PENDAHULUAN
dengan
berbunyi:
1
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri sesuai dengan tuntutan keadaan sekolah, keluarga,
untuk meningkatkan harkat dan martabat seseorang manusia, baik itu melalui
bangsa yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia dan memiliki
keterampilan sebagai bekal untuk masa kini maupun masa yang akan datang.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT Surat Al-Mujadilah ayat 11 yang
artinya:
sangat berperan penting, dan Allah SWT telah menjanjikan bahwa mereka
yang berilmu dan yang tidak berilmu itu berbeda dalam pandangan Islam,
2
pendayagunaan potensi tertentu yang dimiliki peserta didik, agar mampu
oleh orang tua, akan tetapi gurulah sebagai pengganti orang tua.
bagaimana proses belajar yang dialami antara guru dan peserta didik. Guru
guru tersebut dapat mengajarkannya dengan baik dan dapat dipahami oleh
peserta didik.
Metode Drill ialah jalan (cara) yang ditempuh oleh guru untuk
3
rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran
tujuan khusus serta keadaan peserta didik. Guru perlu memikirkan variasi
metode yang paling sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik. Tidak
ada satu metode yang paling baik dan sesuai untuk seluruh mata pelajaran.
kekurangan.
didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, materi yang ingin disampaikan
guru untuk memilih metode yang tepat dan sesuai dengan PBM sangat
yang baik.
karna itu, di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki metode,
agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada
tujuan yang di harapkan. Salah satu langkah untuk memiliki metode itu
4
dan pendekatan oleh guru sangat menentukan kegiatan belajar peserta
materi, sumber belajar, media pengajaran, tujuan yang ingin dicapai adalah
Tuhan, yaitu dengan cara bijaksana, yang sesuai antara bahan pelajaran
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan
5
mana dalam ibadah shalat itu di mulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam berdasarkan syarat dan rukun yang telah ditentukan. Serta dalam
Sholat pertama kali diperintahkan pada malam Isra‟ dan Miraj Rasulullah
keterampilan tertentu.
6
Adapun beberapa kelebihan dari penerapan metode drill diantaranya
sebagai berikut :
2. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil
pengajaran.
kondisi belajar ini pertimbangan inisiatif siswa selalu disorot dan tidak
7
c. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah olah siswa
kebosanan.
8
5) dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan
kesatuan
6) Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih
luas.
kehidupan selanjutnya
menarik perhatian anak didik, dalam hal ini guru harus berusaha
proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda
9
tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari suatu
jawaban.
Tamanggung?
Drill, dengan metode ini diharapkan keterampilan gerak sholat siswa kelas III
D. Hipotesis Tindakan
10
menggunakan data, fakta atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian
yang valid dan reliable juga menggunakan cara yang sudah ditentukan.
E. Tujuan Penelitian
Kabupaten Tasikmalaya.
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Sekolah
aktif dan sebagai alternatif bagi sekolah yang memiliki sarana terbatas.
b. Bagi Guru
11
Penelitian ini bermanfaat bagi guru untuk menggunakan metode drill pada
c. Bagi Siswa
Melalui penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih aktif
Kabupaten Tasikmalaya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Drill
pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan
12
Metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh
semacam ini harapan pelajaran yang telah diberikan kepada anak didik
13
Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan
drill biasanya digunakan untuk tujuan agar peserta didik, antara lain:
dan menjumlahkan.
yang lain.
14
4. Kelebihan Metode Drill.
b. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil
lama makin bertambah baik, karena pengajaran yang baik maka anak
didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong
daya ingatnya.
pengajaran.
kondisi belajar ini pertimbangan inisiatif siswa selalu disorot dan tidak
15
c. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah olah siswa
mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa yang
harus dikuasai.
lain sebagainya.
penyempurnaan.
16
4) Latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan
didik.
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain:
berurutan;
17
c. Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan
secara penuh.
2. Tahap pelaksanaan
a. Langkah pembukaan
b. Langkah pelaksanaan
berlatih
c. Langkah mengakhiri
3. Penutup
18
b. Memberikan latihan penenangan.
yakni:
sempurna
19
4) Pertama harus bersifat ketetapan, yang kemudian
siswa
latihanlatihan lanjutan
suasana menyenagkan
tidak membosankan.
20
Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam
awalan
menurut ulama fiqih berarti perbuatan yang dimulai dengan takbir dan
SWT.
bentuk ibadah yang terdiri dari getaran jiwa, ucapan, dan gerakan-gerakan
badan tertentu yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
21
perkataan yang telah ditentukan syara‟ yang diawali dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam dimana dalam pengamalannya harus
disertai dengan khusyu‟, ikhlas, dan tawadhu.‟
Dengan beberapa pendapat tersebut di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa, keterampilan sholat adalah suatu kemampuan,
kecakapan, dan keahlian yang meliputi keterampilan gerakan dan bacaan
sholat dengan baik dan benar yang sesuai dengan syarat-syarat dan rukun-
rukun yang telah ditentukan syara.
22
tasyahud akhir
7) Membaca salam pertama
b. Bacaan sunat dalam sholat
1) Membaca ta’awudz
2) Membaca do‟a iftitah
3) Membaca salah satu surat pendek
4) Membaca takbir intiqol setiap gerakan sholat
5) Membaca do‟a ruku
6) Membaca do‟a i’tidal
12) Mengeraskan bacaan surat Al-fatihah dan surat pendek pada sholat
magrib, isya, dan subuh
c. Gerakan wajib dalam sholat
1) Berdiri apabila dia mampu
2) Melakukan ruku dengan tumakminah
3) Melakukan i’tidal dengan tumakminah
4) Melakukan sujud dengan tumakminah
5) Melakukan duduk diantara dua sujud dengan tumakminah
6) Melakukan duduk akhir dengan tumakminah
7) Melakukan salam yang kekanan
d. Gerakan sunat dalam sholat
1) Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram
2) Mengangkat tangan akan ruku
3) Mengangkat tangan ketika bangun dari ruku
23
4) Meletakkan telapak tangan kanan di atas tangan kiri ketika
bersedekap di antara pusar dan dada
5) Memandang ke tempat sujud
6) Meletakkan kedua telapak tangan di atas dua lutut ketika sedang
ruku
7) Melakukan duduk iftirasy pada setiap duduk kecuali duduk
tasyahud akhir
8) Melakukan duduk tawaruk ketika tasyahud akhir
9) Melakukan duduk tasyahud awal
10) Melakukan duduk sebentar setelah melakukan sujud yang kedua
11) Melakukan salam yang kedua.
Bacaan dan gerakan dalam sholat harus dikuasai oleh siswa sebagai
bentuk keterampilan dalam sholat. Bacaan dan gerakan yang merupakan
ruku/wajib harus dilakukan dan bacaan dan gerakan yang merupakan sunat
dalam sholat lebih baik dilakukan, karena menambah kesempurnaan
sholat.
Sholat merupakan salah satu rukun islam yang harus dikerjakan oleh
setiap umat islam. Sholat merupakan kewajiban yang bersifat individual,
bahkan sejak umur 7 tahun sseorang sudah mulai dan diperintahkan untuk
belajar sholat dan diperkenankan dipukul untuk pembelajaran jika
meninggalkan sholat pada usia 10 tahun. Oleh karena itu peserta didik
harus terampil dan tangkas dalam gerakan sholat, serta terampil dalam
menyelaraskan anatara bacaan dan gerakan sholat tersebut secara baik dan
benar.
Umat Islam dalam mengerjakan ibadah vertical dengan Tuhannya
mempunyai yuridis tertulis dari Tuhannya yang tersurat dalam kitab
sucinya. Hal ini untuk menyeragamkan waktu dan cara mengerjakan
kewajiban ritualnya. Dalam hal ini dasar hukum ibadah shalat sebagai
24
mana dalam Firman Allah SWT dalam Surat Al-Ankabut ayat 45 yang
artinya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (Q. S. Al-Ankabut; 45)
“ Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat aku. ( Q. S. Thaha; 14 )
25
C. Penerapan Metode Drill Dalam PBM ( Proses Belajar Mengajar )
Belajar bukan hanya sebuah proses penuangan informasi dari guru ke
dalam benak siswa seperti menuangkan air kedalam gelas kosong sehingga
siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi belajar
memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sehingga siswa dapat belajar
secara aktif. Karena ketika siswa belajar secara pasif ada kecenderungan
untuk cepat melupakan informasi atau materi yang telah mereka dapatkan.
Metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh
ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena
hanya dengan melakukannya secara praktis pengetahuan dapat
disempurnakan dan siap siagakan. Metode drill atau latihan merupakan suatu
cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah
dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu.
Metode drill sebagai suatu metode pengajaran telah diakui
penggunaannya oleh para ahli pendidikan. Penerapan metode drill dalam
PBM dipandang sebagai upaya penanaman keterampilan dengan melalui
pengulangan secara kontinyu terhadap materi tertentu. Penerapan metode drill
mengacu pada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru.
Dalam kegiatan belajar mengajar peran seorang guru sangat
menentukan keberhasilan tujuan pengajaran yang telah diprogramkan.
Dengan demikian, seorang guru harus dapat mengenal dan memahami segala
aspek kepribadian peserta didik meliputi sistem komunikasi dan motivasi,
kebutuhan kepribadian, kecakapan, kesehatan dan lain sebagainya. Hasil
proses belajar juga tergantung pada kematangan dan kesiapan peserta didik.
Secara umum, peserta didik yang telah berumur cukup lebih mudah
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Dalam menggunakan metode drill dalam kegiatan proses belajar
mengajar terhadap materi pembelajaran sholat, guru PAI harus menguasai
teknik-teknik mengajar , bimbingan dan latihan seperti menentukan tujuan
pengajaran, memilih metode yang tepat, menentukan alat evaluasi dan
sebagainya agar peserta didik terampil dan mampu mengamalkan sholat
26
dengan khusu dan benar. Penerpaan metode drill menuntut latihan-latihan
yang terus menerus dan berulan-ulang, karena dengan seringkali mengulangi
sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dapat
menjadi makin dikuasai dan makin mendalam, sebaliknya tanpa latihan yang
cukup kemampuan dan pengamalan yang dimiliki peserta didik akan hilang.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian tindakan kelas
(classroom research). Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah upaya
yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
Zainal Aqib menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang
tergabung didalamnya, yakni: Penelitian+Tindakan+Kelas, dengan paparan
sebagai berikut.
1. Penelitian – kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metedologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti
2. Tindakan – sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran dari seorang guru.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut segera
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam
sebuah kelas.
28
1) Tempat penelitian: SDN Tamanggung Kec. Bojongasih
2) Mata pelajaran : PAI
3) Materi pokok : Praktek sholat
4) Kelas/semester : III/I
b. Subyek penelitian
Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas III SDN Tamanggung
Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya tahun pelajaran
2018/2019.
C. Prosedur Penelitian.
Dalam pelaksanaan PTK, peserta didik bukan hanya diajar seperti
biasa dan mengerjakan LKS yang intinya mengerjakan soal-soal setelah
mempelajari ringkasan, tetapi harus melakukan suatu tindakan. Peserta
didik harus aktif bekerja melakukan sesuatu yang diarahkan oleh guru.
Ketika saat refleksi, siswa diajak diskusi, ditanya tentang pembelajaran
yang mereka alami. Dari hasil refleksi itulah guru mengadakan perbaikan
untuk perencanaan siklus kedua. Jadi inti PTK adalah keaktifan siswa
karena dalam pembelajaran peserta didik yang diutamakan.
Tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti
yang digambarkan dalam bagan ini adalah terdiri dari empat tahap. Secara
rinci tahapan penelitian ini sebagai berikut:
PERENCANAAN
REFLEKSI SIKLUS I
29
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
OBSERVASI
REVISI
SIKLUS II
OBSERVASI
a. Perencanaan tindakan
30
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti membagi menjadi 2
siklus.
1) Observasi
b. Implementasi Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
31
Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknik-
teknik yang sesuai dengan tujuan yang ada / yang akan dicapai. Data- data
a. Metode observasi
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Sutrisno Hadi dalam
suatu yang tersusun dari bebagai proses biologis dan psikologis. Dua
berikut:
penelitian.
32
2) Observasi non partisipan (non participant observation).
unsur partisipasi sama sekali tidak terapat di dalam observasi itu disebut
non partisipant”.
Tamanggung.
b. Metode Tes
Tes hasil belajar adalah suatu tes yang mengukur prestasi seorang
dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar, yang dilakukan secara
nilai. Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik pada
mata pelajaran fiqih dalam hal keterampilan sholat. Tes yang dimaksud
33
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh pihak dua pihak, yaitu pewawancara yang
pertanyaan itu.
d. Metode dokumentasi.
34
Metode dokumentasi ini digunakan sebagai metode pelengkap dari
Tasikmalaya serta visi misi, keadaan guru, sarana dan prasarana dan lain-
lainnya.
E. Analisis Data
pelajaran Fiqih. Dalam mengalisis data akan digunakan prosedur dan teknik-
teknik yang sesuai dengan tujuan yang ada yang akan dicapai.
35
BAB IV
1) Identitas Sekolah
VISI:
Mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, aktif, kreatif dan
berakhlaqulkarimah selaras nuansa Islami
MISI :
36
• Meningkatkan Pungsi Perpustakaan
• Meningkatkan Pelaksanaan 5 K
TUJUAN :
Siswa Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Berakhlak Mulia
Siswa Sehat Jasmani dan Rohani
Siswa Memiliki Dasar Dasar Pengetahuan, Kemampuan dan
Keterampilan untuk melanjutkan Pendidikan pada Jenjang yang
lebih tinggi
Mengenal dan Mencintai Bangsa, Masyarakat dan Kebudayaannya
Siswa Kreatif, Trampil dan Bekerja untuk dapat Mengembangkan
Diri secara terus menerus
Tabel 1
N0 Keterangan Jumlah
Penddidik
1 Guru PNS 4
2 Guru Honorer 3
Tabel 2
37
S.Pd.M.Si Sekolah/Guru - -
19700311 199307 Pembina
2001
5643748651300012
2. DADAH ST Guru
JUBAEDAH, S.Pd Pembina
19650127 199212 2 IV/a Guru Kelas Kelas I
001
14597436 4620 0012
a. Perencanaan (Planing)
38
2) Menentukan jenis pendekatan dan metode pengajaran yang tepat
(merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill).
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan. Penyiapan perangkat
yang meliputi menyiapkan instrumen yang akan digunakan untuk
pengamatan.
b. Pelaksanaan (acting)
1) Kegiatan awal
2) Kegiatan Inti
39
d. Guru menyiapkan sarana dan prasarana atau fasilitas latihan
atau belajar peserta didik seperti sajadah dan perlengkapan
sholat lainnya.
e. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk mengerjakan
sholat.
f. Siswa berlatih mengerjakan sholat.
3) Kegiatan akhir
a. Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi.
b. Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah atau do’a.
c. Pengamatan (observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan
pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I ini penulis langsung
memberikan pengamatannya terhadap proses perbaikan
pembelajaran yang sedang berlangsung Pengamat mencatat
semua temuan pada proses pembelajaran.
4) Untuk semua peserta didik yaitu perhatian peserta didik terhadap
materi yang disampaikan, semangat peserta didik mengikuti
pelajaran, kemampuan gerakan dan bacaan sholat, keaktifan siswa
dalam menjawab pertanyaan.
5) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,
penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,
bimbingan pada peserta didik, evaluasi dan mengakhiri pelajaran
Pada siklus I, pertemuan ke satu ini, peneliti memperoleh perbaikan
pembelajaran siklus I yang diakhiri dengan mendemonstrasikan
gerakan dan bacaan sholat. Adapun perolehan nilai dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
Tabel 5
Hasil Evaluasi Siklus I, Pertemuan ke I Siswa Kelas III SDN Tamanggung
40
Jumlah Peserta Didik Siklus I
F P
9 52,7% ( kurang )
41
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill
yang lebih optimal
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah:
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a. Membuka pelajaran yang dimulai dengan salam
b. Bersama-sama mengucap basmalah dan do’a bersama
c. Mengabsen siswa yang tidak hadir
d. Memberikan apersepsi dengan bertanya “ siapa yang
sudah hafal bacaan sholat?”
e. Guru mengajak siswa untuk mendemonstrasikan
bacaan sholat
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a. Guru memperlihatkan keserasian antara gerakan dan
bacaan sholat ( guru memberikan contoh sholat)
b. Peserta didik memperhatikan kemudian menirukan
guru
c. Guru meminta peserta didik untuk mendemostrasikan
gerakan dan bacaan sholat dari mulai niat, takbiratul
ikhram, do’a iftitah, surat al-fatihah, surat pendek, ruku,
i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tasyahud awal,
tasyahud akhir, sampai salam sesuai urutan bacaan
sholat secara bersama-sama
3) Kegiatan akhir
a. Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi
b. Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah atau do’a
42
c. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum
keluar kelas dan peserta didik menjawab
wa’alaikumsalam
c. Pengamatan (observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan
pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I
(pertemuan kedua) ini penulis langsung melakukan
pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran
yang sedang berlansung
1) Pengamat mencatat semu temuan pada proses
pembelajaran
2) Untuk peserta didik yaitu perhatian peserta didik
terhadap materi yang disampaikan, semangat peserta
didik mengikuti pelajaran, kemampuan
mendemostrasikan gerakan dan bacaan sholat,
keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran,
memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai
dengan uraian materi, metode, bimbingan pada peserta
didik, evaluasi dan mengakhiri pelajaran.
Tabel 6
Hasil Evaluasi Siklus I, Pertemuan ke 2 Siswa Kelas III SDN Tamanggung
Jumlah Peserta Didik Siklus I
F P
6 43,4% ( kurang )
43
Berdasarkan hasil evaluasi, pada penelitian siklus I
pertemuan kedua ini menunjukkan adanya perubahan, dari 17
peserta didik ada 6 peserta didik yang mengalami peningkatan
dalam gerakan sholat yaitu (52,7%.) sedangkan 9 peserta didik
yang belum mencapai peningkatan dalam gerakan sholat
(43,4%). Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus I pertemuan
pertama ini mengalami keberhasilan karena nilai peserta didik
mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus
I pertemuan pertama ini mengalami keberhasilan karena nilai
peserta didik mengalami kenaikan.
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu hasil pengamatan situasi
saat pelatihan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siatusi
saat pelatihan pada siklus I (Pertemuan dua) peneliti dapat
menemukan peningkatan pembelajaran sebagai berikut:
1) Peserta didik yang kemampuannya kurang cenderung pasif
saat pembelajaran berlangsung, sekarang sudah bisa
menyesuaikan diri dengn temannya
2) Proses pembelajaran berjalan dengan lancar dikarenakan
peserta didik sudah banyak yang bisa Selain itu proses
pembelajaran ini juga telah menunjukkan perubahan:
a) Adanya keinginan peserta didik untuk berlatih
membaca bacaan sholat
b) Adanya minat peserta didik untuk terhadap
keterampilan gerak dalam sholat
Maka pada siklus II peneliti (guru) berusaha untuk
menyempurnakan kekurangan yang ada pada siklus I
(pertemuan
kedua).
3. Pelaksanaan Siklus 2
44
Berdasarkan pada hasil refleksi terhadap perbaikan
pembelajaran pada siklus I (pertemuan kedua), maka peneliti
menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari
rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
a. Perencanaan (planing)
1) Identifikasi masalah disusun berdasrkan refleksi pada siklus
I ( pertemua kedua )
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode
drill yang lebih optimal
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan peerbaikan pembelajaran adalah:
1) Kegitan awal
a. Membuka pelajaran yang dimulai dengan salam
b. Bersama-sama mengucap basmalah dan do’a
bersama
c. Mengabsen siswa yang tidak hadir
d. Memberikan apersepsi dengan pelajaran yang lalu
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a. Guru memperlihatkan keserasian antara gerakan dan
bacaan sholat
d. Peserta didik memperhatikan kemudian menirukan
guru
e. Guru meminta peserta didik untuk
mendemostrasikan gerakan dan bacaan sholat dari
mulai niat, takbiratul ikhram, do’a iftitah, surat al-
fatihah, surat pendek, ruku, i’tidal, sujud, duduk
diantara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir,
sampai salam sesuai urutan bacaan sholat
45
f. Guru menganjurkan peserta didik untuk menerapkan
keserasian antara gerakan dan bacaan sholat setiap
kali peserta didik melakukan sholat, serta dapat
membiasakan diri untuk selalu melaksanakan
kewajiban sholat fardu.
3) Kegiatan akhir
a. Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan
materi
b. Guru memberitahukan pelajaran yang akan datang
c. Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan
membaca hamdalah atau do’a
d. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik
sebelum keluar kelas dan peserta didik menjawab
wa’alaikumsalam
Tabel 7
Hasil Evaluasi Siklus II Siswa Kelas III SDN Tamanggung
Jumlah Peserta Didik Siklus II
F P
9 31,0% ( sedang)
46
c. Pengamatan (observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan
untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus II ini penulis langsung melakukan
pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang
sedang berlansung
1) Pengamat mencatat semu temuan pada proses pembelajaran
2) Untuk peserta didik yaitu perhatian peserta didik terhadap
materi yang disampaikan, semangat peserta didik mengikuti
pelajaran, kemampuan mendemostrasikan gerakan dan bacaan
sholat, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi
siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian
materi, metode, bimbingan pada peserta didik, evaluasi dan
mengakhiri pelajaran.
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu hasil pengamatan
situasi saat pelatihan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
situasi saat pelatihan pembelajaran pada siklus II ini sudah
menunjukkan adanya perubahan. Bertambahnya perhatian
peserta didik untuk mengikuti pelajaran serta kemampuan
peserta didik dalam mendemostrasikan gerakan dan bacaan
dalam sholat sudah optimal. Pembelajaran ini telah
menunjukkan perubahan sebagai berikut:
1) Peserta didik sangat antusias sekali dengan pembelajaran
ini sehingga membuat mereka lebih menguasai
keterampilan sholat
2) Proses pembelajaran lebih maksimal karena sudah banyak
peserta didik yang bisa
3) Adanya keinginan peserta didik untuk mengerjakan sholat
47
Setelah melaksanakan siklus II ini dan menganalisis hasil
pengamatan penulis mengambil kesimpulan, perubahan nilai para
peserta didik melalui metode drill dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam mendemonstrasikan gerakan dan
bacaan sholat peserta didik yang berakhir dengan prestasi atau
nilai peserta didik meningkat.
Tabel 8
Nilai Refleksi Siklus I sampai siklus II
Jumlah Peserta Didik Siklus I Siklus II
F P F P
48
Fokus pada perbaikan pembelajaran siklus I (pertemuan I) ini adalah
mendemonstarikan gerakan dan bacaan sholat. Banyak peserta didik yang
belum bisa mempraktekkan keserasian antara gerakan dan bacaan sholat.
Dalam kegiatan ini hanya sebagian peserta didik saja yang mampu
mendemonstrasikan dengan baik, pada siklus I (pertemuan I) ini yaitu 6
peserta didik dengan frekuensi 37,2%.
Pada siklus I (pertemuan 2) peserta didik disuruh untuk
menampilkan keserasian gerakan dan bacaan sholat dari mulai niat sampai
salam sesuai urutan dalam bacaan sholat. Sebagian peserta didik sudah
termasuk mampu, dan sebagian peserta didik belum mampu melakukan hal
tersebut dengan baik. Hasil yang diperoleh dalam pengamatan keterampilan
sholat peserta didik siklus I (pertemuan 2) yaitu 9 peserta didik dengan
frekuensi 52,7%.
Pada siklus II, guru menyuruh peserta didik untuk
mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat secara serasi dan sesuai
urutan bacaan sholat mulai dari niat, takbiratul ikhram, do’a iftitah, surat al-
fatihah, surat pendek, ruku, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, tasyahud
awal, tasyahud akhir dan salam. Yang dimaksudkan agar peserta didik
mengerti dan mengetahui pentingnya menerapkan keserasian antara gerakan
dan bacaan sholat setiap peserta didik melakukan ibadah sholat. Mayoritas
peserta didik sangat maksimal. Karena pada siklus II ini, peserta didik lebih
mampu membiasakan diri untuk selalu melaksanakan sholat, hasil yang
diperoleh mencapai 65,1%.
20
15
10
5 49
0
Siklus 1 Siklus 2
Hasil dari data diatas menunjukan bahwa perolehan nilai rata-rata
pada siklus I yaitu 9 peserta didik dengan tingkat ketuntasan 52,7%. Pada
siklus II nilai rata-rata 11 peserta didik dengan tingkat ketuntasan 65,1%.
Ini menunjukkan bahwa hasil persiklus mengalami peningkatan yang
tergolong baik dan berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan
siklus II maka dapat disimpulkan bahwa dengan metode drill dapat
meningkatkan keterampilan gerak sholat peserta didik pada mata
pelajaran PAI.
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan pembahasan dan hasil analisa yang membuktikan bahwa
penggunaan metode Drill dapat meningkatkan keterampilan gerakan
sholat siswa kelas III SDN Tamanggung Kecamatan Bojongasih tahun
pelajaran 2018/2019. Hasil diperoleh pada siklus I (pertemuan I) nilai
rata-rata 51 dengan tingkat ketuntasan 48%. Pada siklus I (pertemuan 2)
nilai rata-rata 65 dengan ketuntasannya 74%. Pada siklus II nilai rata-
rata 70 dengan tingkat ketuntasannya 80%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Drill dalam
meningkatkan keterampilan gerakan sholat siswa kelas III SDN
Tamanggung Kecamatan Bojongasih tahun pelajaran 2018/2019. Sudah
mencapai peningkatan yaitu pada siklus II 80 % berarti penggunaan
metode Drill berhasil.
50
B. SARAN
1. Untuk guru PAI agar melanjutkan menerapkan metode Drill kembali
dan melakukan perbaikan-perbaikan untuk mengoptimalkan penerapan
model pembelajaran metode Drill pada mata pelajaran PAI.
2. Bagi guru dan calon guru penggunaan model pembelajaran metode
Drill dapat dijadikan salah satu alternative atau upaya untuk dapat
meningkatkan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran PAI.
3. Bagi peserta didik yang masih kurang dalam bacaan serta gerakan
sholatnya agar setiap hari belajar serta menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
C. PENUTUP
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena dengan
Rahmat, Hidayah serta Taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan ini tepat pada waktunya tanpa ada halangan suatu
apapun.
51
DAFTAR PUSTAKA
52
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: Rosdakarya,
2012
53
Zuharini & Abdul Ghofur, Dkk. Methodik Pendidikan Usana, Surabaya: Offset
Printing, 2007
54