Anda di halaman 1dari 2

Kelompok - Kelompok Sub-Etnik Pewaris Kebudayaan Maritim

ZALSA VIONATHA
D111201064
TEKNIK PERTAMBANGAN B

Masyarakat pesisir sudah sering kita kenal, yaitu mereka yang tinggal di daerah
perbatasan antara daratan dan perairan laut dan kehidupannya dipengaruhi oleh potensi SDA
dari laut untuk kelangsungan hidupnya. Pesisir juga memiliki masyarakat yang tidak tinggal
langsung di perbatasan tersebut, mereka tinggal di daerah daratan yang tidak bersentuhan
langsung dengan perairan tetapi masih terpengaruh perekonomiannya oleh sumber dari
kelautan.

Berbeda dengan masyarakat pesisir, masyarakat pesisir memiliki batasan yang lebih luas,
tidak hanya terbatas pada mereka yang tinggal di sekitar perbatasan daratan dan lautan.
Kelompok-kelompok sosial yang ada di wilayah pesisir tidak hanya pelayar
dan nelayan. Di negara-negara pantai di Eropa dan negara maju lain, dikenal berbagai
kelompok sosial seperti awak kapal pengeruk dasar sungai dan perairan pantai, olahragawan
laut yang beranggota para peselancar dan penyelam, marinir, dan organisasi pencinta
lingkungan laut yang anggotanya berasal dari berbagai kota dan bahkan dar" berbagai negara
yang berlainan (Ginkel dan Verrips, 1988).

Kelompok - Kelompok Sub-Etnik Pewaris Kebudayaan Maritim Pedesaan Berikutnya


1. Pelayar dan nelayan pulau Bawean
2. Pelayar dan nelayan di Masalembo dan Sapudi (Jawa)
3. Pedagang-pedagang Bonerate
4. Nelayan di Pulau Polu’e di Laut Flores
5. Pemburu paus dari Lamalerap (Lomblen di Selat Timor, Orang Luang di sebelah barat
dayanya)
6. Pelaut di daerah koloni Bugis (di Flores, Bima, Riau, Lampung) yang menguasai jaringan
perdagangan luas dari berbagai jenis komoditi ekspor dan impor.

Kelompok-kelompok sosial kebaharian sering kali bukan sekedar kelompok-kelompok


kerja yang merupakan sub-sub komunitas desa. Mereka bisa dikategorikan sebagai sub-sub
etnis seperti ditunjukkan oteh adanya desa-desa nelayan Bugis, Mandar, Makassar, dan
Madura di kawasan pesisir. Akan tetapi, bisa pula merupakan kelompok-kelompok etnis
sepenuhnya seperti tampak pada desa nelayan Bajo di Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur
(NTT), Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Kelompok-kelompok sosial semacam itu bahkan
bisa merupakan suatu negara atau kerajaan seperti Kerajaan Samudra Pasai (Masyhuri, 1996).
dan Kesultanan Buton (Schoorl, 1984).

Anda mungkin juga menyukai