Anda di halaman 1dari 3

1.

Ketuban :  atau cairan amnion, adalah cairan yang melindungi dan menopang saat janin tumbuh di dalam
rahim. Cairan ketuban diproduksi setelah kantung ketuban terbentuk atau sekitar 12 hari setelah pembuahan.
Bobot jenis cairan ini sekitar 1.080.[1] Makin tua kehamilan, makin turun berat jenisnya, hingga menjadi
1.025-1.010.[1] Selain memungkinkan bayi bergerak bebas di dalam rahim sebelum dilahirkan, air ketuban juga
berfungsi untuk menunjang perkembangan organ janin, serta menjaga stabilnya suhu di dalam rahim agar
janin merasa nyaman.

1. Mengapa bayi lahir tidak langsung menangis

Asfiksia
Salah satu penyebab bayi tidak menangis saat dilahirkan adalah asfiksia. Kondisi ini terjadi ketika bayi tidak
mendapatkan cukup oksigen selama proses kelahiran.
Beberapa penyebab asfiksia pada bayi baru lahir adalah:

 Sumbatan dan halangan di jalan napas bayi, misalnya oleh lendir, cairan ketuban, dan mekonium.
 Anemia saat bayi masih dalam kandungan. Anemia akan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen dan
nutrisi ke jaringan, termasuk ke sistem pernapasan.
 Proses persalinan berlangsung sangat lama.
 Plasenta terlepas dari rahim terlalu cepat, sehingga bayi tidak lagi mendapatkan asupan oksigen di dalam
kandungan.
Untuk menilai keadaan bayi baru lahir, dokter akan menggunakan APGAR  score. APGAR score 3-5 merupakan
indikator bayi mengalami asfiksia. Hal ini merupakan kondisi yang berbahaya, karena jika tidak mendapatkan
penanganan, bisa menyebabkan kerusakan otak dan kematian.

Lahir prematur
Bayi dianggap prematur jika lahir sebelum minggu ke-37 usia kehamilan. Bayi prematur lebih berisiko mengalami
beragam komplikasi kesehatan setelah dilahirkan. Salah satunya adalah gangguan pada organ paru-paru.
Normalnya, perkembangan paru-paru janin baru sempurna pada usia kandungan di atas 36 minggu. Bayi yang
dilahirkan prematur sebelum paru-parunya terbentuk sempurna bisa terlambat menangis atau tidak menangis saat
dilahirkan, karena paru-parunya tidak bisa mengembang dengan baik.

Keracunan air ketuban


Air ketuban yang normal berwarna bening atau agak kekuningan. Namun, cairan ini bisa berubah warna menjadi hijau
jika tercampur dengan mekonium (tinja atau kotoran pertama bayi) yang berwarna hijau tua.
Air ketuban memiliki peran penting, yakni untuk membantu pergerakan janin, menjaga suhu di sekitar janin, serta
melindungi janin dari benturan atau cedera. Jika air ketuban terkontaminasi oleh mekonium dan tertelan atau terhirup
oleh janin, dapat terjadi infeksi pada saluran napas dan paru-paru janin. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi tidak
menangis saat dilahirkan.

Kondisi Medis Ibu Bisa Menyebabkan Bayi Tidak Menangis saat Lahir
Selain kondisi medis bayi, kondisi kesehatan ibu pun bisa turut andil menyebabkan bayi tidak menangis saat
dilahirkan, misalnya:

Preeklamsia
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi) dan tanda-tanda
kerusakan pada organ, misalnya ginjal. Preeklamsia membutuhkan penanganan medis segera, karena berisiko
berkembang menjadi eklamsia yang berbahaya baik bagi ibu maupun janin.
Preeklamsia bisa menghambat aliran darah ke plasenta yang menyebabkan janin kekurangan oksigen dan nutrisi. Bila
hal ini terjadi, bayi bisa saja tidak menangis saat dilahirkan.
Diabetes saat hamil
Diabetes saat hamil dikenal juga dengan istilah diabetes gestasional. Pada kondisi ini,  tubuh ibu hamil tidak mampu
mengontrol kadar gula di dalam darah, sehingga kadar gula darah menjadi tinggi.
Kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh ibu hamil bisa membahayakan janin. Salah satunya bahayanya adalah
menyebabkan gangguan pernapasan pada bayi yang membuat bayi tidak menangis saat dilahirkan.

Mengonsumsi obat-obatan tertentu


Obat-obatan tertentu, narkotika (seperti ganja dan heroin), obat herbal yang belum jelas manfaatnya, minuman yang
mengandung alkohol atau kafein, dan bahan yang digunakan dalam obat berbentuk aerosol juga dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada janin, termasuk pada sistem pernapasannya.

2. Mengapa ketuban keruh dan berbau


Air ketuban juga bertugas menjadi tempat perlindungan yang nyaman untuk janin selama berada di dalam rahim. Air
ketuban juga memiliki fungsi lain seperti:

 Melindungi janin dari benturan luar, misalnya ketika Anda jatuh.


 Membantu perkembangan organ, seperti sistem pencernaan dan pernapasan janin.
 Memungkinkan janin bergerak, sehingga tulang dan ototnya berkembang dengan baik.
 Melindungi janin dari infeksi.
 Membantu menjaga suhu dalam rahim tetap hangat.
 Mencegah tali pusat terjepit yang akan mengurangi pasokan oksigen ke janin.

1. Chorioamnionitis
Chorioamnionitis adalah infeksi bakteri pada kantung dan air ketuban yang terjadi sebelum atau selama persalinan.
Bakteri ini biasanya berasal dari vagina atau saluran kemih ibu.
Kondisi ini dapat menyebabkan kelahiran prematur atau sepsis pada ibu dan bayi.Selain menjadi penyebab air ketuban
keruh dengan warna kehijauan atau kekuningan, infeksi ini juga mengakibatkan demam pada ibu hamil, rahim
menjadi lunak, dan air ketuban berbau busuk.
Infeksi ketuban ini perlu diobati dengan pemberian antibiotik. Apabila infeksi ketuban ini menyebabkan gawat
janin atau kondisi ibu memburuk, maka persalinan mungkin akan perlu dilakukan secepatnya.

2. Mekonium
Mekonium merupakan kotoran yang dikeluarkan janin setelah sistem pencernaannya berkembang sempurna. Air
ketuban yang bercampur mekonium dapat berubah warna menjadi kemerahan, kehijauan, atau kecokelatan. Kondisi
ini bisa disebabkan oleh beberapa alasan, seperti kehamilan melebihi waktu atau bayi mengalami stres di dalam rahim.
Mekonium yang bercampur dengan air ketuban berisiko terhirup oleh bayi. Jika hal ini terjadi, mekonium dapat
menghambat saluran pernapasan bayi dan mengurangi kadar oksigen di dalam tubuhnya.
Dalam kasus tertentu, kondisi ini bahkan bisa menyebabkan bayi mengalami gangguan pernapasan segera setelah lahir
atau beberapa jam setelahnya.

3. Anemia hemolitik pada bayi


Air ketuban keruh dan kuning menunjukkan adanya bilirubin pada cairan ketuban. Bilirubin yang berlebihan pada air
ketuban ini bisa jadi disebabkan oleh anemia hemolitik pada bayi.
Selain beberapa kondisi di atas, adanya darah ibu atau janin di dalam air ketuban juga bisa menyebabkan air ketuban
keruh dan berwarna kemerahan. Sedangkan air ketuban yang berwarna gelap bisa menandakan janin meninggal dalam
kandungan.

4. Usia kehamilan tua


Pada umumnya, kelahiran bayi dialami setelah usia kehamilan ke-37 minggu sampai 42 minggu. Bila usia
kehamilan terlalu lama, maka dapat menyebabkan kondisi plasenta berhenti berfungsi. Padahal plasenta bertugas
memberikan suplai oksigen dan nutrisi. 
Apalagi bayi di dalam kandungan tidak mendapatkan asupan dari plasenta dalam waktu yang cukup lama dapat
menyebabkan infeksi. Selain itu, di usia kehamilan lebih dari 42 minggu akan menyebabkan air ketuban keruh
akibat mekonium. Feses yang dikeluarkan bayi dapat tercampur dengan cairan air ketuban. 
3. Mengapa ketuban merembes
Yakin ketuban gaa ?? merembes bedain sama pecah dini ! kalo gaada kontraksi brt merembes
 Air ketuban memiliki warna bening, terkadang warnanya juga terlihat kekuningan, sering meninggalkan
bercak bintik-bintik putih di pakaian dalam, namun tidak berbau. Air ketuban yang merembes juga bisa
disertai lendir atau sedikit darah.
 Sementara itu, urine memiliki bau yang khas, sedangkan cairan vagina lainnya, misalnya keputihan,
biasanya berwarna putih atau kekuningan dan kental.
Ketika usia kehamilan memasuki 37 minggu, air ketuban memang akan berkurang lantaran tubuh sedang
mempersiapkan proses kelahiran bayi. Di waktu ini, wajar bila air ketuban merembes sedikit.
Namun, perlu waspada jika air ketuban yang keluar dari vagina terbilang banyak dan terjadi terus menerus. Ditambah
lagi bila cairan yang keluar berwarna hijau atau kuning kecokelatan, bertekstur kental, serta diiringi oleh gejala lain,
seperti merasa sering ingin buang air kecil, air ketuban berbau busuk, tanda-tanda gawat janin, atau demam.
Air ketuban merembes yang disertai gejala tersebut bisa menandakan adanya infeksi pada ketuban, gangguan pada
bayi di dalam kandungan, atau ketuban pecah dini. 

Faktor resiko :

 Pernah menjalani tindakan medis atau operasi pada leher rahim.


 Mengandung anak kembar.
 Pernah melahirkan prematur pada persalinan sebelumnya.
 Menderita infeksi, seperti infeksi seksual menular dan infeksi saluran kemih.
 Memiliki kelainan bentuk rahim atau leher rahim pendek.
 Perdarahan vagina di trimester kedua dan ketiga.

Bahaya tr 1 dan 2 :

 Keguguran
 Bayi mengalami cacat bawaan lahir
 Bayi lahir prematur
 Kematian bayi

Bahaya tr 3 :

kesulitan selama proses persalinan. Dalam kondisi kekurangan air ketuban, tali pusar bisa terjepit dan melilit leher
bayi, sehingga mengurangi aliran oksigen ke janin. Air ketuban merembes dalam jumlah yang banyak juga bisa
meningkatkan risiko diperlukannya operasi caesar.

4. Mengapa bayi lahir berat rendah


Di samping kelahiran prematur, kondisi lain yang dapat membuat bayi berisiko lahir dengan barat badan rendah
adalah:

 Intrauterine growth restriction. Pada kondisi ini, bayi tidak tumbuh dengan baik saat berada dalam
kandungan. Masalah ini dapat dipicu oleh gangguan pada plasenta yang menghambat pertumbuhan
bayi akibat tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup.
 Komplikasi selama kehamilan, misalnya ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi.
 Janin menderita kondisi medis bawaan.
 Bayi kembar. Bayi kembar sering lahir dengan berat badan rendah dan prematur, karena tidak banyak ruang
dalam rahim untuk kedua janin.
 Usia ibu hamil masih muda. Ibu hamil dengan usia kurang dari 15 tahun berisiko tinggi memiliki bayi
 Ibu hamil mengalami malnutrisi.
 Ibu hamil menggunakan NAPZA atau minum minuman beralkohol.
 Ibu hamil memiliki masalah emosi selama kehamilan.

5. Apakah hubungan kondisi bayi dengan kondisi air ketuban (keruh, bau, merembes)
Ketuban kondisinya keruh bau, kemungkinan ada meconium yaitu buangan dari sistem pencernaan bayi yang
sudah sempurna. Usia gestasi sendiri masih 35 minggu (premature). Ditambah lagi ada gejala ketuban
merembes, yang mana ini memungkinkan agen infeksi dari luar tu masuk. Nah, infeksi bisa mendorong
terjadinya kelahiran premature, terus karena premature, paru belum bener2 berkembang blum kuat nangis dan
nafas, ditambah lagi kondisi ketubannya yang emang uda ga bagus kualitasnya, bisa terjadi aspirasi meconium
sehingga saluran nafas bayi tersumbat dan ga bisa nangis.
Kalo kek gini brati harus resusitasi neonates : langkah awal  VTP  obat

Anda mungkin juga menyukai