Undangan
OBAT ALKES
Tentang narkotika (Lembaran Negara Republik Tentang Kesehatan
Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor UU No. 36 Tahun 2009
5062);
Tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1189
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun /Menkes/Per/VIII/2010 tentang Produksi Alat
2017 Nomor 180); Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga;
Peraturan Presiden No. 80 Tahun 2017
PERMENKES RI No. 1189
OBAT ALKES
PerKa BPOM No. 25 Tahun 2017 PMK Nomor 1191 Tahun 2010
Cara Distribusi Obat yang Baik yang Cara distribusi alat Kesehatan yang Baik, yang
selanjutnya disingkat CDOB adalah cara selanjutnya disingkat CDAKB adalah pedoman
distribusi / penyaluran Obat dan / atau Bahan yang digunakan dalam rangkaian kegiatan
Obat yang bertujuan memastikan mutu distribusi dan pengendalian mutu yang
sepanjang jalur distribusi /penyaluran sesuai bertujuan untuk menjamin agar produk alat
persyaratan dan tujuan penggunaannya. kesehatan yang didistribusikan senantiasa
memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai
tujuan penggunaannya.
PerKa BPOM No. 25 Tahun 2017 PMK No. 26 Tahun 2018
Sertifikat CDOB adalah dokumen sah yang Sertifikat Cara Distribusi Alat Kesehatan yang
merupakan bukti bahwa PBF atau PBF Cabang Baik yang selanjutnya disebut Sertifikat
telah memenuhi persyaratan CDOB dalam CDAKB adalah sertifikat yang diberikan oleh
mendistribusikan Obat dan/atau Bahan Obat. kepada produsen yang telah diaudit dan
memenuhi kesesuaian aspek CDAKB.
OBAT ALKES
PKaBPOM 5 Tahun 2017 PMK Nomor 1190 Tahun 2010
Bahan Obat dan Makanan yang dapat Menjamin Alat kesehatan dan/ atau PKRT
dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia harus yang memenuhi standar persyaratan mutu,
memenuhi persyaratan keamanan, keamanan dan kemanfaatan sejak kegiatan
khasiat/manfaat, dan mutu dan juga harus produksi sampai dengan penggunaan Alkes.
memenuhi ketentuan peraturan perundang- Dan setiap Alkes yang akan didistribusikan
undangan di bidang impor. wajib memiliki izin edar.
PMK 1799 Tahun 2010 PMK Nomor 62 Tahun 2017
Industri Farmasi yang membuat obat atau Alat kesehatan adalah instrument, apparatus,
bahan obat yang termasuk dalam golongan mesin dan atau implant yang tidak
narkotika wajib memperoleh izin khusus untuk mengandung obat yang digunakan untuk
memproduksi narkotika sesuai dengan mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan. meringankan penyakit, merawat orang sakit,
Industri Farmasi wajib memenuhi persyaratan memulihkan kesehatan pada manusia, dan atau
CPOB. membentuk struktur
atau memperbaiki fungsi tubuh.
PMK 1148 Tahun 2011 UU Nomor 44 Tahun 2009
PBF dan PBF Cabang hanya dapat Pemerintah dan Pemerintah daerah
mengadakan, menyimpan dan menyalurkan bertanggung jawab untuk mengatur
obat dan/atau bahan obat yang memenuhi pendistribusian dan penyebaran Alkes
persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Menteri berteknologi tinggi dan bernilai tinggi
Produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan Persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan
harus dilakukan dengan cara produksi yang alat kesehatan sesuai dengan persyaratan yang
baik yang ditetapkan oleh Menteri. ditetapkan oleh menteri.
Dalam Produksi Sediaan Farmasi harus Fasilitas Distribusi atau penyaluran Sediaan
memiliki Apoteker penanggung jawab. Farmasi dan Alkes melalui PBF, Penyalur
Apoteker penanggung jawab dapat dibantu Alkes, Instalasi Sediaan Farmasi dan Alkes
oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga milik Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
Teknis Kefarmasian. dan pemerintah daerah kabupaten/kota
Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus
aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan
terjangkau. terjangkau.
OBAT ALKES
PERSYARATAN PERSYARATAN
Memiliki izin PBF untuk PBF atau memiliki Mengisi Formulir Permohonan sesuai
pengakuan sebagai PBF Cabang untuk PBF Permenkes No. 1191/
Cabang. MENKES/PER/VIII/2010
PKa BPOM RI No. 25 2017
Mencantumkan nomor surat, tanggal surat,
1. Pendaftaran Pemohon dilakukan melalui alamat jelas dan nomor Telp/Fax.
website Badan Pengawas Obat dan Makanan Menggunakan kop surat perusahaan.
dengan alamat http://www.pom.go.id atau
melalui subsite Contoh formulir terlampir pada Permenkes
http://www.sertifikasicdob.pom.go.id. 2. nomor 1191/2010
Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud
berupa:
o Izin PBF atau pengakuan sebagai PBF
Cabang;
o Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
Penanggung Jawab;
o Denah lokasi dan tata letak (layout);
o Daftar produk yang didistribusikan;
o Struktur organisasi;
o Daftar personalia dan uraian kerja (jobdesk);
o Daftar peralatan atau perlengkapan;
o Quality management system; dan
o Dokumen self assessment.
Catatan:
(1) Pemegang Sertifikat CDOB wajib
mengajukan permohonan resertifikasi dalam
waktu 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku
Sertifikat CDOB berakhir.
(2) Permohonan resertifikasi dilakukan secara
daring (online) melalui website Badan
Pengawas Obat dan Makanan dengan alamat
http://www.pom.go.id atau melalui
subsite:http://www.sertifikasicdob.pom .go.id.
5. PELANGGARAN SANKSI
OBAT ALKES
PerKa BPOM NOMOR PMK No.1190 Tahun 2010
HK.03.1.34.11.12.7542 TAHUN 2012
Penarikan kembali Alkes dan/atau PKRT dari
Pelanggaran terhadap ketentuan Pedoman peredaran karena tidak memenuhi persyaratan
Teknis CDOB dapat dikenai sanksi
administratif sebagai berikut:
Peringatan tertulis
Penghentian sementara kegiatan; dan
Pencabutan Sertifikat CDOB.
Pengenaan sanksi administratif berupa
Pencabutan Sertifikat CDOB diberikan
dalam hal: terjadi penyimpangan penerapan
CDOB yang mengakibatkan penyalahgunaan
pendistribusian obat dan/atau bahan obat; atau
PBF atau PBF Cabang dengan sengaja
melakukan tindakan yang mengakibatkan
tidak terlaksananya penerapan CDOB.
OBAT ALKES
PerKa BPOM No.6 Tahun 2020 PMK No. 4 Tahun 2014
OBAT ALKES
PerKa BPOM No.6 Tahun 2020 PMK No. 4 Tahun 2014
1. Bangunan dan peralatan harus menjamin 1. Bangunan harus dapat melindungi produk
keamanan dan mutu obat dan bahan obat kontaminasi, kerusakan termasuk perlindungan
2. Bangunan dirancang dan disesuaikan untuk dari panas yang berlebih atau langsung
memastikan kondisi penyimpanan yang terpapar sinar matahari serta binatang yang
baik,keamanan yang memadai dan kapasitas merupakan vektor penyakit seperti
yang cukup,area penyimpanan dilengkapi burung,tikus atau serangga dan tumbuhan
dengan pencahayaan yang memadai pengganggu seperti jamur
3. Harus ada area terpisah dan terkunci antara 2. Bangunan harus memiliki pengamanan
obat dan/atau bahan obat yang menunggu yang memadai untuk mencegah akses
keputusan lebih lanjut mengenai statusnya. yangilegal dan terjadinya bahaya akibat
penempatan barang yang tidak tepat
4. Harus tersedia kondisi penyimpanan khusu
untuk obat dan/atau bahan obat yang 3. Instalasi listrik dalam kondisi baik
membutuhkan penanganan dan kewenangan
khusus (misalnya narkotika) 4. Ruang penyimpanan harus memiliki sistem
penyimpanan produk yang memudahkan
5. Tersedia area khusus untuk penyimpanan proses pengambilan
obat dan/atau bahan obat yang mengandung
bahan radioaktif dan bahan berbahaya lainnya 5. Harus dilengkapi dengan alat pemadam
kebakaran
6. Are penyimpanan,penerimaan dan
pengiriman harus terpisah terlindung dari 6. Forklit dan peralatan gudang lain dengan
kondisi cuaca dan didesain dengan baik sumber penggerak bensil,diesel, gas tidak
boleh dipergunakan dalam gudang karena
7. Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus dapat menyebabkan kontaminasi
bersih dan bebas dari sampah dan debu
7. Troli yang digunakan harus tidak
8. Bangunan dan fasilitas terlindung terhadap mempunyai bagian yang tajam atau bagian
masuknya serangga, hewab pengerat atau yang berbahaya
hewan lain
1. Bangunan harus dirancang agar kondisi 1. PAK dan Cabang PAK wajib mempunyai
penyimpanan yang baik dapat dipertahankan, sarana dan prasarana yang memadai untuk
mempunyai keamanan yang memadai dan dapat melaksanakan dan menjamin kelancaran
kapasitas yang cukup. pelaksanaanpenyaluran pengelolaan,
2. Harus ada area terpisah dan terkunci antara pengadaan, dan penyimpanan.
obat dan/atau bahan obat
2. Gudang PAK dan Cabang PAK, wajib
3. Jika diperlukan area penyimpanan dengan dilengkapi dengan perlengkapan yangdapat
kondisi khusus, harus dilakukan pengendalian menjamin mutu, kemananan dan kemanfaatan
seperti suhu, kelembaban dan pencahayaan. alat kesehatan yangdisimpan.
4. Harus tersedia area khusus untuk 3. PAK dan Cabang PAK wajib melaksanakan
penyimpanan obat dan/atau bahan obat yang pencatatan, pengadaan,penyimpanan, dan
mengandung bahan radioaktif dan bahan pendistribusian secara tertib di tempat
berbahaya lain usahanya.
5. Area penerimaan, penyimpanan dan 4. PAK dan Cabang PAK yang menyalurkan
pengiriman harus terpisah, alat kesehatan yang memerlukanpelayanan
purna jual, wajib menyediakan atau memiliki
6. Peralatan pembersih yang sesuai jaminan purna jual berupa:
• bengkel dengan peralatan yang memadai dan
7. sistem komputer dilengkapi dengan sukucadang secukupnya
dalam rangka perbaikan sesuai dengan alat
kesehatanyang disalurkan.
• tenaga ahli atau teknisi yang berpengalaman
untuk dapat memperbaiki atau melakukan
reparasi alat kesehatan yang disalurkan.
• memberikan bantuan rujukan reparasi ke luar
negeri untuk produk impor,apabila ternyata alat
kesehatan tersebut tidak dapat diperbaiki di
dalamnegeri.
OBAT ALKES
PERATURAN BPOM 6/2020 PMK No.4 Tahun 2014
Aspek CDOB meliputi: Aspek CDAKB
1. Manajemen mutu. 1. Sistem manajemen mutu
2. Organisasi, manajemen, dan personalia. 2. Pengelolaan sumber daya
3. Bangunan dan peralatan. 3. Bangunan dan fasilitas
4. Operasional. 4. Penyimpanan dan penanganan persediaan
5. Inspeksi diri. 5. Mampu telusur produk
6.Keluhan, obat, dan/atau bahan obat 6. Penanganan keluhan
kembalian, diduga palsu dan penarikan 7. Tindakan perbaikan keamanan di lapangan
kembali. (Field SafetyAction/FSA)
7. Transportasi. 8. Pengembalian/retur alat kesehatan
8. Fasilitas distribusi berdasarkan kontrak. 9.Pemusnahan alat kesehatan
9. Dokumentasi. 10. Alat kesehatan ilegal dan tidak memenuhi
10. Ketentuan khusus bahan obat. syarat
11. Ketentuan khusus produk rantai dingin. 11. Audit internal
12. Ketentuan khusus narkotika, psikotropika, 12. Kajian manjemen
dan prekursor farmasi) 13. Aktifitas pihak ketiga (outsourching
activity
OBAT ALKES
PERATURAN BPOM 6/2020 PMK No.4 Tahun 2014
OBAT ALKES
PERATURAN BPOM 9/2019 Departemen Kesehatan RI., Pedoman Cara
Distribusi Alat Kesehatan Yang Baik, 2006
1. Melaporkan obat dan/atau bahan obat diduga
palsu ke pemegang izin edar dan/atau produsen 1. Laporan mengenai produk yang akan
dan badan regulator nasional. dimusnahkan.
2. Melaporkan kegiatan yang dilakukan kepada 2. Laporan pelaksanaan penarikan
penanggung jawab. 3. Hasil pelaksanaan pengembalian produk
3. Laporan validasi harus memuat hasil karena instruksi pemerintah harus dilaporkan
validasi dan semua penyimpangan yang terjadi kepada departemen kesehatan.
serta tindakan perbaikan dan pencegahan 4. Laporan penemuan produk palsu.
(CAPA) yang perlu dilakukan.
4. Laporan Proses pemusnahan obat dan/atau
bahan obat.
5. Laporan harus berisi semua pengamatan
yang dilakukan selama inspeksi.
6. Laporan penanganan keluhan termasuk
pengembalian dan penarikan kembali.
7. Laporan penarikan obat dan/atau bahan obat.
8. Jika terjadi kondisi yang tidak diharapkan
selama transportasi, harus segera dilaporkan
kepada fasilitas distribusi dan penerima obat
dan/atau bahan obat.
9. Kehilangan selama pengiriman oleh
penerima kontrak, penerima kontrak wajib
melaporkan kepada pihak kepolisian dan
pemberi kontrak.
10. laporan Setiap narkotika, psikotropika atau
prekursor farmasi yang mengalami kerusakan
ataupun kehilangan dalam pengiriman.
11. Fasilitas distribusi wajib menyampaikan
laporan bulanan penyaluran narkotika,
psikotropika dan/atau prekursor farmasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
OBAT ALKES
Peraturan BPOM No. 6/2020 PMK No. 4/2014
Penanggung jawab distribusi obat adalah Penanggung jawab teknis pendidikan minimal
seorang Apoteker Ahli Madya Farmasi, Ahli Madya Teknik
Elektromedik dan atau tenaga yang yang
sederajat sesua dengan produk yang disalurkan
PMK I799/2010 tentang Industri Farmasi Pasal PMK NOMOR 1191/MENKES/
26 PER/VIII/2010
Fasilitas distribusi memastikan obat dan/atau harus ditetapkan sistem penelusuran hingga ke
bahan obat hanya disalurkan kepada pihak tingkat pasien
yang berwenang menyerahkan obat ke
masyarakat.
OBAT ALKES
SUU 36/ 2009 tentang Kesehatan Pasal 196 UU 36/ 2009 tentang Kesehatan Pasal 196
Orang yang dengan sengaja memproduksi atau Orang yang dengan sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi dan/ atau alkes mengedarkan sediaan farmasi dan/ atau alkes
yang tidak memenuhi standar dan/ atau yang tidak memenuhi standar dan/ atau
persyaratan keamanan, khasiat atau persyaratan keamanan, khasiat atau
kemanfaatan, dan mutu pidana penjara paling kemanfaatan, dan mutu pidana penjara paling
lama 10 tahun dan denda Rp1.000.000.000,00 lama 10 tahun dan denda Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah). (satu miliar rupiah).
Mengedarkan sediaan farmasi dan alkes tanpa Mengedarkan sediaan farmasi dan alkes tanpa
izin edar pidana penjara paling lama 7 tahun izin edar pidana penjara paling lama 7 tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp dan/atau pidana denda paling banyak Rp
140.000.000,00 (seratus empat puluh juta 140.000.000,00 (seratus empat puluh juta
rupiah). rupiah).