Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MATERI

BAB 8

MEMAHAMI PENGENDALIAN INTERNAL

DI SUSUN OLEH :

GIYA VITIYANINGSIH
18 10 19

D3 AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH CILACAP

TAHUN 2021
MEMAHAMI PENGENDALIAN INTERNAL

A. TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL

Menurut standard audit (SA 315, 4C) pengendalian internal didefiniskan

sebagai berikut : proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara

oleh pihak yang bertanggung jawab atas kelola, manajemen dan personel lain

untuk menyediakan keyakinan memadai tentang tujuan entitas yang derkaitan

dengan keandalan , peloparan keuangan, efisisensi dan efektivitas operasi, dan

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. 3 tujuan umum yaitu : a)

Keandalan pelaporan keuangan entitas, b) Efektivitas dan efisiensi operasi

entitas, c) Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan-peraturan.

B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN TANGGUNG JAWAB

AUDITOR ATAS PENGENDALIAN

Tanggungjawab manajemen untuk menetapkan pengendalian internal

dilandasi oleh dua konsep yakni keyaknan memadai dan keterbatasan inheren.

Materi penerapan pengendalian internal yang harus dipahami oleh

auditor meliputi hal-hal berikut :

1. Sifat dan karateristik umum pengendalian internal

2. Pengendalian yang relevan dengan audit

3. Sifat dan luas pemahaman tentang pengendalian yang relevan

4. Komponen pengendalian internal


C. KOMPONEN – KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan ini mencakup tata kelola dan manajemen, serta sikap

kesadaran dan tindakan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan

manajemen atas pengendalian internal.

Lingkungan pengendalian meliputi unsur-unsur sebagai berikut :

a. Komunikasi dan penegakan nilai integritas dan etika

b. Komitmen terhadap kompetensi

c. Partisipasi oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola

d. Filosofi dan gaya operasi manajamen

e. Struktur organisasi

f. Pemberian wewenang dan tanggungjawab

g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

2. Proses Penilaian Resiko Entitas

Adalah identifikasi dan analisis resiko yang dilakukan manajemen

berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan

kerangka pelaporan keuangan entitas yang berlaku.

3. Sistem informasi

Suatu system informasi terdiri dari infrastruktur , perangkat lunak,

orang, prosedur dan data.

System informasi mencakup metode dan catatan yang :

a. Mengidentifikasi dan mencatat seluruh transaski yang valid

b. Mendeskripsikan transaksi secara cukup terperinci dan tepat waktu.


c. Mengukur nilai transaksi dengan suatu cara yang memungkinkan

pencatatn nilai moneter transaksi tersebut secara tepatdalam laporan

keuangan.

d. Menentukan periode terjadinya transaksi yang memungkinkan

klasifikasi transaksi tersebut dalam periode akuntansi yang tepat.

e. Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait secra tepat dalam

laporan keuangan.

4. Aktivitas Pengendalian

Adalah kebijakan dan prosedur selain yang tercakup dalam komponen

pengendalian yang lain yang membantu dalam memastikan bahwa tindakan

yang dilakukan menghadapi resiko guna tercapainya tujuan entitas.

5. Pemantauan Terhadap Pengendalian

Adalah suatu proses untuk menilai efektivitas pelaksanaan

pengendalian internal.

Proses mendapatkan pemahaman pengendalian internal dan penilaian

resiko pengendalian :

Tahap 1 : mendapatkan dan mendokumentasikan pemahaman

tentang rancangan dan pengoperasian pengendalian internal

Tahap 2 : menetapkan resiko pengendalian

Tahap 3 : merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pengujian

pengendalian
Tahap 4 : menetapkan resiko deteksi direncanakan dan pengujian

subtantif

Auditor biasanya menggunakan tiga jenis dokumen untuk mendapatkan dan

mendokumentasikan pemahamannya tentang rancangan pengendalian yaitu :

 Naratif adalah deskripsi tertulis tentang pengendalian internal yang

berlaku pada entitas klien.

 Bagan alir adalah suatu diagram dari dokumen – dokumen klien dan

urutan alirannya dalam organisasi. Dibandingkan dengan naratif bagan

alir mempunyai 2 keunggulan yaitu mudah dibaca dan mudah direvisi

untuk dimutahirkan.

 Daftar pertanyaan pengendalian internal, menanyakan serangkaian

pertanyaan tentang pengendalian pada setiap bidang yang diaudit sebagai

cara untuk mengidentifikasi pengendalian internal.

D. PENILAIAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INTERNAL

Selain harus mendapatkan pemahaman tentang rancangan

pengendalian internal, auditor juga harus mengevaluasi apakah rancangan

pengendalian internal telah diterapkan. Prosedur penilaian resiko untuk

memperoleh bukti audit tentang rancangan diimplementasi pengendalian

yang relevan dapat mencakup :

1. Memutahirkan dan Mengevaluasi Pengalaman Masa Lalu Auditor

Dengan Klien (Entitas)


Kebanyakan audit dilakukan setiap tahun oleh kantor akuntan yang

sama. Setelah audit tahun pertama, auditor memiliki banyak informasi

dari tahun lalu tentang pengendalian internal klien. Informasi ini sangat

berguna untuk menentukan apakah pengendalian yang pada tahun lalu

tidak berjalan dengan efektif telah diperbaiki

2. Meminta Keterangan Dari Personel Entitas

Auditor harus mengajukan pernyataan kepada manajemen,

pengawas, dan staf agar menjelaskan tugas mereka. Pengajuan

pernyataan yang cermat kepada personel yang tepat akan membantu

auditor dalam mengevaluasi apakah para pegawati memahami tugas

mereka dan menjalankan apa yang diuraikan dalam dokumentasi

pengendalian internal klien

3. Menginspeksi dokumen dan laporan

Kelima komponen pengendalian internal mencakup pembuatan

banyak dokumen dan catatan. Dengan memeriksa dokumen, catatan dan

file-file computer yang telah digunakan, auditor dapat mengevaluasi

apakah informasi yang diuraikan dalam bagna alir dan narasi telah

diterapkan

4. Mengamati Penerapan Pengendalian Tertentu

Hal ini akan melengkapai pemahaman dan pengetahuan auditor

tentang bagaimana pengendalian diterapkan.

5. Menelususri Transaksi Melalui Sistem Informasi Yang Relevan

dengan Pelaporan Keuangan


Pada setiap tahapan proses, auditor mengajukan pertanyaan,

mengamati aktivitas, dan memeriksa dokumen dan catatan yang tealh

dikerjakan. Rekam jejak seperti ini menggabungkan dengan baik

proses mengamati, mendokumentasikan dan mengajukan pertanyaan

untuk memastikah bahwa pengendalian yang dirancang manajemen

telah dilaksanakan.

E. MENGIDENTIFIKASI DEFISIENSI, DEFISIENSI SIGNIFIKAN DAN

KELEMAHAN MATERIAL

Bisa dilakukan dengan pendekatan lima tahap sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi pengendalian yang ada.

2. Mengidentifikasi pengendalian kunci yang tidak ada.

3. Mempertimbangkan kemungkinan adanya pengendalian pengganti.

4. Menentukan apakah terdapat defisiensi signifikan atau kelemahan material.

5. Menentukan kesalahan penyajian potensial yang bisa terjadi.

F. PENGUJI PENGENDALIAN

Dengan telah diperolehnya pemahaman tentang pengendalian internal entitas

sebagai bagian dari proses penilaian resiko, auditor telah dapat membuat

penilaian awa resiko pengendalian.

KOMUNIKASI KEPADA MANAJEMEN

Auditor juga harus mengkomunikasi kepada manajemen pada tingkat tanggung

jawab yang tepat secara waktu.


1. Secara tertulis

2. Defisiensi

Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan tingkat

kerincian komunikasi mencakup :

 Sifat entitas

 Ukuran dan kompleksitas entitas

 Sifat defisiensi signifikan yang diidentifikasi oleh auditor

 Komposisi tata kelola entitas

 Ketentuan peraturan perundang – undangan tentang komunikasi

G. PENILAIAN TERHADAP EFEKTIVITAS OPERASI PENGENDALIAN

Jika telah terdeteksi penyimpangan atas pengendalian yang auditor ingin

andalkan, auditor harus meminta keteranagn secara khusus untuk memahami hal

tersebut dan dampak potensialnya, serta harus menentukan apakah :

1. Pengujian pengendalian yang telah dilakukan memberikan suatu dasar yang

tepat bagi auditor untuk mengandalkan pada pengendalian tersebut.

2. Tambahan pengujian pengendalian diperlukan.

3. Risiko potensial kesalahan penyajian perlu di respons dengan menggunakan

prosedur subtantif.

H. MEMUTUSKAN RENCANA RISIKO DETEKSI DAN MERANCANG

PENGUJIAN SUBTANTIF
Tingkat risiko deteksi yang tepat untuk setiap tujuan audit saldo,

selanjutnya ditentukan dengan menggunakan model risiko audit. Hubungan

antara tujuan audit transaksi dengan tujuan audit saldo dan pemilihan

sertarancangan prosedur audit untuk pengujian subtantif atas saldo – saldo dalam

laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai