Tentang
Disusun oleh:
1.1. Umum.
Energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian, baik
sebagai bahan bakar maupun sebagai komoditas ekspor. Komsumsi energi semakin
meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Untuk
memenuhi permintaan energi tersebut perlu dikembangkan sumber daya energi, baik
energi fosil maupun energi terbarukan. Mengingat sumber daya energi fosil khususnya
minyak bumi jumlahnya terbatas maka perlu dikembangkan energi alternatif. Di samping
itu, pemberlakuan kebijakan subsidi harga energi yang berkepanjangan menyebabkan
pemakaian energi disemua sektor tidak efisien. Hal ini terlihat dari intensitas energi yang
masih tinggi. Belum dimanfaatkannya berbagai energi yang efisien pada saat ini
menyebabkan penggunaan energi belum produktif (Sugiyanto, dkk, 2017).
Elektrokimia adalah ialah merupakan suatu cabang dari ilmu kimia yang
berhubungan dengan energi listrik. Namun sedangkan dalam Prosesnya ialah merupakan
reaksi reduksi oksidasi seperti yang dijelaskan diatas. Elektrokimia terdiri dari sel volta
dan sel elektrolisis. Penyusunan pada Elektroda dan menghasilkan elektroda itu sendiri
dan bahan kimia (reagents) yang terlibat. Sel elektrokimia umumnya tersusun atas dua
elektroda. Setiap elektroda disebut sebagai setengah sel (half cell).
Pertukaran antara energi listrik dan reaksi kimia memiliki aplikasi yang sangat luas
dalam kehidupan manusia seperti penerapan pada prinsip kerja baterai yang memberi
daya pada smartphone anda saat ini. Prinsip yang digunakan pada baterai juga
menerapkan reaksi redoks dimana oksidasi menyebabkan hilangnya satu atau lebih
elektron pada satu spesies kimia sedangkan reduksi adalah penambahan satu atau lebih
elektron dalam satu spesies kimia.
1.4. Manfaat.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh pada pelaksanaan pratikum sel volta adalah
sebagai berikut :
a. Bintara mahasiswa dapat mengaplikasikan hasil pada pratikum sel volta
pada bidang energi alternatif.
b. Bintara mahasiswa dapat melakukan percobaan pratikum sel volta secara
mandiri sehingga dapat digunakan untuk pengaplikasian pada pemberdayaan
masyarakat terpencil.
c. Bintara mahasiswa mampu menerapkan hasil yang diperoleh sebagai bahan
pada data pratikum sel volta pada mata kuliah energi alternatif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Elektrokimia.
Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan sistem
yang terdiri atas 2 buah elektrode dan larutan elektrolit, peristiwa yang terjadi didalamnya
adalah proses perpindahan elektron (reaksi redoks). Salah satu contoh elektrokimia
adalah sel volta.
Ketika reaksi oksidasi dan reduksi dipasangkan bersama dalam suatu reaksi
redoks, elektron dapat mengalir dari spesies ter-oksidasi ke spesies ter-reduksi. Aliran
elektron tersebut dapat secara spontan dihasilkan oleh reaksi dan menyebabkan energi
listrik dalam satu sel. Hal itulah yang dimanfaatkan pada prinsip kerja baterai yang ada
hingga saat ini.
c. Hambatan.
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Hambatan dinyatakan dalam satuan ohm. Elektron bebas cenderung bergerak
melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau bergerak
berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan.
Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk
mendorong elektron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian
untuk menghambat lajunya arus.
Gambar 6. Contoh Komponen Hambatan (Resistor).
BAB III
METODOLOGI
3.2. Metodologi.
Pada proses pratikum sel volta ini menggunakan gelas ukur dengan tiga jenis
larutan yaitu larutan air garam, air gula dan minuman elektrolit. Pada ujung kabel jamper
diberi uang koin Rp. 1000 dan Rp. 500 kemudian disambungkan ke lampu LED sebagai
indikator hasil reaksi.
Pratikum sel volta ini juga menggunakan multitester sebagai pengukur tegangan
dan arus listrik yang dihasilkan pada reaksi sel volta tersebut. Hasil yang diamati dari
proses tersebut adalah besarnya tegangan yang dihasilkan dan arus listrik dari hasil
reaksi pada jenis larutan yang digunakan. Adapun rumus yang digunakan dalam pratikum
ini adalah sebagai berikut.
Rumus Untuk Menghitung Resistensi :
V
R= (Ohm)
I
Dimana :
R = Resistansi (Ohm)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus Listrik (Ampere)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan.
Adapun pada pelaksanaan pratikum sel volta ini meliputi beberapa kegiatan untuk
mengetahui rekasi apa saja yang terjadi dan hasil dari percobaan tersebut, adapun reaksi
yang diukur menggunakan multitester adalah tegangan listrik dan arus listrik yang
dihasilkan dari larutan dengan indikator lampu LED yang disambungkan ke ujung kabel.
Kegiatan dalam pratikum dibagi dalam beberapa tahapaan yaitu pengambilan data,
pengamatan hasil percobaan dan analisa hasil percobaan.
V
untuk menghitung hambatan arus listrik dengan rumus R= . Data yang diolah
I
dicantumkan pada tabel sebagai berikut :
a. Tahap Kedua.
Pada tahap pertama percobaan, menggunakan uang koin jenis Rp. 500 dengan
jenis bahan kuningan. Adapun data yang diambil pada hasil percobaan adalah
tegangan listrik dan arus listrik kemudian data yang diambil digunakan untuk
V
menghitung hambatan arus listrik dengan rumus R= . Data yang diolah
I
dicantumkan pada tabel sebagai berikut :
Kemudian hasil pengamatan dengan larutan gula juga menunjukkan tegangan dan
arus listrik yang tertinggi pada jumlah larutan 3 sdm. Larutan gula membuat larutan
menjadi warna kuning pekat. Pada larutan gula reaksi yang dihasilkan belum mampu
menghidupkan lampu LED karena tegangan dan arus yang dihasilkan masil kecil
sehingga hambatan yang terjadi sangat besar hal ini mungkin disebabkan karena
kurangnya kosentrasi larutan untuk menghantarkan listrik sehingga tidak mampu
menghidupkan lampu LED.
Gambar 9. Pengamatan Hasil Reaksi Air Gula.
Selanjutnya percobaan dilanjutkan dengan menggunakan minuman elektrolit
dengan jumlah 200 ml pada gelas ukur. Hasil yang didapatkan menggunakan minuman
elektrolit belum mampu menghidupkan lampu LED karena tegangan dan arus yang
dihasilkan masil kecil sehingga hambatan yang terjadi sangat besar hal ini mungkin
disebabkan karena kurangnya volume minuman elektrolit sehingga konsentrasinya kecil
dan tidak mampu menghidupkan lampu LED.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan.
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pada saat pengujian yang memiliki
tegangan yang terbesar pada jenis larutan air garam dengan besar tegangan dan arus
listrik yaitu sebesar 1,6 volt dan 2,5 Ampere. Tetapi pada hasil percobaan ini belum dapat
menghidupkan lampu LED karena hambatan yang terjadi sangat besar dan hal ini
mungkin juga dipengaruhi karena kurangnya kosentrasi larutan dan volume larutan untuk
menghantarkan listrik sehingga tidak mampu menghidupkan lampu LED.
5.2. Saran.
Dalam penelitian ini ada beberapa saran dari peneliti sebagai berikut :
a. Pada pengujian tersebut kurangnya waktu pratikum dan banyaknya mahasiswa
yang mempengaruhi efektivitas pratikum.
b. Diharapkan peneliti dapat melakukan pengujian berkali kali agar kita dapat
mengetahui perbadaan reaksi kimia yang terdapat pada pengujian tersebut.