BAB II Nursepreneur
BAB II Nursepreneur
PEMBAHASAN
A. Pengertian Entrepeneur
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna seseorang
yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture (bisnis)
yang dihubungkan dengan pengambilan resiko kegiatan. Secara umum Entrepreneur selalu
dikaitkan dengan bisnis, namun sebenarnya tidak selalu demikian. Seorang Entrepreneur
adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk dalam market baru,
jasa/produk dalam market baru. Dalam hal ini seseorang itu mempunyai kemampuan berpikir
yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu
peluang serta berani mengambil risiko atas tindakannya. Ketika seorang perawat mengambil
suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja
yang sangat sempit, ia justru berpikir melakukan suatu usaha yang dapat menghasilkan secara
ekonomi dan memberi peluang kerja bagi sesamanya, ia dapat dikatakan sebagai seorang
Entrepreneur adalah seseorang yang menerima tanggung jawab dan resiko untuk
menemukan dan menciptakan peluang unik dengan menggunakan talenta, keterampilan dan
energi serta menerapkan proses perencanaan strategik untuk mentransfer peluang tersebut
menjadi pelayanan atau produk yang layak dipasarkan. Lebih lanjut diuraikan bahwa
entrepreneurship sangat berkaitan dengan semangat imaginatif dan kreatif serta keberanian
mengembangkan ide ide baru yang inovatif. Jadi seorang perawat entrepreneur memberikan
pelayanan keperawatan yang berupa usaha bisnis yang menawarkan pelayanan dan asuhan
klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun melalui subkontrak yang dijalankan
secara resmi atau oleh organisasi sektor swasta. Sedangkan nurse intrapreneur adalah
utama, yaitu perawat, konsumer, organisasi profesi dan masyarakat. Tiap pemangku
hak, tanggung jawab dan harapan. Konsumer menuntut asuhan yang lebih individual dan
memberikan kepuasan kerja. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang aman dan lebih
cost-effective, serta organisasi profesi melobi untuk kepentingan praktisi di dalam lingkungan
yang akan memfasilitasi pemberian asuhan yang berkualitas, mengakui dan menghargai
perawat atas kontribusi penting bagi kesejahteraan masyarakat. [ CITATION Rio15 \l 1057 ]
hidup secara mandiri dan melakukan kegiatan hidup sehari hari. Bantuan diarahkan pada
pemberian pelayanan kesehatan utama dalam upaya menghasilkan suatu perubahan dalam
sistem pelayanan kesehatan untuk memampukan semua orang mencapai kehidupan yang
produktif. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri memiliki berbagai
pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G. Burch, Entreprenuer
memiliki sifat :
6. Optimis
7. Berorganisasi
Nurse entrepreneur juga harus secara aktif terlibat dalam penyusunan kebijakan dan
standar. Ketiga, legalitas terkait dengan lingkup praktik, badan apa yang menetapkan hak
untuk praktik, apa kriteria yang harus dimiliki, bagaimana mekanisme peraturannya, tuntutan
hukum dan asuransi apa yang direkomendasikan, apakah memerlukan kontrak kerja,
bagaimana menjamin keamanan dan kerahasiaan catatan. Perlu diingat bahwa catatan adalah
properti praktik, namun informasi merupakan properti klien. Keempat, Ners entrepreneur
harus menjaga kredibilitas professionalnya, mereka harus kompeten dan akuntabel, sementara
kemandirian dalam praktik menjadi sangat mutlak, karena akuntabilitas keputusan dan
tindakan yang dilakukan menjadi tanggung jawab perawat itu sendiri. Nursepreneur adalah
rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan “Entrepreneur”.[ CITATION Rio15 \l 1057 ]
2. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun
memilikinya.
4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental
dan fisik.
C. Model Entrepreneurship
yang ada. Diperlukan juga kemampuan cara melakukan entrepreneurship itu sendiri sehingga
tercipta usaha baru (peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi entrepreneur
dibagi menjadi:
a. Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan
suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak
untuk memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak
akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat
banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan
c. Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan
tertentu seperti klub jantung sehat. Peluang – peluang diatas sangat mungkin
dimanfaatkan oleh perawat karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan
hambatan – hambatan diantaranya: isu malpraktek, tidak punya hak istimewa dari
rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter tentang peran independen
oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk disahkannya
RUU praktik keperawatan. Tetapi tentunya aspek hukum yang harus dikuasai
bukan hanya tentang perawat tentunya undang – undang atau peraturan hukum
e. Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis
bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan
terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek
dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh
masyarakat atau dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak
f. Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai bisnis belum
Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam memulai usaha baru.
perawat yang baru dan membuat arahan – arahan yang positif untuk
6. Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu
profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji perawat konon
berbanding terbalik dengan beban kerja perawat. Mengharapkan pemerintah untuk melihat
hal itu, rasanya tidak mungkin (tampak pada ketidakjelasan RUU Keperawatan) karena saat
ini perawat di Indonesia masih belum memiliki bargaining position di mata pemerintah.
Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan perawat tanpa
perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan menjadi Nursepreneur
(Perawat Pengusaha). Konsep Nursepreneur sudah lama muncul dalam dunia keperawatan.
Namun, di Indonesia konsep ini belum begitu familiar. Ada satu hal yang sangat menarik dari
konsep ini, yaitu untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5
langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh perawat. 5 langkah itu adalah
bagian dari proses – keperawatan yang terdiri dari (1) pengkajian, (2) diagnosa, (3)
perencanaan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi. Jika dikaitkan dengan nursepreneur, proses
keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat
1. Pengkajian :Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan
pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari proses
pengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah apa yang
terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar (market).
Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah mengkaji
diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang
selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk
menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah tahap
diagnosa.
3. Perencanaan : Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka
langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar
yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus
memiliki konsep usaha yang jelas dan detail. Apa yang kita jual? Apa yang kita
berikan kepada konsumen? Apa solusi yang bisa dilakukan untuk menjawab
kebutuhan pasar?
4. Implementasi : Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep
usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap
yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling
sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take action.
5. Evaluasi : Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak
boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi
yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan
memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan
berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika