Anda di halaman 1dari 12

Nama: Fauzan Albifachrie

NIM: 18130069

Mata Kuliah: Manajemen Pendidikan Islam

RESUME PERTEMUAN KE 9 ( MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DAN


MANAJEMEN KEUANGAN)

Manajemen kepegawaian adalah suatu proses pengolahan pegawai atau


karyawan mulai dari perekrutan atau rekruitmen sampai PHK (Pemutusan Hubungan
Kerja) supaya pegawai memberikan andil besar dalam lembaga dalam mencapai
tujuan individu, lembaga dan masyarakat. Sedangkan pengertian Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian yaitu sebuah sistem informasi manajemen yang fungsinya
mengelola data, manajemen dan administrasi kepegawaian dari suatu instansi,
perguruan tinggi ataupun perusahaan/organisasi.

Tujuan dari manajemen kepegawaian adalah untuk meraih tujuan organisasi


atau badan usaha yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan itu bisa berupa hasil,
produk ataupun promosi Aktivitas didalam manajemen kepegawaian adalah sebagai
berikut:

1) Pengadaan atau penerimaan sumber daya manusia, proses rekruitmen dan seleksi,
orientasi atau trainning dan penempatan pegawai.

2) Mengembangkan sumber daya manusia, kesejahteraan pegawai, konseling,


pelatihan dan pendidikan, mutasi, rotasi, promosi, pemindahan, pelibatan didalam
aktivitas dan lain sebagainya.

3) Pemanfaatan pegawai, motivasi, pemberhentian dan juga pemensiunan, untuk


mewujudkan suatu sistem informasi manajeman yang mempunyai integritas didalam
jaringan komputer yang dapat menghasilkan informasi berkualitas untuk menunjang
pengambilan keputusan manajemen kepegawaian pada lingkungan instansi atau
perusahaan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah aturan pelaksanaan ketentuan Pasal 17,
Pasal 18 ayat (4), Pasal 19 ayat (4), Pasal 20 ayat (4), Pasal 57, Pasal 67, Pasal 68
ayat (7), Pasal 74, Pasal 78, Pasal 81, Pasal 85, Pasal 86 ayat (4), Pasal 89, Pasal 91
ayat (6), Pasal 92 ayat (4), dan Pasal 125 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan
pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen PNS dalam PP 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil diantaranya berisi ketentuan mengenai penyusunan
dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, serta
perlindungan.

Suatu perusahaan atau organisasi yang baik dan bertanggungjawab serta ingin
memelihara kesinambungan bisnis dalam jangka panjang, harus sudah memikirkan
kepeduliannya pada saat awal pendirian perusahaan, yaitu dengan cara menetapkan
visi, misi dan tujuan perusahaan. Visi merupakan suatu pernyataan ringkas tentang
cita-cita organisasi yang berisikan arahan yang jelas dan apa yang akan diperbuat
oleh perusahaan di masa yang akan datang. Misi merupakan penetapan tujuan dan
sasaran perusahaan yang mencakup kegiatan jangka panjang tertentu dan jangka
pendek yang akan dilakukan. Tujuan perusahan adalah mencapai keuntungan
maksimum. Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah bergantung pada
kinerja sumberdaya manusia yang secara langsung atau tidak langsung memberi
kontribusi pada perusahaan, yang meliputi pemangku kepentingan eksternal (stake
holders) dan kepentingan internal (karyawan) yang dimiliki oleh perusahan. Untuk
memperoleh kinerja optimal dari keberadaan karyawan dalam perusahaan maka
perusahaan perlu menetapkan strategi yang tepat, yaitu dengan memikirkan
bagaimana mengelola karyawan agar mau mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.

a. Manfaan Perencanaan SDM

b. Mengoptimalkan SDM yg sudah ada

c. SDM yang sudah ada akan dapat dimanfaatkan dengan baik apabila organisasi
telah melakukan inventarisasi SDM. Inventarisasi tersebut mencakup : jumlah tenaga
kerja, kualifikasi tenaga kerja, masa kerja, pengetahuan /ketrampilan yang dimiliki,
bakat/minat yang perlu dikembangkan. Hasil inventarisasi tersebut dapat digunakan
untuk promosi, mutasi ,peningkatan kemampuan karyawan.

Penerapan jadwal kerja shift karyawan merupakan salah satu cara untuk menemukan
titik tengah antara kebutuhan perusahaan dan karyawan. Suma’mur P.K dalam
bukunya yang berjudul Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes)
menjelaskan bahwa shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan pada
tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan. Shift kerja biasanya dibagi
ke dalam tiga waktu kerja yaitu pagi, sore, dan malam. Untuk saat ini, terdapat dua
jenis shift kerja yang umum dipraktikkan oleh perusahaan, yaitu shift kerja permanen
dan shift kerja rotasi. Pada shift kerja permanen, masing-masing karyawan ditetapkan
untuk bekerja hanya pada satu waktu kerja saja, baik itu pagi, sore, atau malam.
Misalnya, seorang buruh pabrik sejak awal ditetapkan untuk bekerja hanya pada shift
pagi saja, maka ia tidak akan dipindahkan ke shift kerja lain tanpa adanya evaluasi
terlebih dahulu. Di sisi lain, shift kerja rotasi memungkinkan karyawan secara
bergantian mendapatkan waktu kerja yang berbeda-beda. Misalnya, seorang pegawai
keamanan dijadwalkan kerja pada shift pagi untuk dua minggu pertama, kemudian
dirotasi menjadi shift kerja malam pada dua minggu berikutnya.

a. Buatlah waktu kerja sesuai perundang-undangan Setelah mengetahui dengan betul


kapan jam tersibuk dan siapa saja karyawan yang berkompeten, maka Anda perlu
menetapkan waktu kerja dengan tetap mengikuti peraturan perundang-undangan. Itu
artinya, maksimal waktu kerja adalah 8 jam di luar lembur.
b. Bagi karyawan ke dalam beberapa kelompok Untuk memastikan setiap karyawan
mendapatkan waktu istirahat yang cukup, sebaiknya dibagi ke dalam beberapa
kelompok. Bagi perusahaan yang harus beroperasi selama 24 jam tanpa henti, maka
bisa membagi karyawan ke dalam tiga atau empat kelompok untuk tiga shif.

Telah diakui bahwa keberhasilan dari setiap usaha manusia terkait erat dengan
realitas tenaga atau personil kependidikan yang melaksanakan tugas pekerjaan yang
perlu bagi pencapaian tujuan, sehingga tingkat keberhasilan pendidikan formal dalam
memberikan pelayanan-pelayanan pendidikan sebagian besar tergantung kepada
kualitas dan pendayagunaan tenaga kependidikan (personil) yang menjalankan proses
pendidikan serta pada efektivitas mereka dalam melaksanakan langsung tanggung
jawab.5 Manajemen tenaga kependidikan (personalia) mencakup tujuh kegiatan
utama yaitu perencanaan, pengadaan, pembinaan dan pengembangan, penilaian,
promosi dan mutasi, kompensasi, dan pemberhentian.

Keuangan dalam sebuah perusahaan menjadi pondasi yang kuat terbangunnya


sebuah perusahaan. Keuangan juga bersifat sangat riskan. Jika tidak dikelola dengan
baik akan menjadi amburadul dan tentunya akan menghentikan jalannya sebuah
perusahaan. Dalam sebuah perusahaan dibutuhkan bidang sendiri yang mengurus
bagian keuangan atau bisa juga disebut manajemen keuangan. Manajemen keuangan
adalah kegiatan perencanaan, pengelolaan, penyimpanan, serta pengendalian dana
dan aset yang dimiliki suatu perusahaan. Pengelolaan keuangan harus direncanakan
dengan matang agar tidak timbul masalah di kemudian hari.

Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

1. Keputusan Pendanaan Ini mencakup semua kebijakan yang berkaitan dengan cara
mendapatkan dana seperti kebijakan untuk menerbitkan obligasi atau kebijakan untuk
menemukan utang jangka pendek dan jangka panjang. Dana yang dimaksud dapat
bersumber dari sumber internal dan eksternal perusahaan.

2. Keputusan Investasi Semua terkait dengan pembentukan kebijakan untuk investasi


seperti aset tetap atau fixed assets. Modal bisa dalam bentuk tanah, bangunan atau
infrastruktur, termasuk mesin produksi. Investasi juga bisa dalam bentuk aset
keuangan seperti surat berharga, saham dan obligasi.

3. Keputusan Manajemen Aset Kebijakan yang berkaitan dengan manajemen aset


secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Sesi Tanya Jawab

1. Misalkan ada suatu sekolah dimana dalam hal penghonoran guru itu bersumber
dari iuran SPP siswa, nah tapi disaat pandemi seperti ini banyak yang tidak bisa
membayar SPP namun honor guru harus tetap dikeluarkan. Bagaimana pendapat
kalian, apa yg harus dilakukan kepala sekolah dalam me-manage keuangan?

- Survei dahulu alasan siswa tidak bisa membayar SPP, memang dimasa sekarang
banyak pekerjaan yang terdampak pandemi corona, akan tetapi tidak semua pekerjaan
yang terdampak, semisal siswa itu yang tergolong orang tuanya terdampal pandemi
corona maka siswa itu bisa mengajukan keringanan pembayaran spp. Terus mengenai
honor/gaji guru sepahaman saya selama pandemi guru diberikan tunjangan BSU dri
pemerintah pusat dengan syarat mengajar 24 jam dalam seminggu, lah ini bisa
menjadi alternatif dalam pengajian guru selama pandemi. Belum lagi bantuan lain-
lain seperti BOPDA atau BOS.

2. Bagaimanakah prosedur pengurusan mutasi (pindah wilayah kerja) dari PNS pusat
ke PNS daerah? Dan apa sajakah yang harus dilengkapi dalam pengurusan mutasi
tersebut?

- Berdasarkan peraturan BKN no 5 thn 2019. Berikut beberapa syarat yg hrs di


penuhi

1. Berstatus PNS (jadi yang masih CPNS, ya mohon maaf jangan berharap mutasi ya)

2. Analisis jabatan dan analisis beban kerja terhadap jabatan pns yang akan mutasi
(ini ada di BKD atau biro kepegawaian masing-masing kementerian/lembaga

3.Surat permohonan mutasi dari PNS yang bersangkutan


4. Surat usul mutasi dari PPK instansi penerima dengan menyebutkan jabatan yang
akan diduduki

5. Surat persetujuan mutasi dari PPK instansi penerima dengan menyebutkan jabatan
yang akan diduduki.

6. Surat pernyataan dari instansi asal bahwa PNS yang bersangkutan tidak sedang
dalam proses menjalani hukuman disiplin atau proses peradilan yang dibuat oleh PPK
atau pejabat lain yang mengurusi kepegawaian paling rendah menduduki jabatan
pmpinan tinggi pratama.

7. Salinan/fotokopi sah surat keputusan dalam pangkat/jabatan terakhi

8. Salinan/fotokopi sah penilaian prestasi kerja (PPK) bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir

9. Surat pernyataan tidak sedang menjalani ikatan dinas yang dibuat oleh PPK atau
pejabat lain yang menangani kepegawaian paling rendah menduduki JPT Pratama.

10. Surat keterangan bebas temuan yang diterbitkan oleh inspektorat instansi asal.

3. Bisa dijelaskan contoh penerapan On the job training pada guru dalam rangka
meningkatkan profesionalisme guru?. dan metode On the job training yang seperti
apa yang efektif dilaksanakan?

- On the job training itu kan seperti magang, latihan instruksi pekerjaan, coachih. Jika
di terapkan dalam pendidikan. Bisa membantu guru yg magang agar bisa lebih paham
dan mengerti pekerjaan di sekolah. Jika diterapkan untuk guru baru, maka bisa
dilakukan menyesuaikan dengan bakat dan potensi masing-masing guru
RESUME PERTEMUAN KE 10 ( MANAJEMEN SARANA PRASARANA
SEKOLAH DAN MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER)

Sarana dan prasarana yang dimaksudkan di sini adalah sarana dan prasarana
dalam konteks pendidikan. Dalam konteks pendidikan, sarana dan prasarana
dipergunakan untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pendidikan secara umum
maupun dipergunakan secara khusus untuk pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
definisi mengenai sarana dan prasarana yang dikemukakan beberapa ahli berikut:
Sarana adalah alat yang secara langsung dapat mendukung tercapainya tujuan
pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebainya
sedangkan prasarana adalah alat yang tidak secara langsung dapat mendukung
tercapainya tujuan seperti lokasi/tempat, lapangan olahraga, uang dan sebagainya.

Menurut Sergiovanni, Burlingame, Coombs dan Turston (1987) mendefinisikan


manajemen sebagai process of working and through others to accomplish
oranizational goals efficiently. Manajemen sarana dan prasrana pada dasarnya
merupakan salah satu bidang kajian manajemen sekolah atau administrasi pendidikan
dan sekaligus menjadi tugas pokok manajer sekolah atau kepala sekolah. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasrana
adalah proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan
secara efektif dan efisien.

a. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan Perencanaan sarana dan prasarana


pendidikan merupakan suatu proses analisis dan penetapan kebutuhan yang
diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga muncul istilah kebutuhan yang
diperlukan (primer) dan kebutuhan yang menunjang. Dalam proses perencanaan ini
harus dilakukan dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana
dan prasrana yang dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya dan kendalanya (manfaat yang
didapatkan), beserta harganya. Perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan
sekolah harus diawali dengan analisis jenis pengalaman pendidikan yang
diprogramkan di sekolah

Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan

1) Konsep Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Barnawi dan Arifin (2012)
berpendapat pengadaan sarana dan prasarana merupakan serangkaian kegiatan yang
menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan
kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan Gunawan (1996:135)
berpendapat pengadaan sarana dan prasarana adalah segala kegiatan untuk
menyediakan semua keperluan barang, benda, dan jasa bagi keperluan pelaksanaan
tugas. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan penyediaan semua
jenis sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam konteks persekolahan,
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan
hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.

Strategi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Ada beberapa alternatif cara
dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif
cara Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan tersebut adalah
melalui: (1) pembelian, yakni dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(2) membuat sendiri, yaitu barang yang dapat dihasilkan oleh sekolah;

(3) penerimaan hibah atau bantuan, yakni penerimaan dari pihak lain yang harus
dilakukan dengan berita acara serah terima;

(4) penyewaan, yaitu barang yang disewakan dari pihak lain untuk kepentingan
pendidikan berdasarkan perjanjian sewa menyewa;
(5) pinjaman, yakni barang yang dipinjam dari pihak lain untuk kepentingan
pendidikan berdasarkan perjanjian pinjam meminjam; dan

(6) guna susun (kanibalisme), yakni suatu usaha pengadaan barang dengan cara
memanfaatkan beberapa barang yang sudah terpakai menjadi barang yang
berguna/bermanfaat.

Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Proses Pembelajaran Banyak faktor yang
mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar, salah satunya faktor eksternal yaitu
sarana dan prasarana. Disadari atau tidak, sarana dan prasarana tersebut merupakan
faktor penting yang tidak bisa dibiarkan begitu saja karena sarana dan prasarana dapat
mendorong keinginan siswa untuk belajar lebih baik dan lebih menyenangkan serta
sarana prasarana juga dapat membuat untuk siswa lebih mudah memahami pelajaran.
Sarana dan prasarana pembelajaran fisik sekolah, yaitu gedung sekolah, ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium, toilet, kantor dan bahan dan infrastruktur lainnya yang
mungkin akan memotivasi siswa untuk belajar. Sarana dan prasarana fisik sangat
efektif untuk pembelajaran dan prestasi akademik siswa (Comfort, 2016). Maka dari
itu kondisi lingkungan sekolah termasuk sarana dan prasarana pembelajaran yang ada
harus dipergunakan dan dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa saat berada di sekolah (Adeolu, 2012). Sarana
dan prasarana belajar memberikan manfaat yang berarti bagi keberhasilan proses
belajar belajar. Arsyad (2015) berpendapat bahwa manfaat sarana dan prasarana
belajar adalah sebagai berikut :

1) Pemanfaatan sarana belajar dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar,

2) Meningkatkan dan menggairahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan.


motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan
memungkinkan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan minat, dan
3) Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat dan lingkungannya, misal melalui karyawisata dan lain-lain.

Tujuan Ekstrakulikuler

a. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebgai anggota masyarakat dalam


mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam
semesta.

b. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat
menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.

c. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab dalam


menjalankan tugas.

d. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan


Tuhan, Rasul, Manusia, Alam Semesta, bahkan diri sendiri.

e. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan


sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial
kegamaan.

f. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar
memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.

g. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi


(human relation) dengan baik secara verbal dan nonverbal.

Ruang lingkup manajemen kegiatan ekstrakurikuler berpangkal pada


pengembangan program kegiatan, pelaksanaan kegiatan, penilaian kegiatan, evaluasi
program kegiatan. Suryosubroto (2009:288) menjelaskan bahwa kegiatankegiatan
yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan
melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap. Pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran, untuk membantu pengembangan potensi siswa sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai sarana
pengembangan aspek afektif dan psikomotor kepada siswa, sehingga diharapkan
dapat mengembangkan watak siswa itu sendiri. Kegiatan ekstrakurikuler harus
berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung program
intrakurikuler.

Sesi Tanya Jawab

1. Agar kegiatan pemeliharaan barang dapat berjalan dengan baik, dalam pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan harus memperhatikan beberapa hal yang penting, Hal apa saja
yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana?

- Hal-hal yang harus ada dan diperhatikan saat pemeliharaan sarpras adalah sebagai
berikut:

1. Tenaga Kerja/Volunteer, contohnya seperti guru, murid, dan semua warga sekolah.

2. Alat dan bahan, merawat benda tentunya memerlukan alat-alat dan bahan untuk
merawat dan membersihkan benda tersebut. Dalam merawat sarpras di lembaga
pendidikan biasanya membutuhkan sapu lantai dan lidi, kuas, cat, amplas dan alat-
alat pembersih lainnya. Kemudian untuk bahan-bahannya bisa seperti paku untuk
memperbaiki meja dan kursi, semen, air dan batu bata untuk memperbaiki tembok
dan lain sebagainya

3. Selain perawatan, warga sekolah juga harus memperhatikan penggunaan sarana


prasangka dengan baik agar dapat digunakan dalam waktu jangka panjang.

4. Warga sekolah juga harus memperhatikan usia sarana prasangka, jika sekiranya
sudah tidak layak harus diadakan pengadaan sarana prasarana kembali.
2. Bagaimana tahapan untuk pengembangan kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang
ada di satuan pendidikan?

- Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler pilihan, dapat dilakukan melalui tahapan-


tahapan, yaitu:

1. analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan


ekstrakurikuler

2. identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik

3. menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan

4. mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke


satuan pendidikan atau lembaga lainnya

5. menyusun program kegiatan ekstrakurikuler

3. Apa saja kendala yang di dapatkan ketika menyusun sarana dan prasarana
pendidikan ?

- Kendala paling besar adalah perihal dana untuk pengadaan sarana dan prasarana
sekolah. Keterbatasan dana ini juga berakibat pada terganggunya perawatan pada
sarana dan prasarana yang dimiliki. Karena dana yang dimiliki pihak lembaga masih
kurang, sehingga dalam penggunaan sarana dan prasarana masih harus bergiliran
yang mana mengakibatkan pembelajaran siswa menjadi kurang efektif. Selain hal
tersebut, pengrusakan barang karena penggunaan juga termasuk dalam hambatan
dalam menyusun kembali pengadaan sarana dan prasarana karena dana yang
seharusnya cukup untuk membeli beberapa sarana yang dibutuhkan menjadi
membengkak karena rusaknya sarana-sarana yang penggunaannya kurang dijaga
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai