Anda di halaman 1dari 22

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI

KECAMATAN KOTA TAMBOLAKA


FAKTOR’S AFFECTING STUDENT LEARNING OUTCOMES ELEMENTARY SCHOOL
STUDENT’S IN DISTRICT TAMBOLAKA

Heronimus Delu Pingge, Muhammad Nur Wangid


STKIP Weetebula, Universitas Negeri Yogyakarta
pinggeroni@yahoo.co.id, m_nurwangid@uny.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi guru sekolah dasar dalam
mendiagnosis kesulitan belajar siswa, memanfaatkan media belajar dan mengelola kelas dengan hasil
belajar di kecamatan Kota Tambolaka, NTT. Penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Populasi
penelitian 241 orang guru. Sampel sejumlah 148 orang dengan teknik quota sampling. Pengumpulan
data menggunakan metode kuisioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik regresi linear
sederhana dan ganda.Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. (1) Hasil analisis regresi
linearsederhana menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi guru sekolah
dasardalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa dengan hasil belajar siswa (p<0,05; R2:24,8%,); (2)
Hasil
analisis regresi linear sederhana menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi
guru sekolah dasar dalam memanfaatkan media belajar dengan hasil belajar siswa (p<0,05;
R2:20,1%);(3) Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan
antarakompetensi guru sekolah dasar dalam mengelola kelas dengan hasil belajar (p<0,05;R2: 24,6%);
dan (4)Hasil analisis regresi linear ganda menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara
kompetensiguru sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, memanfaatkan media
belajar danmengelola kelas dengan peningkatan hasil belajar siswa (p<0,05; R2: 46,5%).
Kata Kunci: diagnosis kesulitan belajar, media belajar, mengelola kelas, hasil belajar

ABSTRACT
This study aimed to reveal the relationship between elementary school teacher’s competencies in
diagnosing student’s learning difficulties, using media, and managing class and student’s learning
outcomes in Tambolaka,NTT. This research used a quantitative approach with ex post facto type.
Thepopulation in this research was 241 teachers. The sample was 148 teachers with quota
samplingtechnique. Data collection using questionnaire methods. Data analysis using linear simple and
binaryregression techniques. The results are as follows. (1) there is a significant positive relationship
betweenthe elementary school teacher’s competency in diagnosing difficulties of students learning and
student’s
learning outcomes (p<0.05; R2:24.8%) by the results of the simple linear regression analysis; (2) there
isa significant positive relationship between the elementary school teacher’s competency in using
mediaand student’s learning outcomes (p<0.05; R2:20.1 %) by the results of the simple linear r
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 147

egressionanalysis; (3) there is a significant positive relationship between the elementary school
teacher’scompetency in managing class and student’s learning outcomes (p<0.05; R2:24.6%) by the
results ofsimple linear regression analysis; and (4) there is a significant positive relationship between
theelementary school teacher’s competency in diagnosing students learning difficulties, using media,
andmanaging class and student’s learning outcomes (p<0.05; R2:46.5%) by results in a binary
linearregression analysis.
Keywords: diagnosing students learning difficulties, using media, managing class, students learning
outcomes

Pendahuluan pembelajaran. Guru yang berkompetensi


Dalam usaha membangun manusia atauguru profesional memahami akan apa yang
Indonesia seutuhnya, faktor guru atau pendidik dikerjakan. Guru harus memiliki pengetahuan
sangatlah penting karena guru bertugas yang luas tentang siswa, materi kurikulum
untukmembangun manusia itu sendiri. Oleh atauilmu pengetahuan, organisasi kelas, dan
karenaitu, diperlukan suatu kealihan sendiri pengusaan pendekatan pembelajaran.
dalammenjalankan tugas untuk mendidik Peraturan pemerintah RI Nomor 19 tahun
pesertadidik, kealihan dalam menjalankan tugas 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
seringdikenal dengan kompetensi. Kompetensi BabVI pasal 28 menyatakan bahwa; (1) pendidik
merupakan kemampuan, atau kapabilitas yang harus memiliki kualifikasi akademik dan
diterapkan dan menghasilkan kinerja kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta
(Performance) yang baik. Kemampuan memiliki kemampuan mewujudkan tujuan
tersebutmelekat pada individu (Suparman, 2012, pendidikan nasional, (2) kualifikasi akademik
p.64). adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
Kompetensi guru merupakan kemampuan dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
atau kesanggupan guru dalam mengelola dengan ijasah dan/atau sertifikat keahlian yang
pembelajaran, sebagai pengetahuan, relevan sesuai ketentuan perundang-undangan,
ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang dan (3) kompetensi sebagai agen pembelajaran
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
bertindak. Dengan demikian, kompetensi yang meliputi kompetensi personal atau kompetensi
dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kepribadian, kompetensi profesional,
kualitas guru yang sebenarnya. Hal ini kompestensi pedagogik, dan kompetensi sosial.
berartibahwa guru dituntut mampu menciptakan Keempat kompetensi guru diatas, yakni
danmenggunakan sikap positif dalam kegiatan kompetensi personal atau kompetensi
148 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016

kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru
pedagogik, dan kompetensi sosial bila dikaitkan dalam belajarnya mengalami berbagai
dengan penelitian yang dilakukan mengenai kesulitan. Pada umumnya “kesulitan” merupakan
kompetensi guru dalam mendiagnosis suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan
kesulitan belajar siswa, memanfaatkan media adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan
pembelajaran, dan mengelolah kelas terhadap mencapai tujuan. Kesulitan belajar dapat
hasil belajar siswa maka kompetensi guru yang diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu
dimaksud dalam penelitian tersebut merujuk proses belajar yang ditandai adanya hambatan-
pada kompetensi pedagogik. Karena hanbatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
digambarkan dalam kompetensi pedagogik guru Hambatan-hambatan tersebut mungkin disadari
harus mampu mengelola peserta didik yang dan munkin juga tidak disadari oleh orang yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik. mengalaminya.
Dalam memahami peserta didik maka guru Seorang guru yang profesional harus dapat
akan mengetahui cara mengelola pembelajaran mendiagnosis kesulitan belajar siswanya. Agar
siswa atau dengan kata lain membelajarkan kegiatan ini dapat dilakukan, maka seorang guru
siswa. Pengelolaan pembelajaran siswa dimulai juga dituntut untuk memiliki kemampuan
dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa.
dan mengevaluasi hasil belajar. Ketika guru Dalam dunia pendidikan istilah diagnosis
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran merupakan istilah yang relatif baru. Harriman
maka guru mampu menata ruang kelas,mengusai (Sugihartono,. dkk 2007, p.149), diagnosis
teori belajar, menciptakan iklim kelas yang adalah suatu analisis terhadap kelainan atausalah
kondusif, memotivasi siswa agar bergairah penyesuaian dari pola gejala-gejala. Jadi
belajar, memberi penguatan verbal maupun non diagnosis merupakan proses pemeriksaan
verbal, memberikan petunjukpetunjuk yang jelas terhadap hal-hal yang dipandang tidak beres atau
kepada siswa, tanggap terhadap gangguan kelas, bermasalah pada individu. Diagnosis dengan
dan menyegarkan kelas jika kelas mulai lelah. kesulitan belajar merupakan kedua hal yang
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, tidak dapat dipisahkan. Diagnosis merupakan
guru akan berhadapan dengan karekteristik upaya untuk menemukan faktorfaktor penyebab
siswa yang beranekaragam. Ada siswa yang atau yang melatar belakangi timbulnya masalah
dapat menempu kegiatan belajarnya secara belajar peserta didik. Dalam konteks proses
lancar dan tampa mengalami kesulitan, namun belajar mengajar faktor-faktor penyebab
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 149

kegagalan siswa dapat, bisa dilihat dari segi tersebut dapat dipahami bahwa diagnosis
input, proses, ataupun out put. kesulitan belajar merupakan suatu usaha atau
Kesulitan belajar menunjuk pada kegiatan yang membutuhkan proses dalam
sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan menentukan masalah siswa dalam belajar dengan
dalam bentuk kesulitan nyata dalam kemahiran mengidentifikasi latar penyebabnya.
dan penggunaan kemampuan mendengarkan, Peserta yang mengalami kesulitan belajar
bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar dan ditandai dengan karekteristik terntentu. Terdapat
ketidakmampuan dalam berhitung. Defenisi delapan karektesistik peseta didik yang
tentang kesulitan belajar di Indonesia belum ada mengalami kesulitan belajar oleh Watson, dkk
yang baku. Pendidikan di Indonesia memandang (2014, pp.8-9), yakni: (a) Perception, peserta
siswa yang mendapatkan perolehan hasil belajar didik mengalami kesulitan dalam mengenali atau
yang rendah diyakini mengalami kesulitan dalam menafsirkan yang dirasakan, dilihat dan
belajar. seperti yang diungkapkan oleh didengar; (b) Attention, merupakan ciri siswa
Abduhrrahman (2012, p.5), “Pada guru yang mengalami kesulitan dalam memperhatikan
umumnya memandang semua siswa yang atau fokus pada kegiatan pembelajan; (c)
memperoleh prestasi belajar rendah disebut Memory,berkaitan dengan kesulitan siswa dalam
siswa berkesulitan belajar”. mengelola informasi terlebih khusus menngelola
Untuk mengetahui siswa yang mengalami informasi yang dibaca; (d) Processing Speed,
kesulitan dalam belajar maka dibutuhkan yang merupakan kecakapan dalam memproses
namanya diagnosis kesulitan belajar. Diagnosis informasi. Akan ditemukan dalam kelas siswa
kesulitan belajar adalah upaya sistematis yang yang cepat dalam memproses informasi dengan
dilakukan oleh guru untuk memahami secara yang lamban. Hal tersebut dapat dilihat dari
mendalam siswa yang mengalami kesulitan kecepatan mengusai materi pembelajaran; (e)
dalam belajar. Sugihartono dkk (2007, p.150) Metacognition, peserta didik yang mengalami
mendefinisikan secara utuh pengertian dari kesulitan belajar dengan ditandai mengalami
diagnosis kesulitan belajar, “diagnosis kesulitan kesulitan dalam membangun pemahaman baru
belajar sebagai proses menentukan masalah atau atau membuat suatu kesimpulan dari yang
ketidak-mampuan peserta didik dalam belajar dipelajari; (f) Language, peserta didik yang
dengan meneliti latar belakang penyebab dan mengalami kesulitan dalam bahasa/fonologi; (g)
atau dengan cara menganalisis gejala-gejala atau Academic, peserta didk yang mengalami
hambatan belajar yang nampak”. Dari pandangan kesulitan belajar ditandai dengan penurunan
150 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016

pencapaian akademik. Dengan kata lain kesulitan belajar; b) Melokalisasi Letak


pencapaian hasil belajar peserta didik tidak sama Kesulitan Belajar; c) Menentukan factor
dengan yang dicapai sebelumnya; dan (h) Social, Penyebab kesulitan belajar; d) Memperkirakan
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar alternatif bantuan; e) Menetapkan kemungkinan
ditandai dengan kemampuan sosial dalam belajar cara mengatasinya; dan f) Tindak lanjut. Dari
yang menurun. Keberhasilan dalam belajar keenam langkah tersebut dapat dijelaskan secara
didukung dari rekan kelas atau hubungan sosial rinci dibawah ini.
peserta didik. Faktor lain yang menjadi sangat penting
Penyebab kesulitan belajar itu dapat dalam pencapaian tujuan pembelajaran adalah
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar memanfaatkan media pembelajaran oleh guru.
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar Media sebagai alat bantu mengajar, membantu
(faktor internal) yang meliputi: kemampuan meng-komunikasikan materi pembelajaran lewat
intelektual,afeksi seperti perasaan dan percaya suatu alat atau media. Media adalah wadah dari
diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan
jenis kelamin, kebiasaan belajar, kemampuan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
mengingat, dan kemampuan pengindraan seperti Dengan demikian, media pembelajaran adalah
melihat, mendengarkan, dan merasakan. Sedang segala bentuk alat komunikasi yang dapat
faktor yang berasal dari luar pelajar (faktor digunakan untuk menyampaikan informasi dari
eksternal) meliputi faktor-faktor yang berkaitan sumber atau pengajar keperta didik yang
dengan kondisi proses pembelajaran yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti
meliputi: guru, kualitas pembelajaran, instrumen kegiatan pembelajanaran secara utuh.
atau fasilitas pembelajaran baik yang berupa Naz dan Akbar (2008, p.35)
hardware maupun software serta lingkungan, mendefinisikan media sebagai sarana
baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam komunikasi, yang asal kata dari bahasa Latin
(Sugihartono,. dkk, 2007, p.155). yang berarti "perantara". Perantara sumber
Untuk dapat mengetahui peserta didik yang dengan pesan dengan penerima pesan. Bila
mengalami kesulitan belajar Sugihartono, dkk dikaitkan media dalam pembelajaran Naz dan
(2007, pp.164-170) menjabarkan beberapa Akbar mengatakan media merupakan sarana
langkah-langkah mendiagnosis kesulitan belajar untuk menyampaikan pesan dan isi pembelajaran
siswa sebagai berikut: a) Mengidentifikasi kepada peserta didik, untuk mencapai pengajaran
peserta didik yang diperkirakan mengalami yang efektif.
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 151

Setiap individu mempunyai cara tersendiri Secara garis besar jenis media
dalam proses mereka belajar. Ada beberapa tipe pembelajaran dalam tiga kelompok yakni, media
pembelajaran, yaitu visual, auditori dan visual, media audio, dan media audiovisual.
kinestetis. Pembelajar visual cenderung memilih Media visual merupakan media pembelajaran
kreativitas yang berkaitan dengan gambar, yang mempunyai sifat dapat dilihat seperti
sehingga akan sangat baik bagi pendidik untuk gambar,media grafis, model dan realia. Media
dapat membantu pembelajara visual dengan audio merupakan media yang sifatnya dapat
menghubungkan warna dan bentuk, serta didengar dengan menggunakan indra
memberikan desain-desain yang eye-catching pendengaran saja. Media ini mempunyai pesan
untuk siswa dengan diiringi pertanyaan dengan auditif sehingga dapat meransang pikiran,
kalimat yang merangsang mata dan pikiran persaan, perhatian, kreativitas, tapi menuntut
mereka. Pembelajar auditori akan belajar lebih daya menyimak. Media visual-audio merupakan
dengan mendengarkan sesuatu, sehingga gabungan media audio dan visual, yang sifatnya
menjelaskan gagasan-gagasan secara lisan dapat didengar dan dilihat seperti video.
kepada temannya, diskusi dan meringkas Selain kemampuan guru dalam
informasi dengan kata-kata sendiri dapat mendiagnosis kesulitan belajar dan pemanfaatan
membantu pembelajar tipe ini. Sedangkan media belajar untuk meningkatkan keberhasilan
pembelajar kinestetis lebih senang dengan siswa dalam belajar ada faktor lain juga
kegiatan pembelajaran secara aktif. Mereka akan berpengaruh yaitu mengelolaan kelas. Mengelola
puas saat belajar dengan berpindah-pindah kelas secara efektif akan memaksimal
tempat. Namun guru tetap harus mengakrabkan kesempatan pembelajaran murid.
mereka dengan keadaan yang mengharuskan Ruang kelas merupakan lingkungan
mereka duduk sepanjang proses pembelajaran pedagogis dimana komunikasi belangsung antara
(Davis, 2010, pp.144). tenaga pengajar dan para siswa.
Tabrani (Aqib, 2013, pp.75-76), Melaluikomunikasi timbal balik ini diusahakan
mengemukan kemampuan dasar profesionalisme tercapainya berbagai tujuan pendidikan, yang
guru berkaitan dengan penggunaan media diantaranya semua tujuan intruksional umum dan
pembelajaran, yaitu : a) Mengenal, memilih dan khusus mendapatkan porsi perhatian yang cukup
menggunakan media; b) Membuat alat-alat besar. Untuk itu perlu diciptakan suasana
bantu pelajaran sederhana; dan c) Mengunakan pendukung proses pembelajaran. Dalam hal ini
perpustakaan dalam proses pembelajaran. guru memikul tanggung jawab yang besar,
152 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016

meskipun seiring dengan majunya banyak waktu dan energi untuk bekerja dengan
perkembangan siswa sendiri menbangun suasana siswa.
akademis pendukung atau penghambat. Praktek pengelohan kelas yang baik
Menciptakan dan mempertahankan suasana di dimulai dari hari pertama sekolah. Pengolahan
kelas yang membantu siswa untuk dapat kelas merupakan bagian penting dari peran
berkonsentrasi dalam belajarnya dan dengan kepemimpinan guru secara keseluruhan dan tidak
demikian memperoleh hasil yang maksimal yang dapat dipisahkan dari aspek-aspek lain dari
dikenal dengan manajemen kelas atau pengolaan ajaran. Perencanaan yang baik, penghargaan dan
kelas. praktik hukuman, pengembangan kegiatan kelas,
Dapat dipahami bahwa konsep umum melibatkan siswa dalam pendekatan berpusat
mengenai mengelolah kelas identik dengan pada siswa, memperhatikan motivasi siswa, atau
kedisiplinan dan mengontrol prilaku. Mengelola tugastugas pembelajaran yang berbeda. Semua
kelas yang dimaksud adalah strategi untuk elemenen dalam perspektif titik pengelolahan
mengendalikan perilaku siswa, menanggapi kelas untuk membangun lingkungan belajar yang
gangguan, mengambil tindakan pada kenakalan positif untuk melibatkan siswa dalam belajar
siswa, memberi hadiah dan hukuman yang sehingga dapat meminimalkan masalah perilaku
sesuai, dan pada umumnya untuk menjaga dan gangguan dalam pelajaran.
kenyamanan siswa dalam belajar dikelas. Apabila seorang pendidik yang
Pengelolaan kelas yang efektif mempunya berkompetensi akan dapat melakukan secara
dua tujuan. Pertama: membantu murid profesional tugas dengan baik seperti yang
menghabiskan waktu belajar dan mengurangi digambarkan diatas, yakni mendiagnosis
waktu akvititas yang tidak diorientasikan pada kesulitan belajar siswa, menanfaatkan media
tujuan. Kedua: mencegah murid mengalami pembelajaran dan mengelola kelas dengan baik
problem akademik dan emosional (Santrok , dalam melakukan kegiatan belajar, maka
2010, pp.558-559). Pengelolaan kelas yang baik tujuanpembelajaran secara khusus dan
dapat bertanggung jawab dan dapat memberikan tujuanpendidikan secara umum akan dapat
suasana positif dengan sedikit konfilk, dimana tercapai lewat hasil belajar yang baik.
energi terkonsentrasi dalam kegiatan dengan Kenyataannya dilapangan atau di sekolah
tujuan. Pada saat yang sama, anda menghapus dasar pada kecamatan kota Tambolaka
banyak perjuangan yang terusmenerus yang ditemukan bahwa guru belum cukup memahami
habis dipakai begitu banyak, dan anda memiliki manfaat dan melaksanakan betapa pentingnya
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 153

mengamati atau mengobservasi siswa dalam mengkategorikan hasil belajar dalam tiga bagian;
belajar dengan keperluan untuk mendiagnosis pertama, Pemahaman konsep (aspek kognitif)
siswa yang mengalami kesulitan dalam proses merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
pembelajaran. Bila guru mengetahui siswa mengiterprestasikan sesuatu. Sehingga bukan
bermasalah dalam belajar tapi tidak semua guru hanya sekedar mengetahui tapi betul-betul
melakukan pengulangan materi yang belum paham dengan mampu menberikan gambaran,
dipahami siswa dengan alasan mengejar target contoh, dan penjelasan. Untuk dapat mengukur
atau materi. Masih ada guru yang belum hasil belajar siswa berupa pemahaman konsep,
mengunakan media belajar. Sama halnya dengan guru dapat melakukan evaluasi produk. Winkel
pengolahan kelas, banyak guru ditemukan tidak (2005, p.540) menyatakan bahwa melalui produk
mampu mendesain kelas secara optimal dan dapat diseliki apakah dan sejauh mana tujuan
kurangnya komunikasi yang baik antar siswa dan pembelajaran tercapai. Evaluasi produk dapat
guru. Fakta lain menunjukkan bahwa guru-guru dilaksanakan dengan mengadakan berbagai
sekolah dasar di kecamatan Kota Tambolaka, macam tes, baik lisan maupun tulisan. Di
Kabupaten Sumba Barat Daya, propinsi Nusa Sekolah dasar diselenggarakan dalam bentuk
Tenggera Timur belum melakukan kegiatan ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester
pembelajaran di sekolah secara maksimal maupun ulangan umum. Kedua, Ketrampilan
disebabkan masih sangat kurang tenaga proses (aspek psikomotor) merupakan
pendidik. Adapun tenaga pendidik yang ada ketrampilan yang mengarah kepada kemampuan
belum memenuhi kualifikasi akademik sesuai mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
dengan aturan tenaga pendidik disekolah dasar. penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam
Keterbatasan waktu dalam menyampaikan materi diri siswa. Ketrampilan yang dimaksud
menjadi kendala bagi guru-guru dalam merupakan kemampuan menggunakan pikiran,
melaksanakan pembelajaran serta kurangnya nalar, dan perbuatan secara efektif termasuk
kesadaran kedisiplinan waktu oleh guru. kreativitas. Dan ketiga, Sikap siswa (aspek
Peserta dikatakan berhasil dalam belajar afektif) yang berkaitan dengan hasil belajar
apabila siswa mencapai tujuan pelajaran. Dalam merupakan keterpaduan atau kekompakan antara
dunia pendidikan hasil belajar berkaitan dengan mental dan fisik secara serentak. Jika mental saja
perubahan-perubahan pada diri siswa, baik yang yang dimunculkan, maka belum tampak secara
menyangkut aspek kognitif, afektif dan jelas sikap seorang yang ditunjukkan.
psikomotorik. Susanto (2013, pp.6-11)
154 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016

Berdasarkan uraian di atas, diduga; (a) Ada kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba
hubungan positif dan signifikan kompetensi guru Barat Daya, NTT.
Sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan Waktu dan Tempat
belajar siswa dengan hasil belajar siswa di Penelitian Penelitian dilaksanakan di
kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba sekolah dasar di Kecamatan Kota Tambolaka,
Barat Daya, NTT; (b) Ada hubungan positif dan Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT. Waktu
signifikan kompetensi guru sekolah dasar dalam penelitian mulai dari bulan Desember 2014
memanfaatkan media belajar dengan hasil belajar sampai dengan bulan Februari 2015.
siswa di kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Subjek Penelitian
Sumba Barat Daya, NTT; (c) Ada hubungan Adapun populasi dalam penelitian ini
positif dan signifikan kompetensi guru sekolah adalah seluruh guru sekolah dasar yang terdapat
dasar dalam mengelola kelas dengan hasil belajar pada sembilan belas sekolah dasar pada
siswa di kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten kecamatan Kota Tambolaka yang berjumlah 241
Sumba Barat Daya, NTT; dan (d) Ada hubungan orang guru. Sampel pada penelitian ini adalah
positif dan signifikan secara bersama-sama sebagian dari guru SD Kecamatan Kota
kompetensi guru sekolah dasar dalam Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya yang
mendiagnosis kesulitan belajar siswa, diambil memalalui teknik sampel quota. Teknik
memanfaatkan media belajar dan mengelola sampel quota dilakukan dengan jalan
kelas dengan hasil belajar siswa di kecamatan menetapkan terlebih dahulu quota atau jumlah
Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, individu yang akan diteliti, adapun jumlah
NTT. sampel sebanyak 148 guru.
Metode Penelitian Instrumen dan Teknik
Jenis Penelitian Pengumpulan Data Teknik yang digunakan
Penelitian ini merupakan penelitian dengan untuk mengumpulkan data adalah menggunakan
pendekatan kuantitatif dan menggunakan jenis ex berupa angket atau kuesioner dan dokumnetasi.
post facto. Jenis penelitian ini dipilih dengan Metode kuesioner dengan teknik skala Likert
maksud untuk mengetahui data dan hubungan dibuat dalam bentuk checklist dengan alternative
kompetensi guru sekolah dasar dalam jawaban diberi skor 1, 2, 3, dan 4. Angket yang
mendiagnosis kesulitan belajar siswa (X1), disusun bertujuan untuk mendapatkan data
memanfaatkan media belajar (X2) dan mengelola tentang kompetensi guru dalam mendiagnosis
kelas (X3) dengan hasil belajarsiswa (Y) di kesulitan belajar siswa (X1), kompetensi guru
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 155

dalam memanfaatkan media belajar (X2), berjumlah 71 orang guru (47,97%), kategori baik
dankompetensi guru dalam mengelola kelas (X3). 65 orang guru (43,91%), kategori sedang 10
Studi dokumentasi untuk mengumpulkan hasil orang guru (6,75%), kategori kurang baik 2
belajar siswa kelas VI pada semester orang guru (1,35%), dan kategori tidak baik 0
sebelumnya. Adapun maksud dari pengumpulan orang guru (0%). Berdasarkan perhitungan
hasil belajar digunakan sebagai data variable diketahui bahwa rata-rata untuk kompetensi guru
hasil belajar siswa (Y). dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa
Teknik Analisis Data adalah 76,35. Angka tersebut berada pada
Analisis data menggunakan; (1) Deskripsi kategori baik, sehingga dapat dinyatakan bahwa
Variabel; (2) Uji Persyaratan Analisis regresi, kompetensi guru dalam mendiagnosis kesulitan
Untuk analisis persyaratan regresi dengan uji belajar siswa di kecamatan Kota Tambolaka
normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, masuk dalam kategori baik.
dan uji heteroskedastisitas. Semua uji asumsi Dapat dideskripsikan variabel X2
tersebut memenuhi syarat perhitungan regresi; menunjukkan rata-rata skor/mean 56,28, median
(3) Uji Hipotesis Uji hipotesis menggunakan skor 57,00, standar deviasi 7,165 dan untuk skor
analisis regresi sederhana dan regresi ganda. maksimum 69 sedangkan skor minimum adalah
Pada hipotesis I, II dan III dapat diperoleh 33. Hasil hitungan selanjutnya bahwa untuk
persamaan regresi linear sederhana Ý = a + b X1; kompetensi guru dalam memanfaatkan media
Ý = a + b X2; Ý = a + b X3, sedangkan pada belajar termasuk kategori sangat baik berjumlah
hipotesis IVdapat diperoleh persamaan regresi 66 orang guru (44.59%), kategori baik 35 orang
ganda : Ý = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 guru (23,64%), kategori sedang 45 orang guru
Hasil Penelitian Dan Pembahasan (30,40%), kategorikurang baik 2 orang guru
Hasil Penelitian (1,35%), dan kategori tidak baik 0 orang guru
Berdasarkan data yang diperoleh dari 148 (0%). Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa
guru dapat deskripsikan variabel X1 rata-rata untuk kompetensi guru dalam
menunjukkan rata-rata skor/mean 76,35, median memanfaatkan media belajar adalah sebesar
skor 77,00, standar deviasi 7,86 dan untuk skor 56,28. Angka tersebut berada pada kategori baik,
maksimum 94 sedangkan skor minimum adalah sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi
48. Hasil hitungan selanjutnya bahwa guru dalam memanfaatkan media belajar di
kompetensi guru dalam mendiagnosis kesulitan kecamatan Kota Tambolaka masuk dalam
belajar siswa yang termasuk kategori sangat baik kategori baik.
156 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016

Berdasarkan data yang diperoleh dari 148 Angka tersebut berada pada kategori baik,
guru atau responden dapat deskripsikan variable sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar
X3 menunjukkan rata-rata skor/mean 78,97, siswa pada semester satu di kecamatan Kota
median skor 79,00, standar deviasi 4,414 dan Tambolaka masuk dalam kategori baik.
untuk skor maksimum 88 sedangkan skor Analisis data dihitung dengan bantuan
minimum adalah 66. Hasil hitungan selanjutnya program SPSS 19.0 untuk menguji pengaruh
bahwa untuk kompetensi guru dalam mengelola masing-masing variabel bebas terhadap variable
kelas termasuk kategori sangat baik berjumlah terikat, yaitu regresi X1 terhadap Y, regresi X2
142 orang guru (95.95%), kategori baik 6 orang terhadap Y, regresi X3 terhadap Y (regresi liniear
guru (4,05%) ,kategori sedang 0 orang guru sederhana) dan pengaruh secara bersama-sama
(0%), kategori kurang baik 0 orang guru (0%), X1, X2 dan X3 terhadap Y (regresi linear ganda).
dan kategori tidak baik 0 orang guru (0%). Uji hipotesis pertama menggunakan
Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa rata- analisis regresi linear sederhana, pada tabel 1
rata untuk kompetensi guru dalam mengelola dapat lihat nilai signifikansi regresi linear
kelas adalah sebesar 78,97. Angka tersebut sederhana X1 terhadap Y sebesar 0,000 (p<0,05).
berada pada kategori sangat baik, sehingga dapat Hal ini berarti regresi linear sederhana X1
dikatakan bahwa kompetensi guru terhadap Y adalah signifikan. Artinya H0 ditolak.
dalammengelola kelas di kecamatan Kota Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada
Tambolaka masuk dalam kategori sangat baik. hubungan signifikan variabel kompetensi guru
Dapat deskripsikan variabel hasil belajar Sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan
(Y) menunjukkan rata-rata skor/mean 74.42, belajar siswa (X1) terhadap hasil belajar siswa
median skor 74.15, standar deviasi 3.780, dan (Y).
untuk skor maksimum 84 sedangkan skor Tabel 1.Signifikansi Regresi X1 terhadap Y
minimum adalah 63. Hasil hitungan selanjutnya ANOVAb
Model Sum of df Mean F Sig
bahwa untuk hasil belajar siswa termasuk Squares Square
1Regresi 519.859 1 519.859 48.032 .000a
kategori sangat baik berjumlah 66 siswa Residual 1580.169 146 10.823
Total 2100.027 147
(44,59%), kategori baik 82 siswa (55,41%),
a. Predictors: (Constant), X1
kategori sedang 0 siswa (0%), kategori kurang b. Dependent Variable: Y
baik siswa (0%), dan kategori tidak baik 0 siswa
(0%). Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa Pada tabel 2 dapat dilihat koefisien

rata-rata hasil belajar siswa adalah sebesar 58. determinasi (R2) sebesar 0,248. Hal ini berarti
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 157

besarnya kontribusi variabel kompetensi guru 4). Hal ini berarti regresi linear sederhana X2
dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa terhadap Y adalah signifikan. Artinya H0
terhadap hasil belajar siswa sebesar 24,8%, ditolak Dengan demikian, dapat disimpulkan
sisanya 75,2% dipengaruhi oleh faktor lain. bahwa ada hubungan signifikan variabel
Tabel 2. Kontribusi Variabel X1 terhadap Y kompetensi guru Sekolah dasar dalam

Model Summary memanfaatkan media belajar (X2) terhadap


Model R R.squ adjusted R std. error of hasil belajar siswa (Y).
are square the estimate
Tabel 4. Signifikansi Regresi X2 terhadap Y
1 .498a .248 .242 3.290
ANOVAb
a. Predictors: (Constant), X1 Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 422.480 1 422.480 36.769 .000a
Diketahui koefisien regresi sebesar 0,239 Residual 1677.547 146 11.490
Total 2100.027 147
dan konstanta sebesar 56,159 (lihat tabel 3), a. Predictors: (Constant), X2
b. Dependent Variable: Y
dengan demikian, arah regresinya positif.
Besarnya koefisien determinasi (R2)
Selanjutnya, dapat dideskripsikan persamaan
sebesar 0,201 (lihat tabel 5). Hal ini berarti
regresi sederhana sesuai dengan rumus
besarnya kontribusi variabel X2 terhadap Y
persamaan regresi, yaitu = 56,159+ 0,239X1.
sebesar 20,1%, sisanya 79,9% dipengaruhi oleh
Artinya, semakin bertambah nilai Kopetensi
faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian
guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar
ini.
siswa (X1), maka semakin bertambah pula nilai
Tabel 5. Kontribusi Variabel X2 terhadap Y
hasil belajar siswa (Y).
Model Summary
Tabel 3. Koefisien Regresi X1 terhadap Y Model R R Adjusted Std. Error of
Coefficientsa Square R Square the Estimate
Model Unstandardized Std.Coe t si 1 .449a .201 .196 3.390
Coefficients fficients g a. Predictors: (Constant), X2
b Std.error Beta
1Constan 56.159 2.649 21.200 .000 Diketahui koefisien regresinya sebesar 0,237

X1 .239 .035 .498 6.931 .000 dan konstanta sebesar 61,105 (Lihat table 6),
dengan demikian arah regresinya positif.

Uji hipotesis kedua menggunakan analisis Selanjutnya, dapat dideskripsikan persamaan

regresi linear sederhana diperoleh nilai regresi sesuai dengan rumus persamaan regresi,

signifikansi regresi linear sederhana X2 yaitu = 61,105+ 0,237X2. Artinya, semakin

terhadap Y sebesar 0,000 (p<0,05) (lihat tabel bertambah nilai kompetensi guru dalam
158 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016

memanfaatkam media belajar (X2), maka Tabel 8. Kontribusi Variabel X3 terhadap Y


Model Summary
semakin bertambah pula nilai hasil belajar Model R R Adjusted Std. Error of
Square R Square the Estimate
siswa (Y). 1 .496a .246 .241 3.293
a. Predictors: (Constant), X3
Tabel 6. Koefisien Regresi X2 terhadap Y
Diketahui koefisien regresinya sebesar
Coefficientsa
Model Unstandardized Std.Coeffi t Si 0,425 dan konstanta sebesar 40,861 (lihat table
Coefficients cients g.
b Std. Error Beta 9), dengan demikian arah regresinya positif.
1(Constant 61.105 2.214 27.601 .000
X2 .237 .039 .449 6.064 .000 Selanjutnya, dapat dideskripsikan persamaan
a. Dependent Variable: Y
regresi sesuai dengan rumus persamaan regresi,
Uji hipotesis ketiga menggunakan analisis
yaitu = 40,861 + 0,425X3. Artinya,
regresi linear sederhana, diperoleh nilai
semakin bertambah nilai kompetensi guru
signifikansi regresi linear sederhana X3
dalam mengelola kelas (X3), maka semakin
terhadap Y sebesar 0,000 (p<0,05) seperti yang
bertambah pula nilai hasil belajar siswa (Y).
tampak pada tabel 7. Hal ini berarti regresi
Tabel 9. Koefisien Regresi X3 terhadap Y
linear sederhana X3 terhadap Y adalah Coefficientsa
Model Unstandardized Std. t Sig.
signifikan. Artinya H0 ditolak. Dengan Coefficients Coefficient
s
demikian, dapat disimpulkan bahwa ada b Std. Error Beta
1(Constant 40.861 4.866 8.397 .000
pengaruh positif signifikan kompetensi guru X3 .425 .062 .496 6.907 .000

dalam mengelola kelas (X3) terhadap variabel a. Dependent Variable: Y

hasil belajar siswa (Y). Uji Hipotesis Keempat menggunakan uji

Tabel 7. Signifikansi Regresi X3 terhadap Y regresi linear ganda dilakukan untuk


ANOVAb mengetahui apakah variabel X1, X2, dan X3
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square secara bersama-sama mempunyai pengaruh
1Regression 517.218 1 517.218 47.709 .000a
Residual 1582.809 146 10.84
1
yang positif signifikan terhadap variabel bebas
Total 2100.027 147
(Y). Pada tabel 10 diperoleh nilai signifikansi
a. Predictors: (Constant), X3
b. Dependent Variable: Y regresi linear ganda variabel X1, X2, dan X3
Besarnya koefisien determinasi (R2) terhadap Y sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini
sebesar 0,246 (lihat tabel 8). Hal ini berarti berarti regresi linear variabel X1, X2, dan X3
besarnya kontribusi variabel X3 terhadap Y terhadap Y adalah signifikan. Artinya H 0
sebesar 24,6 %, sisanya 75,4% dipengaruhi ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan
oleh faktor lain. bahwa ada pengaruh positif signifikan variabel
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 159

kompetensi guru dalam mendiagnosis kesulitan regresi X3 sebesar 0,344 dan konstanta
belajar siswa (X1), pemanfaatan media belajar sebesar 28,230 (lihat tabel 12), dengan
(X2), mengelola kelas (X3) terhadap variabel demikian, semua arah regresinya positif.
hasil belajar siswa (Y). Selanjutnya, dapat dideskripsikan persamaan
Tabel 10. Signifikansi Regresi Linear Ganda regresi sesuai dengan rumus persamaan regresi,
ANOVAb yaitu = 28,230 + 0,183X1 + 0,089X2 +
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
0,344X3. Hal ini dapat dimaknai bahwa
1Regression 976.696 3 325.565 41.734 .000a
Residual 1123.331 144 7.801 semakin bertambah nilai kompetensi guru dalam
Total 2100.027 147
a. Predictors: (Constant), X1, X3, X2 mendiagnosis kesulitan belajar siswa (X1),
b. Dependent Variable: Y
pemanfaatan media belajar (X2), mengelola
Pada tabel 11 dapat diperoleh nilai
kelas (X3) secara bersama-sama maka semakin
koefisien determinasi (R Square) sebesar
bertambah pula nilai hasil belajar siswa (Y).
0,465. Oleh karena itu, kontribusi kompetensi
Pembahasan
guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar
siswa (X1), pemanfaatan media belajar (X2), Hasil penelitian yang berkaitan dengan
mengelola kelas (X3) secara bersama-sama hubungan kompetensi guru dalam
maka semakin bertambah pula nilai hasil belajar mendiagnosis kesulitan belajar siswa dengan
siswa (Y) sebesar 46,5%, sisanya 53,5% hasil belajar siswa menunjukkan adanya
dipengaruhi oleh faktor lain. hubungan yang positif dan signifikan serta
Tabel 11. Kontribusi variabel X1 X2, X3 kontribusinya sebesar 24,8%. Diperoleh
terhadap Y persamaan regresi sederhana variabel X1 yaitu
Model Summary
Model R R Adjusted R Std. Error of
Square Square the Estimate = 56,159+0,239X1. Dapat dimaknai bahwa
1 .682a .465 .454 2.793
semakin bertambah nilai Kompetensi guru
a. Predictors: (Constant), X1, X3, X2
dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa
Tabel 12. Koefisien Regresi X3 terhadap Y
(X1) maka semakin bertambah pula nilai hasil
Coefficientsa
Model Unstandardized Std.Coeffi t Sig. belajar siswa (Y).
Coefficients cient
b Std. Error Beta Dari data tersebut diatas membuktikan
1(Constant 28.230 4.496 6.279 .000
X3 .344 .055 .402 6.284 .000
X2 .089 .037 .170 2.430 .000
apabila pendidik mampu mengidentifikasi
X1 .183 .032 .381 5.693 .000
a. Dependent Variable: Y peserta didik yang mengalami hambatan dalam

Sedangkan koefisien regresi X1 sebesar belajar serta memberikan perlakuan yang sesuai
maka akan dapat mempengaruhi hasil belajar
0,183, koefisien regresi X2 0,089, dan arah
160 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016

peserta didik. Dapat dibuktikan dari penelitian Peserta didik yang lambat
yang dilakukan oleh Soleh, A., dkk (2014), perkembangan akademik tersebut disekolah
terdapat pengaruh prestasi belajar matematika sering terjebak dalam kegagalan disekolah.
pada siswa yang mengalami kesulitan belajar Keterlambatan akademik merupakan kesulitan
secara signifikan antara siswa yang mengikuti belajar peserta didik mengarah pada
pembelajaran dengan model pembelajaran keterlambatan penguasaan kemampuan
remedial dengan siswa yang mengikuti akademik, ketrampilan dan perolehan informasi
pembelajaran dengan model pembelajaran baru. Kesulitan belajar siswa akan
konvensional. mempengaruhi seluruh aspek perkembangan
Dalam melaksanakan kewajiban sebagai siswa termasuk keberhasilan belajar. Seperti
guru maka para guru perlu diperlengkapi dalam catatan NCLD (2014, p.16), Siswa
dengan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dengan kesulitan belajar mendapat nilai yang
dalam hubungannya dengan mengidentifikasi lebih rendah ketimbang yang tidak mengalami
kesulitan belajar, sebab-sebabnya dan kesulian belajar dan siswa yang mengalami
penanganan masalah belajar siswa tersebut. kesulitan belajar biasanya tahan kelas.
Diperlukan ketrampilan tersebut karena adanya Melihat efek dari siswa yang mengalami
perbedaan-perbedaan kemampuan, kecerdasan, kesulitan belajar seperti yang digambarkan oleh
bakat, minat dan latar belakang fisik serta sosial NCLD diatas Mavuso (2014, pp.457-460),
masing-masing murid, maka kemajuan belajar dalam penelitian yang dilakukan pada guru
murid dalam satu kelas mungkin tidak sama. untuk mengetahui strategi guru dalam
Ada murid yang cepat, biasa dan ada yang memfasilitasi proses belajar siswa yang
lambat. National Center for Learning mengalami kesulitan belajar ditemukan empat
Disabilities atau disingkat NCLD (2014, p.8), strategi untuk mendukung belajar proses belajar
Hampir semua responden (90%) mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar yakni:
bahwa melanggar hukum bagi pendidik untuk a). Give learners extra work, translate the work
memberhentikan seorang peserta didik karena and re-teach as a learning support strategy; b).
ketidakmampuan belajar. ini artinya bahwa Differentiation as a strategy to provide learning
peserta didik mendapat hak yang sama dalam support; c). Assessment of learners a strategy to
memperoleh ilmu pengetahuan serta dibantu provide learning support; and d). Peer support
bila mengalami kesulitan bukan ditinggalkan a strategy to provide learning support.
atau dibiarkan bila mengalami kesulitan belajar. Hasil penelitian yang berkaitan dengan
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 161

hubungan kompetensi guru sekolah dasar dalam Negeri Rambutan pada matapelajaran IPA
memanfaatkan media belajar dengan hasil menunjukkan bahwa penggunaan media yang
belajar siswa menunjukkan adanya hubungan bervariasi dapat menumbuhkan keaktivan siswa
yang signifikan dan positif serta kontibusinya dalam belajar yang berdampak pada
sebesar 20,1%. Diperoleh persamaan regresi peningkatan hasil belajar siswa. Menurut
sederhana variabel X2 yaitu = 61,105+0,237 KBYU Eleven (2010, p.5), kegiatan belajar
X2. Artinya, semakin bertambah nilai siswa melibatkan tiga hal pokok yakni
kompetensi guru dalam memanfaatkam media View, Read, and Do. Supaya ketiga hal
belajar (X2), maka semakin bertambah pula tersebut dapat terlaksana dengan baik maka
nilai hasil belajar siswa (Y). guru harus memahami cara peserta didik dalam
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa memproses informasi dalam memori. Akan
kemampuan guru dalam memanfaatkan media ditemukan peserta didik yang gaya Auditory
belajar sangat berpengaruh pada pencapaian learners, Visual learners, and Kinesthetic (or
hasil belajar siswa. Pembuktian lainnya hands-on). Pemahaman gaya belajar tersebut
diungkapkan dalam penelitian survey yang oleh guru sangat penting. Akan ada Peserta
dilakukan oleh Zohrani (2009), pada variabel didik menonjol dalam satu gaya belajar tapi
Kemampuan menggunakan media pembelajaran bisa juga ada peserta didik yang memiliki
oleh guru menyatakan ada pengaruh yang ketiga gaya belajar diatas. Pemahaman
signifikan pada hasil belajar SDN di kecamatan peserta didik tersebut menuntut guru untuk
Selong, Lombok timur. Pengaruh variabel bisa memanfaatkan berbagai media belajar yang
media pembelajaran oleh guru kelas I-V sebesar bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar.
10,8%, sedangkan pada guru kelas VI pengaruh Tennyson (2010, p.7), Interaksi peserta
penggunaan media pembelajaran terhadap hasil didik dengan media dan lingkungan belajar
belajar siswa sebesar 26,2%. menjadi penting dalam akhir 1990-an dan terus
Dalam menggunakan media menjadi fokus peningkatan selama dekade
pembelajaran diharapkan pendidik dapat pertama abad ke-21. Menjadi fokus dalam
menggunakan media yang bervariasi sesuai dunia pendidikan karena peserta didik sebagai
dengan karekteristik anak, materi pembelajaran individu yang aktif membangun pengetahuan.
dan lingkungan atau budaya siswa. Penelitian Hal tersebut sesuai dengan pandangan
tindakan kelas yang dilakukan oleh Riyanto konstruktivis belajar adalah bahwa aktif,
dan Suryani (2007), pada siswa kelas V SD mandiri, mengarahkan pada tujuan, dan
162 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016

penemuan ataupun eksplorasi dari lingungan kemampuan guru dalam mengelola kelas sangat
untuk mengkontruksi pengetahuan. membantu siswa dalam mencapai hasil belajar
Penggunaan media belajar dalam yang diinginkan. Pembuktian lainnya
kegiatan belajar mengajar akan membantu diungkapkan dalam penelitian survey yang
guru dan siswa untuk mencapai tujuan dilakukan oleh Zohrani (2009) pada variabel
pembelajaran yang yang dibuktikan dengan Kemampuan mengelola kelas oleh guru
hasil belajar yang memuaskan. Karena secara menyatakan ada pengaruh yang signifikan pada
garis besar tujuan media belajar ada tiga bagian hasil belajar SDN di kecamatan Selong,
yaitu tujuan memotivasi, menyampaikan Lombok timur, besarnya pengaruh pengelolaan
informasi dan tujuan instruksional. Tujuan kelas oleh guru pada kelas I-V 23,7% dan kelas
motivasional untuk menghibur dan VI 28,9%.
membangkitkan minat peserta didik. Tujuan Marzano (2013, pp.130-133),
informasional biasanya digunakan untuk menggambarkan bahwa mengelola kelas berada
mempresentasikan suatu informasi dalam hal ini dalam posisi penting dalam kegiatan guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Tujuan membelajarkan siswa dalam mencapai hasil
instruksional dimaksudkan untuk menumbuhkan belajar yang diharapkan. Marzano mengumpul-
minat yang diberikan melalui pelibatan peserta kan bukti tentang pentingnya pengelolaan kelas
didik secara psikis atau aktifitas lain yang dengan mengkaji riset yang dilakukan oleh
berkaitan dengan media pembelajaran yang Wang dan Walberg pada tahun 1993.
digunakan. Pengelolaan kelas mendapat sorotan yang
Hasil penelitian yang berkaitan dengan sangat kuat dalam riset tersebut. Terdapat 228
hubungan kompetensi guru dalam mengelola variabel yang dapat mempengaruhi hasil belajar
kelas dengan hasil belajar siswa menunjukkan siswa. Dari daftar variabel tersebut diberikan
adanya hubungan yang positif dan signifikan kepada 134 ahli pendidikan untuk menilai
serta kontribusinya sebesar 24,6 %. diperoleh dampak dari setiap variabel. Berdasarkan
persamaan regresi sederhana variabel X3 yaitu tangggapan para ahli, pengelolaan kelas atau
= 40,861+ 0,425X3. Artinya, semakin manajemen kelas mendapat peringkat pertama.
bertambah nilai kompetnsi guru dalam Hal tersebut cukup masuk akal, apabila
mengelola kelas (X3), maka semakin bertambah pengelolaan kelas yang buruk akan dapat
pula nilai hasil belajar siswa (Y). mengambat belajar siswa atau tidak dapat
Hasil diatas membuktikan bahwa meningkatkan hasil belajar siswa.
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 163

Temuan Wang dan Walberg diatas pembelajaran secara kolektif atau klasikal
tentang pengelolaan kelas dikuatkan dengan dengan cara mengelola perbedaan-perbedaan
penelitian yang dilakuan oleh Oyinloye kekuatan individual menjadi sebuah aktivitas
(2010, pp.310-311) pada para guru belajar bersama. Fasilitas yang disediakan
tentang persepsi manajemen kelas dengan dikelas memungkinkan siswa belajar,
hasil belajar. digambarkan para guru percaya tercapainya suasana kelas yang memberikan
bahwa lingkungan terorganisir dan kelas kepuasan, suasana disiplin, nyaman, dan penuh
dikelola dengan baik akan meningkatkan hasil semangat sehingga terjadi perkembangan
belajar mengajar. Sebab kelas dengan perilaku intelektual emosional dan sikap serta apresiasi
siswa yang mengganggu dapat menyebabkan pada siswa. Bila kelas yang dikelola dengan
perkembangan akademik kelas rendah dan baik oleh guru tidak hanya meningkatkan
cendrung memiliki nilai lebih rendah ketika pembelajaran yang berarti, tetapi juga
melakukan penilaian. membantu mencegah perkembangan problem
Kegiatan guru untuk mengelola kelas emosional dan akademik.
dengan baik menurut Evertson (Oliver., Hasil penelitian yang berkaitan dengan
Joseph., & Daniel,, 2011, p. 7) ada tujuh, yaitu: hubungan kompetensi guru dalam
(1) organizing the classroom; (2) planning and mendiagnosis kesulitan belajar siswa (X1),
teaching rules and procedures; (3) managing pemanfaatan media belajar (X2), mengelola
student work and improving student kelas (X3) terhadap variabel hasil belajar siswa
accountability; (4) maintaining good student (Y) menunjukkan hubungan yang positif dan
behavior; (5) planning and organizing; (6) signifikan serta kontribusinya sebesar 46,5%.
conducting instruction and maintaining Diperoleh persamaan regresi linear ganda
momentum; and (7) getting the year off to a adalah = 28,230 + 0,183X1 + 0,089X2 +
good start. 0,344X3. Hal ini dapat dimaknai bahwa
Pengelolaan kelas termasuk dalam semakin bertambah nilai kompetensi guru
persiapan bahan pembelajaran, pengaturan dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa
waktu, ketrampilan mengajar oleh guru, (X1), pemanfaatan media belajar (X2),
mengelompokkan murid dalam belajar, mengelola kelas (X3) secara bersama-sama
ketrampilan mengakhiri pembelajaran dan maka semakin bertambah pula nilai hasil
mengontrol prilaku belajar siswa. Pengolaan belajar siswa (Y).
kelas mengarah pada peran guru untuk menata Dalam melaksanakan tugas guru
164 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016

dituntut memiliki kemampuan secara penting disekolah untuk menjelaskan kualitas


metodologis dalam hal perencanaan. Indikator sekolah. Kualitas guru di sekolah- sekolah
kinerja guru dalam penyelenggaraan pendidikan menentukan kualitas produk atau prestasi
ditandai dengan adanya pengelolaan kelas, dan yang diperoleh siswa lewat hasil belajar yang
sumber belajar, menggunakan metode didapatkan. Studi yang dilakukan oleh Jaiyeoba
pembelajaran, dapat memahami karekteristik (2011) di Negeria pada guru sekolah dasar
peserta didik baik dari aspek seperti moral, menjabarkan empat point yang mendukung
emosional, dan intelektual. Hal ini akan kualitas pendidikan sekolah dasar yakni: a).
berimplikasi bagi guru untuk memahami cara Guru sekolah dasar harus memahami tujuan
belajar peserta didik, perkembangan belajar sekolah dasar; b) pesepsi guru terhadap profesi
peserta didik, dan masalah-masalah belajar yang keguruan; c) kepedulian terhadap peserta
dihadapi oleh peserta didik. didik; dan d) memahami masalah yang
Dalam mengajar peserta didik tidak menghalangi kerja guru.
dilakukan oleh siapa saja. Mengajar menurut Pemahaman tujuan sekolah dasar
Frankena (Jaiyeoba, 2011, p.5) melibatkan menurut Jaiyebo diatas adalah: a) guru
suatu ilmu pengetahuan yang disampaikan memahami bahwa pendidikan dasar bertujuan
kepada orang yang kurang berpengalaman atau untuk melek angka dan kemampuan
belum dewasa melalui pendekatan sadar dan komunikasi yang efektif, b) Pendidikan dasar
terencana. Tentunya dalam dunia pendidikan adalah untuk meletakkan dasar yang kuat untuk
yang melakukan kegiatan pengajaran adalah berpikir ilmiah dan reflektif, c) Pendidikan
guru. Guru yang mempunyai kompetensi untuk dasar memberikan pendidikan kewarganega-
melakukan kegiatan proses belajar mengajar. raan, d) Pendidikan dasar diharapkan untuk
Guru berkompetensi adalah guru yang membentuk karakter dan mengembangkan sikap
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan yang sehat dan moral pada anak, e) Pendidikan
tuntutan profesi guru dalam jumlah yang cukup dasar berkembang pada anak kemampuan untuk
dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, beradaptasi dengan lingkungannya berubah, dan
dan sikap yang tercermin dalam kinerja guru. f) Pendidikan dasar memberikan anak sebagai
Guru yang berkompetensi merupakan alat dasar untuk kemajuan pendidikan lebih
guru yang berkualitas. Hanushek, Kain dan lanjut. Hal yang berkaitan dengan pesepsi guru
Rivkin (Jaiyeoba, 2011, p.6) menegaskan bahwa terhadap profesi keguruan yakni, apakah guru
kualitas guru merupakan faktor yang paling memandang bahwa mengajar adalah profesi
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 165

yang menguntungkan atau merugikan. Bila dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa
guru memandang mengajar sebagai profesi dengan hasil belajar siswa di Kecamatan Kota
yang mulia maka guru akan memperoleh Tambolaka. Kontribusinya sebesar 24,8%; (2)
kepuasaan dari profesinya. Sedangkan bila guru Ada hubungan positif kompetensi guru SD
melihat profesi guru tidak menguntungkan dalam memanfaatkan media belajar dengan
maka dapat dilihat dari kerja yang tidak teratur hasil belajar siswa di Kecamatan Kota
serta akan melakukan pekerjaan alternatif. Tambolaka. Kontribusinya sebesar 20,1%; (3)
Kepedulian terhadap peserta Ada hubungan positif kompetensi guru SD
didik menurut Jaiyebo ditandai dengan perasaan dalam mengelola kelas dengan hasil belajar
puas dari keunggulan belajar siswa yang siswa di Kecamatan Kota Tambolaka.
diperoleh, artinya tertarik untuk terus Kontribusinya sebesar 24,6 %; dan (4) Ada
memanjukan hasil belajar siswa baik pada hubungan positif kompetensi guru SD dalam
aspek kognitif (membaca, berhitung dan mendiagnosis kesulitan belajar siswa,
menulis), aspek afektif (cara berpakaian memanfaatkan media belajar, dan mengelola
dan karakter) dan psikomotorik. Bentuk kelas dengan hasil belajar siswa di Kecamatan
kualitas pendidikan dasar yang terakir yakni Kota Tambolaka. Kontribusinya sebesar 46,5%.
memahami masalah yang menghalangi kerja Saran
guru. Point ini lebih merujuk kebijakan yang Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat
harus diambil oleh lembaga pendidikan disampaikan saran sebagai berikut; (1) Bagi
(pemerintah) dalam mendukung dan guru-guru SD Sekecamatan Kota Tambolaka
menghargai profesi guru dalam bentuk supaya dapat meningkatkan layanan
pembiayaan atau gaji yang sesuai, menyediakan pembelajaran dengan baik supaya kompetensi
sarana dan prasaran pendukung kegiatan belajar yang berkaitan dengan mendiagnosis kesulitan
mengajaran, mengatasi kelas yang padat, dan belajar siswa, pemanfaatan media belajar dan
peningkatan profesionalisme guru dalam bentuk mengelola kelas terus ditingkatkan; (2) Bagi
pelatihan atau sejenisnya. para Kepala Sekolah SD di kecamatan Kota
Simpulan dan Saran Tambolaka untuk dapat memperhatikan dan
Simpulan mengevaluasi kegiatan para guru terkaitan
Berdasarkan hasil analisis data dan dengan kegiatan mendiagnosis kesulitan belajar
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa siswa, pemanfaatan media belajar dan
(1) Ada hubungan positif kompetensi guru SD mengelola kelas; (3) Bagi Dinas Pendidikan
166 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016

dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Barat Daya


Marzano, R.J. (2013). Seni dan ilmu Pengjaran.
dan pengelola pendidikan swasta. Diharapkan
Jakarta: PT Indeks
dapat melakukan pelatihan dan melengkapi
Mavuso, M, F. (2014). Strategies for
sumber daya yang belum sempurnadisekolah
Facilitating Learning Support Processes.
untuk mendukung kerja guru yang berkaitan What can Teachers do Support Learners with
Specific Learning Difficulties?.
dengan kegiatan mendiagnosis kesulitan belajar
Mediterranean Journal of Social Sciences,
siswa, pemanfaatan media belajar dan Vol 5 No 2, 455-461
mengelola kelas. Kegiatan supervise jug perlu National Center for Learning Disabilities.
dilakukan untuk memantau aktivitas guru di (2014). The State of Learning Disabilities
Facts, Trends and Emerging Issues. New
kelas atau di sekolah. York: National Center for Learning
Daftar Pustaka Disabilities
Naz, A. A., & Akbar, R.A (2008). Use of
Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Media for Effective Instruction its
Belajar: Teori, Diagnosis dan remidiasinya. Importance: Some Consideration. Journal of
Jakarta: Rineka Cipta Elementary Education A Publication of
Deptt. of Elementary Education IER,
Aqib, Z. (2013). Model-model, Media, dan University of the Punjab.Vol. 18, 35-40
Strategi pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung: Yrama Widya Oliver, R.M., Joseph H.W., & Daniel J. R.
(2011). Teacher classroom management
Davis, R.W. (2010). Creative Teaching practices: effects on disruptive or aggressive
(Strategi Pengajaran Kreatif). Jakarta: Esensi student behavior. The Campbell
Erlangga Group Collaboration, Last updated: June 2011, 1-56
Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah RI Oyinloye, G.O. (2010). Primary school
Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar teachers’ perception of Classroom
Nasional Pendidikan. Management And Its Influence On
Pupils’ Activities. European Journal of
Jaiyeoba, A. O. (2011). Primary School Educational Studies, 2(3), 305-312
Teachers’ Knowledge of Primary Education
Objectives and Pupils Development. The Riyanto,. & Heny, S. (2007). Variasi media
African Symposium: An online journal of the dalam meningkatkan aktivitas dan hasil
African Educational Research Network. Vol. belajar sains. Vorum Pendidikan, Volume 26
11, No. 1, 4-11 No 2, 120-127
KBYU. (2010). Benefits of Media and the Santrock, W, J. (2010), Psikologi Pendidikan.
Learning Triangle: Learn how to combine Jakarta: Salemba Humanika
children’s television, books, and hands-on
activities to support your child’s learning. Soleh, A,. Made C,. & Ni. K,W. (2014).
Diambil pada tanggal 18 Maret 2015, dari Pengaruh Pembelajaran Remedial
www.kbyutv.org. pdf
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil… 167

Sugihartono,.dkk. (2007. Psikologi Pendidikan. Watson, S,. Dkk. (2014). Guidelines for
Yogyakarta: UNY Press Educating Students with Specific Learning
Disabilities (versi Pdf). Diambil pada
Suparman, Atwi. (2012). Desain Instruksional tanggal 11 Desember 2014, dari
Modern: pandauan para pengajar dan http://www.doe.virginia.gov.Winkel, W, S.
innovator pendidikan. Jakarta: Erlangga (2005). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta:
Media Abadi
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan
pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Zohrani. (2009). Determinasi guru terhadap
Kencana prenada media group hasil belajar siswa kelas VI di Sekolah Dasar
Negeri di kecamatan Selong kabupaten
Lombok Timur. Tesis magister, tidak
diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai