Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

“PERENCANAAN PESAN BISNIS”

Dosen Pengampu : Ni Putu Nita Anggraini.,SE.,MM

Oleh Kelompok 13 :

1. Ni Putu Mia Yuli Arini (1802612010146)


2. Ni Putu Widya Wahyuni (1802612010147)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
ii
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN.................................................................................1
1.1 Proses Penyusunan Pesan Bisnis...............................................................1
1.2 Penentuan Tujuan Pesan Bisnis................................................................2
1.3 Analisis Audiens........................................................................................3
1.4 Penentuan Ide Pokok.................................................................................6
1.5 Pemilihan Saluran dan Media...................................................................7
1.5.1 Saluran Komunikasi Bisnis..................................................................7
1.5.2 Saluran Komunikasi Tertulis...............................................................8
1.5.3 Kekayaan Media..................................................................................9
DAPTAR PUSTAKA....................................................................................10

iii
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 PROSES PENYUSUNAN PESAN BISNIS
Dalam organisasi bisnis, berbagai kegiatan komunikasi terjadi setiap hari, baik
lisan maupun tertulis.mulai dari kegiatan komunikasi yang sangat sederhana
samapai pada kegiatan komunikasi yang rumit dan kompleks. Semua kegiatan
komunikasi itu saling bersaing untuk memperoleh perhatian penerima. Oleh
karena itu, pesan bisnis diupayakan selalu lebih menarik dibandingkan yang lain
atau lebih baik dibandigkan sebelumnya. Menyusun pesan bisnis yang menarik
perhatian, mudah dibaca, dan mudah dipahami memerlukan kreativitas. Namum
demikian, tujuan penyusunan pesan bisnis yang dibuat hendaknya tetap terpusat
pada penerima dan memiliki tujuan yang jelas.
Agar pesan bisnis efektif, diperlukan pemahaman terhadap proses penyusunan
pesan bisnis. Proses penyusunan pesan bisnis bersifat fleksibel. Tidak ada proses
penyusunan pesan bisnis yang terbaik. Walaupun demikian, sejumlah langkah
umum dalam penyusunan pesan bisnis yang efektif perlu diperhatikan. Proses
penyusunan pesan bisnis umumnya terdiri atas tiga tahap sederhana, yaitu:
1. Perencanaan pesan
Dalam tahap ini, ditentukan hal-hal yang mendasar dari suatu pesan yang akan
dikomunikasikan. Secara rinc, tahap perencanaan tersebut meliputi:
- Penentuan tujuan
- Analisis audiens
- Penentuan ide pokok
- Pemilihan saluran dan media
2. Penyusunan pesan
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya ide/gagasan dituangkan ke dalam
pesan tertulis. Pengorganisasian dan penyusunan dokumen dimulai dari
penyusunan kata-kata, kalimat, paragarf, serta memilih ilustrasi yang akan
digunakan untuk mendukung ide atau gagasan. Tahap itu meliputi 2 (dua)
kegiatan yaitu:

1
- Mengorganisasikan pesan
- Memformulasikan pesan
3. Revisi pesan
Pesan yang telah disusun dikaji ulang untu memastikan apabila ide/gagasan
yang diungkapkan sudah memadai. Pemeriksaan lebih detail juga dilakukan
atas format penulisan, tanda baca, dan tata bahasa. Kegiatan pada tahap revisi
adalah:
- Menyunting pesan
- Menulis ulang
- Memproduksi pesan
- Mencetakpesan
Perkiraan pembagian waktu yang dialokasikan pada masing-masing tahap
proses penyusunan pesan bisnis adalah merencanakan pesan 40%, menyusun
draf pesan 20%, dan merevisi 40% dari waktu total ( Vik & Gilsdrof dalam
Haryani, 2001:87).
1.2 PENENTUAN TUJUAN PESAN BISNIS
Pesan bisnis dapat menciptakan nalai tambah bagi perusahaan. Pesan-pesan yang
disampaikan kepada pihak lain hendaknya mampu menjaga dan meningkatkan
citra perusahaan. Untuk dapat menciptakan goodwill, setiap pesan bisnis
hendaknya memiliki tujuan yang jelas, dapat diukur, dan tidak bertentangan
dengan tujuan organisasi. Ada tiga tujuan umum komunikasi bisnis, yaitu
memberi informasi, membujuk atau perseuasi, dan melakukan kerja sama atau
kolaborasi. Masing-masing tujuan tersebut akan menentukan tingkat partisipasi
penerima dan tingkat pengendalian pengirim. ( Bovee & Thill, 2003:101). Jika
hanya bertujuan memberikan imformasi, akan diperlukan sedikit saja partisipasi
komunikasi, dan kendali pesan sepenuhnya berada pada komunikator. Pesan yang
bersifat persuasif akan memerlukan partisipasi komunikan dan interaksi yang
lebih tinggi, serta pengendalian pesan yang tidak sepenuhnya berada pada
komunikator. Sementara jika pesan bisnis bertujuan menjalin kerja sama, akan
diperlukan partisipasi maksimum dari komunikan dan kendali komunikator

2
terhadap isi pesan yang lebih rendah. Pesan yang dibuat tidak akan ada gunanya
apabila gagal mencapai tujuan. Oleh karena itu, tujuan pesan bisnis hendaknya
realistis dan tidak bertentangan dengan tujuan perusahaan (organisasi).
1.3 ANALISIS AUDIENS
Sasaran atau target utama dari setiap komunikasi adalah penerima atau audiens.
Oleh karena itu, analisis terhadap audiens sangat perlu dilakukan. Audiens dalam
studi komunikasi bisa individu atau organisasi. Audiens biasanya memiliki
pemahaman yang berbeda-beda atas pesan yang mereka terima.
a. Mengembangkan profil audiens
Analisis terhadap audiens yang sudah dikenal biasanya relatif lebih mudah
dilakukan tanpa harus melalui penelitian yang rumit. Demikian juga, reaksi
atas pesan yang dikirim kepada orang yang sudah dikenal pada umumnya bisa
diperkirakan. Apabila audiens belum dikenal, maka petunjuk berikut bisa
dipergunakan untuk membantu melakukan analisis (Bovee & Thill,
2003:103).
- Analize siapa pihak penerima pesan?
- Understand bagaimana pengetahuan penerima mengenai subjek?
- Demographics berapa umur, jenis kelamin, pendidikan penerima?
- Interests apa yang menarik perhatian penerima?
- Environment apakah penerima bersahabat atau bermusuhan?
- Needs informasi apa yang diperlukan penerima?
- Customize bagaimana penyesuain pesan yang diperlukan?
- Expectation apa yang diharapkan penerima?
b. Mengenali penerima primer
Apabila penerima terdiri dari beberapa orang, perlu dikenali orang-orang
terpenting yang berpengaruh atau bertindak sebagai pengambil keputusan.
Biasanya, orang yang berkedudukan tinggi bertindak sebagai pengambil
keputusan. Namun, adakalanya justru orang yang berkedudukan rendah yang
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tertentu.
c. Menetapkan jumlah dan komposisi audiens

3
Jumlah penerima juga mempengaruhi pesan bisnis. Menulis pesan bisnis yang
ditunjukkan hanya kepada satu orang akan berbeda dengan pesan bisnis yang
ditunjukkan kepada banyak orang. Gaya penulisan, format, dan bahasa pesan
bisnis yang ditunjukkan kepada orang banyak cenderung lebih formal.
d. Mengukur tingkat pemahaman audiens
Apabila penerima memiliki latar belakang yang sama dengan pengirim, maka
pada umumnya mereka dianggap memiliki pemahaman yang relative sama
terhadap suatu pesan. Dalam keadaan demikian, pengirim tidak perle
melakukan usaha-usaha tertentu untuk memberikan pemahaman kepada
penerima. Namun apabila penerima memiliki latar belakang yang
berbeda,maka pengirim harus siap untuk memberikan penjelasan-penjelasan
tanpa rasa bosan agar tidak terjadi kekeliruan interpretasi.
e. Memperkiraan reaksi penerima
Cara mengorganisasikan pesan sangat tergantung pada reaksi yang
diperkirakan akan dilakukan oleh penerima. Untuk menghindari kritik dan
perdebatan, pesan bisnis sebaiknya dilengkapi dengan argumentasi yang
didukung dengan bukti-bukti yang cukup dan penjelasan yang mmemadai,
serta diakhiri dengan simpulan dan rekomendasi.
f. Memenuhi kebutuhan informasi audiens
Pesan yang baik akan mampu memenuhi semua pertanyaan penerima.
Memenuhi kebutuhan informasi penerima merupakan salah satu kunci sukses
pesan bisnis. Ada lima pedoman yang perlu diperhatikan agar pesan bisnis
mampu memenuhi kebutuhan informasi audiens, yaitu:
1. Temukan apa yang ingin diketahui audiens
Tidak semua audiens pandai mengungkapkan apa yang ingin diketahui.
Cobalah mengenali keinginan audiens dengan melakukan pertanyaan
ulang yang lebih spesifik untuk menghindari keraguan-keraguan.
2. Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan
Informasi tambahan yang relevan perlu diberikan untuk mengantisipasi
kebutuhan informasi yang tidak disadari oleh audiens. Hal itu akan

4
menimbulkan kesan baik karena audiens memproleh informasi yang lebih
luas dari harapannya.
3. Berikan semua informasi yang diperlukan oleh audiens.
Ujilah kelengkapan pesan yang dikirim dengan berpedoman pada 5 W+1
H (who, what, why, when, where, dan how).
4. Pastikan bahwa informasi yang diberikan akurat
Dalam bisnis, ketepatan informasi harus dipastikan terlebih dahulu
sebelum membuat komitmen tertulis. Kaji ulang tanggal, jadwal, asumsi,
perhitungan matematika, atau keuangan untuk memastikan keabsahannya.
5. Tekankan gagasan yang paling menarik bagi audiens
Diantara beberapa gagasan yang disampaikan, lakukan penekanan pada
gagasan yang paling menarik perhatian audiens.
g. Memuaskan kebutuhan emosional dan praktis audiens
Pesan yang bertujuan membujuk dan bekerja sama seringkali gagal mengubah
keyakinan atau perilaku audiens. Kegagalan itu biasanya disebabkan oleh
pesan yang menyajikan informasi yang tidak diperlukan, alasan yang
dikemukakan tidak rasional, dan terlalu panjang atau tidak menarik untuk
dibaca.
Hal yang penting harus diingat bahwa pesan bisnis disampaikan kepada
audiens yang juga melakukan kegiatan bisnis dan memiliki pemahaman terhadap
masalah bisnis. Mereka pada umumnya sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk
membaca pesan. Disamping itu, audiens pada umumnya enggan malakukan peruahan.
Untuk mencapai tujuan komunikasi, diupayakan agar pesan bisnis menggunakan
pendekatan emosional audiens, terstruktur, rasional, serta disusun dengan format
yang menarik.

5
1.4 PENENTUAN IDE POKOK
Setiap pesan bisnis, baik panjang maupun pendek pastimengacu pada suatu ide
pokok (main idea). Ide pokok biasanya didukung oleh ide-ide lain (supporting
idea). Ide pokok merupakan pernyataan tentang suatu topik yang menjelaskan isi
dan tujuan topik tersebut sehingga dapat diterima dengan baik oleh audiens.
Topik merupakan suatu subjek pesan yang luas. Dengan demikian, ide pokok
tidak sama dengan topik. Penetuan ide pokok memerlukan pengalaman dan
kreatifitas. Ada tiga teknik atau cara yang dapat dipergunakaan untuk menentukan
ide pokok:
1. Brainstorming
Yaitu penentuan ide pokok dengan membiarkan pikiran mencari berbagai
kemungkinan ide pokok secara leluasa. Ide yang diperoleh dengan cara
tersebut akan lebih bervariatif, baru, dan orisinil.
2. Petunjuk atasan
Dalam organisasi yang menganut sistem senoiritas, para pelaksana cenderung
meminta petunjuk atasan dalam menentukan ide pokok.
3. Kebiasaan
Untuk situasi yang relatif sama atau kejadian yang berulang-ulang, biasanya
dikembangkan ide pokok tertentu yang relatif sama. Penentuan ide pokok
dilakukan berdasarkan kebiasaan.
Topik : Iuran Anggota Asosiasi
Ide pokok : Iuran anggota merupakan sumber dana asosiasi
Dengan membayar iuran, anggota akan memperoleh beberapa manfaat
tambahan,seperti mengikuti seminar tanpa dipungut bayaran lagi, komunikasi
antara anggota lebih lancar, memperoleh newsletter gratis, dan bebas
menggunakan fasilitas milik asosiasi.
Ide pendukung : manfaat yang diterima lebih banyak dari uang yang di
keluarkan .
Pembayaran iuran tidak memberatkan dan merepotkan
anggota

6
Setelah ide pokok ditentukan, berikutnya perlu dipehatikan batasan atau
cakupan informasi yang menyangkut luas maupun kedalaman. Hal tersebut
perlu dilakukan mengingat manusia memiliki keterbatasan dalam menerima
informasi, misalnya akibat gangguan dalam menerimaan informasi atau
kurangnya kredibilitas komunikator. Pesan yang bersifat umum dan luas
sebaiknya dikoreksi lagi agar lebih spesifik dan mudah dipahami.
1.5 PEMILIHAN SALURAN DAN MEDIA
Pemilihan saluran dan media sangat penting dilakukan dalam perencanaan pesan
bisnis yang berpusat pada penerima.komunikasi efektif dan tidak efektif dapat
dibedakan melalui pilihan atas saluran dan media komunikasi. Pilihan saluran dan
media komunikasi sangat tergantung pada sifat pesan, waktu, formalitas, dan
harapan penerima. Saluran komunikasi terdiri atas saluran komunikasi lisan (oral
communication) dan tertulis ( written communication). Masing-masing saluran
memiliki beberapa jenis media. Media yang dimaksud disini adalah alat atau
sarana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari pengirim kepada
penerima.
1.5.1 Saluran Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan merupakan saluran yang paling banyak digunakan dalam
bisnis.komunikasi itu antara lain, percakapan antara dua orang secara
langsung ( tatap muka), melalui telpon, wawancara,pidato, seminar, pelatihan,
dan presentasi bisnis. Saluran itu disukai karena sederhana, spontan, nyaman,
praktis, ekonomis, dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam
memberikan umpan balik ( feedback).
Tentu saja tidak semua pesan bisa dengan tepat dikomunikasikan
secara lisan. Informasi yang kontroversial dan aktivitas pengambilan
keputusan akan terasa sesuai bila menggunakan saluran itu karena reaksi
nonverbal menerima penerima mudah diketahui dan komunikator dapat
dengan segera mengambil tindakan yang tepat. Kekurangan atau kelemahan
saluran itu adalah sifatnya yang spontan sehingga pesan sering tidak dapat
direncanakan dan diorganisasikan dengan baik. Di samping itu, pesan lisan

7
yang disampaikan dari orang ke orang akan membuka peluang terjadinya
distorsi. Saluran lisan dapat dipergunakan apabila :
- Diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima
- Pesan relative sederhana dan mudah dimengerti
- Tidak memerlukan catatan permanen
- Penerima dapat dikumpulkan dengan mudah dan ekonomis
- Ingin mendorong interaksi untuk pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan
Tipe atau tingkatan komunikasi sangat menentukan tempat dan media
yang diguakan.komunikasi lisan antar pribadi bisa dilakukan diruang kerja
hanya dengan panca indra atau dengan media elektronik, seperti telepon dan
voice mail. Selain memiliki kelebihan dalam kecepatan pengirim dan
penerima informasi, telepon dan voice mail juga lebih ekonomis. Dalam
aktivitas komunikasi yang melibatkan audiens yang lebih banyak, biasanya
digunakan media kelompok atau punlik, misalnya seminar, rapat, dan
konferensi yang diselenggarakan disuatu tempat yang lebih luas dengan
bantuan peralatan audio visual jarak dekat maupun jarak jauh. Sementara
dalam komunikasi massa, biasanya digunakan media elektronik, misalnya
radio, film, televise, computer, dan video cassette/ tape.
1.5.2 Saluran Komunikasi Tertulis
Pesan-pesan tertulis dalam bisnis dibuat dalam berbagai bentuk, misalnya
surat, memo, proposal, dan laporan. Pilihan kata dalam pesan tertulis
dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan nada sopan dan
bersahabat. Pesan-pesan tertulis bisa ditulis tangan atau dengan bantuan media
elektronik. Media elektronik biasanya dipergunakan adalah mesin faks,
telegram, dan e-mail. Saluran komunikasi tertulis tepat dipergunakan bila:
- Tidak diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima
- Pesan terinci dan kompleks
- Memerlukan perencanaan yang seksama
- Memerlukan catatan yang permanen

8
- Penerima dalam jumlah banyak
- Penerima sulit dijangkau karena tersebar secara geografis
- Ingin meminimalkan peluang distorsi
Kelebihan dari saluran komunikasi tertulis adalah adanya kesempatan bagi
para komunikator untuk merencanakan dan mengendalikan pesan.
Kekurangannya adalah umpan balik secara langsung yang tidak bisa diperoleh
dalam waktu cepat.
1.5.3 Kekayaan Media
Kekayaan media adalah nilai dari media dalam situasi komunikasi. Kekayaan
ditetapkan oleh kemampuan media untuk menyampaikan pesan dengan
memakai lebih dari satu isyarat, memudahkan umpan balik, dan menetapkan
fokus pribadi ( Bovee & Thill, 2003:31). Komunikasi tatap muka adalah
media yang paling kaya karena bersifat pribadi, menyediakan umpan balik
verbal dan nonverbal secara langsung, dan menyampaikan emosi dibalik
pesan. Namun, tatap muka juga salah satu media yang paling terbatas karena
penerima dan pengirim pesan harus berada disatu tempat yang sama saat
berkomunikasi. Keterbatasan itu dapat diatasi dengan penggunaan teknologi
maju berupa teleconference.
Media yang paling kaya digunakan untuk mengirimkan pesan nonrutin
yang bersifat kompleks. Media kaya digunakan untuk menyampaikan
kepedulian dan memperoleh komitmen. Gunakan media yang lebih miskin
untuk menyampaikan pesan rutin dan sederhana. Media paling miskin
digunakan apabila umpan balik tidak terlalu penting.

9
DAPTAR PUSTAKA
Dewi,Sutrisna.2007. Komunikasi Bisnis. Edisi 1. Penerbit : Andi Offset. Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai