NIM: 18130069
1) Pengadaan atau penerimaan sumber daya manusia, proses rekruitmen dan seleksi,
orientasi atau trainning dan penempatan pegawai.
Suatu perusahaan atau organisasi yang baik dan bertanggungjawab serta ingin
memelihara kesinambungan bisnis dalam jangka panjang, harus sudah memikirkan
kepeduliannya pada saat awal pendirian perusahaan, yaitu dengan cara menetapkan
visi, misi dan tujuan perusahaan. Visi merupakan suatu pernyataan ringkas tentang
cita-cita organisasi yang berisikan arahan yang jelas dan apa yang akan diperbuat
oleh perusahaan di masa yang akan datang. Misi merupakan penetapan tujuan dan
sasaran perusahaan yang mencakup kegiatan jangka panjang tertentu dan jangka
pendek yang akan dilakukan. Tujuan perusahan adalah mencapai keuntungan
maksimum. Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah bergantung pada
kinerja sumberdaya manusia yang secara langsung atau tidak langsung memberi
kontribusi pada perusahaan, yang meliputi pemangku kepentingan eksternal (stake
holders) dan kepentingan internal (karyawan) yang dimiliki oleh perusahan. Untuk
memperoleh kinerja optimal dari keberadaan karyawan dalam perusahaan maka
perusahaan perlu menetapkan strategi yang tepat, yaitu dengan memikirkan
bagaimana mengelola karyawan agar mau mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.
c. SDM yang sudah ada akan dapat dimanfaatkan dengan baik apabila organisasi
telah melakukan inventarisasi SDM. Inventarisasi tersebut mencakup : jumlah tenaga
kerja, kualifikasi tenaga kerja, masa kerja, pengetahuan /ketrampilan yang dimiliki,
bakat/minat yang perlu dikembangkan. Hasil inventarisasi tersebut dapat digunakan
untuk promosi, mutasi ,peningkatan kemampuan karyawan.
Penerapan jadwal kerja shift karyawan merupakan salah satu cara untuk menemukan
titik tengah antara kebutuhan perusahaan dan karyawan. Suma’mur P.K dalam
bukunya yang berjudul Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes)
menjelaskan bahwa shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan pada
tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan. Shift kerja biasanya dibagi
ke dalam tiga waktu kerja yaitu pagi, sore, dan malam. Untuk saat ini, terdapat dua
jenis shift kerja yang umum dipraktikkan oleh perusahaan, yaitu shift kerja permanen
dan shift kerja rotasi. Pada shift kerja permanen, masing-masing karyawan ditetapkan
untuk bekerja hanya pada satu waktu kerja saja, baik itu pagi, sore, atau malam.
Misalnya, seorang buruh pabrik sejak awal ditetapkan untuk bekerja hanya pada shift
pagi saja, maka ia tidak akan dipindahkan ke shift kerja lain tanpa adanya evaluasi
terlebih dahulu. Di sisi lain, shift kerja rotasi memungkinkan karyawan secara
bergantian mendapatkan waktu kerja yang berbeda-beda. Misalnya, seorang pegawai
keamanan dijadwalkan kerja pada shift pagi untuk dua minggu pertama, kemudian
dirotasi menjadi shift kerja malam pada dua minggu berikutnya.
Telah diakui bahwa keberhasilan dari setiap usaha manusia terkait erat dengan
realitas tenaga atau personil kependidikan yang melaksanakan tugas pekerjaan yang
perlu bagi pencapaian tujuan, sehingga tingkat keberhasilan pendidikan formal dalam
memberikan pelayanan-pelayanan pendidikan sebagian besar tergantung kepada
kualitas dan pendayagunaan tenaga kependidikan (personil) yang menjalankan proses
pendidikan serta pada efektivitas mereka dalam melaksanakan langsung tanggung
jawab.5 Manajemen tenaga kependidikan (personalia) mencakup tujuh kegiatan
utama yaitu perencanaan, pengadaan, pembinaan dan pengembangan, penilaian,
promosi dan mutasi, kompensasi, dan pemberhentian.
1. Keputusan Pendanaan Ini mencakup semua kebijakan yang berkaitan dengan cara
mendapatkan dana seperti kebijakan untuk menerbitkan obligasi atau kebijakan untuk
menemukan utang jangka pendek dan jangka panjang. Dana yang dimaksud dapat
bersumber dari sumber internal dan eksternal perusahaan.
1. Misalkan ada suatu sekolah dimana dalam hal penghonoran guru itu bersumber
dari iuran SPP siswa, nah tapi disaat pandemi seperti ini banyak yang tidak bisa
membayar SPP namun honor guru harus tetap dikeluarkan. Bagaimana pendapat
kalian, apa yg harus dilakukan kepala sekolah dalam me-manage keuangan?
- Survei dahulu alasan siswa tidak bisa membayar SPP, memang dimasa sekarang
banyak pekerjaan yang terdampak pandemi corona, akan tetapi tidak semua pekerjaan
yang terdampak, semisal siswa itu yang tergolong orang tuanya terdampal pandemi
corona maka siswa itu bisa mengajukan keringanan pembayaran spp. Terus mengenai
honor/gaji guru sepahaman saya selama pandemi guru diberikan tunjangan BSU dri
pemerintah pusat dengan syarat mengajar 24 jam dalam seminggu, lah ini bisa
menjadi alternatif dalam pengajian guru selama pandemi. Belum lagi bantuan lain-
lain seperti BOPDA atau BOS.
2. Bagaimanakah prosedur pengurusan mutasi (pindah wilayah kerja) dari PNS pusat
ke PNS daerah? Dan apa sajakah yang harus dilengkapi dalam pengurusan mutasi
tersebut?
1. Berstatus PNS (jadi yang masih CPNS, ya mohon maaf jangan berharap mutasi ya)
2. Analisis jabatan dan analisis beban kerja terhadap jabatan pns yang akan mutasi
(ini ada di BKD atau biro kepegawaian masing-masing kementerian/lembaga
5. Surat persetujuan mutasi dari PPK instansi penerima dengan menyebutkan jabatan
yang akan diduduki.
6. Surat pernyataan dari instansi asal bahwa PNS yang bersangkutan tidak sedang
dalam proses menjalani hukuman disiplin atau proses peradilan yang dibuat oleh PPK
atau pejabat lain yang mengurusi kepegawaian paling rendah menduduki jabatan
pmpinan tinggi pratama.
8. Salinan/fotokopi sah penilaian prestasi kerja (PPK) bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir
9. Surat pernyataan tidak sedang menjalani ikatan dinas yang dibuat oleh PPK atau
pejabat lain yang menangani kepegawaian paling rendah menduduki JPT Pratama.
10. Surat keterangan bebas temuan yang diterbitkan oleh inspektorat instansi asal.
3. Bisa dijelaskan contoh penerapan On the job training pada guru dalam rangka
meningkatkan profesionalisme guru?. dan metode On the job training yang seperti
apa yang efektif dilaksanakan?
- On the job training itu kan seperti magang, latihan instruksi pekerjaan, coachih. Jika
di terapkan dalam pendidikan. Bisa membantu guru yg magang agar bisa lebih paham
dan mengerti pekerjaan di sekolah. Jika diterapkan untuk guru baru, maka bisa
dilakukan menyesuaikan dengan bakat dan potensi masing-masing guru
RESUME PERTEMUAN KE 10 ( MANAJEMEN SARANA PRASARANA
SEKOLAH DAN MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER)
Sarana dan prasarana yang dimaksudkan di sini adalah sarana dan prasarana
dalam konteks pendidikan. Dalam konteks pendidikan, sarana dan prasarana
dipergunakan untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pendidikan secara umum
maupun dipergunakan secara khusus untuk pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
definisi mengenai sarana dan prasarana yang dikemukakan beberapa ahli berikut:
Sarana adalah alat yang secara langsung dapat mendukung tercapainya tujuan
pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebainya
sedangkan prasarana adalah alat yang tidak secara langsung dapat mendukung
tercapainya tujuan seperti lokasi/tempat, lapangan olahraga, uang dan sebagainya.
1) Konsep Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Barnawi dan Arifin (2012)
berpendapat pengadaan sarana dan prasarana merupakan serangkaian kegiatan yang
menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan
kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan Gunawan (1996:135)
berpendapat pengadaan sarana dan prasarana adalah segala kegiatan untuk
menyediakan semua keperluan barang, benda, dan jasa bagi keperluan pelaksanaan
tugas. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan penyediaan semua
jenis sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam konteks persekolahan,
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan
hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.
Strategi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Ada beberapa alternatif cara
dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif
cara Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan tersebut adalah
melalui: (1) pembelian, yakni dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
(2) membuat sendiri, yaitu barang yang dapat dihasilkan oleh sekolah;
(3) penerimaan hibah atau bantuan, yakni penerimaan dari pihak lain yang harus
dilakukan dengan berita acara serah terima;
(4) penyewaan, yaitu barang yang disewakan dari pihak lain untuk kepentingan
pendidikan berdasarkan perjanjian sewa menyewa;
(5) pinjaman, yakni barang yang dipinjam dari pihak lain untuk kepentingan
pendidikan berdasarkan perjanjian pinjam meminjam; dan
(6) guna susun (kanibalisme), yakni suatu usaha pengadaan barang dengan cara
memanfaatkan beberapa barang yang sudah terpakai menjadi barang yang
berguna/bermanfaat.
Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Proses Pembelajaran Banyak faktor yang
mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar, salah satunya faktor eksternal yaitu
sarana dan prasarana. Disadari atau tidak, sarana dan prasarana tersebut merupakan
faktor penting yang tidak bisa dibiarkan begitu saja karena sarana dan prasarana dapat
mendorong keinginan siswa untuk belajar lebih baik dan lebih menyenangkan serta
sarana prasarana juga dapat membuat untuk siswa lebih mudah memahami pelajaran.
Sarana dan prasarana pembelajaran fisik sekolah, yaitu gedung sekolah, ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium, toilet, kantor dan bahan dan infrastruktur lainnya yang
mungkin akan memotivasi siswa untuk belajar. Sarana dan prasarana fisik sangat
efektif untuk pembelajaran dan prestasi akademik siswa (Comfort, 2016). Maka dari
itu kondisi lingkungan sekolah termasuk sarana dan prasarana pembelajaran yang ada
harus dipergunakan dan dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa saat berada di sekolah (Adeolu, 2012). Sarana
dan prasarana belajar memberikan manfaat yang berarti bagi keberhasilan proses
belajar belajar. Arsyad (2015) berpendapat bahwa manfaat sarana dan prasarana
belajar adalah sebagai berikut :
1) Pemanfaatan sarana belajar dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar,
Tujuan Ekstrakulikuler
b. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat
menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
f. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar
memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.
1. Agar kegiatan pemeliharaan barang dapat berjalan dengan baik, dalam pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan harus memperhatikan beberapa hal yang penting, Hal apa saja
yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana?
- Hal-hal yang harus ada dan diperhatikan saat pemeliharaan sarpras adalah sebagai
berikut:
1. Tenaga Kerja/Volunteer, contohnya seperti guru, murid, dan semua warga sekolah.
2. Alat dan bahan, merawat benda tentunya memerlukan alat-alat dan bahan untuk
merawat dan membersihkan benda tersebut. Dalam merawat sarpras di lembaga
pendidikan biasanya membutuhkan sapu lantai dan lidi, kuas, cat, amplas dan alat-
alat pembersih lainnya. Kemudian untuk bahan-bahannya bisa seperti paku untuk
memperbaiki meja dan kursi, semen, air dan batu bata untuk memperbaiki tembok
dan lain sebagainya
4. Warga sekolah juga harus memperhatikan usia sarana prasangka, jika sekiranya
sudah tidak layak harus diadakan pengadaan sarana prasarana kembali.
2. Bagaimana tahapan untuk pengembangan kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang
ada di satuan pendidikan?
3. Apa saja kendala yang di dapatkan ketika menyusun sarana dan prasarana
pendidikan ?
- Kendala paling besar adalah perihal dana untuk pengadaan sarana dan prasarana
sekolah. Keterbatasan dana ini juga berakibat pada terganggunya perawatan pada
sarana dan prasarana yang dimiliki. Karena dana yang dimiliki pihak lembaga masih
kurang, sehingga dalam penggunaan sarana dan prasarana masih harus bergiliran
yang mana mengakibatkan pembelajaran siswa menjadi kurang efektif. Selain hal
tersebut, pengrusakan barang karena penggunaan juga termasuk dalam hambatan
dalam menyusun kembali pengadaan sarana dan prasarana karena dana yang
seharusnya cukup untuk membeli beberapa sarana yang dibutuhkan menjadi
membengkak karena rusaknya sarana-sarana yang penggunaannya kurang dijaga
tersebut.