiapan Pilot EOR (Pilot area);
2.2.2.12 Organisasi; dan
2.2.2.13 Tata waktu
2.3. Dokumen yang telah diterima akan diteliti kelengkapannya oleh Divisi
Pengkajian dan Pengembangan c.q. Dinas Penerapan EOR. Dokumen akan
dikembalikan kepada KKKS apabila terdapat kekurangan data yang
dipersyaratkan.PEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
KEGIATAN PILOT een Seni
TERTIARY RECOVERY
DitetapkanTangga: = 0G FEB 2015 Revisi ke: 0
skkmigas
BAB Ill
EVALUASI DAN PERSETUJUAN KEGIATAN PILOT TERTIARY RECOVERY -
ENHANCED OIL RECOVERY (EOR)
1, Evaluasi Usulan
Setelah dokumen pengajuan diterima lengkap, Divi
’engkajian dan Pengembangan
c.q Dinas Penerapan EOR akan mengevaluasi dan menganalisis teknis pelaksanaan,
operasional, biaya dan strategi pengadaan usulan Pilot EOR.
Evaluasi awal usulan kegiatan Pilot EOR akan mencakup hal-hal sebagai berikut
1.1. Pemilihan Lapangan dan metode EOR
Evaluasi terhadap pemilinan Lapangan dan metode EOR meliputi hal-hal yang
dipersyaratkan dalam dokumen pengajuan kegiatan EOR oleh KKKS; dan
1.2. Program usulan persiapan kegiatan Pilot EOR
Evaluasi tethadap program usulan persiapan kegiatan Pilot EOR akan
disesuaikan dengan metode EOR yang terpilih.
Hasil evaluasi awal usulan Pilot EOR akan disampaikan oleh Divisi Pengkajian dan
Pengembangan kepada Deputi Pengendalian Perencanaan.
2. Kick-off Meeting
Deputi Pengendalian Perencanaan mengadakan kick-off meeting dengan mengundang
fungsi terkait di SKK Migas dan KKKS, antara lain untuk:
2.1. Mendengarkan presentasi usulan kegiatan EOR oleh KKKS;
2.2. Merumuskan arahan dan strategi evaluasi pengajuan usulan kegiatan Pilot EOR;
2.3. Menentukan tata waktu pelaksanaan usulan kegiatan Pilot EOR; dan
2.4. Membahas wacana pembentukan Tim Khusus (apabila diperlukan)
3. Rapat Pembahasan
3.1. Rapat Pembahasan tanpa Tim Khusus
Divisi Pengkajian dan Pengembangan cq. Dinas Penerapan EOR, akan
melaksanakan rapat pembahasan dengan mengundang fungsi-fungsi terkait
untuk:
3.1.1. Menjelaskan arahan dan strategi evaluasi pengajuan usulan kegiatan
Pilot EOR;PEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
KEGIATAN PILOT Helaman 10 dari 15
TERTIARY RECOVERY
skkmigas
DitetapkanTanggal: 06 FEB 2015 Hee
3.1.2. Menjelaskan tata waktu proses evaluasi usulan kegiatan Pilot EOR;
3.1.3. Melakukan evaluasi dan analisa teknis, operasional, biaya dan strategi
pengadaan; dan
3.1.4. Menyiapkan bahan yang diperlukan oleh Deputi Pengendalian
Perencanaan untuk menyusun rekomendasi kepada Kepala
SKK Migas
3.2. Rapat Pembahasan dengan Tim Khusus
3.2.1. Divisi Pengkajian dan Pengembangan c.q. Dinas Penerapan EOR, akan
melaksanakan rapat pembahasan dengan mengundang Tim Khusus dan
fungsi-fungsi terkait. Lingkup rapat pembahasan sama dengan butir 3.1.1
sampai 3.1.4
3.2.2, Rapat Pleno
Menindaklanjuti rapat pembahasan dengan Tim Khusus sebagaimana
dimaksud pada butir 3.2, Deputi Pengendalian Perencanaan akan
mengadakan rapat pleno untuk membahas rekomendasi terkait usulan
Pilot EOR.
4. Deputi Pengendalian Perencanaan akan menyampaikan rekomendasi kepada Kepala
SKK Migas sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan usulan Pilot EOR yang
diajukan oleh KKKS.
Kepala SKK Migas akan menetapkan keputusan atas usulan Pilot EOR tersebut.
Alur proses pengajuan usulan kegiatan Pilot EOR dapat dilihat di dalam diagram berikut
iniPEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
plana npc Hataman 11 da 15
TERTIARY RECOVERY
skkmigas
DitetapkanTangga: 6 FEB 2015 Revisi ke: 0
a eae Sa |
=
ra
Gramma 4
Ta =a]
at
ii Paella
a) 4
a oom «| Sea
ieee sn
+ ~
mi Titre
v
Tal) rapa
he Ee
(Teta
Gambar 3. Alur proses pelaksanaan kegiatan Pilot EOR tanpa Tim KhususPEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI
KEGIATAN PILOT ree eoat®
TERTIARY RECOVERY
skkmigas
DitetapkanTanggat: 0 § FEB 2015 Revisi ke :0
= Bud egups La eso |e ae sean eee
Toot Teata
Car)
rs
ia
Talat Ua Tao
Pato Meeting
‘maaikonke Fapat lene
finest r
Tien wan
Konsep surat
Ralonvendat
saesa -
‘ut i
Wont) | fapat
rapat | | Pleo.
ekett | =
ee reneap Sorat
Ieomendos
18 diperaan
Gambar 4. Alur proses pelaksanaan kegiatan Pilot EOR dengan Tim KhususPEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI .
KEGIATAN PILOT Halaman 13 dari 1
TERTIARY RECOVERY
skkmigas
DitetapkanTangga 6 FEB 2015 Revie ke :0
BABIV
PELAKSANAAN PILOT TERTIARY RECOVERY - ENHANCED OIL RECOVERY
(EOR)
1. Laporan Berkala Pelaksanaan Pilot EOR
KKKS melaksanakan Pilot EOR yang telah disetujui sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam persetujuan. KKKS wajib melaporkan perkembangan realisasi Pilot
EOR secara berkala kepada Divisi Pengkajian dan Pengembangan dengan tembusan
kepada Dinas Penerapan EOR,
2, Laporan Akhir Pelaksanaan Pilot EOR
Pada akhir pelaksanaan Pilot EOR, KKKS wajib metaporkan hasil akhir pelaksanaan
Pilot EOR kepada Deputi Pengendalian Perencanaan dengan tembusan kepada Divisi
Pengkajian dan Pengembangan serta Dinas Penerapan EOR.
3. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pilot EOR
3.1. Divisi Pengkajian dan Pengembangan akan melakukan evaluasi terhadap laporan
akhir pelaksanaan Pilot EOR; dan
3.2. Hasil evaluasi Pelaksanaan Pilot EOR tersebut akan disampaikan oleh Divisi
Pengkajian dan Pengembangan kepada Deputi Pengendalian Perencanaan
4. Deputi Pengendalian Perencanaan akan menyampaikan rekomendasi terkait
keberhasilan pelaksanaan Pilot EOR kepada Kepala SKK Migas sebagai bahan
pertimbangan untuk memutuskan kelanjutan dari pelaksanaan Pilot EOR.
5. Kepala SKK Migas akan menetapkan keputusan atas kelanjutan dari pelaksanaan Pilot
EOR
6. Alur proses pelaksanaan kegiatan Pilot EOR dapat dilihat di dalam diagram berikut ini.PENINGKATAN RECOVERY FAC’
KEGIATAN PILOT
PEDOMAN TATA KERJA
TOR MELALUI
Halaman 14 dari 18
TERTIARY RECOVERY
skkmigas bs
DitetapkanTanggat: 06 FEB ZUI5 Reval ke:0
& Aedes) | See ee
ve
Frown
[van a Peles
Pate
PonProvekOR |
nen
Apu
bela,
ec.
etomendiat
Dept
Perenansan
‘erat
eben lt
royekEOR
Swern
eps
saris
Gambar 5. Alur proses pelaksan:
aan kegiatanPEDOMAN TATA KERJA
PENINGKATAN RECOVERY FACTOR MELALUI kk
KEGIATAN PILOT Pe:
skkmigas TERTIARY RECOVERY
DitetapkanTanggat §=—) § FEB 2015 Revisi ke : 0
BABV
PENUTUP
1. Prosedur dan administrasi pengadaan barang dan jasa Kegiatan Pilot EOR yang
diajukan KKKS mengacu pada PTK Nomor 007/PTK/VI/2004 Pengelolaan Rantai Suplai
KKKS - Buku | Ketentuan Umum Rantai Suplai & Buku Il Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa- Revisi !I Tahun 2011 dan perubahannya.
2. Prosedur dan administrasi usulan, revisi dan closed-out kegiatan Pilot EOR yang
diajukan KKKS mengacu pada PTK Nomor 039/2010 tentang Authorization for
Expenditure (AFE) Bab IV Usulan closed-out AFE di PTK Authorization for Expenditure
(AFE) dan perubahannya.
3. KKKS yang bersangkutan agar berkonsultasi dengan Divisi Pengkajian dan
Pengembangan SKK Migas untuk segala hal yang belum diatur di dalam PTK ini