Anda di halaman 1dari 1

BELAJAR TUNTAS

1. Pengertian
Diknas (2008) menjelaskan bahwa pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam proses
pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan adalah pendekatan dalam
pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh
standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Pendekatan
pembelajaran tuntas adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk
memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (mastery level) terhadap komptensi
tertentu.
2. Asumsi Dasar
Dalam model yang paling sederhana, dikemukakan bahwa jika setiap peserta didik
diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat
penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar
kemungkinan peserta didik akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi. Tetapi jika
peserta didik tidak diberi cukup waktu atau dia tidak dapat menggunakan waktu yang
diperlukan secara penuh, maka tingkat penguasaan kompetensi peserta didik tersebut
belum optimal.
Block (1971) menyatakan tingkat penguasaan kompetensi peserta didik sebagai berikut:
Degree of Learning =f ¿

Model ini menggambarkan bahwa tingkat penguasaan kompetensi (degree of learning)


ditentukan oleh seberapa banyak waktu yang benar-benar digunakan (time actually
spent) untuk belajar dibagi dengan waktu yang diperlukan (time needed) untuk
menguasai kompetensi tertentu.
Dalam pembelajaran konvensional, bakat (aptitude) peserta didik tersebar secara
normal. Jika kepada mereka diberikan pembelajaran yang sama dalam jumlah
pembelajaran dan waktu yang tersedia untuk belajar, maka hasil belajar yang dicapai
akan tersebar secara normal pula. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa hubungan
antara bakat dan tingkat penguasaan adalah tinggi. Secara skematis konsep tentang
prestasi belajar sebagai dampak pembelajaran dengan pendekatan konvensional dapat
digambarkan sebagai berikut.

Sebaliknya, apabila bakat peserta didik tersebar secara normal, dan kepada mereka
diberi kesempatan belajar yang sama untuk setsp peserta didik, tetapi diberikan
perlakuan yang berbeda dalam kualitas pembelajarannya, maka besar kemungkinan
bahwa peserta didik yang dapat mencapai penguasaan akan bertambah banyak. Dalam
hal ini hubungan antara bakat dengan keberhasilan akan menjadi semakin kecil.
Referensi : Mulyono.2012.Strategi Pembelajaran.Malang: UIN_Maliki Press.

Anda mungkin juga menyukai