NIM : P07524419047
Kelas : DIV/1B
ANEMIA
Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
1. Nilai Hb normal
(WHO.2008)
Macam-macam Anemia
1. Perdarahan Hebat
Akut (mendadak)
• Kecelakaan
• Pembedahan
• Persalinan
• Pecah pembuluh darah
Kronik (menahun)
➢ Perdarahan hidung
➢ Wasir (hemoroid)
➢ Ulkus peptikum
➢ Kanker atau polip di saluran pencernaan
➢ Tumor ginjal atau kandung kemih
➢ Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
· Kekurangan vitamin C
· Penyakit kronik
· Pembesaran limpa
· Sferositosis herediter
· Elliptositosis herediter
· Kekurangan G6PD
7. Sakit kepala
9. Sesak napas
Penanganan
a) Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di sekeliling Anda melihat
Anda tampak pucat dan lelah, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan
menanyakan kebiasaan makan Anda dan obat yang sedang Anda minum. Anda lalu akan
mendapatkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya
untuk menentukan apakah terdapat anemia dan apa penyebabnya.
Soal
2. Uterus Atonik, terjadi karena sisa plasenta atau selaput ketuban tertinggal di dalam uterus
dan menyebabkan terjadinya perdarahan. Bagian plasenta yang masih menempel pada
dinding uterus mengakibatkan kontrkasi uterus tidak ade kuat sehingga pembuluh darah yang
terbuka pada dinding uterus tidak dapat berkontraksi/terjepit dengan sempurna.
3. Inversio Uteri, terjadi dimana rahim sebagian atau seluruhnya ikut keluar ketika plasenta
lahir. Bagian rahim bagian atas (fundus) menjadi terbalik (inversi) mengarah ke bawah,
tergantung derajatnya bagian rahim ini bisa sampai ke mulut rahim hingga keluar dari jalan
lahir.
Penyebab inversio uteri adalah :
a) Uterus lembek dan lemah ( tidak berkontraksi )
b) Grandemultipara
c) Kelemahan pada organ reproduksi (tonus otot rahin yang lemah )
d) Meningkatnya tekanan IntraAbdomen ( akibat mengejan yang terlalu kuat atau batuk yang
berlebihan )
Inversioa uteri dibagi menjadi :
a. Inversio uteri ringan
Terbaliknya fundus uteri kedalam cavum uteri namun belum keluar dari rongga Rahim.
b. Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik menonjol ke cavum uteri dan sudah masuk ke dalam vagina
c. Inversio uteri berat
Uterus dan vagina dalam keadaan terbalik dan sebagian sudah keluar dari vagina.
4. Robekan Jalan Lahir, merupakan laserasi atau luka yang terjasi sepanjang jalan lahir
(perineum) akibat proses persalinan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara di sengaja (
episiotomy) atau tidak di sengaja.
Tanda-tanda ibu yang mengalami robekan jalan lahir adalah perdarahan segar yang mengalir
dan terjadi segera setelah bayi lahir, kontraksi uterus baik, plasenta baik, kadang ibu terlihat
pucat, lemah dan menggigil akibat berkurangnya haemoglobin.
Berdasarkan kedalam robekan dan luasnya laserasi, robekan jalan lahir / perineum di bagi
menjadi 4 tingkat, yaitu :
a. Tingkat 1, Robekan hanya terjadi pada selaput lender vagina atau tanpa mengenai kulit
perineum
b. Tingkat 2, Robekan mengenai selaput lender vagina dan oto perineum transersalis tapi
tidak mengenai sphingter ani
c. Tingkat 3, Robekan mengenai seluruh perineum dan otot sphingter ani
d. Tingkat 4, Robekan sampai ke mukosa rectum
Penatalaksanaan :
a) Pijat Kontraksi agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah
b) Kaji kondisi pasien ( denyut jantung , tekanan darah , warna kulit , kesadaran, kontraksi
uterus) dan perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika pasien dalam kondisi syok,
pastikan jalan nafas dalam kondisi terbuka.
c) Berikan oksitosin ( oksitosin untu 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui IM
apabila tidak bisa melalui IV).
d) Siapkan donor untuk transfuse, ambil darah untuk cross cek berikan NaCl 11/15 menit
apabila pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.
e) Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.
f) Awasi agar uterus tetap berkontraksi denganbaik. Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter
cairan infus dengan tetesan 40 tetesan/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.
g) Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanul.
h) Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan
lahir.
i) Jika ada indikasi mungkin terjadi infeksi maka berikan antibiotic.
j) Lakukan pencatatan yang akurat.
Penatalaksaan Lanjutan :
Pantau Kondisi pasien 24-48 jam selanjutnya.
Hematoma
Hematoma adalah pembengkakan jaringan yang berisi darah. Bahaya hematoma
adalah kehilangan sejumlah darah karena haemoragi, anemia, dan infeksi. Hematoma terjadi
karena rupture pembuluh darah spontan atau akibat trauma. Pada siklus reproduktif,
hematoma sering kali terjadi selama proses melahirkan atau segera setelahnya, seperti
hematoma vulva, vagina, atau hematoma ligamentum latum uteri.
Penyebab hematoma adalah:
1. Pelahiran operatif
2. Laserasi sobekan pembuluh darah yang tidak dijahit selama injeksi lokal atau pudendus,
atau selama penjahhitan episiotomy atau laserasi
3. Kegagalan hemostatis lengkap sebelum penjahitan laserasi atau episiotomy
4. Pembuluh darah diatas apeks insisi atau laserasi tidak dibendung, atau kegagalan
melakukan jahitan pada titik tersebut
5. Penanganan kasar pada jaringan vagina kapanpun atau pada uterus selama masase
Tanda Dan Gejala Umum Hematoma
Tanda-tanda umum hematoma adalah nyeri ekstrem di luar proporsi ketidaknyamanan dan
nyeri yang diperkirakan. Tanda dan gejala lain hematoma vulva atau vagina adalah
1. Penekanan perineum, vagina, uretra, kandung kemih, atau rectum dan nyeri hebat
2. Pembengkakan yang tegang dan berdenyut
3. Perubahan warna jaringan kebiruan atau biru kehitaman
Hematoma vulva adalah yang paling jelas, dan hematoma vagina umumnya dapat
diidentifikasi jika dilakukan inspeksi vagina dan serviks dengan cermat. Hematoma ukuran
kecil dan sedang mungkin dapat secara spontan diabsopsi. Jika hematoma terus membesar
dan bukan menjadi stabil, bidan harus memberitahuka dokter konsultan untuk evaluasi dan
perawatan lebih lanjut.
Tanda dan gejala hematoma ligamentum latum uteri meliputi:
1. Nyeri uteri lateral sensitive terhadap palpasi
2. Penyebaran nyeri ke panggul
3. Pembengkakan yang sangat nyeri diidentifikasi pada pemeriksaan rectum tinggi
4. Penonjolan jaringan tepat diatas pintu atas panggul, menyebar kearah lateral (ini adalah
ujung ligamentumlatum uteri yang membengkak).
5. Distensi abdomen
6. Jika di duga terjadi hematoma ligamentum latum uteri, penting mengkonsultasikannya
dengan dokter
Hematoma Puerperalis atau hematoma pada masa nifas ini terjadi karena rupture
pembuluh darah, khususnya pembuluh vena di balik kulit genetalia ekterna dan di bawah
mukosa vagina. Trauma penyebab terjadi pada saat melahirkan atau perbaikan. Pada kasus
yang jarang dijumpai, peristiwa tersebut berlangsung selama kehamilan dan dalam proses
persalinan yang sangat awal dan adanya hematoma yang besar dapat merintangi kemajuan
persalinan. Kerusakan pada pembuluh darah bisa menimbulkan nekrosis dan hematoma
mungkin tidak terlihat selama beberapa hari. Kebanyakan hematoma berukuran kecil dan
terletak tepat dibawah kulit perineum. Keadaan ini tidak begitu penting sekalipun
menyebabkan rasa nyeri dan perubahan warna kulit. Karena darah dapat diabsorpsi secara
spontan, tindakan tidak perlu dilakukan selain perawatan perineum yang lazim. Rupture
pembuluh darah yang ada di balik mukosa vagina merupakan masalah serius, karena darah
dalam jumlah yang besar dapat berkumpul dalam jaringan submukosa yang longgar. Banyak
hematoma vaginal mengandung lebih dari setengah liter darah pada saat diagnosis dibuat.
Massanya dapat sedemikian besar sehingga menyumbat lumen vagina, dan tekanan pada
rectum dapat besar sekali. Kalau perdarahan terjadi pada dasar ligamentum, darah dapat
mengalir sampai ke dalam ruang retroperitoneal dan bahkan bisa mencapai ginjal. Banyak
hematoma yang terjadi setelah kelahiran spontan yang mudah disamping berkaitan dengan
kelahiran traumatic. Seringkali hematoma terdapat pada sisi-sisi yang berlawanan dengan
episiotomy. Peregangan jaringan dalam dapat mengakibatkan rupture pembuluh darah yang
dalam tanpa terlihat perdarahan. Varikositas memainkan peranan predisposisi. Kemungkinan
adanya kelainan pembekuan harus dipertimbangkan. Kegagalan dalam mencapai hemostatis
yang sempurna merupakan factor etiologi yang penting.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dalam waktu 12 jam melahirkan. Secara klasik, keluhan nyeri dari
pasien tidak akan diperhatikan karena dianggap sebagai bagian dari kesakitan postpartum
pada perineum yang lazim terjadi. Beberapa saat kemudian barulah bahwa keluhan nyeri
tersebut tidak sebanding dengan trauma yang biasa terjadi setelah melahirkan. Pemberian
sedative dan analgesic tidak meredakan rasa nyeri. Pemeriksaan yang seksama pada vagina
dan vulva akhirnya mengungkapkan adanya pembengkakan, perubahan warna, nyeri tekan
yang sangat, tekanan rektal dan massa fluktuan yang bisa diraba per rectum atau per vaginam.
Kalau darah yang hilang dari sirkulasi umum berjumlah banyak, terdapat gejala pucat,
takikardi, hipotensi dan bahkan syok. Jika hematoma tersebut tinggi letaknya dan mengalami
rupture ke dalam cavum peritonei, shock dapat timbul mendadak dan pasiennya dapat
meninggal dunia.
Tindakan
Tindakan yang aktif tidak diperlukan bagi hematoma yang kecil dan yang tidak akan
menjadi besar. Daerah hematoma harus dijaga agar tetap bersih, dan nekrosis jaringan dapat
diikuti oleh infeksi, pasien harus mendapat preparat antibiotika. Hematoma yang besar dan
yang dapat membesar membutuhkan terapi pembedahan. Luka tersebut dibuka, bekuan darah
dikosongkan dan jika ditemukan titik perdarahan maka bagian tersebut diikat. Daerah bekas
hematoma ditampon dengan kassa steril sementara didalam vagina juga ditempatkan tampon
untuk menekan. Tampon ini dibiarkan ditempatnya selama 24 jam hingga 48 jam. Antibitik
diberikan, transfusi darah dilakukan kalau perlu, dan pasien diobservasi dengan cermat untuk
menjaga kalau-kalau terjadi perdarahan baru. Sebuah indwelling catheter harus dipasangkan.
Infeksi Nifas
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat alat genitalia
dalam masa nifas. Masuknya kuman – kuman dapatterjadi dalam kehamilan, waktu
persalinandan nifas. Demam dalam masa nifas sering juga disebut morbiditas nifas dan
merupakan indeks kejadian infeksi nifas. Morbiditas nifas ditandai dengan suhu 38°C atau
lebih, yang terjadi selama 2 hari berturut-turut. Kenaikan suhu ini terjadi sesudah 24 jam
pascapersalinan dalam 10 hari pertama masa nifas.
Mikroorganisme penyebab infeksi puerperalis dapat berasal dari luar (eksogen) atau
dari jalan lahir penderita sendiri (endogen). Mikroorganisme endogen lebih sering
menyebabkan infeksi. Mikroorganisme yang tersering menjadi penyebab ialah golongan
streptococcus, basil coli, dan stafilacoccus. Akan tetapi, kadang-kadang mikroorganisme lain
memegang peranan, seperti: Clostridium welchii, Gonococcus, Salmonella typii, atau
Clostridium tetani.
Cara Terjadinya Infeksi adalah:
a. Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan
dalam atau operasi membawa bateri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus
b. Alat tidak tersteril dengan baik
c. Doplet Infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang
berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau pembantu-pembantunya.