Anda di halaman 1dari 2

Bruxism adalah kondisi dimana seseorang seringkali menggemeretakkan, menekan, atau

menggesekkan giginya ke atas dan ke bawah maupun ke kanan dan ke kiri secara tidak sadar.
Tindakan ini bisa dilakukan saat beraktivitas sehari-hari atau saat tidur pada malam hari (sleep
bruxism).

Apa penyebabnya?

 Cemas, stres, marah, frustrasi, atau tegang


 Berkepribadian yang agresif, kompetitif, atau hiperaktif
 Gangguan tidur (contohnya insomnia dan sleep apnea)
 Posisi rahang atas dan bawah yang abnormal
 Efek samping obat-obatan psikiatri
 Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau menggunakan
narkoba

Akibat kalo tidak diterapi?

Gigi rusak atau sensitif

Rasa sakit pada rahang, wajah atau telinga

Memiliki rahang yang terkunci dan tidak dapat terbuka atau tertutup dengan sempurna

Sakit kepala

Muka jadi besar karena otot rahang yang membesar

Bagaimana cara menanganinya?

 Menggunakan pelindung mulut (mouth guard) atau behel (splint) untuk meratakan gigi
dan merapikan gigi yang longgar
 Menggunakan crown gigi untuk memperbaiki susunan dan permukaan gigi, serta
mencegah keausan pada gigi
 Melakukan terapi meditasi (jika bruxism disebabkan oleh stres), terapi perilaku (untuk
mengurangi kebiasaan bruxism), serta terapi biofeedback (untuk mengontrol aktivitas otot
rahang)
 Mengkonsumsi obat relaksan otot
 Dari studi yang sudah dilakukan, para peneliti menemukan bukti bahwa suntikan
botulinum toksin dapat mengurangi rasa sakit dan frekuensi bruxism, serta
merelaksasikan otot mengunyah. Untuk prosedur ini, dokter akan menyuntikkan sejumlah
botolinum toxin langsung ke masseter atau otot besar yang menggerakkan rahang.
Botolinum toxin dapat membantu mengendurkan otot ini. Botolinum toxin terbukti aman
dan efektif serta menunjukkan hasil yang lebih baik dari penggunaan splint, obat-obatan
dan terapi perilaku

By dr. Brigitta M. A.

Anda mungkin juga menyukai