ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan Desa Puasana
Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
sampai April 2017. Data diperoleh melalui wawancara secara langsung berdasarkan kuesioner yang telah
disediakan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 24 orang dengan menggunakan
metode sampling jenuh atau sensus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah umur, tingkat
pendidikan, kesehatan, jenis keadaan rumah, jenis transportasi, interaksi sosial, media berita, jenis
pekerjaan dan jumlah tanggungan keluarga nelayan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
kualitatif, sedangkan untuk menghitung jumlah penerimaan yang diperoleh nelayan menggunakan rumus
TR = P.Q, TR yaitu penerimaan total, P yaitu harga dan Q yaitu kuantitas barang yang terjual. Hasil
analisis menunjukkan bahwa kondisi sosial masyarakat nelayan yang ditunjukan adalah umur nelayan
didominasi usia produktif dengan kesehatan yang cukup baik. Jenjang pendidikan yang ditempuh adalah
pendidikan formal. Status rumah yang ditempati adalah milik sendiri yang luasnya 7m x 5m
menggunakan atap seng, dinding permanen dan lantai dasar rumah umumnya menggunakan keramik.
Jenis transportasi yang digunakan nelayan lebih banyak menggunakan kendaraan bermotor. Interaksi
sosial antar nelayan cukup baik. Nelayan tersebut memperoleh berita lebih banyak dari siaran TV. Mata
pencaharian utama masyarakat adalah sebagai nelayan karena pendapatan yang diperoleh lebih besar
dibandingkan dengan jenis pekerjaan lainnya, yaitu sebesar Rp2.210.000/bulan. Penerimaan seperti ini
dapat menanggung jumlah anggota keluarga 4 orang.
ABSTRACK
This study aimed to determine the socio-economic conditions of fishermen community of Puasana Village,
North Moramo District, South Konawe Regency. The study was conducted from March to April 2017.
Data were obtained through direct interview using a questionnaires that have been provided. The
samples used in this study were 24 individuals using census method. Data collected consisted of age,
education level, health, house type, transportation type, social interaction, news media, type of work and
number of family dependents. Those data were analyzed descriptively qualitative, while to know the
revenue of fisherman using the formula of TR = P.Q; where TR is the total revenue, P is price and Q is
quantity of fish sold.The result of study showed that the social condition of fishermen community was
dominated by productive age with good health and having formal education. The status of house occupied
of 7m x 5m using the zinc roof, permanent wall and floor generally use ceramic were owned themselves.
Type of transportation used by fishermen was generally motor vehicles. Social interaction among
fishermen was quite good and they got news generally from TV broadcast. The divelihood of coastal
community sware mainly as fisherman die to income gained much higher then the other
occupations. The higher income gained was Rp 2,210,00/mont wich can accommodate the family
dependent of maximum 4 individuals.
J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 2(4) November 2017 219
Isranita et al. – Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan…
220 http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSEP
memiliki banyak gunung batu, sumber tangkapannya dan dengan besarnya
daya hutan, laut dan objek wisata. penerimaan yang diterima oleh nelayan
Dengan banyaknya potensi alam yang yang nantinya sebagian digunakan untuk
dimiliki oleh Kecamatan Moramo Utara memenuhi kebutuhan keluarga, karena
ini menjadikannya sebagai salah satu dalam pemenuhan kebutuhan peneri-
kawasan yang strategis dan menarik maan merupakan faktor yang sangat
untuk diteliti, dan tidak heran menentukan. Masyarakat nelayan mela-
pengunjung dari kecamatan lain datang kukan pekerjaan ini untuk memenuhi
ke Kecamatan Moramo Utara. Moramo kebutuhan rumah tangganya dan untuk
Utara sendiri terdiri dari beberapa desa kesejahteraan hidupnya karena masya-
yaitu, Desa Puasana, Lalowaru, Tanjung rakat manapun perbaikan kualitas hidup
Tiram, Wawatu, Mata wawatu, dan perbaikan kesejahteraan sangat
Sanggula, Mekar Jaya, Undedao, diharapkan karena semakin baik kualitas
Lamokula, dan Mata Iwoi. Peneliti akan hidup, semakin terbuka kesempatan
melakukan penelitian tentang kondisi untuk berproduksi akan menciptakan
sosial ekonomi masyarakat di Desa penerimaan yang lebih besar untuk
Puasana. pemenuhan kebutuhan.
J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 2(4) November 2017 221
Isranita et al. – Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan…
Populasi yang digunakan dalam pene- sedangkan data kuantitatif yaitu jenis
litian ini adalah semua masyarakat data yang dapat diukur atau dihitung
nelayan tangkap yang berada di Desa secara langsung, yang berupa informasi
Puasana Kecamatan Moramo Utara atau penjelasan yang dinyatakan dengan
Kabupaten Konewe Selatan yang bilangan atau berbentuk angka (Sugiono,
berjumlah 24 orang. 2010). Data kuatitatif penelitian ini
yaitu kondisi ekonomi masyarakat
Sampel adalah bagian dari jumlah dan nelayan yang terdiri dari jenis pekerjaan,
karakteristik yang dimiliki oleh populasi jumlah tanggungan keluarga, keadaan
(Sugiono, 2010). Metode yang rumah, biaya, dan keuntungan.
digunakan dalam penentuan sampel
adalah sampling jenuh atau sensus yaitu Analisis dimaksud untuk menyederhana-
teknik penentuan sampel bila semua kan data kedalam bentuk yang lebih
anggota populasi digunakan sebagai mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam
sampel. Metode sensus digunakan dalam penelitian ini digunakan metode
penelitian ini karena jumlah populasi kualitatif dan kuantitatif yang meng-
sedikit (terbatas), sehingga peneliti gunakan analisis deskriptif kualitatif dan
mengambil jumlah sampel sama dengan penerimaan. Analisis deskriptif bertuju-
jumlah populasi yaitu 24 responden. an untuk mengetahui secara deskriptif
kualitatif dari kegiatan nelayan terhadap
Data yang dikumpulkan didaerah kondisi sosial masyarakat sedangkan
penetian yaitu data primer dan data analisis penerimaan bertujuan untuk
sekunder. Data primer diperoleh dari mengetahui kondisi ekonomi masyarakat
hasil wawancara langsung dengan yang bermata pencaharian sebagai
masyarakat nelayan tangkap yang ada nelayan tangkap.
didaerah penelitian dengan mengguna-
kan kuesioner. Data tersebut berupa Dumairy (2002) menyatakan bahwa
pertanyaan-pertanyaan langsung menge- penerimaan total adalah sama dengan
nai responden serta pertanyaan mengenai jumlah unit output yang terjual (Q)
apa yang di lakukan masyarakat nelayan dikalikan harga output per unit. Jika
tangkap di daerah tersebut. Sedangkan harga jual per unit output (P), maka
data Sekunder merupakan data dapat di gunakan rumus:
penunjang yang berkaitan dengan
penelitian yang diperoleh dari berbagai TR = P.Q …………………………….(1)
sumber atau instansi seperti BPS (Badan
Pusat Statistik), kantor kecamatan, Dimana:
kelurahan maupun swasta yang dapat TR = Penerimaan total
mendukung pelaksanaan penelitian ini. P = Harga
Q = Quantitas barang yang terjual
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data Kualitatif dan HASIL DAN PEMBAHASAN
data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data
yang disajikan dalam bentuk kata verbal 1. Umur
bukan dalam bentuk angka (Sugiono,
2010). Data Kualitatif penelitian ini
Umur yang dimaksud dalam penelitian
yaitu kondisi sosial masyarakat nelayan
ini yaitu usia nelayan tangkap yang
yang terdiri dari umur, tingkat
dihitung sejak lahir sampai dilakukannya
pendidikan, agama, suku dan kesehatan
penelitian. Usia nelayan berdasarkan
222 http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSEP
golongan umur di Desa Puasana pada Tabel 1.
Kecamatan Moramo Utara dapat dilihat
J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 2(4) November 2017 223
Isranita et al. – Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan…
Pendidikan merupakan salah satu hal dalam upaya peningkatan produksi hasil
yang penting dalam sejarah kehidupan tangkapan yang tentunya akan berhubu-
manusia dimanapun berada. Dengan ngan langsung dengan besarnya jumlah
latar belakang pendidikan akan pendapatan masyarakat nelayan.
menggambarkan watak, karakteristik
serta hasil karya nyata dalam kehidupan Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel
rumah tangganya serta karya nyata 2, di Desa Puasana Kecamatan Moramo
didalam masyarakat. Tingkat pendidikan Utara bahwa jenjang pendidikan yang
merupakan salah satu aspek yang dilalui nelayan tangkap yaitu pendidikan
menentukan wawasan dan cara berpikir formal yang menunjukan bahwa nelayan
serta tingkat keterampilan seseorang. tangkap yang tinggal di Desa tersebut
Oleh karena itu pendidikan akan berjumlah 24 orang dimana persentase
mempengaruhi pola pikir pelaku usaha tingkat pendidikan nelayan tangkap
nelayan tangkap dalam menjalankan tertinggi berada pada tingkat pendidikan
kegiatan usahanya dan pengambilan SD sebanyak 14 orang dengan
keputusan dalam melakukan penangkap- persentase sebesar 58,3%, terendah
an ikan. Tingkat pendidikan yang tingkat pendidikan SMP sebanyak 3
dimaksud dalam penelitian ini yaitu orang dengan persentase 16,7% dan
tingkat pendidikan formal dan non tingkat pendidikan SMA sebanyak 6
formal. Dimana pendidikan formal orang dengan persentase 25,0%.
maupun non formal merupakan salah Berdasarkan hasil presentase tersebut
satu usaha dalam rangka menambah dapat mununjukan bahwa tingkat
tingkat pengetahuan seseorang, semakin pendidikan formal yang pernah dilalui
tinggi tingkat pengetahuan seseorang nelayan tangkap di Desa Puasana yang
maka semakin tinggi pula kemampuan- dijadikan responden sangat rendah.
nya untuk menerima suatu perubahan Tetapi meskipun pendidikan formal yang
yang bersifat positif atau sesuatu yang di lalui nelayan tangkap sangat rendah
baru. Tidak dipungkiri lagi jika semakin bukanlah suatu masalah bagi mereka,
tinggi pendidikan seseorang maka karena mereka akan tetap belajar lewat
tentunya mempunyai tanggapan yang pengalaman yang pernah mereka lalui
rasional jika dibandingkan dengan orang serta belajar dari pengalaman orang lain,
yang tidak berpendidikan sama skali baik itu dari tetangga maupun dari desa
(Idris, 1992). lain yang sifatnya membangun.
224 http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSEP
melakukan penangkapan, untuk tangkap Desa Puasana dapat di lihat
mengetahui kondisi kesehatan nelayan pada Tabel 3.
J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 2(4) November 2017 225
Isranita et al. – Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan…
Berdasarkan Tabel 5, jenis atap rumah beberapa atau sebagian saja yang
yang di gunakan nelayan tanggkap menggunakannya, dikarenakan menggu-
adalah seng dan rumbiah. Masyarakat nakan atap rumbiah lebih cepat rusak
nelayan tangkap di Desa Puasana dan tidak terlalau lama digunakan.
mayoritas menggunakan jenis atap Seng.
Jenis atap ini memang sudah menjadi c. Jenis Dinding Rumah Tinggal
acuan dalam pembuatan rumah untuk
masyarakat nelayan tangkap. Namun Keluarga nelaya mayoritas memiliki
untuk mendapatkan atap jenis ini harus jenis dinding rumah tinggal permanen
mempunyai biaya yang cukup. Selain sedangkan semi permanen dan non per-
atap jenis seng ada juga yang
manen hanya minoritas saja. untuk lebih
menggunakan atap rumbiah, atap jenis
ini di masyarakat nelayan tangkap hanya jelasnya dapat di lihat pada Tabel 6.
226 http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSEP
menyatakan bahwa masyarakat di Desa d. Lantai Dasar Rumah Tinggal
Puasana mampu memiliki rumah dengan
dinding Permanen. Keluarga nelayan tangkap memiliki
rumah dengan lantai dasar menggunakan
tehel, plester dan tanah. untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada Tabel 7 di
bawah ini.
Lantai dasar rumah dapat dikatakan yang menggunakan lantai dasar rumah
sebagai bagian dasar sebuah rumah, tinggal plester sebanyak 10 orang dan
yang memiliki peran penting untuk yang menggunakan lantai dasar tanah
memperkuat rumah atau ruang. Lantai sebanyak 3 orang dari 24 orang nelayan
berfungsi untuk menunjang aktivitas tangkap. Hal ini menunjukan bahwa
sehari-harinya seperti berjalan, keluarga nelayan tangkap masih banyak
menyimpan barang dan sebagainya. menggunakan lantai dasar keramik
Lantai dasar rumah juga di bagi dalam ketimbang menggunakan plaster.
beberapa jenis, diantaranya keramik,
plester, marmer, kayu dan tanah. 5. Alat Transportasi Nelayan tangkap
Masyarakat nelayan tangkap di Desa
Puasana jenis lantai dasar rumah hanya Jenis alat transportasi yang digunakan
keramik, plester dan tanah. Masyarakat nelayan Tangkap dapat dilihat pada
nelayan tangkap kebanyakan dengan Tabel 9.
menggunakan keramik sebanyak 11,
J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 2(4) November 2017 227
Isranita et al. – Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan…
Tabel 9 Alat transportasi nelayan tangkap di Desa Puasana Kecamatan Moramo Utara
No Transportasi Responden Persentase (%)
1 Sepeda 1 4,17
2 Motor 19 79,2
3 Mobil 0 0
4 tidak memiliki transportasi 4 16,7
Jumlah 24 100
Sumber: Data primer setelah diolah, 2017
Tabel 10 Interaksi sosial nelayan tangkap di Desa Puasana Kecamatan Moramo Utara
No Pernyataan Responden (orang) Persentase (%)
1 Ikut terus 18 75
2 Kadang-kadang 4 16,67
3 Tidak Pernah ikut 2 8,3
Jumlah 24 100
Sumber: Data primer setelah diolah, 2017
Interaksi sosial nelayan tangkap yaitu Dalam rapat tersebut sebagian nelayan
hubungan antara nelayan yang satu sangat aktif untuk menghadiri rapat, dan
dengan yang lainnya, atau hubungan ada juga yang tidak sempat hadir atau
dengan kelompok nelayan tangkap tidak hadir sama sekali dengan alasan
dengan kelompok nelayan tangkap yang tertentu. Adapun pernyataan nelayan
lain. Dengan adanya hubungan ini, tangkap berdasarkan Tabel 10
nelayan tangkap dapat berkontak menunjukan bahwa semangant untuk
langsung dengan masyarakat guna mengikuti kegiatan atau melakukan
memperat hubungan antar sesama interaksi dengan masyarakat nelayan
manusia. Seperti halnya di Desa Puasana tangkap yang lain sangat berambisi, atau
Masyarakat nelayan tangkap ada mayoritas mengikuti terus kegiatan
beberapa individu dan kelompok nelayan tersebut.
yang melakukan sebuah organanisasi
nelayan yang di namakan dengan 7. Media Berita
Koperasi Nelayan. Untuk memperat
hubungan antar sesama nelayan Ketua Media yang digunakan masyarakat
Koperasi nelayan mengadakan rapat nelayan tangkap di Desa Puasana dapat
koperasi sekali dalam satu seminggu. dilihat pada Tabel 11i. Media merupakan
228 http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSEP
suatu yang digunakan masyarakat media Televisi. Hal ini sesuai dengan
nelayan Tangkap di Desa Puasana untuk kategori tingkat kesejahteraan menurut
memperoleh informasi. Dalam BKKBN (2016) dan masuk dalam
memperoleh berita atau informasi mas- kategori keluarga sejahtera III yaitu
yarakat nelayan tangkap menggunakan keluarga yang sudah dapat memenuhi
beberapa jenis media diantaranya media beberapa indikator.
Koran, Radio dan Televisi. Menurut
Tabel 11 menunjukan Masyarakat
nelayan tangkap di Desa Puasana
mayoritas memperoleh berita melalui
J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 2(4) November 2017 229
Isranita et al. – Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan…
230 http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSEP
2. Golongan penerimaan tinggi adalah DAFTAR PUSTAKA
jika penerimaan rata-rata antara
Rp2.500.000-Rp3.500.000per bulan Astuti W.A. 2013. Peran Ibu Rumah
3. Golongan penerimaan sedang adalah Tangga Dalam Meningkatkan
jika penerimaan rata-rata antara Pendapatan Kesejahteraan
Rp1.500.000-Rp2.500.000 per bulan Keluarga. Jurusan Pendidikan
4. Golongan penerimaan rendah adalah Luar Sekolah Fakultas Ilmu
jika penerimaan rata-rata Pendidikan. Skripsi. Universitas
Rp1.500.000 per bulan. Negeri. Semarang.
BKKBN. 2016. Indikator Kesejahteraan
SIMPULAN Rakyat (Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional)
Berdasarkan hasil dan pembahasan Nasional. Jakarta.
mengenai kondisi sosial ekonomi BPS. 2012. Indikator Kesejahteraan
masyarakat nelayan Desa Puasana Rakyat. Badan Pusat Statistik
Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Sultra. Kendari.
Konawe Selatan dapat disimpulkan . 2014. Analisis Perkembangan
bahwa kondisi sosial masyarakat nelayan Statistik Ketenagakerjaan
yang ditunjukan adalah umur nelayan (Laporan Sosial Indonesia).
didominasi usia produktif dengan Badan Pusat Statistik. Jakarta.
kesehatan yang cukup baik. Jenjang Dumairy. 2002. Perekonomian
pendidikan yang ditempuh adalah Indonesia. Erlangga. Jakarta.
pendidikan formal. Status rumah yang Frick H & Widmer P. 2006.
ditempati adalah milik sendiri yang Membangun, Membentuk dan
luasnya 7m x 5m menggunakan atap Menghuni. Yogyakarta: Kanisius
seng, dinding permanen dan lantai dasar Idrii Z. 1992. Pengantar Pendidikan I.
rumah umumnya menggunakan keramik. Gramedia. Jakarta.
Jenis transportasi yang digunakan Passaribu A.M & Djumran Y.A. 2005.
nelayan lebih banyak menggunakan Perencanaan dan Evaluasi
kendaraan bermotor. Interaksi sosial Proyek Perikanan. Lephas
antar nelayan cukup baik. Nelayan (Hasanuddin University Press).
tersebut memperoleh berita lebih banyak Makassar.
dari siaran TV. Kondisi ekonomi yang Soeharjo A & Patong D. 1973. Sendi-
ditunjukan yaitu Mata pencaharian Sendi Pokok Ilmu Usaha Tani.
utama masyarakat adalah sebagai nela- Departemen Ilmu-ilmu Sosial
yan karena pendapatan yang diperoleh Ekonomi UNSTART. Manado.
lebih besar dibandingkan dengan jenis Soekidjo N. 2007. Promosi Kesehatan
pekerjaan lainnya, yaitu sebesar dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.
Rp2.210.000/bulan. Penerimaan seperti Jakarta.
ini dapat menang-gung jumlah anggota Sugiono. 2010. Metode Penelitian
keluarga 4 orang. Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D).Alfabeta. Bandung.
J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 2(4) November 2017 231