JURNAL PERKULIAHAN
Program Studi STR KEBIDANAN TANJUNGKARANG
1.1 Skeletal
1.1.1 Struktur Jaringan Tubuh
Jaringan tubuh manusia adalah sekumpulan sel serupa yang menentukan
lapisan tertentu. Fungsi jaringan tubuh manusia adalah terkait dengan
fungsi esensial organ pada tubuh kita.
1. Jaringan otot
Otot adalah jaringan lunak pada tubuh yang membantu mengendalikan
pergerakan tubuh. Jaringan otot terdiri dari sel-sel panjang dan berserat
yang dapat berkontraksi dan membesar, sehingga dapat membuat
desakan pada otot untuk bergerak.
Sel-sel pada jaringan otot tersusun dalam garis sejajar dan terikat,
sehingga jaringan otot adalah jaringan yang paling kuat pada tubuh
manusia.
2. Jaringan epitel
Jaringan epitel dapat ditemukan pada tubuh serta lapisan beberapa
rongga dan organ internal. Sel-sel epitel ditujukan untuk fungsi tubuh
tertentu, termasuk sekresi, penyerapan selektif, proteksi, transport
transeluler dan perasa.
Jaringan epitel terbuat dari sel-sel epitel. Sel ini dapat berupa rata atau
gepeng, berbentuk kubus atau kolom. Sel-sel menempel dengan erat,
membuat lembaran tunggal atau bertumpuk. Seperti selimut yang dijahit
rapat, epitelium merupakan pelindung yang sangat baik untuk bagian-
bagian tubuh manusia.
3. Jaringan ikat
Jaringan ikat berperan dalam memberikan dukungan (support) dan
menahan bagian-bagian tubuh agar tetap terikat bersama. Jaringan ini
mengisi ruang kosong di antara organ. Beberapa jaringan ikat di
antaranya adalah adiposa (lemak); serat kolagen yang menyusun tendon
dan ligamen; serta kartilago dan tulang, meliputi jaringan dan sumsum
tulang.
4. Jaringan saraf
Jaringan saraf manusia ditemukan di dalam sistem saraf dan terbuat dari
sel-sel khusus yang unik. Seperti sirkuit listrik, sistem saraf
menghantarkan sinyal dari saraf ke saraf tulang belakang dan otak. Sel-
sel yang dikenal sebagai neuron mengonduksi impuls ini, sehingga
Anda dapat menggunakan seluruh indra seperti perabaan, pengecapan,
dan pengidu (penciuman).
1.1.2 Klasifikasi Tulang
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang dapat diklasifikasikan
menjadi os longum, breve, planum, irregulare dan pneumaticum.
1. Os longum adalah suatu tulang memanjang dengan ukuran panjang
lebih besar dibandingkan ukuran lebar dan tebalnya. Contoh tulang
yang termasuk dalam klasifikasi os longum adalah : humerus,
radius, ulna, clavicula, ossa metacarpi et phalanges manus, femur,
tibia, fibula, ossa meta tarsi et phalanges manus.
Os longum mempunyai struktur sebagai berikut :
1) Periosteum adalah jaringan yang melapisi tulang dari sebelah
luar. Terdiri dari lapisan fibrosa dan lapisan osteogenetik.
2) Endosteum adalah jaringan pengikat yang melapisi tulang dari
sebelah dalam.
3) Substantia compacta adalah bagian yang kompak atau padat.
4) Substantia spongiosa adalah bagian yang berongga.
5) Cavitas medullaris adalah rongga dalam tulang yang berisi
medulla ossium rubra dan medulla ossium flava.
2. Os breve adalah suatu tulang dengan ukuran panjang, lebar dan tebal
yang seimbang (memendek). Tulang yang termasuk dalam kelas ini
antara lain ossa carpi, tarsi dan patella. Ossa breves mempunyai struktur
pars spongiosa yang berisi medulla ossium dilapisi oleh pars compacta
yang tipis dan dikelilingi oleh periosteum kecuali pada facies articularis.
Os breves mempunyai bentuk khusus dan sering disebut sebagai kelas
tersendiri, yakni ossa sesamoidea dan ossa acessoria.
1) Ossa Sesamoideae, adalah tulang-tulang yang termasuk os breve,
terdapat di regio manus dan pedis, terbungkus dalam tendo atau capsula
articularis, bervariasi dalam ukuran dan jumlahnya dan mempunyai
fungsi untuk memungkinkan penarikan suatu sudut tendo.
2) Ossa acessoria, adalah tulang-tulang yang termasuk os breve atau os
planum dan terletak tidak beraturan terutama terdapat di regio manus
dan pedis, pada epiphysis tertentu yang tidak menyatu, aspek kliniknya
jika dilakukan foto rontegen, gambarannya menyerupai fractura (patah
tulang) dan ossa sesamoidea termasuk dalam kategori ini.
3. Os planum adalah suatu tulang dengan ukuran tebal yang lebih kecil
dibandingkan dengan panjang dan lebarnya. Termasuk tulang yang
termasuk kelas ini adalah costae, sternum dan scapula. Struktur os
planum ada yang mempunyai struktur atas substantia compacta,
substantia spongiosa dan medulla ossium, ada yang terdiri dari subtantia
compacta saja, misalnya os lacrimale, scapula, dan ada yang facies
articularisnya ditutupi oleh cartilago atau jaringan fibrous, misalnya
ossa cranii.
2.1 Sendi
2.1.1 Klasifikasi Berdasarkan Gerakan
Berdasarkan jenis gerakan sendi terbagi 3 jenis :
1. sendi yang tidak dapat bergerak:
Sendi synarthroses (fibrous), tulang pada sendi ini berdekatan satu sama
lain dan dipisahkan oleh jaringan ikat fibrosis.
Contoh:
1) Suture pada tulang tenggorak kepala.
2) Syndesmoses: sendi antara tibia dan fibula yang berupa ligamen.
2. sendi dengan sedikit pergerakan:
Amphiarthroses (Cartilaginouss) Tulang pada sendi ini biasanya
disambungkan dengan jaringan ikat hyaline cartilage (fibro cartilage).
Contoh: sendi antara tulang iga (costa) dan sternum.
3. Sendi yang mampu bergerak bebas
Diarthrosis Sendi diarthrosis (sinovial): terdapat pada sebagian besar
sendi pada orang dewasa.
a. Stressor internal
Stressor internal meliputi faktor-faktor pemicu stress ibu hamil yang
berasal dari diri ibu sendiri. Stessor internal, meliputi kecemasan,
ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan
penampilan, perubahan peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap
kehamilan, takut terhadap kehamilan persalinan, kehilangan
pekerjaan.
b. Stressor eksternal
2.1.2 Klasifikasi Sendi Berdasarkan Struktur
Jenis-jenis sendi berdasarkan struktur:
1. Sendi fibrosa
Sendi jenis ini tidak memiliki rongga namun memiliki jaringan fibrosa
yang memperkokoh hubungan antar sendi.
Pertemuan antar tulang dihubungkan oleh jaringan penghubung fibrosa.
a. Sutura: sendi pada tulang tengkorak
b. Gomphosis: gigi pada tulang maksila/mandibula
c. Sindesmosis: Sendi tibia-fibula/Sendi radioulna
2. Sendi kartilagenosa
Sendi ini menyerupai sendi fibrosa yaitu tidak memiliki rongga sendi.
Ruang antar sendi yang terbentuk pada sendi ini berikatan dengan tulang
rawan.
Pertemuan antar tulang dihubungkan oleh jaringan fibrokartilago atau
kartilago hyalin
a. Oleh jaringan fibrokartilago= sinkondrosis
Pendek, yaitu sendi tidak dapat bergerak: lempeng epifiseal
Panjang, yaitu sendi dapat bergerak minimal: sendi pada costa
b. Oleh kartilago hyaline simfisis, dapat bergerak sedikit dengan usaha
yang besar:
Sendi intervertebral dan Simpisis pubis
3. Sendi sinovial
Sendi synovial merupakan sendi yang memiliki rongga dan diperkokoh
dengan kapsul serta ligamen pembungkus sebagai pelindung persendian.
Sendi yang kompleks, terdiri dari dua tulang ,kapsul sendi, kartilago
sendi, membran sinovial, cairan sinovial, rongga synovial.
2.1.3 Mekanisme Gerak Tubuh
1. Sistem Gerak Aktif
Sistem gerak aktif terdiri atas otot-otot rangka atau otot lurik yang
bekerja dibawah kesadaran. Otot dikatakan sebagai alat gerak aktif
karena otot dapat berkontraksi hal ini menimbulkan gerakan pada
rangka.Otot memiliki sifat yang elastis sehingga dapat kembali ke
bentuk semula (berelaksasi) setelah berkontraksi. Otot dapat
berkontraksi pada beberapa keadaan yaitu isometrik, isotonik
konsentris, dan isotonik eksentris.
a. Kontraksi Isometrik
Kontraksi isometrik adalah kontraksi yang terjadi saat otot
menegang, namun tidak ada perubahan panjang dari otot.
b. Kontraksi Isotonik
Kontraksi isotonik terjadi pada dua keadaan yaitu kontraksi
isotonik konsentris dan kontraksi isotonik eksentrik. Dilasir
dari Medicine LibreTexts, kontraksi isotonik konsentris adalah
saat otot bergerak dengan cara memendek untuk menghasilkan
tenaga. Adapun kontraksi isotonik eksentrik adalah saat otot
bergerak memanjang untuk menghasilkan tenaga.
Otot menempel pada ujung-ujung tulang melalui tendon dari
jaringan ikat. Saat otot berkontraksi memanjang atau
memendek, kedudukan tulang akan berubah dan menimbulkan
gerakan.
2. Sistem Gerak Pasif
Sistem gerak pasif terdiri atas rangka yang disusun oleh tulang-
tulang. Tulang merupakan alat gerak pasif karena tulang dapat
bergerak dengan bantuan otot. Jika tidak ada otot, tulang tidak
dapat bergerak.
Rangka tersusun atas tulang-tulang yang saling berhubungan
karena adanya persendian. Ada sendi sinartosis yang tidak dapat
digerakan seperti pada tulang tengkorak, namun ada juga sendi
diartosis yang dapat digerakan.
2.3 Fasia
2.3.1 Hubungan Sistem Musculosceletal dengan Reproduksi Wanita
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot
adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi
kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah
bagian tubuh yang terdiri dari tulang tulang yang memungkinkan
tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem
muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal
melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga
dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).
Sistem muskuloskeletal meliputi:
1. Tulang
a. Tulang panjang (long bone), misalnya femur, tibia, fibula, ulna,
dan humerus.
b. Tulang pendek (short bone), misalnya tulang-tulang karpal.. .
c. Tulang pipih (flat bone), misalnya tulang pariental, iga, skapula,
dan pelvis.
d. Tulang sesamoid, misalnya tulang patela.
e. Tulang sutura (Sutural bone), misalnya tulang atap tengkorak..
2. Persendian
Sendi adalah Hubungan antara dua tulang atau lebih.
Tiga macam sendi:
1) Sinartrosis (sendi tidak dapat digerakkan): sendi tulang tengkorak.
2) Amfiartrosis (sendi dengan gerak terbatas): sendi pada vertebra dan
simfisis pubis.
3) Diartrosis (sendi yang mampu bergerak bebas):
3. Cartilago
Cartilago (tulang rawan) terdiri dari serat-serat yang diletakkan pada
suatu gelatin yang kuat, tetapi fleksibel tidak memiliki vaskuler.
4. Ligamen
Susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat yang kenyal dan
fleksibel. Ligamen mempertemukan kedua ujung tulang dan
mempertahankan stabilitas.
5. Otot
Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus untuk
berkontraksi. Otot terbagi menjadi :
a. Otot rangka (otot lurik): terdapat pada sistem skelet, memberikan
pengontrolan pergerakan, mempertahankan postur tubuh dan
menghasilkan panas.
b. Otot viseral (otot polos): terdapat pada saluran cerna, perkemian,
pembuluh darah. Otot ini mendapat rangsang dari saraf otonom
berkontraksi diluar kesadaran.
c. Otot jantung: hanya terdapat pada jantung, berkontraksi diluar
pengendalian.
6. Tendon
Ikatan jaringan fibrosa yang padat yang merupakan ujung dari otot
dan menempel kepada tulang.
7. BursaAda beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan
kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini
dengan bijaksana jangan sampai menyinggung “kearifan lokal” yang
sudah berlaku di daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh
adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media massa,
pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan
media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya
menguntungkan bagi kesehatan.
Utami, Silmi Nurul. (2020). Sistem Gerak Aktif dan Sistem Gerak Pasif pada Manusia.
Pearce EC. 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia
Nasution, Rifan Eka Putra. (2020). Anatomi Tulang Manusia. Diakses pada 30 Juli
2021, dari https://whitecoathunter.com/anatomi-tulang-manusia-lengkap/?amp
Platzer, W., 1997, Atlas Berwarna dan Teks Anatomi Manusia-Sistem Lokomotor-
Muskuloskeletal & Topografi, Penerbit Hippokrates, Jakarta.
Referensi Aswin, Soedjono. 2006. Pengantar Anatomi (Anatomi Umum), Bagian Anatomi,
Embriologi dan Antropologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Heni Puji Wahyuningsih, Yuni Kusmiati 2017. Anatomi Fisiologi. (Edisi) Jakarta
Selatan.
Ari Septi Mei Lani, SSt. FT,. M.Or. 2017. Sistem Praktikum Muskuloskeletal. Modul
Program Studid IV Fisioterapi Stikes Aisyah Surakarta.