Anda di halaman 1dari 8

Bahan Ajar

2021

Oleh:
VII
PPKn Kelas VII Semester Genap_DR | 0

Donatus Rae, S.Th


BAB IV
“KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA
DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA”

A. Faktor penyebab keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam


masyarakat Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia yang
menggambarkan keberagaman/kemajemukan masyarakat yang ada di Indonesia.
Selain merupakan anugerah dari Tuhan yang Maha Esa, kemajemukan juga
merupakan kekayaan bangsa Indonesia sehingga harus dipertahankan. Akan tetapi
di tengah kemajemukan bangsa Indonesia, mungkin sekali terjadi konflik bahkan
perpecahan jika tidak disikapi dengan benar, sehingga diperlukan sikap saling
menghargai dengan cara menjaga persatuan dan kesatuan antarbangsa.
Keberagaman masyarakat Indonesia juga disebabkan oleh beberapa faktor secara
umum, antara lain Letak Strategis Wilayah Indonesia, Kondisi Negara Kepulauan,
Perbedaan Kondisi Alam, Keadaan Transportasi dan Komunikasi, Penerimaan
Masyarakat terhadap Perubahan. Letaknya yang strategis memungkinkan Indonesia
mudah dikunjungi oleh negara-negara lain, baik untuk berdagang maupun
menetap dan membawa budaya yang asing bagi bangsa Indonesia yang jika tidak
diseleksi dapat mengakibatkan terjadinya degradasi/kemunduran budaya nasional.

B. Keberagaman suku, agama, ras, dan anatargolongan dalam masyarakat Indonesia


Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman ras berpotensi
menimbulkan konflik yang tidak hanya merugikan kelompok-kelompok masyarakat
tetapi juga merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan sehingga setiap warga
negara harus bersikap toleran terhadap keanekaragaman masyarakat yang ada.
Selaras dengan ungkapan Bhinneka Tunggal Ika, walaupun dibedakan dengan
banyak faktor, tetapi seluruh warga negara tetap satu dalam Indonesia. Salah satu
cara mewujudkan perilaku dan semangat kebangsaan dalam mempertahankan
keberagaman budaya sebagai seorang pelajar adalah dengan menerima
kemudian menyeleksi budaya asing yang masuk ke Indonesia. Walaupun memiliki
keberagaman suku, agama, ras, dan anatargolongan, namun Indonesia memiliki
ideologi yang sama, yaitu ideologi Pancasila.
1) Keberagaman Suku
Salah satu bukti keberagaman bangsa Indonesia terlihat dari banyaknya
suku bangsa, beberapa di antaranya adalah suku Dayak yang berasal dari
Provinsi Kalimantan, kemudian suku Madura yang berasal dari Jawa Timur, dan
masih banyak lagi yang lainnya. Bahkan dari segi budaya dalam bentuk karya
seni, salah satunya Papua yang dikenal dengan hasil ukiran kayu tradisional yang
sangat khas, yaitu suku Asmat, semuanya menunjukkan bahwa Indonesia
dipenuhi dengan keberagaman yang patut disikapi dengan benar.
2) Keberagaman Agama
Bukti keanekaragaman lainnya yang ada di masyarakat Indonesia adalah
keberagaman agama. Ada 6 agama yang diakui di Indonesia, yakni Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Agama mengajarkan kepada
umatnya agar berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan dan menegakkan
kebenaran adalah perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan. Kesadaran
beragama merupakan perwujudan keyakinan manusia terhadap keberadaan
Tuhan Yang Maha Esa.
PPKn Kelas VII Semester Genap_DR | 1
3) Keberagaman Ras
Keberagaman masyarakat Indonesia juga terlihat dari banyaknya ras.
Setiap manusia memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya karena adanya
perbedaan ciri- ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk
muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik yang
lain. Hal ini disebabkan oleh kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia,
sejarah penyebaran ras di dunia, serta letak dan kondisi geografis wilayah
Indonesia. Sebagai contoh, Asiatic Mongoloid merupakan jenis ras yang berasal
dari keturunan Jepang, Tiong Hoa, dan Korea, kemudian Kaukasoid merupakan
jensi ras yang memiliki ciri-ciri kulit yang putih, mata biru, dan badan yang besar.
4) Keberagaman Antargolongan
Keberagaman masyarakat di Indonesia dapat dilihat dari struktur
masyarakatnya. Struktur masyarakat Indonesia menurut Syarif Moeis (2008)
ditandai dengan dua ciri atau dua titik pandang. Pertama, secara horizontal
ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan.
Secara vertikal, ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang
cukup tajam. Adanya perbedaan kelas dalam lapisan masyarakat
menyebabkan terjadinya penggolongan kelas-kelas secara bertingkat. Hal itu
diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah dengan ditandai
oleh adanya ketidakseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban individu
dan kelompok di dalam suatu sistem sosial.

C. Arti penting memahami keberagaman dalam masyarakat Indonesia


Keragaman yang ada di Indonesia, baik Suku, Agama, Ras dan
Antargolongan tidak akan dapat dijaga dan dilestarikan tanpa adanya pikiran yang
positif dalam diri setiap individu bahwa keberagaman adalah kekayaan yang
merupakan bagian dari kekuatan bangsa. Jika tidak demikian akan muncul
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara, misalnya mengingkari adanya Tuhan (ateis). Semboyan negara Indonesia
menyiratkan sebuah pesan bahwa seperti apapun kondisinya, setiap warga negara
harus tetap Bersatu, yang dapat diwujudnyatakan melalui penghormatan kepada
Bendera Merah Putih, Garuda Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika sebagai alat
pemersatu bangsa.

D. Perilaku toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan


dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Di tengah keberagaman, ada sikap-sikap yang harus dikembangkan dalam
mewujudkan persatuan, yakni dengan menerima keberagamaan suku dan budaya
sebagai kekayaan bangsa. Selain itu diperlukan juga sikap toleran yang dapat
diterapkan dalam kehidupan bersama baik di keluarga, sekolah, masyarakat,
maupun bangsa dan negara. Perilaku toleran yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sekolah yang beragam suku bangsa dan agama adalah bergaul
dengan semua warga sekolah. Melalui sikap toleran dan saling menghormati dapat
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Sebaliknya jika tidak adanya sikap
saling menghormati dan menghargai antarsuku, agama, ras, dan golongan maka
dapat menyebabkan bertambahnya ancaman terhadap keutuhan NKRI. Selain
daripada itu, munculnya paham individualism juga dapat menyebabkan lunturnya
semangat gotong royong dalam menjaga keutuhan NKRI.
PPKn Kelas VII Semester Genap_DR | 2
BAB V
“KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN”

A. Makna Kerjasama dalam Hidup Bermasyarakat


Kerjasama merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Melalui pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada tiga (3) syarat utama kerjasama, yaitu adanya kegiatan
yang dilakukan, terdapat dua orang/lebih dan adanya tujuan bersama. Artinya,
tercapainya tujuan bersama merupakan hasil yang ingin dicapai bahkan dinikmati
dari setiap kegiatan yang dilakukan secara bekerja sama dalam suatu kelompok.
Kerjasama dapat dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan, baik di keluarga,
sekolah, masyarakat maupun bangsa dan negara. Salah satu bentuk kerjasama
yang baik dan dilakukan di lingkungan sekolah adalah menyelesaikan masalah
dengan musyawarah. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah salah satu
organisasi yang dapat melatih siswa dalam bekerjasama di sekolah.
Kerjasama juga merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
kerukunan hidup antarwarga masyarakat, contohnya: menolong tetangga yang
terkena musibah, ikut dalam kegiatan ronda malam, gotong royong membangun
jembatan, dan lain-lain. Kerjasama adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
supaya terbentuknya sikap saling menghormati, termasuk sebagai seorang pelajar
dan juga pemerintah dan rakyat. Tujuan pentingnya saling bekerja sama antara
pemerintah dan rakyat adalah untuk mengisi pembangunan selaras dengan
Pancasila dan UUD Tahun 1945 sebagai suatu nilai penting dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang menjadi landasan/dasar pelaksanaan kerjasama.

B. Pentingnya Kerjasama dalam Hidup Bermasyarakat


Pada kenyataannya manusia diciptakan dan terdiri dari individu-individu
dengan keunikan/ciri khasnya masing-masing. Hal ini menyebabkan manusia
sebagai makhluk individu mempunyai keinginan, kepentingan dan tujuan hidupnya
masing-masing pula, yang jika dipaksakan dapat menyebabkan terjadinya konflik.
Di sisi lain menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, yang dibuktikan melalui beberapa hal, yaitu: 1) saling memerlukan
untuk meringankan beban masing-masing, 2) memerlukan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, dan 3) melakukan sesuatu tidak hanya untuk diri
sendiri. Bagi bangsa dan negara, kerjasama juga mempunyai arti penting, yaitu:
dapat menumbuhkan kecintaan pada tanah air, mempercepat pembangunan
nasional, dan dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Sedangkan
bagi diri sendiri adalah untuk memupuk kesadaran sebagai makhluk sosial yang
saling membutuhkan satu sama lain. Melalui uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kegiatan kerjasama, yaitu: 1)
adanya pemikiran bahwa setiap pihak yang bekerjasama memiliki kepentingan
dalam kegiatan tersebut, 2) adanya perasaan bahwa yang satu merupakan bagian
dari yang lain, dan 3) adanya pengakuan bahwa setiap orang mempunyai
kedudukan, hak, derajat dan martabat yang sama.
Salah satu cara sederhana sekaligus upaya membina persatuan dan kesatuan
dalam kegiatan kerjasama yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
adalah dengan mengendalikan sikap dan tutur kata. Melalui sikap dan tutur kata,
setiap orang dalam masyarakat juga turut ambil bagian dalam upaya pengakuan
hak dan derajat dalam kegiatan kerjasama, dengan kata lain
PPKn Kelas VII Semester Genap_DR | 3
menganggap/mengakui bahwa setiap manusia memiliki kedudukan yang sama di
masyarakat. Oleh karena itu diperlukan sikap saling menghormati satu sama lain,
terutama dalam menyikapi perbedaan, yang disebut dengan toleransi. Dengan
memiliki toleransi, maka dalam kerjasama akan mempermudah kita untuk
menentukan tujuan/target yang ingin dicapai. Tujuan sendiri memiliki arti penting,
yaitu untuk mendorong seseorang/kelompok melakukan yang terbaik, sebagai
dorongan untuk terus maju dan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab.

C. Hal-hal yang Perlu Dihindari dalam Kegiatan Kerjasama


Ada setidaknya 4 (empat) sikap yang perlu dihindari supaya kegiatan
kerjasama dapat terlaksana dengan baik, yaitu:
1. Sikap Fanatik Sempit
Sikap fanatik sempit secara sederhana dapat berarti merasa diri paling benar.
Dalam Kerjasama, kita tidak dapat memaksakan supaya pikiran/ide kita kepada
orang lain, ada kalanya perlu mendengarkan saran dan pendapat dari orang
lain. Saran/pendapat orang lain itu tidak mungkin dapat kita terima jika kita
hanya merasa diri paling benar, karena itu dapat mengakibatkan orang lain
tidak mau lagi bekerjasama dengan kita. Saran/pendapat itu dapat kita terima
jika kita mengembangkan sikap toleransi terhadap pendapat orang lain.
2. Sikap Individualisme
Sikap individualisme berarti mengutamakan kepentingan diri sendiri.
Misalnya dalam pelaksanaan piket bersama di kelas, setelah dibagi tugasnya,
ada yang menyapu ruangan, ada yang menghapus papan tulis, dll. Setelah
melakukan tugasnya, seorang siswa langsung pulang dan meninggalkan teman
yang lain tanpa berpikir bahwa teman yang lain masih memerlukan bantuan
untuk menyusun kursi dan meja, bahkan untuk sekedar melihat kelas sudah bersih
atau belum. Akhirnya, walikelas melihat ruangan kotor dan semuanya diberi
hukuman untuk membersihkan ulang. Itu salah satu akibat dari sikap
individualisme, jadi harus dihindari. Jadi, pastikan jika kita melaksanakan
kerjasama, kepentingan bersamalah yang kita utamakan terlebih dahulu.
3. Sikap Eksklusivisme
Sikap eksklusivisme berarti memisahkan diri dari kehidupan sosial karena adanya
jurang pemisah akibat perbedaan suku, adat, agama dan bahasa.
Orang yang memiliki sikap eksklusivisme memiliki kecenderungan atau keinginan
untuk menjauhkan diri dari masyarakat. Mereka juga mementingkan diri sendiri
dan cenderung menarik diri atau memisahkan diri dari norma sosial baik yang
umum maupun yang khusus yang telah disepakati dalam masyarakat. Artinya,
mereka tidak mau tahu bahkan tidak menaati aturan yang berlaku (sombong
denga napa yang ada pada dirinya). Akibatnya, sulit berkembang bahkan
berubah ke arah yang lebih baik, bahkan kehadiran orang-orang seperti ini
seringkali menimbulkan konflik.
4. Sikap Primordialisme
Sikap primordialisme adalah perasaan kesukuan yang berlebihan.
Seperti kita ketahui, negara kita merupakan negara yang terdiri dari berbagai
macam suku dengan ciri khasnya masing-masing, itu semua merupakan
kekayaan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Perasaan kesukuan yang
berlebihan ini mengakibatkan orang cenderung menganggap sukunya paling
baik, dan bahayanya lagi orang akan merendahkan/menjelek-jelekkan suku
lain. Dalam kegiatan Kerjasama, tidak selamanya kita bekerjasama dengan
PPKn Kelas VII Semester Genap_DR | 4
orang yang satu suku dengan kita, apa jadinya jika sikap ini kita terapkan dalam
Kerjasama dengan orang yang berbeda suku? Pasti akan terjadi konflik yang
berujung pada perpecahan, bahkan permusuhan. Oleh karena itu, sikap seperti
ini harus dihindari.
Itulah keempat sikap yang perlu kita hindari dalam kegiatan kerjasama. Jika
kita ingin kerjasama terlaksana dengan baik sehingga tercapai tujuan bersama, kita
perlu menghindari sikap-sikap tersebut dan mengembangkan sikap-sikap positif, di
antaranya, toleransi, saling percaya, saling menghargai dan gotong royong yang
tujuan akhirnya adalah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bersama.

PPKn Kelas VII Semester Genap_DR | 5


BAB VI
“DAERAH DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”

A. Perjuangan menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia


Negara Indonesia tidak terbentuk begitu saja, melainkan terbentuk dari
peristiwa sejarah yang tidak akan pernah dilupakan oleh seluruh rakyat Indonesia,
yaitu perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah yang mencapai puncaknya
pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan yang sekaligus menjadi tanda
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para pejuang bangsa pada
masa itu memiliki perasaan senasib yang merupakan dasar dari semangat persatuan
dan kesatuan rakyat Indonesia yang sama-sama menderita akibat penjajahan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk melalui beberapa faktor, yaitu:
adanya kesamaan budaya bangsa, adanya persamaan nasib (sama-sama
menderita akibat penjajahan), dan adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu di
wilayah Negara Indonesia.

B. Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Proklamasi Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang dapat
kita telaah dari berbagai aspek sebagai berikut.
1. Aspek Hukum
Proklamasi merupakan pernyataan keputusan politik tertinggi bangsa Indonesia
untuk menghapuskan hukum kolonial dan diganti dengan hukum nasional, yaitu
lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2. Aspek Historis
Proklamasi merupakan titik akhir sejarah penjajahan di bumi Indonesia sekaligus
menjadi titik awal Indonesia sebagai negara yang merdeka bebas dari
penjajahan bangsa lain.
3. Aspek Sosiologis
Proklamasi menjadikan perubahan dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa
yang merdeka. Proklamasi memberikan rasa bebas dan merdeka dari belenggu
penjajahan.
4. Aspek Kultural
Proklamasi membangun peradaban baru dari bangsa yang digolongkan
pribumi (pada masa penjajahan Belanda) menjadi bangsa yang mengakui
persamaan harkat, derajat, dan martabat manusia yang sama.
5. Aspek Politis
Proklamasi menyatakan bahwa bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
berdaulat dan mempunyai kedudukan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di
dunia.
6. Aspek Spiritual
Proklamasi yang diperoleh merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa
yang meridai perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Kemerdekaan
bangsa Indonesia tidak terlepas dari doa seluruh rakyat Indonesia kepada Yang
Maha Kuasa untuk segera terlepas dari penjajahan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa arti penting proklamasi kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia adalah sebagai titik puncak perjuangan bangsa, sebagai
tanda berdirinya negara Republik Indonesia sekaligus tanda berlakunya hukum
nasional.

PPKn Kelas VII Semester Genap_DR | 6


Teks proklamasi terdiri dari dua Alinea yang masing-masing memiliki makna
yang dalam bagi bangsa Indonesia. Alinea pertama mengandung makna bahwa
kemerdekaan bangsa Indonesia telah dinyatakan dan diumumkan kepada dunia.
Alinea kedua bermaksud agar pemindahan kekuasaan pemerintahan harus
dilaksanakan secara hati-hati dan penuh perhitungan agar tidak terjadi
pertumpahan darah secara besar-besaran. Jadi, makna yang terkandung dalam
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia jika dilihat dari aspek historis
merupakan ketentuan pangkal dari tata hukum Indonesia.

C. Peran daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia


Dalam upaya memaknai proklamasi kemerdekaan Indonesia, setiap daerah
juga memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik
Indonesia, salah satunya terjadinya pemerataan pembangunan sumber daya
manusia. Oleh karena itu, pentingnya kesadaran akan nilai-nilai terkait peran daerah
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini bertujuan supaya
tercapainya kemajuan daerah melalui persatuan. Sebagai warga negara kita harus
dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan dengan semangat
persatuan Indonesia karena persatuan merupakan modal dasar pembangunan
nasional. Setelah melakukan kewajiban sebagai warga negara, maka kita juga akan
menerima hak sebagai masyarakat bangsa Indonesia dalam menikmati
kemakmuran, salah satunya mendapatkan pendidikan bagi seorang anak usia
sekolah. Sebagai penghormatan terhadap jasa para pahlawan, maka tugas
generasi penerus bangsa adalah mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
dengan pembangunan.

D. Sikap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Perjuangan melawan penjajah dan sikap rela berkorban yang dimiliki oleh
setiap daerah memiliki tujuan yang sama, yaitu kemerdekaan. Rela berkorban
berarti bersedia melakukan kegiatan tidak hanya untuk kepentingan pribadi tetapi
juga untuk negara. Perwujudan sikap rela berkorban seorang pelajar dalam mengisi
kemerdekaan demi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat
dilakukan dengan cara tekun menimba ilmu pengetahuan.
Proklamasi Kemerdekaan 1945 mengandung nilai semangat yang perlu
diwariskan kepada generasi muda yaitu sikap rela mengorbankan sebagian harta,
bahkan jiwa dan raga untuk kepentingan bangsa dan negara. Sikap tersebut selaras
dengan tujuan negara Indonesia yang tercantum pembukaan UUD 1945, yaitu
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik,
kita perlu mengembangkan sikap mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia di berbagai lingkungan kehidupan, baik keluarga, sekolah, masyarakat,
bangsa dan negara.

Sumber:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan. 2016. Pancasila dan Kewar-
ganegaraan, Buku Siswa, Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan. 2016. Pancasila dan
Kewarganegaraan, Buku Guru, Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
PPKn Kelas VII Semester Genap_DR | 7

Anda mungkin juga menyukai