Anda di halaman 1dari 11

Nama : Annisa Tampubolon

NIM : P07524419047

Kelas : DIV/1B

Mata Kuliah : Obstetri

ANEMIA
Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah


hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . keadaan ini sering menyebabkan energi
dalam tubuh menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lemas, lunglai, dan
letih. Dalam hal ini orang yang terkena anemia adalah orang yang menderita kekurangan
zat besi. Seseorang yang menderita anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang
sedang hingga berat dikarenakan Meningkatnya penghancuran sel darah merah,
Pembesaran limpa, Kerusakan mekanik pada sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap
sel darah merah : Hemoglobinuria nokturnal paroksismal, Sferositosis herediter,
Elliptositosis herediter. Seseorang yang sering mengalami anemia di sebabkan karena
pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika
anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap laboratorium.

1. Nilai Hb normal

a) Pria : 13.8 - 17.2 gram/dl

b) Wanita : 12.1 – 15.1 gram/dl


2. Nilai Hb anemia

a) Pria : <13.8 – 17.2 gram/dl

b) Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl

(WHO.2008)

Macam-macam Anemia

1. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat


sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:

a) Tidak anemia dengan Hb lebih dari 11gr%

b) Anemia ringan dengan Hb 9-10gr%

c) Anemia sedang dengan Hb 7-8gr%

d) Anemia berat dengan Hb kurang dari 7gr%

2. Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat


dibagi 3 kategori yaitu (Manuaba, 2002):

1) Anemia Ringan : Kadar Hb 9 – 11 gr%

2) Anemia Sedang : Kadar Hb 7 – 8 gr%

3) Anemia Berat : Kadar Hb < 7 gr%

Tanda dan Gejala Anemia

Adapun Penyebab umum dari anemia, seperti:

1. Perdarahan Hebat

Akut (mendadak)

• Kecelakaan
• Pembedahan
• Persalinan
• Pecah pembuluh darah
Kronik (menahun)

➢ Perdarahan hidung
➢ Wasir (hemoroid)
➢ Ulkus peptikum
➢ Kanker atau polip di saluran pencernaan
➢ Tumor ginjal atau kandung kemih
➢ Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah

· Kekurangan zat besi

· Kekurangan vitamin B12

· Kekurangan asam folat

· Kekurangan vitamin C

· Penyakit kronik

3. Meningkatnya penghancuran sel darah merah

· Pembesaran limpa

· Kerusakan mekanik pada sel darah merah

· Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

· Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

· Sferositosis herediter

· Elliptositosis herediter

· Kekurangan G6PD

· Penyakit sel sabit


Selain itu terdapat gejala anemia ( kurang darah )yang paling sering di tunjukkan
antara lain sebagai berikut :

1. Kulit Wajah terlihat Pucat

2. Kelopak Mata Pucat

3. Ujung Jari Pucat

4. Terlalu Sering dan mudah lelah

5. Denyut Jantung menjadi tidak teratur

6. Sering merasa Mual

7. Sakit kepala

8. Kekebalan tubuh menurun

9. Sesak napas

Penanganan

a) Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di sekeliling Anda melihat
Anda tampak pucat dan lelah, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan
menanyakan kebiasaan makan Anda dan obat yang sedang Anda minum. Anda lalu akan
mendapatkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya
untuk menentukan apakah terdapat anemia dan apa penyebabnya.

b) Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya adalah kekurangan


zat besi, dokter akan mencari tahu dan mengatasi penyebab kekurangan tersebut. Suplemen
zat besi dalam bentuk tablet atau sirup mungkin diberikan. (Bila anemia disebabkan oleh
masalah penyerapan pasca- operasi gastrektomi, pemberian suplemen akan diberikan secara
intramuskular atau intravenal).

c) Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah penanganan.


Setelah anemia tertangani, Anda masih akan terus menerima asupan suplemen zat besi hingga
beberapa bulan untuk menjaga kondisi. Tinja Anda akan berwarna hitam selama perawatan.

d) Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah menyembuhkan


penyakitnya.
e) Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat, nafas
tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi darah.

Soal

1. Yang bukan merupakan gejala anemia, adalah...


a. Kulit Wajah terlihat Pucat
b. Kelopak Mata Pucat
c. Ujung Jari Pucat
d. Terlalu Sering dan mudah lelah
e. Diare
2. Nilai Hb Wanita yang normal, adalah...
a. 13.8 - 17.2 gram/dl
b. 12,5-14,5 gram/dl
c. 12.1 – 15.1 gram/dl
d. 15,1-17,2 gram/dl
e. 14,5-15,1 gram/dl
3. Anemia kronis ditandai dengan gejala...
a. Diare
b. Nafas tersenggal dan pingsan
c. Kerusakan limfa
d. Ujung jari membeku
e. Kelopak mata membesar
4. Penyebab utama terjadinya anemia, kecuali..
a. Kecelakaan
b. Persalinan
c. Trauma
d. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
e. Pecah pembulu darah
5. Berdasarkan klasifikasi WHO kadar Anemia Sedang pada wanita hamil, adalah..
a. 7-8 gr%
b. < 7 gr%
c. 9 – 11 gr%
d. >11 gr%
e. <9 gr%
KOMPLIKASI NIFAS DAN PENATALAKSANAANNYA
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih 6 minggu.

Macam – Macam Komplikasi pada Masa Nifas dan Cara Penanganannya


Pendarahan Post Partum
Pendarahan post partum adalah pendarahan yang terjadi pada jalan lahir yang
volumenya lebih dari 500 ml dan berlangsung dalam 24 jam setelah bayi lahir.
Menurut waktu terjadinya, pendarahan post partum di bagi menjadi 2 tahap, yaitu :
a. Post partum dini (Early post partum) di sebut juga perdarahan post partum primer.
Perdarahan pada post partum primer terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir.
b. Post partum lanjut (Late post partum) disebut juga perdarahan post partum
sekunder. Terjadi setelah24 jam pertama sejak bayi lahir.
Perdarahan post partum dapat di sebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya :
1. Atonia Uteri, suatu keadaan dimana uterus gagal berkontraksi dengan
baik setelah persalinan. Penyebab atonia uteri antara lain :
a. Umur ibu yang terlalu muda ( kurang dari 20 tahun ) atau terlalu tua ( lebih
dari 40 tahun )
b. Status paritas ( multipara dan grande multi )
c. Partus lama atau partus tak maju
d. Uterus terlalu regang atau besar ( pada kehamilan kembar atau bayi besar )
e. Kelainan uterus
f. Faktor social ekonomi yang berpengaruh terhadap status gizi ibu.

2. Uterus Atonik, terjadi karena sisa plasenta atau selaput ketuban tertinggal di dalam uterus
dan menyebabkan terjadinya perdarahan. Bagian plasenta yang masih menempel pada
dinding uterus mengakibatkan kontrkasi uterus tidak ade kuat sehingga pembuluh darah yang
terbuka pada dinding uterus tidak dapat berkontraksi/terjepit dengan sempurna.

3. Inversio Uteri, terjadi dimana rahim sebagian atau seluruhnya ikut keluar ketika plasenta
lahir. Bagian rahim bagian atas (fundus) menjadi terbalik (inversi) mengarah ke bawah,
tergantung derajatnya bagian rahim ini bisa sampai ke mulut rahim hingga keluar dari jalan
lahir.
Penyebab inversio uteri adalah :
a) Uterus lembek dan lemah ( tidak berkontraksi )
b) Grandemultipara
c) Kelemahan pada organ reproduksi (tonus otot rahin yang lemah )
d) Meningkatnya tekanan IntraAbdomen ( akibat mengejan yang terlalu kuat atau batuk yang
berlebihan )
Inversioa uteri dibagi menjadi :
a. Inversio uteri ringan
Terbaliknya fundus uteri kedalam cavum uteri namun belum keluar dari rongga Rahim.
b. Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik menonjol ke cavum uteri dan sudah masuk ke dalam vagina
c. Inversio uteri berat
Uterus dan vagina dalam keadaan terbalik dan sebagian sudah keluar dari vagina.

4. Robekan Jalan Lahir, merupakan laserasi atau luka yang terjasi sepanjang jalan lahir
(perineum) akibat proses persalinan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara di sengaja (
episiotomy) atau tidak di sengaja.
Tanda-tanda ibu yang mengalami robekan jalan lahir adalah perdarahan segar yang mengalir
dan terjadi segera setelah bayi lahir, kontraksi uterus baik, plasenta baik, kadang ibu terlihat
pucat, lemah dan menggigil akibat berkurangnya haemoglobin.
Berdasarkan kedalam robekan dan luasnya laserasi, robekan jalan lahir / perineum di bagi
menjadi 4 tingkat, yaitu :
a. Tingkat 1, Robekan hanya terjadi pada selaput lender vagina atau tanpa mengenai kulit
perineum
b. Tingkat 2, Robekan mengenai selaput lender vagina dan oto perineum transersalis tapi
tidak mengenai sphingter ani
c. Tingkat 3, Robekan mengenai seluruh perineum dan otot sphingter ani
d. Tingkat 4, Robekan sampai ke mukosa rectum
Penatalaksanaan :
a) Pijat Kontraksi agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah
b) Kaji kondisi pasien ( denyut jantung , tekanan darah , warna kulit , kesadaran, kontraksi
uterus) dan perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika pasien dalam kondisi syok,
pastikan jalan nafas dalam kondisi terbuka.
c) Berikan oksitosin ( oksitosin untu 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui IM
apabila tidak bisa melalui IV).
d) Siapkan donor untuk transfuse, ambil darah untuk cross cek berikan NaCl 11/15 menit
apabila pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.
e) Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.
f) Awasi agar uterus tetap berkontraksi denganbaik. Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter
cairan infus dengan tetesan 40 tetesan/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.
g) Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanul.
h) Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan
lahir.
i) Jika ada indikasi mungkin terjadi infeksi maka berikan antibiotic.
j) Lakukan pencatatan yang akurat.
Penatalaksaan Lanjutan :
Pantau Kondisi pasien 24-48 jam selanjutnya.

Hematoma
Hematoma adalah pembengkakan jaringan yang berisi darah. Bahaya hematoma
adalah kehilangan sejumlah darah karena haemoragi, anemia, dan infeksi. Hematoma terjadi
karena rupture pembuluh darah spontan atau akibat trauma. Pada siklus reproduktif,
hematoma sering kali terjadi selama proses melahirkan atau segera setelahnya, seperti
hematoma vulva, vagina, atau hematoma ligamentum latum uteri.
Penyebab hematoma adalah:
1. Pelahiran operatif
2. Laserasi sobekan pembuluh darah yang tidak dijahit selama injeksi lokal atau pudendus,
atau selama penjahhitan episiotomy atau laserasi
3. Kegagalan hemostatis lengkap sebelum penjahitan laserasi atau episiotomy
4. Pembuluh darah diatas apeks insisi atau laserasi tidak dibendung, atau kegagalan
melakukan jahitan pada titik tersebut
5. Penanganan kasar pada jaringan vagina kapanpun atau pada uterus selama masase
Tanda Dan Gejala Umum Hematoma
Tanda-tanda umum hematoma adalah nyeri ekstrem di luar proporsi ketidaknyamanan dan
nyeri yang diperkirakan. Tanda dan gejala lain hematoma vulva atau vagina adalah
1. Penekanan perineum, vagina, uretra, kandung kemih, atau rectum dan nyeri hebat
2. Pembengkakan yang tegang dan berdenyut
3. Perubahan warna jaringan kebiruan atau biru kehitaman
Hematoma vulva adalah yang paling jelas, dan hematoma vagina umumnya dapat
diidentifikasi jika dilakukan inspeksi vagina dan serviks dengan cermat. Hematoma ukuran
kecil dan sedang mungkin dapat secara spontan diabsopsi. Jika hematoma terus membesar
dan bukan menjadi stabil, bidan harus memberitahuka dokter konsultan untuk evaluasi dan
perawatan lebih lanjut.
Tanda dan gejala hematoma ligamentum latum uteri meliputi:
1. Nyeri uteri lateral sensitive terhadap palpasi
2. Penyebaran nyeri ke panggul
3. Pembengkakan yang sangat nyeri diidentifikasi pada pemeriksaan rectum tinggi
4. Penonjolan jaringan tepat diatas pintu atas panggul, menyebar kearah lateral (ini adalah
ujung ligamentumlatum uteri yang membengkak).
5. Distensi abdomen
6. Jika di duga terjadi hematoma ligamentum latum uteri, penting mengkonsultasikannya
dengan dokter

Hematoma Puerperalis atau hematoma pada masa nifas ini terjadi karena rupture
pembuluh darah, khususnya pembuluh vena di balik kulit genetalia ekterna dan di bawah
mukosa vagina. Trauma penyebab terjadi pada saat melahirkan atau perbaikan. Pada kasus
yang jarang dijumpai, peristiwa tersebut berlangsung selama kehamilan dan dalam proses
persalinan yang sangat awal dan adanya hematoma yang besar dapat merintangi kemajuan
persalinan. Kerusakan pada pembuluh darah bisa menimbulkan nekrosis dan hematoma
mungkin tidak terlihat selama beberapa hari. Kebanyakan hematoma berukuran kecil dan
terletak tepat dibawah kulit perineum. Keadaan ini tidak begitu penting sekalipun
menyebabkan rasa nyeri dan perubahan warna kulit. Karena darah dapat diabsorpsi secara
spontan, tindakan tidak perlu dilakukan selain perawatan perineum yang lazim. Rupture
pembuluh darah yang ada di balik mukosa vagina merupakan masalah serius, karena darah
dalam jumlah yang besar dapat berkumpul dalam jaringan submukosa yang longgar. Banyak
hematoma vaginal mengandung lebih dari setengah liter darah pada saat diagnosis dibuat.
Massanya dapat sedemikian besar sehingga menyumbat lumen vagina, dan tekanan pada
rectum dapat besar sekali. Kalau perdarahan terjadi pada dasar ligamentum, darah dapat
mengalir sampai ke dalam ruang retroperitoneal dan bahkan bisa mencapai ginjal. Banyak
hematoma yang terjadi setelah kelahiran spontan yang mudah disamping berkaitan dengan
kelahiran traumatic. Seringkali hematoma terdapat pada sisi-sisi yang berlawanan dengan
episiotomy. Peregangan jaringan dalam dapat mengakibatkan rupture pembuluh darah yang
dalam tanpa terlihat perdarahan. Varikositas memainkan peranan predisposisi. Kemungkinan
adanya kelainan pembekuan harus dipertimbangkan. Kegagalan dalam mencapai hemostatis
yang sempurna merupakan factor etiologi yang penting.

Diagnosis
Diagnosis dibuat dalam waktu 12 jam melahirkan. Secara klasik, keluhan nyeri dari
pasien tidak akan diperhatikan karena dianggap sebagai bagian dari kesakitan postpartum
pada perineum yang lazim terjadi. Beberapa saat kemudian barulah bahwa keluhan nyeri
tersebut tidak sebanding dengan trauma yang biasa terjadi setelah melahirkan. Pemberian
sedative dan analgesic tidak meredakan rasa nyeri. Pemeriksaan yang seksama pada vagina
dan vulva akhirnya mengungkapkan adanya pembengkakan, perubahan warna, nyeri tekan
yang sangat, tekanan rektal dan massa fluktuan yang bisa diraba per rectum atau per vaginam.
Kalau darah yang hilang dari sirkulasi umum berjumlah banyak, terdapat gejala pucat,
takikardi, hipotensi dan bahkan syok. Jika hematoma tersebut tinggi letaknya dan mengalami
rupture ke dalam cavum peritonei, shock dapat timbul mendadak dan pasiennya dapat
meninggal dunia.

Tindakan
Tindakan yang aktif tidak diperlukan bagi hematoma yang kecil dan yang tidak akan
menjadi besar. Daerah hematoma harus dijaga agar tetap bersih, dan nekrosis jaringan dapat
diikuti oleh infeksi, pasien harus mendapat preparat antibiotika. Hematoma yang besar dan
yang dapat membesar membutuhkan terapi pembedahan. Luka tersebut dibuka, bekuan darah
dikosongkan dan jika ditemukan titik perdarahan maka bagian tersebut diikat. Daerah bekas
hematoma ditampon dengan kassa steril sementara didalam vagina juga ditempatkan tampon
untuk menekan. Tampon ini dibiarkan ditempatnya selama 24 jam hingga 48 jam. Antibitik
diberikan, transfusi darah dilakukan kalau perlu, dan pasien diobservasi dengan cermat untuk
menjaga kalau-kalau terjadi perdarahan baru. Sebuah indwelling catheter harus dipasangkan.

Infeksi Nifas
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat alat genitalia
dalam masa nifas. Masuknya kuman – kuman dapatterjadi dalam kehamilan, waktu
persalinandan nifas. Demam dalam masa nifas sering juga disebut morbiditas nifas dan
merupakan indeks kejadian infeksi nifas. Morbiditas nifas ditandai dengan suhu 38°C atau
lebih, yang terjadi selama 2 hari berturut-turut. Kenaikan suhu ini terjadi sesudah 24 jam
pascapersalinan dalam 10 hari pertama masa nifas.
Mikroorganisme penyebab infeksi puerperalis dapat berasal dari luar (eksogen) atau
dari jalan lahir penderita sendiri (endogen). Mikroorganisme endogen lebih sering
menyebabkan infeksi. Mikroorganisme yang tersering menjadi penyebab ialah golongan
streptococcus, basil coli, dan stafilacoccus. Akan tetapi, kadang-kadang mikroorganisme lain
memegang peranan, seperti: Clostridium welchii, Gonococcus, Salmonella typii, atau
Clostridium tetani.
Cara Terjadinya Infeksi adalah:
a. Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan
dalam atau operasi membawa bateri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus
b. Alat tidak tersteril dengan baik
c. Doplet Infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang
berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau pembantu-pembantunya.

Predisposisi terjadinya infeksi adalah:


a. Pecah ketuban yang lama sebelum persalinan
b. Teknik aseptik tidak sempurna
c. Tidak memperhatikan teknik mencuci tangan
d. Pemeriksaan dalam terlalu sering
e. Tindakan operasi persalinan, terutama pelahiran melalui sc
f. Trauma jaringan sangat luas atau luka terbuka, seperti laserasi yang tidak diperbaiki
g. Hematoma
h. Hemoragi, khususnya jika kehilangan darah lebih dari 1.000 ml
i. Retensi sisa plasenta atau membran janin
j. Perawatan perineum tidak memadai
k. Infeksi vagina/serviks atau PMS yang tidak ditangani

Tanda Dan Gejala


Tanda dan gejala infeksi pada umumnya adalah peningkatan suhu tubuh, malaise
umum, nyeri, dan lochea berbau tidak sedap. Peningkatan kecepatan nadi dapat terjadi,
terutama pada infeksi berat. Interpretasi kultur laboratorium dan sensifitas, pemeriksaan lebih
lanjut, dan penanganan memerlukan diskusi serta kolaborasi dengan dokter konsultan anda.

Tempat-Tempat Infeksi Pada Masa Nifas


Meskipun infeksi pascapartum terbanyak adalah endometritis, yang jauh lebih umum
terjadi setelah pelahiran SC daripada pelahiran pervaginam, adanya laserasi atau trauma
jaringan dalam saluran genetalia dapat terkena infeksi setelah melahirkan. Selain itu, juga
terdapat penyebaran infeksi yang berasal dari infeksi local dan menyebar melalui jalur
sirkulasi vena dan limfanik sehingga mengakibatkan infeksi bakteri di tempat yang lebih
jauh. Area perluasaan infeksi puerperium melalui selulitis panggul, salpingitis, ooforitis,
tromboflebitis panggul atau femoral, dan bacteremia
Soal
1. Menurut waktu terjadinya, pendarahan post partum di bagi menjadi 2 tahap, adalah..
a. Post partum dini dan post partum lanjut
b. Post partum sedang
c. Infeksi nifas
d. Anemia
e. Hematoma
2. Penyebab inversio uteri, kecuali..
a. Uterus lembek dan lemah
b. Grandemultipara
c. Kelemahan pada organ reproduksi
d. Meningkatnya tekanan IntraAbdomen
e. Kelopak mata pucat
3. Pembengkakan jaringan yang berisi darah, pengertian dari..
a. Anemia
b. Masa Nifas
c. Infeksi Vagina
d. Hematoma
e. Post partum lanjut
4. Berdasarkan kedalaman robekan, robekan perinemun pada tingkat 4 adalah..
a. Terjadi robekan pada selaput lender Vagina
b. Terjadi robekan sampai ke mukosa rectum
c. Terjadi robekan mengenai seluruh perineum
d. Terjadi robekan tanpa mengenai kulit perineum
e. Terjadi robekan mengenai selaput lender vagina
5. Tanda dan gejala hematoma ligamentum latum uteri, kecuali..
a. Nyeri uteri lateral sensitive terhadap palpasi
b. Penyebaran nyeri ke panggul
c. Pembengkakan yang sangat nyeri diidentifikasi pada pemeriksaan rectum tinggi
d. Kehamilan ektopik
e. Distensi abdomen

Anda mungkin juga menyukai