Anda di halaman 1dari 7

Hemodialisis

Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya.


Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara
mengalirkan melalui “ginjal buatan”.
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat
beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang
selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fungsi zat-zat yang tidak dikehendaki
terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan
Banyak orang merasa tak nyaman dan ragu-ragu saat-saat pertama dilakukan
hemodialisa. Saat dilakukan hemodialisa sebenarnya tidak akan merasakan apa-apa, beberapa
orang akan merasa lelah setelah selesai dilakukan hemodialisa terutama bila baru beberapa
kali hemodialisa. Setelah beberapa kali hemodialisa maka cairan yang berlebih dan racun dari
tubuh anda akan berkurang, akan merasa kembali bertenaga.

A. Definisi Hemodialisis
Hemodialisa berasal dari kata hemo dan dialisa. Hemo adalah darahsedangkan dialisa
adalah pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah
berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran atau
selaput semi permeabel. Membran inidapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah.
Proses ini disebut dialysisyaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran
semi permeable. Menurut Price dan Wilson, dialisa merupakan suatu proses solute danair
mengalami difusi secara pasif melalui suatu membran berpori dari kompartemen cair menuju
kompartemen lainnya. Hemodialisa dan dialisa peritoneal merupakan dua tehnik utama yang
digunakan dalam dialisa. Prinsipdasar kedua teknik tersebut sama yaitu difusi solute dan air
dari plasma kelarutan dialisa sebagai respon terhadap perbedaan konsentrasi atau tekanan
tertentu.
Sedangkan menurut Tisher dan Wilcox, hemodialisa didefinisikan sebagai pergerakan
larutan dan air dari darah pasien melewati membran semi permeabel (dializer) ke dalam
dialisat. Dializer juga dapat dipergunakan untuk memindahkan sebagian besar volume cairan.
Pemindahan ini dilakukan melalui ultrafiltrasi dimana tekanan hidrostatik menyebabkan
aliran yang besar dari air plasma (dengan perbandingan sedikit larutan) melalui
membran.Dengan memperbesar jalan masuk pada vaskuler, anti koagulansi dan produksi
dializer yang dapat dipercaya dan efisien, hemodialisa telah menjadi metode yang dominan
dalam pengobatan gagal ginjal akut dan kronik di Amerika Serikat.
Hemodialisa memerlukan sebuah mesin dialisa dan sebuah filter khusus yang
dinamakan dializer (suatu membran semipermeabel) yang digunakan untuk membersihkan
darah, darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar
dalam sebuah mesin diluar tubuh. Hemodialisa memerlukan jalan masuk kealiran
darah, maka dibuat suatu hubungan buatan antara arteri dan vena (fistulaarteriovenosa)
melalui pembedahan.
B. Tujuan Hemodialisis
Hemodialisis bertujuan untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam
darah dan mengeluarkan air yang berlebihan, pada hemodialisis aliran darah yang penuh
dengan toksik dan limbah nitrogen dialihkan dari dalam tubuh ke dialiser tempat darah
tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan ke dalam tubuh.
Sebagai terapi pengganti, kegiatan hemodialisa mempunyai tujuan :
a. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat
b. Membuang kelebihan air.
c. Mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh.
d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
e. Memperbaiki status kesehatan penderita.

C. Indikasi Hemodialisis
Kebanyakan ahli ginjal mengambil keputusan terapi berdasarkan kesehatan penderita
yang terus diikuti dengan cermat sebagai penderita rawat jalan. Pengobatan biasanya dimulai
apabila penderita sudah tidak sanggup lagi bekerja purna waktu, menderita neuropati perifer
atau memperlihatkan gejala klinis lainnya. Pengobatan biasanya juga dapat dimulai jika kadar
kreatinin serum diatas 6 mg/100 ml pada pria sedangkan pada wanita diatas 4 mg/100
ml.Selain itu, nilai kadar glomeluro filtration rate (GFR) kurang dari 4 ml/menit.Penderita
tidak boleh dibiarkan terus menerus berbaring ditempat tidur atausakit berat sampai kegiatan
sehari-hari tidak dilakukan lagi.
Menurut konsensus Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI)(2003) secara
ideal semua pasien dengan Laju Filtrasi Glomerolus (LFG)kurang dari 15 mL/menit, LFG
kurang dari 10 mL/menit dengan gejala uremia

atau malnutrisi dan LFG kurang dari 5 mL/menit walaupun tanpa gejala dapat
menjalani dialisis. Selain indikasi tersebut juga disebutkan adanya indikasi khusus yaitu
apabila terdapat komplikasi akut seperti oedem paru, hiperkalemia,asidosis metabolik
berulang, dan nefropatik diabetik.
Thiser dan Wilcox menyebutkan bahwa hemodialisa biasanya dimulai ketika bersihan
kreatinin menurun dibawah 10 mL/menit, ini sebanding dengan kadar kreatinin serum 8–10
mg/dL. Pasien yang terdapat gejala-gejala uremiadan secara mental dapat membahayakan
dirinya juga dianjurkan dilakukan hemodialisa.
Pada umumya indikasi dari terapi hemodialisa pada gagal ginjal kronis adalah laju
filtrasi glomerulus ( LFG ) sudah kurang dari < 15 mL/menit, sehingga dialisis dianggap baru
perlu dimulai bila dijumpai pemeriksaan tandadan gejala serta pemeriksaan laboratorium,
sebagai berikut :
1. Keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata.
Penderita dapat mengalami gangguan kesadaran. Adanya gangguan
asidosismetabolik dan atau gejala sindrom uremia seperti mual, muntah dan
anoreksia. Tanda – tanda overload cairan seperti edem, sesak napas akibat edema
paru, serta adanya gangguan jantung. Penderita juga dapat mengeluhkan sulit kencing
(anuria) lebih dari 5 hari.
2. Pemeriksaan Laboratorium ditemukan :
a.Kreatinin serum > 8 mg/dL
b.Ureum darah > 200 µ/dL
c.Hiperkalemid.pH darah < 7,1

D. Kontra indikasi
Kontra indikasi hemodialisa yang lain diantaranya adalah penyakit alzheimer,
demensia multi infark, sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan
keganasan lanjut.
E. Persiapan Hemodialisa
Persiapan perlu dilakukan sebelum tindakan hemodialisis dijalankan agar perlakuan
ini dapat berjalan dengan baik dan optimal. Persiapan ini dapat berupa non‐medik maupun
medik.
1.Persiapan Non‐Medik
Persiapan ini hanya dapat dilakukan bila pasien sudah diketahui menderita GGK
sebelum mencapai GGK stadium‐V. Makna dari GGK perlu dijelaskan kepada pasien secara
bijak agar mereka mengerti bahwa GGK bersifat progresi menuju GGK stadium-V.

2.Persiapan Medik
Pengobatan anemia pre‐dialisis perlu dilakukan agar pada saat dilakukan
hemodialisis, perlakuan dialisis ini dapat dimulai dengan baik dan aman. Risiko kematian
pada pasien dalam dialisis ternyata menjadi lebih rendah terutama dalam 19 bulan pertama
bila pada masa pre-dialisis sudah diberikan eritropoetin, makin tinggi hematokrit pada saat
dialisis dimulai makin rendah risiko kematian. Anemia pada GGK sudah mulai terlihat pad
astadium‐III. Menurut data dari NAHNES‐III dalam populasi Amerika, diketahui bahwa
frekuensi anemia meningkat seiring meningkatnya stadium GGK: 1% pada GGK stadium‐III,
9% pada stadium‐IV, dan 33% pada laki‐laki atau 67% pada perempuan setelah mencapai
stadium‐V.
F. Peralatan Haemodialisa
1. Arterial – Venouse Blood Line (AVBL)
AVBL terdiri dari :
a) Arterial Blood Line (ABL)
Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing akses
vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai dengan warna merah.
b) Venouse Blood Line
Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser dengan tubing
akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai dengan warna biru.
Priming volume AVBL antara 100-500 ml. priming volume adalah volume cairan
yang diisikan pertama kali pada AVBL dan kompartemen dialiser.
Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung runcing,segmen
pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing udara,bubble trap,tubing
infuse/transfuse set, port biru obat ,port darah/merah herah heparin,tubing heparin dan
ujung tumpul.
2. Dializer /ginjal buatan (artificial kidney)
Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang /kompartemen,yaitu:
Ø Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah
Ø Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisat
Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semi permiabel.
Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan dua samping
untuk keluar masuk dialisat.
3. Air Water Treatment
Air dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka (diasol). Air ini
dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air sumur, yang harus dimurnikan
dulu dengan cara “water treatment” sehingga memenuhi standar AAMI (Association for the
Advancement of Medical Instrument). Jumlah air yang dibutuhkan untuk satu session
hemodilaisis seorang pasien adalah sekitar 120 Liter.
4. Larutan Dialisat
Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu. Dipasaran
beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat bicarbonate. Dialisat asetat
menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu : jenis standart, free potassium, low
calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu
dilarutkan dalam air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair
(siap pakai).
5. Mesin Haemodialisis
Ada bermacam-macam mesin haemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi prinsipnya sama
yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system pemantauan mesin terdiri dari
blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai monitor sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan
komponen tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi, program
ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor.

G. Proses Hemodialisa
Dalam proses hemodialisa diperlukan suatu mesin hemodialisa dan suatu saringan
sebagai ginjal tiruan yang disebut dializer, yang digunakan untuk menyaring dan
membersihkan darah dari ureum, kreatinin dan zat-zat sisa metabolisme yang tidak
diperlukan oleh tubuh. Untuk melaksanakan hemodialis adiperlukan akses vaskuler
sebagai tempat suplai dari darah yang akan masuk kedalam mesin hemodialisa.
Ada tiga prinsip yang mendasari kerja dari hemodialisa yaitu difusi, osmosis dan
ultrafiltrasi. Toksin dan zat limbah didalam darah dikeluarkan melaui prose sdifusi dengan
cara bergerak dari darah, yang memiliki konsentrasi tinggi, kecairan dialisat dengan
konsentrasi yang lebih rendah.
1. Difusi
Difusi adalah berpindahnya solut melewati membran semipermeabel dari
kompartemen cairan dengan kadar solut yang tinggi ke dalam komparteme ncairan
dengan kadar solut yang lebih rendah.
2. Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi adalah berpindahnya air dari kompartemen darah kekompartemen
dialisat.
3. Konveksi
Konveksi adalah bergeraknya solut dari kompartemen darah ke kompartemendialisat
dengan mengikuti pergerakan air. Dapat dianalogikan dengan bergeraknya sampah
mengikuti gerakan air sungai.
Menurut PERNEFRI waktu atau lamanya hemodialisa disesuaikan dengan kebutuhan
individu. Tiap hemodialisa dilakukan 4–5 jam dengan frekuensi 2 kali seminggu.
Hemodialisa idealnya dilakukan 10–15 jam/minggu dengan QB 200–300 mL/menit. Pada
akhir interval 2–3 hari diantara hemodialisa, keseimbangan garam, air, dan pH sudah tidak
normal lagi.Hemodialisa ikut berperan menyebabkan anemia karena sebagian sel darah
merah rusak dalam proses hemodialisa.
H. Penatalaksanaan Hemodialisa
Jika kondisi ginjal sudah tidak berfungsi diatas 75 % (gagal ginjal terminal
atau tahap akhir), proses cuci darah atau hemodialisa merupakan hal yang sangat
membantu penderita. Proses tersebut merupakan tindakan yang dapat dilakukan
sebagai upaya memperpanjang usia penderita. Hemodialisa tidak dapat
menyembuhkan penyakit gagal ginjal yang diderita pasien tetapi hemodialisa dapat
meningkatkan kesejahteraan kehidupan pasien yang gagal ginjal.
Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisa
mengingat adanya efek uremia. Apabila ginjal yang rusak tidak mampu
mengekskresikan produk akhir metabolisme, substansi yang bersifat asam ini akan
menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun dan toksin. Gejala yang
terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal sebagai gejala uremia dan
akan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Diet rendah protein akan mengurangi
penumpukan limbah nitrogen dan dengan demikian meminimalkan gejala.
Penumpukan cairan juga dapat terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung
kongestif serta edema paru. Dengan demikian pembatasan cairan juga merupakan
bagian dari resep diet untuk pasien. Dengan penggunaan hemodialisis yang efektif,
asupan makanan pasien dapat diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa
penyesuaian dan pembatasan pada asupan protein, natrium, kalium dan cairan.
I. Komplikasi
1. Komplikasi yang sering terjadi selama Hemodialisa berlangsung adalah:
a. Hipotensi: 20-30%
b. Crams: 5-20%
c. Mual / muntah: 5-15%
d. Sakit kepala: 5%
e. Chest pain: 2-5%
f. Back pain : 2-5%
g. Gatal-gatal: 5%
h. Panas: <1%

2. Komplikasi yang jarang terjadi tetapi menimbulkan efek yang serius adalah:
a. Sindrom disekuilibrium, reaksi hipersensitivitas, aritmia, cardiactamponade,
hemolisis, reaksi dialisis, perdarahan intrakranial, emboliudara.
b. Netropenia dan aktivasi komplemen karena dialisis
c. Hipoksemia

3.Komplikasi jangka panjang


a. Resiko cardiovaskular meningkat
b. Osteodistrofi renal
c. Neuropati Uremik
d. Amiloidosis
e. Aquired cystic disease
f. Kegagalan akses

J. Pantangan Makanan Penderita Gagal Ginjal :

 Hindari makanan dengan kandungan karbohidrat tinggi (nasi, jagung, ubi, kentang,
pasta, macaroni dan hevermout).
 Hindari makanan yang mengandung protein tinggi ( daging ayam, daging kambing,
ikan, udang, telur, hati dan keju).
 Hindari sayuran dan buah yang mengadung tinggi kalium (apel, alpukat, jeruk,
pisang, anggur, kubis, buncis, kembang kol, seledri, stroberi, pepaya dan daun
papaya).
 Hindari makanan olahan yang banyak mengandung garam ( makanan beku, sup
kalengan, makanan cepat saji, camilan asin dan sayuran dalam kaleng)
 Hindari konsumsi makanan yang mengandung zat fosfor (selai kacang, jenis kacang-
kacangan, kacang kering, susu dan keju).

Anda mungkin juga menyukai