Panduan Pengelolaan Pasien Risiko Jatuh
Panduan Pengelolaan Pasien Risiko Jatuh
Menimbang :
1. Bahwa rumah sakit harus mengembangkan suatu pendekatan dalam mengurangi
risiko pasien dari cedera untuk mencapai sasaran keselamatan pasien rumah sakit;
2. Bahwa rumah sakit perlu melakukan evaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil
tindakan untuk mengurangi risiko cedera akibat jatuh;
3. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas rumah sakit perlu membuat
kebijakan tentang pengelolaan pasien risiko jatuh.
Mengingat :
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
BAB VIII Tentang Hak dan Kewajiban Pasal 32; BAB XI Tentang Penyelenggaraan
Pasal 43;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien BAB IV Sasaran
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Menimbang :
1. Bahwa rumah sakit harus mengembangkan suatu pendekatan dalam mengurangi
resiko pasien dari cedera untuk mencapai sasaran keselamatan pasien rumah sakit;
2. Bahwa rumah sakit perlu melakukan evaluasi resiko pasien jatuh dan mengambil
tindakan untuk mengurangi resiko cedera akibat jatuh;
3. Bahwa sehubungan dengah hal-hal tersebut diatas maka rumah sakit perlu membuat
panduan tentang pengelolaan pasien resiko jatuh.
Mengingat :
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
BAB VIII Tentang Hak dan Kewajiban Pasal 32; BAB XI Tentang Penyelenggaraan
Pasal 43;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien BAB IV Sasaran
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Menimbang :
1. Bahwa untuk mencapai sasaran keselamatan pasien rumah sakit harus dikembangkan
suatu pendekatan dalam mengurangi risiko pasien jatuh;
2. Bahwa untuk mengurangi risiko pasien jatuh di rumah sakit perlu dibuat Panduan
Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Di Rumah Sakit X;
3. Bahwa sehubugan dengan hal tersebut diatas maka perlu dibentuk Tim Penyusun
Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit X.
Mengingat :
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
BAB VIII Tentang Hak dan Kewajiban Pasal 32; BAB XI Tentang Penyelenggaraan
Pasal 43;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien BAB IV Sasaran
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan ridho-Nya telah tersusun
buku Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit X.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada
lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu keselamatan pasien
(patient safety) , keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan
bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit.
Disadari bahwa masih banyak hal-hal yang mungkkin belum tertampung dalam buku
panduan ini, dengan kata lain bahwa buku ini masih jauh dari kesemprunaan.Kritikan yang
membangun dan saran-saran dari berbagai pihak guna perbaikan dimasa mendatang.
Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
SAMBUTAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT X
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat atas segala karunia dan petunjuk-Nya
sehingga penyusunan Buku Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit X telah
dapat diselesaikan pada waktunya.
Proses penyusunan buku Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Pasien Rumah
Sakit X ini melibatkan beberapa disiplin klinis di rumah sakit.Dengan telah disusunnya buku
panduan ini diharapkan dapat menunjang mutu pelayanan pasien di rumah sakit terutama
dalam hal pengurangan risiko pasien jatuh dan melakukan evaluasi dalam pengelolaan risiko
pasien jatuh di rumah sakit.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak
atas bantuan dan perhatiannya yang telah diberikan dalam penyusunan Buku Panduan
Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit X.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita
sekalian dalam melaksanakan tugas ini.Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
KATA SAMBUTAN
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT X TENTANG PANDUAN
PENGELOLAAN RISIKO PASIEN JATUH RUMAH SAKIT X
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT X TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN PANDUAN PENGELOLAAN RISIKO
PASIEN JATUH RUMAH SAKIT X
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Sasaran
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANAN RISIKO PASIEN JATUH
1. Tata laksana pengkajian resiko jatuh pada pasien dewasa
A. Identifikasi faktor risiko
B. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (Gait)
C. Mengatur / mengatasi faktor situasional
D. Melakukan pengkajian/asesmen risiko pasien jatuh
E. Intervensi risiko jatuh pasien\
F. Intervensi pada pasien jatuh
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan risiko pasien jatuh
Tata laksanan pengkajian resiko jatuh pada pasien anak-anak
BAB IV DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Format skoring risiko pasien jatuh
2. Evaluasi pengkajian risiko pasien jatuh
3. Evaluasi pengelolaan risiko jatuh standar
4. Evaluasi pengelolaan risiko jatuh tinggi
BAB I
DEFINISI
A. Definisi
Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat kejadian yang mengakibatkan sesorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat
yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. (makalah IPSG, 2013).
Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sdar menjadi berada
di permukaan tanah tanpa disengaja, dan tidak termasuk jatuh karena pukulan keras,
kehilangan kesadaran atau kejang.Kejadian jatuh tersebut adalah penyebab spesifik yang
jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh.
Jatuh merupakan pengalaman pasien yang tudak direncanakan untuk terjadinya jatuh,
suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat istirahat yang dapat dilihat /
dirasakan atau kejadian jatuh yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi akibat penyakit
seperti stoke, pingsan, dan lainnya
Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang
dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.
Ada dua faktor risiko yang mempengaruhi kejadian jatuh antara lain:
1. Faktor Intrinsik
Adalah variabel variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat jatuh pada waktu
tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh .Faktor intrinsik
tersebut antara lain adalah gangguan muskuloskeletal misalnya menyebabkan gangguan gaya
berjalan, kelemahan ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan
kesadaran secara tiba-tiba yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan
gejala lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing .
2. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya) diantaranya cahaya
ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda . Faktor-faktor
ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya
ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang tidak kuat, tidak
stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang rendah atau jongkok, obat-
obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan . Dalam panduan ini faktor ekstrinsik tidak
dijelaskan secara mendalam namun akan dijelaskan lebih lanjut di Managemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK).
Kejadian jatuh dapat mengakibatkan beberapa dampak yang merugikan bagi
seseorang, antara lain:
1. Perlukaan (injury)
Perlukaan (injury) mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa
robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang atau fraktur
misalnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.
2. Disabilitas
Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan
perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan
kepercayaan diri dan pembatasan gerak.
3. Mati, yaitu akibat terburuk dari kejadian jatuh.
B. Tujuan
1. Sebagai acuan untuk melakukan pengelolaan pasien risiko jatuh di rumah sakit.
2. Mengurangi cedera akibat pasien jatuh di rumah sakit.
C. Sasaran
Semua pasien di rumah sakit X.
BAB II
RUANG LINGKUP
Manajemen risiko pasien jatuh merupakan salah satu bentuk upaya untuk
mewujudkan keselamatan pasien di Rumah Sakit. Yang mendasari upaya ini adalah beberapa
kasus jatuh yang terjadi di Rumah Sakit yang menimbulkan cedera atau hampir cidera bagi
pasien. Bahkan kasus tersebut menyebabkan semakin lamanya waktu kesembuhan pasien
atau mungkin dapat memperburuk kondisi pasien. Seharusnya hal seperti ini dapat dicegah
apabila setiap rumah sakit menerapkan manajemen risiko pasien jatuh dengan baik. Sehingga
dapat mengurangi angka insiden dan meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit.
Jumlah kasus pasien jatuh di rawat inap cukup bermakna sebagai penyebab cedera
pasien di rumah sakit, oleh karena itulah maka rumah sakit perlu menetapkan tindakan atau
langkah – langkah untuk mengurangi risiko pasien jatuh di rumah sakit. Rumah Sakit X
memiliki komitmen tinggi dalam mewujudkan keselamatan pasien. Hal ini dituangkan dalam
panduan manajemen resiko pasien jatuh yang dibuat sebagai acuan staf Rumah Sakit dalam
mengelola pasien.
Ruang lingkup pengelolaan pasien jatuh meliputi pasien rawat inap baik dewasa dan
anak-anak dengan menggunakan metoda yang sudah ditentukan. Pengelolaan yang dimaksud
adalah asesmen awal risiko jatuh, asesmen ulang dan intervensinya.
BAB III
TATA LAKSANA RISIKO PASIEN JATUH
1. Tata laksana pengkajian pada pasien dewasa
A. Identifikasi faktor risiko
Pada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor
instrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assessment keadaan sensorik, neurologis, muskulo
skeletal dan penyakit sistemik yang sering menyebabkan jatuh. Keadaan lingkungan rumah
yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penerangan rumah harus
cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda
kecil yang susah dilihat, peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat
bergerser sendiri) sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu jalan/tempat aktivitas lanjut usia. Kamar mandi dibuat
tidak licin sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. WC
sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.
…………………………….. …………………………..
Keterangan:
1. Lingkari skore yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. Jumlah total skore pasien.
Pasien diobservasi selama 24 jam, lingkari skore yang sesuai untuk pasien, hitung
total skore pasien.Skore yang diperoleh digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat
risiko jatuh pasien tersebut. Lakukan tindakan pencegahan (patient safety).
Tindakan keperawatan :
1. Penglihatan menurun ( perawat dapat tetap menjaga daerah yang dapat menyebabkan
jatuh menggunakan kacamata, sehingga pasien dapat berjalan sendiri, misalnya pada
malam.
2. Perawat tanggap terhadap perubahan perilaku pasien.
3. Perawat mengecek seluruh daerah yang dapat menyebabkan jatuh misalnya sepatu
atau tali sepatu yang tidak pada tempatnya.
4. (Jatuh dilantai) perawat mengecek penyebab sering terjadinya jatuh, misalnya terlalu
banyak furniture, daerah yang gelap, dan sedikit hidrasi ( perawat menganjutkan
untuk minum 6-8 gelas perhari ).
5. Mengorientasikan klien pada saat masuk rumah sakit dan jelaskan sistem komunikasi
yang ada.
6. Hati-hati saat mengkaji klien dengan keterbatasan gerak.
7. Supervisi ketat pada awal klien dirawat terutama malam hari .
Pengurangan risiko pasien akibat jatuh di rumah sakit dilakukan secara berkelanjutan
dengan cara memenuhi standar fasilitas yang disyaratkan dalam pengelolaan risiko pasien
jatuh dan senantiasa memberikan pendidikan berkelanjutan bagi petugas untuk menyesuaikan
dengan metode terbaru pengelolaan risiko pasien jatuh.
3. Tata laksana pengkajian resiko jatuh pada pasien anak-anak
Assesmen atau pengkajian risiko jatuh pasien anak di RS X menggunakan format
skoring dengan metode Humpty Dumpty Scale.
1. Isi format skoring resiko pasien jatuh sesuai dengan keadaan sebenarnya pasien
dengan format dibawah ini :
KESIMPULAN
BERISIKO RENDAH RISIKO TINGGI
Skor (7 – 11) Skor (12 atau lebih)
Nama Petugas Paraf
............. ...............
Keterangan:
Lingkari skor yang sesuai dengan kondisi pasien.
Jumlah total skor pasien.
5. Tata cara pelaporan bila terjadi jatuh pada anak tidak berbeda dengan alur
pelaporan kejadian jatuh pada pasien dewasa. Proses pelaporan sesuai diatas.
BAB IV
DOKUMENTASI
…………………………….. …………………………..
Keterangan:
1. Lingkari skore yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. Jumlah total skore pasien.
Lampiran 2
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
Lampiran 3
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
Lampiran 4
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
Lampiran 5
FORMAT SKORING RISIKO PASIEN JATUH PADA ANAK RUMAH SAKIT X
KESIMPULAN
BERISIKO RENDAH RISIKO TINGGI
Skor (7 – 11) Skor (12 atau lebih)
Nama Petugas Paraf
............. ...............
Keterangan:
Lingkari skor yang sesuai dengan kondisi pasien.
Jumlah total skor pasien.
Lampiran 6
EVALUASI SPO PENGKAJIAN RISIKO PASIEN JATUH RENDAH PADA ANAK
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
Lampiran 7
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
Lampiran 8
Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.