Profesi Guru
Disusun oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Pengembangan Profesi Keguruan”.
1. Bapak Ahmad Chafid Alwi, M.Pd.,dosen mata kuliah Etika Profesi Keguruan
yang telah memberikan gambaran dan arahan dalam penyusunan makalah.
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman
tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang
besar kepada penulis.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi............................................................................................... ii
ii
3.2 Saran..............................................................................................38
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Guru memiliki peran yang sangat
esensial bagi mutu pendidikan di Indonesia
karena guru menjadi salah satu faktor yang
menentukan berhasil atau tidaknya proses
pembelajaran disamping kurikulum dan
sarana prasarana. Guru memiliki tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing,
dan mengevaluasi peserta didik. Tugas
utama tersebut akan menjadi efektif apabila
guru memiliki derajat profesionalitas tertentu
yang meliputi kompetensi yang harus
dimiliki guru disertai dengan kode etik
tertentu. Menurut Undang-undang Nomor 14
tahun 2005 kompetensi yang harus dimiliki
guru meliputi meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. keempat kompetensi tersebut
dalam praktiknya merupakan satu kesatuan
yang utuh. Guru profesional sudah
seyogyanya mampu menguasai keempat
kompetensi tersebut.
Dalam kaitannya dengan mutu
pendidikan, kompetensi guru memiliki
hubungan yang positif. Semakin guru
menguasai kompetensi minimal yang harus
dimilikinya maka mutu pendidikan di
Indonesia juga akan meningkat. Namun
melihat fenomena yang ada sekarang, masih
banyak ditemukan kasus yang
mencerminkan masih rendahnya tingkat
1
profesionalitas Secara kuantitatif jumlah tenaga guru
guru di telah cukup memadai, tetapi mutu serta
Indonesia. profesionalismenya belum sesuai dengan
Salah satunya harapan. Guru bukan hanya sekedar
dapat dilihat profesi. Guru bukan hanya mengajarkan
dari masih materi dan memberikan
banyak guru
yang
menggunakan
metode
pembelajaran
yang monoton
tanpa adanya
inovasi dalam
pembelajaran,
masih benyak
guru yang
belum
mempunyai
kualifikasi
S1dan masih
banyak
persolan
lainnya.
Pengembanga
n guru di
Indonesia juga
masih rendah.
Banyak guru-
guru dalam
bidang skill
(kemampuan
mengajar)
masih kurang,
2
penilaian. Dalam proses penyampaian materi itu sendiri memerlukan teknik dan
seni sebagai hasil dari perpaduan kompetensi yamg dimiliki oleh guru. Sehingga
guru menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran. Peningkatan
kompetensi guru dalam rangka pengembangan profesi guru dinilai sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dan lebih luas lagi meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia. Maka dalam makalah ini, penulis tertarik untuk
membahas tentang guru berkaitan denganpengembangan profesi guru.
1.2 RumusanMasalah
1.3 Tujuan
3
Keguruan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bisa
diartikan perihal (yang menyangkut) pengajaran, pendidikan, dan metode
pengajaran. Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Profesi
keguruan adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini,
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
B. Sikap Profesionalitas
a. Konsep sikap profesionalitas
Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan
ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi
penerapannya. Maister (1997) (Mustofa,2007) mengemukakan bahwa
profesionalisme bukan sekadar pengetahuan, teknologi dan manajemen
tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari
seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi
memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
c. Prinsip Profesional
Profesi guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen harus memiliki prinsip-prinsip profesional seperti
tercantum pada pasal 5 ayat 1, yaitu: ”Profesi guru dan dosen merupakan
bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional
sebagai berikut:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugasnya.
3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.
4. Mematuhi kode etik profesi.
5. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerjanya.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan.
8. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
profesionalnya.
9. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.
3.1 Kesimpulan
Pengembangan profesionalitas guru didefinisikan sebagai upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat profesi seorang guru yang
menyangkut kemampuan guru, baik penguasaan materi ajar atau penguasaan
metodologi pengajaran, serta sikap keprofesionalan guru menyangkut motivasi
dan komitmen guru dalam menjalankan tugas sebagai guru.
Guru profesional adalah guru yang menyadari bahwa dirinya adalah pribadi
yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk/dalam belajar.
Sehingga,guru secara terus-menerus perlu mengembangkan pengetahuannya
tentang bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Perwujudannya, jika
terjadi kegagalan pada peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan akar
penyebabnya dan mencari solusi bersama peserta didik, bukan mendiamkannya
atau malahan menyalahkannya. Sikap yang harus senantiasa dipupuk adalah
kesediaan untuk mengenali diri dan kehendak untuk memurnikan keguruannya
serta mau belajar dengan meluangkan waktu untuk menjadi guru.
Strategi dalam pengembanganprofesionalitas dapatdirumuskankedalam tiga
level yaitu: pertama upaya-upaya profesionalisasi yang dilakukan oleh guru
secara pribadi agar mereka dapat meningkatkan kualitas keprofesionalan, dengan
atau tanpa bantuan pihak lain. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai pelatihan
mandiri. Kedua, pengembangan yang dilakukan oleh manajemen lembaga melalui
berbagai kebijakan manajerial yang dilakukan. Kedua level ini dapat
diaktegorikan dalam strategi mikro pengembangan profesional guru. Sedangkan
level ketiga adalah upaya pengembangan pada level makro yang menjadi
tanggung jawab pemerintah dan masyarakat secara luas dalam kerangka
manajemen pendidikan nasional.
3.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca khusunya mahasiswa jurusan kependidikan dan
calon guru serta para guru supaya lebih meningkatkan dan mengembangkan
profesinya sehingga menjadi guru yang lebih professional dan berkualitas dalam
upaya menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan pesertadidik.
DAFTAR PUSTAKA