Anda di halaman 1dari 12

POLTEKAD KODIKLATAD

JURUSAN TEKNIK MESIN

MAKALAH ENERGI ALTERNATIF

Tentang

PRATIKUM SEL VOLTA

Disusun oleh:

Serda M Hafizh Zul Hasmi 20180349-E

Jurusan Teknik Mesin


Prodi Teknik Otomotif Kendaraan Tempur Diploma 4 Angkatan III
TA. 2018/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Umum.
Energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian, baik
sebagai bahan bakar maupun sebagai komoditas ekspor. Komsumsi energi semakin
meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Untuk
memenuhi permintaan energi tersebut perlu dikembangkan sumber daya energi, baik
energi fosil maupun energi terbarukan. Mengingat sumber daya energi fosil khususnya
minyak bumi jumlahnya terbatas maka perlu dikembangkan energi alternatif. Di samping
itu, pemberlakuan kebijakan subsidi harga energi yang berkepanjangan menyebabkan
pemakaian energi disemua sektor tidak efisien. Hal ini terlihat dari intensitas energi yang
masih tinggi. Belum dimanfaatkannya berbagai energi yang efisien pada saat ini
menyebabkan penggunaan energi belum produktif (Sugiyanto, dkk, 2017).
Elektrokimia adalah ialah merupakan suatu cabang dari ilmu kimia yang
berhubungan dengan energi listrik. Namun sedangkan dalam Prosesnya ialah merupakan
reaksi reduksi oksidasi seperti yang dijelaskan diatas. Elektrokimia terdiri dari sel volta
dan sel elektrolisis. Penyusunan pada Elektroda dan menghasilkan elektroda itu sendiri
dan bahan kimia (reagents) yang terlibat. Sel elektrokimia umumnya tersusun atas dua
elektroda. Setiap elektroda disebut sebagai setengah sel (half cell).

Gambar 1. Contoh Proses Elektrokimia.

Pertukaran antara energi listrik dan reaksi kimia memiliki aplikasi yang sangat luas
dalam kehidupan manusia seperti penerapan pada prinsip kerja baterai yang memberi
daya pada smartphone anda saat ini. Prinsip yang digunakan pada baterai juga
menerapkan reaksi redoks dimana oksidasi menyebabkan hilangnya satu atau lebih
elektron pada satu spesies kimia sedangkan reduksi adalah penambahan satu atau lebih
elektron dalam satu spesies kimia.

1.2. Rumusan Masalah.


Agar dapat mendukung pratikum pada inti pembahasan, perumusasan masalah
pada pelaksanaan pratikum dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana reaksi yang terjadi pada cairan elektrolit dalam larutan ?
b. Bagaimana pengaruh nyala lampu terhadap reaksi pada campuran elektrolit ?
c. Bagaimana arus yang dihasilkan dari cairan elektrolit tersebut ?

1.3. Maksud dan Tujuan.


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pratikum sel volta ini adalah
sebagai berikut :
a. Bintara mahasiswa dapat mengetahui reaksi yang terjadi pada cairan
elektrolit dalam larutan.
b. Bintara mahasiswa dapat mengetahui pengaruh nyala lampu terhadap
reaksi pada campuran elektrolit.
c. Bintara mahasiswa dapat mengukur arus yang dihasilkan dari cairan
elektrolit tersebut.

1.4. Manfaat.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh pada pelaksanaan pratikum sel volta adalah
sebagai berikut :
a. Bintara mahasiswa dapat mengaplikasikan hasil pada pratikum sel volta
pada bidang energi alternatif.
b. Bintara mahasiswa dapat melakukan percobaan pratikum sel volta secara
mandiri sehingga dapat digunakan untuk pengaplikasian pada pemberdayaan
masyarakat terpencil.
c. Bintara mahasiswa mampu menerapkan hasil yang diperoleh sebagai bahan
pada data pratikum sel volta pada mata kuliah energi alternatif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Elektrokimia.
Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan sistem
yang terdiri atas 2 buah elektrode dan larutan elektrolit, peristiwa yang terjadi didalamnya
adalah proses perpindahan elektron (reaksi redoks). Salah satu contoh elektrokimia
adalah sel volta.
Ketika reaksi oksidasi dan reduksi dipasangkan bersama dalam suatu reaksi
redoks, elektron dapat mengalir dari spesies ter-oksidasi ke spesies ter-reduksi. Aliran
elektron tersebut dapat secara spontan dihasilkan oleh reaksi dan menyebabkan energi
listrik dalam satu sel. Hal itulah yang dimanfaatkan pada prinsip kerja baterai yang ada
hingga saat ini.

Gambar 2. Contoh Reaksi Elektrokimia.

2.2. Sel Volta.


Sel volta atau dikenal sebagai sel galvanik merupakan sel elektrokimia yang
pertama kali ditemukan pada tahun 1800-an oleh Alessandro Volta dan Luigi Galvani.
Hingga saat ini, sel volta ini telah berkembang menjadi komponen baterai seperti yang
sudah dibahas sebelumnya.
Dalam pengertiannya, sel volta adalah sel elektrokimia yang didalamnya terjadi
reaksi kimia yang menghasilkan energi listrik proporsional. Sel volta memiliki prinsip kerja
yaitu ketika dua plat logam yang berbeda sebagai elektroda secara bersamaan direndam
dalam larutan elektrolit yang memiliki reaktivitas lebih tinggi dengan plat tersebut, maka
hal ini akan menyebabkan ion logam didalamnya larut sebagai ion bermuatan positif dan
meninggalkan elektron bebas pada plat, oleh karena itu plat logam menjadi bermuatan
negatif.

Gambar 3. Contoh Reaksi Sel Volta.

2.3. Komponen Kelistrikan.


Pada komponen kelistrikan ada beberapa komponen penyusun di dalamnya yang
meliputi arus, tegangan dan hambatan. Adapun pengertian komponen tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Arus.
Arus listrik atau dalam versi bahasa inggris sering disebut "electric current"
dapat didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.
Biasanya arus memiliki satuan A (Ampere) atau dalam rumus terkadang ditulis I.
Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah
tertentu. Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari
potensial tinggi ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron). Satu
ampere sama dengan 1 couloumb dari elektron melewati satu titik pada satu detik.
Pada kasus ini, besarnya energi listrik yang bergerak melewati konduktor
(penghantar).
Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada
zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif,
sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron
yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.
Gambar 4. Contoh Arus Listrik.
b. Tegangan.
Tegangan listrik (Voltage) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik
dalam rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan V (Volt). Besaran ini
mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik
dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu
tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra
tinggi. Tenaga (the force) yang mendorong elektron agar bisa mengalir dalam
sebuah rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah nilai dari beda potensial
energi antara dua titik. Pada sebuah rangkaian, besar energi potensial yang ada
untuk menggerakkan elektron pada titik satu dengan titik yang lainnya merupakan
jumlah tegangan.

Gambar 5. Contoh Tegangan Listrik.

c. Hambatan.
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Hambatan dinyatakan dalam satuan ohm. Elektron bebas cenderung bergerak
melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau bergerak
berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan.
Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk
mendorong elektron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian
untuk menghambat lajunya arus.
Gambar 6. Contoh Komponen Hambatan (Resistor).
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan.


a. Alat.
1) Uang Koin 1000 Rupiah.
2) Uang Koin 500 Rupiah.
3) Gelas Beaker.
4) Lampu LED.
5) Multitester.
b. Bahan.
1) Air Garam.
2) Air Gula.
3) Minuman Elektrolit.
4) Air.

3.2. Metodologi.
Pada proses pratikum sel volta ini menggunakan gelas ukur dengan tiga jenis
larutan yaitu larutan air garam, air gula dan minuman elektrolit. Pada ujung kabel jamper
diberi uang koin Rp. 1000 dan Rp. 500 kemudian disambungkan ke lampu LED sebagai
indikator hasil reaksi.
Pratikum sel volta ini juga menggunakan multitester sebagai pengukur tegangan
dan arus listrik yang dihasilkan pada reaksi sel volta tersebut. Hasil yang diamati dari
proses tersebut adalah besarnya tegangan yang dihasilkan dan arus listrik dari hasil
reaksi pada jenis larutan yang digunakan. Adapun rumus yang digunakan dalam pratikum
ini adalah sebagai berikut.
Rumus Untuk Menghitung Resistensi :
V
R= (Ohm)
I
Dimana :
R = Resistansi (Ohm)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus Listrik (Ampere)

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan.
Adapun pada pelaksanaan pratikum sel volta ini meliputi beberapa kegiatan untuk
mengetahui rekasi apa saja yang terjadi dan hasil dari percobaan tersebut, adapun reaksi
yang diukur menggunakan multitester adalah tegangan listrik dan arus listrik yang
dihasilkan dari larutan dengan indikator lampu LED yang disambungkan ke ujung kabel.
Kegiatan dalam pratikum dibagi dalam beberapa tahapaan yaitu pengambilan data,
pengamatan hasil percobaan dan analisa hasil percobaan.

4.2. Pengambilan Data.


Pada proses pengambilan data percobaan dibagi menjadi 2 tahapan dengan
variasi jenis uang koin yang digunakan selama pratikum. Adapun jenis koin yang
digunakan adalah uang koin jenis Rp. 1000 dan uang koin jenis Rp. 500.
a. Tahap Pertama.
Pada tahap pertama percobaan, menggunakan uang koin jenis Rp. 1000
dengan jenis bahan logam putih. Adapun data yang diambil pada hasil percobaan
adalah tegangan listrik dan arus listrik kemudian data yang diambil digunakan

V
untuk menghitung hambatan arus listrik dengan rumus R= . Data yang diolah
I
dicantumkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Data Pengamatan Menggunakan Uang Koin Jenis Rp.1000.


Tegangan Arus Listrik Hambatan
No Sampel Keterangan
(V) (I) (Ohm)
1 Air+Garam (1 sdm) 1,05 V 0,000001 A 105 x 105 Ω
2 Air+Garam (2 sdm) 1V 1,5 A 0,667 Ω
3 Air+Garam (3 sdm) 1,6 V 2,5 A 0,64 Ω
4 Air+Gula (1 sdm) 0,2 V 0,000006 A 33333,33 Ω
5 Air+Gula (2 sdm) 0,2 V 0,000006 A 33333,33 Ω
6 Air+Gula (3 sdm) 0,1 V 0,000002 A 50000 Ω
7 Minuman Elektrolit 0,1 V 0,000003 A 33333,33 Ω
8 Air 0,4 V 0,00001 A 50000 Ω

a. Tahap Kedua.
Pada tahap pertama percobaan, menggunakan uang koin jenis Rp. 500 dengan
jenis bahan kuningan. Adapun data yang diambil pada hasil percobaan adalah
tegangan listrik dan arus listrik kemudian data yang diambil digunakan untuk

V
menghitung hambatan arus listrik dengan rumus R= . Data yang diolah
I
dicantumkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Data Pengamatan Menggunakan Uang Koin Jenis Rp.500.


Tegangan Arus Listrik Hambatan
No Sampel Keterangan
(V) (I) (Ohm)
1 Air+Garam (1 sdm) 1,05 V 0,000001 A 105 x 105 Ω
2 Air+Garam (2 sdm) 1V 1,5 A 0,667 Ω
3 Air+Garam (3 sdm) 1,6 V 2,5 A 0,64 Ω
4 Air+Gula (1 sdm) 0V 0A 0Ω
5 Air+Gula (2 sdm) 0,1 V 0,000002 A 50000 Ω
6 Air+Gula (3 sdm) 0,05 V 0,000001 A 50000 Ω
7 Minuman Elektrolit 0,2 V 0,000004 A 50000 Ω
8 Air 0,4 V 0,00001 A 50000 Ω

4.3. Pengamatan dan Analisa Hasil Percobaan.


Pada proses pengamatan pratikum sel volta, kita mengamati hasil reaksi yang
ditimbulkan dari masing-masing larutan. Pada larutan garam reaksi yang mengahsilkan
tegangan dan arus yang tinggi adalah dengan campuran 3 sdm garam dengan uang koin
jenis Rp. 1000 dan Rp. 500.
Gambar 7. Pengamatan Hasil Reaksi Air Garam.
Pada larutan garam reaksi yang dihasilkan belum mampu menghidupkan lampu
LED karena tegangan dan arus yang dihasilkan masil kecil sehingga hambatan yang
terjadi sangat besar hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya kosentrasi larutan
untuk menghantarkan listrik sehingga tidak mampu menghidupkan lampu LED.

Gambar 8. Pengamatan Pada Hasil Pengukuran Multitester.

Kemudian hasil pengamatan dengan larutan gula juga menunjukkan tegangan dan
arus listrik yang tertinggi pada jumlah larutan 3 sdm. Larutan gula membuat larutan
menjadi warna kuning pekat. Pada larutan gula reaksi yang dihasilkan belum mampu
menghidupkan lampu LED karena tegangan dan arus yang dihasilkan masil kecil
sehingga hambatan yang terjadi sangat besar hal ini mungkin disebabkan karena
kurangnya kosentrasi larutan untuk menghantarkan listrik sehingga tidak mampu
menghidupkan lampu LED.
Gambar 9. Pengamatan Hasil Reaksi Air Gula.
Selanjutnya percobaan dilanjutkan dengan menggunakan minuman elektrolit
dengan jumlah 200 ml pada gelas ukur. Hasil yang didapatkan menggunakan minuman
elektrolit belum mampu menghidupkan lampu LED karena tegangan dan arus yang
dihasilkan masil kecil sehingga hambatan yang terjadi sangat besar hal ini mungkin
disebabkan karena kurangnya volume minuman elektrolit sehingga konsentrasinya kecil
dan tidak mampu menghidupkan lampu LED.

Gambar 10. Pengamatan Hasil Reaksi Minuman Elektrolit.

4.4. Hubungan Arus, Tegangan dan Hambatan.


Hubungan yang terjadi pada rekasi yang dihasilkan menurut segitiga hubungan
OHM yaitu adalah semakin besar arus yang dihasilkan maka semakin besar juga
hambatan yang terjadi karena kuat arus yang terjadi berbanding terbalik dengan
hambatan yang terjadi.

Gambar 11. Hukum Hubungan Arus, Tegangan dan Hambatan.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan.
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pada saat pengujian yang memiliki
tegangan yang terbesar pada jenis larutan air garam dengan besar tegangan dan arus
listrik yaitu sebesar 1,6 volt dan 2,5 Ampere. Tetapi pada hasil percobaan ini belum dapat
menghidupkan lampu LED karena hambatan yang terjadi sangat besar dan hal ini
mungkin juga dipengaruhi karena kurangnya kosentrasi larutan dan volume larutan untuk
menghantarkan listrik sehingga tidak mampu menghidupkan lampu LED.

5.2. Saran.
Dalam penelitian ini ada beberapa saran dari peneliti sebagai berikut :
a. Pada pengujian tersebut kurangnya waktu pratikum dan banyaknya mahasiswa
yang mempengaruhi efektivitas pratikum.
b. Diharapkan peneliti dapat melakukan pengujian berkali kali agar kita dapat
mengetahui perbadaan reaksi kimia yang terdapat pada pengujian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai