Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anetesi IV
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anetesi IV
Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Anestesi pada Tn. R dengan Ruptur Arteri Radialis Sinistra yang
Dilakukan General Anastesi Teknik Endotracheal Tube (ETT) di Instalasi Bedah
Sentral (IBS) RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara
Oleh :
Mengetahui,
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Hari / tanggal : Rabu, 4 Maret 2020
Jam : 13.00 WIB
Tempat : RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara
Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi
dokumen Sumber data : Pasien, petugas kesehatan, rekam medik
pasien
Oleh : Ninda Ega Yuniar, Jihan Sajidah, Sera Adhe Anantigas Timor,
Muhammad Abdul Aziz
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Bulustalan, Semarang Selatan, Semarang
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : Pensiunan
Diagnosis Medis : Ruptur Arteri Radialis Sinistra
Rencana Tindakan : Artery Repair
Dokter Bedah : dr. Wahyu, Sp.B.
Dokter Anestesi : dr. Siti Rakhmah Mustikawati, Sp.An.
No. Rekam Medis : 7690**
TAHAP PRE ANESTESI
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Tn. R mengeluh pusing, mata berkunang-kunang, ingin pingsan, nyeri
pergelangan tangan kiri, semakin nyeri untuk bergerak (P), nyeri seperti
disayat (Q), tidak menjalar (R), skala 5 (S), nyeri terus menerus (T). Pasien
tampak pucat, mengerang menahan nyeri.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien rujukan dari Puskesmas Wanadadi II dengan kondisi perdarahan
pergelangan tangan kiri mengucur kuat.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn. R mengatakan pernah menjalani operasi appendiktomi 5 tahun yang lalu,
tidak memiliki riwayat penyakit menular, menurun, dan menahun.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tn. R mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular, menurun, dan
menahun dalam keluarganya .
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum dan Tanda-Tanda Vital
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4 M6 V5
Tekanan Darah : 145/77 mmHg
Heart Rate : 97 x/menit
Respiration Rate : 22 x/menit
Suhu : 36,6ºC
SpO2 : 98%
b. Antropometri
Berat Badan : 62 kg
Tinggi Badan : 166 cm
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 22,54 kg/m2 (normal)
c. Status Generalis
1) Kepala : bentuk mesocepal, tidak ada benjolan
2) Mata : isokor, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
3) Telinga : pendengaran baik, tidak terdapat serumen
4) Hidung : tidak ada sekret, terpasang nasal kanul 4 liter per menit
5) Mulut : tidak memakai gigi palsu, tidak ada gigi goyang, tidak
memakai kawat gigi, malampati II, dapat membuka mulut
6) Wajah : tidak ada lesi
7) Leher : gerak leher bebas, ekstensi leher 3 jari dari leher, tidak
terdapat peningkatan vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid
8) Kulit : turgor kulit baik
9) Thoraks
(a) Paru-Paru
Inspeksi : pengembangan paru kanan dan kiri sama
Palpasi : Fremitus raba kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara napas vesicular +/+, wheezing -/-, ronckhi -/-
(b) Jantung
Inspeksi : tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada kelainan
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi :Bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, mur-mur (-)
10) Abdomen
Inspeksi : tidak ada benjolan, lesi, bentuk cembung
Auskultasi : bunyi usus 9x/menit
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan, tidak ada nyeri tekan
11) Genitalia : terpasang DC No. 16, produktif urin (+)
12) Ekstremitas
(a) Atas
Tampak darah mengucur kuat dari pergelangan tangan kiri. Tangan
kanan terpasang infus Ringer Laktat 40 tetes per menit, tetesan
lancar. Tidak ada edema.
(b) Bawah
Tidak ada edema
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : 4 Maret 2020 (CITO) IGD Pukul: 12.44 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
CBC + 5 DIFF
Eritrosit L 4,0 10^6/uL 4,40-5,90
Hemoglobin L 12,1 g/dL 13,2-17,3
Hematokrit L 35 % 40-52
MCV 86 fL 80-100
MCH 30 Pg 26-34
MCHC 35 g/dL 32-36
RDWc 13,2 %
RDWs 40,9 fL 20,0-42,0
Trombosit 151 10^3/uL 150-400
PCT 0,17 %
MPV 10,9 fL 8,0-15,0
PDW 12,6 fL
Leukosit 7,3 10^3/uL 3,8-10,6
DIFF COUNT
LYM # 1,74 10^3/uL 1,00-4,80
MONO # 0,38 10^3/uL 0,0-0,8
NEUT # 4,92 10^3/uL 1,80-7,80
Eosinofil # 0,22 10^3/uL 0,0-0,45
BASO # 0,03 10^3/uL 0,0-0,2
LYM (%) L 23,90 % 25-40
Monosit (%) 5,20 % 2-8
Netrofil (%) 67,50 % 50-70
Eosinofil (%) 3,00 % 2,00-4,00
Basofil (%) 0,40 % 0-1
Profil CT/ BT
Masa pembekuan/ 5,20 menit 3-6
CT
Masa Pendarahan/ 2,40 menit 1-3
BT
KIMIA KLINIK
Gula Darah 125 mg/dL 70-146
Sewaktu
Ureum 29,3 mg/dL 10,0-50,0
Creatinin 0,73 mg/dL 0,60-1,10
SGOT 25 U/L 0-50
SGPT 21 U/L 0-50
Pemeriksaan Laboraturium : 4 Maret 2020 (CITO) IBS Pukul : 13.15 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
CBC
Eritrosit L 4,0 10^6/uL 4,40-5,90
Hemoglobin L 9,6 g/dL 13,2-17,3
Hematokrit L 28 % 40-52
MCV 86 fL 80-100
MCH 30 Pg 26-34
MCHC 34 g/dL 32-36
RDWc 13,3 %
RDWs 40,6 fL 20,0-42,0
Trombosit L 149 10^3/uL 150-400
PCT 0,17 %
MPV 10,9 fL 8,0-15,0
PDW 12,6 fL
Leukosit 8,3 10^3/uL 3,8-10,6
4. Kesimpulan : Status Fisik ASA II dengan Perdarahan Massif, Hb rendah
5. Rencana Anestesi: General Anestesi dengan Endotracheal Tube (ETT)
6. Konversi : Tidak ada
7. Persiapan Pasien
a) Mengecek kelengkapan status pasien
b) Mengklarifikasi lama pasien puasa
c) Memasang IV Line 2 jalur
d) Melakukan pemeriksaan laboraturium : hematologi
e) Memposisikan pasien
f) Mengukur tanda-tanda vital
g) Mengklarifikasi riwayat asma, diabetes mellitus, hipertensi, dan alergi
8. Persiapan Mesin
a) Mengecek sumber gas
b) Mengecek isi volatil agent
c) Mengecek kondisi absorben
d) Melakukan kalibrasi mesin anestesi
9. Persiapan Alat :
a) S (Scope) : Laryngoscope dan stesoscope
b) T (Tube) : Endotracheal Tube (ETT) Kinking No. 6,5; 7,0; 7,5
c) A (Airway) : Oropharyngeal Airway, nasal kanul
d) T (Tape) : Plester/hepafix ± 20 cm 2 lembar
e) I (Introducer) : Mandril atau stilet
f) C (Conector)
g) S (Suction) : Mesin dan selang suction
h) Spuit 3 ml, 5ml, 10ml, 20 ml
i) Transfusi set
j) Abocath no 18
k) Elektroda EKG
10. Persiapan obat
a) Obat Premedikasi
-Dexamethason 10 mg/i.v
-Metoclopramide 10 mg/i.v
b) Obat Induksi
Propofol 130 mg/i.v
c) Obat Analgetik
-Fentanyl 100 mcg/i.v
-Katerolac 30 mg/i.v
d) Obat Pelumpuh otot
Roculax 40 mg/i.v
e) Obat Emegency
Neostigmine 0,5 mg/i.v
11. Persiapan Cairan
a) Cairan Kristaloid : Ringer Laktat 500 ml
b) Cairan Koloid : HAES 6% 500 ml
12. Pelaksanaan Anestesi
a. Pasien tiba di ruang penerimaan IBS pukul 13.00 WIB
b. Serah terima pasien dengan petugas IGD, memeriksa status pasien termasuk
informed consent, dan obat-obatan yang telah diberikan di IGD
c. Memasang IV Line 2 jalur di kaki kanan dan pengambilan sampel darah 0,5
cc
d. Memindahkan pasien ke brankar IBS
e. Memperkenalkan diri kepada Pasien, mengecek ulang identitas pasien,
nama, alamat, dan menanyakan ulang puasa makan dan minum, dan alergi,
serta berat badan saat ini
f. Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada pasien
g. Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan IBS
h. Melaporkan kepada dokter anestesi hasil pemeriksaan di ruang penerimaan
dari kolaborasi dengan dokter anestesi pasien dipindahkan ke meja operasi
ANALISIS DATA
No Data Masalah Penyebab
1 DS : Nyeri akut Agen injuri fisik
Tn. R mengeluh nyeri pergelangan
tangan kiri, semakin nyeri untuk
bergerak (P), nyeri seperti disayat (Q),
tidak menjalar (R), skala 5 (S), nyeri
terus menerus (T).
DO :
- Pasien mengerang menahan nyeri
- Tekanan Darah : 145/77 mmHg
- Heart Rate : 97 x/menit
- Respiration Rate : 22 x/menit
2 DS : Risiko syok : Perdarahan massif
Tn. R mengeluh pusing, mata hipovolemi
berkunang-kunang, ingin pingsan
DO :
- Tampak darah mengucur kuat
dari pergelangan tangan kiri
- Pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Eritrosit 4,0 juta/uL
- Hemoglobin 12,1 g/dL
- Hematokrit 35 %
B. Diagnosis dan Perencanaan Tindakan Keperawatan
Perencanaan Tindakan
No Diagnosis Keperawatan Tujuan
Keperawatan
1 Rabu, 4 Maret 2020 Setelah dilakukan tindakan Rabu, 4 Maret 2020
Pukul : 13.15 WIB keperawatan pre anestesi Pukul : 13.15 WIB
Nyeri akut berhubungan dengan agen selama 10 menit, diharapkan a. Kaji nyeri secara komprehensif
injuri fisik ditandai dengan Tn. R nyeri berkurang dengan (P,Q,R,S,T).
mengeluh nyeri pergelangan tangan kiri, kriteria : b. Gunakan teknik komunikasi
semakin nyeri untuk bergerak (P), nyeri terapeutik.
seperti disayat (Q), tidak menjalar (R), a. Pasien mengatakan nyeri c. Ajarkan teknik relaksasi: nafas
skala 5 (S), nyeri terus menerus (T), berkurang. dalam.
pasien tampak pucat, mengerang b. Ekspresi wajah pasien d. Pantau tanda-tanda vital
menahan nyeri, tekanan darah 145/77 rileks
mmHg, heart rate 97 x/menit, c. Hemodinamik dalam (Aziz)
respiration rate 22 x/menit, suhu rentang :
36,6ºC, SpO2 98% - Tekanan darah :
110/80-130/80 mmHg
- Nadi : 80-100 x/menit
(Aziz)
- RR : 60-100 x/menit
(Aziz)
2 Rabu, 4 Maret 2020 Setelah dilakukan tindakan pre Rabu, 4 Maret 2020
Pukul : 13.15 WIB anestesi selama 15 menit Pukul : 13.15 WIB
Risiko syok : hipovolemi berhubungan diharapkan syok hipovolemi a. Pasang IV Line 2 jalur
dengan perdarahan massif ditandai tidak terjadi dengan kriteria : b. Lakukan pemeriksaan darah
dengan Tn. R mengeluh pusing, mata rutin
berkunang-kunang, ingin pingsan, a. Pasien tidak sesak napas c. Berikan terapi cairan kristaloid
tampak darah mengucur kuat dari saat istirahat 40 tetes per menit
pergelangan tangan kiri, pasien tampak b. Pasien tidak gelisah d. Pantau tanda-tanda syok (sesak
c. Pasien tidak diaforesis
pucat, konjungtiva anemis, eritrosit 4,0 napas, gelisah, keringat dingin)
d. Capillary Refill Time
juta/uL, hemoglobin 12,1 g/dL, e. Pantau tanda-tanda vital
hematokrit 35 % (CRT) < 2 detik
e. Tanda-tanda vital dalam
(Aziz) rentang normal (Aziz)
- Tekanan darah : 110/80-
130/80 mmHg
- Nadi : 80-100 x/menit
- RR : 60-100 x/menit
- SpO2 95-100%
(Aziz)
C. Pelaksanaan dan Evaluasi Tindakan Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Keperawatan
1 Rabu, 4 Maret Rabu, 4 Maret 2020 Rabu, 4 Maret 2020
2020 Pukul : 13.15 Pukul 13.15 WIB Pukul 13.25 WIB
WIB 1. Mengkaji nyeri secara S :
Nyeri akut berhubungan dengan agen komprehensif (P,Q,R,S,T) dan - Pasien mengatakan nyeri sedikit
injuri fisik ditandai dengan Tn. R mengukur tanda-tanda vital pasien berkurang
mengeluh nyeri pergelangan tangan 2. Membimbing pasien melakukan - P: gerakan
kiri, semakin nyeri untuk bergerak (P), teknik relaksasi napas dalam - Q: seperti disayat
nyeri seperti disayat (Q), tidak 3. Mengukur tanda-tanda vital - R: tidak menjalar
menjalar (R), skala 5 (S), nyeri terus - S: Skala nyeri 4 dari 10 (Numeric
menerus (T), pasien tampak pucat, (Sera) Rating Scale).
mengerang menahan nyeri, tekanan - T : terus menerus
darah 145/77 mmHg, heart rate 97 O:
x/menit, respiration rate 22 x/menit, - Tekanan darah: 143/75 mmHg
suhu 36,6ºC, SpO2 98% - Nadi: 87 x/menit
- RR : 21 x/menit
(Sera) - Pasien mengerang menahan nyeri
A : Nyeri akut teratasi sebagian
P:
- Pindahkan pasien dari ruang
penerimaan ke meja operasi.
- Persiapkan prosedur anestesi
- Dampingi pasien di meja operasi
(Sera)
2 Rabu, 4 Maret Rabu, 4 Maret 2020 Rabu, 4 Maret 2020
2020 Pukul : 13.15 Pukul 13.15 WIB Pukul 13.30 WIB
WIB 1. Memasang IV Line 2 jalur S:
Risiko syok : hipovolemi berhubungan 2. Mengambil sampel darah - Pasien mengatakan tidak sesak,
dengan perdarahan massif ditandai 3. Memberi terapi cairan kristaloid masih terasa pusing
dengan Tn. R mengeluh pusing, mata 40 tetes per menit O:
berkunang-kunang, ingin pingsan, 4. Memantau tanda-tanda syok - Pasien kooperatif, tidak ada
tampak darah mengucur kuat dari (sesak napas, gelisah, keringat diaforesis
pergelangan tangan kiri, pasien dingin) - Terpasang infus Ringer Laktat 40
tampak pucat, konjungtiva anemis, 5. Memantau tanda-tanda vital tetes per menit di kaki kanan
eritrosit 4,0 juta/uL, hemoglobin 12,1 - Tekanan darah: 143/75 mmHg
g/dL, hematokrit 35 % (Aziz) - Nadi: 87 x/menit
- RR : 21 x/menit
(Aziz) - SpO2 98%
- Capillary Refill Time (CRT) < 2
detik
- Tampak perdarahan pada
pergelangan tangan kiri (+)
A : Risiko syok hipovolemi teratasi
sebagian
P:
- Cek hasil laboraturium pemeriksaan
darah
- Pantau tanda-tanda syok
- Pantau tanda-tanda vital
- Sediakan tranfusi darah PRC 1 kalf
bila Hb < 10 g/dL
(Aziz)
TAHAP INTRA ANESTESI
1. Jenis Pembedahan : Ruptur arteri radialis sinistra dengan artery reapir
2. Jenis Anestesi : General anestesi
3. Teknik Anestesi : Intubasi Endotracheal Tube (ETT) Kingkin No. 7,0
4. Mulai Anestesi : Pukul 13.30 WIB
5. Mulai Operasi : Pukul 13.55 WIB
6. Posisi : Supine
7. Obat-Obatan
a. Premedikasi
: Dexamethason 10 mg/i.v, Metoclopramide 10 mg/i.v
b. Analgetik Narkotik
: Fentanyl 100 mcg/i.v
c. Induksi
: Propofol 130 mg/i.v
d. Pelumpuh Otot
: Roculax 40 mg/i.v
e. Medikasi Tambahan
: Neostigmin 0,5 mg/i.v
9. Maintenance : Isoflurane 2 cc vol%, N2O : O2 (1 lpm : 1 lpm)
Perencanaan Tindakan
No Diagnosis Keperawatan Tujuan
Keperawatan
1 Rabu, 4 Maret 2020 Setelah dilakukan tindakan Rabu, 4 Maret 2020
Pukul 13.40 WIB keperawatan intra anestesi, Pukul : 13.40 WIB
Ketidakefektifan pola napas diharapkan pola napas efektif a. Posisikan pasien untuk
berhubungan dengan disfungsi dengan kriteria : memaksimalkan ventilasi
neuromuskuler dampak sekunder obat b. Pasang oropharyngeal airway
general anestesi, pelumpuh otot ditandai a. Frekuensi pernapasan c. Pasang dan atur peralatan
dengan pasien terinduksi Propofol 130 dalam rentang normal (16- oksigenasi
mg dan obat pelumpuh otot Roculax 40 20 x/menit) d. Pantau tanda-tanda vital
mg, reflek bulu mata -/-, tekanan darah b. Tidak ada sianosis
147/82 mmHg, Heart Rate 88 x/menit, c. Tidak ada suara napas (Sera)
SpO2 95% abnormal
d. Tanda-tanda vital dalam
rentang :
(Sera)
- Tekanan darah :
110/80-130/80 mmHg
- Heart Rate : 80-100
x/menit
- SpO2 : 95-100%
(Sera)
2 Rabu, 4 Maret 2020 Setelah dilakukan tindakan Rabu, 4 Maret 2020
Pukul : 14.55 WIB keperawatan intra anestesi, Pukul : 14.55 WIB
Risiko aspirasi berhubungan dengan diharapkan tidak terjadi a. Lakukan suction
penurunan tingkat kesadaran ditandai aspirasi dengan kriteria : b. Pantau tingkat kesadaran, reflek
dengan pasien belum sadar, pasien batuk, dan kemampuan menelan
terpasang ETT Kingkin No. 7,0, banyak a. Tidak ada suara napas c. Kolaborasi dengan dokter
secret di dalam ETT dan di daerah abnormal spesialis anestesi pemberian
mulut, terdengar suara gurgling. b. Pernapasan spontan Neostigmin 0,5 mg/i.v
adekuat
c. Pasien mampu menelan
(Sera)
d. Tonus otot yang adekuat
(Sera)
(Sera)
C. Pelaksanaan dan Evaluasi Tindakan Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Pelaksanaan Tindakan Evaluasi Tindakan Keperawatan
Keperawatan
Rabu, 4 Maret 2020 Rabu, 4 Maret 2020 Rabu, 4 Maret 2020
Pukul 13.40 WIB 1. Memosisikan pasien untuk Pukul 14.55 WIB
Ketidakefektifan pola napas memaksimalkan ventilasi dengan S:-
berhubungan dengan disfungsi mengganjal bahu dan O:
neuromuskuler dampak sekunder obat mengekstensikan kepala (13.42 - Pernapasan control ventilator
general anestesi, pelumpuh otot WIB) - Tidak ada sianosis
ditandai dengan pasien terinduksi 2. Pasang oropharyngeal airway - Terdengar suara gurgling
Propofol 130 mg dan obat pelumpuh (13.45 WIB) - Tekanan darah: 127/71mmHg
otot Roculax 40 mg, reflek bulu mata - 3. Mengubah ventilator ke mode - Heart Rate: 89 x/menit
/-, tekanan darah 147/82 mmHg, control ventilator (13.45 WIB) - SpO2: 99%
Heart Rate 88 x/menit, SpO2 95%. 4. Pantau tanda-tanda vital intra - RR : 16 x/menit
anestesi setiap 5 menit A : Pola napas teratasi sebagian
P:
(Jihan) - Lakukan suction
(Jihan) - Ubah mode ventilator manual
spontan
- Pantau tanda-tanda vital intra
anestesi setiap 5 menit
(Jihan)
Rabu, 4 Maret 2020 Rabu, 4 Maret 2020 Rabu, 4 Maret 2020
Pukul : 14.55 WIB 1. Memberikan injeksi Neostigmin Pukul : 15.10 WIB
Risiko aspirasi berhubungan dengan 0,5 mg/i.v hasil kolaborasi dengan S:-
penurunan tingkat kesadaran ditandai dokter spesialis anestesi (15.00 O:
dengan pasien belum sadar, pasien WIB) - ETT diekstubasi, pernapasan
terpasang ETT Kingkin No. 7,0, 2. Melakukan suction (15.00 WIB) spontan
banyak secret di dalam ETT dan di 3. Merangsang respon pasien (15.10 - Tidak ada suara napas tambahan,
WIB) tidak terdengar suara gurgling
daerah mulut, terdengar suara gurgling - Pasien batuk (+)
(Sera) - Pasien respon terhadap rangsangan
panggilan
(Sera) A : Risiko aspirasi tidak terjadi
P:
- Pantau respon menelan pasien
- Pantau tingkat kesadaran pasien
- Pantau tanda-tanda vital selama di
ruang pemulihan
- Pindahkan pasien ke ruang
pemulihan
(Sera)
TAHAP POST ANESTESI
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 65 tahun
Tanggal : 4 Maret 2020
Pukul : 15.15 WIB
2. Keadaan Umum
- Pasien dalam keadaan lemas
- Pasien belum sadar penuh (kesadaran apatis)
- Pernapasan spontan
- Terpasang nasal kanul O2 2 liter per menit
- Tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit
3. Monitoring Post Anestesi
Saturasi
Tekanan Heart
Oksigen RR
Pukul Tindakan Darah Rate
SpO2 (x/menit)
(mmHg) (x/menit)
(%)
15.20 Memantau tanda-tanda vital 128/74 93 98 19
15.25 Memantau tanda-tanda vital 124/76 87 99 19
15.30 Memantau tanda-tanda vital 126/77 89 99 19
ANALISIS DATA
No Data Masalah Penyebab
1 DS: - Risiko cedera Efek anestesi yang
DO: belum hilang
- Pasien post general anestesi
- Pasien dalam keadaan lemas
- Pasien belum sadar penuh
(kesadaran apatis)
- Aldrette skor 8 pada menit ke-5
- Tekanan Darah : 128/73 mmHg
- Heart Rate : 93 x/menit
- Respiration Rate : 19 x/menit
- SpO2 : 98%
B. Diagnosis dan Perencanaan Tindakan Keperawatan
Perencanaan Tindakan
No Diagnosis Keperawatan Tujuan
Keperawatan
1 Rabu, 4 Maret 2020 Setelah dilakukan tindakan Rabu, 4 Maret 2020
Pukul : 15.20 WIB keperawatan post anestesi Pukul : 15.20 WIB
Risiko cedera berhubungan dengan efek selama 15 menit, diharapkan a. Jaga posisi pasien immobile
anestesi yang belum hilang ditandai tidak terjadi cedera dengan b. Pasang pengaman tempat tidur
dengan pasien post general anestesi, kriteria : ketika melakukan transportasi
pasien dalam keadaan lemas, belum pasien
sadar penuh (kesadaran apatis), Aldrette a. Pasien sadar penuh setelah c. Pantau hilangnya efek obat
skor 8 pada menit ke-5, Tekanan Darah anestesi selesai anestesi
128/73 mmHg, Heart Rate 93 x/menit, b. Pasien mampu melakukan d. Lakukan penilaian aldrette skor
Respiration Rate 19 x/menit, SpO2 98% gerakan yang bertujuan
c. Pasien mampu (Aziz)
berkomunikasi
(Aziz)
d. Pasien tidak terjatuh
e. Aldrette skor 10
(Aziz)
C. Pelaksanaan dan Evaluasi Tindakan Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Pelaksanaan Tindakan Evaluasi Tindakan Keperawatan
Keperawatan
Rabu, 4 Maret Rabu, 4 Maret 2020 Rabu, 4 Maret 2020
2020 Pukul : 15.20 Pukul 15.25 WIB Pukul 15.30 WIB
WIB 1. Menjaga posisi pasien immobile S:
Risiko cedera berhubungan dengan 2. Memasang pengaman tempat tidur
efek anestesi yang belum hilang 3. Memantau hilangnya efek obat - Pasien mengatakan tidak pusing,
ditandai dengan pasien post general anestesi tidak sesak napas, tidak mual dan
anestesi, pasien dalam keadaan lemas, 4. Menilai aldrette skor muntah
belum sadar penuh (kesadaran apatis), O:
Aldrette skor 8 pada menit ke-5, - Pasien sadar penuh
Tekanan Darah 128/73 mmHg, Heart (Aziz) - Pasien tidak jatuh selama di ruang
Rate 93 x/menit, Respiration Rate 19 penerimaan
x/menit, SpO2 98% - Aldrette skor 10
- Tekanan darah : 126/77 mmHg
(Aziz) - Heart rate : 89 x/menit
- RR : 19 x/menit
- SpO2 99%
- Pasien tampak rileks
A: Risiko cedera tidak terjadi
P:
- Pindahkan pasien ke IGD
(Aziz)
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut Pramono (2015), general anesthesia atau anestesi umum adalah
suatu tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan nyeri, membuat tidak sadar
dan menyebabkan amnesia yang bersifat reversible , anestesi umum dapat
menyebabkan hilangnya ingatan saat dilakukan pembiusan dan operasi, sehingga
saat pasien tersadar, pasien tidak ingat peristiwa pembedahan yang baru
dilakukan. Menurut Mangku dan Senapathi (2010), metode atau teknik anestesi
umum dibagi menjadi 3 yaitu teknik anestesi umum intravena, anestesi umum
inhalasi, dan anestesi umum imbang.
Pemberian anestesi umum dengan teknik inhalasi, intravena ataupun
imbang mempunyai resiko komplikasi tersendiri pada pasien. Kematian
merupakan salah satu resiko komplikasi yang dapat terjadi pada pasien pasca
pemberian anestesi. Kematian yang disebabkan oleh anestesi umum terjadi kurang
dari 1:100.000 kasus, selain kematian ada komplikasi lain yaitu serangan jantung,
infeksi paru, stroke, trauma pada gigi atau lidah. Pasien yang akan menjalani
anestesi dan pembedahan (elektif/emergency) harus dipersiapkan dengan baik.
Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat
beberapa tahap harus dilaksanakan yaitu pra anestesi yang terdiri dari persiapan
mental dan fisik pasien, perencanaan anestesi, menentukan prognosis dan
persiapan pada hari operasi. Tahap penatalaksanaan anestesi yang terdiri dari
Premedikasi, masa anestesi, dan pemeliharaan, Serta tahap pemulihan dan
perawatan post anestesi (Pramono, 2015).
Tahap sedasi dilakukan dengan nalbuphine 0,1 mg/kgBB dan dosis
propofol 1 mg/kgBB, diberikan selama 30 detik. Jika perlu, dosis tambahan
propofol 0,5 mg/kgBB diberikan sampai sedasi adekuat tercapai. Sedasi dianggap
adekuat, ketika pasien tidak sadar dan terangsang hanya dengan stimulasi fisik
yang signifikan. Pemeliharaan respirasi spontan diberikan melalui sungkup muka
(facemask). Sedasi dipertahankan dengan propofol 5 mg/kgBB/jam pada anak-
anak yang lebih tua dari 1 tahun, jika perlu (Brenner et al, 2010).
Penatalaksaanaan kasus Tn. di Instalasi Bedah Sentral RSUD Hj. Anna
Lasmanah Banjarnegara dengan yang dilakukan tindakan pembedahan arteri
repair menggunakan general anastesi telah sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Brenner et al, 2010. Tahap premedikasi dilakukan dengan pemberian
midazolam 0,5 mg/i.v. Tahap sedasi dilakukan dengan induksi propofol 100
mg/i.v dan muscle relaxant berupa atracurium 25 mg/i.v. Tahap anastesi, pasien
dipasang ET sesuai ukuran,menggunakan bantuan laryngoscope. Pemeliharaan
respirasi dilakukan dengan pemberian O2 100% 1,5 liter per menit berbanding
dengan N2O 1,5 liter per menit. Hemodinamik Tn. stabil selama pembedahan
yang dipantau setiap 3 menit menggunakan bedside monitor.
Menurut Rao dan Martin (2011), untuk penanganan pasien dengan rupture
arteri, sebelum kedatangan pasien rumah sakit harus memiliki tim khusus untuk
menangani kasus ini. Tim harus memiliki pemimpin yang ditunjuk,setidaknya
seorang ahli bedah umum dan ahli anestesi. Kemudian pasien dating di ruang
gawat darurat (lingkungan hangat) kemudian diberikan oksigen, selanjutnya
menetapkan akses iv, dan memasang infus 2 jalur, kemudian melakukan
pengambilan sampel darah untuk persiapan cadangan darah. Sebelum dibawa ke
ruang operasi, pastikan pasien diberikan infus dengan cairan kristaloid. Untuk
selanjutnya memastikan ketersediaan spesialis berdasarkan cedera pasien (ahli
bedah saraf, ahli bedah toraks), berdasarkan jurnal tersebut, pasien Telah
dilakukan prosedur yang sesuai, seperti pemasangan infus 2 jalur, dan pertolongan
pertama pada pasien gawat darurat. Pada saat intra operasi pasien Telah diberikan
cairan sesuai dengan kebutuhan pasien, sehinga hemodinamik pasien tetap stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Brenner, L., Kettner, S.C., Marhofer, P., Latzke, D., Willschke, H. O., Kimberger,
Adelmann, D., Machata, A.M. 2010. Caudal Anaesthesia Under
Sedation: A Prospective Analysis of 512 Infants and Children. British
Journal of Anaesthesia 104 (6) : 751–755.
Mangku, Gde., Senapathi, Tjokorda Gde A. (2010). Buku Ajar Ilmu Anestesia dan
Reaminasi. Jakarta: Indeks
Pramono, Ardi. (2015). Buku Kuliah : Anestesi. Jakarta : EGC
Rao, Srikantha., Martin, Fiona. (2011). Guideline for management of massive
blood loss in trauma. Update in Anaesthesia | www.anaesthesiologists.org