Anda di halaman 1dari 3

1.

Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat
dan persan setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
Rumusan kasus : "Banyaknya oknum Kepala Daerah di Indonesia yang tertangkap
tangan oleh KPK karena melakukan tindak pidana korupsi sepanjang Januari- Oktober
2019"
Aktor yang terlibat: 1. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebagai lembaga yang
memiliki wewenang mengkoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tidak
pidana korupsi. 2. Pengadilan Negeri sebagai lembaga yang bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus dan meyelesaikan perkara pidana dan perkaran perdata di
tingkat pertama. 3. Khamami, Bupati Mesuji periode 2017-2022 sebagai tersangka
kasus dugaan suap proyek pembangunan infrastruktur di Kabupaten Mesuji tahun
2018. 4. Sri Wahyumi Maria Manalip, Bupati Kabupaten Talaud periode 2014-2019
sebagai tersangka kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa revitalisasi pasar di
Kabupaten Talaud 5. Nurdin Basirun, Gubernur Kepulauan Riau periode 2016-2021
sebagai tersangka kasus tindak pidana korupsi memberikan atau menerima hadiah
atau janji terkait dengan izin prinsip dan lokasi pemanfaatan laut, proyek reklamasi di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kepulauan Riau tahun 2018/2019 dan gratifikasi
yang berhubungan dengan jabatan. 6. Tamzil, Bupati Kudus sebagai tersangka kasus
dugaan korupsi terkait jual beli jabatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Pada
tahun 2004 pernah melakukan korupsi terkait dana bantuan saran dan pra sarana
pendidikan Kabupaten Kudus. 7. Ahmad Yani, Bupati Kabupaten Muara Enim
sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek Dina Pekerjaan Umum Kabupaten Muara
Enim yang ditangkap pada 2 september 2019. 8. Suryadman Gidot, Bupati Kabupaten
Bengkayang Kalimantan Barat sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek
pemerintah di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. 9.Alexius, Kepala Dinas
PUPR Kabupaten Bengkayang terlibat kasus dugaan suap proyek pemerintah di
Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. 10. Agung Ilmu Mangkunegara, Bupati
Lampung Utara sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait Proyek di Dinas PUPR
dan Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara. 11.Syahbuddin Kepala Dinas
PUPR tahun 2014 melakukan suap dengan menyiapkan setoran fee sebesar 20-25
persen dari proyek yang dikerjakan jika ingin menjadi Kepala Dinas PUPR.

2. Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap


nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan
NKRI oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B.
Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus

A. Penerapan : 1. KPK dan Pengadilan Negeri. Sadar Berbangsa dan Bernegara :


Mematuhi segala aturan yang telah dibuat oleh satuan kerja, Disiplin dan
berintegritas tinggi, Mengutamakan kepentingan Umum daripada kepentingan
Pribadi, Mematuhi dan melaksanakan segala aturan dalam hal bernegara. Setia
kepada pancasila: 1). Mengamalkan nilai pancasila c.Semangat mewujudkan
negara yang berdaulat :1). Mengutamakan pedoman hukum negara sebagai
acuan dalam menyelesaikan masalah2). Mendukung segala aturan perundang-
undangan negara. d. Akuntabilitas : Kepemimpinan, Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab, Keadilan, Keprcayaan, Keseimbangan, Kejelasan,
Konsistensi. e.Nasionalisme : Kebijaksanaan dan keadilan , menjaga kondisi
damai.f. Etika Publik :1).Menjalankan Tugas Profesional dan Netral2).
Membuat keputusan sesuai keahlian3). Mempertanggungjawabkan tindakan
dan kinerja kepada publik.4). Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dalam program pemerintah.g.Komitmen Mutu :1).Pengawasan yang
efektif untuk mengawal jalannya program kerja, 2). desentralisasi 3). Integritas,
responsive, reputasi, profesional 4). Keseimbangan Hak 5) Iparsial,
kepercayaan 6). Rasionalitas h.anti korupsi:jujur,peduli,a mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani adil.Manajemen ASN
:Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, beba
dariintervensi politik, bersih daridpraktik korupsi dan nepotisme, melaksanakan
tugasnya dengan jujur , bertanggng jawab . j.Pelayanan publik : tanggung
jawab petugas pelayanan k. WoG : kerjasama antar instansi pemerintah,
kolaborasi, koordinasi, sinergitas. 2.Pelanggaran yang dilakukan oknum kepala
daerah yang melakukan tindak korupsi yaitu melanggar nilai-nilai dasar ASN
akuntabilitas, tidak transparansi dan bertanggung jawab Nasionalisme tidak
bijaksana dan tidak adil, Etika Publik tidak menjalankan tugas profesional dan
netral,Komitmen Mutu tidak membangun kerjasama yang dilandasi
kepercayaan dan kejujuran, dan melanggar 9 nilai anti korupsi jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana ,berani, dan adil .
melanggar nilai peran dan kedudukan ASN berupa tidak bersih dari praktik
korupsi,kolusi dan nepotisme , tidak menjalankan tanggung jawab sebagai
petugas pelayanan publik dan tidak sinergitas. dalam menjalankan praktik
Whole of Goverment.
B. Dampak : Mengakibatkan kerugian negara,kurangnya kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah, berkurangnya pengamalan terhadap ideologi bangsa,
adanya contoh kepemimpinan yang buruk dan berpengaruh kepada staff nya
terjadi nya korupsi yang menjadi budaya untuk memperkaya diri, korupsi
berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, korupsi
menurunkan investasi, menambah beban dalam transaksi ekonomi dan
menciptakan sistem keseimbangan yang buruk. Korupsi menyebabkan saran
dan pra sranan berkualitas buruk, meningkatkan kemiskinan

Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan


konteks deskripsi kasus
1. memulai budaya anti korupsi dari dalam diri sendiri dengan cara selalu
mengamalkan nilai-nilai pancasila.
2. mengajak orang lain untuk tidak membiasakan diri untuk korupsi dari hal
yang paling kecil seperti tidak korupsi waktu.
3. memperkuat badan pengawasan terhadap upaya upaya korupsi tingkat rendah
dalam birokrasi pemerintahan.
4. memperkuat sistem dan pengawasan terhadap laporan kekayaan tiap ASN.
5. Membuat sistem pengawasan yang terintergrasi agar lebih transparan dan
masyarakat dapat ikut membantu dalam pengawasab pejabat-pejabat publik
6. Melakukan intervensi dengan memperbaiki sisitem dan memperbaiki
perilaku pegawainya.
7. menerbitkan peraturan mengenai kewajiban pelaporan LHKPN dan
gratifikasi.
8. Pembentukan unit gratifikasi
9. membangun zona integritas
10. Memanfaatkan sisitem informasi dan layanan ketenagakerjaan secara
digital untuk memangkas potensi korupsi.

Anda mungkin juga menyukai