Anda di halaman 1dari 33

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT X

TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO PASIEN JATUH RUMAH


SAKIT X
NOMOR : 15/ RSNH/ SK – DIR/ IV/ 2013
DIREKTUR RUMAH SAKIT X

Menimbang :
1. Bahwa rumah sakit harus mengembangkan suatu pendekatan dalam mengurangi
risiko pasien dari cedera untuk mencapai sasaran keselamatan pasien rumah sakit;
2. Bahwa rumah sakit perlu melakukan evaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil
tindakan untuk mengurangi risiko cedera akibat jatuh;
3. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas rumah sakit perlu membuat
kebijakan tentang pengelolaan pasien risiko jatuh.

Mengingat :
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
BAB VIII Tentang Hak dan Kewajiban Pasal 32; BAB XI Tentang Penyelenggaraan
Pasal 43;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien BAB IV Sasaran
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT X TENTANG KEBIJAKAN


PENGELOLAAN RISIKO PASIEN JATUH RUMAH SAKIT X
KEDUA : Semua pasien dewasa rawat inap dilakukan pengkajian risiko jatuh
menggunakan format skoring risiko jatuh menggunakan metode Fall Morse
Scale dan semua pasien anak rawat inap dengan menggunakan Humpty
Dumpty Scale.
KETIGA : Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko pasien
jatuh sesuai dengan Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit
X.
KEEMPAT : Rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan tentang
pengelolaan pasien risiko jatuh untuk mengurangi cedera akibat jatuh di
rumah sakit.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Bantul, 24 April 2013


Direktur Rumah Sakit X

Dr. Arrus Ferry

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT X


TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN RISIKO PASIEN JATUH RUMAH SAKIT X
NOMOR : 20/ RSNH/ SK – DIR/ IV/ 2013
DIREKTUR RUMAH SAKIT X

Menimbang :
1. Bahwa rumah sakit harus mengembangkan suatu pendekatan dalam mengurangi
resiko pasien dari cedera untuk mencapai sasaran keselamatan pasien rumah sakit;
2. Bahwa rumah sakit perlu melakukan evaluasi resiko pasien jatuh dan mengambil
tindakan untuk mengurangi resiko cedera akibat jatuh;
3. Bahwa sehubungan dengah hal-hal tersebut diatas maka rumah sakit perlu membuat
panduan tentang pengelolaan pasien resiko jatuh.

Mengingat :
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
BAB VIII Tentang Hak dan Kewajiban Pasal 32; BAB XI Tentang Penyelenggaraan
Pasal 43;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien BAB IV Sasaran
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT X TENTANG PANDUAN


PENGELOLAAN RISIKO PASIEN JATUH RUMAH SAKIT X.
KEDUA : Pengelolaan risiko pasien jatuh di Rumah Sakit X dilaksanakan sesuai
dengan panduan yang ditetapkan Rumah Sakit sebagaimana tercantum
dalam lampiran.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Bantul, 24 April 2013
Direktur Rumah Sakit X

Dr. Arrus Ferry


KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT X
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
PANDUAN PENGELOLAAN RISIKO PASIEN JATUH RUMAH SAKIT X
NOMOR : 19/ RSNH/ SK – DIR/ IV/ 2013
DIREKTUR RUMAH SAKIT X

Menimbang :
1. Bahwa untuk mencapai sasaran keselamatan pasien rumah sakit harus dikembangkan
suatu pendekatan dalam mengurangi risiko pasien jatuh;
2. Bahwa untuk mengurangi risiko pasien jatuh di rumah sakit perlu dibuat Panduan
Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Di Rumah Sakit X;
3. Bahwa sehubugan dengan hal tersebut diatas maka perlu dibentuk Tim Penyusun
Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit X.

Mengingat :
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
BAB VIII Tentang Hak dan Kewajiban Pasal 32; BAB XI Tentang Penyelenggaraan
Pasal 43;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien BAB IV Sasaran
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT X TENTANG


PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN PANDUAN PENGELOLAAN
RISIKO PASIEN JATUH RUMAH SAKIT X.
KEDUA : Membentuk Tim Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit X
dengan susunan sebagai berikut :
Ketua : Dr. Arrus Ferry
Anggota : Dr. Ratna Setiawati
Tri Pujirahayu, S.F.,Apt
Renny Martha DK, SE
Eko Suseno, S.Kep.Ners
Fitri Selawati, SKM
KETIGA : Tim bertugas menyusun Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah
Sakit X.
KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugasnya Tim bertanggung jawab kepada Direktur
Rumah Sakit.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Bantul, 24 April 2013


Direktur Rumah Sakit X

Dr. Arrus Ferry

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan ridho-Nya telah tersusun
buku Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit X.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada
lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu keselamatan pasien
(patient safety) , keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan
bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit.

Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal di rumah sakit,


diperlukan adanya suatu sasaran dari keselamatan pasien yang mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamatan pasien, salah satunya adalah pengurangan risiko pasien jatuh di rumah
sakit.Dengan disusunnya buku panduan ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi para
pemberi layanan di rumah sakit untuk mengambil tindakan untuk mengurang risiko jatuh
pasien dan melakukan evaluasi pelayanan risiko jatuh pasien di rumah sakit.

Disadari bahwa masih banyak hal-hal yang mungkkin belum tertampung dalam buku
panduan ini, dengan kata lain bahwa buku ini masih jauh dari kesemprunaan.Kritikan yang
membangun dan saran-saran dari berbagai pihak guna perbaikan dimasa mendatang.

Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bantul, 24 April 2013

Tim Penyusun

SAMBUTAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT X

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat atas segala karunia dan petunjuk-Nya
sehingga penyusunan Buku Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit X telah
dapat diselesaikan pada waktunya.
Proses penyusunan buku Panduan Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Pasien Rumah
Sakit X ini melibatkan beberapa disiplin klinis di rumah sakit.Dengan telah disusunnya buku
panduan ini diharapkan dapat menunjang mutu pelayanan pasien di rumah sakit terutama
dalam hal pengurangan risiko pasien jatuh dan melakukan evaluasi dalam pengelolaan risiko
pasien jatuh di rumah sakit.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak
atas bantuan dan perhatiannya yang telah diberikan dalam penyusunan Buku Panduan
Pengelolaan Risiko Pasien Jatuh Rumah Sakit X.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita
sekalian dalam melaksanakan tugas ini.Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bantul, 24 April 2013


Direktur Rumah Sakit X

Dr. Arrus Ferry

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
KATA SAMBUTAN
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT X TENTANG PANDUAN
PENGELOLAAN RISIKO PASIEN JATUH RUMAH SAKIT X
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT X TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN PANDUAN PENGELOLAAN RISIKO
PASIEN JATUH RUMAH SAKIT X
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Sasaran
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANAN RISIKO PASIEN JATUH
1. Tata laksana pengkajian resiko jatuh pada pasien dewasa
A. Identifikasi faktor risiko
B. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (Gait)
C. Mengatur / mengatasi faktor situasional
D. Melakukan pengkajian/asesmen risiko pasien jatuh
E. Intervensi risiko jatuh pasien\
F. Intervensi pada pasien jatuh
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan risiko pasien jatuh
Tata laksanan pengkajian resiko jatuh pada pasien anak-anak
BAB IV DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Format skoring risiko pasien jatuh
2. Evaluasi pengkajian risiko pasien jatuh
3. Evaluasi pengelolaan risiko jatuh standar
4. Evaluasi pengelolaan risiko jatuh tinggi
BAB I

DEFINISI
A. Definisi
Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat kejadian yang mengakibatkan sesorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat
yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. (makalah IPSG, 2013).
Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sdar menjadi berada
di permukaan tanah tanpa disengaja, dan tidak termasuk jatuh karena pukulan keras,
kehilangan kesadaran atau kejang.Kejadian jatuh tersebut adalah penyebab spesifik yang
jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh.
Jatuh merupakan pengalaman pasien yang tudak direncanakan untuk terjadinya jatuh,
suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat istirahat yang dapat dilihat /
dirasakan atau kejadian jatuh yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi akibat penyakit
seperti stoke, pingsan, dan lainnya
         Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang
dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.
Ada dua faktor risiko yang mempengaruhi kejadian jatuh antara lain:
1. Faktor Intrinsik
Adalah variabel variabel  yang  menentukan mengapa  seseorang  dapat  jatuh  pada  waktu 
tertentu  dan  orang  lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh .Faktor intrinsik
tersebut antara lain adalah gangguan muskuloskeletal misalnya menyebabkan gangguan gaya
berjalan, kelemahan ekstremitas bawah, kekakuan  sendi,  sinkope yaitu  kehilangan 
kesadaran  secara  tiba-tiba yang disebabkan oleh berkurangnya  aliran darah ke otak dengan
gejala lemah,  penglihatan  gelap,  keringat  dingin,  pucat  dan  pusing .
2. Faktor ekstrinsik
Faktor  ekstrinsik  merupakan  faktor  dari  luar  (lingkungan sekitarnya) diantaranya cahaya
ruangan yang kurang terang, lantai yang licin,  tersandung  benda-benda  .  Faktor-faktor
ekstrinsik  tersebut  antara  lain  lingkungan  yang  tidak  mendukung meliputi cahaya
ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang tidak kuat,  tidak
stabil,  atau tergeletak di  bawah, tempat  tidur  atau  WC yang  rendah  atau  jongkok,  obat-
obatan  yang diminum dan alat-alat bantu berjalan . Dalam panduan ini faktor ekstrinsik tidak
dijelaskan secara mendalam namun akan dijelaskan lebih lanjut di Managemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK).
Kejadian jatuh dapat mengakibatkan beberapa dampak yang merugikan bagi
seseorang, antara lain:
1. Perlukaan (injury)
Perlukaan (injury) mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa
robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena,  patah tulang atau fraktur 
misalnya  fraktur  pelvis,  femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.
2. Disabilitas
Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan 
perlukaan  fisik  dan  penurunan  mobilitas  akibat  jatuh  yaitu kehilangan
kepercayaan diri dan pembatasan gerak.
3. Mati, yaitu akibat terburuk dari kejadian jatuh.

B. Tujuan
1. Sebagai acuan untuk melakukan pengelolaan pasien risiko jatuh di rumah sakit.
2. Mengurangi cedera akibat pasien jatuh di rumah sakit.

C. Sasaran
Semua pasien di rumah sakit X.

BAB II
RUANG LINGKUP

Manajemen risiko pasien jatuh merupakan salah satu bentuk upaya untuk
mewujudkan keselamatan pasien di Rumah Sakit. Yang mendasari upaya ini adalah beberapa
kasus jatuh yang terjadi di Rumah Sakit yang menimbulkan cedera atau hampir cidera bagi
pasien. Bahkan kasus tersebut menyebabkan semakin lamanya waktu kesembuhan pasien
atau mungkin dapat memperburuk kondisi pasien. Seharusnya hal seperti ini dapat dicegah
apabila setiap rumah sakit menerapkan manajemen risiko pasien jatuh dengan baik. Sehingga
dapat mengurangi angka insiden dan meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit.
Jumlah kasus pasien jatuh di rawat inap cukup bermakna sebagai penyebab cedera
pasien di rumah sakit, oleh karena itulah maka rumah sakit perlu menetapkan tindakan atau
langkah – langkah untuk mengurangi risiko pasien jatuh di rumah sakit. Rumah Sakit X
memiliki komitmen tinggi dalam mewujudkan keselamatan pasien. Hal ini dituangkan dalam
panduan manajemen resiko pasien jatuh yang dibuat sebagai acuan staf Rumah Sakit dalam
mengelola pasien.
Ruang lingkup pengelolaan pasien jatuh meliputi pasien rawat inap baik dewasa dan
anak-anak dengan menggunakan metoda yang sudah ditentukan. Pengelolaan yang dimaksud
adalah asesmen awal risiko jatuh, asesmen ulang dan intervensinya.

BAB III
TATA LAKSANA RISIKO PASIEN JATUH
1. Tata laksana pengkajian pada pasien dewasa
A. Identifikasi faktor risiko
       Pada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya  faktor
instrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assessment keadaan sensorik, neurologis, muskulo
skeletal dan penyakit sistemik yang sering menyebabkan jatuh. Keadaan  lingkungan  rumah 
yang  berbahaya  dan  dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penerangan rumah harus
cukup tetapi  tidak menyilaukan. Lantai  rumah datar,  tidak licin,  bersih dari benda-benda 
kecil  yang  susah  dilihat,  peralatan  rumah  tangga  yang sudah tidak aman (lapuk, dapat 
bergerser  sendiri)  sebaiknya  diganti, peralatan rumah ini  sebaiknya  diletakkan sedemikian
rupa sehingga tidak  mengganggu  jalan/tempat  aktivitas  lanjut  usia.  Kamar  mandi dibuat 
tidak licin sebaiknya diberi   pegangan pada dindingnya,  pintu yang mudah dibuka.  WC
sebaiknya  dengan kloset  duduk dan diberi pegangan di dinding.

B. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (gait)


       Setiap  lanjut  usia  harus  dievaluasi  bagaimana  keseimbangan badannya dalam
melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Bila goyangan  badan  pada  saat  berjalan 
sangat  berisiko  jatuh,  maka diperlukan  bantuan  latihan  oleh  rehabilitasi  medis. 
Penilaian  gaya berjalan juga harus dilakukan dengan cermat, apakah kakinya menapak
dengan baik, tidak mudah goyah,  apakah penderita mengangkat  kaki dengan  benar  pada 
saat  berjalan,  apakah  kekuatan  otot  ekstremitas bawah penderita cukup untuk berjalan
tanpa bantuan. Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainan/penurunan.

C. Mengatur/ mengatasi faktor situasional


       Faktor situasional  yang  bersifat  serangan  akut  yang  diderita lanjut  usia dapat 
dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lanjut usia secara periodik. Faktor situasional
bahaya lingkungan dapat dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan , faktor
situasional  yang  berupa  aktifitas  fisik  dapat  dibatasi  sesuai  dengan kondisi kesehatan
lanjut usia. Aktifitas tersebut tidak boleh melampaui batasan yang diperbolehgkan baginya
sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Maka di anjurkan lanjut usia tidak melakukan aktifitas
fisik yang sangat melelahkan atau berisiko tinggi untuk terjadinya jatuh.

D. Lakukan pengkajian/assesmen risiko pasien jatuh


Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko jatuh dan melakukan asesmen
ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
Assesmen atau pengkajian risiko pasien jatuh menggunakan format skoring risiko
pasien jatuh RS X dengan metode Fall Morse Scale
1. Isi format skoring resiko pasien jatuh sesuai dengan keadaan sebenarnya pasien
dengan format dibawah ini :
FORMAT SKORING RISIKO PASIEN JATUH
Nama Pasien : Tanggal lahir :
Alamat : No RM :
Ruang : Diagnosa :
KETERANGAN KRITERIA SCORE
Riwayat jatuh Pasien terjatuh selama di rumah sakit atau 25
jika ada riwayat secara fisiologis seperti
serangan atau gangguan cara berjalan
sebelum dirawat
Pasien tidak pernah jatuh 0
Diagnosis sekunder Lebih dari satu diagnosis terdaftar pada 15
grafik
Tidak punya diagnosis sekunder 0
Bantuan ambulasi Pasien menggunakan kruk, tongkat atau 15
walker
Pasien menggunakan kruk, tongkat, walker 30
dan mencengkeram furniture untuk
mendukung berjalan
Pasien berjalan tanpa alat bantu (bahkan 0
tanpa bantuan perawat), bedrest
IV atau Akses IV Pasien menggunakan alat intravena 20
Pasien tidak menggunakan alat IV 0
Gaya berjalan Gaya berjalan terganggu : 20
Pasien mungkin kesulitan bangun dari
kursi, menekan lengan kursi ketika
bangun. Kepala pasien menunduk dan
pasien melihat ke tanah. Karena
keseimbangan buruk, pasien
menggenggam furniture, bantuan orang
lain dan alat bantu jalan dan tidaak dapat
berjalan tanpa bantuan. Langkah pendek
dan pasien mungkin menyeret kakinya.
Jika pasien menggunakan kursi roda,
pasien diberi skor berdasarkan gaya
berjalan yang digunakan ketika pasien
berpindah dari kursi roda ke tempat tidur.
Gaya berjalan lemah : 10
Pasien mampu mengangkat kepala tanpa
kehilangan keseimbangan pada saat
berhenti, langkah pendek dan pasien
mungkin menyeret kakinya
Gaya nerjalan normal : 0
Pasien berjalan dengana kepala tegak,
tangan berayun dengan bebas di sisi dan
melangkah tanpa ragu-ragu
Status mental Status mental diukur dengan mengecek 15
pengkajian diri pasien dari kemampuan
dirinya untuk ambulasi.Tanyakan kepada
pasien “Apakah Bapak/Ibu/Saudara/Adik
mampu pergi ke kamar mandi sendiri atau
butuh bantuan?
Jika jawaban pasien konsisten dengan apa
yang tertulis di berarti klien normal
Jika jawaban pasien tidak konsisten, tidak
realistis, pasien dipertimbangkan menjadi
overestimate dan forgetfull limitation
Jika jawaban pasien konsisten dengan apa 0
yang tertulis di kardex berarti klien
normal
TOTAL SCORE …………
KESIMPULAN
Tidak berisiko Risiko rendah Risiko tinggi
(0-24) (25-44) (lebih dari 45)
Nama Petugas: Paraf

…………………………….. …………………………..
Keterangan:
1. Lingkari skore yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. Jumlah total skore pasien.

Pasien diobservasi selama 24 jam, lingkari skore yang sesuai untuk pasien, hitung
total skore pasien.Skore yang diperoleh digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat
risiko jatuh pasien tersebut. Lakukan tindakan pencegahan (patient safety).

2. Setelah dilakukan skoring, tentukan tingkat resiko sebagai berikut :


Tingkat risiko pasien jatuh Skore Pengelolaan pasien
Tidak berisiko 0-24 Perawatan yang baik
Risiko rendah 25-44 Lakukan intervensi jatuh standar
Risiko tinggi ≥ 45 Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi

E. Intervensi risiko jatuh pasien


Intervensi Jatuh standar
1. Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning bertuliskan RISIKO JATUH
STANDAR. Apabila pasien menolak dilakukan pemasangan gelang maka dilakukan
pemasangan tanda segitiga kuning tertulis RISIKO JATUH STANDAR di tempat
tidur pasien.
2. Tingkatkan observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi.
3. Keselamatan lingkungan : hindari ruangan yang kacau balau, dekatkan bel dan
telepon, gunakan penerangan yang cukup malam hari, posisi tidur rendah, terpasang
penghalang tempat tidur serta roda tempat tidur harus selalu terkunci.
4. Monitor kebutuhan paasien.Keluarga menemani pasien yang berisiko jatuh, bila tiidak
ada keluarga, pasien diminta menekan bel bila membutuhkan bantuan.
5. Edukasi perilaku untuk mencegah jatuh kepada pasien dan keluarga pasien dengan
menempatkan standing akrilik edukasi jatuh di meja samping tempat tidur paasien.
6. Gunakan alat bantu jalan (walker,handrail).
7. Anjurkan pasien menggunakan kaos kaki atau sepatu yang tidak licin.
8. Lakukan penilaian ulang risiko jatuh bila ada perubahan kondisi atau pengobatan
pasien.

Intervensi jatuh risiko tinggi


1. Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning bertuliskan RISIKO JATUH TINGGI.
Apabila pasien menolak dipasang gelang maka dilakukan pemasangan tanda segitiga
warna kuning ditempat tidur dan tertulis RISIKO JATUH TINGGI di tempat tidur
pasien.
2. Lakukan intervensi jatuh standar.
3. Strategi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih detail seperti analisis cara
berjalan sehingga dapat ditentukan intervensi spesifik seperti menggunakan terapi
fisik atau alat bantu jalan jenis terbaru untuk membantu mobilisasi.
4. Pasien ditempatkan di ruang yang terdekat dengan nurse station untuk memudahkan
pengawasan.
5. Handrail kokoh dan mudah dijangkau pasien.
6. Siapkan alat bantu jalan.
7. Lantai kamar mandi dengan karpet antislip atau tidak licin serta anjuran menggunakan
tempat duduk di kamar mandi saat pasien mandi.
8. Dampingi pasien bila ke kamar mandi, jangan tinggalkan sendiri di toilet
informasikan cara menggunakan bel di toilet untuk memanggil perawat, pintu kamar
mandi jangan dikunci.
9. Lakukan penilaian ulang risiko jatuh tiap 12 jam.

F. Intervensi pada pasien jatuh


Tindakan yang harus dilakukan petugas ketika menemui pasien jatuh dalam masa
perawatan di rumah sakit :
1. Petugas menempatkan pasien pada posisi yang aman dan memeriksa kondisi pasien
dan petugas langsung melapor kepada dokter.
2. Selalu melakukan pemantauan terhadap pasien resiko tinggi secara berkala kepada
pasien.
3. Membuat laporan tertulis sebagai kejadian tidak diharapkan (KTD).
4. Melaporkan kepada kepala Sub Bagian.

G. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan risiko pasien jatuh :


Fasilitas :
1. Penambahan tempat tidur yang mempunyai penghalang disamping tempat tidur
2. Tersedia restrain dan alat dressing yang sesuai dengan jumlah pasien.
3. Anjurkan klien menggunakan bel bila membutuhkan bantuan
4. Berikan alas kaki yang tidak licin
5. Jaga lantai kamar mandi agar tidak licin

Tindakan keperawatan :
1. Penglihatan menurun ( perawat dapat tetap menjaga daerah yang dapat menyebabkan
jatuh menggunakan kacamata, sehingga pasien dapat berjalan sendiri, misalnya pada
malam.
2. Perawat tanggap terhadap perubahan perilaku pasien.
3. Perawat mengecek seluruh daerah yang dapat menyebabkan jatuh misalnya sepatu
atau tali sepatu yang tidak pada tempatnya.
4. (Jatuh dilantai) perawat mengecek penyebab sering terjadinya jatuh, misalnya terlalu
banyak furniture, daerah yang gelap, dan sedikit hidrasi ( perawat menganjutkan
untuk minum 6-8 gelas perhari ).
5. Mengorientasikan klien pada saat masuk rumah sakit dan jelaskan sistem komunikasi
yang ada.
6. Hati-hati saat mengkaji klien dengan keterbatasan gerak.
7. Supervisi ketat pada awal klien dirawat terutama malam hari .

8. Mewaspadai obat-obatan yang dapat menyebabkan risiko pasien jatuh di rumah


sakit seperti daftar di bawah ini :
Golongan Obat Nama Obat
Psikotropika Klordiazepoksid, klorpromazin, carbamazepin, THP, ergotamin
kafein
Narkotika Petidin, fentanil, morfin,codein
Antihistamin Klorfeniramin maleat, cetirizin, mebhidrolin
Antikejang Diazepam, phenobarbital
Diuretik Furosemid, Manitol, Spironolakton
Sedatif Midazolam, Alprazolam, Clobazam
Anti hipoglikemi Insulin, Glimepirid,Glibenklamid,
Antihipertensi Captopril, lisinopril, propanolol, bisoprolol, amlodipin, nifedipin,
irbesartan, nicardipin, diltiazem

Pengurangan risiko pasien akibat jatuh di rumah sakit dilakukan secara berkelanjutan
dengan cara memenuhi standar fasilitas yang disyaratkan dalam pengelolaan risiko pasien
jatuh dan senantiasa memberikan pendidikan berkelanjutan bagi petugas untuk menyesuaikan
dengan metode terbaru pengelolaan risiko pasien jatuh.
3. Tata laksana pengkajian resiko jatuh pada pasien anak-anak
Assesmen atau pengkajian risiko jatuh pasien anak di RS X menggunakan format
skoring dengan metode Humpty Dumpty Scale.
1. Isi format skoring resiko pasien jatuh sesuai dengan keadaan sebenarnya pasien
dengan format dibawah ini :

Parameter Kriteria Skor

Kurang dari 3 tahun 4


3 sampai kurang dari 7 tahun 3
Usia 7 sampai kurang dari 13 2
tahun
13 tahun keatas 1
Laki-laki 2
Perempuan 1
Jenis kelamin
Diagnosis
Penyakit neurologis 4
Diagnosis yang memerlukan 3
oksigenasi (penyakit
respiratori, amenia,
anoreksia, syncope/dizziness
dll)
Penyakit gangguan tingkah 2
laku/psikis
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif
Tidak dapat berorientasi 3
Berorientasi sebagian pada 2
kemempuan diri
Mampu berorientasi penuh 1
pada kemampuan diri

Faktor lingkungan Riwayat jatuh sebelumnya 4


atau jatuh dari ranjang
Pasien menggunakan alat 3
bantu atau diletakkan di
buaian
Pasien diletakkan di tempat 2
tidur
Pasien dapat berjalan bebas 1

Pengaruh dari Kurun waktu 24 jam 3


pembedahan/sedasi/anesthesi
Kurun waktu 48 jam 2
Lebih dari 48 jam /tidak ada 1
Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obatan 3
secara bersamaan:
Sedative(kecuali pasien ICU
yang tersedasi,
hypnotics,barbiturat,
phenothiazine, anti depresan,
laxatives, diuretic, narcotic
Salah satu dari penggunaan 2
obat diatas
Penggunaan obat lain/tidak 1
ada
TOTAL SKOR

KESIMPULAN
BERISIKO RENDAH RISIKO TINGGI
Skor (7 – 11) Skor (12 atau lebih)
Nama Petugas Paraf
............. ...............
Keterangan:
Lingkari skor yang sesuai dengan kondisi pasien.
Jumlah total skor pasien.

2. Setelah dilakukan skoring, tentukan tingkat resiko sebagai berikut :


Tingkat risiko pasien jatuh Skore Pengelolaan pasien
Risiko rendah 7 - 11 Lakukan intervensi untuk semua pasien
Risiko tinggi 12 atau lebih Lakukan intervensi untuk semua pasien
jatuh risiko tinggi

3. Intervensi untuk semua pasien anak


Intervasi ini ditujukan bagi semua pasien anak dengan semua resiko. Cara
melakukan intervensi ini dengan mencentang pada kolom yang tersedia.
Orientasi ruangan
Tempat tidur dalam posisi rendah dan terkunci. Kunci bed pakem.
Pengaman samping tempat tidur berfungsi dengan baik
Tempat tidur bayi yang dapat naik turun.(untuk pasien yang dapat
berdiri sendiri)
Penggunaan alas kaki yang tidak licin dan baju pasien yang sesuai
dengan ukuran tubuh supaya tidak terpeleset.
Keluarga harus mendampingi pasien bila akan ke kamar mandi, bila perlu
hubungi petugas.
Bel pasien dapat dijangkau. Edukasi cara penggunaannya
Lingkungan bersih dari alat yang tidak terpakai, pencahayaan cukup,
pengaturan furniture dan bersih dari bahan berbahaya
Edukasi orang tua tentang upaya kewaspadaan terhadap resiko jatuh
Pendokumentasi pencegahan jatuh dan termasuk rencana perawatannya
Pengawasan rutin

4. Standar pengelolaan resiko tinggi.


Untuk intervensi resiko tinggi pada anak tetap melengkapi intervensi diatas
ditambah dengan dengan intervensi dibawah ini.
Identifikasi pasien dengan tanda “humpty dumpty” pada pintu luar kamar
pasien/ tempat tidur.
Identifikasi pasien dengan gelang kuning bertuliskan RISIKO JATUH
TINGGI atau pemasangan tanda segitiga kuning di tempat tidur bila pasien
menolak dipasang gelang.
Tempelkan tanda bertuliskan”Resiko Jatuh” pada papan pasien.
Lengkapi pasien dengan ambulasi
Letakkan pasien di tempat tidur aman dan pastikan bel pasien berfungsi
dengan baik
Memindahkan pasien dekat dengan nurse station
Pengawasan pasien lebih intensif
Evaluasi perubahan kondisi pasien setelah pemberian obat-obatan
Memindah semua barang yang tidak berguna dari kamar pasien.
Pintu kamar pasien harus terbuka sepanjang waktu kecuali untuk kondisi
isolasi khusus yang melarang pintunya terbuka.

Gambar humpty dumpty

5. Tata cara pelaporan bila terjadi jatuh pada anak tidak berbeda dengan alur
pelaporan kejadian jatuh pada pasien dewasa. Proses pelaporan sesuai diatas.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang diperlukan dalam asesmen risiko jatuh pasien adalahformulir


pengkajian risiko jatuh untuk pasien dewasa dan anak-anak. Ini juga termasuk pengkajian
ulangnya. Selain itu, kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan terhadap pengelolaan
risiko pasien jatuh di rumah sakit juga harus terdokumetasikan yang meliputi :
1. Pengkajian dengan benar risiko pasien jatuh dengan menggunakan metode fall
morse scale dan humpty dumpty scale.
2. Tata laksana risiko pasien jatuh dilakukan sesuai prosedur
3. Angka kejadian insiden pasien jatuh di rumah sakit
4. Pelaporan insiden jatuh dan dilakukan audit
5. Peningkatan fasilitas kesehatan dan pengembangan
DAFTAR PUSTAKA

Aller,B,”Morse Falls Scale Assesment “www.mnhospitals.org/.....Falls...../Morse Fall Scale


(diunduh tanggal 2 April 2013 )
Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI dengan KARS, 2011, Standar Akreditasi Rumah
Sakit, hal 231-232
Depkes RI, 2006, Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Jakarta
EP1,”Pediatric Fall Risk”www.humpty dumpty scale (diunduh tanggal 20 Juli 2013)
http://www.patientsafety.gov/SafetyTopics/fallstoolkit/notebook/05_fallspolicy.pdf, (diunduh
tanggal 2 April 2013).
http://ulala-ulili.blogspot.com/2013/03/makalah-ipsg-6-mengurangi-resiko-pasien.html
(diakses tanggal 17 April 2013).
Lampiran 1

FORMAT SKORING RISIKO PASIEN JATUH RUMAH SAKIT X

BERDASARKAN METODE FALL MORSE SCALE

Nama Pasien : Tanggal lahir :


Alamat : No RM :
Ruang : Diagnosa :
KETERANGAN KRITERIA SCORE
Riwayat jatuh Tidak 0
Ya 25
Diagnosis sekunder Tidak 0
Ya 15
Bantuan Ambulasi Tidak ada, bed rest 0
Bantuan perawat , kruk , tongkat, walker 15
Bantuan perawat , kruk , tongkat, walker 30
dan mencengkeram furniture untuk
berjalan
IV atau akses IV Tidak 0
Ya 20
Gaya berjalan Normal/bedrest 0
Lemah 10
Gangguan 20
Status mental Orientasi pada kemampuan sendiri 0
Overestimates atau forgets limitations 15
TOTAL SCORE …………
KESIMPULAN
Tidak berisiko Risiko rendah Risiko tinggi
(0-24) (25-44) (lebih dari 45)
Nama Petugas: Paraf

…………………………….. …………………………..
Keterangan:
1. Lingkari skore yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. Jumlah total skore pasien.
Lampiran 2

EVALUASI SPO PENGKAJIAN RISIKO PASIEN JATUH

NO KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN


1 Melakukan pengkajian keperawatan
2 Menyiapkan formulir scoring pasien jatuh
3 Melakukan observasi langsung
4 Melengkapi formulir dengan identitas, nomor
RM, alamat, Tanggal lahir, dan diagnose.
5 Menilai Riwayat jatuh
6 Menilai Diagnosis Sekunder
7 Menilai Bantuan Ambulasi
8 Menilai Akses IV
9 Menilai Gaya Berjalan
10 Menilai Status Mental
11 Menuliskan Total Skor
12 Menuliskan Nama petugas dan paraf
13 Menyimpulkan Hasil Skor
14 Melampirkan di rekam medis pasien
15 Memasang gelang warna kuning
16 Member label pada rekam medis

Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.

Lampiran 3

EVALUASI SPO PENGELOLAAN PASIEN RISIKO JATUH STANDAR

NO KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN


1 Memasang gelang warna kuning yang diberi
tulisan ‘JATUH STANDAR’ disertai
penjelasan maksud pemasangan gelang kepada
pasien
2 Meningkatkan observasi dan bantuan selama
perpindahan pasien dan menempatkan pasien
di bed dengan pengaman yang cukup
3 Memastikan bel ruangan dan telepon berfungsi
dengan baik, penerangan ruangan cukup dan
roda tempat tidur yang terkunci
4 Memonitor kebutuhan pasien termasuk
meminta keluarga pasien untuk selalu berada
di samping pasien dan menghubungi petugas
apabila membutuhkan bantuan
5 Memberikan edukasi yang cukup mengenai
alat bantu jalan pasien
6 Mencatat semua tindakan yang dilakukan di
rekam medis
7 Melakukan penilaian ulang risiko jatuh pasien
apabila ada perubahan kondisi atau
pengobatan pasien
8 Melepas gelang warna kuning pasien apabila
penilaian ulang pasien menunjukkan skor
bahwa pasien tidak masuk kategori pasien
risiko jatuh
9 Menyampaikan informasi kepada perawat
yang bertugas selanjutnya pada pergantian
shift

Keterangan:

Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.

Lampiran 4

EVALUASI SPO PENGELOLAAN PASIEN RISIKO JATUH TINGGI

NO KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN


1 Memasang gelang warna kuning yang diberi
tulisan “RISIKO TINGGI” disertai maksud
pemasangan gelang kepada pasien
2 Melakukan PROSEDUR PENGELOLAAN
PASIEN DENGAN RISIKO JATUH
STANDAR
3 Menempatkan pasien di ruang perawatan di
dekat nurse station bila memungkinkan
4 Memastikan alat bantu jalan yang sesuai
tersedia di ruang perawatan pasien
5 Memastikan lantai kamar mandi tidak licin dan
pasien menggunakan tempat duduk bila mandi
6 Memastikan keluarga pasien untuk
mendampingi pasien bila ke kamar mandi,
jangan ditinggalkan sendiri dan memberikan
informasi tentang cara menggunakan bel di
toilet untuk memanggil perawat
7 Memastikan kepada pasien atau keluarganya
untuk tidak mengunci pintu kamar mandi
apabila menggunakan kamar mandi
8 Melakukan penilaian ulang risiko jatuh pasien
tiap shif
9 Melepas gelang warna kuning apabila hasil
penilaian ulang kepada pasien diperoleh hasil
bahwa pasien tidak lagi berisiko jatuh
10 Mencatat semua tindakan dalam rekam medis
pasien

Keterangan:

Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.

Lampiran 5
FORMAT SKORING RISIKO PASIEN JATUH PADA ANAK RUMAH SAKIT X

BERDASARKAN METODE HUMPTY DUMPTY FALL SCALE

Parameter Kriteria Skor


Kurang dari 3 tahun 4
3 sampai kurang dari 7 tahun 3
Usia 7 sampai kurang dari 13 tahun 2
13 tahun keatas 1
Laki-laki 2
Perempuan 1
Jenis kelamin
Diagnosis
Penyakit neurologis 4
Diagnosis yang memerlukan oksigenasi (penyakit 3
respiratori, amenia, anoreksia, syncope/dizziness dll)
Penyakit gangguan tingkah laku/psikis 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif
Tidak dapat berorientasi 3
Berorientasi sebagian pada kemempuan diri 2
Mampu berorientasi penuh pada kemampuan diri 1

Faktor lingkungan Riwayat jatuh sebelumnya atau jatuh dari ranjang 4


Pasien menggunakan alat bantu atau diletakkan di buaian 3
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Pasien dapat berjalan bebas 1

Pengaruh dari Kurun waktu 24 jam 3


pembedahan/sedasi/ane
sthesi
Kurun waktu 48 jam 2
Lebih dari 48 jam /tidak ada 1
Penggunaan obat-
obatan
Penggunaan obat-obatan secara bersamaan: 3
Sedative(kecuali pasien ICU yang tersedasi,
hypnotics,barbiturat, phenothiazine, anti depresan,
laxatives, diuretic, narcotic
Salah satu dari penggunaan obat diatas 2
Penggunaan obat lain/tidak ada 1
TOTAL SKOR

KESIMPULAN
BERISIKO RENDAH RISIKO TINGGI
Skor (7 – 11) Skor (12 atau lebih)
Nama Petugas Paraf
............. ...............
Keterangan:
Lingkari skor yang sesuai dengan kondisi pasien.
Jumlah total skor pasien.

Setelah dilakukan skoring, tentukan tingkat resiko sebagai berikut :


Tingkat risiko pasien jatuh Skore Pengelolaan pasien
Risiko rendah 7 - 11 Lakukan intervensi untuk semua pasien
Risiko tinggi 12 atau lebih Lakukan intervensi untuk semua pasien
jatuh risiko tinggi

Lampiran 6
EVALUASI SPO PENGKAJIAN RISIKO PASIEN JATUH RENDAH PADA ANAK

NO KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN


1 Melakukan pengkajian keperawatan
2 Menyiapkan formulir scoring pasien jatuh
3 Melakukan observasi langsung
4 Melengkapi formulir dengan identitas, nomor
RM, alamat, Tanggal lahir,usia dan diagnose.
5 Menilai Gangguan Kognitif
6 Menilai Faktor Lingkungan
7 Menilai Pengaruh Pembedahan,Sedasi dan
Anestesi
8 Menilai Penggunaan Obat-obatan.
9 Menuliskan Total Skor
10 Menuliskan Nama petugas dan paraf
11 Menyimpulkan Hasil Skor
12 Melampirkan di rekam medis pasien
13 Memasang gelang warna kuning
14 Memberi label pada rekam medis

Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
Lampiran 7

EVALUASI SPO PENGELOLAAN PASIEN RISIKO JATUH PADA SEMUA ANAK

NO KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN


1 Melakukan orientasi ruangan kepada keluarga
pasien.
2 Meningkatkan observasi dan bantuan selama
perpindahan pasien dan menempatkan pasien
di bed dengan pengaman yang cukup
3 Memastikan bel ruangan dan telepon berfungsi
dengan baik, penerangan ruangan cukup dan
roda tempat tidur yang terkunci
4 Memonitor kebutuhan pasien termasuk
meminta keluarga pasien untuk selalu berada
di samping pasien dan menghubungi petugas
apabila membutuhkan bantuan
5 Memberikan edukasi yang cukup mengenai
cara berpakaian yang aman untuk pasien untuk
mencegah terpelesetnya pasien.
6 Memberikan edukasi kepada keluarga untuk
meletakkan barang-barang yang dianggap
penting dengan rapi dan pencegahan pasien
jatuh.
7 Mencatat semua tindakan yang dilakukan di
rekam medis
8 Melakukan penilaian ulang risiko jatuh pasien
apabila ada perubahan kondisi atau
pengobatan pasien
9 Menyampaikan informasi kepada perawat
yang bertugas selanjutnya pada pergantian
shift

Keterangan:

Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.
Lampiran 8

EVALUASI SPO PENGELOLAAN PASIEN RISIKO JATUH TINGGI PADA


ANAK

NO KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN


1 Memasang tanda humpty dumpty dan tulisan
RESIKO JATUH pada pintu kamar pasien
atau tempat tidur pasien.
2 Memasang gelang warna kuning yang diberi
tulisan “RISIKO TINGGI” disertai maksud
pemasangan gelang kepada pasien
3 Melakukan PROSEDUR PENGELOLAAN
PASIEN DENGAN RISIKO JATUH
STANDAR
4 Menempatkan pasien di ruang perawatan di
dekat nurse station bila memungkinkan
5 Melengkapi pasien dengan ambulasi yang
sesuai tersedia di ruang perawatan pasien
6 Memastikan lantai kamar mandi tidak licin dan
pasien menggunakan tempat duduk bila mandi
7 Memastikan keluarga pasien untuk
mendampingi pasien bila ke kamar mandi,
jangan ditinggalkan sendiri dan memberikan
informasi tentang cara menggunakan bel di
toilet untuk memanggil perawat
8 Memastikan kepada pasien atau keluarganya
untuk tidak mengunci pintu kamar mandi
apabila menggunakan kamar mandi
9 Memastikan pintu kamar selau terbuka kecuali
untuk pasien isolasi.
10 Melakukan penilaian ulang risiko jatuh pasien
tiap shif
11 Melepas gelang warna kuning apabila hasil
penilaian ulang kepada pasien diperoleh hasil
bahwa pasien tidak lagi berisiko jatuh
12 Mencatat semua tindakan dalam rekam medis
pasien

Keterangan:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada petugas yang sedang
melakukan pengkajian pasien jatuh. Petugas evaluator adalah manajer keperawatan atau
petugas SPI, atau tim akreditasi. Hasil dari evaluasi berupa data dalam bentuk persentase
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hal-hal yang dinilai.

Anda mungkin juga menyukai