Anda di halaman 1dari 28

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 45

P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

STUDI SURAH AL-MUDDATSTSIR TENTANG BIMBINGAN DAKWAH


DALAM KITAB AL-TAFSIR AL-MUNÎR KARYA WAHBAH AL-ZUHAILÎ.

Oleh
Mohamad Nur Fuad
Dosen STAI Luqman al-Hakim Surabaya

ABSTRAK

Penelitian ini punya beberapa alasan : (1) Surah al-Muddatstsir mengandung bimbingan
dakwah secara sistematis, mendasar dan komprehensif, (2) Penelitian terdahulu tentang
bimbingan dakwah dalam surah al-Muddatstsir secara keseluruhan dari awal surah sampai
akhir surah dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya wahbah al-Zuhailî belum penulis
temukan, (3) Bimbingan dakwah memberikan dampak dan energi positif secara langsung
kepada petugas dakwah, sosial kemasyarakatan serta memberikan solusi terhadap
problematika masyarakat, (4) Hasil dakwah akan lebih maksimal dan efektif jika dakwah
dilakukan sesuai dengan bimbingan Allah pemberi tugas dakwah dalam al-Qur’an seperti
dalam surah al-Muddatstsir.
Tujuan penelitian ini untuk menemukan bimbingan dakwah yang difokuskan pada semua
ayat dalam surah al-Muddatstsir (ayat 1 sd 56 ) dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya
Wahbah al-Zuhailî.
Sumber primer penelitian ini adalah kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî.
Sumber sekunder berupa jurnal yang terkait dengan judul di atas, kitab-kitab tafsir lain
yang relevan, kitab-kitab akhlak dan buku-buku dakwah yang ditulis oleh sarjana muslim
terdahulu dan sekarang.
Kitab-kitab dan buku-buku tersebut dikaji dengan metode content analysis dan interpretasi
kemudian ditarik kesimpulan tentang bimbingan dakwah dalam kitab al-Tafsir al-Munîr
karya Wahbah al-Zuhailî.

Key word : bimbingan, dakwah, surah, al-Muddatstsir .

PENDAHULUAN

Surah al-Muddatstsir adalah surah al-Qur‟an ke empat yang turun kepada Rasulullah
Muhammad SAW sesudah surah al-‘Alaq, al-Qalam dan al-Muzzammil berdasarkan sistematika
turunnya wahyu. Surah ini diletakkan urutan surah ke 74 menurut penulisan mushaf Utsmânî. Ia
terdiri dari 56 ayat, turun di Mekah.

Surah tersebut mengandung bimbingan dakwah secara mendasar dan komprehensif.


Ayat-ayat dalam surah al-Muddatstsir terkait dengan bimbingan dakwah disajikan secara sistematis,
berurutan, bertahap, berangkat dari sesuatu yang sangat prinsip terlebih dahulu kemudian baru
masuk kepada cabang-cabangnya.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 46
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

Penelitian surah al-Muddatstsir tentang bimbingan dakwah dalam kitab al-Tafsir al-Munîr
karya wahbah al-Zuhailî belum penulis temukan dalam penelitian terdahulu, meskipun penelitian
tentang surah al-Muddatstsir pernah dilakukan. Beberapa judul penelitian dimaksud akan
dikemukakan dalam paragraf-paragraf di bawah ini.

Penelitian Marpuah berjudul “ Kriteria Pendidik dalam Sudut Pandang Al-Qur‟an Surat
Al-Muddatstsir ayat 1-7 1”. Obyek ayat yang diteliti hanya ayat 1-7 surat al-Muddatstsir , bukan
semuat ayat dalam surah tersebut. Judul penelitiannya tentang kriteria pendidik bukan
bimbingan dakwah dalam surah tersebut. Sumber primer yang digunakan tafsir Ibnu Katsîr, Al-
Marâghî, Jalalain, Al-Furqan, Al-Misbah bukan kitab tafsir Al-Munîr.

Penelitian Asroful Kadafi dan M. Ramli berjudul “ Integrated Qs. Al-Muddatstsir In The
Reality Group Conseling to Grow The Character Of Students Academic Responsibility”2. Surah al-Qur‟an
yang dibahas dalam jurnal di atas sama tetapi fokus judul penelitiannya berbeda dengan
penelitian penulis. Sumber primer yang digunakan juga berbeda. Jurnal di atas tidak
menggunakan sumber primer tafsir Al-Munîr.

Dari 2 judul penelitian di atas dapat ditegaskan bahwa semua penelitian tersebut tidak
membahas fokus surah al-Muddatstsir mulai ayat pertama sampai dengan ayat terahir . Paparan di
atas menjadi alasan kuat akademik untuk penelitian ini layak diteliti.

Penelitian ini juga punya 3 alasan ideologis. Pertama, bimbingan dakwah dalam surah
al-Muddatstsir memberikan pengaruh positif signifikan terhadap dai dan keberhasilan dakwahnya.
Pengaruh itu adalah terbangunnya kekuatan rohani bagi pelakunya dan optimisme dalam meraih
keberhasilan dakwah.

Alasan idiologis ke dua. Melaksanakan tugas dakwah sesuai dengan bimbingan Allah
seperti dalam surah al-Muddatstsir pasti mengundang turunnya pertolongan Allah dalam
berdakwah. Allah pemberi tugas dakwah Allah pula penolong hambaNya yang melaksanakan
tugas dakwah sesuai dengan bimbinganNya.

1 Sintax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia, Volume 2, Nomor 11, November 2017
2 Islamika Inside, Jurnal Keislaman dan Humaniora, Volume 3, Nomor 1, Juni 2017

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 47
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

Alasan ke tiga. Berdakwah sesuai bimbingan Allah akan memperbaiki kerusakan akhlak
dan memberikan solusi problematika sosial, keumatan, bangsa dan negara. Kegiatan dakwah yang
tidak sesuai dengan bimbingan Allah hasilnya sedikit dalam perbaikan akhlak masyarakat.

Berikut beberapa data kerusakan akhlak yang merugikan pelaku, keluarga dan masyarakat
bahkan negara. Delapan pelajar tewas di Jakarta akibat tawuran sepanjang tahun 2018.3 Tercatat
kerugian negara karena korupsi pada semester I th. 2018 sebesar Rp 1,09 triliun dan nilai suap
sebesar Rp 42, 1 miliar," 4 Jumlah pekerja seks komersial 40.000 sejak tahun 2013 tersebar di
168 lokalisasi di 24 provinsi," .5 Polisi menyita 150 ton ganja, 2,5 ton sabu.6

Kerusakan akhlak dan penyakit sosial di atas mengancam generasi pelanjut bangsa
bahkan melemahkan kekuatan sumberdaya manusia Indonesia. Sumber daya manusia bangsa
yang lemah akan mudah dipengaruhi budaya asing yang merusak bahkan pada tahap berikutnya
bangsa tersebut tergantung oleh kekuatan-kekuatan asing bangsa penjajah. Solusinya adalah
berdakwah mengenalkan mereka tentang Allah yang menciptakan mereka, menjamin rizki
mereka, menjadikan mereka bahagia atau sengsara. Mendakwahi mereka berarti mengajak mereka
beribadah kepada Allah, melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi semua laranganNya,
minta pertolongan kepadaNya, takut kepadaNya. Berdakwah bisa menjadi preventif dan bisa
menjadi kuratif akhlak masyarakat.

Manfaat penelitian ini : 1) Menambah khazanah penafsiran surah al-Muddatstsir dari


aspek bimbingan dakwah . 2) Hasil kajian ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi bagi aktivis
dakwah dan kajian dakwah. 3) Memberikan informasi bimbingan dakwah secara mendasar,
komprehensif dan mudah kepada setiap muslim mukallaf dalam berbagai macam profesi untuk
dapat ambil bagian dalam berdakwah dengan tujuan perbaikan akhlak masyarakat ,bangsa dan
negara.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan induktif. Fokus
kajian bersifat kepustakaan. Bahan-bahan data yang berhubungan dengan obyek penelitian

3Dari metro.sindonews.com. Diambil pada tanggal 17 April 2019.


4https://nasional.kompas.com. Diambil pada tanggal 17 April 2019
5 https://mcnnindonesia.com. Diambil tanggal 17 April 2019
6 https://m.detik.com. Diambil pada tanggal 17 April 2019

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 48
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

bersumber dari bahan-bahan kepustakaan. Bahan kepustakaan berupa buku, jurnal,


perpustakaan digital dan internet.

Inti masalah penelitian ini mengungkap surah al-Muddatstsir tentang bimbingan


dakwah dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), bimbingan adalah petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu; tuntunan.7
Dakwah adalah penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat; seruan untuk
memeluk; mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.8

Secara terminologi, Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, dakwah adalah ajakan kepada agama
Allah, mengikuti petunjukNya dalam beribadah, meminta pertolongan dengan ketaatan,
melepaskan diri dari semua thaghut yang ditaati selain Allah, membenarkan apa yang dibenarkan
Allah, memandang bathil apa yang dipandang bathil oleh Allah, amar ma‟ruf nahi mungkar, dan
jihad di jalan Allah. 9 Menurut Mohammad Natsir, pendiri dan penggagas Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia, dakwah adalah suatu upaya, proses menuju Islam kaffah, sebagai cara hidup
total dalam satu bingkai harokatud da’wah yang memiliki dimensi binâan dan difâan.10

Dua pengertian dakwah di atas dikemukakan oleh ulama dan praktisi dakwah
kontemporer kelas dunia. Pengertian yang pertama menunjukkan lebih rinci, lebih kongkrit dari
pada pengertian ke dua yang bersifat global. Namun ke dua pengertian dakwah tersebut memiliki
persamaan yaitu mengandung tujuan dakwah dengan melaksanakan ajaran Allah yaitu agama
Islam. Dua pengertian tersebut saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Jadi yang dimaksud
bimbingan dakwah dalam penelitian ini adalah petunjuk dan tuntunan dalam surah al-Muddatstsir
tentang mengajak umat manusia kepada agama Allah, dan suatu upaya, proses menuju Islam
kaffah, sebagai cara hidup total dalam satu bingkai harokatud da’wah (gerakan dakwah) yang
memiliki dimensi binâan (membangun) dan difâan (mempertahankan).

Dakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim mukallaf. Allah SWT berfirman
dalam surah al-Nahl ayat 125.

7 KBBI online
8 KBBI online
9 Fathul Bahri An-Nabiry. Meniti jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da‟i. (Jakarta; Amzah, 2008). Cet. I, H. 20.
10 Ulil Amri Syafri, MA.Dkk. Dakwah mencermati peluang dan problematikanya (Jakarta; STID Mohammad Natsir

Press, 2007, Cet. I, hal. 3.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 49
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ َ ‫َ ُ َ َ ْد‬ َ ‫ْدا ُ إِلَى َ ِ ِي َِّب َ ِ لْد ْد َ َ لْد َ ْد َ لْد َ َ َ َ َ الْد ُ ْد ِ لَّتي َي َ ْد َ ُ إِ َّ ََّ َ ُ َ َ ْد َ ُ ِ َ ْد َ َّي َ ْد‬
ِ ِ
َ َ‫لْد ُ ْد ت‬

Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.”

Tujuan primer dakwah adalah agar manusia beribadah kepada Allah dan tidak beribadah
kepada selainNya. Allah SWT berfirman 11: .

ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ
ُ ُ‫ص ل ً َ َا َ ََق ْد ْد ُ ُ ل َّ َ َم لَ ُ ْد م ْد إِلَ َ ْدَق ُ ُ ُ َ َ ْد َ َ ُ ْد م َ ا ْد ِ َ ْد تََق ْد َ َ ُ ْد ف َ فَ ْد تََق ْد ُ ُ ُ َّ ت‬
َ ‫َ إِلَى َ ُ َا َ َ ُ ْد‬
ِ ِ
‫ي‬ ٌ ِ َ ‫إِلَْد إِ َّ َِّبي‬
ٌ ‫ي ُم‬
Artinya:

“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Saleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari
bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya,
kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Tujuan sekunder dakwah dijelaskan oleh banyak ayat-ayat al-Qur‟an. Antara lain : a)
mengeluarkan orang yang beriman dan beramal salih dari kegelapan menuju cahaya (Qs. Al-
Thalaq : 11), b) agar manusia mendapat keterangan, petunjuk dan pelajaran (Qs. Ali Imran: 138),
c) untuk menampilkan agama Islam di atas agama-agama lain (Qs. Al-Fath : 28), d) agar manusia
sabar mencari ridha Allah, menegakkan shalat, berinfaq dan menolak kejahatan dengan kebaikan
(Qs. al-Ra‟du : 22).

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang harus ada dalam setiap kegiatan
dakwah. Unsur-unsur tersebut meliputi : a) Dâ’i (subyek dakwah), b) Mad’u (mitra /obyek
dakwah), c) Mâddah (materi dakwah), d) Tujuan dakwah, e) Tharîqah (metode dakwah), f) Wasîlah
(media dakwah), g) Atsar (efek dakwah).

Da’i adalah subyek dakwah. Bertugas mengajak manusia beribadah kepada Allah dan
menjauhi thaghut. Sesungguhnya dakwah adalah tugas setiap muslim dan muslimah yang
mukallaf sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Ini artinya bahwa dakwah bukan hanya
11
Qs. Hud : 11

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 50
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

tugas para nabi, ulama dan para asatid saja. Allah berfirman dalam Ayat ke 1-2 surah al-
Muddatstsir berikut ini:
Hai orang yang berkemul (berselimut), ُ ‫َ ََُّق َ لْد ُ َّ ِّبَق‬

bangunlah, lalu berilah peringatan! ‫ُ ْد فََ ْد ِ ْد‬

Secara kontekstual, yang dimaksud da‟i (subyek dakwah) dalam dua ayat tersebut di atas adalah
Nabi Muhammad SAW, tetapi perintah memberi peringatan (dakwah) dalam ayat tersebut
bersifat umum berlaku kepada setiap muslim dan muslimah yang mukallaf tidak terbatas hanya
kepada Nabi Muhammad SAW. Perintah salat malam kepada Nabi Muhammad SAW dalam
surah al-Muzzammil tidak hanya berlaku kepada beliau saja tetapi juga berlaku kepada umatnya.
Demikian pula perintah berdakwah berlaku untuk semua umatnya yang dewasa (mukallaf).

Obyek atau mitra dakwah adalah diri sendiri, dan keluarga sebagaimana firman Allah
SWT12 :

ٌ ِ ٌ َ ِ‫ا َ لْد ِ َ َُ َ َ ْدَق َ َم ال‬


َ ُ ‫ال ِ َ ٌا ال ََق ْد ُ َ ل َّ َ َم ََم َ ُ ْد َ ََق ْد َ ُ َ َم َقُ ْد َم‬ ِ ِ
َ َ َّ‫َ ََُّق َ ل‬
ُ َّ‫آم ُ ُ َ ْدَق ُ َ ُ ْد َ َ ْد ُ ْد َ ً َ ُ ُا َ ل‬

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.

Obyek dakwah yang lain adalah kerabat-kerabat yang terdekat ( Qs. al-Syuara(26) : 214),
satu kaum di mana dai itu berasal (Qs. Al-Taubah (9) : 122), semua manusia (Qs. al-Nisa‟ (4)
:170), orang-orang kafir (Qs. Al-Kafirun (109) : 1-2) , ahlu kitab (Qs. Al-Baqarah :109).

Materi dakwah yang utama adalah al-Qur‟an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Allah
SWT berfirman 13:

‫ا َ لْد ِ ْد َ َ َ إِ َ ُ ِم ََق ْد ُي لَّ ِي‬ ِ ِِ ِ ِ ِِ


َ َ‫لَ َ ْد َم َّ اُ َ َى لْد ُ ْد م َ إِ ْد ََق َ َ ف ِ ْد َ ُ الً ِّبم ْد َ ُ ِ ْد ََق ْدتَق ُ َ َ ْد ِ ْد َ َ ت َ َُق َِّب ِ ْد َ َُق َ ِّب ُ ُ ُ لْد ت‬
ٍ ِ ‫َ َ ٍا ُّم‬

Artinya:
“ Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika Allah mengutus
seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri; yang
12 Qs. al-Tahrim: 6.
13
Qs. Ali Imran: 164

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 51
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Kitab (al-Qur‟an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar
dalam kesesatan yang nyata.”
Metode dakwah yang telah disebutkan dalam al-Qur‟an banyak. Antara lain :
a) Ceramah (tablîgh) berdasarkan firman Allah SWT 14:
ِ َّ‫َ ََُّق َ ل َّ ُ ُا ََق ِّب ْد َم ُ ْد ِ َا إِلَْد َ ِم ْد َِّب َ َ إِ ْد لَ ْد تََق ْد َ ْدي فَ َ ََق َّ ْد َ ِ َ لَتَ ُ َ ل َّ ُ ََق ْد ِ ُ َ ِم َ ل‬
‫ا إِ َّ ل َّ َ ال‬

ِ ِ
َ ِ ‫ََق ْد ي لْد َ ْد َ لْد َ ف‬
Artinya:
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.
Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.
b) Hikmah, nasihat yang baik dan debat. Allah berfirman 15:
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ َِّ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ‫ْدا ُ إِلَى َ ِي َِّب َ لْد ْد َ َ لْد َ ْد َ لْد َ َ َ َ َ الْد ُ ْد لتي َي َ ْد َ ُ إِ َّ ََّ َ ُ َ َ ْد َ ُ َ ْد َ َّي َ ْد َ َ ُ َ َ ْد َ ُ لْد ُ ْد ت‬
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.
c) Menggunakan bahasa kaumnya. Allah berfirman 16:
ِ ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ٍ ِ
ُ َ ‫َ َم َ ْد َ ْد َ م ْد َ ُ ا إال َ ََق ْد م ل ََُقِّب َ لَ ُ ْد فََق ُ ُّي ل ُ َم ْد َ َ ُ َ ََق ْد ي َم ْد َ َ ُ َ ُ َ لْد َ ِ ُ لْد‬
Artinya:
“Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat
memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia
kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan
Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”
d) Menggunakan kata tanya. Allah berfirman17 :
ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ َ َّ ‫َ َ لَ ْد ََق َ ْد َ ْد َ َُق ْد ُ ل َّ ُ لْد َ ْد َ ُ َّ ُ ُ ُ إِ َّ َل َ َ َى ل‬
Artinya:
“ Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari
permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.”
e) Menggunakan kata perintah. Allah berfirman 18:
ٍِ
ً‫ص ُ َ تِ ِ َّ ِ ْد َ ً فَِ ْد ِ ْد َ لَ ُ ْد َ ْد َ ْدي م ْد ُ ََق ْد ً فَ ُ ُ ُ َ ِ ئً َم ِ ئ‬
َ َ َ ‫َآتُ لِّب‬
Artinya:

14 Qs. al-Maidah: 67.


15 Qs. al-Nahl: 125
16 Qs. Ibrahim: 4
17 Qs. Al-Ankabut: 19
18 Qs. Al-Nisa : 4

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 52
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

“ Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan
penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu
dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap
lagi baik akibatnya”.
Media dakwah digunakan dalam berdakwah. Mega Sufriana menyebutkan beberapa
media dakwah tersebut sebagai berikut : 19
a) Lisan seperti khutbah dan ceramah. Allah berfirman dalam Qs. al-A‟raf ayat 158.
Artinya: “ Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,
yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada
Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-
kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.”
b) Tulisan seperti buku, majalah, surat kabar. Allah berfirman dalam Qs. Al-Qalam ayat 1-3
Artinya : “Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu
(Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala
yang besar yang tidak putus-putusnya.”
c) Audio visual seperti radio, televisi, internet.
d) Lukisan seperti gambar hasil lukisan dan foto
e) Akhlak seperti akhlak mendirikan salat dapat digunakan media dakwah. Allah berfirman :
Artinya ; “Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)
f) Seni budaya seperti budaya tari seribu tangan di aceh bisa digunakan media dakwah.
Selain media dakwah yang telah disebutkan di atas, al-Qur‟an menggunakan kisah-kisah
sebagai media dakwah. Al-Qur‟an mengemukakan kisah-kisah teladan buat umat manusia seperti
kisah Nabi Ibrahim, kisah Nabi Yusuf, kisah Nabi Nuh dan sebagainya . Kisah-kisah tersebut
dijadikan media dakwah oleh al-Qur‟an. Berdakwah dengan media kisah sangat efektif dan
berkesan. Para da‟i bisa memilih media dakwah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi obyek atau
mitra dakwah.
Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku sbb : kitab al-Tafsir
al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî tentang surah al-Muddatstsir, buku-buku tafsir tentang surah
al-Muddatstsir, jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku ilmiah yang membahas tentang dakwah. Buku

19 https://oneenobintari.wordpress.com/dakwah/media-dakwah/, diambil tanggal 31 Agustus 2019

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 53
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

tafsir dimaksud ada yang menggunakan metode dirâyah dan ada yang menggunakan metode
riwâyah.

Sumber Sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku- buku tentang ulûmul
Qur’an, akhlak , sirah yang berhubungan dengan obyek penelitian yaitu bimbingan dakwah dalam
surah al-Muddatstsir.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sbb: 1) menghimpun data-


data dari perpustakaan, 2) mengkaji, meneliti dan menganalisis data-data tersebut yg
berhubungan dengan obyek penelitian, 3) mengelompokkan sesuai dengan pembahasan.

Content analysis digunakan oleh penulis untuk melakukan teknik analisa data dengan
langkah-langkah sbb: 1) menganalisa data-data yang terkumpul, 2) membuat kategorisasi data
yang terkumpul, 3) menangkap makna data, menginterpretasikannya dan mengkonstrusikan
kembali tentang bimbingan dakwah dalam surah al-Muddatstsir.

GAMBARAN UMUM TENTANG TAFSÎR

Pengertian Tafsîr

Bagian ini menjelaskan pengertian, metode dan corak penafsiran. Menurut bahasa Arab
tafsîr artinya penjelasan. 20 Ia bentuk masdar dari kata fassara -yufassiru-tafsîran. Surah al-Furqân ayat
33 menggunakan kata tafsîran dengan arti penjelasan. 21 Menurut istilah, para ulama berbeda
pendapat tentang pengertian tafsîr secara redaksional dan cakupan pembahasannya dan
sependapat tentang dua hal yaitu al-Qur‟an sebagai obyek yang dikaji dan memahami
kandungannya adalah inti tujuan tafsîr. Al-Zarkasyi22 berpendapat tafsîr adalah ” ilmu memahami
kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penjelasan makna-maknanya dan
mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya. Al-Zarqâni berpendapat ” Tafsir
adalah ilmu yang membahas tentang al-Qur’ân al-Karîm dari segi pengertiannya terhadap maksud
Allah sesuai dengan kemampuan manusia.”23

Metode Penafsiran

20 Mohammad Husain al-Dzahaby. al-Tafsîr wa al-Mufassirûn, (Qohirah: Maktabah Wahbah, , 2003) juz 1, h. 12.
21
Artinya “ Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan
kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya ”.
22
Mohammad Husain al-Dzahaby. al-Tafsîr wa al-Mufassirûn, (Qohirah: Maktabah Wahbah, , 2003) juz 1, h. 13.
23
Mohammad „Ali al-Shâbûnî, (al-Tibyân fî ‘Ulûmil Qur’ân, (tt : Bairut, 1985), Cet. I, hal. 66

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 54
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

Metode penafsiran ada dua:1) metode riwayat (ma’tsûr) artinya menjelaskan maksud al-
Qur‟an dengan ayat al-Qur‟an, hadits Nabi Muhammad SAW dan pendapat para sahabat.
Contohnya kitab tafsîr Ibnu Katsîr. 2) metode penalaran (ma’qûl) artinya menjelaskan maksud al-
Qur‟an dengan ijtihad, akal, kaidah bahasa dan adat istiadat penggunaan bahasa. 24 Contohnya
kitab tafsîr fi dzilâli al-Qur’ân karya Sayyid Qutb.
Metode penalaran ada empat macam metode 25 1) ijmâlî maksudnya penafsiran terhadap
ayat-ayat al-Qur‟an bersifat global. 2) tahlîlî maksudnya penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur‟an
dari berbagai sudut ilmu; bahasa, asbâb al-nuzûl, munâsabât dsb terahir kesimpulan ayat. 3) maudlûî
yaitu metode penafsiran tematik. Metode ini ada dua macam : pertama, berdasarkan tema satu
surah maksudnya semua bagian dalam surah tersebut menjelaskan tema surah. Ke dua,
berdasarka satu masalah tertentu artinya menjelaskan berbagai macam ayat yang berhubungan
dengan masalah tertentu tersebut kemudian ditarik kesimpulan. 4) muqârin yaitu penafsiran
terhadap ayat dengan cara membandingkan: a) ayat dengan ayat karena persamaan atau
perbedaan redaksi atau kasus, b) ayat dengan hadits karena tampak bertentangan, c) pendapat
para mufassir.

Corak Penafsiran

Quraish Syihab menyebutkan 6 corak penafsiran sebagai berikut: 1) corak ilmiah, 2)


corak fikih, 3) corak sastra bahasa, 4) corak filsafat dan teologi , 5) corak tasawuf, 6) corak sastra
budaya kemasyarakatan. 26 . Corak suatu penafsiran tidak lepas dari background mufassir dan
kondisi sosial, keagamaan dan ilmu pengetahuan di mana seorang mufassir hidup di jaman itu.

GAMBARAN UMUM TENTANG SURAH AL-MUDDATSTSIR

Bagian ini menjelaskan munâsabah surah al-Muddatstsir dengan surah al- Muzammil 27 dan
pandangan 2 mufassir Ahmad Musthâfâ al-Marâghî dan Wahbah al-Zuhailî tentang penafsiran ayat
yang berhubungan dengan bimbingan dakwah dalam surah al-Muddatstsir dalam kitab tafsîr
masing-masing.

Munâsabah surah al-Muddatstsir dengan surah al- Muzzammil

24 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, sejarah dan pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, (Semarang:PT.Pustaka
Rizki Putra, 1997) h. 202
25 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), 219-223,
26 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), 216
27
Berdasarkan urutan turunnya wahyu surah al-Muddatstsir turu‫ ى‬setelah turunnya surah al- Muzammil.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 55
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

Berdasarkan sistematika turunnya wahyu, surah al-Muddatstsir turun kepada Rasulullah


SAW sesudah turun surah al- Muzzammil. Tentu kedua surah tersebut memiliki hubungan yang
erat yang dapat diuraikan sbb:
1) Kedua surah tersebut dimulai dengan panggilan kepada Nabi Muhamad SAW
2) Masing-masing permulaan surah mengandung satu kisah
3) Surah al- Muzzammil dimulai dengan perintah melaksanakan salat lail sebagai persiapan diri
menjadi da‟i dan surah al-Muddatstsir dimulai dengan perintah memberi peringatan kepada
orang lain.

Pandangan Ahmad Musthâfâ al-Marâghî tentang surah Al-Muddatstsir


Menurut al-Marâgî surah al-Muddatstsir termasuk surah-surah Makkiyyah. Jumlah ayatnya
56 ayat. Surah ini turun setelah surah al- Muzzammil . Surah al-Muddatstsir punya munâsabah
dengan surah sebelumnya dalam tiga hal sebagai berikut : 1) kedua surah tersebut dimulai dengan
kata panggilan kepada Nabi Muhamad SAW. 2) permulaan kedua surah tersebut berisi satu cerita,
3) surah al- Muzzammil dimulai dengan perintah melaksanakan ibadah khusus salat lail untuk
menyempurnakan dirinya sedangkan surah al-Muddatstsir dimulai dengan memberi peringatan
untuk menyempurnakan orang lain.28
Al-Marâgî dalam tafsîrnya membagi surah al-Muddatstsir menjadi 3 kelompok ayat
pembahasan yang terdiri dari:
1) Kelompok ayat 1 sd ayat 10, kelompok ayat ini mengandung perintah dan bimbingan Allah
kepada Nabi Muhammad SAW untuk memberi peringatan, membersihkan dirinya dari akhlaq
yang rendah dan dari dosa-dosa, dan bersikap sabar menghadapi gangguan dari orang-orang
musyrik.
2) Kelompok ayat 11 sd ayat 30, kelompok ayat ini menjelaskan tentang kisah al-Walid bin Al-
Mughirah. Dia seorang Arab musyrik pada jaman Nabi Muhammad SAW. Allah mengujinya
dengan kelimpahan harta, kedudukan duniawi dari kaumnya, banyak anak, umur panjang. Ia
mengingkari nikmat-nikmat Allah, kebenaran al-Qur‟an dan menentangnya meskipun hati
nuraninya mengakui kebenaran al-Quran dan kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Akibatnya dia dilaknak dan kelak di akhirat disiksa dan dimasukkan kedalam neraka Saqar.

28Ahmad Musthafa al-Maraghy, Tafsîr al-Marâghy (Mesir : Musthafa al-Baby al-Halabi wa auladuh, 1946) cet. 1, juz
29, h. 124.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 56
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

Pedih dan kerasnya siksa neraka Saqar menghanguskan dan membinasakan kulit dan tulang
tubuh manusia. Penjaga neraka ini adalah 19 malaikat.29
3) Kelompok ayat 31-37, kelompok ayat ini berisi penjelasan bahwa penjaga api neraka
berjumlah 19 malaikat yang sangat kuat tak terkalahkan oleh manusia. Jumlah malaikat
tersebut menjadi ujian bagi orang-orang kafir. Mereka menganggap kekuatan jumlah 19
malaikat tersebut sedikit, kecil, remeh, mudah dikalahkan oleh mereka. Penyebutan angka 19
tersebut bertujuan agar orang Yahudi dan Nasrani (ahlul kitab) menjadi yakin akan kenabian
Nabi Muhammad SAW . Alasannya isi al-Qur‟an sesuai dengan kitab Taurat dan Injil Mereka.
Orang beriman juga bertambah imannya dengan melihat ahli kitab menerima dan tidak
menolak berita yang dikemukakan oleh al-Qur‟an tentang 19 penjaga pintu neraka tersebut.
Angka 19 tersebut juga membuat orang-orang munafik dan orang-orang kafir bertanya-tanya
dengan kalimat pertanyaan: apa tujuan Allah membuat perumpamaan (angka) tersebut?.
Allahpun menjawab pertanyaan mereka dengan menegaskan Allah yang menyesatkan dan
memberi petunjuk sebab perumpamaan tersebut. Allah juga mengetahui jumlah tentara
malaikatnya secara pasti. Siksa pedih neraka Saqar disebutkan agar menjadi peringatan bagi
orang yang menerima peringatan maupun bagi orang yang menolak peringatan tersebut.30
4) Kelompok ayat 38-56. Kelompok ayat ini menjelaskan tentang hal-hal sebagai berikut: a)
Tempat kembali ashâbul yamîn (orang-orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan
kanan di akhirat), b)Dialog ashâbul yamîn dengan penghuni neraka Saqar tentang perbuatan
yang memasukkan mereka ke dalam neraka Saqar, c) Penentangan mereka terhadap kebenaran
kerasulan Nabi Muhammad SAW dan jawaban Allah atas mereka.31
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada 4 bimbingan dakwah kepada
Nabi Muhammad SAW dan umatnya.
1. Bimbingan dakwah dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tentang perintah
berdakwah atau memberi peringatan kepada orang lain, menyucikan diri dari dosa, maksiat,
dan sabar menghadapi gangguan orang-orang musyrik.
2. Seringkali orang yang menolak seruan dakwah dikarenakan banyak harta dan tingginya jabatan
dalam status sosialnya.

29
Ahmad Musthafa al-Maraghy, Tafsîr al-Marâghy (Mesir : Musthafa al-Baby al-Halabi wa auladuh, 1946) cet. 1, juz
29, h. 130-134.
30
Ahmad Musthafa al-Maraghy, Tafsîr al-Marâghy (Mesir : Musthafa al-Baby al-Halabi wa auladuh, 1946) cet. 1, juz
29, h. 135 – 138.
31
Ahmad Musthafa al-Maraghy, Tafsîr al-Marâghy (Mesir : Musthafa al-Baby al-Halabi wa auladuh, 1946) cet. 1, juz
29, h. 140 – 143.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 57
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

3. Diantara materi dakwah yang efektif untuk orang-orang kafir adalah materi peringatan,
ancaman adanya siksa hari akhir seperti di neraka Saqar.
4. Materi dakwah juga harus mengandung berita gembira dengan adanya balasan surga penuh
kenikmatan bagi yang beriman dan beramal salih.

BIMBINGAN DAKWAH DALAM SURAH AL-MUDDATSTSIR DALAM KITAB


AL-TAFSÎR AL-MUNÎR

Bagian ini menguraikan tiga hal : 1) Format penyajian tafsîr surah al-Muddatstsir dalam
kitab al-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuhailî, 2)
Kandungan surah al- al-Muddatstsir secara umum, 3) Bimbingan dakwah dalam surah tersebut.
Poin 1 dan poin 2 menjadi pendahuluan untuk mengkaji fokus penelitian dalam poin 3 ini.

Format dan susunan penyajian tafsîr surah al-Muddatstsir

Kitab al-Tafsîr al-Munîr memulai surah al-Muddatstsir secara berurutan dari penjelasan
penamaan surah yang berisi tentang tempat atau waktu turunnya surah beserta jumlah ayat,
munâsabah dengan surah sebelumnya berdasarkan urutan mushaf dan munâsabah antar kelompok
ayat, kandungan surah, keutamaan surah, sebab turunnya ayat, pemberian judul bahasan
kelompok ayat, pembahasan i’râb, pembahasan balâghah, al-mufradât al-lughawiyyah, al-tafsîr wa al-
bayân, fiqhu al-Hayâh au al -Ahkâm. Format dan susunan penyajian pembahasan kelompok ayat
berikutnya sampai akhir surah sama dengan susunan penyajian pembahasan kelompok ayat
sebelumnya. Format dan susunan seperti ini berlaku bersifat umum pada surah-surah lain dalam
kitab al-Tafsîr al-Munîr ini. Uraian di atas menunjukkan : 1) format dan susunan penyajian
tafsîr surah al-Muddatstsir sangat sistematis, 2) Tafsir tersebut mudah dipahami oleh banyak
kalangan, 3) Bahasa yang digunakan mudah, hidup dan menyegarkan, 4) pembahasannya
dilengkapi dari berbagai cabang ilmu yang dibutuhkan seperti disebutkan di atas dalam
memahami petunjuk ayat dalam kontek kehidupan saat ini.

Kandungan surah al-Muddatstsir


Kitab al-Tafsîr al-Munîr menjelaskan kandungan surah al-Muddatstsir secara global terlebih
dahulu kemudian penjelasan lebih rinci tentang kandungan kelompok-kelompok ayat dalam
surah tersebut. Surah ini mengandung 3 pokok bahasan : 1) bimbingan-bimbingan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW pada permulaan dakwah beliau, b) ancaman kepada pemimpin
orang-orang musyrik, 3) sifat-sifat siksa neraka Jahannam.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 58
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

Penjelasan lebih rinci tentang kandungan surah al-Muddatstsir dapat diuraikan sebagai
berikut :
a) Ayat 1-7 mengandung perintah kepada Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan dakwah
mengajak kaumnya untuk beribadah kepada TuhanNya.
b) Ayat 8-10 mengandung penjelasan sifat dan keadaan yang menakutkan pada hari kiamat.
c) Ayat 11-26 berisi ancaman keras kepada Walid bin al-Mughirah pemimpin musyrik yang
menuduh al-Qur‟an sebag sihir.
d) Ayat 27-31 mengandung penjelasan sifat neraka, jumlah penjaganya dan hikmah atas jumlah
tersebut.
e) Ayat 32-37 berisi sumpah Allah dengan bulan, malam dan subuh bahwa siksa Jahannam itu
benar benar diantara bencana besar.
f) Ayat 38-48 menjelaskan tentang tanggung jawab setiap jiwa atas perbuatannya, berita gembira
bagi orang yang beriman dengan keselamatan, peringatan bagi orang kafir dengan siksaan dan
dialog antara dua kelompok tersebut.
g) Ayat 49-56 berisi penjelasan sebab berpalingnya orang-orang musyrik dari nasihat dan iman. 32
Wahbah al-Zuhailî menjelaskan kandungan surah ini dalam 8 paragraf. Paragraf pertama
menjelaskan kandungan surah secara umum. Paragraf kedua sampai paragraf kedelapan berisi
rincian dan penjelasan dari paragraf pertama sebagaimana diuraikan di atas (mulai a sampai
dengan g).

Bimbingan dakwah dalam surah al-Muddatstsir dalam kitab al-Tafsîr al-Munîr

Wahbah al-Zuhailî dalam kitab al-Tafsîr al-Munîr membagi surah al-Muddatstsir


menjadi 4 sub pokok bahasan. Setiap sub pokok bahasan terdiri dari kelompok ayat. Berikut
rincian sub pokok bahasan beserta kelompok ayatnya masing-masing : 1) Kelompok ayat 1-10
diberi judul bimbingan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dalam permulaan dakwah. 2)
Kelompok ayat 11-30 diberi judul ancaman Allah SWT kepada pemimpin orang-orang musyrik,
3) Kelompok ayat 31-37 diberi judul hikmah dibalik jumlah penjaga neraka Jahannam, 4)
Kelompok ayat 38-56 diberi judul dialog antara ashâbul yamin dengan orang-orang yang durhaka
di neraka.33

32
Wahbah al-Zuhaily, al-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaj ” (Dimasq : Dârul Fikri, 1998) juz
29. h. 216.
33 Wahbah al-Zuhaily, al-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaj ” (Dimasq : Dârul Fikri, 1998) juz

29.h.218 – 340.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 59
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

Berikut uraian bimbingan dakwah dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya wahbah al-Zuhailî
berdasarkan pembagian kelompok ayat secara berurutan :
1. Bimbingan Allah kepada Nabi Muhammad SAW pada waktu permulaan dakwah.
Bimbingan dimaksud termaktub dalam kelompok ayat 1-10 surah al-Muddatstsir berikut
ini.

ُ ‫( َ ََُّق َ لْد ُ َّ ِّبَق‬1)


ِ
‫( ُ ْد فََ ْد ْد‬2)
‫( َ ََّ َ فَ َ ِّبَق ْد‬3)
ِ
‫( َ َ َ َ فَ َ ِّب ْد‬4)
‫( َ ل ُّ ْد َ فَ ْد ُ ْد‬5)
ِ
ُ ‫( َال تَ ْد ُ ْد تَ ْد تَ ْد‬6)
ِ
‫ص ِ ْد‬
‫( َ ل َ ِّب َ فَ ْد‬7)
ِ ُ َّ‫(فَِ َ ُِ َ فِي ل‬8)
ِ ٍِ ِ
ٌ َ ٌ ‫(فَ َ ل َ ََق ْد َمئ ََق ْد‬9)
ٍ ِ َ ُ ‫( َ َى لْد َ فِ ِ َ َ ْدَق‬10)
Artinya:
“1. Hai orang yang berkemul (berselimut),
2. bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. dan Tuhanmu agungkanlah,
4. dan pakaianmu bersihkanlah,
5. dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah,
6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
8. Apabila ditiup sangkakala,
9. maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,
10. bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.”
Sabab al-Nuzûl surah al-Muddatstsir ayat 1-10 adalah syaikhani meriwayatkan dari Jabir
berkata: Rasulullah SAW bersabda : Saya tinggal berdekatan dengan gua Hira selama 1 bulan,
lalu aku turun, aku temukan lembah, lalu aku dipanggil, lalu aku angkat kepalaku, tiba-tiba
ada malaikat yang pernah datang kepadaku di gua Hira, segera aku pulang seraya berkata,
selimuti aku selimuti aku lalu Allah menurunka ayat :
ِ
‫َ ََُّق َ لْد ُ َّ ِّبَق ُ ■ ُ ْد فََ ْد ْد‬

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 60
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

Wahbah al-Zuhailî memberi judul kelompok ayat 1-10 dengan bimbingan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW pada permulaan dakwah. Bimbingan tersebut terdiri dari 4 poin sbb:
1) Dalam awal surah ini, Allah memamnggil Nabi Muhammad SAW dengan sebutan al-
Muddatstsir (orang yang berselimut) dengan tujuan memperhalus panggilan dan kalimat.
2) Allah menyuruh Nabi Muhammad SAW memberi peringatan kepada penduduk Mekah dan
yang lainnya dan mengingatkan mereka dengan turunnya siksa jika mereka tidak masuk
Islam.
3) Tidaklah Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk memberi peringatan kecuali
mengandung hikmah yang besar yang wajib ada. Hikmah tersebut antara lain : a)
mengagungkan Allah, b) membersihkan baju dari najis fisik dan najis non fisik. Membersihkan
jiwa dari berbagai maksiat yang mengundang turunnya siksa dan mempercantik jiwa dengan
akhlak yang baik, c) menjauhi penyembahan patung dan berhala, d) memberi tanpa pamrih, e)
sabar melaksanakan kewajiban, ibadah, dan menghadapi caci maki manusia.
4) Allah mengancam orang-orang kafir dengan bencana dahsyat hari kiamat.
Analisa tentang empat poin bimbingan dakwah tersebut dapat diuraikan dan dijelaskan
pada paragraf-paragraf di bawah ini.
Empat poin bimbingan dakwah tersebut jika dipotret dari sudut teori unsur dakwah maka
dapat ditemukan dan dijelaskan hal-hal sebagai berikut: a) Unsur da‟i adalah Nabi Muhammad
SAW b) Mitra atau obyek dakwahnya adalah orang-orang kafir Mekah, c) Tujuan dakwahnya
antara lain mengagungkan Allah, membersihkan jiwa dari dosa dan maksiat dan lain-lain seperti
dijelaskan pada poin no 3, d) Materi dakwahnya adalah surat al-Muddatstsir ayat 1-10, e) Metode
dakwahnya adalah tablîgh (ceramah) dengan memberi peringatan, f) Media yang digunakan
adalah lisan.
Unsur dai adalah unsur yang paling penting dalam keberhasilan dakwah. Sumber daya
manusia dai menjadi unsur pertama yang harus ada dan disiapkan sebelum unsur-unsur dakwah
lainnya. Tanpa ada unsur da‟i ini maka unsur-unsur dakwah yang lain tidak berfungsi karena tidak
ada yang menggerakkannya. Begitu pentingnya unsur da‟i ini maka yang pertama Allah sebut dan
Allah perintahkan untuk bergerak, bangkit dan berdiri tegak adalah da‟i seperti tertera dalam ayat
pertama dan kedua surah al-Muddatstsir.
Mitra atau obyek dakwah yang disebutkan dalam kelompok ayat ini adalah orang-orang
kafir Mekah. Orang muslim dan orang munafik belum muncul pada permulaan dakwah karena
mayoritas adalah orang-orang kafir. Sebagian orang kafir Mekah punya pertalian kekerabata
dengan Rasulullah dan para sahabatnya. Sebagai contoh, Abu Lahab adalah paman Nabi

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 61
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

Muhammad SAW. Abu Sufyan punya pertalian keluarga dengan sahabat Usman bin Affan.
Mereka semua adalah obyek dakwah.
Tujuan dakwah pada kelompok ayat 1-10 adalah agar Nabi Muhammad dan umatnya
menjadi umat yang beribadah hanya kepada Allah, meninggalkan berhala-berhala, menghiasi diri
dengan akhlak mulia seperti dermawan tanpa pamrih, dan mmbersihkan diri dari akhlak tercela.
Semua rasul yang diutus oleh Allah mengajak semua manusia untuk beribadah hanya kepada
Allah, berakhlak terpuji menjauhi akhlaq tercela.
Materi dakwah kelompok ayat 1-10 adalah tauhid dan akhlak. Tauhid yang didakwakan
adalah tauhîd rubûbiyyah dan tauhid ulûhiyyah. Dua tauhid itu tercermin dalam ayat ‫( َ ََّ َ فَ َ ِّبَق ْد‬dan

Tuhanmu besarkan, agungkan). Ayat tersebut mengenalkan kata Rabb ( Tuhan Allah saja yang
menciptakan, mengatur dan memelihara serta menjamin rizki semua makhluk yang
diciptakannya). Keyakinan seperti ini disebut tauhîd rubûbiyyah. Kata ‫ فَ َ ِّبَق ْد‬mengandung tauhid

ulûhiyyah. Membesarkan dan mengagungkan Allah adalah bagian dari beribadah kepada Allah.
Materi dakwah akhlak yang disebutkan dalam kelompok ayat ini ada tiga. Pertama,
membersihkan diri dari dosa dan akhlak tercela seperti menjauhi perbuatan menyembah berhala,
patung. Kedua, menghiasi diri dengan akhlak terpuji seperti memberi orang lain tanpa pamrih
(akhlak kepada sesama manusia). Ketiga, sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah
(akhlak kepada Allah). Jadi materi dakwah pertama dan utama berdasarkan surah al-Muddatstsir
ayat 1-7 adalah tauhid dan akhlak.
Allah mengancam orang-orang kafir Mekah yang menolak seruan dakwah tersebt dengan
siksa, bencana pada hari akhirat. Siksa pada hari akhirat adalah rukun iman yang ke 5. Percaya
kepada adanya kehidupan akhirat sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku dalam
kehidupan di dunia ini. Jika seseorang percaya akan adanya hari pembalasan di akhirat maka dia
akan berupaya berbuat banyak kebaikan. Sebaliknya jika dia tidak beriman kepada pembalasan
akhirat maka dia cendrung berbuat jahat dan menganiaya orang lain demi kerakusan harta dan
jabatan.
2. Ancaman kepada pemimpin orang-orang yang berbuat syirik.
Al-Qur‟an meyampaikan seruan dakwahnya kepada umat manusia dengan dua cara.
Pertama berupa kabar gembira bagi yang beriman. Kedua berupa peringatan atau ancaman
kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang berbuat syirik. Dalam surah al-Muddatstsir,
ancaman tersebut ditujukan kepada pemimpin orang-orang yang berbuat syirik sebagaimana
dijelaskan oleh kelompok ayat 11 sd 30 surah tersebut. Berikut ayat beserta terjemahnya.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 62
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

ً ِ َ ُ ‫( َ ْدِي َ َم ْد َ َ ْد‬11)

‫ُ لَ ُ َم ال َم ْد ُ ًا‬ ‫( َ َ َ ْد‬12)
‫ُ ُ ًا‬ ِ
َ َ َ (13)
ً ِ ‫ُ لَ ُ تَ ْد‬ ‫( َ َم َّ ْد‬14)
َ ِ َ ‫( ُ َّ َ ْد َ ُ َ ْد‬15)
ً ِ َ َِ‫( َ إَِّ ُ َ َ آل َ ت‬16)
‫ص ُ ًا‬ ِ
َ ُ ُ ‫( َ ُ ْد‬17)
َ َّ َ َ َ َّ َ‫( إَِّ ُ ف‬18)
ِ
َ َّ َ َ ‫( فََق ُت َي َ ْد‬19)
ِ
َ َّ َ َ ‫( ُ َّ ُت َي َ ْد‬20
ََ َ َّ ُ (21)
َ َ َ َ َ َ َ َّ ُ (22)
َ ‫( ُ َّ ْدَا ََق َ َ ْد تَ ْد ََق‬23)
ِ ِ ِ
ُ ‫( فََق َ َا إ ْد َ َ إال ْد ٌ َُق ْد ََق‬24)
ِ َ َ‫( إِ ْد َ َ إِال ََق ْد ُا لْد‬25)
ِِ
َ َ َ ‫ُص‬ ‫( َ ْد‬26)
ُ َ َ ‫( َ َم ْدَا َ َا َم‬27)
ِ
ُ َ َ‫(ال تَُق ْد ي َال ت‬28)
ِ َ َ ‫(لََّ َ ٌ لِ ْد‬29)
ِ
َ َ َ َ َ ‫( َ َ ْدَق َ ت ْد‬30)

Terjemahnya :
“11. Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.
12. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,
13. dan anak-anak yang selalu bersama dia,
14. dan Ku lapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,
15. kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.
16. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami
(Al Qur'an).
17. Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.
18. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),
19. maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,
20. Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,
21. Kemudian dia memikirkan,

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 63
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

22. sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,


23. kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,
24. lalu dia berkata: "(Al Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang
dahulu),
25. ini tidak lain hanyalah perkataan manusia".
26. Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.
27. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu?
28. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.
29. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia.
30. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).

Munâsabah kelompok ayat 1-10 dengan kelompok ayat 11-30.


Allah mengancam al-Walid bin Mughirah dan pemimpin-pemimpin orang musyrik yang
semisalnya. Allah juga menghibur Nabi Muhammad SAW setelah Allah memberitahukan tentang
kondisi hari kiamat yang sulit dan menyulitkan orang-orang kafir. Ungkapan tersebut serasi
dengan ungkapan firman Allah pada ayat 11 surah al-Muzzammil yang terjemahnya “Biarkanlah
Aku sendiri yang menghadapi orang-orang yang mendustakannya”. Kemudian Allah menyebut
nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya berupa harta, anak dan kedudukan. Sayang sekali ia
mengingkarinya. Akibatnya ia mendapat ancaman masuk neraka Jahannam karena ia menuduh al-
Qur‟an sebagai sihir.34
Terkait dengan bimbingan dakwah, kelompok ayat 11 -30 ini menunjukkan :
1) Keberhasilan dakwah (menyeru) kepada Allah membutuhkan unsur-unsur positif yang harus
dipenuhi oleh da‟i dan unsur penjagaan dan pertolongan Allah. Unsur positif dimaksud adalah
mensucikan jiwa dan akal dari perbuatan syirik, memiliki akhlak terpuji. Pertolongan dan
penjagaan Allah kepada dai akan datang jika dai telah memenuhi unsur positif tersebut.
Buktinya Allah telah menghibur dan menjaga Rasulullah SAW dari gangguan orang-orang
musyrik bahkan Allah mengancam walid bin Mughirah pemimpin orang-orang musyrik.
2) Hati nurani Walid bin Mughirah meyakini kebenaran Nabi Muhammad SAW tetapi lisannya
mendustakannya karena mengikuti hawa nafsunya, terlalu mencintai hartanya, kedudukannya,
jabatannya, dan lebih mengutamakan bergabung dengan golongan penduduk musyrik Mekah.

34
Wahbah al-Zuhaily, al-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaj ” (Dimasq : Dârul Fikri, 1998) juz
29.h. 225

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 64
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

3) Walid bin Mughirah juga menuduh al-Qur‟an dengan tuduhan sihir yang sangat berpengaruh.
Atas tuduhannya dia dilaknat di dunia dan dimasukkan ke dalam siksa neraka Saqar yang
sangat pedih. Neraka ini membinasakan dan menghanguskan kulit dan tulang belulang
penghuni neraka tersebut.35
Tiga bimbingan dakwah di atas menunjukkan: a) keberhasilan dakwah kepada Allah
tergantung kepada integritas seorang da‟i dan penjagaan Allah dari gangguan jahat orang-
orang kafir, b) setiap dakwah kepada Allah, pasti menghadapi rintangan dan perlawanan dari
pemimpin-pemimpin orang-kafir dan para pengikutnya, c) para penentang Nabi Muhammad,
penuduh al-Qur‟an pasti dilaknat di dunia dan disiksa di akhirat.

3. Hikmah tentang jumlah 19 Malaikat penjaga neraka Jahannam


Wahbah al-Zuhailî memberikan judul untuk kelompok ayat 31-37 dengan : hikmah
tentang jumlah 19 malaikat penjaga neraka Jahannam. Berikut kelompok ayat tersebut.

ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
َ َ َّ‫ا َ ََق ْد َا َا ل‬
‫آم ُ إِ َ ً َال‬ َ َ‫ا لَّ ِ إِال َم ال َ ً َ َم َ َ ْد َ َّ تََق ُ ْد إِال ف ْدتَق َ ً ل َّ َ َ َ ُ ل َ ْد تََق ْد َ لَّ َ ُ تُ لْد ت‬
َ َ ‫َص‬
‫( َ َم َ َ ْد َ ْد‬31)

‫ا َ لْد ُ ْد ِم ُ َ َ لََِق ُ َا لَّ ِ َ فِي َُق ُ ِ ِ ْد َم َ ٌ َ لْد َ فِ ُ َ َم َ َ َ َا ل َّ ُ ِ َ َ َم َ َ َ لِ َ ُ ِ ُّي ل َّ ُ َم ْد َ َ ُ َ ََق ْد ِ ي‬ ِ ِ


َ َ‫ا لَّ َ ُ تُ لْد ت‬
َ َ‫ََق ْدت‬
ِ َ َ ‫َم ْد َ َ ُ َ َم ََق ْد َ ُ ُ ُ َا َِّب َ إِال ُ َ َ َم ِ ي إِال ِ ْد َى لِ ْد‬
َ
ِ َ َ ‫( َ َ لْد‬32)

ِ َّ
َ ‫( َ ل ْد ِي إ ْد ْدَا ََق‬33)
ِ
َ َ ‫( َ ل ُّ ْد ِ إ َ َ ْد‬34)
ِ َ ُ ‫(إََِّق َ إل ْد َ ى لْد‬35)

ِ َ َ ‫( َ ِ ً لِ ْد‬36)

ِ ِ
َ َّ َ َ‫(ل َ ْد َ َ م ْد ُ ْد َ ْد ََقتََق َ َّ َ َ ْد ََقت‬37)

Terjemahnya :
(31)” Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami
menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir,
supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman

35
Wahbah al-Zuhaily, al-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaj ” (Dimasq : Dârul Fikri, 1998) juz
29.h. 229-231.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 65
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin
itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-
orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai
suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya
dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui
tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi
manusia.
(32) Sekali-kali tidak, demi bulan,
(33) dan malam ketika telah berlalu,
(34) dan subuh apabila mulai terang.
(35) Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar,
(36) sebagai ancaman bagi manusia.
(37) (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur.”
Sababu al-nuzûl ayat 31 surah al-Muddatstsir
Ibnu Ishaq dan Qatadah mengatakan: Abu Jahlin berkata suatu hari “ Wahai masyarakat
Quraisy, Muhamad mengaku bahwasanya tentara Allah yang akan menyiksa kalian di neraka
berjumlah 19 orang, padahal kalian orang yang paling banyak jumlahnya. Apakah seratus orang
diantara kalian mampu melemahkan seorang dari penjaga neraka? Lalu Allah menurunkan ayat 31
surah tersebut (‫انَّناا إِرال َمالئِر َكة‬
‫اا ِر‬ َ َ ْ َ ‫) َوَما َج َعلْنَا‬.
36

Kelompok ayat 31-37 menunjukkan :


1) Jumlah penjaga neraka Jahannam 19 malaikat yang tidak mungkin dikalahkan oleh manusia.
2) Jumlah 19 malaikat penjaga neraka Jahannam menjadi sebab untuk menguji orang-orang kafir
apakah dia mberubah menjadi beriman atau tetap kafir.
3) Penyebutan angka 19 malaikat penjaga neraka Jahannam menguatkan keimanan orang-orang
yang diberi kitab taurat dan kitab injil karena informasi tersebut sesuai dengan informasi yang
ada dalam kitab mereka masing-masing. Begitu pula penyebutan jumlah angka tersebut
menambah keimanan orang-orang yang beriman.
ِ
َ َ َّ‫ ” َ ََق ْد َا َا ل‬menunjukkan bahwa iman itu bertambah dan berkurang. Ia
4) Firman Allah “ ً َ ِ‫آم ُ إ‬

bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan berkurang dengan maksiat.

36
Wahbah al-Zuhaily, al-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaj ” (Dimasq : Dârul Fikri, 1998) juz
29.h. 233.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 66
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

5) Yang dimaksud firman Allah: ُ َ َ ‫َ َ لِ َ ُ ِ ُّي ل َّ ُ َم ْد َ َ ُ َ ََق ْد ِ ي َم ْد‬ adalah Allah menetapkan

ketentuan hukumNya yang berlaku pada semua hambaNya yaitu hukum sebab akibat. Orang
menjadi sesat karena dia memilih kesesatan dan orang mendapat petunjuk karena dia memilih
petunjuk.
6) Hanya Allah saja yang mengetahui jumlah tentaraNya dengan pasti. Adapaun makhluk tidak
bisa mengetahui jumlah tersebut secara pasti.
7) Allah menjawab pernyataaan orang-orang kafir yang mengingkar keberadaan neraka Jahannam
dengan ungkapan “ َ “ sekali-kali tidak.

8) Allah bersumpa dengan kata kata: demi bulan, demi malam, demi subuh karena untuk
menunjukkan kemuliaan benda-benda tersebut, dan mengingatkan makhluk yang berada
dalam benda tersebut. Pesan yang disampaikan setelah sumpah tersebut adalah neraka
Jahannam itu siksa dan bencana yang amat dahsyat.
9) Neraka menjadi peringatan agar orang maju berbuat kebaikan dan ketaatan kepada Allah
sekaligus membuat orang menjauhi kejahatan dan maksiat.37
Sembilan poin tersebut menjadi bimbingan dakwah. Jika dianalisa dengan unsur-unsur
dakwah, penulis dapat mengemukakan temuan-temuan sebagai berikut:
a) Materi dakwah yang utama adalah 6 rukun iman. Rukun iman yang disebutkan dalam ayat 31
tersebut meliputi iman kepada Allah (mengetahui jumlah balatentaranya) , malaikat (penjaga
neraka) , hari akhirat (adanaya neraka), kitab Allah, qadha‟ dan qadarNya (Allah menyesatkan
siapa yang dikehendaki dan memberi petunjuk siapa yang dikehendaki).
b) Mitra atau obyek dakwah dalam ayat 31 tersebut adalah orang-orang kafir, ahlu kitab. Orang-
orang munafiq, dan orang-orang yang beriman.
c) Tujuan dakwanya adalah agar obyek dakwah dimaksud menjadi orang yang bersegera berbuat
kebaikan, ketaatan kepada Allah, menuju surga Allah. Selain itu agar mereka menjauhi
perbuatan jahat dan menghindari siksa api neraka.

4. Dialog kelompok kanan dengan pelaku kriminal di neraka


ٌ َ ِ َ ‫َ َ َ ْد‬ ِ
َ ٍ ‫( ُ ُّي ََق ْد‬38)
ِ ِ َ‫لْد‬ ‫ا‬ ‫(إِال ْد‬39)
َ َ ‫َص‬
َ ُ‫(فِي َ َّ ٍ ََقتَ َ َل‬40)

37
Wahbah al-Zuhaily, al-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaj ” (Dimasq : Dârul Fikri, 1998) juz
29.h. 237-240.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 67
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

ِ
َ ‫( َ ِ لْد ُ ْد ِم‬41)
ِ
َ َ َ ‫( َم َ َ َ ُ ْد في‬42)
ِ
َ ‫( َ لُ لَ ْد َ ُ م َ لْد ُ َ ِّب‬43)
ِ ِ ِ
َ ‫( َ لَ ْد َ ُ ُ ْد ُ لْد ْد‬44)
ِِ
َ ‫( َ ُ َّ َ ُ ُ َم َ لْد َ ال‬45)
ِ ‫ا ََِق ْد ِ ل ِّب‬ ُ ‫( َ ُ َّ ُ َ ِّب‬46)
ِ
ُ َ‫( َ تَّى َتَ َ لْد‬47)
ِِ
َ ‫(فَ َ تََق ْدَق َ ُ ُ ْد َ َ َ ُ ل َّ ف‬48)
ِ ِِ
َ ِ ‫(فَ َ لَ ُ ْد َ ِ لتَّ ْد َ ُم ْد‬49)
ٌ َ ِ ‫( َ َََّق ُ ْد ُ ُ ٌ ُم ْد تََق ْد‬50)
ٍ َ ‫(فََق َّ ْد ِم‬51)
َ َ ‫ْد ْد‬
ِ ٍ
ُ ‫( َ ْدي ُ ِ ُ ُ ُّي ْدم م ْدَق ُ ْد َ ْد َُق ْد تَى‬52)
ً َ َّ َ ‫ص ُ ً ُم‬ ِ
َ َ ِ ‫( َ َ ْدي ال َ َ فُ َ آل‬53)
ٌ َ ِ ‫( َ إَِّ ُ تَ ْد‬54)
ُ َ َ َ َ َ ‫(فَ َ ْد‬55)
ِ ِ ‫َ ْد ي لتََّق ْد ى َ ْد ي لْد ْد‬ َّ ِ
َ َ ُ َ َ ُ َ ُ ُ ‫( َ َم َ ْد ُ ُ َ إال َ ْد َ َ َ ل‬56)
Artinya :

“38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
39. kecuali golongan kanan,
40. berada di dalam surga, mereka tanya menanya,
41. tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,
42. Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"
43. Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat,
44. dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,
45. dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang
membicarakannya,
46. dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,
47. hingga datang kepada kami kematian".
48. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat.
49. Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)?",
50. seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut,
51. lari daripada singa.

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 68
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

52.Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-
lembaran yang terbuka.
53. Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat.
54. Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Qur'an itu adalah peringatan.
55. Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al Qur'an).
56. Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah
menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan
berhak memberi ampun.

Sabab al-Nuzûl ayat 52


Ibnu al-Mundzir meriwayatkan dari Suddy dia berkata : Mereka (orang-orang kafir
Mekah) berkata:” Jika Muhammad benar, hendaklah ada di bawah kepala setiap orang diantara
kita satu lembar bertuliskan dia selamat dari api neraka”. Lalu turunlah ayat 52 :
ِ
ُ ‫” َ ْدي ُ ِ ُ ُ ُّي ْدم ِ ٍ م ْدَق ُ ْد َ ْد َُق ْد تَى‬
”ً َ َّ َ ‫ص ُ ً ُم‬
Dalam sebuah riwayat: Sesungguhnya Abu Jahlin dan sekelompok orang-orang Quraisy berkata
:” Hai Muhammad kami tidak akan percaya kepadamu sehingga kamu mendatangkan kepada
setiap orang dari kami sebuah kitab dari langit yang bertuliskan “ dari Tuhan semesta alam
kepada fulan ibnu Fulan dan kami diperintah mengikuti kamu”.

Munâsabah kelompok ayat 31-37 dengan kelompok ayat 38-56


Setelah Allah mengancam orang-orang kafir dan orang-orang yang bermaksiat dengan
siksa neraka bencana besar, Allah juga mengingatkan bahwa keselamatan itu terikat dengan amal
shalih. Ini menegaskan makna sebelumnya bahwa manusia tidak mendapatkan kecuali balasan
dari hasil amal usahanya. Allah juga menyampaikan bahwa orang-orang yang menerima rapor
amalnya dengan tangan kanan pasti selamat dari api neraka dan orang-orang yang berbuat
kriminal pasti akan disiksa. Kelompok ayat terahir ini menjelaskan gambaran dialog dua
kelompok penghuni surga dan kelompok penghuni neraka untuk mengetahui sebab masuk
kelompok penghuni neraka. Kelompok ayat 38- 56 menunjukkan 38:

38
Wahbah al-Zuhaily, al-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaj ” (Dimasq : Dârul Fikri, 1998) juz
29.h. 246-248

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 69
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

1) Setiap Jiwa pada hari kiamat akan terikat dengan amal perbuatannya sewaktu di dunia. Siapa
yang beriman dan beramal salih akan selamat dari neraka, masuk surga. Siapa yang kufur dan
bermaksiat dia akan masuk neraka.
2) Orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanan (ahlu al-yamîn) dijamin masuk
surga. Mereka bertanya kepada penghuni neraka tentang penyebab mereka masuk neraka
mereka menjawab 4 hal : a) meninggalkan salat, b) meninggalkan sadaqah, c) bergaul dengan
ahli kebatilan, d) mendustakan hari kiamat, hari pembalasan.
3) Allah mencela penduduk kafir Mekah karena berpaling dan mengingkari al-Qur‟an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
4) Allah menyerupakan orang-orang yang berpaling dari Nabi Muhammad SAW dengan
perumpamaan keledai yang lari ketakutan di kejar singa.
5) Orang-orang musyrik seperti Abu Jahal dan sekelompok orang-orang Quraisy meminta
kepada Nabi Muhammad SAW agar masing-masing mereka diberi kitab terbuka turun dari
langit bertuliskan setiap dari mereka dibebaskan selamat dari neraka.
6) Allah tidak mengabulkan permintaan orang-orang musyrik karena mereka sesungguhya tidak
takut akan adanya siksa hari akhirat karena tertipu dengan dunia dan tidak mau mengambil
pelajaran dari al-Qur‟an.
Analisa unsur dakwah terhadap bimbingan dakwah dalam kelompok ayat tersebut
menemukan : a) pentingnya penguatan materi keimanan tentang adanya hari pembalasan amal
manusia di akhirat nanti. b) materi dakwah selanjutnya adalah tentang salat, sadaqah,
menjauhi pergaulan dengan ahli kebatilan.
Mitra atau obyek dakwah dalam kelompok ayat tersebut adalah Abu Jahal dan
sekelompok orang-orang musyrik dari kabilah Qurays Mekah. Mereka berpaling dari Nabi
Muhammad SAW dan Al-Qur‟an.
Tujuan dakwah dari kelompok ayat ini adalah menjadikan mitra dakwah siap mengambil
pelajaran dari al-Qur‟an dan mengamalkannya.

PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian di atas terkait studi surah al-Muddatstsir tentang bimbingan
dakwah dalam tafsîr al-Munîr karya wahbah al-Zuhailî dapat ditarik kesimpulan sbb:
1. Surah al-Muddatstsir mengandung bimbingan dakwah. Bimbingan dakwah tersebut
menjelaskan unsur-unsur dakwah

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 70
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

2. Surah al-Muddatstsir menjelaskan unsur-unsur dakwah : a) Unsur da‟i dalam ayat 1 adalah Nabi
Muhammad SAW. b) Tujuan dakwah dalam ayat 3-7 meliputi supaya obyek dakwah
mengagungkan Allah, beribadah kepadaNya, membersihkan jiwa dari dosa dan maksiat,
mempercantik jiwa dengan akhlak mulia, menjauhi penyembahan patung dan berhala,
memberi tanpa pamrih, sabar melaksanakan kewajiban, ibadah, dan menghadapi caci maki
manusia, c) Mitra atau obyek dakwah dalam ayat 10-25 adalah Walid bin al-Mughirah dan
orang-orang kafir Mekah, d) Materi dakwah adalah rukun iman : iman kepada Allah dalam
ayat 3,7,31, 56, malaikat-malaikatNya dalam ayat 31 , kitab-kitabNya dalam ayat 54,55, rasul-
rasulNya dalam ayat 1, hari akhir dalam ayat 8-9 dan 26-31, qadha dan qadarNya dalam ayat
38, e) Metode dakwahnya adalah tablîgh (ceramah) dengan memberi peringatan dalam ayat 2,
f) Media yang digunakan adalah lisan dalam ayat 2.
3. Dampak positif bimbingan dakwah dalam surah al-Muddatstsir adalah mengantarkan dai
berhasil dalam berdakwah sebagaiman Rasulullah SAW berhasil dalam berdakwah di bawah
bimbingandakwah surah al-Muddatstsir . Allah juga pasti menolong dan melindungi dai yang
berdakwah sesuai dengan bimbinganNya dari kejahatan orang-orang kafir.

IMPLIKASI TEORITIK DAN PRAKTIS

Implikasi teoritik dari penelitian ini adalah menafsirkan surah al-Muddatstsir secara utuh
semua ayat dalam surah tersebut dari sudut pandang tematik tentang bimbingan dakwah.
Penafsiran seperti ini termasuk penafsiran tematik. Penafsiran ini bisa diterapkan pada surah-
surah surah lain dengan tema tema surah masing-masing sesuai dengan kebutuhan manusia
untuk menjawab tantangan jaman dalam kehidupan ini.
Implikasi praktis dari penelitian ini dapat dikemukakan bahwa bimbingan dakwah dalam
surah al-Muddatstsir dapat menjadi rujukan dan diterapkan oleh para dai‟. Hasilnya diharapkan
dengan penerapan tersebut mereka menjadi meningkat spirit dakwah mereka, mereka yakin
berhasil, meraih pertolongan Allah dalam tugas dakwahnya. Mereka juga memiliki akhlak
agung mencontoh dan meneladani akhlak agung Rasulullah Muhammad SAW dalam
berdakwah. Masyarakat Arab musyrik berubah menjadi masyarakat bertauhid menjadi
diantara bukti keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di bawah bimbingan dakwah
surah al-Muddatstsir .

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 71
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006)


Ahmad musthafa al-Maraghi, Tafsîr al-Marâghi, (tt, Darul fikri)
Ahmad musthofa Mutawalli, al-Mausû’ah al-Ummu fi Tarbiyatil aulâd fi al-Islâm, (Qâhirah,
Dâr ibnu al-Jauzi)
Abdu al-Ghaffâr „Abdu al-Rahîm, al-Imâm Muhammad ‘Abduh wa Manhajuhu fi al-Tafsîr
(Kairo: Dâr al-Ansâr, tth),
Abdur Rahmân bin Nâsir al-Sa‟di, Taisîr al-Karîm al-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân (
Bairût: Dâr Ibnu Hazm, 2003),
Abû Bakr Jâbir al-Jazâirî, Minhâjul Muslim, (al-Madinah al-Munawwarah: Maktabah al-
Ulûm wa al-Hikam, 1995)
Al-Tabari, Tafsîr al-Tabarî, perpustakaan digital ,
Al-Baghawî, Tafsîr al-Baghâwi, perpustakaan digital.
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III, (
Jakarta : Kencana Prenada Media Group)
Antisipasipb.blogspot.co.id
Hamim Thohari et. al, Panduan Berislam Paket Ma’rifat, (tt. Departemen Dakwah dan
Penyiaaran Hidayatullah, 2000)
Ihsan Tanjung, Empat kretiria Masyarakat Jahiliyah, Era Muslim.com
Kamus Besar Bahasa Indonesia on line
M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat (Bandung : Mizan)
Mohammad Husain al-Dzahaby. al-Tafsîr wa al-Mufassirûn, (Qohirah: Maktabah Wahbah,
Muhammad „Ali al-Sâbûnî, al-Tibyân fî ‘ulûm al-Qur’ân, (Bairût : „Âlim al-Kutub, 1985)
News. Merahputih.com
Perpustakaan digital, Tafsîr Ibnu Katsîr.
Perpustakaan digital. Tafsîr al-Qurtubî .
Sâlih bin Fauzân bin Abdullâh al-Fauzân, „Aqîdah al-Tauhîd” (tt; Dâr al-Kautsar, 2008
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, sejarah dan pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir,
(Semarang:PT.Pustaka Rizki Putra, 1997)
Wahbah al-Zuhaily, al-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah wa al-Manhaj (Bairut, Dâr
al-Fikri al-Mu‟âsir, 1998).

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam 72
P-ISSN :2354-6328 Studi Surah Al-Muddatstsir Tentang Bimbingan Dakwahdalam Kitab Al-Tafsir
E-ISSN : 2598-4012 Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî.

www.antikorupsi.org
www.alquran-digital.com, al-Qur’an digital, versi 2.0 (tt, 2004)

Volume VIII Nomor 2


Maret – Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai