Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Hal-hal yang mendorong pengembangan kurikulum adalah: - Internal: mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan - Eksternal: globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional - Penyempurnaan pola pikir: gaya belajar siswa (learning style), pembelajaran interaktif, internet literacy, pendekatan saintific, pembelajaran berbasis multimedia, - Penyempurnaan tata kelola kurikulum: tata kerja guru lebih kolaboratif, educational leader, dan penguatan sarana dan prasarana - Penguatan materi: diperlukan pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan penguatan materi yang relevan. 2. Elemen utama perubahan kurikulum 2013 - Standar Isi: Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif dan produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri - Standar Proses: Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru bukan satu- satunya sumber belajar. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri - Standar Kompetensi Lulusan: - Standar Penilaian: penilaian menggunakan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, penilaian spontanitas/ekspresif. 3. Strategi implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. - Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum. - Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional. - Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait. - Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait. - Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dilaksanakan secara bertahap. - Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. - Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru. - Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK. - Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan. 4. Perbedaan kompetensi peserta didik pada kurikulum 2006 dan 2013 Pada kurikulum 2006 mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu serta mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri, sedangkan pada kurikulum 2013 tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan) dan mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain serta memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas. Pada kurikulum 2013 kompetensi terbagi menjadi 3 aspek yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan. 5. Pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 Pendekatan: seperangkat asumsi mengenai cara belajar mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu yang bersifat aksiomastis (kebenaran teori-teori yang digunakan tidak di persoalkan lagi). Model pembelajaran adalah cara melakukan sesuatu atau cara proses belajar mengajar, cara-cara yang dilakukan agr tujuan pembelajaran tercapai, (ceramah, diskusi, demontrasi, studi kasus dll). Pendekatan ilmiah (scientific appoach) digunakan dengan model pembelajaran inquiri, Problem Base Learning (PBL) dan Project Base Training (PBT) Alasan digunakan pendekatan dan model pembelajaran tersebut adalah karena pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah lebih mengutamakan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.
6. Perubahan penilaian pembelajaran kurikulum 2013
Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian Penilaian pembelajaran kurikulum 2013 berbasis Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
7. Permasalahan KI dan KD mata pelajaran peminatan
KI-1 yang tidak diturunkan kdnya sehingga sulit di buat indikatornya. Akibatnya sulit di ukur pencapaiannya.