Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRACT
21
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA VOLUME 02/ NOMOR 02/ MARET 2014
ABSTRAK
Untuk meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir dan
bayi dan anak balita kegiatan yang dilakukan adalah melalui penerapan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS). Hasil pelaksanaan kegiatan MTBS di Kota Malang yang berupa cakupan
hasil kegiatan pelayanan MTBS balita pada tahun 2010 yaitu 58,07 % dan pada tahun 2011
mengalami penurunan yaitu 49, 38%. Hal ini memperlihatkan bahwa cakupan pelayanan
MTBS di Kota Malang masih dibawah target yaitu 80 %. Berdasarkan survei pendahuluan
didapatkan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan MTBS masih belum optimal. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan MTBS di wilayah
puskesmas Kota Malang.
Jenis penelitian adalah observasional kualitatif. Informan utama adalah bidan puskesmas
dari 4 Puskesmas yang cakupan pelayanan MTBS tertinggi dan terendah, masing-masing 2
orang. Informan triangulasi adalah 4 Kepala Puskesmasdan 8 ibu balita. Data dikumpulkan
dengan wawancara mendalam dan observasi terhadap pelayanan MTBS. Pengolahan data
menggunakan metode content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum semua bidan dilatih MTBS, kinerja Bidan
Puskesmas dalam pelayanan MTBS belum dilaksanakan sesuai standar pelayanan MTBS baik
dari persiapan alat, pemberian pelayanan dan penerapan jadual pelayanan MTBS, ketersediaan
tenaga dan fasilitas belum memenuhi, serta pemanfaatan alat belum semuanya dimanfaatkan.
Kebutuhan supervisi belum sesuai dengan kebutuhan Bidan Puskesmas yaitu terjadual dan
rutin berkaitan dengan kegiatan pelayanan MTBS.
Disarankan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk memberikan pelatihan
MTBS bukan hanya kepada bidan dan dokter melainkan perawat yang juga sebagai petugas,
melakukan supervisi secara berkala untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan ketepatan
waktu dalam pelayanan MTBS. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan seperti seminar,
diklat, pelatihan teknis dan sosialisasi standar secara berkala.
Kata Kunci : Pelayanan MTBS, Bidan Puskesmas , Kinerja
22
ANALISIS KINERJA BIDAN PUSKESMAS…..| YUNIAR ANGELIA P.
diterapkan pada semua puskesmas sejak balita terutama pada hari Senin dan
tahun 2008. Selasa.
Manajemen Terpadu Balita Sakit Kinerja bidan puskesmas dalam
(MTBS) adalah suatu program intervensi pelayanan MTBS masih belum optimal
berisi penjelasan secara rinci penanganan dibuktikan dari hasil studi pendahuluan
penyakit pada balita.Sebagaimana melalui wawancara dan observasi kepada
diketahui dalam penerapan MTBS, tenaga bidan puskesmas yang pada saat itu
kesehatan dibekali cara untuk mengenali memberikan pelayanan menyatakan
secara dini dan cepat semua gejala anak bahwa dari 30 sampai 40 balita sakit yang
sakit, sehingga dapat ditentukan apakah berobat ke puskesmas hanya 10 balita saja
anak sakit ringan, berat dan perlu segera yang benar-benar dilakukan pelayanan
dirujuk. Jika penyakitnya tidak parah, MTBS, kadang petugas tidak mengisi
bidan/perawat puskesmas dapat memberi formulir MTBS dengan alasan sudah
pengobatan/tindakan sesuai pedoman hafal. Semua bidan menyatakan bahwa
MTBS. Hal ini sesuai dengan Izin dan dalam bekerja sama dengan petugas
Penyelenggaraan Praktik Bidan apotik belum maksimal terutama dalam
(Permenkes No. hal memberikan konseling tentang
1464/MENKES/PER/X/2010) pada pasal mengajari ibu cara pemberian obat oral
13 : bidan yang menjalankan program dirumah dan mereka membutuhkan
pemerintah dalam ini adalah bidan bimbingan dan evaluasi dari atasan
puskesmas berwenang melakukan maupun Dinas Kesehatan serta masih
pelayanan kesehatan yang salah satunya didapatkan 2 puskesmas belum
adalah penanganan bayi dan balita sakit melaksanakan pelayanan MTBS sesuai
sesuai pedoman yang ditetapkan yaitu dengan standart yang ditetapkan.
pedoman yang digunakan adalah Sehingga akan dapat mempengaruhi
MTBS. Salah satu tugas pokok dan fungsi
3 kualitas dari pelayanan MTBS itu sendiri.
bidan Puskesmas yaitu memberikan Menurut Bernardin and Russel
pengobatan ringan bagi ibu, bayi dan terdapat enam kriteria dasar atau dimensi
anak yang berkunjung ke bagian KIA di untuk mengukur kinerja, yaitu : 1) Quality
Puskesmas dan membantu dokter kepala (terkait dengan proses); 2)
puskesmas dalam melaksanakan Quantity(terkait dengan
kegiatan-kegiatan di Puskesmas.4 kuantitas/jumlah); 3) timeliness (terkait
Pelaksanaan Pelayanan MTBS di dengan waktu yang diperlukan), 4) Cost-
Kota Malang sudah diterapkan pada effectiveness (terkait dengan penggunaan
semua puskesmas sejak tahun 2008 dan sumber-sumber organisasi), 5) Need for
petugas puskesmas yang dilatih hanya supervision ( terkait akan kebutuhan
dokter dan bidan, sedangkan perawat supervisi) dan 6) interpersonal impact
belum ada yang dilatih MTBS sehingga (terkait dengan kemampuan individu).5
Pelayanan MTBS hanya dilakukan oleh Menurut Gibson selain variabel individu
Bidan Puskesmas dan Dokter Puskesmas. ada juga variabel organisasi yang berefek
Kunjungan Balita sakit pada masing- tidak langsung terhadap perilaku dan
masing puskesmas bervariasi namun kinerja individu. Variabelnya seperti
rata-rata perharinya mencapai 20 - 30 sumber daya, kepemimpinan, supervisi,
23
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA VOLUME 02/ NOMOR 02/ MARET 2014
24
ANALISIS KINERJA BIDAN PUSKESMAS…..| YUNIAR ANGELIA P.
daya manusia/generasi penerus yang selain kasus demam dan batuk pilek,
berkualitas.1 juga ada kasus kejang yang pernah
Berdasarkan pedoman PWS- ditangani dan bidan merujuknya ke
KIA dinyatakan bahwa berdasarkan Rumah Sakit. Sebagaimana dapat
standar pelayanan MTBS, bidan dilihat pada kotak berikut :
harus melakukan pemeriksaan secara “....2 minggu yang lalu merujuk balita
komprehensif. Dimana hal tersebut kejang ke rumah sakit..” (IU B4)
berkaitan dengan persiapan alat – alat
pemeriksaan MTBS yang meliputi Sesuai pedoman Departemen
termometer, timer/arloji, timbangan, Kesehatan disebutkan bahwa salah
stetoskop,buku pedoman, dan satu tugas pokok bidan puskesmas
dokumentasi berupa formulir MTBS dalam pelayanan kesehatan ibu dan
serta buku register.7 anak adalah peningkatan deteksi dini
B. Kuantitas Dalam Pelayanan MTBS tanda bahaya dan penanganannya
Hasil cakupan pelayanan MTBS sesuai standar pada bayi dan anak
dalam 1 tahun terakhir, didapatkan balita.4
dari 8 bidan puskesmas hanya 2 bidan C. Ketepatan Waktu Dalam Pelayanan
saja yang dapat memenuhi target dan MTBS
6 bidan puskesmas yang lainnya Dalam kaitannya dengan standar
belum dapat memenuhi target yaitu jadual pelayanan MTBS baik pada saat
80%. Hal ini disebabkan karena bidan kunjungan awal maupun kunjungan
merasa beban tugas yang harus ulang diperoleh hasil dari 8 bidan
diselesaikan cukup banyak sedangkan puskesmas ternyata didapatkan 8
jumlah tenaga sedikit dan banyak bidanpuskesmas belum melaksanakan
kegiatan seperti ada yang ikut pelayanan MTBS sesuai dengan
posyandu, pelatihan atau mungkin standart jadual pelayanan MTBS
ada yang ijin. Berikut petikan dengan alasan kalau pelayanan terlalu
wawancaranya: lama akan membuat pasien
“….Cakupan kurang lebih 50% menunggu terlalu lama. Berikut
soalnya tenaganya kurang dan petikan wawancaranya:
sering ke posyandu..” (IU B4) “....kalau menggunakan MTBS ya
Dalam kaitannya dengan sekitar 5-10 menit tp ya tdk semua
hasilpenanganan kasus dalam kurun kasus bu… Jadi kalau terlalu lama
waktu 1 tahun terakhir yang kasihan pasien yang lainnya....” ( IU
ditangani bidan puskesmas B5)
didapatkan dari 8 bidan puskesmas “...sebetulnya tergantung kondisi
diperoleh 6 (enam) bidan pasiennya..ya paling sekitar 3
puskesmasmengatakan bahwa menitan...” (IU B4)
periode 1 tahun ini belum pernah ada Adapun terhadap pelaksanaan
kasus balita yang perlu penanganan pencatatan hasil pelayanan MTBS yang
khusus karena kasus yang ditangani dilakukan bidan puskesmas,
terbanyak adalah kasus demam dan didapatkan dari 8 bidan puskesmas
batuk pilek biasa. Sementara 2 (dua) diperoleh 8 bidan belum tertib
bidan puskesmas mengatakan bahwa
25
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA VOLUME 02/ NOMOR 02/ MARET 2014
27
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA VOLUME 02/ NOMOR 02/ MARET 2014
pelayanan MTBS, dari 8 bidan puskesmas memahami dan setuju dengan apa
terdapat 5 (lima) bidan puskesmas yang perlu dilakukan dan bagaimana
mengatakan bahwa arahan yang tugas itu dilakukan secara efektif, serta
diberikan kepala puskesmas hanya proses untuk memfasilitasi upaya
berupa mengingatkan untuk lebih individu dan kolektif untuk mencapai
meningkatkan lagi dalam memberikan tujuan bersama.13 Menurut Stoner,
pelayanan namun 2 (dua) bidan Kepemimpinan manajerial dapat
puskesmas mengatakan bahwa arahan didefinisikan sebagai suatu proses
yang diberikan hanya pada saat adanya pengarahan dan pemberian pengaruh
minilokakarya saja serta tidak pada kegiatan-kegiatan dari kelompok
memberikan arahan karena merasa anggota yang saling berhubungan
bidannya sudah senior-senior. Berikut tugasnya.
petikan wawancaranya : KESIMPULAN
1. Aspek Kualitas Dalam Pelayanan
“....tapi gak fokus hanya MTBS nya saja
mbak…setiap bulan kita ada minilokakarya MTBS
dan yang dibahas bkn hanya MTBS saja Belum semua bidan melaksanakan
tapi keseluruhan program...” (IU B1) pelayanan MTBS sesuai standar. Hal
ini dapat dilihat dari hasil observasi
Terkait dengan bentuk dukungan ketersediaan dan kelengkapan alat
yang diberikan kepala puskesmas pemeriksaan MTBS menunjukkan ≥
dalam meningkatkan pelayanan MTBS 70% bidan puskesmas memiliki
yang dilakukan oleh 8 bidan fasilitas/alat lengkap. Namun pada
puskesmas terdapat 6 bidan saat memberikan pelayanan MTBS,
puskesmas menyatakan bahwa bentuk bidan puskesmas hanya memeriksa
dukungan yang diberikan sudah dengan menggunakan beberapa alat
cukup baik karena kepala puskesmas saja dengan alasan tidak semua alat
sudah berusaha untuk memenuhi yang tersedia digunakan pada setiap
sarana dan prasarana (ruangan dan kunjungan tergantung kasusnya,
pengadaan formulir) serta peralatan Berdasarkan hasil observasi dari
yang dibutuhkan dalam pelayanan pelayanan MTBS yang diberikan ≤ 70
MTBS dan 2 bidan menyatakan bahwa % belum sesuai dengan pedoman
dengan mensuport dan mengingatkan MTBS dimana semua bidan puskesmas
itu sudah merupakan bentuk tidak melakukan langkah awal yaitu
dukungan identifikasi tanda bahaya umum yang
Hasil penelitian sesuai dengan selalau wajib dilakukan pada setiap
pendapat Umar (2002) Kepemimpinan balita yang sakit.
adalah sebagai proses pengarahan dan 2. Aspek Kuantitas Dalam Pelayanan
mempengaruhi aktivitas yang MTBS
berkaitan dengan tugas dari para Belum semua bidan puskesmas
anggota kelompok, pendapat Janies dapat mencapai hasil cakupan
A.F Stoner yang dikutip pelayanan MTBS sesuai target yang
Umar. Selanjutnya
12
kepemimpinan ditetapkan. Hal ini disebabkan karena
adalah sebagai proses untuk bidan merasa banyak kegiatan lain
mempengaruhi orang lain untuk dalam waktu bersamaan, sedangkan
28
ANALISIS KINERJA BIDAN PUSKESMAS…..| YUNIAR ANGELIA P.
29
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA VOLUME 02/ NOMOR 02/ MARET 2014
30